912-Article Text-3293-1-10-20220413
912-Article Text-3293-1-10-20220413
Nomor 1
Jurnalistrendi : JURNAL LINGUISTIK, SASTRA, DAN PENDIDIKAN Tahun 2022
http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi |P-ISSN: 2527-4465 | E-ISSN: 2549-0524|
Abstract
The short story Ayah, Ibu Ku Mohon tells about the family
conflict that occurs between father, mother, and children. The
wrong action of a mother's association with her father's
brother triggers the outbreak of family conflict in this short
story. The problem studied in this study is the family conflict
contained in the short story Ayah, Ibu Ku Mohon by Dewi
Muda Makin. The purpose of this research is to find and
describe the conflicts contained in the short story Ayah, Ibu
Ku Mohon by Dewi Muda Makin. The research approach is a
qualitative approach with the research method used is the
reading and note-taking method. The theory used is the theory
98
Volume 7
Nomor 1
Jurnalistrendi : JURNAL LINGUISTIK, SASTRA, DAN PENDIDIKAN Tahun 2022
http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi |P-ISSN: 2527-4465 | E-ISSN: 2549-0524|
99
Volume 7
Nomor 1
Jurnalistrendi : JURNAL LINGUISTIK, SASTRA, DAN PENDIDIKAN Tahun 2022
http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi |P-ISSN: 2527-4465 | E-ISSN: 2549-0524|
100
Volume 7
Nomor 1
Jurnalistrendi : JURNAL LINGUISTIK, SASTRA, DAN PENDIDIKAN Tahun 2022
http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi |P-ISSN: 2527-4465 | E-ISSN: 2549-0524|
cerita, latar atau setting, sudut pandang, aspek kejiwaan yang terkandung dalam
gaya bahasa, dan diksi. Unsur ekstrinsik suatu karya sastra.
adalah unsur yang ada di luar karya sastra Terdapat tiga pendekatan yang dapat
yang terdiri dari latar belakang pengarang dilakukan untuk memahami hubungan
dan nilai-nilai yang terkandung dalam antara psikologi dengan sastra (Endraswara,
masyarakat, seperti nilai sosial, nilai moral, 2008:99), yaitu pendekatan ekspresif yang
nilai budaya, nilai pendidikan, nilai agama, bertujuan untuk memahami unsur-unsur
dan lain-lainnya. kejiwaan atau psikologi pengarang sebagai
Konflik merupakan sesuatu yang penulis, pendekatan tekstual bertujuan
dramatik, mengacu pada pertarungan antara untuk memahami dan mengkaji unsur-unsur
dua kekuatan yang seimbang dan kejiwaan tokoh-tokoh fiksional dalam karya
menyiratkan adanya aksi dan aksi balasan sastra, dan pendekatan reseptif bertujuan
(Wellek & Warren, 1989:285). Konflik untuk memahami unsur-unsur kejiwaan
dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri atau psikologi pembaca.
yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Pendekatan pertama berkenaan dengan
Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya peranan pengarang sebagai pencipta sastra.
menyangkut ciri fisik, pengetahuan, adat Cara ini melihat sebuah karya sastra sebagai
istiadat, keyakinan, gagasan, dan lain sebuah proses kreatif. Oleh karena itulah,
sebagainya. Konflik keluarga yang Wellek dan Warren (1989:81) membedakan
dimaksudkan dalam konteks penelitian ini analisis psikologi yang pertama ini menjadi
adalah konflik atau pertikaian yang terjadi dua macam, yakni studi psikologi yang
antara tokoh-tokoh dalam cerpen. menyangkut dengan pengarang, seperti
Tokoh cerpen Ayah, Ibu Ku kelainan kejiwaan, sebagai jenis gejala
Mohonkarya Dewi Muda Makin terdiri dari neurosis, dan studi yang berkaitan dengan
ayah, ibu dan tiga orang anak mereka, yaitu inspirasi, ilham, dan kekuatan-kekuatan
Aku, Mira, dan Edy. Tokoh Ayah berseteru supernatural lainnya.
atau berkonflik dengan tokoh Ibu Pendekatan kedua melihat peran
disebabkan oleh seorang Ibu yang sering psikologi sastra memberikan perhatian
keluar rumah dengan laki-laki lain yang dalam kaitan dengan kejiwaan tokoh-tokoh
tidak lain adalah adik kandung dari tokoh fiksional yang terkandung dalam karya.
