Obat antidiabetik (hipoglikemik) adalah senyawa yang dapat menurunkan kadar glukosa darah, dapat diberikan secara parenteral maupun oral. Obat antidiabetik parenteral antara lain adalah insulin dan turunannya, sedang antidiabetik oral antara lain adalah turunan sulfonilurea, biguanida, tiazolidindion (glitazon), meglitinide, penghambat dipeptidil peptidase tipe 4 (DPP4), dan penghambat α-glukosidase. B. Penggolongan obat antidiabetes. Berikut ini adalah Penggolongan Obat Antidiabetik : a) Obat Antidiabetik Parentral → Insulin Turunannya : Insulin lispro (Humalog), Insulin aspart (Novolog, Novorapid), Insulin glargine (Lantus), Insulin detemir (Levemir), Insulin degludee (Tresiba). b) Obat Antidiabetik Oral → Turunan Sulfonilurea Contoh : Tolbutamid (Rastinon), Klorpropamid (Diabenese), Glikazid (Diamicron, Glikamel), Glibenklamid (Gliburid, Daonil, Euglucon, Renabetic), Glipizid (Minidiab), Gliquiduon (Glurenorm), Glimepiride (Amaryl) → Turunan Biguanida Contoh : Fenformin dan Metformin HCl (Glucophage). → Turunan Metiglinida Contoh : Repaglinid (Novonorm), Nateglinid (Starlix). → Turunan Tiazolidindion (Glitazon) Contoh : Rosiglitazon (Avandia), Pioglitazon (Actos). → Turunan Penghambat Dipeptidil Peptidase tipe 4 (DPP-4) Contoh : Sitaglipin (Januvia), Vildaglipin (Galvus), Saxaglipin (Onglyza), Linagliptin (Trazenta),
→ Penghambat Enzim α-Glukosidase
Contoh : Akarbosa (Glucobay), Miglitol (Glysel). C. Mekanisme kerja antidiabetes dari golongan tsb. Mekanisme kerja : 1. Insulin adalah senyawa yang dapat menyebabkan efek hipoglikemik dengan cara menaikkan penggunaan karbohidrat dan lemak dalam jaringan perifer. Insulin bekerja dengan memudahkan pemasukan glukosa, asam amino dan ion-ion terutama Ca ++, dengan mempengaruhi proses didalam sel. Insulin, pada tingkat molekul, dapat berinteraksi dengan reseptor spesifik pada permukaan membran sel, mengatur sintesis dan aktivitas beberapa enzim dan merangsang sintesis protein dan RNA pada beberapa jaringan. 2. Turunan sulfonilurea, bekerja sebagai antidiabetik dengan cara merangsang pengeluaran insulin dari sel β pankreas, menurunkan pemasukan insulin endogen ke hati dan menekan secara langsung pengeluaran glukagon. 3. Turunan biguanida, bekerja sebagai antidiabetik dengan cara menghambat glukoncogenesis hepatik, menurunkan absorpsi glukosa di usus, meningkatkan sensitifitas reseptor terhadap insulin dan meningkatkan glikolisis anaerobik sehingga meningkatkan penggunaan glukosa. Turunan ini tidak merangsang pelepasan insulin dari sel β pankreas dan hanya menurunkan kadar gula darah sampai tingkat normal, oleh karena itu jarang menimbulkan efek samping hipoglikemi. 4. Turunan meglintinida, bekerja sebagai antidiabetik dengan cara merangsang pengeluaran insulin dari sel β pankreas melalui penutupan saluran K dan pembukaan saluran Ca yang akan menginduksi pengeluaran insulin. 5. Turunan tiazolidindion, bekerja sebagai antidiabetik dengan cara menurunkan resistensi insulin melalui aktivasi reseptor nuklir PPAR-γ (Peroxisome Proliferator-Activated Receptor gamma) yang dapat meningkatkan ekspresi gen yang terlibat dalam metabolisme glukosa dan lemak. 6. Turunan penghambat dipeptidyl peptidase type 4 (DPP-4), bekerja sebagai antidiabetik dengan cara menghambat enzim DPP-4, meningkatkan kadar dan kerja dari hormon endrogen inkretin, terutama GLP-1 (Glucagon Like Peptide-1) usus dan GIP (Gastric Inhibitory Peptide = agonis reseptor GLP-1), sehingga dapat meningkatkan sekresi insulin dari sel β pankreas, dan menekan sekresi glukagon dari sel α pankreas. 