Anda di halaman 1dari 4

Nama : Hery Permadi

Nim : 12017025
Kelas : B
Tugas Kimia Medisinal II

MINI REVIEW HKSA ANTIDIABETIKA

A. Definisi obat antidiabetes.


Obat antidiabetik (hipoglikemik) adalah senyawa yang dapat menurunkan kadar glukosa
darah, dapat diberikan secara parenteral maupun oral. Obat antidiabetik parenteral antara lain
adalah insulin dan turunannya, sedang antidiabetik oral antara lain adalah turunan sulfonilurea,
biguanida, tiazolidindion (glitazon), meglitinide, penghambat dipeptidil peptidase tipe 4 (DPP4),
dan penghambat α-glukosidase.
B. Penggolongan obat antidiabetes.
Berikut ini adalah Penggolongan Obat Antidiabetik : a)
Obat Antidiabetik Parentral
→ Insulin
Turunannya : Insulin lispro (Humalog), Insulin aspart (Novolog, Novorapid), Insulin glargine
(Lantus), Insulin detemir (Levemir), Insulin degludee (Tresiba).
b) Obat Antidiabetik Oral
→ Turunan Sulfonilurea
Contoh : Tolbutamid (Rastinon), Klorpropamid (Diabenese), Glikazid (Diamicron,
Glikamel), Glibenklamid (Gliburid, Daonil, Euglucon, Renabetic), Glipizid (Minidiab),
Gliquiduon (Glurenorm), Glimepiride (Amaryl)
→ Turunan Biguanida
Contoh : Fenformin dan Metformin HCl (Glucophage).
→ Turunan Metiglinida
Contoh : Repaglinid (Novonorm), Nateglinid (Starlix).
→ Turunan Tiazolidindion (Glitazon)
Contoh : Rosiglitazon (Avandia), Pioglitazon (Actos).
→ Turunan Penghambat Dipeptidil Peptidase tipe 4 (DPP-4)
Contoh : Sitaglipin (Januvia), Vildaglipin (Galvus), Saxaglipin (Onglyza), Linagliptin
(Trazenta),