Ayah. Persoalan inilah menjadi cikal-bakal Karya sastra memasukan berbagai aspek
terjadinya konflik berkepanjangan yang kehidupan ke dalamnya, khususnya
juga melibatkan anak-anak. Perhatian Ayah manusia. Aspek-aspek kemanusiaan itulah
terhadap anak-anaknya menjadi kurang. yang merupakan objek utama psikologi
Terlepas cerpen ini didominasi pertikaian, sastra, sebab semata-mata dalam diri
namun ada ajaran dan nilai positif yang manusialah tokoh-tokoh, aspek kejiwaan
berguna bagi pembaca. bergejolak hingga menimbulkan konflik.
Teori yang digunakan dalam penelitian Tokoh-tokoh cerita memiliki perwatakan
ini adalah teori Psikologi Sastra. Psikologi yang berbeda yang sengaja diciptakan untuk
berasal dari dari bahasa Yunani psyche berbenturan antara satu dengan yang
yang berarti jiwa, dan logos yang berarti lainnya. Perbenturan demikianlah
ilmu. Jadi, psikologi adalah ilmu jiwa atau menimbulkan konflik dan ketegangan untuk
ilmu yang menyelidiki dan mempelajari menjadikan cerita pendek lebih menarik dan
tingkah laku manusia. Sedangkan, sastra menegangkan. Ketegangan dan konflik
menyajikan tentang kejiwaan manusia menjadi objek penelitian sebagai cara
dalam bentuk seni. Psikologi sastra juga menemukan sekaligus menarik benang
dapat bermanfaat untuk memahami aspek- relasi antara situasi faktual dengan situasi
fiktif.
101
Volume 7
Nomor 1
Jurnalistrendi : JURNAL LINGUISTIK, SASTRA, DAN PENDIDIKAN Tahun 2022
http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi |P-ISSN: 2527-4465 | E-ISSN: 2549-0524|
102
Volume 7
Nomor 1
Jurnalistrendi : JURNAL LINGUISTIK, SASTRA, DAN PENDIDIKAN Tahun 2022
http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi |P-ISSN: 2527-4465 | E-ISSN: 2549-0524|
melakukan perbuatan seperti yang bernada ancaman tersebut, ibu pun diam
dilakukan oleh istrinya. Dia masih saja dan tidak melakukan apa-apa.Kalimat
mencintai istri dan anak-anaknya.Diam- ayah dengan nada ancaman yang
diam tokoh Ibu pun mengetahui bahwa disampaikan kepada ibu, seperti tertera
sikap Ayah akhir-akhir yang kasar dan pada data di atas juga secara tidak langsung
seringkali mengabaikan anak-anak karena telah berpengaruh pada psikologi anak-
ulah atau perbuatannya sendiri. Namun, ibu anak. Dampak psikologis anak terhadap
tidak bisa berbuat apa-apa. Ibu diam saja. kalimat yang diucapkan oleh ayah kepada
Sebab jika terlalu berlebihan menanggapi ibunya. Apalagi anak-anak sedang dalam
sikap Ayah, maka Ibu pun akan usia sekolah. Dampak psikologis lebih
mendapatkan amarah dari Ayah. Hal seperti dirasakan oleh tokoh Sarah, yakni putri
itu, terdapat dalam data berikut ini. sulung ayah dan ibu.
“Ibu tahu hal itu tapi bertahanlah. Masalah itu begitu mengusikku
Ibu juga tidak tahu harus berbuat sampai aku tidak bisa mencerna
apa”. (AIkM, 2014: prg. 9; hal. 35). dengan sempurna pelajaran yang
diberikan oleh guru apalagi pelajaran
Sebagai seorang ibu, dia mempunyai hari ini susah, yakni fisika dan
rasa untuk merasakan situasi bahagia, sedih, matematika yang harusnya
suka, duka, senang, gembira, termasuk kuusahakan agar tidak sampai
berbagai konflik atau persoalan, termasuk mendapat nilai merah. (AIkM, 2014:
konflik kehidupan rumah tangganya yang prg. 22; hal. 37).
sedang terjadi antara dia (Ibu) dan
suaminya (Ayah). Namun, sebagai seorang Kalimat “masalah itu begitu
ibu, ia hanya pasrah dan bertahan dan mengusikku sampai aku tidak bisa
menyimpannya di dalam hati. Sebab ibu mencerna dengan sempurna pelajaran yang
pun tidak tahu harus berbuat apa terhadap diberikan oleh guru apalagi pelajaran hari
konflik tersebut. Data 3 berikut ini, ini susah, yakni fisika dan matematika”.
