Anda di halaman 1dari 11

Machine Translated by Google

e-ISSN 2549-7715 | Jilid 6 | Nomor 2 | April 2022 | Hal: 299-309


Terakreditasi Sinta 4

RIVALRI SAUDARA DI JANDY NELSON'S AKU AKAN MEMBERIMU MATAHARI


NOVEL: KRITIK PSIKOLOGI

Putri Indah Sari, Singgih Daru Kuncara, Setya Ariani


Jurusan Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Mulawarman
Email: puputapril19.gmail.com

ABSTRAK

Konflik antar saudara merupakan fenomena umum yang terjadi di banyak keluarga, namun
tidak banyak orang yang mempedulikannya. Hal ini juga tercermin dalam karya sastra.
Penelitian ini membahas tentang kecemburuan, kebencian, konflik, dan sebab-sebab yang
terjadi antar saudara kandung dalam novel berjudul I'll Give You the Sun karya Jandy
Nelson. Untuk menjawab pertanyaan yang diajukan mengenai penggambaran dan penyebab
terjadinya sibling rivalry, peneliti menggunakan perspektif psikologis. Penelitian bertujuan
untuk mengetahui aspek dan penyebab terjadinya sibling rivalry dalam film I'll Give You the
Sun karya Jandy Nelson, khususnya pada karakter Jude dan Noah Sweetwine. Pendekatan
penelitian kualitatif digunakan untuk memenuhi tujuan penelitian ini. Pengumpulan data
dilakukan dengan membaca dan memahami aspek serta penyebab terjadinya sibling rivalry
dalam cerita. Temuan penelitian mengungkapkan bahwa sibling rivalry muncul dalam cerita,
dimana dua tokoh utama, Jude dan Noah Sweetwine mengalami konflik, cemburu satu
sama lain, dan membenci saudara kandung serta orang tua. Penyebabnya adalah anak
mempunyai saudara yang berbakat, orang tua lebih menyayangi anak, anak bergantung
pada perhatian dan kasih sayang orang tua, dan anak menolak saudaranya.

Kata Kunci: Psikologis, Sibling Rivalry, Jandy Nelson, “Aku Akan Memberimu Matahari”

ABSTRAK

Konflik antara saudara adalah fenomena yang biasa terjadi dalam suatu keluarga, yang
tidak banyak orang peduli akan hal tersebut. Persaingan saudara juga digambarkan dalam
karya sastra. Penelitian ini membahas masalah, kemarahan, konflik, dan penyebab-
penyebabnya yang terjadi antara saudara dalam novel berjudul I'll Give You the Sun oleh
Jandy Nelson. Untuk menjawab masalah-masalah dari pelukisan dan penyebab-penyebab
dari sibling rivalry yang telah dikemukakan, peneliti menggunakan pandangan dari sudut
psikologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek-aspek dan penyebab-penyebab
dari sibling rivalry pada novel Jandy Nelson yang berjudul I'll Give You the Sun, terutama
pada karakter Jude dan Noah Sweetwine. Penelitian kualitatif digunakan untuk memenuhi
tujuan-tujan dari penelitian ini. Data-data dikumpulkan melalui membaca dan memahami
aspek-aspek dan penyebab-penyebab dari sibling rivalry yang terdapat dalam cerita. Dari
data-data yang ada, ditemukan bahwa sibling rivalry muncul di dalam cerita, dimana dua
tokoh utama, Jude dan Noah Sweetwine mengalami konflik, cemburu terhadap satu sama
lain, dan membenci saudaranya dan orang tuanya. Penyebab-

299
Machine Translated by Google

e-ISSN 2549-7715 | Jilid 6 | Nomor 2 | April 2022 | Hal: 299-309


Terakreditasi Sinta 4

alasannya adalah anak mempunyai saudara yang berbakat, orang tua yang meng-anak emas-kan
salah satu anak, anak bergantung pada perhatian dan kasih sayang dari orang tua, dan anak yang
menolak kehadiran saudaranya.
Kata kunci: Psikolog, Sibling Rivalry, Jandy Nelson, “I'll Give You the Sun”

