Anda di halaman 1dari 109

IMPLEMENTASI PERATURAN BUPATI NOMOR 17 TAHUN 2022

TENTANG PILKADES PADA PILKADES TURITEMPEL KECAMATAN

GUNTUR KABUPATEN DEMAK

SKRIPSI

Diajukan Untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Sekripsi

Oleh :

Nama : David Wahyu Herlambang

Nim : A.111.19.0159

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEMARANG

TAHUN 2023

i
PERNYATAAN ORISINALITAS

IMPLEMENTASI PERATURAN BUPATI NOMOR 17 TAHUN

2022 TENTANG PILKADES PADA PILKADES TURITEMPEL

KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK

Dipersiapkan dan disusun oleh

Nama : DAVID WAHYU HERLAMBANG

NIM : A.111.19.0159

Saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi dengan judul tersebut tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk

memperoleh gelar sarjana di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan

saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan

oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan

dalam daftar pustaka.

2. Saya bertanggung jawab sepenuhnya terhadap orisinalitas isi skripsi ini.

Semarang, ....................................
Penulis

Materai
Rp10.000,00

David Wahyu Herlambang


A.111.19.0159

ii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING

IMPLEMENTASI PERATURAN BUPATI NOMOR 17 TAHUN

2022 TENTANG PILKADES PADA PILKADES TURITEMPEL

KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK

Disusun Oleh

Nama : David Wahyu Herlambang

NIM : A.111.19.0159

Skripsi dengan judul tersebut sudah disetujui

untuk diperbanyak dan diuji di hadapan Penguji

Pembimbing I, Pembimbing II,

A. Heru Nuswanto, S.H., M.H. Dr. Sukimin, S.H., M.H.


NIS : 06557003801011 NIS : 065573801013

iii
iv
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI

IMPLEMENTASI PERATURAN BUPATI NOMOR 17 TAHUN

2022 TENTANG PILKADES PADA PILKADES TURITEMPEL

KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK

Disusun Oleh

Nama : David Wahyu Herlambang

NIM : A.111.19.0159

Telah diujikan di depan Dewan Penguji pada

tanggal .........................................

Semarang............................................

Penguji I,

...............................
Nama Lengkap
Penguji II, Penguji II,

............................... ...............................
Nama Lengkap Nama Lengkap
Mengetahui
Dekan

...............................

v
Nama Lengkap

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan

rahmat serta hidayah-nya kepada penulis, sehingga berkat karunia-nya, penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Implementasi Peraturan Bupati Nomor 17

Tahun 2022 Tentang Pilkades Pada Pilkades Turitempel Kecamatan Guntur

Kabupaten Demak” untuk melengkapi tugas dan syarat Mata Kuliah Skripsi.

Sehubungan dengan penyusunan proposal penelitian ini, penulis tidak lupa

menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Supari, S.T.,M.T. .Selaku Rektor Universitas Semarang yang

memberi dan menjadi motivasi bagi saya dalam menuntut ilmu di Universitas

Semarang.

2. Dr Amri P.Sihotang, SS.SH.,MHum. Selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas

Semarang, Terima kasih atas ilmu yang telah diberikan kepada penulis dalam

menuntut ilmu di Universitas Semarang

3. Bapak A. Heru Nuswanto, SH., MH. Dan Dr. Sukimin, SH., MH. Selaku Dosen

Pembimbing penulis dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas arahan akan

topik dan pembahasan dalam skripsi ini.

4. Seluruh dosen pengajar yang selalu mengajar, membimbing dan menjelaskan

materi-materi kepada penulis.

vii
5. Rekan-rekan mahasiswa program studi strata 1 Hukum Universitas Semarang

terimakasih atas kebersamaanya yang telah tercipta selama mengikuti

perkuliaahan.

6. Kedua orang tua penulis, doa serta dukungan yang telah diberikan kepada

penulis selama ini, serta selalu bangga semua hal positif yang dipilih penulis.

7. Pacar penulis selama menjalani masa perkuliahan di Fakultas Hukum

Universitas Semarang yang telah mendukung dari semestser 1 Sampai semester

ini.

8. Semua pihak lainya yang telah ikhlas membantu penulis dengan berbagai cara

sehingga penulis dapat menjalani dengan baik dan lancar hingga menyelesaikan

penulisan tugas ini.

Penulis juga mohon maaf bilamana penulis telah melakukan kesalahan. Semoga

Tuhan membalas semua kebaikan yang telah diberikan oleh semua pihak. Akhir kata

semoga penulisan skripsi ini berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan di

bidang ilmu hukum.

Semarang, 8 April 2023

David Wahyu Herlambang

viii
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN

Moto

“Jangan pernah malu dengan apa yang kamu kerjakan walaupun gagal, cobalah

belajar dari kegagalan dan memulainya lagi, karena orang yang mau belajar dari

kegagalan ialah orang yang berani mengambil kesuksesan dimasa depan”

Persembahan Untuk:

1) Kedua Orang tua saya dan juga saudara-saudara saya yang selalu memberikan

dukungan, semangat dan memotivasi kepada saya agar selalu semangat dalam

mengerjakan karya tulis ini.

2) Seluruh teman saya yang selalu ada menemani ketika lagi pusing mengerjakan

skripsi ini.

3) Seluruh sahabat saya Fakultas Hukum Universitas Semarang angkatan 2019 yang

tidak bisa saya sebut satu persatu.

4) Seluruh Almameter yang saya hormati.

ix
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi implementasi Peraturan Bupati


Nomor 17 Tahun 2022 tentang Pilkades di Pilkades Turitempel Kecamatan Guntur
Kabupaten Demak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain
studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam,
dan telaah dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi
Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2022 di Desa Turitempel telah berhasil menjamin
keselamatan dan kesehatan masyarakat desa dengan tetap menjunjung tinggi prinsip
demokrasi yang dituangkan dalam pasal-pasal khusus peraturan tersebut. Peraturan
tersebut memberikan kerangka fleksibel yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan
unik setiap desa, dan menjadi model potensial bagi daerah lain di Indonesia yang
menghadapi tantangan serupa dalam melakukan pemilihan kepala desa selama
pandemi.
Tantangan utama dalam mengimplementasikan peraturan di Desa Turitempel
antara lain kurangnya kesadaran, sumber daya yang tidak memadai, dan resistensi
dari pemangku kepentingan. Namun, studi ini mengidentifikasi langkah-langkah
untuk mengatasi kendala tersebut, seperti pendidikan dan penjangkauan yang
fleksibel, penegakan hukum, kolaborasi, teknologi, dan peraturan yang disesuaikan
dengan keadaan dan kebutuhan desa yang unik.
Penelitian ini menyoroti pentingnya pemberdayaan masyarakat, transparansi,
dan kemampuan beradaptasi dalam pelaksanaan pemilihan kepala desa dalam
keadaan sulit. Temuan-temuan tersebut berkontribusi pada pemahaman implementasi
Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2022 dan memberikan wawasan untuk perbaikan
pelaksanaan Pilkades di Desa Turitempel dan daerah serupa lainnya di Indonesia.

