Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nadya Elsa Putri Amanda

NIM : 181810201014

HEWAN YANG TERANCAM PUNAH


( BURUNG CENDRAWASIH )

Klasifikasi ilmiah

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Aves

Ordo : Passeriformes

Famili : Paradisaeidae
Habitat dan Ciri Burung Cendrawasih

Burung cendrawasih atau yang disebut orang asing dengan nama Bird of
Paradise, merupakan burung khas Papua. Habitat asli cendrawasih bisa dijumpai
di indonesia bagian timur, pulau-pulau selat torres, papua nugini, dan juga
australia timur. burung anggota dari keluarga ini dikenal di karenakan bulu burung
jantan memiliki banyak macamnya, terlebih bulu yang amat memanjang dan juga
rumit yang tumbuh dari paruh, sayap hingga kepalanya. Cendrawasih memiliki
ciri khas bulunya yang indah yang dimiliki oleh burung jantannya. biasanya
bulunya berwarna cerah dengan gabungan sebagian warna layaknya warna hitam,
cokelat, kemerahan, oranye, kuning, putih, biru, dan hijau serta ungu. Ukuran
burung cenderawasih beragam macam. dimulai dari yang memiliki ukuran 15 cm
dengan berat 50 gram layaknya pada type cendrawasih raja ( cicinnurus regius ),
sampai yang memiliki ukuran sebesar 110 cm cendrawasih paruh sabit hitam
( epimachus albertisi ) atau juga yang beratnya meraih 430 gram layaknya pada
cendrawasih manukod jambul-bergulung ( manucodia comrii ). Keindahan bulu
cendrawasih jantan dipakai untuk menarik perhatian lawan type. untuk merayu
sang betina supaya bersedia diajak kawin, burung jantan dapat memamerkan
bulunya dengan lakukan tarian-tarian indah. sembari bernyanyi diatas dahan,
pejantan bergoyang dengan beragam gerakan ke beragam arah. apalagi kadang-
kadang sampai bergantung terbalik bertumpu pada dahan. tetapi, setiap spesies
cendrawasih pastinya mempunyai jenis tarian tersendiri.
Hasil penelitian terakhir pada Maret 2012 yang dilakukan BKSDA Papua
di salah satu lokasi habitat cenderawasih diketahui setiap satu kilometer persegi
hanya ditemukan 2-3 ekor cenderawasih. Padahal, tahun 2000-2005 masih
ditemukan 10-15 ekor. Penjelasan lain dari petinggi di Papua, Fredy yang baru
saja pensiun dari Polhut Dinas Kehutanan Papua mengatakan, ketika izin
pengelolaan hasil hutan tidak sebanyak sekarang, di setiap hektar tanah masih bisa
ditemukan 2-3 ekor Cenderawasih. Namun, saat ini setiap 50-100 Ha belum tentu
terlihat seekor Cendrawasih. Hal tersebut mengindikasikan bahwa ancaman
kepunahan Cendrawasih sudah nyata.
Penyebab Terancamnya Burung Cendrawasih

Pembalakan Liar dan Perburuan Liar Mengurangi Populasi


Cenderawasih. Salah satu penyebab menurunnya jumlah populasi cenderawasih
adalah pembalakan liar. Dengan berkurangnya jumlah hutan di Papua
menyebabkan cenderawasih kehilangan tempat tinggalnya. Bahkan pemekaran
kabupaten baru, pembangunan akses jalan, pemukiman penduduk menjadi
penyebab cenderawasih kehilang tempat tinggal mereka. Tak sedikit sarang
cenderawasih bersama telur dan anak yang baru menetas ditemukan hancur.

Penyebab lainnya adalah perburuan liar yang terus terjadi hingga kini.
Perburuan burung Cenderawasih ini sebenarnya sudah dilarang di pasaran
berdasarkan surat keputusan Menteri Kehutanan, namun karena harga burung ini
sangat tinggi sehingga para pemburu terus mengadakan perburuan liar.
Keindahannya sejak lama telah menjadi incaran komoditas usaha yang mendunia,
mulai dari pemburu lokal, pemerintah kolonial Belanda, hingga pengusaha busana
di Eropa Amerika dan Kanada yang memanfaatkan bulu burung tersebut. Selain
pembalakan dan perburuan liar, ternyata warga Papua sendiri juga turut serta
dalam kasus ini. Warga Papua biasanya menggunakan bulu Cenderawasih sebagai
pembuatan mahkota. Bagian burung Cenderawasih ini biasa digunakan untuk
penyambutan tamu negara ataupun hiasan penari. Kendati telah keluar pernyataan
dari orang nomor satu di Papua untuk tidak lagi menggunakan mahkota
Cenderawasih yang asli, kenyataannya hingga kini tak sedikit yang masih belum
memahami status populasi burung Cenderawasih yang terancam punah ini.

Hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian burung cendrawasih


yang hampir terancam punah :
1. Melestarikan habitat burung Cendrawasih.

Kerusakan habitat merupakan faktor penting penyebab kepunahan. Spesies


yang habitatnya rusak tidak memiliki tempat tuntuk mencari makan, berkembang
biak dan tinggal. Kerusakan habitat ini sering diakibatkan oleh manusia.
Misalnya, pembalakan liar hutan untuk perkebunan atau persawahan akan
menyebabkan hewan di hutan kehilangan tempat tinggalnya. Perubahan
penggunaan hutan di Papua ini dapat mengancam kelestarian burung ini. Untuk
itu, perlu adanya perlindungan habitat burung Cendrawasih. Ini dapat dilakukan
dengan menjadikan habitat ini sebagai taman nasional dan suaka margasatwa.

2. Menindak pelaku perburuan burung Cendrawasih.

Perburuan liar adalah aktivitas manusia lain yang dapat menyebabkan


kepunahan burung Cendrawasih. Manusia memburu burung Cendrawasih untuk
diambil bulu, dan diperjual belikan sebagai binatang peliharaan, yang dijual
dengan harga mahal. Perburuan ini menyebabkan banyak burung Cendrawasih
yang mati dan terancam punah. Sehingga, agar burung Cendrawasih tidak punah,
kita harus menindak tegas para pemburu liar, agar perburuan ini bisa dihentikan.

3. Melakukan penangkaran burung Cendrawasih.

Agar burung Cendrawasih bisa lestari, harus dilakukan penangkaran, dimana


burung Cendrawasih dikembangbiakkan agar jumlahnya meningkat. Misalnya
adalah penangkaran kebun binatang atau pusat konservasi.

Anda mungkin juga menyukai