Anda di halaman 1dari 4

SOAL LATIHAN TEKS CERPEN

1. Perhatikan potongan cerpen berikut untuk menjawab soal

Yona menarik nafas sambil melihat matahari yang sedikit lagi menyembunyikan dirinya di balik
gunung dan berkata, "Feby...kau salah kalau dirimu tak sebaik diriku. Lihatlah matahari itu" kata
Yona sambil menunjukan jarinya pada matahari yang akan terbenam.

"Terlihat indahkan?” tanya Yona. Feby yang segera memalingkan matanya meiihat
keindahan matahari terbenam yang terlihat sangat indah dari Pantai Natsepa dan hanya
menganggukkan kepala.

Kemudian Yona melanjutkan, "Tapi kita tidak tahu bahwa perjalanan matahari itu sangat
melelahkan mungkin banyak masalah yang dia hadapi, entah itu awan gelap atau bahkan hujan,
namun pada akhirnya dia akan tampak tersenyum indah pada saat terbenam dan saat terbit lagi di
esok pagi".

"Demikan kita banyak hal yang kita lewati dalam hidup kita, namun jadikan masalah itu
sebagai kekuatan kita hingga kita dapat tersenyum bahagia pada akhirnya dan selalu bersyukur,
karena arti hidup adalah jangan pernah menyerah," kata Yona sambil menatap Feby seakan
memberi semangat baru pada Feby.

Sumber: Cerita Pendek Mentari di Pantai Matsepa: Mimpi Penjual Pisang Goreng Karya Ellaine
Tepalawatin, dikutip dari buku Antologi Cerpen Remaja Maluku 2015.

Berdasarkan struktur teks cerita pendek, bagian tersebut termasuk struktur....

A. komplikasi
B. abstrak
C. orientasi
D. koda
E. evaluasi
2. Perhatikan kalimat yang bercetak tebal. Majas yang digunakan dalam kalimat tersebut adalah ....
A. retoris
B. simile
C. personifikasi
D. ironi
E. hiperbola
3. Latar tempat terjadinya peristiwa adalah ....
A. di sebuah pasar
B. di pesisir pantai
C. di puncak gunung
D. di pinggiran danau
E. di depan rumah Yona
Bacalah penggalan teks cerpen berikut.

Bila Hindun melihat sesuatu yang menurut pemahamannya mungkar, dia tidak segan-segan menegur
dengan terang-terangan. Bila dia melihat kawan perempuannya yang muslimah – dia biasa
memanggilnya ukhti -- jilbabnya kurang rapat, misalnya, langsung dia akan menyemprotnya dengan
lugas. Dia pernah menegur dosennya yang dilihatnya sedang minum dengan memegang gelas tangan
kiri. “Bapak kan muslim, mestinya Bapak tahu soal tayamum,” katanya. Nabi kita menganjurkan agar
untuk melakukan sesuatu yang baik kita menggunakan tangan kanan.

(“Bidadari Itu Dibawa Jibril”, hlm. 30).

4. Pada teks di atas penulis menggunakan Teknik penokohan dengan cara…


A. Analitik
B. Dramatik
C. Langsung
D. Deskripsi
E. Jelas
5. Berdasarkan teks di atas, Hindun memiliki watak…
A. Baik
B. Arogan
C. Pemarah
D. Bijaksana
E. Percaya diri

Bacalah kutipan cerpen berikut!

Cermat sekali perempuan itu melangkah ke dinding. Gambar-gambar itu diturunkannya. Satu per
satu ditatapnya erat-erat seolah tak pernah ia selama ini melihatnya. Lalu mata yang kemerah-
merahan menahan tangis sejak pesta mulai sunyi, perlahan kelopaknya dirapatkan. Segumpal besar
air mata bergulir di pipinya dan menitik menimpa kaca gambar itu. Perlahan sekali gambar itu ia
balikkan. Karton yang berdebu diusapinya dengan ujung baju, samar-samar membayang sederet
tulisan. Ia tampak seperti membaca tulisan itu: Kamaruddin, anak tertua, disunat rasul tanggal 6
Februari 1952. Meninggal dunia tanggal 6 Februari 1952.

Karton yang sebuah lagi dibersihkannya pula dengan ujung jari-jarinya yang gemetar. Di antara
bayang-bayang rambutnya yang terjulai menimpa karton gambar itu terbaca: Syaifuddin, anak
kedua, disunat rasul tanggal 10 Novembe 1957. Meninggal dunia tanggal 11 November 1957.

“Oh, masihkan akan ditulis juga kalimat-kalimat seperti ini, dibelakang foto anakku yang ke tiga
nanti? Oh... Tuhanku,” keluh wanita itu di antara isakannya.

“Oh Tuhan, cukuplah anak yang dua ini Kau ambil, ketika sedang kusucikan. Mengapa kau coba
hamba-Mu seberat ini? Lanjutkan keturunan kami, ya Allah. Oh, anak-anakku yang malang...
mengapa mesti mereka, yang menanggung semua ini?”

