Anda di halaman 1dari 11

Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial

ISSN: 2620-3367 (Online) Vol. 5 No. 2 Desember 2022 Hal : 185 - 195
Available Online at jurnal.unpad.ac.id/focus

RESILIENSI REMAJA
DI LKSA MUHAMMADIYAH DARUL ILMI DEPOK

Fachria Octaviani1*, Sri ABSTRAK


Sulastri2, Meilanny Budiarti Penelitian ini membahas mengenai bagaimana sumber
Santoso 3 resiliensi pada remaja di Lembaga Kesejahteraan Sosial
1,2,3,Universitas Padjadjaran Anak Muhammadiyah Darul Ilmi Depok. Resiliensi
merupakan kemampuan individu untuk menghadapi
Article history kondisi sulit dan bangkit dari kesulitan dalam hidupnya.
Received : diisi oleh editor Dalam hal ini remaja yang berasal dari keluarga dengan
Revised : diisi oleh editor kondisi sosial ekonomi yang rendah mengakibatkan
Accepted : diisi oleh editor kebutuhan remaja tidak dapat terpenuhi dengan wajar
sehingga remaja terpaksa tinggal di Lembaga
*Corresponding author Kesejahteraan Sosial Anak. Pendekatan yang peneliti
Email : gunakan dalam penelitian ini melalui pendekatan
kualitatif, dimana dalam Teknik pengumpulan data
No. doi: 10.24198/focus.v5i2.45101
penulis melakukan wawancara, dan studi dokumentasi.
Informan dalam penelitian ini berjumlah tujuh orang
yang terdiri dari tiga remaja, pekerja sosial, asisten pekerja
sosial, dan perwakilan anggota keluarga.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa LKSA
Muhammadiyah telah memenuhi sumber resiliensi I
Have pada remaja yang dimana aspek ini dapat
mempengaruhi peningkatan kemampuan resiliensi
dalam aspek I Am dan I Can pada resiliensi. Ketiga
sumber resiliensi juga telah terlihat pada ketiga remaja di
LKSA namun terdapat beberapa aspek yang belum
maksimal.

Kata kunci: Resiliensi, Remaja, Lembaga Kesejahteraan


Sosial Anak

ABSTRACT
In this study, the sources of adolescent resilience at the
Muhammadiyah Darul Ilmi Depok Child Welfare
Institution are discussed. The capacity for overcoming
challenges in life and facing challenging circumstances is
known as resilience. Teenagers in this situation are
compelled to live in child welfare institutions since their
regular needs are not satisfied because they come from
homes with low socioeconomic status. The researchers'
method for gathering data for this study was a qualitative
approach, where they interviewed participants and
looked at supporting materials. Three teens, social
workers, social worker assistants, and representatives of
family members made up the majority of the seven
informants in this study.
According to the study's findings, LKSA
Muhammadiyah has successfully developed the I Have

185
Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial
ISSN: 2620-3367 (Online) Vol. 5 No. 2 Desember 2022 Hal : 185 - 195
Available Online at jurnal.unpad.ac.id/focus

resilience resource in teenagers, which has the potential to


influence the development of the I Am and I Can
components of resilience. The three LKSA youths
exhibited the same three sources of resilience, although
there are still some areas that may be improved.
Keywords: Resilience, Youth, Child Welfare Institution

