Jumlah Pertemuan 2
Fase Capaian E
Profil Pelajar Pancasila Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
berakhlak Mulia, Mandiri, Bernalar Kritis, dan Kreatif
https://sarprasling.unair.ac.id/
2021/02/26/pedoman-prosedur-
penanganan-keadaan-darurat/
RINGKASAN MATERI
A. JENIS BAHAYA DALAM K3
29 November 2018
By Marketing
Posted In News Info
B. Pengertian (Definisi) Bahaya dan 5 Faktor Bahaya K3 di Tempat Kerja
Pengertian (definisi) bahaya (hazard) ialah semua sumber, situasi ataupun aktivitas yang
berpotensi menimbulkan cedera (kecelakaan kerja) dan atau penyakit akibat kerja (PAK)
– definisi berdasarkan OHSAS 18001:2007.
Secara umum terdapat 5 (lima) faktor bahaya K3 di tempat kerja, antara lain : faktor
bahaya biologi(s), faktor bahaya kimia, faktor bahaya fisik/mekanik, faktor bahaya
biomekanik serta faktor bahaya sosial-psikologis. Tabel di bawah merupakan daftar singkat
bahaya dari faktor-faktor bahaya di atas :
Ilustrasi
Faktor Bahaya Biologi 1. Jamur.
2. Virus.
3. Bakteri.
4. Tanaman.
5. Binatang.
Faktor Bahaya Kimia 1. Bahan/Material/Cairan/Gas/Debu/Uap Berbahaya
2. Beracun.
3. Reaktif.
4. Radioaktif.
5. Mudah Meledak.
6. Mudah Terbakar/Menyala.
7. Iritan.
8. Korosif.
Faktor Bahaya Fisik/Mekanik 1. Ketinggian.
2. Konstruksi (Infrastruktur).
3. Mesin/Alat/Kendaraan/Alat Berat.
4. Ruangan Terbatas (Terkurung).
5. Tekanan.
6. Kebisingan.
7. Suhu.
8. Cahaya.
9. Listrik.
10. Getaran.
11. Radiasi.
Faktor Bahaya Biomekanik 1. Gerakan Berulang.
2. Postur/Posisi Kerja.
3. Pengangkutan Manual.
4. Desain tempat kerja/alat/mesin.
Faktor Bahaya Sosial-Psikologis 1. Stress.
2. Kekerasan.
3. Pelecehan.
4. Pengucilan.
5. Intimidasi.
6. Emosi Negatif.
Sumber: http://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.co.id/
Artikel Safety
November 25, 2015
C. 10 Poin Penting Yang Harus Dipahami Pekerja Tentang Perencanaan
Tanggap Darurat
Setiap industri dengan lingkungan kerja yang kompleks tentunya tidak dapat
terhindarkan dari segala bentuk risiko bahaya, baik disebabkan bencana alam atau
kegiatan manusia. Hal ini dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan, terganggunya
kestabilan keamanan, keselamatan, dan kesehatan kerja.
Kondisi inilah yang pada akhirnya akan berdampak pada munculnya situasi yang
tidak normal (keadaan darurat). Untuk itu, dalam rangka meminimalisasi kerugian, baik
materi maupun nonmateri, maka diperlukan adanya langkah pencegahan dan
pengendalian bahaya. Salah satunya dengan membuat perencanaan tanggap darurat.
Sistem konkret ini merupakan bentuk persiapan awal dalam rangka menghadapi
keadaan darurat.
Perusahaan harus memiliki prosedur untuk menghadapi keadaan darurat atau
bencana, yang diuji secara berkala untuk mengetahui keandalan pada saat kejadian
yang sebenarnya. − PERMENAKER No. PER. 05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Persiapan keadaan darurat merupakan tanggung jawab semua tenaga kerja.
Perencanaan dan persiapan keadaan darurat, tidak bisa terlepas dari peran manajemen
puncak dalam perencanaan dan penetapan kebijakan dan komitmen tinggi dalam
mencegah dan menanggulangi keadaan darurat. Dengan membuat perencanaan
tanggap darurat, maka secara tidak langsung perusahaan telah terlibat aktif dan peduli
pada terciptanya stabilitas keamanan dan keselamatan kerja perusahaan.