Kata Kunci : Implementasi, Pilkades, Covid-19

x
ABSTRACT

This study aims to explore the implementation of Regent Regulation Number


17 of 2022 concerning Pilkades in the Turitempel Pilkades, Guntur District, Demak
Regency. This study uses a qualitative approach with a case study design. Data
collection was carried out through observation, in-depth interviews, and
documentation review. The results of the study show that the implementation of
Regent Regulation Number 17 of 2022 in Turitempel Village has succeeded in
guaranteeing the safety and health of the village community while upholding the
principles of democracy as set forth in the special articles of the regulation. The
regulation provides a flexible framework that can be adapted to the unique needs of
each village, and serves as a potential model for other regions in Indonesia facing
similar challenges in conducting village head elections during the pandemic.
The main challenges in implementing regulations in Turitempel Village include
lack of awareness, inadequate resources, and resistance from stakeholders. However,
this study identifies measures to address these constraints, such as flexible education
and outreach, law enforcement, collaboration, technology, and regulations tailored to
the unique circumstances and needs of villages.
This research highlights the importance of community empowerment,
transparency, and adaptability in implementing village head elections in difficult
circumstances. These findings contribute to understanding the implementation of
District Head Regulation Number 17 of 2022 and provide insights for improving
Pilkades implementation in Turitempel Village and other similar areas in Indonesia.

Keywords: Implementation, Pilkades, Covid-19

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER...................................................................................................i
HALAMAN ORISINALITAS...................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING.......................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI.................................................................iv
KATA PENGANTAR.................................................................................................v
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN........................................................vii
ABSTRAK................................................................................................................viii
DAFTAR ISI................................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1. Latar Belakang Penelitian......................................................................................1
1.2. Perumusan Masalah...............................................................................................4
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian..............................................................................4
1.4. Keaslian Penelitian................................................................................................6
1.5. Sistematika Penulisan............................................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................10
2.1. Tinjauan Tentang Desa........................................................................................10
2.1.1. Pemerintahan Desa...................................................................................11
2.1.2. Undang-Undang Tentang Desa................................................................12
2.1.3. Kepala Desa.............................................................................................13
2.2. Pemilihan Kepala Desa (PILKADES).................................................................14
2.2.1. Peraturan Tentang Pemilihan Kepala Desa.............................................15
2.2.2. Syarat-Syarat Menjadi Calon Kepala Desa..............................................16
2.2.3. Tahapan Pemilihan Kepala Desa.............................................................17

xii
2.3. Impelementasi Pemilihan Kepala Desa...............................................................18
2.3.1. Pemberdayaan Masyarakat......................................................................19
2.3.2. Transparansi.............................................................................................22
2.3.3. Akuntabilitas............................................................................................23
2.3.4. Partisipasi Masyarakat.............................................................................25
2.3.5. Kebijakan Desa........................................................................................27
BAB III METODE PENELITIAN..........................................................................28
3.1. Jenis/Tipe Penelitian............................................................................................28
3.2. Spesifikasi Penelitian...........................................................................................29
3.3. Metode Penentuan Sampel...................................................................................29
3.4. Metode Pengumpulan Data..................................................................................30
3.5. Metode Analisis Data...........................................................................................33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................................34
4.1.Implementasi Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2022 Tentang Pilkades
Pada Pilkades Turitempel Kecamatan Guntur Kabupaten Demak.....................
4.2.Kendala dan Upaya dalam mengatasi Implementasi Peraturan Bupati
Nomor 17 Tahun 2022 Tentang Pilkades Pada Pilkades Turitempel
Kecamatan Guntur Kabupaten Demak...............................................................
BAB V PENUTUP.....................................................................................................67
5.1. Kesimpulan..........................................................................................................67
5.2. Saran....................................................................................................................68
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................69
LAMPIRAN...................................................................................................................

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Desa adalah unit administrasi terkecil dari suatu negara, seringkali

berfungsi sebagai mikrokosmos dari negara yang lebih besar. Pemerintahan dan

pembangunan desa sangat menentukan kemajuan dan pembangunan negara

secara keseluruhan. Kepala desa dan perangkat desa memegang peranan

penting dalam penyelenggaraan dan pembangunan desa. Kepala desa

bertanggung jawab atas keseluruhan kepemimpinan pemerintahan desa dan

berperan penting dalam proses pengambilan keputusan untuk pembangunan

desa. Selain itu, kepala desa berfungsi sebagai penghubung antara desa dengan

pemerintahan yang lebih tinggi. Dengan demikian, efektifitas kepemimpinan

kepala desa dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap pembangunan

dan kemajuan negara secara keseluruhan.

Badan Permusyawaratan Desa (BPD) memegang peranan penting dalam

penyelenggaraan pemerintahan desa. Anggota BPD adalah perwakilan warga

desa dan bertanggung jawab membantu menetapkan kebijakan dan pedoman

penyelenggaraan pemerintahan desa. BPD merupakan lembaga yang

mewujudkan demokrasi dalam pemerintahan desa, karena mewakili pandangan

dan pendapat warga desa. Anggota BPD dipilih berdasarkan keterwakilan

daerah, dan mereka berasal dari berbagai latar belakang, seperti Ketua Rukun

1
Warga, pemangku adat, kelompok profesi, tokoh agama, dan tokoh masyarakat

lainnya. BPD bekerjasama dengan kepala desa dalam menetapkan kebijakan

dan pedoman penyelenggaraan pemerintahan desa.

Salah satu fungsi penting BPD adalah menyelenggarakan pemilihan

kepala desa. Sebagai lembaga yang dimandatkan, BPD berkewajiban

menyelenggarakan dan menghasilkan pilkades yang berkualitas dengan

memperhatikan berbagai aspek penting. Pembentukan panitia pemilihan

merupakan aspek yang krusial dalam proses pemilihan, dan BPD harus

menjalankan perannya sesuai dengan tugas yang tertuang dalam Peraturan

Bupati dan Peraturan Daerah kabupaten atau kabupaten yang bersangkutan.

Pemilihan kepala desa merupakan perwujudan penting dari demokrasi

desa, karena memungkinkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses

pemilihan pemimpin yang dapat melindungi masyarakat dan mengatasi

masalah mereka. Pemilihan kepala desa didasarkan pada suara terbanyak, yang

mencerminkan pilihan masyarakat atas kepemimpinan. Pemilihan kepala desa

merupakan bentuk demokrasi lokal yang mengutamakan partisipasi politik

masyarakat, karena memungkinkan masyarakat untuk terlibat aktif dalam

proses politik dan berkontribusi dalam pemilihan pemimpin mereka.Dalam

praktik demokrasi langsung seperti pemilihan Kepala Desa yang di kedepankan

yaitu proses pemilihan yang memegang teguh dalam tiga aspek, yaitu aspek

kopetisi antar konstestan, partisipasi, dan kebebasan (liberalisasi). Aspek

kompetisi berkaitan dengan orang-orang yang mencalonkan diri sebagai kepala

desa, Aspek pertisipasi berkaitan dengan pemahaman masyarakat terhadap

2
pemilihan kepala desa, cara tersebut merumuskan tipe kepemimpinan, dan

model membangun kesepakatan politik dengan calon kepala Desa, sedangkan

Aspek kebebasan berkaitan dengan suasana warga dalam menentukan

pilihanya.