A.PENDAHULUAN

Dalam satu dekade terakhir, banyak penelitian yang berfokus pada hubungan tidak harmonis
dalam sebuah keluarga yang disebabkan oleh persaingan antar saudara. Hubungan antar saudara
kandung merupakan suatu hubungan yang kompleks, karena dapat menjadi sumber keharmonisan
dan dukungan, namun juga dapat menjadi sumber ketidakharmonisan dan permusuhan. Persoalan
ini tercermin dalam karya sastra. Salah satunya ditemukan dalam penelitian berjudul “Now Misery
has Come Home: Sibling Rivalry in Mary Shelley's Frankenstein” karya William Crisman. Crisman menemukan
Persaingan antar saudara mempunyai tempat yang sama karena fokusnya yang begitu jelas pada
pembunuhan saudara kandung dan saudara dekat dalam cerita. Ia menyatakan bahwa karakter Victor
adalah kandidat ideal untuk persaingan antar saudara. Victor adalah seorang anak yang menerima begitu
banyak kasih sayang dari orang tuanya. Kemudian Victor dihadapkan pada situasi dengan banyak saudara
kandung, dan dia harus berbagi kasih sayang orang tuanya. Penelitian menunjukkan seberapa banyak
sibling rivalry yang berfungsi sebagai motif pembunuhan dalam novel (Crisman 39).
Salah satu novel karya Jandy Nelson, I'll Give You the Sun , menggambarkan hubungan
harmonis dan disharmonis antara anak kembar lawan jenis.
Dua karakter utama, Jude dan Noah Sweetwine, sangat dekat dan
mengetahui perasaan dan pikiran masing-masing. Mereka berteman baik sampai Jude iri dengan
ketertarikan ibu mereka pada seni Noah. Kecemburuan itu bermula saat Jude, Noah, dan ibu mereka
mengunjungi museum. Ibu mereka, Diana Sweetwine, mengadakan lomba menggambar di museum
itu. Yang pertama menyelesaikan gambarnya adalah Noah. Dia menunjukkannya kepada ibu mereka,
dan ibu mereka sangat kagum dengan gambar itu, dia lupa tentang gambar Jude. Saat mereka
keluar dari museum, Diana dan Noah tidak menyadari Jude tidak bersama mereka. Peristiwa ini
menimbulkan kecemburuan Yudas terhadap Nuh dan membenci kakaknya. Suatu kali dia mengolok-
olok Noah dengan mengatakan bahwa gambarnya jelek, dan Noah berkata, “Kamu hanya cemburu,
Jude” (Nelson 96). Setelah jeda yang lama dengan mata berbinar, Jude berkata, “Dia ibuku juga.
Mengapa kamu tidak bisa berbagi?” (Nelson 97)

Pernyataan-pernyataan tersebut merupakan indikasi terjadinya sibling rivalry, yaitu rasa iri dan
benci terhadap saudara kandung karena pilih kasih orang tua. Hubungan antara Jude dan Noah
berubah menjadi hubungan yang tidak harmonis sejak saat itu.
Oleh karena itu, untuk mengidentifikasi secara mendalam kejiwaan Jude dan Noah, peneliti
menggunakan teori psikologi khususnya teori sibling rivalry.
Sastra dan psikologi adalah dua bidang yang berbeda, namun keduanya memiliki hubungan
yang kuat karena keduanya “berhubungan dengan manusia dan reaksinya, persepsinya terhadap
dunia, kesengsaraan, keinginan, keinginan, ketakutan, konflik dan rekonsiliasi; keprihatinan individu
dan sosial, melalui beragam konsep, metode, dan pendekatan” (Aras 251). Dengan demikian, kritik
psikologis dibentuk untuk menafsirkan jiwa tokoh dalam karya sastra (Barry 92). Psikologis

Kritik dapat mencerahkan kita tentang setiap alasan karakter berperilaku dan juga menjelaskannya

300
Machine Translated by Google

e-ISSN 2549-7715 | Jilid 6 | Nomor 2 | April 2022 | Hal: 299-309


Terakreditasi Sinta 4

pertumbuhan, perkembangan, dan struktur kepribadian tokoh. Lebih lanjut, sibling rivalry
membantu peneliti mengidentifikasi penyebab anak mengalami rivalry.
Cara yang lebih baik untuk memahami persaingan antar saudara adalah melalui karya
sastra. David Lodge menyatakan “kita akan selalu belajar lebih banyak tentang kehidupan dan
kepribadian manusia dari novel daripada dari psikologi ilmiah” (10). Dinyatakan pula oleh Lodge
bahwa karya sastra memberikan pengalaman manusia dengan cara tertentu (10). Selain itu,
menurut Walter E. Sawyer dalam bukunya, Growing Up with Literature, fiksi realistis membantu
anak-anak menghadapi perasaan baik dan buruk manusia dan menyadari bahwa semua orang
memiliki emosi dan pikiran manusia yang sama (129). Ketika anak-anak membaca cerita yang
menyerupai kehidupan nyata, mereka akan lebih memahami masalah dan hubungan
antarmanusia. Cerita fiksi realistis membuat anak-anak mengalami suatu dunia atau budaya
atau gaya hidup, dan ketika mereka mengalami cerita-cerita ini, mereka mungkin mulai
menyaring beberapa makna bagi kehidupan mereka sendiri. Ketika cerita tersebut menerangi
sebuah pengalaman yang belum dimiliki anak-anak, hal itu dapat menjadi persiapan bagi
kehidupan mereka. Oleh karena itu, relevan menggunakan teori sibling rivalry sebagai
pendekatan untuk menganalisis tokoh dalam karya sastra.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek dan penyebab terjadinya sibling rivalry
dalam novel I'll Give You the Sun karya Jandy Nelson . Dengan menganalisis tokoh utama
yaitu Jude dan Noah Sweetwine, peneliti mencoba mencari hubungan antara tokoh utama
dengan tokoh lainnya untuk mengetahui aspek dan penyebab terjadinya sibling rivalry yang
muncul dalam novel tersebut. Untuk menganalisis aspek sibling rivalry, penelitian ini
menggunakan teori sibling rivalry yang dikemukakan oleh Papalia dan Olds (335).
Dan untuk menganalisis penyebabnya, penelitian ini menggunakan teori sibling rivalry yang dikemukakan
oleh Schaefer dan Milman (250).

