Anda di halaman 1dari 79

Dr Rokiah Kusumapradja, SKM,MHA

DISAJIKAN PADA WORKSHOP : PENGUATAN POSISI KOMITE KEPERAWATAN DAN BIDANG


KEPERAWATAN DALAM PELAKSANAAN TATA KELOLA KLINIS DAN
MANAJEMEN PELAYANAN KEPERAWATAN, PPNI DPW DI YOGYAKARTA, 11-13 NOPEMBER 2021
1 Pendahuluan

2 Konsep Dasar Komite Keperawatan


TOPIK
BAHASAN 3 Pengelolaan Pelayanan Keperawatan

Bagaimana membangun sinergi bidang


4 keperawatan dengan komite keperawatan

5 PCC dan Kolaborasi Interproesional


2
01

3
 Pengorganisasian, tugas pokok & fungsi perawat, organisasi
keperawatan disesuaikan dengan kebutuhan dan
berdasarkan hasil analisa yang sudah dibuat oleh RS

Struktur

KUALITAS Posisi Jabatan

Job desc

Reporting
EFISIENSI
Otonomi Pelayanan
Keperawatan

ORGANISASI
4
 Organisasi dan tata kerja di Rumah Sakit masing-
masing ditetapkan berdasarkan peraturan yang
berlaku.
 Terdapat 2 (dua) komponen organisasi keperawatan:
1. Struktural: Direktur/ Kepala Bidang Keperawatan/
Kepala Unit Keperawatan
2. Fungsional: Komite Keperawatan dan staf
fungsional keperawatan

5
 Bidang Keperawatan adalah suatu wadah struktural
berfungsi mengelola kelancaran pelayanan keperawatan di
RS, dipimpin oleh seorang perawat profesional yang
memiliki kemampuan manajerial keperawatan (mengatur
dan mengendalikan).
 Direktur Keperawatan, Ka-bid Keperawatan, Manager
Keperawatan

6
K
E
P
K
E
O Mempertahankan dan
R
M FUNGSI
meningkatkan
A ORGANISASI
I NON UTAMA profesionalisme
W STRUKTURAL RS
T tenaga keperawatan
A
E
T
A
N
Mekanisme kredensial
Penjagaan mutu
profesi
Pemeliharaan etika
dan disiplin profesi
Sumber: PMK 49/2013, Bab I, Pasal 1, ayat 1
7
• UU Kesehatan No 36 Tahun 2009
• UU No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
• UU No. 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan
• Peraturan
Presiden No. 77 Tahun 2015
Tentang Pedoman Organisasi RS.
• Permenkes No. 49 Tahun 2013 Tentang Komite
• Permenkes
No 80 tahun 2020 ttg Komite Mutu
Rumah sakit
• Pedoman Etik Profesi

• Standar Akreditasi RS

8
Pasal 36

TATA KELOLA RS YANG BAIK

TATA KELOLA KLINIS YANG BAIK

KOMITE KEPERAWATAN
9
10
11
Pasal: 5
Setiap rumah sakit Mewujudkan tata
harus membentuk kelola klinis yang baik
Komite Keperawatan

12
PASAL 1 PASAL 6
• 1. Komite Mutu RS yang selanjutnya Keanggotaan Komite Mutu
• 1)
disebut Komite Mutu adalah unsur paling sedikit terdiri atas:
organisasi non struktural yang
membantu kepala atau direktur RS • a. tenaga medis;
dalam Mengelola dan memandu • b. tenaga keperawatan;
program peningkatan mutu dan
keselamatan pasien, serta • c. tenaga kesehatan lain; dan
mempertahankan standar • d. tenaga non kesehatan.
• pelayanan RS

13
Click to edit Master title style

PASAL 6 PASAL 15
• (1) Keanggotaan Komite Mutu • 1) Komite Mutu dalam melaksanakan
paling sedikit terdiri atas: tugas dan fungsinya,
• a. tenaga medis; • dapat berkoordinasi dengan unsur

• b. tenaga keperawatan;
komite Medis, komite keperawatan,
komite pencegahan dan
• c. tenaga kesehatan lain; dan pengendalian infeksi, komite etik dan
• d. tenaga non kesehatan. hukum, dan unsur organisasi
• atau unit kerja terkait lainnya.