10 Poin Penting Tentang Perencanaan Tanggap Darurat
1. Apa yang dimaksud dengan keadaan darurat?
Sumber: wkmi.com
Keadaan darurat adalah kejadian atau insiden tidak terduga atau tidak direncanakan
yang berakibat membahayakan manusia; mengganggu kelancaran operasi; atau
mengakibatkan kerusakan fisik atau lingkungan, yang harus dicegah dan
ditanggulangi secara cepat dan tepat agar akibat yang ditimbulkannya dapat ditekan
sekecil mungkin. Contoh keadaan darurat meliputi:
Ledakan pada tangki, bin, silo, dll.
Gangguan keamanan sipil (ancaman
Bencana alam (banjir, gempa bumi,
bom, perampokan, demonstrasi,
badai, gunung meletus, dll.)
huru-hara)
Kebakaran
Kekerasan di tempat kerja yang
Kebocoran gas beracun
menimbulkan cedera fisik dan
Tumpahan bahan kimia
trauma
Kecelakaan/ keracunan massal.
2. Bagaimana cara melindungi diri sendiri, karyawan dan kegiatan bisnis saat terjadi
keadaan darurat?
Cara terbaik adalah dengan membuat perencanaan tanggap darurat sebagai langkah
persiapan dan penanggulangan keadaan darurat. Hanya sedikit orang yang dapat
berpikir secara jernih dan logis saat keadaan darurat terjadi, maka sangat penting
bagi manajemen dan seluruh pekerja untuk merencanakan dan menerapkan
prosedur tanggap darurat di perusahaan.
Dapat Anda bayangkan jika Anda sebagai pengusaha menjalankan sebuah bisnis dan
tidak memiliki perencanaan tanggap darurat, hal ini terlalu berisiko jika Anda
kehilangan segalanya hanya dalam semalam.
3. Apa itu perencanaan tanggap darurat?
Perencanaan atau rencana tanggap darurat merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan tim manajemen dan pekerja yang bertujuan untuk mengantisipasi
datangnya keadaan darurat sehingga semua orang di tempat kerja mengetahui hal-
hal apa saja yang harus dilakukan untuk selamat.
Tujuan perencanaan tanggap darurat ini adalah untuk membimbing setiap individu
yang berada pada situasi kecelakaan atau keadaan darurat guna mencegah atau
meminimalkan cedera, kerusakan aset serta kerugian material. Dapat juga mencegah
atau meminimalkan dampak lingkungan akibat kecelakaan atau keadaan darurat
tersebut.
4. Hal apa saja yang harus ada dalam perencanaan tanggap darurat?
Ketika Anda mengembangkan perencanaan tanggap darurat di perusahaan, hal
pertama yang harus Anda lakukan adalah mengidentifikasi potensi bahaya yang
kemungkinan terjadi di tempat kerja, yang dapat menimbulkan keadaan darurat. Jika
Anda memiliki lebih dari satu area kerja dengan kegiatan berbeda-beda, maka setiap
lokasi harus memiliki rencana tanggap darurat.
Menurut OSHA, perencanaan tanggap darurat minimal harus mencakup hal-hal
sebagai berikut:
Prosedur pelaporan kecelakaan, kebakaran, atau keadaan darurat lainnya
Kebijakan dan prosedur evakuasi, mencakup jalur evakuasi, tim evakuasi (floor
warden) di setiap lantai, denah evakuasi atau sarana evakuasi lainnya.
Skema atau daftar nomor telepon penting yang harus dihubungi saat keadaan
darurat
Prosedur tindakan darurat mulai dari pra kejadian, saat terjadi keadaan darurat,
dan pasca kejadian. Prosedur juga mencakup pembahasan tentang peralatan
darurat, peralatan pemadam kebakaran, alarm, peralatan P3K, hingga
prosedur emergency shutdown. Sistem emergency shutdown adalah suatu
sistem yang digunakan dalam industri perminyakan sebagai sistem pelindung
(safety) dari bahaya-bahaya seperti kebakaran, dan tekanan berlebih yang dapat
menyebabkan ledakan. Biasanya sistem ini beroperasi apabila keadaan darurat
dengan mematikan sistem proses.
