Anda di halaman 1dari 7

Informasi Umum

Nama Penyusun : Adnia Lailatul Fitria


Institusi : SMA Candha Bhirawa
Tahun Penysunan : 2022-2023
Fase/Kelas : E/X
Alokasi Waktu : 3 JP (135 menit)

Kompetensi Awal

 Pengetahuan tentang pengertian metode dakwah walisongo


 Pengetahuan tentang macam-macam dari metode dakwah walisongo
 Pengetahuan tentang kaitan dari dakwah era moderen dengan metode dakwah walisongo
Profil Pelajar Pancasila
 Beriman, bertakwa kepada tuhan yang maha esa diaplikasikan dengan turut serta berdakwah
menyebarkan agama Islam
 Berakhlak mulia dengan mengikuti teladan walisogo
Sarana dan Prasaran
 LCD Proyektor
 Laptop
 Video
 LKS
 Smartphone
 Papan Tulis dan spidol

Target Peserta Didik


Kategori peserta didik dalam proses pembelajaran ini adalah peserta didik kategori reguler.

Metode Pembelajaran

Discovery Learning dan Information Search

Komponen Inti

Tujuan Pembelajaran:
 Peserta didik dapat mengetahui metode dakwah walisongo
 Peserta didik dapat menyebutkan bermacam-macam metode dakwah walisongo
 Peserta didik dapat mengaplikasikan beberapa metode dakwah walisongo

Pemahaman Bermakna
Metode dakwah walisongo merupakan cara yang dilakukan walisongo dalam menyebarkan agama
Islam. Dengan khas dakwah tetap menjunjung nilai-nilai adat , tradisi, kebiasaan masyarakat setempat.
Asessment:
1. Asesment Diagnostik (sebelum pembelajaran)
Untuk mengetahui kondisi awal mental peserta didik dalam menerima pembelajaran.
Jawaban
Pertanyaan
Ya Tidak
1. Apakah sudah pernah membaca buku sejarah tentang walisongo?
2. Apakah kalian ingin menguasai materi dengan baik?
3. Apakah kalian sudah siap melaksanakan pembelajaran dengan
metode discoverry learning?

2. Asesment Formatif (selama proses pembelajaran)


Dengan metode discovery learning, peserta didik dalam proses pembelajarannya melakukan kegiatan
pengumpulan data dan menganalisis data yang selanjutnya akan didiskusikan.
a. Asesmen selama proses pengumpulan data secara berpasangan
No Nama Siswa Aspek yang diamati Skor Total
Ketekunan Kerjasama Disiplin
1 Rina
2 Fatma
Nilai = Skor x 2,5

b. Asesmen analisis data yang dilakukan dengan diskusi setelah proses pengumpulan data
Rubrik Penilaian Diskusi
Krit Aspek yang Rubrik Penilaian Skor
eria dinilai
Kemampuan Aktif berdiskusi dalam kegiatan
berkomunika berkelompok, dapat mengemukaan gagasan atau ide, menghargai 3
si pendapat siswa lain
dalam Kurang aktif berdiskusi/ baru terlibat aktif dalam kegiatan kelompok
A kelompok ketika disuruh, tidak ikut mengemukaan gagasan atau ide, 2
saat menghargai pendapat siswa lain
berdiskusi Tidak aktif berdiskusi/ sulit terlibat aktif dalam kegiatan kelompok
walaupun telah didorong untuk terlibat, tidak ikut mengemukaan 1
gagasan atau ide, kurang menghargai pendapat siswa lain
Menunjukkan Menunjukkan rasa ingin tahu yang besar , antusias, mengajukan 2
rasa ingin kali atau lebih 3
tahu pertanyaan sesuai materi diskusi
menunjukkan rasa ingin tahu, namun
B tidak terlalu antusias, mengajukan 2 kali atau lebih pertanyaan tidak 2
sesuai materi diskusi/ 1 kali pertanyaan sesuai materi diskusi
Tidak menunjukkan antusias dalam
pengamatan, sulit terlibat, mengajukan 1 kali atau tidak bertanya 1
sesuai materi diskusi
Kemampuan Menjawab pertanyaan sesuai dengan
maksud dan tujuan pertanyaan 3
C 2
Tidak menjawab pertanyaan 1
Ketekunan tekun dalam menyelesaikan tugas
dengan hasil terbaik yang bisa dilakukan, berupaya tepat waktu. 3
dan
D Tanggung 2
Jawab tidak berupaya sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas, dan
tugasnya tidak selesai 1
Pertanyaan Pemantik