14
14
• Rumah Sakit mempunyai referensi terkini tentang peningkatan mutu dan

keselamatan pasien berdasarkan ilmu pengetahuan dan informasi terkini

dan perkembangan konsep peningkatan mutu dan keselamatan pasien

15
02

18
Sumber: PMK 49/2013, Bab I, Pasal 2
 Tata kelola klinis yang baik adalah penerapan fungsi
manajemen klinis yang meliputi:
- Kepemimpinan klinik,
- Audit klinis, data klinis, risiko klinis berbasis bukti,
- peningkatan kinerja,
- pengelolaan keluhan,
- Mekanisme monitor hasil pelayanan,
- Pengembangan profesional, dan akreditasi rumah sakit

UU. No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, penjelasan pasal 36

20
Meningkatkan profesionalisme
tenaga keperawatan yang bekerja di
RS

Melakukan Kredensial bagi Memelihara mutu


seluruh tenaga keperawatan yang
Menjaga disiplin, etika,
akan melakukan pelayanan profesi tenaga dan perilaku profesi
keperawatan dan kebidanan di keperawatan perawat dan bidan
Rumah Sakit
Menyusun daftar RKK dan Buku Menyusun data dasar profil Melakukan sosialisasi kode etik
Putih tenaga keperawatan sesuai area profesi tenaga keperawatan
Melakukan verifikasi persyaratan praktik
melakukan pembinaan etik dan
Kredensial
Merekomendasikan perencanaan disiplin profesi tenaga keperawatan
Merekomendasikan Kewenangan PKB tenaga keperawatan
Klinis tenaga keperawatan Merekomendasikan penyelesaian
Melakukan audit keperawatan dan masalah pelanggaran disiplin dan
Merekomendasikan pemulihan
kebidanan masalah etik
Kewenangan Klinis
Merekomendasikan pencabutan
Melakukan Kredensial ulang Memfasilitasi proses Kewenangan Klinis
secara berkala pendampingan sesuai kebutuhan
Melaporkan seluruh proses
Memberikan pertimbangan dalam
Kredensial kepada Ketua Komite
mengambil keputusan etis 21
Keperawatan
1 2 3
memberikan memberikan
memberikan
rekomendasi perubahan rekomendasi penolakan
rekomendasi rincian
rincian Kewenangan Kewenangan Klinis
Kewenangan Klinis
Klinis tertentu

4
5 6
Memberikan memberikan
memberikan rekomendasi tindak rekomendasi pendidikan
rekomendasi surat lanjut audit keperawatan dan
Penugasan Klinis keperawatan dan pendidikan kebidanan
kebidanan berkelanjutan

7 Memberikan
rekomendasi
pendampingan dan
memberikan
rekomendasi pemberian
tindakan disiplin
23
Panitia adhoc – Mitra Bestari
24
03

25
26
Perencanaan
Peran Manajer:
Interpersonal Menentukan 5 W 1 H
Informational SMART, terdokumentasi, disepakati, tujuan
Decisional P tercapai, sukses, dan kerugian minimal

Pengendalian Pengorganisasian
Peningkatan mutu & C O Mengatur rantai komando,
keselamatan pasien, standar, kendali, setiap individu
Manajemen
penilaian kinerja. Keperawatan memahami perannya.
Indikator mutu yan terpenuhi.

Pengarahan Ketenagaan

Membentuk perilaku individu, A S Mengatur standar,


komunikasi, motivasi, belajar. Setiap rekrutmen, alokasi. Setiap
individu berperilaku sesuai tujuan individu kompeten.
organisasi
Kebijakan Pelayanan Kesehatan
27
Keperawatan
PROFESIONAL
PEMBERI ASUHAN

Pelayanan Asuhan
P: Visi, Misi, regulasi, pedoman, INTERKOLABORASI
Panduan, SPO Komprehensif/ holistic (bio, psiko,
O: Metode pemberian askep, Continuity social, spiritual, budaya)
of Care • Asesmen
S: Proporsi, kompetensi, kewenangan, • Diagnosa Keperawatan
Skill Mix, Shifting Task, Sharing, • Perencanaan
Scheduling, Rotasi • Implementasi
A: Penggerakan, Pengarahan, Motivasi, • Evaluasi Komite
SDKI, SLKI, Keperawatan
Pengembangan & Supervisi
SIKI
C: Pengendalian, Quality & Safety,
kepuasan internal & eksternal
6 M + 1 IT: Man, Money, Methode, Machine, Material, Market + IT

Peran Manajer Keperawatan:


NSI
Interpersonal Komite Mutu
Informational Mutu & Keselamatan
Decisional Pasien 28
PROSES: OUTPUT:
 Manajemen • Sasaran
INPUT:
Keperawatan Keselamatan
• SDM
• Sistem Pasien
• Pedoman/ SOP/
Keperawatam • Kepuasan/
Standard
• Sistem pelayanan pengalaman
• Alat Keperawatan
• Monitoring/ supervisi pasien
• Sarana/ Prasarana
• Sistem pencatatan/ • Mutu pelayanan –
pelaporan asuhan
• Sistem rujukan keperawatan

 Asuhan Keperawatan:
• Askep Generalis
• Askep Kekhususan

MUTLAK – PENTING - PERLU


29
Tugas perawat manajer mencakup:
- Perencanaan,
- Pengorganisasian,
- Pengarahan, dan
- Pengawasan terhadap ketersediaan
financial, material dan sumber daya
manusia sehingga asuhan sekelompok
Proses manajemen keperawatan secara
pasien menjadi efektif dan efisien.
parallel memfasilitasi terlaksananya
asuhan keperawatan dengan
pendekatan proses keperawatan.

