Anda di halaman 1dari 3

Nama: Asmaul Husna

Nim: T0123004
Makul: Pendidikan Pancasila
Dosen pengampu: Nurman Hariyanto, M.T.

Jika difikirkan secara filsafat maka yang terjadi pada peristiwa HMI di kota Pontianak adalah sebuah
rasa ketidak Adilan dan kekecewaan yang mendalam dari para militan himpunan mahasiswa Islam
tersebut dimana mereka mengharapkan fasilitas yang baik sebagai tamu pada kongres namun
nyatanya tidak demikian dan juga pada saat jatah makan siang pun serasa tidak adil dikarenakan
jumlah nasi yang diberikan tidak sesuai dengan jumlah yang hadir
Dari hal ini lah yang membuat para anggota merasa sakit hati yang menyebabkan kericuhan yang
sedang terjadi namun terlepas dari hal itu juga disebabkan oleh sang provokator yang memancing
masa untuk melakukan tindakan-tindakan yang tidak sepantasnya dilakukan.

Jika kita berfikir kritis tentang tindakan yang dilakukan oleh para anggota HMI di kota Pontianak itu
sebenarnya termasuk tindakan anarkisme dikarenakan adanya seorang provokator serta banyaknya
anggota yang tidak terdaftar sebagai tamu undangan yang menyebabkan membludaknya masa pada
kegiatan tersebut hal ini juga yang menyebabkan kericuhan yang terjadi namun selain itu ada juga
masalah lain terkait dengan pelaksanaan yang dipersiapkan oleh panitia dimana fasilitas yang
disediakan tidak sesuai ditambah derasnya hujan yang menyebabkan air masuk kedalam tenda serta
pembagian makanan yang dinilai kurang namun hal tersebut hanyalah masalah kecil yang dapat
menjadi alasan kericuhan karena masalah yang sebenarnya terjadi adalah seorang yang memprovokasi
masa pada saat kegiatan.

Pemikiran lebih mendalam dari tragedi kericuhan militan HMI di kota Pontianak mempunyai
beberapa faktor terutama dari pihak peserta dimana banyak peserta gelap atau tak diundang untuk
menghadiri acara kongres tersebut hal ini lah yang menyebabkan banyak kericuhan seperti di
pelabuhan Makasar sebelum keberangkatan hingga pada saat sampai kembali ricuh dikarenakan
fasilitas yang tidak sesuai harapan.

Jika dIlihat Secara konseptual kericuhan yang terjadi di pelabuhan Makasar disebabkan oleh
sekolompok anggota HMI yang ingin berangkat ke acara kongres di Pontianak namun tidak mempunyai
tiket untuk berangkat ke acara tersebut dan juga karena ada seseorang yang memprovokasi agar
kericuhan terjadi.

Runtut(koheren)
Kericuhan pada kongres yang terjadi di Surabaya bermula saat sejumlah kader memaksa seluruh Ketua
Badko (Badan Koordinasi) HMI di daerah hadir pada kongres saat itu juga. Namun ternyata usulan itu
tak disetujui mayoritas peserta pemilik suara sah.
Ketua Umum Badko HMI Jawa Timur Yogi Pratama mengatakan sejumlah kader tersebut memang telah
berulang kali memaksakan usulan yang membuat kongres berjalan lambat.
"Teman-teman yang memperlambat kemarin itu, minta ketua Badko se-Indonesia untuk hadir ke
lokasi. Tapi itu kan tidak mungkin hadir semua," ucap Yogi.
Akibat ulah para peserta tersebut, kongres pun berjalan alot dan dengan tensi yang panas. Mereka
berulang kali mengajukan usulan, kongres pun terhenti beberapa kali.
Puncaknya mereka pun mengamuk, beberapa orang membanting kursi hingga memecahkan pintu kaca
di gedung tempat kongres berlangsung. Peserta kongres lainnya pun lari berhamburan.
"Iya, ada [kaca] yang pecah itu. Itu pelemparan [kursi] dari dalam," kata dia.Ia mengatakan,
perusakan tersebut bukan merupakan sikap mayoritas peserta pemilik suara sah dalam kongres.
Tindakan pelemparan dan pemecahan kaca itu, kata dia, hanya dilakukan segelintir orang.

