Anda di halaman 1dari 7

ETNOBUDAYA

Tentang Kebudayaan

.site-branding
#masthead
.featured-header-image

David Schneider
dan Kekerabatan
.entry-header

1 Votes

Adi Prasetijo, Penang, 10 Mei 2013

Bagi antropolog yang suka membaca karya-karya


antropologi klasik, karya antropolog David Schneider
(1918-1995) mestinya tidak terlewatkan. Kajian
Scheneider memang jauh dari hingar-bingar publisitas,
namun karyanya tentang teori kekerabatan sangatlah
fundamental dan menjadi banyak pijakan teori-teori
antropologi berikutnya. Terutama untuk kajian keluarga,
gender, feminis dan kajian homoseksualitas.
David Schneider sendiri sebenarnya dikenal sebagai
orang yang anti kemapanan, diluar kebiasaan,
pemberdaya, seseorang yang membuat onar, membuat
kejutan bagi para ortodoks, dan tidak pernah berdamai
dengan teman-temannya. Hal ini sangat berbeda dengan
antropolog sejawatnya Clifford Geertz yang disebut
sebagai seorang antropolog yang konsisten. Keduanya
adalah murid-murid brilian tokoh Sosiolog Talcott Parsons.
Oleh Talcott Parsons mereka disebut sebagai antropolog
baru yang muncul dari universitas yang baru. Ya memang
ketika itu, tradisi antropologi di Amerika sangat kuat di
Harvard University, keduanya adalah antropolog didikan di

Yale University. Meskipun begitu Schneider dikenal pula


sebagai orang yang loyal kepada Parsonian dengan caracaranya sendiri.
David Schneider sendiri lahir di Brooklyn pada tahun
1918 dan meninggal pada tahun 1995 di Santa Cruz,
California. Di akhir hayatnya, ia tidak hanya dikenal
sebagai seorang anarkis dan postmodernist, tetapi juga
sebagai seseorang yang berharap bahwa era Parsonian
akan muncul kembali.

Buku Schneider yang terkenal adalah American Kinship:


A Cultural Account, dipublikasikan pada tahun 1968. Buku
itu sesunggugnya adalah kritik terhadap teori-teori kinship
atau kekerabatan yang bersifat geneaologis. Schneider
mengenalkan dirinya sebagai Parsonian yang loyal. Ia
memandang kekerabatan sebagai sistem simbol, simbol
sistem kekerabatan Amerika. Sebagai seorang antropolog
Parsonian, ia tidak membicarakan isu yang sifatnya
sosiologis. Ia tidak memberikan perhatian kepada
pertanyaan seperti tingkatan perkawinan, perceraian, atau
kelahiran, komposisi rumah tangga, atau variasi kelas.

Namun ia lebih menitiberatkan kausitas hubunganhubungan sosial emosional dalam kekerabatan.


Ia mengatakan bahwa tugas pertama antropolog
sebagai prasyarat utama adalah untuk memahami dan
merumuskan simbol dan makna dan konfigurasi budaya
tertentu . Kekerabatan bagi Schneider berpendapat
belum didekati dari perspektif simbolis seperti ini. Ia
melihat kekerabatan tidak dari sisi fungsional tetapi dari
sisi simbolis, yaitu dari simbol budaya.
Ia mengkritik studi-studi kekerabatan oleh antropolog
sebelumnya yang menitikberatkan kepada kaitan antara
biologi dan kebudayaan. Juga bagaimana unsur
universalitas dipaksakan dalam memandang fenomena
kekerabatan ini. Ia misalnya mengkritik pemikiran sistem
kekerabatan yang sangat Eropa atau barat minded dalam
memandang sistem kekerabatan yang ada dibelahan bumi
yang lain.
Baginya teori kinship/sistem kekerabatan yang berdasar
pada genealogis/hub. darah, garis keturunan, dan
hubungan keluarga merupakan ilusi etnosentrik yang
dibangun oleh orang-orang eropa dan Amerika utara
secara budaya. merupakan suatu proyeksi obsesi kultural
mereka, karena seperti konsep keluarga ayah, ibu, & anak
tidak bersifat universal sehingga ia menggunakan konsep
kekerabatan ini sebagai konsep dekontruksi terutama
tentang teori sistem kekerabatan. Misalnya seperti ia
katakan, konsep keluarga tidak mesti harus bapak ibu
dan anak seperti yang kita ketahui. Kenyataannya dalam
suku-suku atau peradaban tertentu, konsep keluarga bisa
jadi hanya ibu dan anak, atau bapak ibu anak dan