30
Asesmen
 Memfasilitasi,
memastikan
Evaluasi
Diagnosa bahwa seluruh
Keperawatan proses asuhan
PERAN BIDANG keperawatan
Proses KEPERAWATAN dilaksanakan
Keperawatan
sesuai dengan
kompetensi dan
Implement
Tujuan kewenangan klinis
asi
perawat.

Intervensi
KOMITE
KEPERAWATAN

31
04
Komite Keperawatan yang ada
Fungsi, tugas dan kewenangan
Implementasi komite belum mampu meningkatkan
komite terkadang duplikasi
keperawatan masih bervariasi profesionalisme tenaga
dengan bidang keperawatan
keperawatan

Tugas rangkap  sulit


Tugas rangkap  tumpang
mengambil keputusan karena Hubungan koordinasi antara
tindih  tupoksi komite dengan
menganggap komite kep di bidang kep dengan komite kep
bidang keperawatan/ Kepala
bawah garis komando langsung tidak terjalin dgn baik
Ruangan
bidang keperawatan

Penempatan perawat kurang


Support pimpinan RS terhadap
sesuai dengan kewenangan
kegiatan komite keperawatan
klinis yang diusulkan komite
belum optimal
keperawatan
Sinergi  Synergos  Bekerja bersama-sama

Sinergi adalah suatu bentuk proses atau interaksi yang


menghasilkan suatu keseimbangan yang harmonis
sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang optimum

Sinergi adalah membangun dan memastikan hubungan


Kerjasama internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis
dengan para pemangku kepentingan untuk menghasilkan karya
yang bermanfaat dan berkualitas

Menurut Stephen Covey Sinergi adalah bentuk kerjasama


win-win yang dihasilkan melalui kolaborasi masing-
masing pihak tanpa adanya perasaan kalah.
 Dengan bersinergi:  Tanpa sinergi:
 1 + 1 = 3 atau 10 atau 100,  1+1=2
bahkan 1000

Stephen Covey
35
No. Permasalahan Sasaran Rekomendasi Kegiatan Stakeholder

1. Implementasi komite Terlaksananya 1. Sosialisasi PMK 49/ 2013 tentang Komite 1. Ketua Komite
keperawatan masih penerapan komite Keperawataan di Rumah Sakit melalui Keperawatan
bervariasi keperawatan sesuai kegiatan workshop internal 2. Para Ketua
PMK 49/ 2013. 2. Mengikuti kegiatan workshop/ Sub Komite
pelatihan Komite Keperawatan di luar Kep.
RS. 3. Kepala Bidang
3. Aktif menjadi anggota forum komite Keperawatan
keperawatan atau yang sejenis beserta
jajarannya.
2 Fungsi, tugas dan Tersedianya Petunjuk 1. Koordinasi dan kolaborasi pada rapat- 1. Ketua Komite
kewenangan komite Teknis Peraturan rapat penyusunan NSBL dengan bidang Keperawatan
terkadang duplikasi Internal Staf keperawatan sampai proses finalisasi. 2. Para Ketua
dengan bidang Keperawatan (Nursing 2. Sosialisasi NSBL melalui mini Sub Komite
keperawatan Staf By Laws/ NSBL) workshop bersama bidang keperawatan Kep.
yang menjadi bagian beserta jajarannya, bertujuan untuk 3. Kepala Bidang
tidak terpisahkan saling memahami fungsi, tugas, dan Keperawatan
dengan Hospital By kewenangan masing-masing. beserta
Laws. jajarannya
4. Direktur 36
RS
No. Permasalahan Sasaran Rekomendasi Kegiatan Stakeholder

3 Hubungan koordinasi Terciptanya koordinasi Rapat berkala antar Komite keperawatan 1. Ketua Komite
antara bidang dan komunikasi efektif dengan bidang keperawatan dan Keperawatan
keperawatan dengan yang kokoh dan sebaliknya menjadi bagian dari program 2. Para Ketua Sub
komite keperawatan berkesinambungan. kerja baik komite kep maupun bidang Komite Kep.
tidak terjalin dgn baik kep, terutama dalam hal: 3. Kepala Bidang
- Evaluasi bersama atas capaian audit Keperawatan
mutu askep, beserta
- Gap kompetensi staf dari hasil jajarannya
kredensial/ re-kredensial, 4. Direktur RS
- Rencana CPD,
- Program jenjang karir,
- Masalah-masalah etik profesi
- Penerapan model pemberian asuhan
keperawatan
- Standar/ Panduan Asuhan Kep dan
- Program pembinaan yang telah
dilakukan serta rencana tindak lanjut.