Jika kita berpikir secara rasional tragedi pada pelabuhan di Makassar sangat masuk akal jika
penyebabnya disebabkan oleh anggota mi tersebut mengapa demikian dikarenakan awal mula
kericuhan terjadi saat para anggota PMI berdesak-desakan ingin memasuki kapal melalui loket
sedangkan banyak dari mereka yang tidak memiliki tiket sehingga timbullah kerusuhan yang
menyebabkan bentrok antara pihak pelabuhan dan anggota HMI.

Komprehensif
1.Komisariat Syariah melakukan chaos di dalam forum KONFRENSI HMI cabang bandar Lampung,
dengan mengambil konsideran Sidang, tata tertib sidang, Surat mandat sidang beserta absensi sidang
dengan tujuan menghambat persidangan, Konsideran dilempar keluar forum lalu dibawa lari dengan
kader syariah. Ketok palu tok sidang di skors dengan pimpinan sidang sampai pukul 20.00

2. Setelah itu peserta forum bubar dan turun, pimpinan sidang tiga bertanya ke teman-teman syariah
Teknik dan sospol untuk segera mengembalikan berkas yang diambil mereka. Bukannya memberikan
berkas tapi malah pimpinan sidang diributkan bahkan memancing keributan untuk meluas. Tidak
merespon hal tersebut, teman-teman bubar kekomisariat masing-masing dan beberapa ada yang
pulang ke posko.

3. Ketika sedang di posko, Nopriyan selaku alumni HMI Komisariat Hukum Unila mendapat info
bahwa komisariat Hukum unila diserang dengan teman-teman Komisariat teknik, adik-adik yang
berada dikomisariat hukum tertekan dan menghubungi kader-kadernya sehingga beberapa kader
hadir ke komisariat hukum dan terjadilah bentrok sebagai bentuk pembelaan diri, karena merasa
terancam akibat kedatangan Kader HMI Teknik yang sama sekali tidak memiliki sopan santun.

Bahkan saat sekretaris Umum HMI KHU meminta untuk damai tidak di indahkan dan itulah salah satu
faktor kenapa kader HMI KHU tersulut emosinya. Kehadiran Nopriyan di lokasi untuk melerai dan
agar tidak terjadi keributan dan hal-hal yang tidak dinginkan.

4.Setelah terjadi bentrokan tersebut seluruh kader diminta untuk meninggalkan Komisariat HMI KHU
sebagai langkah agar konflik tidak berlanjut akan tetapi setelah komisariat dikosongkan kader-kader
komisariat teknik melakukan pengrusakan terhadap lamban juang HMI KHU yang mana ini
merupakan tempat Kaderisasi HMI KHU dan Tempat Berproses Kader di HMI KHU.

5.Setelah kejadian di komisariat hukum, mendapat kabar bahwa masa yang melakukan pengrusakan
kom hukum unila ingin menyerang posko yang berada di Gang mata intan PU.
Posko berada di samping masjid. Untuk melerai agar tidak terjadi penyerangan karena teman-teman
yang berada diposko ketakutan, karena mereka sedang beristirahat. Salah satu alumni HMI
Komisariat Hukum UBL, Bang Edwin dan selaku pemilik rumah yang dipakai untuk adik-adik
beristirahat berinisiatif untuk menasehati kelompok-kelompok tersebut yang melakukan perusakan
di komisariat hukum.
Bang edwin diantar oleh salah satu kader kedepan Gang Mata Intan dan berpapasan dengan masa,
bang edwin turun dari mobil untuk menasehati mereka ternyata malah dilakukan pemukulan dan
penculikan oleh masa yang berasal dari teknik syariah dan sospol.
Kader yang mengantar mobilnya turut dilakukan pelemparan batu dan lari ke polsek untuk melapor.
Alumni bang edwin disandera dengan masa anarkis ditutup mata, tangan diborgol dan dilakukan
pemukulan sekitar pukul 03.00 pagi, dan baru dibebaskan di depan indomaret UBL sekitar pukul
06.30 pagi Wib.
6. Pukul 05.00, saat sedang koordinasi dengan pihak Polsek, Ketua umum HMI Komisariat Ekonomi
mendapat kabar bahwa komisariat ekonomi pun diserang dengan masa anarkis tersebut. Menurut
keterangan warga komisariat sampai hampir dibakar, dan kondisi komisariat hancur sama halnya
dengan komisariat Hukum Universitas lampung. (*)

