Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PERIHAL AKSI DEMONSTRASI

MAHASISWA
Rabu, 25 SEPTEMBER 2019
Makalahini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata KuliahPendidikan
Pancasila

Dosen Pengampu: Drs. Ibnu Qoyyim MS

Disusun oleh:

Hafidz Ramadhan 11190510000206

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2019

i
KATAPENGANTAR

Puji syukur sama-sama kita panjatkan kehadirat Allah SWT ,Tuhan yang
Maha kuasa atas segala limpahan Rahma serta Hidayah-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan laporan kegiatan yang berjudul “DEMONSTRASI
REVISI RUU”. Semoga laporan ini dapat menjadi salah satu pengalaman yang
menjadi dasar pengetahuan perihal bagaimana Aksi Demonstrasi dilaksanakan.
Harapan saya semoga laporan kegiatan ini membantu dalam menambah
pengetahuan dan pengalaman khususnya untuk saya pribadi dan umumnya untuk
para pembaca.

Laporan kegiatan ini penulis mengakui masih banyak kekurangan karena


pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh karena itu, saya harapkan
kepada para pembaca untuk memberikan masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan laporan kegiatan ini.

Tangerang Selatan, 1 Oktober 2019

Hafidz Ramadhan

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
A. Tuntutan Demonstrasi

B. Kronologi Demonstrasi

C. Waktu dan Tempat

D. Hasil Demonstrasi

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan

B. Dokumentasi

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai warga Negara Indonesia, sejak dulu kita sudah biasa kalau Negara ini ternyata
terus terjadi masalah. Namun, yang belakangan ini sangat mengejutkan, pera elit Negara ini
masih punya cara untuk menciptakan segudang lagi masalah. Sejumlah undang-undang yang
masih bermasalah seperti RUU KUHP,RUU KPK, RUU KETENAGAKERJAAN, dan RUU
PERTANAHAN seolah dikebut untuk diloloskan begitu saja oleh DPR dan pemerintah.
Sementara itu, undang-undang yang penting untuk segera disahkan, seperti RUU PKS, justru
dikerjakan dengan lambat. Belum lagi permasalahan Karhutla dan Kriminalisasi aktivis yang
merupakan akumulasi dari ketidakmampuan para elit politik negeri ini dalam menyelesaikan
masalah yang sudah berulang terjadi. Semua permasalahan ini mencapai titik nadirnya hanya
dalam beberapa bulan terakhir.

Maka dari itu , Kami sebagai mahasiswa yang mejadi akal serta lidah penghubung
masyarakat yang resah akan ketidakadilan para pemimpin negeri ini, maka dari itu kami
mengadakan unjuk rasa sebagai bentuk kontra dari apa yang telah dikeluarkan para elit politik
dalam RUU di berbagai bidang tersebut, dengan Harapan agar mereka merevisinya dengan akal
sehat dan tidak mengesahkan apa yang harusnya tidak disahkan dan mengesahkan apa yang haru
segera disahkan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa saja Tuntutn dalam Demonstrasi itu?
2. Bagaimana Kronologi saat Demonstrasi tersebut ?
3. Apa hasil dari Demonstrasi tersebut?

C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini diantaranya sebagai berikut:
1. Mengetahui apa yang sedah terjadi dengan keadilan yang ada pada Negara Indonesia saat ini.
2. Menjabarkan tentang kejadian yang ada dilapangan berdasarkan data yang valid.

i
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tuntutan Aksi Demonstrasi
Untuk aksi DPR, ada 4 poin tuntutan Mahasiswa:
-Pertama, Merestorasi upaya pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme.
-Kedua, Merestorasi demokrasi, hak rakyat untuk berpendapat, penghormatan perlindungan dan
pemenuhan hak asasi manusia, dan keterlibatan rakyat dalam proses pengambilan kebijakan.
-ketiga, Merestorasi perlindungan sumber daya alam, pelaksaan reforma agrarian dan tenaga
kerja dari ekonomi dan eksploitatif.
-keempat, Merestorasi kesatuan bangsa dan Negara dengan penghapusan diskrminasi antaretnis,
pemerataan ekonomi, dan perlindungan bagi perempuan.

Tuntutan yang lebih spesifik, setidaknya ada 7 poin yang mereka (mahasiswa) dorong:
1). Mendesak adanya penundaan untuk melakukan pembahasan ulang terhadap pasal-
pasal yang bermasalah dalam RKUHP.
Sebagai contoh, ada pasal-pasal yang di anggap mengekang kebebasan berpendapat
dan pers. “jika RUU KUHP disahkan, netizen dan wartawan yang dianggap beritanya menghina
presiden atau pemerintah akan dipidana.”