Wanita itu menatap lagi kedua gambar itu seperti tidak akan pernah lekang dari matanya yang
basah. Kemudian ia menatap ke atas. Katanya, “Jika putraku yang ini, Lasuddin, Kau selamatkan ya
Tuhan, kami akan serahkan dua per tiga dari sawah- sawah itu buat mereka.”

Pandangannya ia alihkan pelan-pelan ke tempat suaminya membatu dalam titik- titik air mata.
(Panggilan Rosul karya Hamsyad Rangkuti)

6. Makna kata yang bercetak miring pada teks di atas adalah…


A. Lepas
B. Jauh
C. Retak
D. Cacat

E. Dekat
7. Pada paragraf terakhir terdapat majas…
A. Personifikasi
B. Dipersonifikasi
C. Metafora
D. Epizeukis
E. Simile

8. Bacalah penggalan teks berikut.


Aku sudah mengetahui wajahnya sejak lama, sejak sekitar dua tahun lalu. Seminggu sekali dia datang
ke salon itu, selalu. Aku kerap tertawa saat ingat kali pertama aku melihatnya. Lusuh, kusam, dekil,
sama sekali tak berwarna. Tapi aku tahu, dia bak mutiara jatuh dalam kotoran dan
ketakberuntungan. Tinggal membasuhnya saja sebelum moncernya kembali. Dan rupanya dia tahu
bagaimana cara memelihara diri. Terbukti, tak ada tanda kekusaman yang muncul. Aih, aku jadi iri.
(Mimpimu Apa? – Ardyan Amroellah)

Sudut pandang yang digunakan penulis pada teks di atas adalah…

A. Orang pertama pelaku utama


B. Orang pertama pelaku sampingan
C. Orang ketiga objektif
D. Orang ketiga terbatas
E. Orang ketiga mahatahu

9. Bacalah teks berikut!

Karyamin melangkah pelan dan sangat hati-hati. Beban yang menekan pundaknya adalah pikulan
yang digantungi dua keranjang batu kali. Jalan tanah yang sedang didakinyas udah licin dibasahi air
yang menetes dari tubuh Karyamin dan kawan-kawan, yang pulang balik mengangkat batu dari
sungai ke pangkalan material di atas sana. Karyamin sudah berpengalaman agar setiap perjalananya
selamat. Yakni berjalan menanjak sambil menjaga agar titik berat beban dan badannya tetap berada
pada telapak kaki kiri atau kanannya. Pemindahan titik berat dari kaki kirike kaki kanannya pun harus
dilakukan dengan baik. Karyamin harus memperhitungkan tarikan napas serta ayunan tangan demi
keseimbangan yang sempurna.

Sebelum habis mendaki tanjakan, Karyamin mendadak berhenti. Dia melihat dua buah sepeda jengki
diparkir di halaman rumahnya. Denging dalam telinganya terdengarsemakin nyaring. Kunang-kunang
di matanya pun semakin banyak. Maka Karyamin sungguh-sungguh berhenti,dan
termangu.Dibayangkan istrinya yang sedang sakit harus menghadapi dua penagih bank harian.
Padahal Karyamin tahu, istrinya tidak mampu membayar kewajibannya hari ini, hari esok, hari
lusa,dan entah hingga kapan, seperti entah kapan datangnya tengkulak yang telah setengah
bulanmembawa batunya.

”Ya, kamu memangmbeling, Min. di gerumbul ini hanya kamu yang belum berpartisipasi.Hanya
kamu yang belum setor uang dana Afrika, dana untuk menolong orang-orang yang kelaparan di sana.
Nah, sekarang hari terakhir. Aku tak mau lebih lama kau persulit.”

Karyamin mendengar suara napas sendiri. Samar-samar Karyamin juga mendengar detak jantung
sendiri. Tetapi karyamin tidak melihat bibir sendiri yang mulai menyungging senyum.

Kali ini Karyamin tidak hanya tersenyum, melainkan tertawa keras-keras. Demikian keras sehingga
mengundang seribu lebah masuk ke telinganya. Seribu lunang masuk kematanya. Lambungnya yang
kampong berguncang-guncang dan merapuhkan keseimbangan seluruh tubuhnya. Ketika melihat
tubuh Karyamin jatuh terguling ke lembah Pak Pamong berusaha menahannya. Sayang, gagal.

(Senyum Karyamin karya Ahmad Thohari)

Pada teks di atas, Karyamin memiliki watak…


A. Taat beribadah
B. Sombong
C. Pekerja keras
D. Keras kepala
E. Egois
10. Bacalah kutipan cerpen berikut untuk menjawab soal.

Di pulau Maratua tempat tinggal Naspin, orang percaya akar bahar tiga warna memiliki
bermacam khasiat. Berbondong orang dari Jawa, Bali, Sumatera, Sulawesi memburunya buat
azimat yang diyakini dapat menjauhkan segala marabahaya, juga terbebas sari sergapan virus
korona. ( Akar Bahar Tiga Warna, 2021:2).

Nilai yang terdapat pada cerpen di atas adalah…

A. Budaya
B. Sosial
C. Moral
D. Agama
E. Pendidikan

Anda mungkin juga menyukai