Susunan tim tanggap darurat mencakup koordinator, tim evakuasi, petugas P3k,
dan petugas lain yang diperlukan.
Penentuan lokasi tempat berkumpul (assembly point) dan prosedur pelaporan yang
menyatakan bahwa semua pekerja sudah dievakuasi juga perlu dipertimbangkan.
5. Bagaimana cara memberitahu atau mengingatkan pekerja dan penghuni bangunan
lain saat terjadi keadaan darurat?
POSTER K3 NADA DARURAT
Perencanaan tanggap darurat yang dibuat harus mencakup cara memperingatkan
atau memberitahu seluruh pekerja, tamu dan pihak yang berada di dalam gedung
tentang terjadinya keadaan darurat. Langkah-langkah yang sebaiknya Anda lakukan
antara lain:
Memasang alarm sebagai tanda terjadinya keadaan darurat dan pastikan seluruh
pekerja mengetahui sinyal alarm keadaan darurat
Merancang sistem komunikasi darurat untuk menyampaikan informasi keadaan
darurat dan menghindari kesimpangsiuran informasi
Memastikan bahwa alarm dapat didengar dan kotak alarm dalam keadaan baik
dan lokasinya bebas hambatan. Pastikan pekerja yang menemukan keadaan
darurat harus membunyikan alarm.
6. Apa saja langkah dalam menyiapkan perencanaan tanggap darurat?
Menyiapkan perencanaan tanggap darurat harus disesuaikan dengan kondisi serta
kebutuhan yang ada di tempat kerja Anda. Secara umum, langkah-langkah
menyiapkan rencana tanggap darurat terbagi menjadi lima, diantaranya:
Identifikasi bahaya yang berpotensi menimbulkan keadaan darurat − Anda harus
mengidentifikasi secara spesifik akan potensi bahaya berdasarkan tipe
kegiatannya. Sebagai contoh, jika Anda bekerja di perkantoran, maka kebakaran
merupakan potensi risiko yang bisa terjadi.
Langkah-langkah pencegahan − Tindakan pencegahan harus dirancang secara
detail dan jelas untuk setiap jenis potensi bahaya. Misalnya membuat langkah
pencegahan kebakaran, ledakan, atau tumpahan bahan kimia.
Perencanaan tanggap darurat − Perusahaan harus menentukan satu atau lebih
perencanaan darurat yang didasarkan pada kompleksitas serta kebutuhan.
Pastikan semua pekerja mengetahui perencanaan tanggap darurat ini. Penting
bagi mereka untuk mengetahui tindakan pencegahan dan apa yang harus
dilakukan saat keadaan darurat terjadi.
Pelatihan dan uji coba − Perusahaan harus melatih para pekerjanya tentang
langkah-langkah pencegahan dan perencanaan tanggap darurat. Pelatihan secara
berkala harus dilakukan untuk memastikan pekerja melakukan tindakan sesuai
dengan perencanaan darurat yang ditetapkan.
Evaluasi dan perbaikan − Anda harus memperhitungkan kesenjangan antara
perencanaan tanggap darurat dan hasil uji coba yang telah dilakukan. Bila dalam
perencanaan tanggap darurat masih terdapat kekurangan atau tidak sesuai yang
diharapkan, maka perbaikan dalam perencanaan tanggap darurat perlu dilakukan.