7. Turunan penghambat a-glukosidase, bekerja sebagai antidiabetik dengan cara menghambat secara bersaing enzim α-glukosidase di saluran cerna, sehingga pemecahan karbohidrat menjadi glukosa menjadi berkurang dan penyerapan glukosa ke darah menjadi lambat. D. HKSA obat antidiabetes dan berikan contoh turunan obatnya secara lengkap. R = gugus alifatik (asetil, amino, kloro, metil, metiltio dan trifluorometil), akan berpengaruh terhadap masa kerja Obat dan meningkatkan aktivitas hipoglikemik. Bila R adalah gugus ßaril karbokamidoetil (Ar-CONH-CHrCHr), seperti pada glibenklamid dan glipizid, senyawa mempunyai aktivitas lebih besar dibanding senyawa awal. Ini merupakan antidiabetik oral generasi kedua. Diduga hal ini disebabkan Oleh fungsi jarak spesifik antara atom N substituen dengan atom N sulfonamida sehingga interaksi obat-reseptor lebih serasi. R' = gugus alifatik lain. yang berpengaruh terhadap sitat lipofil senyawa. R' = metil, senyawa relatif tidak aktif R' = etil. senyawa aktivitasnya lemah. dan bila senyawa mengandung 3 - 6 atom C, aktivitasnya maksimal. Aktivitas Senyawa hilang bila mengandung atom C 12 atau lebih. R' dapat pula berupa gugus alisiklik atau cincin heterosiklik yang terdiri dari 5 - 7 atom. Bila berupa gugus aril, senyawa menimbulkan toksisitas cukup besar. Beberapa gugus atau atom pada struktur umum dapat diganti dengan gugus atau atom isosteriknya. • Turunan Biguanida Turunan biguanida, bekerja sebagai antidiabetik dengan cara menghambat glukoneogenesis hepatik, menurunkan absorpsi glukosa di usus, meningkatkan sensitititas reseptor terhadap insulin dan meningkatkan glikolisis anaerobik sehingga meningkatkan penggunaan glukosa. Turunan ini tidak merangsang pelepasan insulin dari sel 13 pankreas dan hanya menurunkan kadar gula darah sampai tingkat normal, oleh karena itu jarang menimbulkan efek samping hipoglikemi. Contoh: Metformin HCL • Turunan Metiglinida Obat ini secara susunan kimiawi berbeda dengan sulfonilurea, namun cara kerjanya sama. Obat ini menyebabkan pelepasan insulin dari pankreas secara cepat dan dalam waktu singkat sehingga masa kerjanya relatif singkat. Oleh karena itu Obat harus diminum bersama dengan makanan. Efek samping hipoglikemia jarang terjadi karena efek rangsangan pelepasan insulin hanya terjadi pada Saat glukosa darah tinggi. Contoh: repaglinid dan nateglinid • Turunan Tiazolidindion (Glitazon) Turunan ini digunakan sebagai terapi kombinasi dengan metformin atau golongan sulfonilurea untuk diabetes melitus tipe 2 yang tidak dapat dikontrol dengan pengobatan tunggal. • Turunan Penghambat Dipeptidil peptidase tipe 4 (DPP-4) Turunan penghambat DPP-4 sebagai Obat antidibetik dapat diberikan dalam bentuk terapi tunggal atau dikombinasi dengan metformin atau golongan tiazolidindion. Obat ini digunakan bila diet, olahraga dan pemberian Obat anti diabetik lain tidak dapat mengotrol kadar glukosa secara memadai. Contoh: sitagliptin, vildagliptin, saxagliptin dan linagliptin. • Penghambat Enzim a-Glukosidase Digunakan sebagai tambahan pada terapi penyakit diabetes melitus yang tak dapat dialasi dengan diel dan Obat-obat turunan sulfonilurea alau biguanida. Golongan ini sangat bermanfåat bagi pasien DM yang cenderung meningkat kadar gula darahnya segera setelah makan (postprandial hyperglycemia). Obat-obat penghambat a-glukosidase dapat diberikan sebagai Obat tunggal atau dalam bentuk kombinasi dengan Obat diabetes lainnya, seperti golongan sulfönilurea, metformin, atau insulin. Contoh: acarbose dan miglitol.