Selain itu, penyelenggaraan pemilihan kepala desa secara serentak dapat

membantu menghemat anggaran belanja daerah (APBD) kabupaten atau

kabupaten terkait, karena dapat mengurangi biaya yang terkait dengan siklus

pemilihan ganda dan memastikan penggunaan sumber daya yang efisien.

Pemilihan kepala desa serentak di Kabupaten Demak berhasil

dilaksanakan pada 16 Oktober 2022, dan 182 desa, termasuk Desa Turitempel,

berpartisipasi dalam proses tersebut. Partisipasi sejumlah besar desa dalam

pemilihan kepala desa serentak merupakan indikasi positif dari komitmen

masyarakat terhadap partisipasi demokratis dan pemilihan kepala desa yang

kompeten dan berkualitas. Penting untuk dicatat bahwa keberhasilan

pelaksanaan pemilihan kepala desa serentak membutuhkan kerjasama dan

koordinasi berbagai pemangku kepentingan, termasuk Badan Permusyawaratan

Desa (BPD), panitia pemilihan, dan masyarakat. Dengan bekerja sama dan

memenuhi peran dan tanggung jawab masing-masing, mereka dapat membantu

memastikan proses pilkades berjalan lancar dan efektif.

Untuk Implimintasi di dasari oleh Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah pada Pasal 203 ayat (1)

yaitu mengatur bahwa “Kepala desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 202

ayat (1) dipilih langsung oleh dan dari penduduk desa warga negara Republik

3
Indonesia yang syarat selanjutnya dan tata cara pemilihanya diatur dengan

perda yang berpedoman kepada peraturan pemerintah”, dan sedangkan ayat (2)

menjelaskan bahwa “Calon kepala desa yang memperoleh suara terbanyak

dalam pemilihan kepala desa sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1),

ditetapkan sebagai kepala desa”. Selanjutnya, Peraturan Pemerintah Nomor 75

Tahun 2005 tentang desa, dan yang mengatur tentang pemilihan kepala desa

yaitu pada bagian keempat mulai dari pasal 43 sampai dengan pasal 54.

Hanya saja, rujukan aturan pelaksanaan pilkades adalah Peraturan Bupati

Nomor 17 Tahun 2022. Peraturan dapat mencakup berbagai aspek proses

pemilihan, seperti peran dan tanggung jawab Badan Permusyawaratan Desa

(BPD) dan panitia pemilihan, kriteria kelayakan pemilih, aturan kampanye, dan

tata cara penghitungan suara dan pengumuman hasil. Pelaksanaan peraturan

dapat membantu memastikan bahwa proses pemilihan kepala desa dilakukan

secara konsisten dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan

mencerminkan kehendak dan pilihan masyarakat.

Adanya sebuah peraturan yang mengatur tentang pemilihan kepala desa

berarti seluruh kegiatan ataupun rangkaian tahap-tahapan yang mulai dari

pembentukan panitia pemilihan kepala desa sampai nanti ke pelantikan kepala

desa yang sudah terpilih memang sudah ada ketetapanya dan diharapkannya

akan berjalan sesuai dengan apa yang ditetapkan. Harapanya dengan ada

sebuah ketentuan tersebut, proses pemilihan kepala desa akan berjalan secara

lancar dan kondusif tanpa mengurangi keutuhan masyarakat, dan juga akan

memenuhi rasa kepuasan masyarakat karena terpilihnya kepala desa yang

4
mereka anggap mampu menjalankan pemerintahan desa, karena masyarakat

berpartisipasi secara langsung dalam pemilihan.

Berdasarkan urian diatas, membuat penulis tertarik untuk memilih judul

“Implementasi Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2022 Tentang Pilkades Pada

Pilkades Turitempel Kecamatan Guntur Kabupaten Demak”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana Implementasi Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2022 Tentang

Pilkades Pada Pilkades Turitempel Kecamatan Guntur Kabupaten Demak?

2. Bagaimana Kendala dan Upaya dalam mengatasi Implementasi Peraturan

Bupati Nomor 17 Tahun 2022 Tentang Pilkades Pada Pilkades Turitempel

Kecamatan Guntur Kabupaten Demak?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui implementasi Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun

2022 Tentang Pilkades Pada Pilkades Turitempel Kecamatan

Guntur Kabupaten Demak.

2. Untuk mengetahui kendala dan upaya dalam mengatasi

Implementasi Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2022 Tentang

5
Pilkades Pada Pilkades Turitempel Kecamatan Guntur Kabupaten

Demak.

1.3.2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Temuan penelitian dapat membantu memberi informasi kepada

pembuat kebijakan, pejabat pemerintah, dan pemangku kepentingan

lainnya tentang efektivitas peraturan dan dampaknya terhadap proses

pilkades.

b. Manfaat Praktis

Beberapa manfaat praktis yang dapat diambil dari penelitian

implementasi Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2022 dalam

pemilihan desa Turitempel:

1) Penelitian ini dapat memberikan masukan yang berharga bagi

pemerintah Kabupaten Demak bagaimana perbaikan pelaksanaan

pemilihan kepala desa ke depan. Dengan mengidentifikasi

masalah atau tantangan apa pun yang muncul selama

implementasi peraturan, penelitian ini dapat membantu pembuat

kebijakan dan pejabat pemerintah untuk membuat keputusan yang

lebih tepat dan mengambil tindakan yang tepat untuk mengatasi

segala kekurangan dalam proses pilkades.

2) Penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi masyarakat dengan

meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mereka tentang

peraturan dan proses pemerintah terkait pemilihan kepala desa.

6
Hal ini dapat membantu mempromosikan transparansi dan

akuntabilitas yang lebih besar dalam proses pilkades dan

meningkatkan kepercayaan publik terhadap kemampuan

pemerintah untuk menyelenggarakan pilkades yang bebas dan

adil.

3) Penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti lain yang tertarik

untuk mendalami implementasi Peraturan Bupati Nomor 17

Tahun 2022 di desa atau kabupaten lain di Indonesia. Dengan

memberikan wawasan tentang praktik terbaik dan pembelajaran

dari pemilihan desa Turitempel, penelitian ini dapat membantu

memberi informasi dan memandu penelitian di masa mendatang

di bidang ini.