7. Bagaimana cara membuat prosedur dan menentukan jalur evakuasi?
Sebuah prosedur evakuasi yang tidak jelas dapat menimbulkan kebingungan, cedera,
dan kerusakan aset perusahaan. Itulah sebabnya ketika mengembangkan
perencanaan tanggap darurat, penting bagi Anda untuk menentukan hal-hal sebagai
berikut:
Menentukan kondisi apa saja yang memerlukan evakuasi
Menentukan tim evakuasi / floor warden (kapten lantai) untuk membantu
proses evakuasi berjalan lancar dan aman
Prosedur evakuasi yang jelas dan rinci, termasuk penentuan jalur dan jalan
keluar menuju tempat berkumpul. Jalur evakuasi harus mudah dipahami, tidak
rumit, dan mudah diakses. Jalur evakuasi yang digunakan harus memuat tanda
petunjuk arah keluar dan dilengkapi sarana pendukung lainnya.
Prosedur evakuasi harus membantu penyandang disabilitas
Mempertimbangkan kebutuhan transportasi untuk evakuasi banyak pekerja.
8. Apa peran koordinator tanggap darurat dan tim evakuasi dalam keadaan darurat?
Ketika menyusun perencanaan tanggap darurat, Anda mungkin memilih individu
yang bertanggung jawab untuk memimpin dan mengkoordinasikan rencana tanggap
darurat dan evakuasi. Sangat penting bagi pekerja untuk mengetahui siapa yang
menjadi koordinator dan memahami bahwa petugas tersebut memiliki wewenang
untuk membuat keputusan selama keadaan darurat.
Koodinator rencana tanggap darurat bertanggung jawab untuk:
Menilai situasi untuk menentukan apakah keadaan darurat membutuhkan
aktivasi prosedur darurat
Mengawasi semua upaya penanggulangan keadaan darurat di seluruh area,
termasuk kegiatan evakuasi
Mengkoordinasikan layanan darurat dengan pihak luar, seperti bantuan medis
dan departemen pemadam kebakaran setempat dan memastikan bahwa mereka
tersedia dan diberitahu bila diperlukan
Mengarahkan penutupan operasional pabrik apabila diperlukan.
Selain koordinator rencana tanggap darurat, mungkin Anda juga perlu menentukan
tim evakuasi atau floor warden untuk membantu evakuasi para pekerja, tamu dan
pihak lain yang ada di lingkungan perusahaan ke tempat yang lebih aman (assembly
point). Umumnya, setiap satu floor warden (kapten lantai) disediakan untuk
mengevakuasi 20 orang dan mereka harus selalu siap setiap saat selama jam kerja.
Pastikan kapten lantai memahami tugas dan tanggung jawabnya dalam proses
evakuasi.
9. Pertolongan medis seperti apa yang harus dipersiapkan saat keadaan darurat?
Jika perusahaan Anda tidak memiliki program kesehatan formal, Anda tetap perlu
merancang cara-cara untuk memberikan pelayanan medis dan pertolongan pertama
saat keadaan darurat terjadi. Jika fasilitas medis tersedia dekat tempat kerja Anda
(pihak ketiga di luar perusahaan), Anda dapat bekerja sama dengan mereka untuk
menangani kasus-kasus darurat.
Bila hal tersebut tidak memungkinkan, pastikan pekerja yang Anda tunjuk sebagai tim
P3K telah melakukan pelatihan P3K yang memadai. Konsultasikan dengan ahli P3K
atau petugas medis tentang sarana dan prasarana P3K apa saja yang sebaiknya ada di
lingkungan perusahaan untuk persiapan keadaan darurat.
9. Jenis pelatihan tanggap darurat seperti apa yang dibutuhkan pekerja? Seberapa
sering pelatihan diberikan?
Perencanaan dan penyusunan program pelatihan merupakan kunci keberhasilan
dalam pelaksanaan ke depannya. Pertama, Anda harus mengidentifikasi kebutuhan
pelatihan. Untuk menentukan kebutuhan pelatihan, ada beberapa hal yang perlu
Anda pertimbangkan antara lain ukuran tempat kerja, jumlah tenaga kerja, aktivitas
kerja, material yang ditangani, dan ketersediaan sumber daya di dalam atau di luar
tempat kerja.