PENDAHULUAN menurut pekerja sosial LKSA


Menurut Pediatri (2010) anak akan Muhammadiyah Darul ilmi, sebagian besar
mengalami masa peralihan dari anak anak di Lembaga ini merupakan remaja
menuju dewasa yang biasa disebut dengan yang masih memiliki orang tua namun
adolesen (Remaja). Perkembangan masa dengan kondisi keluarga yang tidak
remaja ini akan berlangsung antara umur mampu secara pengasuhan dan ekonomi,
12-21 tahun dengan pembagian usia 12-15 sehingga orang tua atau keluarga tidak
tahun adalah masa remaja awal, kemudian dapat memenuhi kebutuhan remaja secara
usia 15-18 tahun masa remaja pertengahan, wajar.
dan 18-21 tahun adalah masa remaja akhir Pada hakikatnya, apa yang rasakan oleh
(Monks,2009). anak dengan kehidupan ekonomi tinggi
Masalah kemiskinan dapat menjadi tidak jauh berbeda dengan yang dirasakan
sumber stress dan juga faktor resiko dalam dengan anak yang hidup dengan
kehidupan remaja. Kondisi sosial ekonomi perekonomian rendah. Namun, untuk
keluarga yang kurang baik mengakibatkan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok
tidak sedikit dari mereka pada akhirnya seperti sandang, pangan, dan papan pada
diserahkan ke panti asuhan atau Lembaga anak yang hidup dengan kondisi ekonomi
Kesejahteraan Sosial Anak untuk rendah seringkali menjadi masalah besar
mendapatkan kehidupan yang layak. (Pratiwi, Mirza, dan Akmal 2019).
Kebanyakan anak ditempatkan di Lembaga Remaja yang tinggal di panti asuhan
pengasuhan oleh keluarganya karena secara alami menjadi mudah tertekan
mengalami kesulitan ekonomi dan sosial dengan beragam risiko yang mengancam
dalam konteks tertentu, dengan tujuan perkembangan psikologis mereka (Aisha,
untuk memastikan anak-anak mereka dapat 2014). Kondisi ini, membuat remaja
kehidupan yang lebih layak (s.n, 2007). mengalami gangguan pada mental dan
Penelitian yang dilakukan Kemensos, psikisnya karena telah mengalami
UNICEF, dan Save The Children menunjukan guncangan yang membuat remaja
bahwa 90% anak yang tinggal di panti membutuhkan ketahanan (Resiliensi) untuk
asuhan masih memiliki orang tua yang menghadapi tantangan lainnya dengan
lengkap. Sehingga, remaja yang tinggal di kondisi yang tidak beruntung.
panti asuhan merupakan anak-anak yang Oleh karena itu, diperlukan pemenuhan
terpisah dari lingkungan keluarganya, dan secure attachment bagi remaja yang tinggal di
tidak mendapatkan hangatnya kasih sayang Lembaga yang termasuk keadalam salah
orang tua kandung (Qur’ani, 2016). satu aspek sumber resiliensi yaitu I have.
Kondisi ini sama halnya dengan yang Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak
terjadi di Lembaga Kesejahteraan Sosial Muhammadiyah Darul Ilmi Depok
Anak Muhammadiyah Darul ilmi. merupakan salah satu Lembaga
Berdasarkan data awal yang diperoleh Pengasuhan berbasis Lembaga yang telah
peneliti pada tanggal 17 Maret 2022, memberikan Secure Attactment tersebut

186
Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial
ISSN: 2620-3367 (Online) Vol. 5 No. 2 Desember 2022 Hal : 185 - 195
Available Online at jurnal.unpad.ac.id/focus

kepada remaja dengan latar belakang sosial Have), Kekuatan dalam diri (I Am), dan
ekonomi dan pengasuhan yang kurang Kemampuan Interpersonal (I Can).
baik. Lembaga ini telah berhasil Dalam mengumpulkan data,
membentuk anak-anak asuhnya, anak asuh peneliti menggunakan Teknik wawancara,
menurut tingkat Pendidikan yang dicapai observasi, dan studi dokumentasi.
sudah dapat dikatakan baik karena banyak Informan dalam penelitian ini adalah
diantara anak asuh yang berhasil mencapai Pekerja Sosial, Asisten Pekerja Sosial,
tingkat pedidikan hingga jenjang Remaja, dan subjek pendukung informan.
perguruan tinggi. Adapun tahapan analisis data dalam
Selanjutnya, Grotberg menyatakan penelitian ini meliputi Kondensasi data,
bahwa resiliensi terbentuk melalui faktor penyajian data, penyimpulan, dan verifikasi
yang sama, namun dengan sumber yang data (Miles&Huberman, 1984)
berbeda. Terdapat 3 sumber pembentuk
resiliensi untuk membantu remaja HASIL DAN PEMBAHASAN
mengatasi konflik yang tidak Isi Hasil dan Pembahasan
menyenangkan yaitu sumber pembentuk “I Berdasarkan hasil penelitian
Have” atau dukungan eksternal, yaitu salah mengenai sumber resiliensi remaja di
satu sumber pembentuk resiliensi yang Lembaga Kesejahteraan Sosial
berasal dari luar diri individu. Dalam hal ini Muhammadiyah Darul Ilmi menunjukkan
besarnya dukungan sosial yang diberikan bahwa Setiap manusia pada dasarnya akan
oleh orang lain sangat membantu dalam mengalami kesulitan dalam hidupnya,
terbentuknya resiliensi (Desmita, 2005, hal. salah satunya adalah remaja yang berasal
229). Kemudian, sumber pembentuk “I dari keluarga dengan kondisi sosial
Am” atau kekuatan individu yang meliputi ekonomi rendah sehingga kebutuhannya
perasaan, sikap, dan keyakinan yang tidak dapat terpenuhi dengan wajar.
dimiliki individu itu sendiri. Yang terakhir Kebanyakan dari remaja ini pada
terdapat sumber pembentuk resilien “I akhirnya akan terpaksa tinggal di Lembaga
Can” atau Kemampuan Interpersonal. Pada Kesejahteraan Sosial Anak dan
kemampuan iniberkaitan dengan membutuhkan resiliensi untuk bertahan
keterampilan yang dimiliki oleh individu dari kondisi yang tidak menguntungkan.
dalam menjalin hubungan sosial dan Sama hal nya yang terjadi dengan subjek
interpersonal (Desmita, 2005, hal. 230). AY,FI, dan EK. Ketiga subjek memiliki
faktor latar belakang yang sama yaitu
METODE termasuk kedalam anak yang beresiko.
Peneliti menggunakan pendekatan Anak beresiko merupakan anak yang
penelitian kualitatif, dimana peneliti ingin dilatarbelakangi dengan kondisi seperti
memperoleh hasil yang menunjukkan data kemiskinan, ataupun kekerasan.
yang akurat dan juga memaparkan secara Hasil penelitian berdasarkan fokus
jelas terkait bagaimana resiliensi yang penelitian masalah dari penjelasan
dicapai oleh remaja di LKSA sebelumnya pada teori Grotberg (1995),
Muhammadiyah Darul Ilmi. Pendekatan dapat dilihat bahwa sumber pembentukan
kualitatif ini pun nantinya akan berupa resiliensi terbagi menjadi tiga yaitu, sumber
deskripsi kata-kata, tulisan-maupun lisan resiliensi remaja I Have (Dukungan
yang dapat diamati. Selanjutnya, penelitian Eksternal), I Am (Kekuatan Individu), dan I
kualitatif ini akan sejalan pada tujuan Can (Kemampuan Interpersonal).
penelitian yang dimana, akan Sumber Resiliensi I Have (Dukungan
menggambarkan sumber pembentuk Eksternal)
resiliensi remaja di LKSA Muhammadiyah a. Mempercayai Hubungan (Trustting
darul ilmi mulai dari dukungan eksternal (I Relationship)