37
No. Permasalahan Sasaran Rekomendasi Kegiatan Stakeholder

4 Komite Keperawatan Menguatnya peran dan - Rapat rutin Ketua Komite 1. Ketua Komite Kep
yang ada belum kedudukan komite Keperawatan dengan para personil 2. Kepala Bidang Kep.
mampu keperawatan dalam subkomite dengan agenda 3. Para Ketua Sub
meningkatkan meningkatkan evaluasi capaian program kerja Komite
profesionalisme profesionalisme tenaga terkait peningkatan 4. Para anggota tiap sub
tenaga keperawatan keperawatan. profesionalisme, masalah dan komite
kendala
- Rapat rutin di tiap subkomite.
- Diskusi berkala bersama bidang
keperawatan
5. Tugas rangkap  Terlaksananya penerapan - Eskalasi Ketua Komite 1. Ketua Komite Kep
tumpeng tindih komite keperawatan sesuai Keperawatan dengan Direktur RS 2. Kepala Bidang Kep
tupoksi komite PMK 49/ 2013. mengenai susunan personil dan 3. Direktur RS
dengan bidang Membangun saling percaya jumlah minimal
keperawatan/ Kepala dan saling menghargai - Diskusikan bersama Direktur RS
Ruangan. target pemenuhan personil utk
full time di komite keperawatan
- Bersama Kepala Bidang
mendiskusikan pengaturan
mekanisme kerja personil yg
masih perlu tugas rangkap
No. Permasalahan Sasaran Rekomendasi Kegiatan Stakeholder

6. Penempatan perawat 1. Penempatan perawat sesuai - Supervisi berkala ke tiap unit 1. Ketua Komite
kurang sesuai dengan dengan kewenangan klinis kerja Keperawatan
kewenangan klinis yang hasil kredensial/ re- - Evaluasi bersama Kepala 2. Ketua Sub Komite
diusulkan komite kredensial Ruangan dan bidang Kredensial
keperawatan 2. Tercapainya indikator mutu keperawatan jika terdapat 3. Ketua Sub Komite
keperawatan ketidak sesuaian Mutu Profesi
4. Kepala Bidang
Kep/ Ka. Ru
7 Support pimpinan RS Optimalnya support dari - Susun kegiatan berdasarkan 1. Ketua Komite
terhadap kegiatan pimpinan RS terhadap prioritas program kerja Keperawatan
komite keperawatan kedudukan komite - Tetapkan KPI sbg target 2. Para Ketua Sub
belum optimal keperawatan dan hubungan kinerja. Komite
kerja dengan bidang - Laporan berkala kepada
keperawatan. Direktur RS secara tertulis atas
capaian yang terukur dan
menjadi bagian dari capaian
indikator mutu RS termasuk
capaian KPI Komkep serta
RTL
39
Click to edit Master title style

40
Click to edit Master title style

41
Click to edit Master title style
Picker Institute :

1. Hormati nilai2 , pilihan dan kebutuhan yg diutarakan


oleh Pasien
2. Koordinasi dan integrasi asuhan
3. Informasi ,komunikasi dan Edukasi
4. Kenyamanan Fisik
5. Dukungan emosional dan penurunan rasa takut
dan kecemasan
6. Keterlibatan keluarga dan teman 2
7. Asuhan yg berkelanjutan dan transisi yg lancar
8. Akses terhadap pelayanan

42
Click to edit Master title style
Dari sisi pemberi Asuhan , Apa yg berubah ?

1 Kolaborasi Antar Profesi (KAP) / Inter


Professional Collaboration (IPC)

2. Pendidikan antar Profesi ,PAP) / Inter


Professional Education ( IPE)

Kompetensi Antar profesi

43
Profesional
Pemberi
Click to editAsuhan
Master title DPJP
style
Perawat/
Bidan Apoteker

Psikologi Pasien, Nurisionis


Klinis Keluarga Dietisien
24 jam

Terapis Teknisi Medis


Fisik Penata Anestesi

Lainnya
44
Click to edit Master title style

 Sangat bermanfaat bagi pasien apabila PAK bekerjasama


menganalisis temuan pada asesmen, dan
mengkombinasikan informasi dalam suatu gambaran yang
komprehensif dari kondisi pasien.
 Integrasi dari asesmen PAK akan memfasilitasi identifikasi
kebutuhan pasien yang menjadi dasar rencana asuhan
pasien.
 Rencana asuhan yang telah dibuat oleh DPJP akan
diimplementasikan dalam pemberian asuhan secara
kolaboratif oleh semua PAK