→ Penghambat Enzim α-Glukosidase


Contoh : Akarbosa (Glucobay), Miglitol (Glysel).
C. Mekanisme kerja antidiabetes dari golongan tsb.
Mekanisme kerja :
1. Insulin adalah senyawa yang dapat menyebabkan efek hipoglikemik dengan cara menaikkan
penggunaan karbohidrat dan lemak dalam jaringan perifer. Insulin bekerja dengan
memudahkan pemasukan glukosa, asam amino dan ion-ion terutama Ca ++, dengan
mempengaruhi proses didalam sel. Insulin, pada tingkat molekul, dapat berinteraksi dengan
reseptor spesifik pada permukaan membran sel, mengatur sintesis dan aktivitas beberapa
enzim dan merangsang sintesis protein dan RNA pada beberapa jaringan.
2. Turunan sulfonilurea, bekerja sebagai antidiabetik dengan cara merangsang pengeluaran
insulin dari sel β pankreas, menurunkan pemasukan insulin endogen ke hati dan menekan
secara langsung pengeluaran glukagon.
3. Turunan biguanida, bekerja sebagai antidiabetik dengan cara menghambat glukoncogenesis
hepatik, menurunkan absorpsi glukosa di usus, meningkatkan sensitifitas reseptor terhadap
insulin dan meningkatkan glikolisis anaerobik sehingga meningkatkan penggunaan glukosa.
Turunan ini tidak merangsang pelepasan insulin dari sel β pankreas dan hanya menurunkan
kadar gula darah sampai tingkat normal, oleh karena itu jarang menimbulkan efek samping
hipoglikemi.
4. Turunan meglintinida, bekerja sebagai antidiabetik dengan cara merangsang pengeluaran
insulin dari sel β pankreas melalui penutupan saluran K dan pembukaan saluran Ca yang
akan menginduksi pengeluaran insulin.
5. Turunan tiazolidindion, bekerja sebagai antidiabetik dengan cara menurunkan resistensi
insulin melalui aktivasi reseptor nuklir PPAR-γ (Peroxisome Proliferator-Activated Receptor
gamma) yang dapat meningkatkan ekspresi gen yang terlibat dalam metabolisme glukosa dan
lemak.
6. Turunan penghambat dipeptidyl peptidase type 4 (DPP-4), bekerja sebagai antidiabetik
dengan cara menghambat enzim DPP-4, meningkatkan kadar dan kerja dari hormon
endrogen inkretin, terutama GLP-1 (Glucagon Like Peptide-1) usus dan GIP (Gastric
Inhibitory Peptide = agonis reseptor GLP-1), sehingga dapat meningkatkan sekresi insulin
dari sel β pankreas, dan menekan sekresi glukagon dari sel α pankreas.
7. Turunan penghambat a-glukosidase, bekerja sebagai antidiabetik dengan cara
menghambat secara bersaing enzim α-glukosidase di saluran cerna, sehingga pemecahan
karbohidrat menjadi glukosa menjadi berkurang dan penyerapan glukosa ke darah menjadi
lambat.
D. HKSA obat antidiabetes dan berikan contoh turunan obatnya secara lengkap.
R = gugus alifatik (asetil, amino, kloro, metil, metiltio dan trifluorometil), akan berpengaruh
terhadap masa kerja Obat dan meningkatkan aktivitas hipoglikemik. Bila R adalah gugus
ßaril karbokamidoetil (Ar-CONH-CHrCHr), seperti pada glibenklamid dan glipizid, senyawa
mempunyai aktivitas lebih besar dibanding senyawa awal. Ini merupakan antidiabetik oral
generasi kedua. Diduga hal ini disebabkan Oleh fungsi jarak spesifik antara atom N
substituen dengan atom N sulfonamida sehingga interaksi obat-reseptor lebih serasi.
R' = gugus alifatik lain. yang berpengaruh terhadap sitat lipofil senyawa.
R' = metil, senyawa relatif tidak aktif
R' = etil. senyawa aktivitasnya lemah. dan bila senyawa mengandung 3 - 6 atom C,
aktivitasnya maksimal. Aktivitas Senyawa hilang bila mengandung atom C 12 atau lebih. R'
dapat pula berupa gugus alisiklik atau cincin heterosiklik yang terdiri dari 5 - 7 atom. Bila
berupa gugus aril, senyawa menimbulkan toksisitas cukup besar. Beberapa gugus atau atom
pada struktur umum dapat diganti dengan gugus atau atom isosteriknya.
• Turunan Biguanida
Turunan biguanida, bekerja sebagai antidiabetik dengan cara menghambat glukoneogenesis
hepatik, menurunkan absorpsi glukosa di usus, meningkatkan sensitititas reseptor terhadap
insulin dan meningkatkan glikolisis anaerobik sehingga meningkatkan penggunaan glukosa.
Turunan ini tidak merangsang pelepasan insulin dari sel 13 pankreas dan hanya menurunkan
kadar gula darah sampai tingkat normal, oleh karena itu jarang menimbulkan efek samping
hipoglikemi.
Contoh: Metformin HCL
• Turunan Metiglinida
Obat ini secara susunan kimiawi berbeda dengan sulfonilurea, namun cara kerjanya sama.
Obat ini menyebabkan pelepasan insulin dari pankreas secara cepat dan dalam waktu singkat
sehingga masa kerjanya relatif singkat. Oleh karena itu Obat harus diminum bersama dengan
makanan.
Efek samping hipoglikemia jarang terjadi karena efek rangsangan pelepasan insulin hanya
terjadi pada Saat glukosa darah tinggi.
Contoh: repaglinid dan nateglinid
• Turunan Tiazolidindion (Glitazon)
Turunan ini digunakan sebagai terapi kombinasi dengan metformin atau golongan
sulfonilurea untuk diabetes melitus tipe 2 yang tidak dapat dikontrol dengan pengobatan
tunggal.
• Turunan Penghambat Dipeptidil peptidase tipe 4 (DPP-4)
Turunan penghambat DPP-4 sebagai Obat antidibetik dapat diberikan dalam bentuk terapi
tunggal atau dikombinasi dengan metformin atau golongan tiazolidindion. Obat ini
digunakan bila diet, olahraga dan pemberian Obat anti diabetik lain tidak dapat mengotrol
kadar glukosa secara memadai.
Contoh: sitagliptin, vildagliptin, saxagliptin dan linagliptin.
• Penghambat Enzim a-Glukosidase
Digunakan sebagai tambahan pada terapi penyakit diabetes melitus yang tak dapat dialasi
dengan diel dan Obat-obat turunan sulfonilurea alau biguanida. Golongan ini sangat
bermanfåat bagi pasien DM yang cenderung meningkat kadar gula darahnya segera setelah
makan (postprandial hyperglycemia). Obat-obat penghambat a-glukosidase dapat diberikan
sebagai Obat tunggal atau dalam bentuk kombinasi dengan Obat diabetes lainnya, seperti
golongan sulfönilurea, metformin, atau insulin.
Contoh: acarbose dan miglitol.

Anda mungkin juga menyukai