187
Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial
ISSN: 2620-3367 (Online) Vol. 5 No. 2 Desember 2022 Hal : 185 - 195
Available Online at jurnal.unpad.ac.id/focus

Berdasarkan hasil
wawancara yang telah dilakukan (Hughes, 2017) menyatakan
penulis dengan informan bahwa, bahwa memiliki trusted-relationship
pekerja sosial, asisten pekerja sosial setidaknya dengan satu orang
dan anggota keluarga mampu dewasa dalam perkembangannya
menjadi tempat pertama remaja jika akan berkaitan dengan menurunnya
ingin berbagi keluh kesah resiko terhadap penyakit mental
permasalahannya. Untuk informan dan perasaan ingin melukai diri
AY percaya kepada pekerja sosial sendiri. Dengan begitu, maka
dan kakak kandungnya. Ia percaya pekerja sosial, asisten pekerja sosial
kepada pekerja sosial karena telah dan keluargapun akan terbuka
mengenal pekerja sosial selama 4 kepada remaja di LKSA saat mereka
tahun terakhir dan ia merasa dapat mengalami kesulitan dalam hidup.
membagi cerita ataupun masalah b. Struktur dan Aturan
yang sedang dihadapinya kepada Sejalan dengan hasil
pekerja sosial. AY tidak dekat wawancara yang telah dilakukan
dengan keluarganya selain kakak kepada tiga informan, bahwa
kandungnya sendiri, sehingga ia ketiganya memiliki struktur dan
merasa butuh sosok dewasa lainnya aturan yang berlaku di LKSA
dalam hidup seperti pekerja sosial di Muhammadiyah Darul Ilmi yang
Lembaga. mencakup ; tidak boleh
Informan FI percaya kepada menggunakan telephone tanpa izin,
pekerja sosial dan ibu kandungnya. menonton tv dan komputer tanpa
Hubungan kepercayaan FI dengan izin, membawa tamu kedalam
Pekerja sosial juga telah terjalin asrama dan kamar tanpa izin,
selama kurang lebih 4 tahun merokok, miras & narkoba, serta
terakhir, sehingga FI merasa dapat keluar asrama tanpa izin.
membagikan ceritanya kepada Peraturan lainnya yang
orang yang dipercaya selain ibu berlaku adalah hafalan quran, sholat
kandungnya sendiri.FI tidak berjaamah diwaktu tertentu,
memiliki hubungan kepercayaan mengerjakan piket, dan tidur tepat
dengan anggota keluarga lain selain waktu. Dalam aturan yang dibuat
ibunya karena FI tidak mengenal terdapat awards maupun punishment
ayah kandungnya sejak kecil, FI juga jika mereka melanggar. Dalam
mengaku tidak dekat dengan Ayah berdirinya struktur dan aturan
sambungnya saat ini. tersebut, terdapat juga orang yang
Sedangkan Subjek EK dapat memberikan struktur dan
merasa kesulitan untuk percaya aturan di LKSA Muhammadiyah
kepada orang lain, ia juga tidak Darul Ilmi.
dekat dengan keluarganya. Subjek AY dan FI tidak
Sehingga saat ini EK hanya percaya pernah melanggar aturan selama
dengan Asisten Pekerja Sosial di tinggal di LKSA dan mendapatkan
Lembaga, walaupun hubungannya pujian dari lembaga. Namun Subjek
dengan asisten pekerja sosial belum EK pernah melakukan pelanggaran
berlangsung lama namun ia merasa dengan pergi dari Lembaga tanpa
percaya kepada asisten pekerja izin lebih dari satu kali (kabur). Hal
sosial karena menurutnya asisten ini membuat EK mendapatkan
pekerja sosial dapat menjaga rahasia punishment dari lembaga berupa
dan menyimpan ceritanya. surat peringatan. Dengan adanya