Jika dilihat secara universal tragedi yang terjadi di Pontianak itu disebabkan oleh banyak faktor jika
kita melihat dari mata masyarakat maka yang terjadi adalah sebuah kericuhan yang dilakukan oleh
organisasi HMI di mana kericuhan tersebut melibatkan banyak pihak sehingga perlu adanya
keterlibatan polri dalam menangani kasus ini sedangkan jika kita lihat dari sudut pandang anggota
HMI itu sendiri adalah yang terjadi sebenarnya rasa ketidakpuasan dan ketidakadilan dengan apa
yang diberikan kepada mereka sebagai tamu undangan namun hal tersebut juga tidak dapat
disalahkan dari pihak HMI sendiri dikarenakan banyaknya anggota yang datang mengikuti kongres
namun tidak terdapat dalam undangan sehingga kuota yang diberikan berlebih dan dana yang sudah
ditentukan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan para anggota yang ingin mengikuti cara kongres
tersebut.

Menurut spekulasi pribadi saya kericuhan kericuhan yang terjadi entah itu dari Sulawesi Makassar
maupun di Pontianak Kalimantan Barat sebenarnya adalah kesalahan dari beberapa orang yang ingin
memaksakan ikut tetapi tidak dengan serius berniat untuk mengikuti kegiatan kongres HMI tersebut
sehingga mereka hanya menginginkan kesenangan semata dan itulah yang membuat kericuhan di
pelabuhan dan di kota Pontianak terjadi padahal masalah itu hanyalah masalah sepele namun karena
ada sosok sang provokatif maka masalah itu pun menjadi besar sehingga kericuhan pun tidak dapat
terbendung.

Jika kita lihat secara sistematis Tragedi yang terjadi di pontianak pada tanggal 24 november 2002
tiga adalah sebuah kegiatannya mempunyai banyak sekali manfaat dan nampak positif namun ada
beberapa oknum yang memper keruh keadaan serta memper buruknya dengan berbagai macam
kericuhan yang terjadi yang menyebabkan diturunkan nya aparat ke jalan-jalan agar kericuhan tidak
semakin membesar sebenarnya kericuhan tersebut hanya dilakukan oleh segelintir orang namun
membesar karena banyak pihak yang terbawa emosi atas masalah kecil tersebut.

Bersifat bebas
Jika menurut pendapat saya pribadi sebenarnya kegiatan kongres ini diadakan secara damai dan
terstruktur namun dikarenakan ada segelintir orang yang ingin merecuh pada kegiatan tersebut dan
beberapa oknum yang hanya ingin seru-seruan dalam kegiatan ini maka aktif timbullah kericuhan
yang sangat merepotkan dan mendapatkan pandangan negatif dari masyarakat setempat tentang
organisasi HMI padahal organisasi tersebut adalah organisasi dan berbasis keagamaan namun
organisasi itu sering tercoreng maka dari itu kita sebagai mahasiswa yang baik harus mempunyai pola
pikir seperti mahasiswa dan dapat menjaga nama baik instansi organisasi ataupun nama universitas
kita sendiri

Anda mungkin juga menyukai