1.4. Keaslian Penelitian

Dalam keaslian dari penelitian ini, penulis menemukan tiga judul

penelitian berupa skripsi yang memiliki karakteristiknya hampir sama atau

serupa dalam bidang tema kajian, akan tetapi terdapan perbedaan dalam hal

obyek dan pokok permasalahan dari penelitian yang dikaji, adapun judul

skripsi terssebut adalah :

1. Penelitian Skripsi dari Muhammad Ikhsan (2019) yang berjudul “Efektivitas

Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa di Desa Sulai Kecamatan Ulumnada

Kabupaten Majene” bertujuan untuk menilai efektivitas pelaksanaan

pemilihan kepala desa di desa Sulai Kecamatan Ulumnada Kabupaten

7
Majene. Kajian ini mengidentifikasi beberapa indikator efektivitas, seperti

jumlah perolehan suara dalam pemilu dan tingkat kepuasan pemangku

kepentingan yang terlibat dalam proses pemilu, termasuk kandidat dan

pemilih.1

2. Hasil penelitian Skripsi dari Ramadani (2017), Universitas Medan Area,

yang berjudul “Analisis Pemilihan Kepala Desa Serentak Terhadap

Demokrasi Lokal Di Desa Tanjung Kabupaten Aceh Tamiang” penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui dan memahami system pemilihan kepala desa

dalam system pemilihan kepala desa, dan untuk mengetahui dan memahami

prosesnya.2

3. Hasil penelitian Skripsi dari M. Surya Rahmadi (2021), Universitas Islam

Negeri Raden Intan Lampung, yang berjudul “Pemilihan Kepala Desa

Menurut Perspektif Politik Hukum Islam (Studi Pada Desa Kota Dalam

Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan)” penelitian ini

menjelaskan bahwa penelitian M. Surya Rahmadi ini mengeksplorasi

perspektif hukum Islam dalam pelaksanaan pemilihan kepala desa di suatu

desa tertentu di Kabupaten Lampung Selatan. Studi ini dapat menyelidiki

bagaimana prinsip-prinsip dan nilai-nilai Islam tercermin dalam proses

pemilihan, bagaimana mereka mempengaruhi pengambilan keputusan dan

pemerintahan di desa, dan bagaimana mereka mempengaruhi hubungan

antara masyarakat dan kepala desa terpilih. Penelitian ini dapat memberikan

1
Muhamad Ikhsan, “Efektifitas Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa Di Desa Sulai Kecamatan
Ulumnada Kabupaten Majene,” Universitas Muhhamadiyah Makasar, 2019, 1–23.
2
Ramadani, “Analisis Pemilihan Kepala Desa Serentak Terhadap Demokrasi Lokal Di Desa
Tanjung Kabupaten Aceh Tamiang,” 2017, 1–14.

8
wawasan tentang persinggungan agama, politik, dan pemerintahan daerah di

Indonesia, khususnya di daerah di mana Islam merupakan kekuatan budaya

dan agama yang dominan..3

Dengan ketiga hasil penelitian diatas yang sudah penulis deskripsikan secara

singkat dari hasil penelitian ketiga sumber tersebut, maka pada dasarnya penulis bisa

mengambil sebuah dasar dan membandingkanya sehingga dapat dipergunakan

penulis sebagai dasar untuk menyusun sekripsi penulis dengan judul “Implementasi

Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2022 Tentang Pilkades Pada Pilkades Turitempel

Kecamatan Guntur Kabupaten Demak”.

3
M. Surya Rahmadi, “Pemilihan Kepala Desa Menurut Perspektif Politik Hukum Islam (Studi
Pada Desa Kota Dalam Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan),” 2021, 6.

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Tentang Desa

Istilah "desa" berakar pada kata Sansekerta "deca" yang mengacu pada

tanah air, tempat kelahiran, atau tempat asal. Desa adalah kesatuan masyarakat

yang diakui secara hukum dengan otonomi mengatur urusan rumah tangganya

sendiri berdasarkan hak-hak keturunan dan tradisi yang diakui oleh Pemerintah

Pusat dan berada dalam batas wilayah Kabupaten.

Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, desa

adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas wilayah dan

kewenangan untuk mengurus dan mengatur urusan pemerintahan dan

kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal

usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem

pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia4.

Desa juga merupakan wilayah yang mempunyai masyarakat di dalamnya

dan menjadikannya suatu kesatuan hukum. Masyarakat di desa mempunyai

kekuasaan dalam mengadakan pemerintahannya sendiri karena di desa

merupakan wujud demokrasi dari sebuah negara yang mempunyai pempimpin

tertinggi dipilih oleh rakyatnya, sedangkan di desa masyarakatnya juga

4
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.

10
mempunya hak untuk memilih dan dipilih untuk menjadi pemimpin desa atau

juga bisa disebut kepala desa.

Desa juga disebut dengan suatu wujud implementasi pemerintahan yang

ada di wilayah ataupun daerah yang mempunyai kekuasaan yang dipimpin oleh

kepala Desa dalam penyelenggaraannya, adapun juga Lembaga desa yang

Bernama Badan Permusyawaratan Desa yang mempunyai tugas untuk

mengawasi Kepala Desa dalam menjalankan tugasnya dan membuat aturan

yang ada di desa tersebut. Meskipun kepala desa mempunyai kewenangan yang

paling tinggi di dalam desa tetapi kepala desa juga diawasi oleh BPD agar tidak

adanya otoritas yang dilakukan oleh Kepala Desa.

Konsep desa tidak lagi terbatas pada pemerintah desa atau kepala desa,

tetapi mencakup masyarakat desa secara keseluruhan. Dengan demikian,

pemerintah desa dan masyarakat bersama-sama membentuk satu kesatuan

badan hukum dengan tanggung jawab bersama dalam mengelola desa. Hal ini

mengandung arti bahwa masyarakat memiliki kewenangan untuk ikut mengatur

desa melalui pemerintahan desa5.

2.1.1. Pemerintahan Desa

Pada 15 Januari 2014, pemerintah Indonesia memberlakukan

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Menurut Pasal 1

angka 3 undang-undang tersebut, Pemerintah Desa terdiri dari Kepala

Desa atau pejabat lain yang ditunjuk, yang dibantu oleh perangkat desa

dan merupakan unsur penyelenggara pemerintahan desa. Oleh karena

5
M.Salahudin, Kewenangan Desa Dan Regulasi Desa (Jakarta: Kementerian Desa Pdtt Ri,
2015), Halaman 11-12.

11
itu, Pemerintah Desa yang terdiri dari Kepala Desa beserta perangkat

yang ditunjuknya memegang kekuasaan penyelenggaraan pemerintahan

desa6.

Fungsi utama pemerintahan desa adalah mengatur dan

menyelenggarakan pemerintahan, memelihara ketenteraman dan

ketertiban, melindungi masyarakat, menyelenggarakan pencatatan

kependudukan, dan mengurus wilayah. Selain itu, pemerintah desa

bertanggung jawab untuk melaksanakan proyek-proyek pembangunan

seperti pembangunan infrastruktur pedesaan, dan mempromosikan

pendidikan dan kesehatan masyarakat. Pemerintah desa juga diharapkan

dapat berkolaborasi dan bermitra dengan organisasi masyarakat dan

lembaga lainnya. Semua tugas dan tanggung jawab pemerintah desa

lainnya diatur oleh peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh

pemerintah pusat dan daerah7.