188
Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial
ISSN: 2620-3367 (Online) Vol. 5 No. 2 Desember 2022 Hal : 185 - 195
Available Online at jurnal.unpad.ac.id/focus

punishment tersebut membuat EK acuan dalam kehidupannya yang


berhasil untuk berubah dan tidak diteladani.
melakukannya lagi. d. Dorongan agar menjadi individu
Grotberg (1995) menyatakan otonom
bahwa punishment dilakukan Berdasarkan hasil
kepada seseorang ketiga melanggar wawancara yang telah dilakukan
aturan akan membuat individu peneliti, Informan AY merasa
memahami kesalahannya dan dorongan itu muncul dari dalam
mendorong individu tersebut untuk dirinya sendiri namun diperkuat
mengemukakan pendapatnya akan dengan kehadiran pekerja sosial di
hal yang terjadi, dan jika memang Lembaga, sedangkan informan FI
benar bersalah punishment merasa dorongan itu ia dapatkan
dibutuhkan dan ketika individu dari keluarga dan pekerja sosial.
berhasil mencapai sesuatu maka Dorongan ini diberikan dengan
harus diberikan pujian atas tindakan adanya tanggung jawab yang
yang dilakukannya. diamanahkan lembaga kepada AY
c. Rolemodels dan FI dalam menerima tamu,
Berdasarkan hasil membantu mengurus adik-adik
wawancara yang telah dilakukan yang kecil, hingga membantu
peneliti, bagi ketiga informan memasak untuk anak-anak di
merasa bahwa ketua LKSA dan istri lembaga.
merupakan rolemodels yang Sedangkan informan EK
memberikan contoh yang baik bagi merasa dorongan itu ia dapatkan
informan dengan menunjukkan dari asisten pekerja sosial. Dorongan
perilaku yang baik remaja ini dibuktikan dengan adanya
mengikuti. tanggung jawab berupa jadwal
Subjek AY. FI, dan EK ingin piket. Dimana semua remaja
mencontoh perilaku dari ketua diharuskan untuk melaksanakan
LKSA dan istri karena beliau jadwal piket tersebut agar mereka
memiliki sifat dermawan, suka memiliki kemandirian selama
tolong menolong, sabar, dan halus. tinggal di lembaga.
Maka dapat disimpulkan bahwa Lamberte dalam
meskipun remaja tidak tinggal (bautista,dkk,2002) menyatakan
dengan orang tua, dan tidak bahwa seorang remaja akan resilien
mendapatkan acuan model dari jika mereka mampu melakukan
pengasuh namun mereka mampu perubahan yang positif setelah
menemukan acuan model melalui diberikan peluang untuk merubah
ketua LKSA dan istri, maka hal ini perilakunya. Dan hal ini terjadi pada
akan menjadi sumber kekuatan ketiga subjek AY, FI, dan EK di
resiliensi remaja karena telah LKSA Muhammadiyah Darul Ilmi.
memiliki sosok positif dalam
hidupnya. Sumber Resiliensi I Am (Kekuatan
(Werner, 1993) dalam Individu)
penelitiannya menyatakan bahwa a. Memiliki rasa empati, mencintai,
individu yang resilien, akan dan keperdulian terhadap orang
produktif serta sehat secara lain
emosional, individu juga akan Berdasarkan hasil penelitian,
memiliki setidaknya satu tokoh ketiga subjek informan akan siap
membantu jika dimintai

189
Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial
ISSN: 2620-3367 (Online) Vol. 5 No. 2 Desember 2022 Hal : 185 - 195
Available Online at jurnal.unpad.ac.id/focus