B. SASTRA TERKAIT

1. Kritik Psikologis
Kritik psikologis diterapkan dalam penelitian ini karena dapat mencerahkan alasan tokoh
berperilaku serta menjelaskan pertumbuhan, perkembangan, dan struktur kepribadian tokoh.
Istilah kritik psikologis pertama kali diperkenalkan oleh Sigmund Freud. Ia mengembangkan
bahasa yang menggambarkan teori yang mencakup
psikologi manusia. Ia juga berusaha mendeskripsikan dan menjelaskan banyak sekali unsur-
unsur psikologi yang terdapat dalam karya sastra, yang dapat membuat pembaca mengapresiasi
sastra pada tingkatan baru.
Semua teori Sigmund Freud bergantung pada gagasan ketidaksadaran , “yang merupakan
bagian dari pikiran di luar kesadaran yang memiliki pengaruh kuat terhadap tindakan kita”
(Barry 92). Kemudian, Freud menyatakan ada tiga model jiwa, yaitu id, ego , dan super ego. Id
merupakan bagian bawah sadar, yang tidak peduli terhadap realitas, dan hanya peduli pada
kepuasan dirinya sendiri (prinsip kesenangan) . Ego didasarkan pada prinsip realitas yang
mempertimbangkan realitas situasi, atau dengan kata lain bagian sadar. Superego adalah
bagian moral dan berkembang karena pengekangan moral dan etika . Superego adalah bagian
hati nurani yang menentukan keyakinan tentang benar dan salah .

301
Machine Translated by Google

e-ISSN 2549-7715 | Jilid 6 | Nomor 2 | April 2022 | Hal: 299-309


Terakreditasi Sinta 4

2. Rivalitas Saudara
Menurut Papalia dan Old, sibling rivalry adalah konflik, kecemburuan, atau kebencian antara saudara laki-
laki dan perempuan (335). Kemudian Tyson menyatakan sibling rivalry adalah “persaingan dengan saudara
kandung untuk mendapatkan perhatian dan kasih sayang orang tua” (14). Dari definisi-definisi tersebut,
peneliti menyimpulkan bahwa sibling rivalry adalah perasaan cemburu, marah, persaingan, dan konflik antara
saudara kandung, saudara tiri, dan saudara angkat yang terjadi untuk mendapatkan kasih sayang dan
perhatian orang tua.

A. Aspek Sibling Rivalry Papalia and


Olds (335) menyatakan ada tiga aspek sibling rivalry,
yaitu kecemburuan, kebencian, dan konflik.
1. Kecemburuan
Gordon Clanton (dalam Stets dan Turner) menyatakan bahwa kecemburuan didefinisikan sebagai reaksi
protektif terhadap ancaman yang dirasakan terhadap hubungan yang bernilai atau terhadap kualitasnya.
(421). Istilah kecemburuan dalam persaingan saudara kandung adalah “tempat penyimpanan sebagian dari
keinginan membunuh untuk menyingkirkan saudara kandung” (Mitchell 30). Perasaan ini mungkin muncul
ketika seorang anak berasumsi dirinya akan ditelantarkan oleh orang tuanya karena kakaknya.

2. Kebencian
Kebencian didefinisikan sebagai perasaan reaktif berupa kepahitan, kemarahan, ketidaksenangan, atau
niat buruk terhadap beberapa kondisi, perilaku, individu, kelompok, atau agen lainnya (Tenhouten 50).
Bentuk rasa dendam pada anak juga bisa berupa tindakan pemberontakan.

3. Konflik
Carl E. Pickhardt dalam artikelnya yang berjudul Sibling Conflict in Adolescence mengatakan,
“Konflik dari persaingan saudara kandung tertanam dalam kehidupan keluarga bagi anak-anak segera
setelah mereka mulai bersaing untuk mendapatkan dominasi, perhatian orang tua, dukungan orang tua,
dan sumber daya rumah tangga.” Kesimpulannya, konflik antar saudara kandung adalah keadaan ketika
mereka berebut perhatian dan kasih sayang orang tua, atau ketidakcocokan minat atau keyakinan.

B. Penyebab Persaingan Saudara


Dalam bukunya yang berjudul How to Help Children with Common Problems, Schaefer dan Millman
mengatakan penyebab terjadinya sibling rivalry adalah: anak bergantung pada perhatian dan kasih sayang
orang tua, orang tua memihak pada anak, anak menolak saudara kandungnya, dan anak mempunyai
saudara yang berbakat (250). ).
1. Anak bergantung pada perhatian dan kasih sayang orang tua
“Anak-anak sangat bergantung pada orang tuanya dalam hal kasih sayang dan pemenuhan kebutuhannya
sehingga mereka tidak suka membagi orang tuanya dengan siapa pun” (Schaefer dan Millman 250). Ketika
seorang anak merasa begitu disayangi oleh orang tuanya dan nyaman dengan keadaannya, dan ia takut
dengan memiliki saudara kandung, maka perhatian dan kasih sayang orang tuanya akan berkurang, atau
lebih parah lagi, ia berpikir tidak akan mendapatkan perhatian dan kasih sayang sama sekali dari anaknya.
orang tua. Dengan pemikiran tersebut, ia berharap ia tidak mempunyai saudara kandung, sehingga ia akan
mendapat kasih sayang semua orang tua.