2.1.2. Undang-Undang Tentang Desa

Menurut Bab Tiga Pasal 31 ayat (1) dan (2) UU Desa, tata cara

pemilihan kepala desa diatur dalam Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Undang-undang

menyatakan bahwa pemilihan kepala desa harus diadakan serentak di

semua kabupaten/kota. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

bertanggung jawab menetapkan kebijakan pelaksanaan pemilihan


6
Wayan Ardi Andika , Bambang Utoyo S , Eko Budi Sulistio, “Gaya Kepemimpinan Kepala
Desa Dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Untuk Pembangunan Desa (Studi Gedung Wani
Kecamatan Marga Tiga Kabupaten Lampung Timur)”, Jurnal Administrative 3 No 2( 2021): 214
7
Rusyan Tabrani, Membangun Efektivitas Kinerja Kepala Desa (Jakarta: Bumi Aksara, 2018),
Halaman 70.

12
Kepala Desa serentak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melalui

Peraturan Daerah Kabupaten/Kota8.

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43

Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6

Tahun 2014 tentang Desa, pengaturan dasar tata cara pemilihan kepala

desa diatur dalam Bab IV, khususnya dalam Pasal 40 dan Pasal 46 yang

membahas tentang Administrasi Desa. Adapun penjelasanya adalah :

1) Pasal 40 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun

2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6

Tahun 2014 tentang Desa menyebutkan bahwa pemilihan kepala

desa dilakukan secara serentak di seluruh kabupaten atau kota.

Pilkada serentak ini bisa dilakukan secara bergelombang, namun

hanya maksimal tiga kali dalam enam tahun. Apabila terjadi

kekosongan jabatan Kepala Desa pada pemilihan serentak, maka

Penjabat Kepala Desa dapat diangkat oleh bupati atau walikota.

Penjabat Kepala Desa ini harus PNS di lingkungan pemerintah

daerah kabupaten atau kota.

2) Pasal 46 menyebutkan bahwa pengaturan tambahan mengenai

pemilihan kepala Desa akan ditetapkan dengan Peraturan Menteri.9

2.1.3. Kepala Desa

8
Mochamad Zaini Mustaqim, Kepemimpinan Desa, (Jakarta: Kementrian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Republik Indonesia), Halaman 9-10.
9
Ibid. Halaman 10-11.

13
Kepala Desa adalah pemimpin yang dipilih oleh warga baik

melalui cara demokratis maupun tradisional, dan berfungsi sebagai

wakil masyarakat. Tanggung jawab mereka termasuk mengatur,

memelihara, dan memotivasi warganya terhadap inisiatif pembangunan

di desa. Berhasil atau tidaknya upaya pembangunan di desa dapat

dikaitkan dengan gaya kepemimpinan Kepala Desa, karena perannya

sangat berpengaruh terhadap kemajuan atau kemunduran10.

Menurut Pasal 26-30 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014,

pemerintahan desa terdiri dari kepala desa dan perangkat desa,

sedangkan perwakilan desa terdiri dari Badan Permusyawaratan Desa

(BPD). Kepala desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 Peraturan

Pemerintah tersebut dipilih langsung oleh penduduk desa dari calon

yang memenuhi syarat. Pemerintah desa bertanggung jawab mengatur

desa, sedangkan BPD bekerjasama dengan kepala desa membuat

peraturan desa. Masa jabatan kepala desa adalah enam tahun terhitung

sejak diangkat. Kepala desa yang telah menjabat satu periode hanya

dapat dipilih kembali untuk satu periode lagi. Secara total, seorang

kepala desa hanya bisa menjabat selama dua periode. Kepala desa

dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya didukung oleh

perangkat desa yang bertanggung jawab kepada kepala desa11.

2.2. Pemilihan Kepala Desa (PILKADES)

10
Mochamad Zaini Mustaqim, Kepemimpinan Desa, (Jakarta: Kementrian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Republik Indonesia), Halaman 9-10.
11
Mochamad Zaini Mustaqim, Kepemimpinan Desa, (Jakarta: Kementrian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Republik Indonesia), Halaman 9-10.

14
Istilah “pilkades” banyak digunakan dan dikenal di masyarakat pedesaan,

karena mengacu pada pemilihan kepala desa. Pemilihan kepala desa merupakan

aspek penting dalam penyelenggaraan pemerintahan desa dan berperan penting

dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pilkades adalah pemilihan

langsung di mana penduduk desa dapat memilih calon yang mereka sukai.

Pemilihan dilakukan secara transparan, adil, dan tidak memihak untuk

memastikan bahwa kepala desa terpilih mewakili keinginan masyarakat yang

sebenarnya. Penduduk desa memberikan suara mereka di tempat pemungutan

suara yang ditunjuk dan kandidat dengan suara terbanyak dinyatakan sebagai

pemenang.12

Pemilihan kepala desa memang telah banyak dilakukan di berbagai

daerah di Indonesia dengan tujuan membangun sistem demokrasi yang dapat

mengarah pada tata kelola pemerintahan yang baik dan pada akhirnya

meningkatkan kesejahteraan rakyat. Hal ini karena demokrasi didasarkan pada

prinsip pemerintahan oleh rakyat, untuk rakyat, dan dari rakyat. Adapun

definisi kepala desa adalah seseorang yang memimpin dan memberikan

bimbingan dan arahan kepada masyarakatnya, sekaligus bertanggung jawab

untuk mengawasi perilaku warga desa13

2.2.1. Peraturan Tentang Pemilihan Kepala Desa

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 122

Tahun 2014 mengatur tata cara pemilihan kepala desa. Menurut Pasal

12
Hidayat, Endik. Oligarki Dalam Kekuasaan Di Pilkades. (Airlangga University Press, 2020),
halaman 4-5.
13
Hidayat, Endik. Oligarki Dalam Kekuasaan Di Pilkades. (Airlangga University Press, 2020),
halaman 7.

15
33, pemungutan suara dilakukan melalui surat suara yang memuat

nomor, foto, dan nama calon, atau dapat juga berdasarkan kebiasaan

masyarakat desa setempat. Pasal tersebut lebih lanjut menjelaskan

bahwa pemilih harus memilih satu kandidat di kertas suara14

2.2.2. Syarat-Syarat Menjadi Calon Kepala Desa

Menurut Pasal 31 ayat 1 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014

tentang Desa, kepala desa sekurang-kurangnya harus memenuhi

persyaratan sebagai berikut:

1) warga negara Indonesia, lahir dan berdomisili di desa calon;

2) Memiliki komitmen yang kuat untuk melayani masyarakat dan

bangsa;

3) Memiliki akhlak dan integritas yang baik;

4) Berpendidikan minimal SMA atau sederajat;

5) Memiliki rekam jejak dan reputasi yang baik di masyarakat;

6) Sehat jasmani dan rohani;

7) Tidak menjadi terpidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana

yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih;

8) DanTidak menjadi anggota partai politik15.