a. Siapa tokoh yang berjumlah sembilan yang menjadi tonggak penyebaran agama Islam di
Indonesia?
b. Dengan metode apa saja Islam disebarkan, sehingga bisa meluas di seluruh penjuru Indonesia?

Kegiatan Pembelajaran

Pendahuluan
 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan YME dan
berdoa untuk memulai pembelajaran
 Memeriksa kehadiran peserta didik
 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
 Mengaitkan materi atau tema atau kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya.
 Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung

Kegiatan Inti
 Peserta didik disajikan video beberapa dakwah dengan metode yang berbeda-beda sesuai dengan
yang dilakukan oleh walisongo.
 Peserta didik mengamati video beberapa dakwah dengan metode yang berbeda-beda.
 Peserta didik diarahkan untuk berfikir darimana asal mula dari adanya dakwah di Indonesia
dengan berbagai macam cara.
 Peserta didik diperintahkan untuk membaca buku pendidikan agama Islam dan budi pekerti kelas
X mengenai metode dakwah walisongo dan ditugaskan untuk mencari beberapa video dakwah
masa kini melalui media kesenian dan media kontenporer bersama kelompok.
 Peserta didik diperintahkan untuk menganalisis metode apa yang ada dalam video yang telah
dicarinya.
 Menyampaikan hasil analisis dari video yang dicari.
 Peserta didik diberi kesempatan untuk bertanya apa yang belum difahami.

Penutup
 Sebagai reflesi dari materi yang telah dibahas, pendidik memberikan tes dalam bentuk lisan.
 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan pembuatan tugas video singkat dakwah
dengan berbagai macam metode.
 Menarik kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan.
 Doa dan salam

Refleksi Peserta Didik dan Pendidik

Refleksi peserta didik


Nama Peserta Didik:
Kelas :
Pertanyaan Refleksi Jawaban Refleksi
1. metode dakwah yang menurutmu paling sulit
dari pelajaran ini adalah metode?
2. Apa yang kamu lakukan untuk
memahaminya?
3. Kepada siapa kamu akan meminta bantuan
untuk memahami pelajaran ini ?
Refleksi Pedidik
1. Apakah semua siswa terlibat aktif dalam pembelajaran?
2. Kesuliatan apa yang dialami?
3. Apa langkah yang perlu dilakukan dalam memperbaiki proses pembelajaran?
4. Apakah kegiatan dapat menumbuhkan kemampuan berfikir kritis pada diri peserta didik?
5. Apakah kegiatan ini bisa membangun kesadaran siswa terkait pentingnya sejarah dan dakwah
dalam agam Islam?

Lampiran

Lembar Kerja Peserta Didik

Nama Peserta Didik:


Kelas :
Tahapan Kegiatan Siswa Catatan Hasil
Kegiatan
Stimulasi Peserta didik mengamati tayangan video dakwah yang
disajikan didepan kelas
Identifikasi Masalah 1. Apa yang melatar belakangi munculnya dakwah
Islam?
2. Siapa tokoh yang berjumlah sembilan yang
mengenalkan Islam di Indonesia?
3. Bagaiaman metode dakwah yang dilakukan
walisongo sehingga Islam dikenal diseluruh
Indonesia?
4. Sebutkan macam-macam metode dakwah yang
dilakukan walisongo dalam menyebarkan agama
Islam di Indonesia!