Umumnya, pelatihan tanggap darurat bagi pekerja mencakup hal-hal sebagai berikut:
Peran dan tanggung jawab individu/ pekerja yang ditunjuk jadi tim tanggap
darurat
Ancaman, bahaya, dan tindakan protektif yang harus dilakukan
Prosedur pemberitahuan, peringatan, dan komunikasi
Prosedur tanggap darurat
Prosedur evakuasi
Lokasi dan penggunaan alat pemadam kebakaran, kotak alarm, pintu darurat,
alat bantu pernapasan, tempat membilas mata, dan semua peralatan darurat
lain
Prosedur emergency shutdown.
Anda juga bisa menambahkan pelatihan pertolongan pertama, termasuk resusitasi
jantung paru, tindakan pertolongan pada gangguan kesadaran, gangguan
pernapasan, syok dan pingsan, keracunan, dll.
Setelah semua pekerja mendapatkan pelatihan tanggap darurat yang memadai, Anda
bisa mengadakan pelatihan secara berkala tergantung besaran risiko yang ada di
perusahaan Anda. Melalui pelatihan tersebut, Anda dapat mengukur efektivitas
rencana tanggap darurat yang telah Anda buat dan melakukan perbaikan
berkelanjutan.
Seluruh prosedur tanggap darurat mencakup pra kejadian, saat terjadi keadaan
darurat hingga pasca kejadian harus dikomunikasikan penuh dan dipahami oleh
seluruh pekerja sehingga dapat diperoleh pencapaian kondisi terkendali dan aman.
Bagaimana dengan perencanaan tanggap darurat di perusahaan Anda, sobat
pro safety?
Semoga Bermanfaat, Salam Safety!
Sumber: www.SafetySign.co.id
16 Maret 2017
7.3. Pelaksanaan
7.3.1. Penanganan Kejadian Bahaya Kebakaran Atau Ledakan
1. Jangan Panik, Usahakan tetap tenang
1. a. Ingat setiap kepanikan akan mengurangi daya fikir dan gerak anda b.
Pastikan lokasi kebakaran
2. c. Keluarlah menuju titik kumpul (assembly point)
1. Jangan menggunakan lift
2. Bunyikan alarm
1. a. Alarm dibunyikan guna memberitahukan kebakaran dan melakukan
tindakan pengamanan.
2. b. Usahakan melokalisir / membatasi daerah kebakaran guna mencegah
menjalarnya api lebih luas.
3. Pergunakan alat pemadam api ringan ( APAR )
1. a. Kecepatan, keamanan dan ketepatan menggunakan APAR akan
berpengaruh dalam pemadam kebakaran.
2. b. Jika api masih berkobar / membesar, segera usahakan pemadam api
dengan peralatan yang lebih memadai.
3. c. Hindari menjadi korban yang sia – sia akibat kecerobohan diri sendiri
sehingga terjebak dalam kebakaran api.
TUGAS MANDIRI
1. Apa yang Anda lakukan jika terjadi keadaan darurat di kantor Anda seperti
kebakarankandas ?
2. Peralatan apa saja yang anda bisa gunakan jika terjadi kebakaran di ruangan
praktekkapal ?
3. Siapa yang dihubungi jika ada masalah kegagalan listrik di kantor ?
E. Pengertian 5R: Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin dan Manfaat
Pengertian 5R: Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin dan Manfaat – Seringkali kita
mendapati ketidakteraturan dalam lingkungan dimana kita berada saat ini melihat
ketidakteraturan tersebut, yang kita rasakan adalah ketidaknyamanan, hal ini
tentulah sangat menganggu konsentrasi kita dalam melakukan suatu pekerjaan,
ketika ketidakteraturan tersebut berubah menjadi suatu kebiasaan, maka hal
tersebut mempengaruhi budaya kerja kita ke depannya. Solusi untuk masalah
ketidakteraturan ini adalah dengan menerapkan Konsep 5R.
Pengertia 5R
Ringkas
Ringkas adalah memisahkan segala sesuatu yang diperlukan dan menyingkirkan yang
tidak diperlukan dari tempat kerja, mengetahui benda mana yang tidak digunakanlagi
dan mana yang akan disimpan, serta bagaimana cara menyimpannya supaya dapat
mudah diakses terbukti sangat berguna bagi perusahaan.
