Anda di halaman 1dari 15

IODI/IODOMETRI

Pengertian
▪ Termasuk titrasi oksidasi reduksi
▪ Menurut Vogel A.I. (1939)
✓ Iodimetri adalah titrasi dengan menggunakan larutan
standar Iodium
✓ Iodometri adalah titrasi terhadap Iodium yang
dibebaskan dari suatu reaksi kimia
▪ Menurut Haryadi W. (1993)
✓ Iodometri langsung adalah titrasi dengan Iodium
sebagai titran (iodimetri)
✓ Iodometri tidak langsung adalah titrasi dengan
Na2S2O3 sebagai titran (iodometri)
▪ Menurut Kolthoff I.M. and Sandell E.B. (1952)
✓ Iodimetri adalah penetapan kadar senyawa-
senyawa dengan oksidasi potensial yang lebih
rendah dari sistem iodium-iodida dengan jalan
dioksidasi oleh iodium dan dapat dititrasi dengan
larutan standar iodium.
✓ Iodometri adalah penetapan kadar iodium yang
dibebaskan yang dititrasi dengan larutan standar
Na2S2O3
▪ Suasana larutan harus netral atau asam lemah
✓ Pada keadaan demikian oksidasi potensial dari
reduktor menjadi minimal sedangkan kekuatan
mereduksinya menjadi maksimal
✓ Pada suasana basa, iodium dapat bereaksi dengan
ion hidroksil membentuk hipoiodit dan iodida.
Hipoiodit ini sangat tidak stabil dan dengan segera
dapat berubah menjadi iodat

I2 + 2OH- IO- + I- + H2O


3IO- 2I- + IO3-
Iodimetri
▪ Reaksi
reduktor + I2 hasil oksidasi
kelebihan I2 + 2Na2S2O3 2NaI + Na2S4O6
▪ Guna : untuk penetapan kadar zat yang potensial
oksidasinya lebih rendah daripada system iodium-
iodida
Iodometri
▪ Reaksi
oksidator + KI + asam I2 + …..
I2 + 2Na2S2O3 2NaI + Na2S4O6
▪ Guna : untuk penetapan kadar suatu oksidator kuat
yang dapat mengoksidasi iodida dan kemudian
membebaskan iodium (penetapan kadar iodium yang
dibebaskan dari suatu reaksi kimia)
Larutan Standar
Larutan standar Natrium Thiosulfat
▪ Na2S2O3.5H2O memiliki kemurnian tinggi tetapi kadar
airnya tidak tetap, sehingga tidak dapat dijadikan standar
primer
▪ Sebagai reduktor, reaksinya :
2S2O32- S4O62- + 2e-
▪ Adanya CO2 dalam air yang digunakan untuk membuat
larutan standar dan juga CO2 dari udara sehingga
mengakibatkan terjadi pengendapan dari sulfur
S2O32- + H+ HSO3- + S
▪ Larutan Na2S2O3 mudah diuraikan oleh bakteri, misal:
Thiobacillus thioparus
▪ Cara penanganan :
✓ Larutan dibuat dengan air suling bebas CO2
✓ Ditambahkan pengawet 3 tetes CHCl3 atau 10 mg
HgI2/liter larutan
✓ Lindungi larutan dari cahaya
Larutan standar Iodium
▪ Iodium sukar larut dalam air, kelarutannya 0,333 gram/L
pada suhu 25 ºC
▪ Selain keterlarutan yang kecil ini, larutan air-iod
mempunyai tekanan uap yang cukup berarti, karena itu
konsentrasinya berkurang sedikit disebabkan oleh
penguapan ketika ditangani.
▪ Kedua kesulitan ini dapat ditangani dengan melarutkan
iod dalam larutan kalium iodida.
✓ Iodium mudah larut dalam larutan iodide (KI), jadi
semakin pekat larutan itu maka makin besar
keterlarutan iodium. Iodium juga diikat oleh KI
sehingga hasrat penguapan akan berkurang
I2 + I- I3-
Membuat larutan Iodium 0,1 N
a. 20 gram KI (bebas Iodat) dilarutkan dalam 30 – 40 ml
air dalam labu takar bertutup 1 liter
b. Timbang 12,7 gram Iodium murni dan dimasukkan
sedikit demi sedikit ke dalam larutan KI tersebut
sambal dikocok sampai larut
c. Lalu diencerkan sampai 1 liter
Standarisasi

▪ Untuk standarisasi larutan Natrium Thiosulfat dapat


digunakan standar primer :
✓ Kalium Iodat,
✓ Kalium Bromat, dan
✓ Kalium Bikromat

▪ Untuk standarisasi Iodium dapat digunakan


✓ As2O3 sebagai standar primer
✓ Natrium Thiosulfat sebagai standar sekunder
Indikator
▪ Larutan iodium dalam air yang mengandung iodida
berwarna kuning sampai coklat tergantung kadarnya.
▪ Iodium dapat berlaku sebagai indikator sendiri tapi
penglihatan kurang dapat menangkap perubahan
warnanya, maka digunakan indikator amylum
▪ Amylum + I2 dalam lingkungan Iodida kompleks
Iod-amylum berwarna biru
▪ Dalam lingkungan asam kuat, amylum tidak dapat
digunakan sebagai indikator karena amylum akan
terhidrolisa. Kepekaan warna akan menurun apabila :
✓ Suhu dinaikan
✓ Larutan mengandung alkohol, pada konsentrasi
alkohol > 50% menjadi tidak berwarna
▪ Keuntungan menggunakan indikator amylum :
1. Harganya murah
2. Mudah didapat
3. Perubahan warna pada titik akhir titrasi jelas
▪ Kerugian/keburukan menggunakan indikator amylum :
1. Sukar larut dalam air dingin
2. Tidak stabil mudah terhidrolisa menjadi dekstrin
3. Dalam suasana asam kuat akan terhidrolisa
4. Larutan amylum dengan iodium menjadi kompleks
yang sukar larut maka pemberian amylum mendekati
titik akhir titrasi
5. Jika larutannya sangat encer akan terjadi pergeseran
titik akhir titrasi
▪ Mengatasi keburukan amylum dengan jalan
menggunakan tepung Natrium Glikolat yang sifatnya
lebih baik dari pada amilum :
✓ Tidak higroskopis dan lebih stabil
✓ Mudah larut dalam air
✓ Dengan iodium tidak membentuk kompleks yang
sukar larut, sehingga penambahannya tidak perlu
mendekat titik akhir titrasi
✓ Pada larutan yang encer, tidak terjadi pergeseran titik
akhir titrasi
✓ Na-glikolat dengan larutan iodium pekat berwarna
hijau dan bila kadar iodium turun berubah menjadi
biru.
Tambahan ………….
▪ Penambahan larutan Na Thiosulfat sebelum
penambahan larutan amylum harus dilakukan cepat
dengan pengocokan lambat agar tidak terjadi
penguapan dari I2 dan sebaiknya titrasi dilakukan
secara tertutup (biasanya dapat ditutup dengan plastik
hitam yang dilubangi untuk masuknya ujung buret)
▪ Penambahan larutan Na Thiosulfat setelah
penambahan larutan amylum harus dilakukan lambat
dengan pengocokan cepat dan kuat agar I2 yang
diadsorbsi oleh amylum dilepaskan sebaik mungkin

Anda mungkin juga menyukai