302
Machine Translated by Google

e-ISSN 2549-7715 | Jilid 6 | Nomor 2 | April 2022 | Hal: 299-309


Terakreditasi Sinta 4

2. Orang tua memihak pada


anak Seorang ayah hanya menunjukkan kasih sayangnya kepada salah satu anak dalam keluarga dan
membela anak ketika berada dalam suatu konflik atau pertengkaran dengan anak lain. Seorang ibu
menaruh seluruh perhatiannya pada anak tertentu dan paling menyayanginya di antara saudara kandung lainnya.
Keadaan seperti ini membuat saudara kandung lainnya yang bukan anak kesayangan orang tuanya
merasa iri dan marah terhadap anak kesayangan tersebut. Patricia Cook dalam karyanya mengatakan
bahwa favoritisme menyebabkan persaingan antar saudara (21).
3. Anak menolak saudaranya
Seorang anak sulung menginginkan anak yang baru lahir itu tidak ada, sehingga ia mendapat segala
perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya. Seorang saudara kembar mungkin benci karena ia harus
selalu berbagi hampir segalanya dengan saudara kembarnya, dan berharap ia tidak memiliki saudara kembar
sama sekali.
4. Anak mempunyai saudara yang berbakat
“Ketika salah satu saudara kandung jelas-jelas lebih rendah bakatnya dibandingkan saudara kandung
lainnya yang usianya hampir sama dan berjenis kelamin sama, anak yang dikaruniai lebih sedikit cenderung
menunjukkan lebih banyak permusuhan terhadap saudara lainnya” (Schaefer dan Millman 250). Misalnya:
salah satu saudara harus hidup dalam bayang-bayang prestasi saudara kandung yang berbakat. Keadaan
ini membuat anak cenderung merasa individualitasnya dirampok dan merasa segala tindakan dan
prestasinya dibandingkan dengan saudaranya yang lain.

3. Karakter dan Penokohan


Tokoh mempunyai peranan penting dalam membawakan makna pada karya sastra.
Karakter tersebut bisa berwujud manusia, hewan, atau benda lainnya.
Ada beberapa klasifikasi berdasarkan karakter. Menurut Arp dan Johnson, watak dibedakan menjadi dua
macam, yaitu watak bulat dan watak datar. Karakter bulat diartikan sebagai karakter tiga dimensi yang
mempunyai kepribadian yang kontradiktif atau kepribadian yang kompleks. Sebaliknya, tokoh datar diartikan
sebagai tokoh yang berkepribadian seimbang (105). Kemudian menurut Altenbernd dan Lewis, ada dua
macam tokoh, yaitu protagonis (tokoh utama) dan antagonis (tokoh minor) (59). Tokoh protagonis adalah
tokoh sentral cerita, tokoh yang pada umumnya kita simpati, sedangkan tokoh antagonis adalah tokoh yang
mengikuti keberadaan tokoh protagonis. Tokoh antagonis pada umumnya tidak bersimpati.

Selain itu, ada dua cara dalam menganalisis karakterisasi, yaitu langsung dan tidak langsung. Penokohan
langsung adalah cara menyimpulkan penampilan dan kepribadian tokoh dengan menceritakannya secara
langsung (Gordon & Kuehner 97). Penokohan tidak langsung adalah cara membuat kesimpulan melalui
deskripsi narator melalui tindakan, pikiran, dan gerak tubuh tokoh (Gordon & Kuehner 97).

Tindakan adalah apa yang dilakukan tokoh, dan bagaimana tokoh berperilaku. Pemikiran adalah apa yang
diungkapkan melalui pikiran dan perasaan pribadi tokoh. Gestur adalah cara karakter berkomunikasi tanpa
kata-kata yang diucapkan. Kesimpulannya, dalam menganalisis tokoh dan penokohan dalam karya sastra,
kita harus mengklasifikasikan tokoh tersebut (apakah tokoh bulat atau datar, tokoh protagonis atau antagonis),
dan menyimpulkan kepribadian apa yang dimiliki tokoh tersebut dengan menganalisis penokohan langsung
dan tidak langsung.

C. METODE PENELITIAN

303
Machine Translated by Google

e-ISSN 2549-7715 | Jilid 6 | Nomor 2 | April 2022 | Hal: 299-309


Terakreditasi Sinta 4

Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif sebagai metode. Karena analisis tersebut
bertujuan untuk mengetahui aspek dan penyebab terjadinya sibling rivalry pada tokoh utama,
maka teori sibling rivalry menurut psikologi sangat penting untuk digunakan. Data dalam
penelitian ini adalah informasi yang diambil dari novel karya Jandy Nelson yang berjudul I'll
Give You the Sun.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasilnya diambil dari sumber data novel I'll Give You the Sun. Pada setiap karakter dibahas
ketiga aspek sibling rivalry (kecemburuan, dendam, dan konflik) beserta penyebab yang
terdapat pada masing-masing aspek. Penyebab terjadinya sibling rivalry menurut Schaefer dan
Milman (250) adalah: Penyebab terjadinya sibling rivalry adalah anak mempunyai saudara
kandung yang berbakat, orang tua lebih memihak pada anak, anak bergantung pada perhatian
dan kasih sayang orang tua, dan anak menolak saudara kandungnya.