berisikan ancaman Ayah terhadap Ibu. Bagi seorang anak, apapun masalah yang
Ayah menginginkan agar ibu jangan terjadi dalam rumah tangga antara ayah dan
mengahsut anak-anak untuk melakukan hal- ibu, tetap menjadi masalah bersama,
hal yang menyimpang. Kalau terjadi walaupun tidak melibatkan anak-anak. Hal
demikian seperti yang diingatkan ayah, tersebut tengah dirasakan oleh Sarah, tokoh
maka ayah akan melakukan hal yang paling Aku, anak sulung keluarga. Saat ayah
fatal, yakni mengusir ibu dari rumah. mengancam ibunya dengan kata-kata kasar,
Sarah juga seperti merasakan yang sama.
“Ingat perkataanku baik-baik. Sehingga Sarah selalu dihantui oleh
Jangan pernah kau hasut anak-anak ancaman ayah ketika sedang mengikuti
untuk melakukan hal yang pelajaran. Hal ini menjadikan Sarah tidak
menyimpang. Karena aku tidak konsentrasi pada pelajaran, apalagi dua
segan-segan mengusirmu dari rumah pelajaran yang sulit, yakni fisika dan
ini”. (AIkM, 2014: prg. 11; hal. 36). matematika. Sarah hanya mengharapkan
agar dia dan adik-adiknya diberikan
Kalimat “Ingat perkataanku baik- ketenangan agar dapat mengikuti pelajaran
baik”, merupakan peringatan keras terhadap di sekolah secara baik. Tujuannya agar
ibu agar tidak menghasut anak-anaknya mereka tidak mendapatkan nilai raport
untuk melakukan perbuatan yang merah atas semua bidang studi yang
menyimpang. Mendengar perkataan yang dipelajari.
103
Volume 7
Nomor 1
Jurnalistrendi : JURNAL LINGUISTIK, SASTRA, DAN PENDIDIKAN Tahun 2022
http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi |P-ISSN: 2527-4465 | E-ISSN: 2549-0524|
104
Volume 7
Nomor 1
Jurnalistrendi : JURNAL LINGUISTIK, SASTRA, DAN PENDIDIKAN Tahun 2022
http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi |P-ISSN: 2527-4465 | E-ISSN: 2549-0524|
kepada anak-anaknya, seperti kasih sayang pergi tanpa pamit atau memberitahukan ke
dan perhatian berkurang, ayah tidak mana ia pergi. Kekecewaan tersebut
memperhatikan kelengkapan dan urusan ditanyakan kepada adiknya Mira, lantas
sekolah anak-anak dengan optimal, dan Mira menjawab dengan perkataan melucu,
beberapa penyebab konflik yang dengan perkataan “pergi bertemu dengan
lain.Berikut ini ditampilkan data-data ceweknya”. Jawaban ini sebenarnya adalah
konflik antara Ayah dan Anak-anak dalam jawaban emosional atas ketidakpedulian
cerpen Ayah, Ibu Ku Mohon karya Dewi ayah kepada anak-anak. Hanya saja sikap
Muda Makin yang dipaparkan sebagai emosional atau protes-protes seperti ini
berikut. takut untuk disampaikan di depan
ayah.Ternyata ketidakpedulian ayah kepada
Sampai kapan aku dan adik-adik anak-anaknya tidak hanya disebabkan oleh
selalu dinomorduakan oleh ayah? faktor cewek, namun disebabkan oleh
(AIkM, 2014: prg. 8; hal. 35). faktor kesibukan ayah menjalankan
pekerjaan-pekerjaannya. Faktor ini dengan
Konflik Ayah–Anak menjelaskan jelas diungkapkan oleh anak-anak. Data di
tentang betapa anak-anak tidak mendapat bawah ini menjelaskan tentang faktor
perhatian yang optimal. Bahkan menurut pekerjaan yang membuat ayah
anak-anak, mereka telah dinomorduakan mengabaikan anak-anak.
oleh ayah mereka. Perasaan tentang tidak
optimalnya perhatian ayah tersebut Ayah hanya mementingkan
kemudian dipertanyakan oleh anak-anak pekerjaan, perempuan itu, dan segala
melalui kakak sulung mereka Sara. sesuatu yang berhubungan itu semua.