Mengumpulkan Mengumpulkan informasi terkait tokoh penyebaran


informasi Islam di Indonesia dan contoh beberapa metode dakwah
yang dilakukan
Menganalisis Menganalisis temuan data yang telah dicari dengan
informasi didiskusikan dan disesuaikan dengan materi di Buku
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas X
Presentasi hasil Mempresentasikan hasil diskusi analisis data yang telah
dicari
Generalisasi Membuat kesimpulan dari hasil analisis

Pengayaan dan Remidial

Pengayaan
Siswa yang memperoleh capaian nilai tinggi akan diberikan pengayaan berupa kegiatan
tambahan terkait dengan kajian topik. Peserta didik mempelajari akulturasi budaya sebagai bentuk
media dakwah walisongo. Dengan membaca beberapa buku dan jurnal yang telah tersedia di bebagai
platform.

Remidi
Peserta didik yang yang menemukan kesulitan akan memperoleh dampingan dari guru berupa
bimbingan personal ataupun kelompok kecil. Yakni guru menjelakan beberapa metode dakwah
walisongo secara sederhana dan dengan pelan-pelan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.
Materi Pengayaan

Walisongo dalam berdakwah menyebarkan agam Islam menggunakan metode-metode


yang unik dan bersifat tidak memaksa. Banyak ide-ide dakwah Walisongo tidak hanya
berdasar syariat agama Islam saja, namun berkolaborasi dengan sosial seni budaya di Pulau
Jawa yang notabene mayoritas masyarakatnya beragama Hindu-Budha. Ide kreatif Walisongo
dalam menyebarkan agama Islam tidak lain adalah mencari media yang dapat diterima
masyarakat Jawa pada waktu itu. Media yang di senangi masyarakat Jawa. Secara kultural,
masyarakat Jawa sangat menyukai simbol-simbol kehidupan. Simbol yang mempunyai nilai-
nilai filosofis kehidupan bermasyarakat. Masyarakat Pulau Jawa yang heterogen, majemuk
dalam berbagai bidang, baik agama, ideologi, budaya, memerlukan suatu media yang dapat
menyatukan keberagaman tersebut. Walisongo menciptakan suatu gagasan-gagasan baru
dalam seni Wayang, walaupun sebelumnya wayang sudah ada, namun ide kreatif Walisongo
khususnya Sunan kalijaga merupakan prestasi yang sangat monumental. Wayang beber sejak
zaman raja Airlangga di desain ulang oleh Sunan Kalijaga, sehingga Terciptalah Wayang kulit
versi Sunan Kalijaga dengan memasukkan unsur ajaran Islam.
Cerita-cerita baru dikembangkan oleh Sunan Kalijaga dengan mengkolaborasikan
teologi maupun syariat Islam. Media wayang, oleh Sunan kalijaga dikembangkan sebagai
media yang digunakan dalam menanamkan nilai-nilai luhur budaya Jawa dan sekaligus nilai-
nilai agama Islam. Toleransi dalam bahasa arab disebut ”tasamuh” artinya bermurah hati,
yaitu bermurah hati dalam pergaulan. Kata lain dari tasamuh ialah “tasahul” yang artinya
bemudah mudahan. Toleransi merupakan sasaran utama nilai yang ditanamkan Walisongo
selain ajaran agama Islam. Toleransi dianggap penting karena masyarakat Jawa yang
majemuk. Prediksi Walisongo dalam menanamkan nilai-nilai toleransi memang sudah tepat.
Karena banyak perbedaan yang dimiliki masyarakat Indonesia pada umumnya dan Jawa pada
khususnya.
Wayang sebagai Media kreatif yang diadopsi dari kebudayaan Hindu-budha oleh
Walisong, kemudian digunakan sebagai media untuk mempererat tali persaudaraan dikalangan
masyarakat Jawa, dengan tetap mengadopsi lakon atau cerita sebelumnya, namun sudah
disisipi muatan ajaran Islam. Sebagaimana seperti cerita Mahabarata atau Ramayana yang
