Anda di halaman 1dari 6

Arus direct current (DC) adalah elemen yang dihasilkan oleh reaksi kimia

seperti baterai, akumulator, dan sebagainya. Arus listrik ini memiliki nilai yang
hanya positif atau hanya negative saja, tidak dapat berubah dari positif ke negatif
dan sebaliknya (Ponto, 2018). Arus DC juga memiliki karakter bias. Bias atau
biasing mengatur karakteristik operasi dari sirkuit transistor tertentu, dan biasanya
diatur oleh kondisi saat ini di terminal dasar perangkat. Ada dua bias yang
berbeda jaringan yang biasa terlihat di sirkuit transistor sederhana, namun yang
digunakan untul pembagian tegangan yaitu emitter bias atau self-bias. Bias ini
membutuhkan dua resistor pembagi tegangan (R1 / R2) untuk menetapkan
tegangan bias pada transistor (Carr, 2002).
Pembagi tegangan atau Voltage Divider, yaitu suatu rangkaian sederhana
yang mengubah tegangan relatif besar menjadi lebih kecil dengan satu atau
beberapa tegangan output dalam rangkaian elektronika yang rumit atau kompleks.
Pembagi tegangan ini dapat digunakan untuk membuat tegangan referensi dari
sumber tegangan yang relatif besar memberikan bias terhadap komponen
elektronika aktif, rangkaian penguat, dan sebagainya. Pada prinsipnya rangkaian
pembagi tegangan terdiri dari satu atau lebih komponen yang dirangkai secara seri
dan dihubungkan dengan sumber tegangan sebagai sumber tegangan input (Ponto,
2018).
Unit pengukuran tegangan DC mengadopsi pembagi tegangan konsep
menggunakan komponen kapasitif resistif dan equalizing. Konstanta waktu yang
berkorelasi dengan respons waktu, merupakan indeks penting untuk mengevaluasi
kinerja rangkaian pembagi tegangan. Menurut teknis yang relevan kondisi,
tegangan output sekunder dari pembagi perlu stabil dalam 5 ms (Li et al., 2020).
Rangkaian DC bias pembagi tegangan biasanya memiliki tiga bagian utama yaitu
upper arm berisi resistor, regulator tegangan lengan bawah, dan lengan bawah
sirkuit dc/dc terisolasi. Resistor lengan atas dan lengan bawah sirkuit membentuk
pembagi tegangan aktif (Hu et al., 2018).
Perhitungan voltage drop pada pembagian tegangan dari R1 dan R2 untuk
menjadi V1 dan V2 dilakukan dengan persamaan (Carr, 2002):
VRx
Vx=
R 1+ R 2
Dimana Vx adalah V1 dan Rx adalah R1
atau jika Vx adalah V2 maka Rx adalah R2.
Hal ini tergantung tegangan jatuh mana yang
akan diukur.

Konsep pembagi tegangan dapat digunakan untuk mencari induktansi atau


kapasitansi dengan mengganti R2 dengan reaktansi yang belum diketahui. Nilai
resistansi yang dipilih untuk R1 harus sama dengan, atau sedikit lebih kecil dari
reaktansi yang diharapkan dari kapasitor atau induktor yang diukur supaya nilai
tegangan terkendali dan akurat (Carr, 2002).
Tipe bias pembagi tegangan dengan perhitungannya dapat digambarkan
sebagai berikut:

Jika terdapat rangkaian pembagi tegangan pada amplifier, maka


karakteristik yang dapat ditemukan yaitu butuh tambahan resistor, β independent,
dan hanya membutuhkan satu suplai daya. Perhitungan yang dapat digunakan
berdasarkan gambar diatas sebagai berikut (Malvino & Bates, 2016):
R2
VB= x VCC
R 1+ R 2
V E=VB−0 , 7 V
VE
IE= ℜ

V C=VCC−IC . RC
V CE=VC −VE
Ponto, H. 2018. Dasar Teknik Listrik. Deepublish Publisher, Yogyakarta.
Carr, J. J. 2002. RF Components and Circuits. Newnes Publisher, Oxford.
Malvino, A. & Bates, D. 2016. Electronic Principles. McGraw-Hill Education,
New York.
Li, Z., Jiang, W., Abu-Siada, A., Li, Z., Xu, Y., & Liu, S. 2020. Research on a
composite voltage and current measurement device for HVDC networks. IEEE
Transactions on Industrial Electronics, 68(9): 8930-8941.
Hu, B., Wei, Z., Li, H., Xing, D., Na, R., Brothers, J. A., & Wang, J. 2018. A gate
drive with active voltage divider based auxiliary power supply for medium
voltage SiC device in high voltage applications. In 2018 IEEE Applied Power
Electronics Conference and Exposition (APEC) (pp. 2979-2985). IEEE.

Anda mungkin juga menyukai