pertolongan dengan orang lain. ada disekitarnya, walaupun pada


Mereka juga akan merasa tidak saat pertama kali datang ke
nyaman jika melihat teman atau Lembaga ketiga informan belum
orang lain mengalami kesusahan. merasakan hal tersebut, informan
Dalam hal ini, ketiga subjek AY merasa bahwa dulu lingkungan
AY, FI, dan EK akan merasa tidak diskitarnya hanya memerdulikan
nyaman jika melihat orang lain diri sendiri. namun seiring
mengalami kesulitan. Hal ini berjalannya waktu AY telah
tegambar pada subjek AY yang merasakan bahwa kehadirannya
merasa kasihan dengan teman di telah berarti dan ia merasa telah
asrama jika ada yang sakit, namun disayangi dengan banyaknya
AY hanya dapat memberikan perhatian yang diberikan kepada
perhatian dengan memberikan obat AY.
maupun membuatkan bubur. Begitu Informan FI pernah
juga dengan subjek FI yang siap mengalami bullying oleh teman-
membantu adik-adik di asrama jika teman di lembaga, dan hal tersebut
ada yang kesulitan membuat PR. yang membuat subjek FI merasa
Sama dengan subjek EK, ia akan bahwa orang disekelilingnya tidak
merasa ingin selalu membantu jika menyayanginya. Namun saat ini FI
ada orang disekelilingnya yang merasa bahwa lingkungannya
mengalami kesulitan. Namun sangat menyayanginya karena
subjek EK mengatakan bahwa ia banyak perhatian yang diberikan
akan mengamati terlebih dahulu jika dan FI selalu mendapatkan bantuan
orang tersebut dirasa perlu dibantu dari lingkungan disekitarnya. Selain
ia akan membantu dengan senang merasa disayang oleh lingkungan di
hati. lembaga, FI juga merasa sangat
Hal ini dikarenakan remaja disayangi oleh ibunya, walaupun
telah memiliki aspek merasa dicintai tidak tinggal bersama namun Ibu FI
dan disayangi sehingga mereka selalu memberikan perhatian dan
dapat menyalurkan perasaannya nasihat untuk FI agar dapat
melalui tindakan. Selain itu adanya menjalani kehidupan dengan baik.
aspek trusting relationship pada Hal serupa juga dirasakan
sumber resiliensi I have oleh nforman EK , ia merasa bahwa
membuatnya merasa dicintai orang disekitarnya dulu hanya
dengan adanya pihak yang dapat penasaran dengan kehidupannya,
dipercaya, selalu mendengarkan namun seiring berjalannya waktu
keluh kesahnya, serta berdiskusi mereka dapat merasakan perasaan
dalam pemecahan masalah. dicintai dibuktikan dengan adanya
(Sullivan,1953) menyatakan bahwa perhatian dan perilaku yang positif,
jika individu dapat diterima oleh selain itu ketiga informan merasa
orang lain, disenangi, maka selalu ada orang yang dapat
individu akan bersikap mendengarkan dan membantunya
menghormati dan menerima. saat sedang mengalami masalah.
b. Disayang dan menyayangi orang c. Bangga terhadap diri sendiri
lain
Berdasarkan hasil Pada hasil wawancara yang
wawancara yang telah dilakukan, telah dilakukan peneliti
informan merasa disayang dan menunjukkan bahwa informan
dapat menyayangi orang lain yang sudah bangga terhadap dirinya.

190
Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial
ISSN: 2620-3367 (Online) Vol. 5 No. 2 Desember 2022 Hal : 185 - 195
Available Online at jurnal.unpad.ac.id/focus

Informan AY bangga terhadap perguruan tinggi agar dapat


dirinya karena prestasi yang telah ia mewujudkan harapannya, FI juga
dapatkan, ia pernah menjadi juara memiliki kepercayaan kepada tuhan
kelas dan hal itu dijadikan motivasi dan selalu menjadikan sholat serta
untuk AY dalam menjalani doa sebagai salah satu tiang
kehidupan saat ini. kekuatannya. Subjek EK percaya
Informan FI bangga pada pada setiap kejadian dalam hidup
dirinya sendiri karena telah berhasil dan berharap bahwa kehidupannya
melewati berbagai masalah dalam akan baik-baik saja, ia juga optimis
hidupnya dan dapat bertahan hidup dengan terus menunut ilmu agar
walaupun tidak tinggal dengan dapat memperbaiki kehidupannya,
orang tua/keluarga, ia memiliki kepercayaan kepada tuhan juga
segudang harapan untuk ibunya menjadi salah satu sumber kekuatan
dan berusaha untuk terus EK dalam hidup.
berkembang dengan baik. Hal ini sesuai dengan
Sedangkan informan EK pernyataan Grotberg (1995), bahwa
mengatakan bahwa belum jika individu memiliki harapan
sepenuhnya bangga terhadap dalam iman dan kepecayaan yang
dirinya karena masih suka tinggi dalam menghadapi kondisi
menyesali apapun yang dilakukan. terpuruknya, maka ia akan
Ia menyesali jika terlalu terbuka mengekspresikannya dalam bentuk
dengan orang lain hingga orang lain spiritualitas terhadap tuhan.
dapat mengetahui kelemahannya, Dengan melakukan hal tersebut,
selain itu EK memandang dirinya individu dapat terhindar dari
kurang baik karena pernah perilaku negatif yang dapat
melanggar peraturan (kabur) lebih merugikannya.
dari satu kali. e. Bertanggung jawab dan menerima
d. Percaya diri, optimis dan penuh konsekuensi
akan harapan Subjek AY menunjukan rasa
Berdasarkan hasil mandiri dan tanggung jawabnya
wawancara yang telah dilakukan dengan membantu mengurus adik-
peneliti bahwa, ketiga informan adik serta tugas lain membuat AY
memiliki kepercayaan diri, merasa bertanggung jawab atas apa
keyakinan, dan harapan dalam yang telah diberikan kepada
hidupnya. Informan AY, memiliki mereka. Kemudian FI Subjek FI
harapan untuk menjadi orang dapat bertanggung jawab dengan
sukses dan membanggakan memilih untuk fokus terhadap
keluarganya, ia optimis dengan rajin akademiknya. Hal ini dilakukan FI
belajar hinggadapat meraih juara senantiasa untuk terus fokus
kelas. Kepercayaan kepada tuhan sekolah dan masuk ke perguruan
dan menjadikan doa sebagai tinggi sehingga ia dapat
kekuatannya dalam menjalani mewujudkan harapan-harapannya.
hidup saat ini. Subjek EK sudah dapat
Subjek FI, memiliki harapan bertanggung jawab dengan selalu
untuk memberangkatkan orang tua melaksanakan piket dan sholat
ke tanah suci. Ia merasa bersyukur berjamaah di asrama. Hal ini dapat
atas apa yang ia miliki sekarang dan terjadi karena dahulu EK seringkali
ia terus berusaha melalui sekolah tidak mengikuti sholat berjamaah
dan bertekat untuk masuk ke dan dalam prosesnya Lembaga

