Pertemuan 9 - Sak0203 - Perpajakan 2
Pertemuan 9 - Sak0203 - Perpajakan 2
PERTEMUAN KE-9
A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
B. URAIAN MATERI
Perpajakan 2 108
Universitas Pamulang Akuntansi S-1
barang atau yang disebut consignor kepada penerima barang atau yang
disebut consignee secara konsinyasi, terjadi pada saat:
4) Barang Kena Pajak berupa persediaan dan/ atau aktiva yang menurut
tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat
pembubaran perusahaan terjadi, yaitu pada saat yang terjadi lebih dahulu
di antara saat:
Perpajakan 2 109
Universitas Pamulang Akuntansi S-1
Perpajakan 2 110
Universitas Pamulang Akuntansi S-1
8) Impor Barang Kena Pajak terjadi pada saat Barang Kena Pajak tersebut
dimasukkan ke dalam Daerah Pabean
9) Penyerahan Jasa Kena Pajak terjadi pada saat :
a) harga atas penyerahan Jasa Kena Pajak diakui sebagai piutang atau
penghasilan, atau pada saat diterbitkan faktur penjualan oleh
Pengusaha Kena Pajak, sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum dan diterapkan secara konsisten
10) Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/ atau Jasa Kena
Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean, terjadi pada saat
yang lebih dahulu terjadi di antara saat:
a) harga perolehan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/ atau Jasa
Perpajakan 2 111
Universitas Pamulang Akuntansi S-1
Kena Pajak terse but dinyatakan sebagai utang oleh pihak yang
memanfaatkannya
b) Penggantian atas Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/ atau Jasa
Kena Pajak terse but ditagih oleh pihak yang menyerahkannya; atau
11) Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/ atau Jasa Kena
Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean terjadi pada
tanggal ditandatanganinya kontrak atau perjanjian, dalam hal saat
terjadinya pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau
Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean tidak
diketahui.
12) Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud terjadi pada saat Barang Kena
Pajak dikeluarkan dari Daerah Pabean
13) Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud sebagaimana terjadi pada
saat Penggantian atas Barang Kena Pajak Tidak Berwujud yang diekspor
tersebut dicatat atau diakui sebagai piutang atau penghasilan
14) Ekspor Jasa Kena Pajak terjadi pada saat Penggantian atas jasa yang
diekspor tersebut dicatat atau diakui sebagai piutang atau penghasilan”.
Penjelasan :
Perpajakan 2 112
Universitas Pamulang Akuntansi S-1
Ilustrasi 1
Perpajakan 2 113
Universitas Pamulang Akuntansi S-1
Ilustrasi 2
Penjelasan :
Apabila Pengusaha Kena Pajak terutang pajak pada lebih dari 1 (satu) tempat
kegiatan usaha, Pengusaha Kena Pajak tersebut dalam pemenuhan
kewajiban perpajakannya dapat menyampaikan pemberitahuan secara
tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak untuk memilih 1 (satu) tempat atau
lebih sebagai tempat terutangnya pajak.
c. Dalam hal impor, terutangnya pajak terjadi di tempat Barang Kena Pajak
dimasukkan dan dipungut melalui Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
d. Orang pribadi atau badan yang memanfaatkan Barang Kena Pajak Tidak
Berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam
Daerah Pabean terutang pajak di tempat tinggal atau tempat kedudukan
dan/atau tempat kegiatan usaha
Penjelasan : Orang pribadi atau badan baik sebagai Pengusaha Kena Pajak
Perpajakan 2 114
Universitas Pamulang Akuntansi S-1
a. “Pengusaha Kena Pajak yang memiliki lebih dari 1 (satu) Tempat Pajak
Pertambahan Nilai Terutang dapat memilih 1 (satu) tempat atau lebih sebagai
Tempat Pemusatan Pajak Pertambahan Nilai Terutang
e. Tempat tinggal atau tempat kedudukan dan/atau tempat kegiatan usaha yang:
Perpajakan 2 115
Universitas Pamulang Akuntansi S-1
f. Tempat Pajak Pertambahan Nilai Terutang yang secara nyata tidak memiliki
kegiatan usaha dan/atau tidak melakukan kegiatan administrasi penyerahan
dan administrasi keuangan, tidak dapat dipilih sebagai Tempat Pemusatan
Pajak Pertambahan Nilai Terutang”.
a. “Dalam hal Pengusaha Kena Pajak memilih 1 (satu) tempat atau lebih sebagai
Tempat Pemusatan Pajak Pertambahan Nilai Terutang, Pengusaha Kena
Pajak menyampaikan pemberitahuan secara elektronik kepada Kepala Kanwil
DJP Tempat Pemusatan, dengan tembusan kepada Kepala KPP Terdaftar.
b. Dalam hal saluran elektronik belum tersedia, Pengusaha Kena Pajak dapat
mengajukan pemberitahuan secara tertulis kepada Kepala Kanwil DJP
Tempat Pemusatan, dengan tembusan kepada Kepala KPP Terdaftar.
1) memuat nama, alamat, dan NPWP Pengusaha Kena Pajak pada Tempat
Pajak Pertambahan Nilai Terutang yang dipilih sebagai Tempat
Pemusatan Pajak Pertambahan Nilai Terutang;
2) memuat nama dan NPWP Pengusaha Kena Pajak pada Tempat Pajak
Pertambahan Nilai Terutang yang akan dipusatkan;
Perpajakan 2 116
Universitas Pamulang Akuntansi S-1
10) Apabila jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja sejak pemberitahuan
diterima lengkap telah terlampaui dan Kepala Kanwil DJP Tempat
Pemusatan tidak menerbitkan keputusan, maka:
Perpajakan 2 117
Universitas Pamulang Akuntansi S-1
a. Kepala Kanwil DJP Tempat Pemusatan atas nama Direktur Jenderal Pajak
melakukan pencabutan Tempat Pemusatan Pajak Pertambahan Nilai
Terutang berdasarkan pemberitahuan Pengusaha Kena Pajak atau secara
jabatan.
Perpajakan 2 118
Universitas Pamulang Akuntansi S-1
Pajak berikutnya setelah jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja sejak
pemberitahuan diterima lengkap berakhir.
f. Dalam hal saluran elektronik belum tersedia, Pengusaha Kena Pajak dapat
mengajukan pemberitahuan secara tertulis kepada Kepala Kanwil DJP
Tempat Pemusatan, dengan tembusan kepada Kepala KPP Terdaftar”.
b. Dalam hal saluran elektronik belum tersedia, Pengusaha Kena Pajak dapat
menyampaikan Pemberitahuan Kembali secara tertulis kepada Kepala Kanwil
DJP Tempat Pemusatan.
1) memuat nama, alamat, dan NPWP Pengusaha Kena Pajak pada Tempat
Pajak Pertambahan Nilai Terutang yang telah dipilih sebagai Tempat
Pemusatan Pajak Pertambahan Nilai Terutang; dan
2) memuat nama dan NPWP Pengusaha Kena Pajak pada Tempat Pajak
Pertambahan Nilai Terutang yang telah dipusatkan.
Perpajakan 2 119
Universitas Pamulang Akuntansi S-1
paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak Pemberitahuan Kembali diterima
lengkap.
C. LATIHAN SOAL
Perpajakan 2 120
Universitas Pamulang Akuntansi S-1
D. DAFTAR PUSTAKA
Pemerintah Indonesia. 2009. Undang Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pajak
Pertambahan Nilai. Sekertariat Negara. Jakarta
Perpajakan 2 121