1. Rivalitas Saudara dalam Karakter Jude


Jude Sweetwine adalah saudara perempuan Nuh. Mereka adalah tokoh utama dalam
novel I'll Give You the Sun karya Jandy Nelson karena merekalah tokoh sentral cerita. Di
masa kecil Jude, sebelum ibunya memihak, dia sangat dekat dengan kakaknya, Noah.
Mereka adalah teman baik. Lalu, hubungan mereka berubah menjadi tidak harmonis. Bermula
saat Jude cemburu dengan hubungan Noah dan ibunya saat mereka bertiga sedang
mengunjungi museum. Diana membuat kompetisi menggambar. Dia meminta mereka
menggambar sesuatu di museum itu. Noah telah menyelesaikannya terlebih dahulu dan
menunjukkannya kepada ibu mereka, dan dia sangat kagum dengan gambar itu hingga dia
lupa gambar Jude. Ketika Noah dan Diana keluar dari museum, mereka tidak menyadari
Jude tidak bersama mereka. Noah berkata, “Sebenarnya: menurutku Ibu dan aku sudah
terbiasa tidak memperhatikan dia [Jude] saat kami bertiga bersama.”
(Nelson 93)
Data di atas, penuturan Noah menjadi bukti bahwa Noah dan ibunya telah melupakan
Jude di museum. Mereka lupa bahwa Jude ada bersama mereka karena mereka “sudah
terbiasa tidak memperhatikannya” ketika Noah dan ibu mereka pergi ke museum. Mereka
tidak terlalu memperhatikan keberadaan Jude karena terlalu asyik mengobrol dan memikirkan
lukisan. Kesimpulannya, penyebab kecemburuan pada karakter Jude adalah anak bergantung
pada perhatian dan kasih sayang orang tua.

Ada peristiwa dalam cerita yang menunjukkan kebencian karakter Jude terhadap
kakaknya. Data berikut menunjukkan perasaan pahit dalam karakter Jude.

Kata Ibu, Jude bertingkah seperti sekarang karena hormon, tapi aku tahu itu karena dia
membenciku. Dia berhenti pergi ke museum bersama kami sejak lama, yang mungkin
merupakan hal yang baik, karena ketika dia melakukannya, bayangannya terus berusaha
mencekik bayanganku. … Tapi aku punya gambaran bagus tentang apa yang
dia lakukan daripada datang ke museum. Sudah tiga kali aku melihat cupang di lehernya.
(Nelson 75-76)
Data di atas diriwayatkan oleh Nuh. Dia menyatakan bahwa Jude marah padanya dengan
langsung berkata, “dia membenciku.” Kata “membenci” menunjukkan kepahitan Yudas

304
Machine Translated by Google

e-ISSN 2549-7715 | Jilid 6 | Nomor 2 | April 2022 | Hal: 299-309


Terakreditasi Sinta 4

perasaan terhadap Nuh. Noah yakin alasan Jude bertingkah liar karena ibu mereka lupa melihat
gambarnya di hari pertama mereka pergi ke museum.
Diana lupa dengan gambar Jude karena dia begitu terpesona dengan gambar Noah, yang berarti
kebencian yang muncul pada diri Jude adalah karena dia memiliki saudara yang berbakat.

Selain itu, kebencian dalam karakter Yudas juga ditunjukkan kepada sang ibu. Dia tidak
mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang sama dari ibunya.
Meskipun Noah mendapat cukup kasih sayang dari ibunya, dia hampir tidak menyadari keberadaan
Jude. Dia pernah berkata, “Saya pernah berharap agar Ibu mati.” (Nelson 301) Data ini menunjukkan
betapa besarnya kemarahan yang dia rasakan terhadap ibunya. Niat buruk terhadap sang ibu ini
menunjukkan kebencian dalam karakter Jude yang tidak menginginkan kehadiran sang ibu di dunia
ini. Kalau dipikir-pikir, kebencian Jude terhadap sang ibu disebabkan oleh tindakan sang ibu yang
menyayangi seorang anak dan menelantarkan anak lainnya.

2. Sibling Rivalry dalam Karakter Noah


Kecemburuan juga diartikan sebagai keinginan untuk menyingkirkan saudaranya (Mitchell 30).
Keinginan ini muncul pada karakter Noah. Saat itulah dia berpikir dia tidak memiliki kesempatan
untuk menjadi anak kebanggaan ayahnya karena Ayah sudah memiliki Jude sebagai anak
kesayangannya. Kemudian dia juga mengira Jude telah mencuri teman terdekatnya saat itu, Brian,
darinya. Dia sangat marah pada Jude dan berpura-pura tidak punya saudara perempuan sama
sekali. Suatu saat, dia melihat sesuatu yang menakjubkan. Itu adalah tiga monster manusia batu
raksasa di halaman rumah seseorang. Dia berkata, “Mantan saudara perempuanku, Jude, akan panik.” (Nelson 282)
Yang dimaksud dengan mantan adik adalah dia menyatakan bahwa Jude bukan lagi adiknya
dalam pikirannya. Narasi ini menunjukkan bahwa Nuh berpura-pura tidak mempunyai saudara
perempuan bernama Yudas. Dia ingin menyingkirkan adiknya, berpikir tanpa Jude dia akan
mendapatkan perhatian ayahnya dan tidak akan kehilangan teman satu-satunya, Brian.
Kesimpulannya, penolakan anak terhadap saudaranya menjadi penyebab kecemburuan pada karakter Noah.
Dalam novel I'll Give You the Sun karya Jandy Nelson , terdapat peristiwa di mana Noah
menunjukkan kekesalannya terhadap adiknya, Jude. Saat itulah Brian, pria yang disukai Noah saat
itu, mengetuk jendelanya dan Jude langsung berkata, “Aku sangat ingin bertemu dengannya.”
(Nelson 122) Kemudian Nuh meriwayatkan, “Saya tidak menginginkan hal itu. Tidak. Aku ingin dia
jatuh ke dalam lubang. Aku membungkuk dan menjulurkan kepala dan bahuku, merentangkan
tubuhku sebanyak yang aku bisa melintasi ambang jendela sehingga Jude tidak bisa melihat ke luar
dan Brian masuk.” (Nelson 122)
Di sini Noah merasa tidak senang dengan gagasan Brian bertemu dengan Jude dengan
mengatakan dia “tidak menginginkan itu”. Dalam narasinya, Nuh memiliki niat buruk terhadap
adiknya sehingga ia ingin Jude terjatuh ke dalam lubang, ia berharap Jude menghilang dari dunia.
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, perasaan tidak senang dan niat buruk terhadap
seseorang termasuk dalam kebencian. Selain itu, narasi di atas menunjukkan bahwa kebencian
tersebut disebabkan oleh penolakan Nuh terhadap saudaranya.
Sementara Yudas membenci ibunya, Nuh membenci ayahnya. Dia benci ayahnya yang
menuntutnya menjadi maskulin padahal itu bukan kepribadian aslinya. Kekesalan Nuh terhadap
Benyamin terlihat pada data berikut.