Pertanyaan yang lugas kepada ayah, Tapi bisakah ayah meluangkan
“Sampai kapan aku dan adik-adik selalu waktu buat kami berlima? Bisakah
dinomorduakan oleh ayah? Pertanyaan ini ayah, kumohon padamu,” pintaku
justru tetap tidak merubah pikiran ayah dengan deraian air mata. (AIkM,
untuk memberikan perhatian yang serius 2014: prg. 34; hal. 38).
kepada anak-anak.Ayah yang menjadi
tokoh dalam keluarga yang seharusnya Pertanyaan juga harapan anak-anak
disegani oleh anak-anak, kini telah menjadi agar ayah dapat memberikan kasih saying
bahan cerita di antara anak-anak. Bahkan, yang optimal kembali disampaikan oleh
percakapan di antara Aku dan Mira dalam Sarah. Bahkan dengan memohon sambil
data berikut ini menunjukkan bahwa ayah meneteskan air mata. Katanya, “tapi
menjadi tokoh untuk diolok. Data berikut bisakah ayah meluangkan waktu buat kami
ini menunjukkan hal yang demikian. berlima? Bisakah ayah, kumohon padamu,”
pintaku dengan deraian air mata”. Harapan
“Ayah pergi tanpa pamit. Ke mana ini menunjukkan bahwa anak-anak sangat
lagi ya.” Pergi bertemu dengan membutuhkan perhatian. Di satu pihak,
ceweknya,” sambung adikku yang sang ibu sudah diancam (data konflik ayah
bernama Mira. (AIkM, 2014: prg. 29; dan ibu) untuk tidak menghasut-hasut anak,
hal. 37). sehingga hubungan anak-anak dengan ibu
tidak berjalan baik, namun di pihak lain
Tokoh ayah seperti tidak lagi ayah juga jarang memperhatikan anak-anak.
memberikan harapan bagi perkembangan Kondisi inilah yang membuat anak-
anak-anak. Itu terlihat dalam Tanya jawab anak kehilangan kasih dan saying dari
antara Aku dan Mira pada data di atas. Ada orang tua.Saat telah tumbuh dewasa, kira-
rasa kecewa dari Aku (Sara) karena ayah kira anak sulung Sara telah berumur 18
105
Volume 7
Nomor 1
Jurnalistrendi : JURNAL LINGUISTIK, SASTRA, DAN PENDIDIKAN Tahun 2022
http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi |P-ISSN: 2527-4465 | E-ISSN: 2549-0524|
tahun, perlakuan kasar ayah kepada ibu dan SD. Ayah tidak memperhatikannya.
anak-anak sudah jarang terjadi. Hubungan (AIkM, 2014: prg. 56; hal. 41).
baik seperti yang diharapkan hari demi hari,
dari waktu ke waktu mulai pulih kembali. Bukti pertama adalah ketika
Namun, ada sisi lain dari ayah yang sangat dilaksanakan rapat orang tua kelas VI di
sulit ditinggalkan, yakni caci-maki dan sekolah untuk membahasa persiapan-
kata-kata kasar lain sering ayah keluarkan persiapan ujian siswa kelas VI, ayah tidak
untuk anggota keluarga, walaupun untuk memperhatikan dan menghadiri rapat orang
suatu hal yang sangat sepele. Data di bawah tua tersebut. Padahal, sehari sebelumnya
ini menggambarkan hal yang demikian. informasi tentang rapat para orang tua telah
disampaikan oleh Edy. Ayah pun sanggup
Sekarang aku berumur 18 tahun. untuk menghadiri rapat yang akan
Kejadian itu kurang mendidik antara dilaksanakan tersebut.
ayah dan ibu itu sudah jarang. Kesanggupan ayah untuk menghadiri
Namun, ada yang masih tersisa yakni rapat tampaknya membuat Edy sedikit
caci maki yang keluar dari mulut senang agar Edy pun tidak merasa malu di
ayah yang tidak segan-segan ayah hadapan teman-teman. Namun, dari
keluarkan kata-kata kasar itu meski perilaku yang ditunjukkan ayahnya, Edy
masalah sangat sepele. (AIkM, 2014: merasa ragu bahwa ayah akan mengadiri
prg. 36; hal. 39). rapat. Keraguan Edy ini beralasan karena
waktu dia menyampaikan informasi rapat,
Tanpa berpikir lebih baik dan ayah setuju, namun sambil mengotak-atik
menyadari betul tentang diri sebagai handphone tanpa melihat sedikitpun ke arah
seorang ayah, ayah seringkali mengeluarkan Edy. Keraguan Edy tersebut ditunjukkan
kata-kata kasar dan caci maki kepada ibu dalam data berikut ini.