2). Mendesak pemerintah dan DPR untuk merivisi UU KPK yang baru saja disahkan dan
menolak segala bentuk pelemahan terhadap upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.
Sebagai contoh bentuk pelemahan terhadap KPK yaitu:
“soal status kedudukan kelembagaan KPK yang akan berubah menjadi lembaga penegak hukum
yang berada di rumpun eksekutif, tetapi tetap melaksanakan tugas dan kewenangan secara
independen.”

3). Menuntut Negara untuk mengusut dan mengadili elite-elite yang bertanggung jawab
atas kerusakan lingkungan di beberapa wilayan di Indonesia.
Sebagai contoh kerusakan lingkungan yang perlu di pertanggung jawabkan yaitu:
“Masalah kebakaran hutan di sumatera dan Kalimantan, kepolisian sudah menangkap
tersangka dan masyarakat menuntut para pelaku untuk di adili serta terbuka proses hukumnya.”

v
4). Menolak pasal-pasal bermasalah dalam RUU Ketenagakerjaan yang tidak berpihak
kepada pekerja.
Sebagai contoh dari pasal-pasal yang bermasalah tersebut yaitu:
“Pasal 81 mengenai cuti haid yang bakal dihapus lantaran dengan alsan nyeri haid dapat
diatasi dengan obat antinyeri.”

5). Menolak pasal-pasal problematis dalam RUU pertanahan yang merupakan


pengkhianatan terhadap semangat reforma agrarian.
Sebagai contoh soal problematis itu, yaitu:
“Tidak ada upaya konkret untuk mempercepat pengakuan tanah hukum ada yang menjadi
amanat putusan MK nomor 35/2012.”

6). Mendesak pengesahan RUU penghapusan kekerasan seksual.


“DPR diminta segera member kepastian kapan RUU PKS disahkan. Pasalnya,
RUU ini sudah dibahas cukup lama, terhitung sejak 2017.”

7). Mendorong demokratisasi di Indonesia dan menghentikan penangkapan aktivis di


berbagai sector.
Contoh kejadian ini yaitu:
“ Veronica koman dianggap memprovokasi aksi demo di asrama mahasiswa papua di Surabaya.
Padahal ia sendiri tidak ada di lokasi saat aksi berlangsung.”

B. Kronologi Aksi Demonstrasi


Aksi unjuk rasa yang di ikuti oleh elemen Mahasiswa dari berbagai universitas yang
menuntut penolakan terhadap revisi perundang-undangan tertentu di depan Gedung DPR/MPR
yang berujung rusuh.
Bentrokan pecah antara massa pedemo dengan petugas kepolisian sejak sore hingga
terbit fajar. Kapolda metro jaya Irjen Gatot Eddy Pramono mengatakan mahasiswa itu mulai
berkumpul untuk demo sejak pukul 8.00 WIB. Kemudian , mulai pukul 14.00 WIB, mahasiswa
mulai mecoba masuk ke jalan tol dalam kota arah cawang-slipi yang terletak persis didepan
gedung DPR/MPR.

v
“Tetapi situasi masih aman dan kondusif,” kata gatot di Mapolda Metro Jaya.
Pada pukul 16.00 WIB, mahasiswa mulai meminta untuk bisa berkomunikasi dengan para
pemimpin DPR, termasuk ketua DPR RI Bambang Soesatyo.

Permintaan itu, kemudian diteruskan oleh pihak kepolisian dan berkoordinasi dengan
pihak sekretaris jendral DPR. Setelahnya , pihak Sekjen menyampaikan bahwa para pemimpin
DPR siap untuk menerima para Mahasiswa. “Tetapi adik-adik mahasiswa menghendaki ketua
DPR dan pimpinannya untuk datang ditengah-tengah adik-adik mahasiswa yang sedang
melaksanakan unjuk rasa,” tutur Gatot.

Dengan mempertimbangkan sejumlah factor, permintaan mahasiswa itu tidak bisa


dipenuhi. Gatot mengungkapkan mahasiswa kemudian menyampaikan bahwa jika pimpinan
DPR tidak bisa menemui, mereka tidak akan bertanggung jawab atas apa yang akan terjadi
selanjutnya.

Pukul 16.05 WIB, mahasiswa mulai meriakkan yel-yel dan berusaha untuk masuk ke
dalam area Gedung DPR/MPR. Saat itu, personel kepolisian yang berada didepan pagar mulai di
dorong dan dilempari dengan menggunakan botol hingga batu. “sedangkan yang disamping
kanan itu sudah mulai merusak pagar DPR, karena apa, karena tujuannya ingin masuk ke dalam
DPR dan ingin menguasai DPR.” Ujar Gatot.