45
Click to edit Master INTERPROFESSIONAL
title style PRACTICE IS
REACHING OUT BEYOND THE TEAM

46
Click to PENGELOLAAN
edit Master title style
PASIEN DI RUMAH
SAKIT

FASILITASI ASUHAN PASIEN ASUHAN PASIEN


(Services) (Care of Patient) 47
Click to edit Master title style
SIFAT KEGIATAN PPA DI RUMAH SAKIT

Asesmen Care Plan Imlementasi Discharge

Otonomi Integrasi Integrasi Integrasi


48
PELAYANAN
Click to edit Master title stylePASIEN

Diorganisir Oleh Rumah Sakit


Dikelola…Dikoordinir

Manajemen

Case Manager

49
Click to edit Master title style
ASUHAN PASIEN

Diaksanakan oleh PPA DPJP sebagai ketua


tim
(Kompetensi)

Kolaborasi dan Integrasi Asuhan


50
Click to edit Master title style

51
Click to edit Master title style

PRAKTEK KOLABORASI
MEMERLUKAN
DUKUNGAN
INSTITUSI, LINGKUNGAN DAN BUDAYA

52
INSTITUTIONAL SUPPORT MECHANISMS

Click to edit Master title style

WORKING CULTURE
ENVIRONMENTAL MECHANISMS
MECHANISMS

KARS 53
Click to edit Master title style

KOLABORASI INTERPROFESIONAL
MEMERLUKAN
KOMPETENSI KOLABORATIF

54
Click to edit Master title style

55
Click to edit Master title style

56
Interprofessionality
Click to edit Master title style

 Pendidikan Interprofesional
Bila peserta didik dari dua profesi atau lebih saling belajar tentang, dari
dan antar mereka untuk mencapai kolaborasi yang efektif dan
meningkatkan hasil di bidang kesehatan
“Tidak lagi cukup bagi para Nakes PPA untuk menjadi sekedar profesional.
Dalam iklim global sekarang, tenaga kesehatan juga dituntut menjadi
interprofesional” (WHO, 2010)
 WHO mengakui kolaborasi interprofesional dalam
pendidikan dan dalam praktek, merupakan suatu strategi
inovatif yang berperan penting dalam mitigasi krisis
kesehatan global.
 Diketahui bahwa kolaborasi interprofesional merupakan
kunci dalam memberikan asuhan pasien terbaik. 57
(Framework for Action on Interprofessional Education & Collaborative Practice, WHO, 2010)
Click to edit Master title
Kompetensi styletingkah laku dari suatu
Penampilan
kumpulan terintegrasi dari pengetahuan,
Profesional ketrampilan, dan sikap yang
menggambarkan ranah karya suatu profesi
kesehatan yang spesifik diterapkan dalam
konteks asuhan yang spesifik

Penampilan tingkah laku dalam bentuk suatu kumpulan


Kompetensi terintegrasi dari pengetahuan, ketrampilan dan sikap
Interprofesional untuk :
• Bekerja bersama lintas profesi, bersama tenaga
kesehatan lain,
• Dan dengan pasien / keluarga / komunitas / populasi
• Guna meningkatkan hasil kesehatan dalam konteks
asuhan yang spesifik 58
KARS Dr.Nico Lumenta
Click toPPA : Kompetensi
edit Kolaborasi
Master title style Interprofesional
Interprofessional Collaborative Practice Competency Domains

Interprofessional Education Collaborative Expert Panel.. Core competencies for interprofessional collaborative practice:
Report of an expert panel. Washington, D.C.: Interprofessional Education Collaborative, (2011)
59
Kompetensi dalam Kolaborasi Interprofesional (38)

Click to edit Master title


Ranah Kompetensi 1: style for Interprofessional
Values/Ethics
(10)
Practice
Bekerja bersama Nakes dari profesi lain untuk memelihara iklim saling
respek (menghormati) dan berbagi nilai2.
(9)
Ranah Kompetensi 2: Roles/Responsibilities
Menggunakan pengetahuan dari peran masing2 guna memperoleh dan
mengatasi kebutuhan layanan kesehatan dari pasien dan populasi yang
dilayani.
(8)
Ranah Kompetensi 3: Interprofessional Communication
Berkomunikasi dengan pasien, keluarga, komunitas, dan profesional
kesehatan lain dengan cara yang responsif dan bertanggung jawab yang
mendukung suatu pendekatan tim dalam pemeliharaan kesehatan serta
pengobatan penyakit.
(11)
Ranah Kompetensi 4: Teams and Teamwork
Menerapkan nilai2 membangun-relasi dan prinsip2 dinamika tim untuk
kinerja efektif dalam tim dgn peran yang berbeda untuk merencanakan
dan memberikan asuhan berfokus pasien-/populasi yang aman, tepat
waktu, efisien, dan wajar. 60
Interprofessional Education Collaborative Expert Panel.. Core competencies for interprofessional collaborative practice:
Report of an expert panel. Washington, D.C.: Interprofessional Education Collaborative, (2011)
Click to edit Master title style
Elements of collaborative practice
1. Tanggung jawab - Responsibility
2. Akuntabel - Accountability
3. Koordinasi - Coordination
4. Komunikasi - Communication
5. Kerjasama - Cooperation
6. Asertif - Assertiveness
7. Otonomi - Autonomy
8. Percaya & Respek - Mutual trust and respect