Berdasarkan aturan tersebut, tidak sembarang orang yang

memiliki kualifikasi untuk mencalonkan dirinya sebagai calon Kepala

14
Indonesia, Republik. "Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang." Pemerintahan
Daerah (2014), halaman 7.
15
Indonesia, Republik. "Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang." Pemerintahan
Daerah (2014).

16
Desa. Karena itu meskipun dalam satuan pemerintahan kecil, kepala

Desa tetap harus dipastikan memiliki kompetensi yang mumpuni untuk

mengelola desa.

2.2.3. Tahapan Pemilihan Kepala Desa

Tahapan proses pemilihan kepala desa di Indonesia dapat

diringkas sebagai berikut:

1) Pengumuman Pemilihan

Pemerintah desa mengumumkan tanggal dan waktu pemilihan

kepada masyarakat.

2) Pendaftaran Calon

Calon yang memenuhi persyaratan dapat mendaftarkan diri

untuk mengikuti pemilihan.

3) Verifikasi Calon

Pemerintah desa memverifikasi kelayakan calon dan

mengumumkan nama-nama calon yang memenuhi syarat.

4) Kampanye

Kandidat berkampanye untuk memenangkan dukungan

pemilih.

5) Pemungutan Suara

Pemilihan diadakan pada tanggal yang ditentukan, dan pemilih

memberikan suara mereka untuk memilih kepala desa.

6) Penghitungan Suara

17
Pemerintah desa menghitung suara dan mengumumkan

pemenangnya.

7) Penyelesaian Sengketa

Jika ada perselisihan atau pengaduan tentang proses atau hasil

pemilu, maka diselesaikan melalui jalur hukum.

8) Pengambilan Sumpah

Pemenang pemilihan dilantik sebagai kepala desa yang baru

dalam upacara yang dilakukan oleh pemerintah desa16.

2.3. Impelementasi Pemilihan Kepala Desa

Implementasi adalah proses pelaksanaan suatu rencana atau kegiatan

untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Ini melibatkan penerapan praktis dari

strategi, sumber daya, dan tindakan untuk menghasilkan hasil yang diinginkan.

Implementasi seringkali membutuhkan kepatuhan terhadap aturan, peraturan,

dan prosedur tertentu untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut dilakukan

secara efektif dan efisien.

Penyelenggaraan pemilihan kepala desa mengacu pada proses nyata

pelaksanaan prosedur dan peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah untuk

pemilihan kepala desa. Ini melibatkan semua langkah yang diperlukan seperti

menyiapkan pendaftaran pemilih, mengatur kegiatan kampanye, melakukan

pemungutan suara, menghitung dan memverifikasi suara, dan akhirnya

mengumumkan hasilnya. Tujuan pelaksanaan pemilihan kepala desa adalah

untuk memastikan proses yang adil dan demokratis yang memungkinkan warga
16
Yuni Arifiani, Ratna Herawati, Indarja, “Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa Serentak Di
Kabupaten Brebes Tahun 2016” Diponogoro Law Jurnal 6, n0 2 (2017):4.

18
desa untuk memilih seorang pemimpin yang akan mewakili dan memimpin

desa17. Berdasarkan hal tersebut diperlukan penyelenggaraan pemilihan kepala

desa berarti memastikan pemberdayaan masyarakat, transparansi, akuntabilitas,

dan partisipasi masyarakat dalam proses pemilihan kepala desa. Hal ini dapat

dicapai melalui berbagai cara seperti memberikan informasi tentang proses

pemilu, memastikan kesempatan yang sama bagi semua kandidat, melakukan

prosedur pemungutan suara yang adil dan transparan, serta mendorong

partisipasi masyarakat dalam proses pemilu. Dengan demikian, masyarakat

diberdayakan untuk menggunakan haknya untuk memilih pemimpinnya

sendiri, dan proses pemilihannya dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.

2.3.1. Pemberdayaan Masyarakat

Konteks pemilihan kepala desa, pemberdayaan masyarakat dapat

dilihat sebagai proses pelibatan dan pelibatan masyarakat lokal dalam

proses pemilihan. Hal ini dapat dicapai melalui berbagai cara seperti

pendidikan pemilih dan program sosialisasi, penyediaan informasi yang

transparan tentang kandidat dan proses pemilu, mendorong partisipasi

dan keterlibatan masyarakat dalam pemilu, serta mendorong

akuntabilitas dan transparansi dalam penyelenggaraan pemilu. Dengan

memberdayakan masyarakat lokal dalam proses pemilihan, dapat

membantu menciptakan rasa memiliki dan tanggung jawab di antara

warga desa terhadap pembangunan desa mereka di masa depan. Hal ini

17
Muhamad Mu'iz Raharjo, Kepemimpinan Kepala Desa (Jakarta: Bumi Aksara, 2020)
Halaman 7.

19
juga dapat berujung pada pemilihan kepala desa yang mewakili

kebutuhan dan aspirasi masyarakat18.

Mardikanto & Soebianto (2012) menyatakan bahwa manusia

merupakan salah satu elemen terpenting dalam sebuah organisasi.

Mereka berpendapat bahwa keberhasilan suatu organisasi bergantung

pada kemampuan sumber daya manusianya untuk bekerja secara efektif

dan efisien. Oleh karena itu, penting bagi organisasi untuk berinvestasi

dalam pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia mereka

untuk meningkatkan kinerja dan mencapai tujuan. Adapun kegiatan

pemberdayaan masyarakat meliputi :19

a. Fokus utama pemberdayaan masyarakat adalah pembangunan

manusia, yang meliputi kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan

kapasitas individu, entitas, dan sistem.

b. Aspek lain dari pemberdayaan masyarakat adalah pengembangan

usaha, yang melibatkan kegiatan ekonomi yang memberikan

kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat.

c. Pengembangan masyarakat adalah upaya yang ditujukan untuk

mendorong pertumbuhan dan perkembangan masyarakat dengan

mengedepankan perlindungan lingkungan.

18
Permendagri, R. I. Nomor 7 tahun 2007 tentang. Kader Pemberdayaan Masyarakat.
19
Mardikanto & Soebianto, Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif Kebijakan Publik,
(Bandung :2017). Halaman. 340-341.

20
d. Pengembangan kelembagaan di pedesaan membutuhkan sarana

produksi, alat pertanian, kredit produksi, pemasaran, pengujian,

penyuluhan, dan transportasi.