Atas aksi itu, polisi kemudia mulai mengambil tindakan tegas. Menurut Gatot,
langkah itu diambil lantaran aksi yang dilakukn sudah dapat dikategorikan sebagai tindakan
anarkis. Gatot mengklaim langkah tegas yang diambil kepolisian pun dilakukan sesuai dengan
aturan. Pertama, pihak kepolisian menembakkan meriam air ke arah mahasiswa dengan tujuan
agar mereka mundur. “Tetapi mereka tidak mau mundur, tetapi maju bahkan semakin merusak
pagar DPR.” Ucapnya.

Karena mahasiswa justru melakukan aksi perusakan pagar DPR, pihak kepolisian
kemudian menembakkan gas air mata kea rah mahasiswa. “Sehingga atas nama undang-undang
tentunya polisi melakukan tindakan tegas menembakkan gas air mata kepada rasa supaya adik-

v
adik mahasiswa ini mundur,” tutur Gatot.
Gatot menuturkan bentrokan antara massa dan aparat kepolisian berlangsung hingga
malam hari. Bentrokan tersebut baru berakhir sekitar pukul 01.15 WIB. Buntut kerusuhan itu,
polisi mengamankan 94 orang. Saat ini, polisi masih melakukan pemeriksaan. “ Kita akan pilah-
pilah dari mana mereka ini, aoakah mereka ini dari adik-adik mahasiswa, kemudian dari
masyarakat atau pihak-pihak lain, tentunya masih kita dalami.” Ucap Gatot.

Akibat aksi kerusuhan itu, polisi juga mencatat sejumlah fasilitas dan kendaraan
mengalami kerusakan. Antara lain, pagar DPR. Mobil pengurai milik Polri, mobil meriam air
milik Porli, serta bus milik TNI.

Selain itu, tiga pos polisi juga dirusak hingga dibakar oleh massa. Yakni, pospol
palmerah, pospol slipi, serta pospol yang terletak di dekat hotel mulia. Tak hanya itu, sejumlah
orang juga mengalami luka, tercatat 254 orang dirawat inap, serta 39 orang polisi juga
mengalami luka.

Lebih lanjut, Gatot menyampaikan bahwa dalam proses pengamanan aksi kemarin,
pihaknya telah memberikan toleransi da ruang kepada mahasiswa untuk menyampaikan
aspirasinya. Termasuk, soal permintaan untuk bertemu dengan pimpinan DPR pun telah di
upayakan untuk difasilitasi. “ Karena niat baik kita untuk memberikan toleransi ini
disalahgunakan, maka nanti kami akan melakukan penyekatan-penyekatan, tentunya
pengamanan ini terhadap adik-adik mahasiswa apabila melakukan unjuk rasa kembali,” tutunya.

Ia mengimbau kepada mahasiswa agar bisa mengikuti segala aturan yang berlaku jika
nanti kembali menggelar aksi unjuk rasa, sehingga kerusuhan atau bentrokan tidak terulang lagi.
“ Saya yakin betul bahwa adik-adik mahasiswa adalah mahasiswa yang cerdas, lakukan dengan
cara-cara cerdas, dengan cara-cara yang elegan, dengan cara-cara yang tentunya sesuai ketentuan
peraturan dan perundang-undangan yang ada,” tutupnya.

v
C. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Rabu, 25 September 2019
Tempat : Gedung DPR/MPR
Waktu : 12.00- Selesai

D. Hasil Demonstrasi
Hasil dari segala bentuk aksi ini mendapat jawaban yang kurang memuaskan
bagi masyarakat. Karena, DPR menyatakan kasus RUU KUHP ini ditunda
sampai waktu yang tak ditentukan. Hal ini belum sesuai dengan aspirasi rakyat
yang disuarakan oleh Mahasiswa. Sampai saat ini, Mahasiswa terus gencar
melakukan aksi bersama lapisan masyarakat yang lain sampai menemukan titik
kejelasan pada kasus ini.

i
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari apa yang terjabarkan di atas dapat kita simpulkan bahwa aksi demonstrasi ini terjadi akibat
keselewengan para elite politik membuat RUU yang merugikan bagi masyarakat luas, dengan
begitu mahasiswa membela masyaraka, sebagai akal pikirannya masyarakat mahasiswa
melakukan unjuk rasa ke depan Gedung DPR/MPR dengan menyatakan “MOSI TIDAK
PERCAYA” terhadap DPR serta menyampaikan beberapa tuntutan yang harus segera
dilaksanakan oleh DPR, akan tetapi karena adanya Free Rider dalam aksi demo itu terjadilah
provokasi yang akhirnya membuat aski demo itu menjadi anarkis sehingga polisi menembakkan
meriam air sampai gas air mata. Sampai saat ini belum ada kepastian mengenai hasil demonstran
,seolah para elite politik diam mebisu.

B. Dokumentasi

x
x

Anda mungkin juga menyukai