saudara-saudara yang lain. Bukan fungsi bapak dan ibu


tetapi simbol-simbol orang tua atau bapak ibu yang ada
dalam anggota keluarga lain atau ke orang lain yang bisa
jadi tidak sedarah.
Scheneider menitikberatkan kajian atau gagasannya
bukan kepada garis genealogis atau garis hubungan
darah seperti yang kita kenal. Misalnya konsep keluarga
adalah ayah ibu dan anak karena hubungan sedarah yang
ditularkan. Kenyataannya menurut Scheneider tidak juga
seperti itu. Ada makna dan peran yang penekanannya
tidak mesti dilihat secara geneologis atau sedarah.
Ia mencontohkannya dalam sistem kinship atau
kekerabatan yang ada di Amerika. Ia melihat bahwa
sistem kekerabatan atau keluarga di Amerika tidaklah
selalu genealogis. Ia melihat bahwa keluarga di Amerika
lebih banyak dibangun atas dasar makna atau simbol
seseorang dalam keluarga berdasarkan simbol-simbol
budaya yang dibangun oleh masyarakat itu. Contoh
kecilnya begini yang saya dapat berikan. Jika
kita masyarakat Indonesia melihat bahwa yang namanya
keluarga haruslah ada ayah ibu dan anak. Dan yang
namanya anak dalam konsep mayoritas masyarakat
Indonesia adalah anak keturunan langsung dari ayah
ibunya. Jika ia bukan anak turunan langsung, atau anak
lahir maka ia tetap disebut anak namun ada sebutannya
yaitu anak angkat, atau juga biasanya dalam beberapa
budaya kelompok etnis tertentu disebut anak ambil, anak
pungut, atau apa saja yang klasifikasinya dibedakan
dengan anak lahir dari ayah ibunya. Dalam masyarakat
US, menurut Scheneider tidak mengenal secara kaku

seperti itu. Bukannya mereka tidak perduli terhadap anak


sendiri atau anak angkat, namun mereka lebih
menitikberatkan kepada simbol sianak dan peran dalam
keluarga. Jadi mereka tidak terlalu memperdulikan apakah
itu anak yang lahir dari rahim mereka atau tidak. Jadi
jangan heran misalnya ketika banyak keluarga di US
mempunyai anak angkat yang berbeda ras. Masyarakat
tidak mempermasalahkan dan mengunjingkannya. Mereka
menerima anak itu sebagai bagian dari keluarga. Yang
penting bahwa simbol mereka dalam keluarga adalah
sebagai anak dengan fungsi dan perannya dalam
keluarga. Nah simbol ini yang menurutnya sangat
tergantung dari bagaimana masyarakat membacanya.
Gagasan atau idea apa yang ada dibalik itu. Dan itu bisa
berubah bagaiaman cara dan siapa yang menafsirkannya.
Boleh dikatakan kemudian bahwa bukunya tentang
kekerabatan Amerika adalah upaya pertama untuk melihat
sistem kekerabatan secara sistematis dengan melihatnya
sebagai suatu sistem simbol dan makna, dan bukan hanya
sebagai jaringan fungsional saling peran keluarga.
Baginya sistem kekerabatan atau keluarga di Amerika
adalah suatu sistem simbol budaya. Jadi tiap kebudayaan
punya sistem kekerabatan yang berbeda, tidak mesti
sama harus hubungan sedarah. Hal ini menarik untuk
menjelaskan fenomena keluarga gay atau lesbi
mengangkat anak. Atau keluarga gay. Peran ayah
ibu menjadi ayah-ayah atau ibu-ibu. Atau gender berbeda
memerankan fungsi yang berbeda dari seharusnya.
Schneider tak mau ambil pusing dengan peran atau
fungsinya. Yang penting adalah simbol ayah-ibu dan orang

tuanya. Rumit memang.


Tapi itulah menariknya kajian kekerabatan ini. Tapi jangan
salah dari kekerabatan ini muncul politik kekerabatan.
Ingat analisa James Scott tentang patron-klain, relasi
hubungan kekuatan antar individu, dasarnya adalah
hubungan kekerabatan. Primodial juga selain hubungan
kesukuan, juga mensyaratkan hubungan kekerabatan
yang kuat. https://etnobudaya.net/2013/05/09/davidschneider-dan-kekerabatan/

Anda mungkin juga menyukai