191
Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial
ISSN: 2620-3367 (Online) Vol. 5 No. 2 Desember 2022 Hal : 185 - 195
Available Online at jurnal.unpad.ac.id/focus

selalu membantu untuk menjadikan diri, atau melakukan aktifitas lain


setiap individu berubah menjadi seperti tidur namun tetap
lebih baik. memikirkan masalah dan jalan
Hasil wawancara keluarnya dengan tenang. Maka
menyatakan bahwa ketiga informan dapat disimpulkan bahwa ketiga
mampu bertanggung jawab. informan memiliki strategi yang
Informan mampu menentukan berbeda-beda dalam menyelesaikan
pilihannya dan menjalani masalah.
pilihannya. Pemberian peluang agar c. Kemampuan dalam mengelola
dapat membentuk kemampuan perasaan
internal individu dan penyediaan Berdasarkan hasil
melalui layanan yang diberikan oleh wawancara yang telah dilakukan
LKSA Muhammadiyah Darul Ilmi peneliti, ketiga informan memiliki
terbukti dapat meningkatkan cara yang berbeda untuk
sumber kemampuan internal yang mengekspresikan perasaannya.
dimiliki individu. Informan AY akan cenderung diam
dan memilih untuk mendengarkan
Sumber Resiliensi I Can (Kemampuan musik, informan EK akan menangis
Interpersonal) untuk meluapkan emosinya agar
a. Kemampuan Berkomunikasi tidak melampiaskannya kepada
Berdasarkan hasil orang lain, dan informan EK
wawancara, ketiga informan memilih untuk tidur untuk
memiliki kemampuan meredam emosinya. Dapat
berkomunikasi walaupun belum disimpulkan bahwa ketiga informan
sepenuhnya. Subjek AY, FI, dan EK memiliki cara masing-masing dalam
cenderung akan memendam sendiri mengelola perasaan dan rangsangan
perasaannya jika masalah yang ketika dalam keadaan yang
mereka hadapi tidak terlalu menyulitkan.
membuat mereka mengganggu. d. Mengendalikan dan mengukur
Namun, mereka akan melakukan tempramen sendiri dan orang lain
komunikasi dengan orang lain Berdasarkan hasil
seperti pekerja sosial, asisten pekerja wawancara, untuk informan AY
sosial, maupun keluarga saat memilih untuk menonton film,
mengalami masalah yang berat. informan FI memilih untuk
b. Kemampuan dalam memecahkan menyibukkan diri, dan informan EK
masalah memilih untuk tidur dan
Berdasarkan hasil menghabiskan waktu dikamar.
wawancara yang telah dilakukan Ketiga informan juga mampu
peneliti, menunjukkan bahwa ketiga mengukur tempramen orang lain
informan memiliki kemampuan dengan mereka menyadari bahwa
dalam memecahkan masalah dalam terdapat tindakan atau emosi yang
hidupnya. Informan AY cenderung mereka tidak kenali. Dengan
akan mengalihkan masalahnya memahami tempramen orang lain,
namun akan tetap bercerita dengan ketiga informan mampu
orang lain dan meminta saran utuk mengetahui apa yang harus mereka
menyelesaikan masalahnya, lakukan sehingga, dapat
Informan FI dan EK memiliki disimpulkan bahawa ketiga
kemampuan dalam memecahkan informan telah memiliki
masalahnya dengan menyibukkan kemampuan untuk mengatur

192
Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial
ISSN: 2620-3367 (Online) Vol. 5 No. 2 Desember 2022 Hal : 185 - 195
Available Online at jurnal.unpad.ac.id/focus