atau istri, maupun kepada anak-anaknya. “Baiklah. Besok ayah akan
Bagi ayah, kata-kata tabu demikian menghadiri rapat itu,” jawab Ayah
merupakan kata-kata biasa, tetapi bagi istri sambil mengotak-atik hp tanpa
dan anak-anak kata-kata kasar disertai caci- melihat ke arah Edy. (AIkM, 2014:
maki merupakan penghinaan kepada prg. 58; hal. 41).
mereka. Apalagi anak-anak telah tumbuh
dewasa. Hal ini telah membuat anak-anak Dugaan atau keraguan Edy tentang
malu di hadapan teman-teman, maupun ketidakseriusan ayahnya mengikuti rapat di
tetangga. sekolah ternyata benar. Ayahnya tidak
Perhatian ayah terhadap perkembangan mengikuti rapat orang tua dengan alasan
belajar anak-anak di sekolah sangat tidak lupa jadwal rapat, apalagi sangat disibukkan
maksimal. Anak-anak sering mengeluhkan dengan pekerjaan. Penjelasan ayah tersebut
hal ini. Ibu diam saja. Ayah pun seakan- membuat Edy menangis, sambil
akan tetap masa bodoh dengan mengucapkan bahwa dia tidak mengikuti
keberlangsungan belajar anak-anaknya. ujian. Ayah merasa bersalah sehingga ia
Data di bawah ini menjelasakan tentang mengucapkan maaf kepada Edy, namun
ketidakoptimalan ayah memperhatikan Edy terus menangis sambil mengucapkan
belajar anak-anak. kalimat Ayah keterlaluan. Data di bawah
ini menggambarkan situasi ketika ayah
Buktinya pada rapat orang tua kelas meminta maaf kepada anaknay Edy atas
VI yang diselenggarakan di sekolah ketidakhadirannya saat rapat dengan orang
membahas tentang persiapan- tua, dan ketidakterimaan Edy atas
persiapan ujian bagi siswa/I kelas VI ketidakhadiran ayahnya tersebut.
106
Volume 7
Nomor 1
Jurnalistrendi : JURNAL LINGUISTIK, SASTRA, DAN PENDIDIKAN Tahun 2022
http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi |P-ISSN: 2527-4465 | E-ISSN: 2549-0524|
107
Volume 7
Nomor 1
Jurnalistrendi : JURNAL LINGUISTIK, SASTRA, DAN PENDIDIKAN Tahun 2022
http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi |P-ISSN: 2527-4465 | E-ISSN: 2549-0524|
tengah kefrustrasian juga sikap masa bodoh humanis bagi generasi bangsa. Dengan
dengan istri dan anak-anak, ayah memilih demikian, pembelajaran sastra menjadi
jalan keluar yang justru sangat disesalkan, sangat penting dan prioritas di sekolah
terutama oleh anak-anaknya, yakni untuk memperkaya sekaligus memperhalus
mencintai cewek atau perempuan lain. budi baik dan budi bahasa peserta didik.
Sikap ini mendapat tantangan dari anggota
keluarga, secara khusus dari anak-anaknya. D.SIMPULAN
Kedua, seorang ayah sama sekali tidak Hasil penelitian ini menunjukkan
memedulikan atau menghiraukan urusan- bahwa konflik keluarga yang terdapat
urusan pendidikan anak-anaknya. Dari hal dalam cerpen Ayah, Ibu Ku Mohon karya
yang paling sederhana, seperti mengikuti Dewi Muda Makin merupakan karya sastra.
rapat-rapat di sekolah. Alasan yang paling Namun konflik fiktif tersebut
sering diucapkan ayah tentang ini adalah menggambarkan konflik realitas yang
lupa. Kalau tidak lupa, maka kesibukan terjadi antaranggota keluarga dalam
terhadap pekerjaan merupakan alibi paling kehidupan bermasyarakat. Konflik realitas
terakhir untuk disampaikan kepada anak- demikian tidak saja terjadi di antara suami
anaknya. Tidak saja urusan sekolah, soal dan istri, sebaliknya antara istri dan suami,
kasih sayang dan kepedulian kepada anak- melainkan bias terjadi antara suami dengan
anak di rumah juga semakin jarang ayah anak, bahkan istri dengan anak.