Manfaat yang Didapat Dalam Penerapan Ringkas
1. Mengetahui Jumlah Fisik Barang yang Terdapat di Lingkungan Kerja
Dengan melakukan aktifitas ringkas secara tidak langsung seseorang atau
karyawan akan selalu melakukan cek dan ricek akan barang-barang yang ada
di lingkungan kerja. Hal ini juga dapat digunakan sebagai acuan dalam
permintaan barang dan meminimalisir kehilangan atau kerusakan akan
suatu barang.
Rapi
Prinsip rapi adalah menyimpan barang sesuai dengan tempatnya. Kerapian adalah hal
mengenai sebagaimana cepat kita meletakkan barang dan mendapatkannya kembali
pada saat diperlukan dengan mudah. Perusahaan tidak boleh asal-asalan dalam
memutuskan dimana benda-benda harus diletakkan untuk mempercepat waktu dalam
memperoleh barang tersebut.
2. Label
Pemberian label-label terhadap barang-barang yang digunakan dalam proses
kerja. Hal tersebut memberikan manfaat terhadap karyawan untuk mengenali
dan mempermudah dalam mencari sebuah barang yang akan digunakan.
3. Garis-garis Batas
Adanya garis batas di tempat kerja agar barang-barang yang ada tidak
berpindah tempat serta membuat semua karyawan yang ada di tempat kerja
menjadi taat akan aturan rapih.
4. Instruksi
Trainer memberikan intruksi kepada peserta untuk melakukan ringkas atau
mendata barang yang diperlukan untuk alat tulis (5 Menit).
Tugas Rapi
Trainer memberikan instruksi kepada peserta untuk mengelompokkan benda-
benda sesuai dengan fungsinya untuk kebersihan, makan, dan alat tulis (7 Menit)
Sapu,piring, pengki/serokan, gunting, pulpen, pel, sendok, garpu, buku, penggaris,
pensil, ember, gelas, tissue, kemoceng.
Resik
Prinsip resik adalah membersihkan tempat/ lingkungan kerja, mesin/ peralatan, dan
barang-barang agar tidak terdapat debu, kotoran dan bau. Kebersihan harus
dilaksanakan dan dibiasakan oleh setiap orang mulai dari pimpinan hingga pelaksana/
operator yang ada.
2. Penanggung Jawab
Dengan adanya penanggung jawab membuat karyawan menjadi berkomitmen
terhadap apa yang ditugaskan (khususnya kegiatan resik).
Rajin
Rajin terciptany adari kebiasaan pribadi karyawan untuk menjaga dan meningkatkan
apa yang sudah dicapai, rajin di tempat kerja berarti kebiasaan positif di tempat kerja.
Apa yang sudah baik harus selalu dalam keadaan prima setiap saat, prinsip rajin di
tempat kerja adalah kerjakan apa yang harus dikerjakan serta jangan melakukan apa
yang tidak boleh dilakukan.
2. Teladan Atasan
Hal yang paling mendasar dalam penerapan rajin adalah contoh dari atasan. Ini
berdasarkan apa yang dapat dilihat dalam lingkungan dimana seorang anak
balita mampu melakukan pergerakan setelah mendapat contoh dari orang
tuanya. Apabila atasan tidak mampu memberikan contoh yang baik juga
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan kerjanya. Oleh karena itu
dibutuhkan contoh yang baik dari atasan agar mampu mendorong karyawan
berbuat lebih baik.
https://fungsi.co.id/pengertian-5r/
2021
Instruksi Tugas :
Kerjakan secara mandiri dengan memanfaatkan fasilitas internet, carilah minimal 1 (satu)
foto/gambar Praktik bekerja yang aman,bahaya bahaya ditempat kerja, prosedur
penanganan keadaan darurat ditempat kerja, dan penerapan 5 R ditempat kerja atau
dikehidupan sehari-hari, jangan lupa cantumkan sumber informasi internetnya!
Sumber : ...............
2
Sumber : ...............
3
Sumber : ...............