tempramennya sendiri dan orang


lain. 1. Sumber resiliensi I Have
e. Menjalin hubungan yang dilandasi (Dukungan Eksternal)
oleh kepercayaan Sumber resiliensi I have
Berdasarkan hasil pada remaja di Lembaga
wawancara, informan AY Kesejahteraan Sosial
menemukan hubungan yang Muhammadiyah Darul Ilmi telah
dipercaya melalui Lembaga dilaksanakan melalui berbagai
kesejahteraan sosial program yang ada dilembaga,
Muhammadiyah Darul Ilmi dengan namun terdapat informan yang
mencurahkan isi hatinya kepada aspek-aspek resiliensinya dapat
Allah, dan pekerja sosial di terbentuk karena adanya peran
Lembaga, informan FI akan orang tua yaitu ibu. Trusting
meminta pertolongan kepada Allah relationship merupakan salah satu
dan Ibu kandungnya, sedangkan aspek terpenting yang perlu dimiliki
informan EK memiliki hubungan oleh remaja dalam pembentukan
yang dipercaya dengan sang resiliensi.
pencinpta dan asisten pekerja sosial Aspek ini berhasil
di Lembaga. didapatkan oleh remaja melalui
Ketiga subjek telah pekerja sosial,asisten pekerja sosial,
menemukan hubungan yang dapat asisten pekerja sosial dan orang tua
dipercaya melalui aspek trusted melalui kebijakan Lembaga dan
relationship dalam sumber resiliensi peran orang tua itu sendiri maka
I Have dan sikap disayang dan remaja mendapatkan akses yang
menyayangi orang lain dalam diperlukan sehingga kemampuan
sumber resiliensi I am. Hal ini juga remaja (I Can) akan terbentuk
menunjukkan bahawa Lembaga melalui kekuatan yang mereka
Kesejahteraan Sosial Anak miliki (I Am).
Muhammadiyah Darul Ilmi telah
mampu membantu individu 2. Sumber resiliensi I Am (Kekuatan
menemukan hubungan yang dapat Individu)
dipercaya, seseorang yang dapat Sumber resiliensi I am pada
dipercaya, yang menjadi tempat remaja di Lembaga Kesejahteraan
bercerita dan berdiskusi dengan Sosial Anak Muhammadiyah Darul
remaja melalui pekerja sosial, Ilmi sudah terlihat. Secara umum,
asisten pekerja sosial, maupun ketiga informan telah memiliki
keluarga. Dapat disimpulkan bahwa aspek resiliensi I am mencakup, rasa
mereka memiliki orang yang dapat empati, mencintai, dan keperdulian
membantunya disaat mereka terhadap orang lain, disayang dan
kesulitan. menyayangi orang lain, bangga
terhadap diri sendiri, memiliki rasa
KESIMPULAN percaya diri, optimis dan penuh
Berdasarkan hasil penelitian dan akan harapan, serta bertanggung
pembahasan yang telah dilakukan pada bab jawab, dan menerima konsekuensi. .
sebelumnya, maka pada bab ini peneliti Namun terdapat salah satu
akan menyajikan kesimpulan mengenai hal aspek yang dimana belum
yang terkait dengan sumber-sumber sepenuhnya dimiliki oleh salah satu
resiliensi pada remaja di LKSA informan yaitu informan EK pada
Muhammadiyah Darul Ilmi. poin bangga terhadap diri sendiri.

193
Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial
ISSN: 2620-3367 (Online) Vol. 5 No. 2 Desember 2022 Hal : 185 - 195
Available Online at jurnal.unpad.ac.id/focus

informan merasa belum sepenuhnya Grotberg, E. (1995). A Guide to Promoting


bangga dan perlu meningkatkan Resillience in Children : Strengthening
rasa bangga terhadap dirinya the Human Spirit. Bernard van Leer
sendiri. Foundation.
Miles, M. H. (2014). Qualitative Data
3. Sumber resiliensi I Can Analysis. USA: Sage Publications .
(Kemampuan Interpersonal) Adolescents in Institutional Care:
Sumber resiliensi I can pada Significant Adults, Resilience and
remaja di Lembaga Kesejahteraan Well-Being. (t.thn.).
Sosial Anak Muhammadiyah Darul Alkayyis , Y., Yuliani, D., & Windriyati.
Ilmi juga sudah terlihat. Meskipun (2021). Penyesuaian Diri Anak Asuh
kemampuan interpersonal yang Di Lembaga Kesejahteraan Sosial
dimiliki setiap informan berbeda- Anak (LKSA). Jurnal Ilmiah Pekerjaan
beda dan belum maksimal karena Sosial , 1-17.
ketiga informan terkadang masih Ambarwati, R., & Pihasniwati. (2017).
memilih untuk memendam Dinamika Resiliensi Remaja yang
perasaannya namun secara umum Pernah Mengalami Kekerasan
mereka telah menunjukan sikap Orang Tua . Psikologika, 50-68.
yang terkait dengan kemampuan Bandi , R. K. (2021). Institutional and Non-
berkomunikasi, kemampuan dalam Institutional Care Services for
memecahkan masalah, kemampuan Children in Need of Care and
dalam mengelola perasaan dan Protection in India. International
impuls, mengendalikan dan Research Journal of Modernization in
mengukur tempramen sendiri dan Engineering Technology and Science ,
orang lain, serta menjalin hubungan 1066-1070.
yang dilandasi oleh rasa Batubara, J. R. (2010). Adolescent
kepercayaan. Development (Perkembangan
Remaja). Sari Pediatri, 21-29.
DAFTAR PUSTAKA Collin, D., Coleman , K., Milne, L., Sell, J., &
Ambarwati, R., & Pihasniwati. (2017). Daigneault, I. (2011). Trauma
Dinamika Resiliensi Remaja yang Experiences, Maltreatment-Related
Pernah Mengalami Kekerasan Impairments, and Resilience Among
Orang Tua . Psikologika, 50-68. Child Welfare Youth In Residential
Bandi , R. K. (2021). Institutional and Non- Care. Int J Ment Health Addiction.
Institutional Care Services for Desmita. (2006). Psikologi Perkembangan.
Children in Need of Care and Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Protection in India. International Erwin, S. (2017). Pelayanan Sosial Bagi Anak
Research Journal of Modernization in Asuh di LKSA /PSAA Nugraha
Engineering Technology and Science , Kota Bandung . Prosiding SNaPP
1066-1070. Sosial, Ekonomi, dan Humaniora , 470-
Batubara, J. R. (2010). Adolescent 475.
Development (Perkembangan Funaidi, P., Airin, Angel, Angela, & Hartini,
Remaja). Sari Pediatri, 21-29. S. (2021). Penerimaan Diri Pada
Collin, D., Coleman , K., Milne, L., Sell, J., & Remaja Panti Asuhan Puteri
Daigneault, I. (2011). Trauma Aisyiyah Medan . Psyche 165 Journal
Experiences, Maltreatment-Related , 17-21.
Impairments, and Resilience Among Grotberg, E. (1995). A Guide to Promoting
Child Welfare Youth In Residential Resillience in Children : Strengthening
Care. Int J Ment Health Addiction.

