Glibenclamide bekerja menurunkan kadar gula darah dengan cara meningkatkan pelepasan
insulin dari pankreas. Mekanisme ini bergantung pada sel beta pankreas. Sulfonilurea
menempel pada reseptor yang spesifik di sel beta pankreas dan menyekat pemasukan kalium
melalui kanal ATP-dependent. Aksi ini kemudian mempengaruhi peningkatan kalsium ke sel
beta pankreas yang menyebabkan kontraksi filamen aktomiosin yang bertugas untuk memicu
eksositosis dari insulin. Sekresi insulin ini tidak bergantung pada kadar gula, sehingga dapat
menyebabkan hipoglikemia.
Karena kerja sulfonilurea yang berkaitan dengan sel beta pankreas, penggunaan sulfonilurea
dalam jangka panjang berisiko membuat terjadinya penurunan regulasi reseptor sulfonilurea
pada permukaan sel beta pankreas. Fenomena ini dapat hilang dengan penghentian
pengobatan dalam jangka waktu tertentu.
Efek penurunan gula darah pada pemberian glibenclamide jangka panjang tetap terjadi
walaupun terjadi penurunan respons fungsi sekresi insulin terhadap obat. Kemungkinan efek
ini timbul akibat efek dari ekstrapankreas. Efek ekstrapankreas yang dapat timbul antara lain :
Efek yang mungkin terkait dengan aksi anti-diabetik:
Peningkatan stimulasi insulin dari transpor kabohidrat di otot lurik
Peningkatan aksi insulin di liver
Efek yang lebih mungkin terkait dengan aksi anti-diabetik di liver:
Menghambat lipase trigliserida
Membatasi pergerakan substrat anion melewati membran dalam dari
mitokondria di sel hepatik
Menghambat ketosis
Menghambat pengeluaran glukosa
Efek yang lebih mungkin terkait dengan aksi anti-diabetik di jaringan lemak:
Menghambat lipolisis
Menghambat lipase trigliserida
Menurunkan pemasukkan dan oksidasi dari glukosa
Efek yang kurang mungkin terkait dengan aksi anti-diabetik:
Aktivasi dari adenilil siklase
Menghambat adenosin 3’,5’ monofosfat diesterase
Menghambat pelepasan katekolamin in vitro
Mengubah jumlah asam amino yang membentuk protein
Menghambat aktivitas transaminase
Menghambat rasio pengikatannya terhadap insulin bebas
Menurunkan penyerapan glukosa di usus
Menghambat kerja insulinase
Efek yang tidak terkait dengan aksi antidiabetik:
Meningkatkan kontraktilitas jantung
Mempengaruhi keseimbangan cairan (diuretik dan anti-diuretik)
Menghambat agregasi platelet [7]
Pemberian glibenclamide dosis 0 sampai 2.5 mg per hari telah terbukti meningkatkan kadar
insulin darah secara signifikan (p ≤ 0.001), dari 2.5 mg per hari menjadi 5 mg per hari tidak
meningkat signifikan (p = 0.113). Tetapi, dari 5 mg ke 10 mg kadar insulin menurun
signifikan (p = 0.05) dan dari 10 mg ke 20 mg tidak ada perubahan yang signifikan (p =
0.721). Jadi, kadar insulin meningkat pada dosis 0 sampai 5 mg, kemudian turun pada dosis
10 mg dan tidak berubah bermakna pada dosis 20 mg. Efek glibenclamide dosis 0 sampai 2.5
mg per hari secara signifikan dapat menurunkan gula darah, tetapi penurunan berikutnya
tidak berbeda bermakna pada dosis 2.5 mg ke 5 mg, 5 mg ke 10 mg dan 10 mg ke 20 mg.[8]
Efektivitas obat hipoglikemik pada setiap orang berbeda-beda. Orang yang pada awalnya
tidak sensitif pada obat golongan sulfonilurea lain dapat menjadi responsif dengan pemberian
glibenclamide. Sebaliknya, mereka yang pada awalnya responsif terhadap obat hipoglikemik
oral dapat berubah menjadi tidak responsif seiring berjalannya waktu. [6,7]
Farmakokinetik
7. Sola D, Rossi L, Schianca GPC, Maffioli P, Bigliocca M, Mella R, et al. Sulfonylureas and
their use in clinical practice. Arch Med Sci, 2015;4:840-848
10. WHO. Comparative safety and efficacy of Glibenklamid in the elderly [Online]. Cited 23-
Sept 2017. Available at:
http://www.who.int/selection_medicines/committees/expert/19/applications/Sulfonylurea_18
_5_A_R.pdf