lakukan. Realitas konflik demikian tergambar
Dua hal yang disampaikan di atas dengan jelas dalam cerpen Ayah, Ibu Ku
merupakan sisi negatif dari tokoh seorang Mohon karya Dewi Muda Makin, di mana
Ayah. Namun, terdapat satu hal positif yang terdapat dua jenis konflik, yakni (1) konflik
patut diperhatikan, bahkan perlu dicontohi Ayah–Ibu (KAI), dan (2) konflik Ayah–
oleh kita (pembaca sastra), yakni tokoh Anak (KAAn). Konflik Ayah–Ibu (KAI)
Ayah masih sempat mengucapkan kata adalah konflik yang terjadi antara ayah dan
Maaf, ketika dirinya tidak sempat ibu. Konflik jenis ini terjadi dalam bentuk
menghadiri rapat orang tua murid untuk ucapan atau ujaran verbal. Konflik Ayah–
anaknya Edy. Dalam kondisi yang serba Anak adalah konflik yang terjadi antara
salah, kata maaf meluncur dari mulut Ayah. ayah dan lima orang anak, terutama yang
Itu artinya, dalam ketidaksadaran ayah juga secara jelas disebutkan dalam cerpen, yaitu
kefrustrasiannya atas konflik keluarga Aku, Mira, dan Edy. Konflik Anak–Anak
berkepanjangan, masih terdapat kesadaran adalah konflik yang terjadi di antara anak.
dalam dirinya untuk menyadari dan
mengakui kekeliruan atau kesalahannya. Ini DAFTAR PUSTAKA
satu hal positif yang terdapat dalam tokoh Andreani, Sri. (2019). Cerita Pendek
Ayah dalam cerpen Ayah, Ibu Ku Mohon sebagai Bagian dari Materi Kuliah
karya Dewi Muda Makin. Intermediate Reading. Jurnal Bahasa,
Dalam kenyataannya, kata maaf Sastra, Seni, dan Pengajarannya
menjadi sebuah kata yang begitu mahal 47(2),85–955.
harganya dalam kehidupan dewasa ini. Sulit http://journal2.um.ac.id/index.php/jbs/a
sekali menjumpai orang secara terbuka rticle/view/6029/pdf
mengucapkan kata maaf dalam suatu situasi Endraswara, Suwardi. 2008. Metode
dilematis. Apalagi situasi psikologis tidak Penelitian Psikologi Sastra.
menguntungkan baginya. Namun demikian, Yogyakarta: FBS
karya sastra, dalam konteks cerpen Ayah, Universitas Negeri Yogyakarta
Ibu Ku Mohon karya Dewi Muda Makin Makin, Dewi Muda. 2014. Wajah
telah menjadi “jalan” pembelajaran yang Indonesiaku: AntologiCerpen Siswa
108
Volume 7
Nomor 1
Jurnalistrendi : JURNAL LINGUISTIK, SASTRA, DAN PENDIDIKAN Tahun 2022
http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi |P-ISSN: 2527-4465 | E-ISSN: 2549-0524|
SMA Flores Lembata. Dalam Imelda Sugiarti. 2017. “Sastra sebagai Mediasi
Oliva Wisang, Yohanes Sehandi, Tekstual Kemanusiaan”. Proceeding
Veronika Genua (Eds.), Ayah, Ibu Ku International Conference On Literature
Mohon (hlm. 35–43). Yogyakarta: XXVI: Bengkulu: 28–30 September
Aditya Media. 2017. Hal. 411–416.
Noor, Rediyanto. 2017. “Fungsi Sosial- Wellek, Rene & Warren Austin. 1989.
Kultural: Memajukan Kebudayaan dan Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia
Mengembangkan Peradaban”. Pustaka Utama.
Proceeding International Conference Taum,Yapi Yoseph. 1997. Pengantar Teori
On Literature XXVI: Bengkulu: 28–30 Sastra. Ende: Nusa Indah.
September 2017. Hal. 550–554. Taum,Yapi Yoseph. 2021. Sihir
Nurgiyantoro, Burhan. 2002.Teori Perempuan, Sihir Kekuasaan, Sihir
Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Rempah: Membongkar Novel Ikan-
Mada University Press. Ikan Hiu, Ido, Homa Karya YB
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Mangunwijaya. Dalam Novi
Teknik Penelitian Bahasa. Yokyakarta: Anoegrajekti, dkk (Eds.), Sastra
Duta Wacana University Press. Rempah (hlm. 63–86). Yogyakarta:
Kanisius.
109