194
Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial
ISSN: 2620-3367 (Online) Vol. 5 No. 2 Desember 2022 Hal : 185 - 195
Available Online at jurnal.unpad.ac.id/focus

the Human Spirit. Bernard van Leer overcoming life"s hurdless. Amerika:
Foundation. Broadway Books.
Hadianti, S. W., Nurwati, R. N., & Darwis, Rukajat, A. (2018). Pendekatan Penelitian
R. S. (2017). Resiliensi Remaja Kualitatif .
Berprestasi dengan Latar Belakang Sugianto, M., Abidin , Z., Purwono, U., &
Orang Tua Bercerai (Studi Kasus Siregar, J. (2020). Eksplorasi
pada Siswa-Siswa Berprestasi Kebutuhan Anak dan
dengan Latar Belakang Orang Tua Pengembangan Model Pengasuhan
Bercerai di SMA Negri 1 di Lembaga Kesejahteraan Sosial
Margahayu). Jurnl Penelitian & PKM, Anak (LKSA) Di Abad 21 Di Jakarta.
129-389. Sosio Konsepsia , 271-284.
Hendriani, W. (2018). Resiliensi Psikologis . Susilowati, E., Dewi, K., & Kartika, T. (2019).
Jakarta: Prenadamedia Group. Penerapan Standar Nasional
Kawitri, A. Z., Rahmawati, B. D., Pengasuhan Pada Lembaga
Listiyandini, R. A., & Rahmatika, R. Kesejahteraan Sosial Anak di
(2019). Self-Compassion dan Provinsi Kalimantan Selatan. Jurnal
Resiliensi pada Remaja Panti Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan
Asuhan. Jurnal Psikogenesis, 26-83. Pekerjaan Sosial , 1-21.
Matos , P. M., & Mota, C. P. (2015). Sutinah. (2018). Analisa keberadaan
Adolescents in Institutional Care: lembaga kesejahteraan sosial anak
Significant Adults, Resilience and (LKSA). Dialektika, 66-78.
Well-Being. Child & Youth Care
Forum.
Miles, M. H. (2014). Qualitative Data
Analysis. USA: Sage Publications .
Munthe , I. S., & Raharjo, S. T. (2018).
Pemenuhan Kebutuhan Afeksi Pada
Anak (Peningkatan Kemandirian
dan Kepercayaan Diri di Lembaga
Kesejahteraan Sosial Anak -LKSA).
Jurnal Pekerjaan Sosial , 119-123.
Nisa , M. K., & Muis, D. T. (2016). Studi
tengan Daya Tangguh (Resiliensi)
Anak di Panti Asuhan Siduarjo .
Jurnal BK Unesa, 40-44.
Nugrahani, F. (2014). Metode Penelitian
Kualitatif . Surakarta.
Pratama , D. M. (2021). Strategi Koping
Anak yang Memiliki Pengalaman
Kehilangan Orang Tua di LKSA
Kota Bandung. Junral Ilmiah
Pekerjaan Sosial , 53-69.
Rahakbauw , N. (2016). FAKTOR-FAKTOR
ANAK DITERLANTARKAN DAN
DAMPAKNYA. Insani, 32-45.
Rahardjo, M. (2011). Metode Pengumpulan
Data Penelitian Kualitatif .
Reivich, K. a. (2003). The Resillience Factors :
7 Key to finding your strength, and

195

Anda mungkin juga menyukai