Pembangunan desa mengacu pada kegiatan yang ditujukan untuk

meningkatkan taraf hidup dan memajukan kesejahteraan bagi penduduk

masyarakat pedesaan. Hal tersebut merupakan komponen kunci dari

implementasi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, dan

harus dilaksanakan secara sistematis, konsisten dan berkelanjutan,

didukung dengan fasilitas dan pendampingan yang memadai. Perlu

diketahui bahwa pembangunan desa tidak terbatas pada infrastruktur

fisik saja tetapi juga mencakup aspek non fisik seperti sumber daya

manusia yang dianggap sebagai penggerak utama pembangunan desa 20.

Upaya pemberdayaan masyarakat dapat dilihat melalui tiga sisi yaitu

sebagai berikut :

a. Proses memampukan masyarakat untuk berkembang dapat dicapai

melalui upaya sederhana seperti pemberian dorongan dan motivasi,

yang dapat meningkatkan kesadaran akan potensi masyarakat dan

lingkungannya.

b. Pemberdayaan menyangkut peningkatan potensi dan kekuatan yang

ada pada masyarakat. Setelah masyarakat berada dalam lingkungan

yang kondusif, masukan dan akses ke berbagai peluang harus

diberikan untuk lebih memberdayakan mereka.

20
Yustisia, Tim Visi. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa dan Peraturan
Terkait. Visimedia, 2015.

21
c. Pemberdayaan juga melibatkan perlindungan masyarakat dengan

mencegah persaingan yang tidak seimbang dan eksploitasi yang

lemah. Oleh karena itu, pemberdayaan masyarakat tidak boleh

bertujuan untuk menciptakan ketergantungan pada program-program

amal21.

2.3.2. Transparansi

Transparansi adalah asas keterbukaan dan aksesibilitas yang

memungkinkan masyarakat memperoleh informasi yang akurat, benar,

dan tidak diskriminatif tentang jalannya organisasi, dengan tetap

menjamin perlindungan informasi rahasia pribadi, kelompok, dan

negara. Ini melibatkan penyediaan akses ke informasi ekonomi dan

program pemerintah yang terkait dengan sumber daya publik.

Transparansi ditandai dengan keterbukaan terhadap kritik dan umpan

balik, dan bertanggung jawab atas tindakannya. Berikut ini adalah fitur

utama transparansi:

a. Informativeness

Penyebarluasan informasi, berita, prosedur, data, fakta, dan

penjelasan tentang mekanisme kepada pemangku kepentingan yang

membutuhkan informasi harus jelas dan akurat.

21
Mardikanto & Soebianto, Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif Kebijakan Publik,
(Bandung :2017). Halaman. 340-341.

22
b. Keterbukaan

Keterbukaan informasi merupakan hak yang dimiliki

pemangku kepentingan, sehingga mereka dapat mengakses semua

informasi dan data yang diungkapkan.

c. Pengungkapan

Pengungkapan mengacu pada pelaporan aktivitas dan kinerja

keuangan kepada pemangku kepentingan. Pengungkapan dapat

dikategorikan menjadi dua jenis: pengungkapan wajib dan

pengungkapan sukarela. Pengungkapan wajib adalah pengungkapan

segala sesuatu yang menjadi tanggung jawab perusahaan, yang

diwajibkan oleh standar akuntansi dan peraturan badan pengawas.

Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan yang dilakukan secara

sukarela, melebihi apa yang diwajibkan oleh perusahaan, standar

akuntansi, dan peraturan badan pengawas22

2.3.3. Akuntabilitas

Dalam bahasa Inggris, akuntabilitas biasa disebut dengan keadaan

akuntabel atau bertanggung jawab atas tindakan atau keputusan

seseorang. Ini melibatkan memenuhi kewajiban seseorang dan

memastikan bahwa tugas dilakukan sesuai dengan aturan dan standar

yang ditetapkan. Dalam konteks pemerintahan desa, akuntabilitas

berarti aparat pemerintah desa bertanggung jawab untuk merencanakan,

memantau, dan melaporkan kegiatannya dan penggunaan anggaran

22
Tahir, Arifin. "Kebijakan Publik Dan Transparansi Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah." PATEN 8.89 (2023).

23
sesuai dengan persyaratan hukum. Ini adalah sarana memegang mereka

yang dipercayakan oleh pemangku kepentingan bertanggung jawab atas

kinerja mereka dan memastikan pencapaian tujuan yang diinginkan.

Organisasi sektor publik harus memenuhi empat dimensi

akuntabilitas yang meliputi:

a. Akuntabilitas kejujuran dan kepatuhan hukum

Akuntabilitas kejujuran mengacu pada menghindari

penyalahgunaan kekuasaan sedangkan akuntabilitas hukum

memastikan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan

dalam penggunaan dana publik.

b. Akuntabilitas proses

Akuntabilitas proses berkaitan dengan kecukupan sistem

informasi akuntansi, sistem informasi manajemen, dan prosedur

administrasi yang digunakan dalam tugas. Hal itu ditunjukkan

melalui penyediaan layanan publik yang efisien, responsif, dan

hemat biaya.

c. Akuntabilitas program

Akuntabilitas program terkait dengan pencapaian tujuan yang

telah ditetapkan dan pertimbangan alternatif program yang dapat

memberikan hasil optimal dengan biaya minimal23.

Mardiasmo mengkategorikan akuntabilitas menjadi dua jenis,

yaitu akuntabilitas vertikal dan horizontal. Akuntabilitas vertikal

23
Tahir, Arifin. "Kebijakan Publik Dan Transparansi Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah." PATEN 8.89 (2023).

24
mengacu pada hubungan antara atasan dan pemerintah pusat, sedangkan

akuntabilitas horizontal adalah akuntabilitas terhadap masyarakat.

Untuk menerapkan akuntabilitas di lingkungan instansi pemerintah,

prinsip-prinsip berikut harus diikuti:

a. Pimpinan dan seluruh staf instansi harus berkomitmen untuk

mengelola misi secara akuntabel.

b. Harus ada sistem yang memastikan sumber daya digunakan sesuai

dengan hukum dan peraturan yang berlaku.

c. Tingkat pencapaian tujuan dan sasaran harus ditunjukkan.

d. Fokus harus pada pencapaian visi dan misi, serta hasil dan manfaat

yang diperoleh. e) Kejujuran, objektivitas, transparansi.24

Dengan adanya akuntabilitas ini, kinerja pemerintah desa dalam

pelaksanaan tugas dan fungsinya akan terukur. Kinerja suatu organisasi

dapat terlihat dari sisi pertanggungjawaban, seperti dalam pengelolaan

dana, program kerja yang telah tersusun, maupun kebijakan lain yang

telah ditetapkan. Oleh karena itu, dengan adanya akuntabilitas ini akan

mengungkapkan segala bentuk penyelewengan wewenang yang dapat

diawasi dan dikontrol oleh masyarakat.

2.3.4. Partisipasi Masyarakat

Partisipasi mengacu pada keterlibatan aktif individu atau

kelompok dalam kegiatan tertentu. Partisipasi masyarakat, di sisi lain,

mengacu pada peran aktif masyarakat dalam program-program

24
Tahir, Arifin. "Kebijakan Publik Dan Transparansi Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah." PATEN 8.89 (2023).