(Kasperski M. Implementation strategies: ‘Collaboration in primary care - family doctors and


nurse practitioners delivering shared care.’ Toronto, ON: Ontario College of Family Physicians,
2000)
61
Click to edit Master title style
Collaborative practice can decrease:
o total patient complications
o length of hospital stay
o tension and conflict among
caregivers
o staff turnover
o hospital admissions
o clinical error rates
o mortality rates

62
(Framework for Action on Interprofessional Education & Collaborative Practice, WHO, 2010)
Click to edit Master title style

IMPLEMENTASI
KOLABORASI INTERPROFESIONAL
PADA ASUHAN PASIEN
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERITEGRASI

63
Click to edit Master title style
Elemen-elemen Asuhan Pasien Terintegrasi

A. PAK dan Asuhan Terintegrasi


B. DPJP sebagai Clinical Leader *
C. Case Manager
D. Integrated Clinical Pathway
E. Integrated Discharge Planning
F. Asuhan Gizi Terintegrasi

64
Click to edit Master title style
Contoh gambaran kegiatan review DPJP untuk tujuan integrasi
asuhan :
o Secara rutin DPJP membaca semua info dari semua PPA, terkait
perjalanan perkembangan pasien dlm CPPT, juga dari form lain
a.l. “Nurse’s note”, form gizi dsb.
o Meningkatkan kolaborasi
o Interpretasi dan sintesis dari rencana dan pelaksanaannya
o Memberi catatan / notasi pd CPPT utk a.l. perhatian, koreksi,
arahan, instruksi dsb sebagai wujud integrasi, (paraf 
verifikasi)
o Atau cukup memberi paraf ( verifikasi), asuhan sudah sesuai
dgn rencana dan hasil.

65
65
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI
Click to edit Master HASIL
titleASESMEN
style INSTRUKSI PPA
VERIFIKASI
DPJP
TERMASUK (Tulis Nama, beri
PROFESION PENATALAKSANAAN PASIEN
TGL - PASCA BEDAH Paraf, Tgl, Jam)
AL PEMBERI
JAM (Instruksi ditulis (DPJP harus
ASUHAN (Tulis dengan format SOAP/ADIME, disertai Sasaran.
dgn rinci dan membaca/mereview
Tulis Nama, beri Paraf pada akhir catatan) seluruh Rencana
jelas)
Asuhan)

2/2/16 Dietesen S : pasien mengeluh susah menelan


Jam 8.00 O : asupan kalori < 60 % lapor DPJP
Stomatitis + Untuk terapi
A : intake kalori tidak cukup stomatitis dan paraf DPJP
P : usul pada DPJP untuk diet cair nutrisi
perlu kompensasi parenteral perenteral
paraf dietesen
2/2/16 S : susah menelan karena sariawan
Jam 9.00 O : stomatitis pada kedua bucal &lidah
A : infeksi oportunistik ec imune defisit Infus aminofusin
Dokter P : diet cair, porsi 50 % kebutuhan harian, 1000cc/hari
parenteral 50%
Paraf dokter 66
66
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI
Click to edit
2/2/2016
Master title style
Perawat S : susah makan, nyeri kalau menelan - Monitoring paraf
Jm 12.00 O: skala nyeri VAS : 4, dehidrasi ringan infus amino DPJP
A : gangguan intake makanan, dan fusin
keseimbangan cairan - Bantu pasien
P : kolaborasi dengan DPJP untuk menghabiska
pemenuhan kebutuhan kalori & cairan n makanan
Paraf perawat cair

S : sariawan sejak 2 hari, monitoring


2/2/2016 Farmasis O : pasien dapat steroid dosis tinggi dosis akumulatif Paraf DPJP
Jm 12.30 A : imuno compromise sebagai side efek steroid
pemberian steroid dosis tinggi
P : usul pada DPJP menurunkan dosis
steroid
Paraf Farmasis

67
67
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI
Click to edit
2/2/2016 Dokter Master title
S : dilaporkan styledari mulut
pendarahan Periksa
Jm 22.00 jaga O: lidah terdapat pendarahan difus, PT,APTT
tidak bisa makan sama sekali lapor DPJP
A : gannguan intake oral, infus : paraf
iritasi mukosa lidah D 10 % 2 DPJP
P : intake 100 % parenteral, sementara Rl 2
puasa, tampon lidah dengan kasa Aminofusin 2
dan solusio adrenalin
Paraf dr jaga