305
Machine Translated by Google

e-ISSN 2549-7715 | Jilid 6 | Nomor 2 | April 2022 | Hal: 299-309


Terakreditasi Sinta 4

Kadang-kadang ketika tidak ada orang di rumah, saya pergi ke kantornya dan mematahkan pensilnya.
Suatu kali, setelah Noah the Broken Umbrella Talk (obrolan ayah-anak versi kami) yang menjilat toilet,
ketika dia tertawa dan berkata jika Jude bukan saudara kembarku, dia yakin aku berasal dari
partenogenesis (lihatlah itu up: pembuahan tanpa ayah), saya menyelinap ke garasi ketika semua
orang sedang tidur dan mengunci mobilnya. (Nelson 19)

Kebencian Nuh terhadap ayahnya terlihat pada narasi di atas. Ia melakukan hal-hal buruk (mematahkan
pensil ayahnya dan mengunci mobilnya) untuk melepaskan kekesalannya setelah ayahnya jelas-jelas
menunjukkan ketidaksukaannya terhadap kepribadian Noah, bahwa ia tidak cukup maskulin untuk
seorang anak laki-laki. Kemarahan Nuh terhadap ayah dalam narasi tersebut disebabkan oleh tindakan
sang ayah yang menunjukkan dia lebih menyukai Yudas. Sang ayah menunjukkan kasih sayang terhadap
Jude dan dia menunjukkan ketidaksukaannya terhadap Nuh.

3. Konflik antara Yudas dan Nuh


Konflik antar saudara adalah keadaan ketika mereka berebut perhatian dan kasih sayang orang tua,
atau ketidakcocokan minat atau keyakinan.
Novel “I'll Give You the Sun” menggambarkan konflik antara tokoh utama, Jude dan Noah, yang
merupakan saudara kembar berlainan jenis kelamin. Mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan
perhatian sang ibu. Persaingan berlangsung antara Noah dengan membuat karya seni dan Jude dengan
bertingkah liar. Noah memenangkan kompetisi untuk mendapatkan perhatian sang ibu.
Jude tidak senang dengan itu. Oleh karena itu, ia meminta Noah untuk berbagi perhatian dan kasih
sayang sang ibu.
Mata birunya yang besar bersinar padaku. Semua lebah berdengung keluar darinya. Dan tidak ada
laba-laba sama sekali. Aku meletakkan pensil itu. Begitu pelan sehingga saya hampir tidak bisa
memahami kata-katanya, dia berkata, “Dia ibuku juga. Mengapa kamu tidak bisa berbagi?”
Tendangan rasa bersalah langsung menjalar ke perutku. Aku kembali ke Chagall, memohon agar dia
menghisapku, tepat saat Ayah memenuhi ambang pintu. (Nelson 97)
Narasi di atas menunjukkan persaingan karakter Jude dan Noah yaitu untuk mendapatkan perhatian
dan kasih sayang sang ibu. Narasi ini juga menunjukkan kemenangan Nuh dan kekalahan Yudas. Nuh
memenangkan cinta ibu itulah sebabnya Jude meminta untuk berbagi kemenangannya. Meski Nuh
merasa bersalah, ia tetap menyimpan kemenangan untuk dirinya sendiri. Ia tak ingin membagi kasih
sayang sang ibu kepada adiknya. Itu terbukti ketika dia memunggungi Jude dan berharap dia tidak berada
di sana bersama Jude. Noah kemudian merasa lega ketika ayah mereka menyela pembicaraan mereka.
Ketergantungan anak pada perhatian dan kasih sayang orang tua menjadi penyebab terjadinya konflik di
atas. Baik Jude maupun Noah sangat menginginkan kasih sayang sang ibu sehingga mereka tidak ingin
membaginya kepada yang lain.

Hasil dari penelitian ini adalah gambaran sibling rivalry pada tokoh utama dalam novel berjudul I'll Give
You the Sun karya Jandy Nelson. Ditemukan bahwa persaingan saudara kandung digambarkan dalam
karakter Jude dan Nuh melalui kecemburuan, kebencian, dan konflik antar saudara kandung. Sibling rivalry
terungkap melalui penuturan Jude dan Noah yang menggambarkan kepribadian masing-masing.