No Bahaya-bahaya ditempat kerja Gambar dan Keterangannya
4
Sumber : ...............
5
Sumber : ...............
6
Sumber : ...............
7
Sumber : ...............
8
Sumber : ...............
9
Sumber : ...............
10
Sumber : ...............
No Prosedur keadaan darurat Gambar dan Keterangannya
ditempat kerja
11
Sumber : ...............
12
Sumber : ...............
13
Sumber : ...............
No Penerapan 5 R di tempat kerja Gambar dan Keterangannya
atau dikehidupan sehari-hari
Sumber : ...............
Sumber : ...............
Sumber : ...............
Sumber : ...............
Sumber : ...............
RUBRIK ASESMEN PRESENTASI HASIL AKTIVITAS PRAKTIK 1
INSTRUMEN PENILAIAN: PROSES DAN PRODUK
ASPEK Belum Kompeten (0-6) Cukup Kompeten (6-7) Kompeten (8-9) Sangat Kompeten (10)
Proses presentasi Peserta didik tidak mampu Peserta didik mampu Peserta didik mampu Peserta didik mampu
hasil mempresentasikan hasil mempresentasikan hasil observasi mempresentasikan hasil observasi mempresentasikan hasil
observasi namun dengan sikap yang kurang dengan sikap yang baik namun observasi dengan sikap yang
baik tidak mampu berdiskusi baik dan mampu berdiskusi
Hasil pencarian Peserta didik mampu Peserta didik mampu Peserta didik mampu Peserta didik mampu
informasi terkait mendapatkan informasi kurang mendapatkan informasi 2 jenis mendapatkan informasi 3 jenis mendapatkan informasi 4 jenis
K3LH dari 2 tentang K3LH K3LH dengan tepat K3LH dengan tepat K3LH dengan tepat
Keterangan :
Siswa yang belum kompeten maka harus mengikuti pembelajaran remediasi.
Siswa yang cukup kompeten diperbolehkan untuk memperbaiki pekerjaannya sehingga mencapai level kompeten
FORM ANALISIS PENERAPAN 5 R DIKEHIDUPAN SEHARI-HARI ATAU
DITEMPAT KERJA
5. Rajin, pemeliharaan
kedisiplinan pribadi masing-
masing pekerja dalam
menjalankan seluruh tahapan
5S/ 5R
Keterangan : dapat dilakukan melalui respon tertulis oleh masing-masing siswa atau
dituliskan di papan tulis
Ringkasan yang kalian peroleh, mengapa perusahaan atau tempat kerja tersebut sudah
menerapkan 5 R
RUBRIK ASESMEN PRESENTASI HASIL AKTIVITAS PRAKTIK 2
INSTRUMEN PENILAIAN: PROSES DAN PRODUK
ASPEK Belum Kompeten (0-6) Cukup Kompeten (6-7) Kompeten (8-9) Sangat Kompeten (10)
Proses presentasi Peserta didik tidak mampu Peserta didik mampu Peserta didik mampu Peserta didik mampu
hasil mempresentasikan hasil mempresentasikan hasil observasi mempresentasikan hasil mempresentasikan hasil
observasi namun dengan sikap yang kurang observasi dengan sikap yang baik observasi dengan sikap yang
baik namun tidak mampu berdiskusi baik dan mampu berdiskusi
ringkasan Peserta didik tidak mampu Peserta didik mampu Peserta didik mampu Peserta didik mampu
menemukan petunjuk 5 R menemukan petunjuk menemukan petunjuk 5R dan menyajikan seluruh petujuk 5
5 R dan memberikan ringkasannya memberikan ringkasannya R lengkap ringkasan rapid an
dilengkapi alasannya alasannya tepat
Keterangan :
Siswa yang belum kompeten maka harus mengikuti pembelajaran remediasi.
Siswa yang cukup kompeten diperbolehkan untuk memperbaiki pekerjaannya sehingga mencapai level kompeten
PEMBELAJARAN REMEDIASI
Siswa melakukan
• Penerapan 5 R
• Membuat uraian penerapan 5 R dikehidupan sehari-hari