3/2/2016
Jm 8.30 DPJP S : lidah sudah tidak berdarah
O : PT/APTT dalam batas normal Dietesen buat diet
A : pendarahan karena iritasi makanan sonde cair
P : Dosis Steroid tapering off 1000 kalori
Topikal nystatin ointmen Infus D 10% 2
Diet sonde cair RL 1, Aminofuscin
Paraf DPJP 1

68
68
Discharge Planning
Click to edit Master title style Transisi & Kontinuitas Yan
Keluarga :
Asuhan
Dirumah

Pra Admisi : Yan


o eLOS Rawat inap Dirumah Sosial
o Rujukan

Yan
Discharge Planning Follow-up
Edukasi, Pelatihan spesifik : Pasien-Kel Penunjang,
• Awal & durante • Ke RS Yan Kes
Rehab
ranap • Telpon Primer
• Kriteria dilingkungan
• Tim Multidisiplin Proses Pulang :
• Keterlibatan o 24-48 jam pra-pulang
Pasien-Kel o Penyiapan Yan dilingkungan
• Antisipasi masalah o Kriteria pulang +
• Program Edukasi o Resume pasien pulang
/Pelatihan o Transport
o dsb

Discharge Planning
• Cegah Komplikasi
Pasca Discharge
• Cegah Readmisi

69
 Kedudukan Komite Keperawatan sesuai PMK 49/ 2013 memiliki posisi yang
penting dalam menciptakan tata Kelola klinis yang baik
 Sinergi antara bidang keperawatan dengan komite keperawatan saat ini
merupakan suatu upaya yang sangat penting dalam mencapai
profesionalisme tenaga keperawatan dan meningkatkan mutu asuhan
keperawatan dan keselamatan pasien.
 Untuk mencapai tujuan dalam bersinergi perlu memiliki kesamaan konsep dan
cara berpikir, memahami fungsi, tugas, dan kewenangan masing-masing,
semangat untuk mencapai tujuan bersama, komunikatif, jujur, dan saling
terbuka
 Saat ini perlu kepemimpinan dengan gaya manajemen sinergi. Kepemimpinan
jenis ini dapat membangkitkan kepercayaan satu sama lain.
 Jadikan sinergi sebagai tagline baik di komite keperawatan maupun di bidang
keperawatan.
 kolaborasi interprofesional merupakan kunci dalam memberikan asuhan
pasien terbaik 70
Ranah
Click to edit Kompetensi
Master Nilai2 / Etika untuk Praktek(10)
title1:style
Interprofesional

VE1. Tempatkan minat pasien / populasi di pusat pemberian


asuhan nakes yang interprofesional
VE2. Hormati martabat dan privasi para pasien sambil menjaga
konfidensialitas dalam pemberian asuhan berbasis tim.
VE3. Rangkullah keberagaman kultural dan perbedaan
individual yang menjadi ciri pasien / populasi, dan tim nakes.
VE4. Hormati keunikan budaya, nilai2, peran / tanggung jawab,
dan expertise dari nakes lain.
VE5. Bekerjasamalah dengan mereka yang menerima asuhan,
mereka yang memberikan asuhan, dan orang2 lain yang
berkontribusi untuk dan mendukung pencegahan dan
pelayanan kesehatan. 72
Click to edit Master title style
VE6. Kembangkan hubungan berdasarkan kepercayaan,
dengan pasien, keluarga, dan anggota tim yang lain.
VE7. Tunjukkan standar yang tinggi dalam perilaku etik
dan mutu asuhan dalam berkontribusi pada layanan
berbasis tim.
VE8. Kelola dilema etis yang spesifik terhadap situasi
layanan terpadu interprofesional bagi pasien/populasi.
VE9. Bertindaklah dengan jujur dan integritas dalam
hubungan dengan pasien, keluarga, dan anggota tim
yang lain.
VE10. Jaga kompetensi dalam profesi sendiri yang
pantas dalam cakupan praktek.
73
(9)
Click to edit Master
Ranah title 2:
Kompetensi style
Peran / Tanggung Jawab