notabene merupakan saduran dari kitan suci agama Hindu di desain ulang dengan memasukan
unsur-unsur ajaran Islam dengan tetap menggunakan plot cerita tersebut. Walisongo sebagai
pendesain ulang Wayang tetap mempertahankan budaya Hindu. Sunan Kalijaga lebih
mengutamakan menghormati kebudayaan Hindu, namun sedikit demi sedikit ajaran Islam
dapat tersampaikan kepada msayarakat di Jawa. Nilai toleransi antar beragama sangat terlihat
jelas antara Walisongo yang beragama Islam dengan masyarakat yang non Islam.
Dengan pertunjukan wayang siapapun yang melihat atau menonton baik orang Islam
maupun non Islam melebur menjadi satu. Wayang sebagai pertunjukan purwarupa budaya
Hindu tetap dilanjutkan oleh Walisongo, namun isi muatan bernuansa Islam. Hal ini terlihat
dari penggunaan Instrumen Hindu yang tetap digunakan namun muatan isinya berbeda adalah
tentang reka ulang semboyan “Jimat Kalima Shada” Pada prinsipnya, kalimat tersebut
instrument telogi Hindu yang berarti “jimat kali maha usada” namun oleh Walisongo kalimat
ini didesain menjadi “azimah kalimat syahadah”. Frase yang terakhir merupakan pernyataan
seseorang tentang keyakinan bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah
utusan Allah. Keyakinan tersebut merupakan spirit hidup dan penyelamat kehidupan bagi
setiap orang.
Hal itu menjelaskan bahwa Walisongo walaupun mempunyai misi untuk
mendakwahkan Islam, namun tetap menghormati budaya-budaya Islam dengan cara tetap
memakai istilahistilah budaya Hindu, namun muatannya diganti dengan ajaran Islam.
Walisongo juga menggunakan kesenian wayang dalam merekonstruksi tatanan sosial
masyarakat Jawa, yang sebelumnya sering terjadi peperangan diantara satu kerajaan Hindu
dengan kerajaan Hindu lain ataupun kerjaan budha, sering terjadi keributan sosial. Dengan
seni pertunjukan wayang, Walisongo membangun masyarakat yang beradab dan berbudaya.
Untuk membangun arah yang berbeda dari pakem asli pewayangan, Walisongo menambahkan
dalam cerita pakem pewayangan dengan plot yang berisi visi sosial kemasyarakat Islam yang
didalamnya terdapat muatan saling menghormati antar sesama, walaupun berbeda bahasa,
budaya, suku, bahkan agama. Sejak dahulu masyakarakat pulau Jawa cenderung majemuk.
Selain agama Hindu, Budha, Cinapun sudah ada sejak zaman kerajaan Hindu-Budha.
Sehingga nilai-nilai toleransi antar umat beragama sudah di tanamkan Walisongo kepada
masyarakat di Pulau jawa.
Materi remidial

Menyajikan peta konsep metode dakwah walisongo sebagai media peserta didik yang
kesulitan memahami materi.
Bahan Bacaan

 Bahan Bacaan Peserta Didik


a. Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas X
b. Https://jurnalbimasislam.kemenag.go.id/jbi

 Bahan bacaan guru


a. Buku Pegangan Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas X
b. Buku Atlas Walisongo karya Agus Sunyoto
Glosarium

 Metode adalah suatu cara atau proses sistematis yang digunakan untuk melakukan suatu
kegiatan agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai.
 Dakwah merupakan segala bentuk aktivitas penyampaian ajaran Islam kepada orang lain
dengan berbagai cara bijaksana agar memahami dan mengamalkan ajaran Islam dalam semua
lapangan kehidupan.

Daftar Pustaka

Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas X


Https://jurnalbimasislam.kemenag.go.id/jbi
Agus Sunyoto, Atlas Walisongo (Yogyakarta: Pustaka Iman dan Lesbumi, 2016)

Anda mungkin juga menyukai