Selanjutnya berdasarkan temuan peneliti menemukan bahwa penyebab munculnya sibling rivalry pada
karakter Jude dan Noah adalah anak mempunyai saudara yang berbakat,

306
Machine Translated by Google

e-ISSN 2549-7715 | Jilid 6 | Nomor 2 | April 2022 | Hal: 299-309


Terakreditasi Sinta 4

orang tua menyayangi anak, anak bergantung pada perhatian dan kasih sayang orang tua, dan anak
menolak saudara kandungnya. Meskipun menurut Papalia dan Old (335), kebencian tersebut hanya
terlihat pada saudara kandung, namun peneliti menemukan bahwa kebencian pada diri Jude dan
Noah tidak hanya ditujukan kepada satu sama lain, namun juga kepada orang tua mereka.
Jude membenci ibunya, dan Nuh membenci ayahnya karena orang tuanya tidak memperlakukan
mereka dengan setara. Sang ibu menyukai Nuh dan sang ayah menyukai Yudas.
Apalagi persaingan karakter Jude dan Noah tidak hanya terkait dengan orang tua saja, tapi juga
dengan orang lain di luar keluarga. Dalam kasus ini, ada kejadian ketika Jude mencoba mencuri
seseorang yang disukai kakaknya. Noah merasakan pengkhianatan saat mengira Jude menjalin
hubungan romantis dengan cowok yang disukainya, Brian. Menurut Wallace, “ikatan saudara lebih
kuat, bertahan lama, dan menentukan dibandingkan ikatan seksual antara pria dan wanita.” (198)
Pernyataan ini membuktikan alasan Jude mencoba mencuri Brian dari Noah adalah karena Brian
adalah orang yang paling disukai Noah, bukan karena Jude mempunyai perasaan terhadap Brian.
Tindakan Jude ditentukan oleh rasa bersaingnya, yaitu siapa yang lebih menarik bagi Brian.

Kualitas hubungan saudara kandung dapat mempengaruhi hubungan orang tua dan anak.
Seperti disebutkan, Yudas memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan ibunya, dan Nuh memiliki
hubungan yang tidak harmonis dengan ayahnya. Hal ini disebabkan oleh perlakuan orang tua
terhadap anaknya. Tampaknya penting untuk memahami penyebab terjadinya sibling rivalry untuk
menghindari terjadinya ketidakharmonisan dalam keluarga.
Rivalitas memainkan peranan penting dalam ikatan antara saudara kandung dan orang tua. Hal
tersebut dapat menjadi faktor penting dan penentu terjadinya perilaku buruk dalam kepribadian anak.
Namun, untuk menepis persaingan antar saudara adalah kita harus menghindari penyebabnya.
Secara keseluruhan, hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara aspek-
aspek (kecemburuan, kebencian, dan konflik) dan penyebab terjadinya sibling rivalry (anak
mempunyai saudara yang berbakat, orang tua menyayangi anak, anak menolak saudara kandungnya,
dan anak bergantung pada perhatian dan kasih sayang orang tua).

E. KESIMPULAN

Setelah menganalisis sibling rivalry pada tokoh utama I'll Give You the Sun karya Jandy Nelson
dengan menggunakan pendekatan psikologis khususnya teori sibling rivalry karya Papalia and Olds
(335) dan Schaefer and Milman (250), peneliti menyimpulkan bahwa aspek-aspek tersebut
Persaingan saudara kandung tercermin dalam karakter utama, Jude dan Noah Sweetwine. Peneliti
menemukan kecemburuan, kebencian, dan konflik antara saudara kembar yang berbeda jenis
kelamin menyebabkan persaingan antar saudara dalam cerita tersebut. Selain itu, peneliti juga
menemukan bahwa penyebab terjadinya rivalitas pada tokoh Jude dan Noah adalah: anak
mempunyai saudara yang berbakat, orang tua menyayangi anak, anak bergantung pada perhatian
dan kasih sayang orang tua, dan anak menolak saudaranya.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa dalam novel I'll Give You the Sun karya Jandy
Nelson , terbukti adanya sibling rivalry pada tokoh utama yaitu Jude dan Noah.
Sepanjang data terlihat bahwa sebagian besar karakter Jude dan Noah secara tidak langsung
mewakili isu sibling rivalry. Akibat persaingan karakter Jude dan Noah, mereka memiliki hubungan
saudara kandung dan hubungan orang tua-anak yang tidak harmonis.

307
Machine Translated by Google

e-ISSN 2549-7715 | Jilid 6 | Nomor 2 | April 2022 | Hal: 299-309


Terakreditasi Sinta 4

REFERENSI

Altenbernd, Lynn, dan Leslie L. Lewis. Buku Pegangan untuk Studi Fiksi. Perusahaan
MacMillan, 1966. ebrary, archive.org/details/handbookforstudy0000alte. Diakses 19
Oktober 2019.
Aras, Goksen. “Kepribadian dan Perbedaan Individu: Sastra dalam Psikologi-Psikologi dalam
Sastra.” Procedia (jurnal) - Ilmu Sosial dan Perilaku, vol. 3, 250-257, hal.core.ac.uk/
download/pdf/82271267.pdf&ved=2ahUKEwjv7bqttdv.
185, TIDAK. 2015,

Diakses 11 Januari 2019.