RR1. Komunikasikan secara jelas peran & tanggung jawab anda


kepada pasien, keluarga, dan profesional lain.
RR2. Kenali keterbatasan anda dalam ketrampilan, pengetahuan, dan
kemampuan.
RR3. Ajak berbagai tenaga profesional kesehatan yang melengkapi
expertise profesional anda, maupun sumber2 yang terkait, untuk
mengembangkan strategi dalam memenuhi kebutuhan asuhan pasien
yang spesifik.
RR4. Jelaskan peran dan tanggung jawab pemberi asuhan lain dan
bagaimana tim bekerja sama dalam memberikan asuhan.
RR5. Gunakan sepenuhnya cakupan pengetahuan, ketrampilan, dan
kemampuan profesional kesehatan yang tersedia maupun nakes
dalam memberikan asuhan yang aman, tepat waktu, efisien, efektif,
dan wajar. 74
Click to edit Master title style
RR6. Komunikasikan kepada anggota tim untuk
menjelaskan tanggung jawab setiap anggota dalam
menjalankan bagian dari rencana pengobatan atau
intervensi kesehatan masyarakat.
RR7. Bentuk hubungan yang saling terkait dengan profesi
lain untuk meningkatkan asuhan dan memajukan
pembelajaran.
RR8. Ajaklah dalam pengembangan profesional dan
interprofesional yang berkesinambungan untuk
meningkatkan kinerja tim.
RR9. Gunakan kemampuan yang unik dan komplementer
dari setiap anggota tim untuk mengoptimalkan asuhan pasien.
75
Click to edit Master title style
Ranah Kompetensi 3: Komunikasi Interprofesional (8)

CC1. Pilih alat dan tehnik komunikasi yang efektif, termasuk sistem
informasi dan teknologi komunikasi, untuk memfasilitasi diskusi
dan interaksi yang meningkatkan fungsi tim.
CC2. Kelola dan komunikasikan informasi dengan pasien, keluarga,
dan anggota tim pelayanan kesehatan dalam bentuk yang bisa
dimengerti, sedapat mungkin menghindari istilah yang spesifik.
CC3. Nyatakan pengetahuan dan pendapat anda kepada anggota tim
yang terlibat dalam asuhan pasien, dengan percaya diri, jelas, dan
respek, dan bekerja untuk memastikan pengertian yang sama
terhadap informasi dan pengobatan serta keputusan pola asuhan
yang diambil.
76
Click toDengarkan
CC4. edit Master
secaratitle
aktif, style
dan dorong gagasan2 dan
pendapat2 dari para anggota tim yang lain.
CC5. Berikan feedback secara tepat waktu, sensitif dan instruktif
kepada anggota lain tentang kinerja tim, merespon secara santun
anggota tim untuk memberikan umpan-balik ke orang lain.
CC6. Gunakan bahasa yang tepat dan santun dalam situasi yang
sulit, percakapan yang krusial, atau konflik interprofesional.
CC7. Akui bagaimana keunikan diri anda, termasuk tingkat
pengalaman, expertise, budaya, kekuasaan, dan hierarki dalam tim
asuhan, berkontribusi terhadap komunikasi efektif, mengatasi
konflik, dan hubunan kerja interprofesional yang positif.
CC8. Komunikasikan secara konsisten pentingnya kerjasama tim
dalam asuhan berfokus-pasien dan berfokus-komunitas.

77
Click to edit Master title style (11)
Ranah Kompetensi 4: Tim dan Kerjasama Tim

TT1. Jelaskan proses pembentukan tim dan peran serta praktik dari
tim yang efektif.
TT2. Kembangkan konsensus atas prinsip2 etis untuk memandu semua
aspek dari asuhan pasien dan kerjasama tim.
TT3. Ajak profesional kesehatan lain-yang tepat bagi situasi asuhan
yang spesifik dalam pemecahan masalah berfokus pasien.
TT4. Integrasikan pengetahuan dan pengalaman dari profesi lain yang
tepat bagi situasi asuhan yang spesifik untuk menginformasikan
keputusan asuhan, sambil menghormati nilai2 pasien / komunitas dan
prioritas / preferensi asuhan.
TT5. Terapkan praktek2 kepemimpinan yang mendukung praktek
kolaboratif dan efektivitas tim.
78
Click to edit
TT6. Ajak Master
yang lain title
bersama stylesecara konstruktif ketidak
mengelola
sepakatan akan nilai2, peran2, goals, dan actions yang muncul dari para
profesional pemberi asuhan dan dengan pasien serta keluarga.
TT7. Bagikan akuntabilitas dengan profesional lain, pasien / komunitas agar
hasil relevan dengan prevensi dan asuhan kesehatan.
TT8. Cerminkan kinerja individu dan kinerja tim untuk individu
maupun juga sebagai tim, serta peningkatan kinerja.
TT9. Gunakan proses strategi untuk meningkatkan efektivitas kerjasama tim
interprofesional dan asuhan berbasis tim.
TT10. Gunakan bukti2 yang tersedia untuk menginformasikan kerjasama
tim yang efektif dan praktek berbasis tim.
TT11. Tampilkan kinerja untuk tim yang efektif dan dalam peran tim yang
berbeda serta dalam berbagai setting.
79

Anda mungkin juga menyukai