Arp, Thomas, dan Greg Johnson. Sastra Perrine: Struktur, Suara dan Rasa. Edisi ke-9,
2006.
Thomson Higher Education, ebrary, archive.org/details/perrinesliterat000arpt. Diakses
20 Januari 2019.
Barry, Peter. Pengantar Teori Sastra dan Budaya. Edisi ke-3, Manchester University Press,
2009. EPDF, epdf.pub/an-introduction-to-literary-and-cultural-
theory60cf1d5584b46b800ee17cc0d09f76435.html. Diakses 11 Mei. 2019.

Masak, Patricia. Rivalitas Saudara: Sebuah Studi Empiris. tesis MA. Universitas Institut
Pendidikan London, Discovery, Discovery.ucl.ac.uk/10020056/1/COOK%252C%2520P.
1977.
Diakses 11 Mei. 2019.

Crisman, William. “Sekarang Kesengsaraan Telah Pulang: Rivalitas Saudara dalam


'Frankenstein' karya Mary Shelley.” Studi Romantisisme, vol. 36, tidak. 1, 1997, hal.27-
41, www.jstor.org.ez.library.latrobe.edu.au. Diakses 20 Februari 2019.
Dobie, Ann B. Teori dalam Praktek: Pengantar Kritik Sastra. edisi ke-3, Wadsworth, otak,
2012.
elibrary.bsu.az/books_400/N_152.pdf&ved=2ahUKEwiB8Yy2vbPq.
Diakses 3 April 2018.
Freud, Sigmund. Kuliah Pengantar Psikoanalisis Bagian I dan II. Hogarth Press dan Institut
1915.
Psikoanalisis, ebrary, archive.org/details/in.ernet.dli.2015.278046/page/n5/mode/2up.
Diakses 20 Januari 2019.

Gordon, Jane Bachman, dan Karen Kuehner. Fiksi, Unsur Cerpen.


Perusahaan Buku Teks Nasional, 1999.
Hatch, J.Amos. Melakukan Penelitian Kualitatif dalam Pengaturan Pendidikan. Universitas
Negeri New York Press, 2002. EPDF, epdf.pub/doing-qualitative-research-in-
education-settings.html. Diakses 20 November 2019.
“Jandy Nelson.” Jandy Nelson, 2017, jandynelson.com. Diakses 7 April 2018.
Latifah, Afiatun. Persaingan Saudara di antara Anak-anak Bristow dalam The Cuckoo's Calling
karya Robert Galbraith. Universitas Islam Malang, 2015.

308
Machine Translated by Google

e-ISSN 2549-7715 | Jilid 6 | Nomor 2 | April 2022 | Hal: 299-309


Terakreditasi Sinta 4

Pondok, David. Kesadaran dan Novel: Esai Terhubung. Secker&Warburg, 2002.ebrary , archive.org/
details/conciousnessnov00lodg. Diakses 13 Januari 2019.
Juliet.
Mitchell, Pers, 2003. www.psotc.com/siblings2.pdf&.
Saudara. Diakses 07 November 2019.
Pemerintahan PSOTC,

Nelson, Jandy. Aku akan memberimu Matahari. Buku Walker, 2015.

Nordstrom, Henrik. Komunikasi Emosional dalam Suara Manusia.


Universitetsservice US-AB, 2019. Portal Diva, www.diva-portal.org/smash/get/
diva2:1304804/FULLTEXT01. Diakses 11 November 2019.

Papalia, Diane, dan Sally Olds. Psikologi. McGraw-Hill, 1985. otak,


archive.org/details/psychology00papa. Diakses 20 Januari 2019.

Sawyer, Walter. Tumbuh dengan Sastra. Edisi ke-6, Wadsworth, 2012. EPDF, epdf.pub/grown-up-
with-literature.html. Diakses 11 November 2019.

Schaefer, Charles, dan Howard Millman. Bagaimana Membantu Anak dengan Masalah Umum.
Van Nostrand, Google Buku, books.google.co.id/books/about/
1981.
How_to_Help_Children_with_Common_
Masalah.html. Diakses 20 November 2019.

Pickhardt, Carl. “Konflik Saudara di Masa Remaja.” Psikologi Hari Ini, 02 Maret 2010,
www.psychologytoday.com/us/blog/surviving-your-childs-adolescence/
201003/sibling-conflict-in-adolescence%3famp. Diakses 17 Juni 2019.

Stets, Jan E., dan Jonathan H. Turner, editor. Buku Pegangan Sosiologi Emosi.
EPDF,
Springer, epdf.pub/handbook-of-he-sociology-of-2006.
emosi.html. Diakses 16 November 2019.

Tenhouten, Warren. Dari Kebencian ke Kebencian sebagai Emosi Tersier. Pusat Sains dan
Pendidikan Kanada, 2018. ResearchGate, www.researchgate.net/
publication32740893_From_Ressentiment_to_Resen
tment_as_a_Tersier_Emosi. Diakses 02 Oktober 2019.

Tyson, Lois. Teori Kritis Saat Ini: Panduan yang Ramah Pengguna. edisi ke-2, Routledge, 2006.
Ebook, www.ebooks.com/en-us/book/293659/critical-theory-today/lois-tyson/. Diakses 15
Desember 2018.

Wallace, Diana. Sisters and Rivals: Tema Rivalitas Perempuan dalam Novel Karya Perempuan
1914-1939. Universitas Loughborough, 1997. Repositori,
repositori.lboro.ac.uk/articles/Sisters_and_rivals_the_theme_of_female_riv
alry_in_novel_oleh_wanita_1914-1939. Diakses 10 Januari 2019.

309

Anda mungkin juga menyukai