25
pemerintah yang bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi kinerja

pemerintah, untuk mencegah penyalahgunaan wewenang. Salah satu

tujuan utama partisipasi masyarakat adalah membantu pengambilan

keputusan dengan memberikan informasi tentang kondisi, kebutuhan,

dan sikap masyarakat setempat. Keterlibatan masyarakat ini

memungkinkan untuk perumusan dan pelaksanaan program yang

menjawab kebutuhan masyarakat dan mendorong pembangunan di

tingkat desa25. Solekhan mengidentifikasi beberapa manfaat partisipasi

masyarakat, antara lain:

a. Partisipasi dapat menjadi sarana untuk memberikan umpan balik

terhadap kebijakan-kebijakan yang krusial.

b. Keterlibatan dan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan

pemerintahan dapat mendorong pendekatan dan program yang lebih

kreatif dan inovatif.

c. Keterlibatan aktif kelompok marjinal dapat mengarah pada

penciptaan program alternatif dan penghapusan kebijakan yang

diskriminatif.

d. Proses partisipasi dapat menjadi sarana komunikasi untuk meredam

konflik, sepanjang forum dikelola sebagai forum musyawarah26

25
M. Solekhan, Penyelenggaraan Pemerintah Desa Berbasis Partisipasi Masyarakat,
(Malang: Setara Press, 2014). Halaman 35.
26
M. Solekhan, Penyelenggaraan Pemerintah Desa Berbasis Partisipasi Masyarakat, (Malang:
Setara Press, 2014). Halaman 37.

26
Selain itu adapun faktor internal yang juga dapat mempengaruhi

partisipasi masyarakat yaitu masyarakat itu sendiri yang berpengaruh

pada sikap masyarakat tersebut untuk berpartisipasi.

2.3.5. Kebijakan Desa

Kebijakan mengacu pada seperangkat pedoman dan peraturan

yang diikuti untuk melaksanakan suatu program dan mencapai tujuan

tertentu. Dalam konteks desa, kebijakan merupakan produk hukum

yang memegang kewenangan pemerintah daerah, meskipun skalanya

terbatas dan hanya mencakup wilayah administrasi desa. Kebijakan

tersebut ditetapkan melalui peraturan desa sebagai bentuk penjabaran

peraturan yang lebih tinggi, karena otonomi desa berada di bawah

kewenangan dan pengawasan kota atau kabupaten27

Peraturan yang dirumuskan melalui kebijakan harus selaras

dengan kepentingan umum, dan masyarakat harus memiliki kesempatan

untuk berpartisipasi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam

menentukan arah pembangunan nasional dan juga pembangunan

desanya masing-masing.

27
Widodo, Joko. Analisis Kebijakan Publik: Konsep Dan Aplikasi Analisis Proses Kebijakan
Publik. Media Nusa Creative (MNC Publishing), 2021. Halaman 2.

27
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis/Tipe Penelitian

Jenis/tipe Penelitian ini adalah menggunakan penelitian hukum

nondoktrinal/empiris, yaitu penelitian yang mengkaji kaidah-kaidah hukum

berdasarkan fenomena dunia nyata dan pengaruhnya terhadap tingkah laku

hukum, baik secara pribadi maupun kelembagaan, warga negara dan forum

hukum. Jenis penelitian ini disebut juga dengan penelitian kaidah dalam arti

hukum dalam tindakan, dan keluaran dari penelitian ini adalah rekomendasi

tentang efektifitas penerapan hukum di dunia nyata. Jika undang-undang

tersebut efektif maka tidak ada masalah, tetapi jika belum efektif atau kurang

efektif maka penelitian akan mengidentifikasi faktor-faktor penyebab masalah

tersebut dan mencari solusi untuk mengatasinya28.

Untuk mempelajari implementasi Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun

2022 tentang Pemilihan Kepala Desa di Desa Turitempel Kecamatan Guntur

Kabupaten Demak, penulis menggunakan penelitian lapangan. Jenis penelitian

ini melibatkan pengumpulan data langsung dari lapangan untuk mendapatkan

wawasan dunia nyata tentang topik yang sedang dipelajari. Penulis melakukan

penelitian ini dengan mengamati dan menganalisis kegiatan dan praktik panitia

pemilihan kepala desa sesuai dengan Peraturan Bupati Demak Nomor 17


28
Qamar And Nurul Dan Farah Syah Rezah, Metode Penelitian Hukum Doktrinal Dan Non-
Doktrinal, Sign (Makasar, 2020), Halaman 5.

28
Tahun 2022. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan sosiologi

hukum, antropologi hukum, dan psikologi hukum. Kajian tersebut berjudul

“Implementasi Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2022 Tentang Pilkades di

Pilkades Turitempel Kecamatan Guntur Kabupaten Demak”29.

3.2. Spesifikasi Penelitian

Penelitian deskriptif analitis adalah metode penelitian yang bertujuan

untuk memberikan gambaran secara jelas dan rinci mengenai suatu fenomena

atau keadaan tertentu dengan cara menganalisis hasil penelitian berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku dan pendapat para ahli. Dalam hal

ini tujuan utama penelitian adalah menganalisis implementasi Peraturan Bupati

Nomor 17 Tahun 2022 tentang Pilkades di Pilkades Turitempel Kecamatan

Guntur Kabupaten Demak dengan menggunakan norma dan teori hukum dari

sosiologi hukum, antropologi hukum, dan psikologi hukum. Penelitian ini

bertujuan untuk memberikan analisis yang sistematis dan komprehensif tentang

isu-isu yang terkait dengan implementasi peraturan dalam konteks spesifik

Desa Turitempel30.

3.3. Metode Penentuan Sampel

Metode pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yang

berjudul “Implementasi Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2022 Tentang

Pilkades di Pilkades Turitempel Kecamatan Guntur Kabupaten Demak” adalah

non random sampling yaitu dengan menggunakan teknik purposive sampling.

29
Timotius, Pengantar Metodologi Penelitian, (Surakarta: Andi Offset, 2017), Halaman 13.
30
Sunu Catur Muhyi,Muhammad,Hartono Budiyono Et Al., Metodologi Penelitian (Surabaya:
Adi Buana University Press, 2018), Halaman 45.

29
Purposive sampling adalah metode pemilihan sampel berdasarkan

pertimbangan tertentu. Dalam hal ini penelitian berfokus pada pemilihan kepala

desa atau Pilkades, dan sumber datanya adalah panitia penyelenggara

pemilihan kepala desa. Pendekatan ini lebih cocok untuk penelitian kualitatif

atau penelitian yang tidak bertujuan untuk menggeneralisasi temuan 31.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Untuk melakukan penelitian ini digunakan data sekunder yang mengacu

pada bahan-bahan yang berkaitan dengan bahan hukum primer dan menjadi

dasar untuk menganalisis dan memahami bahan hukum primer. Bahan hukum

primer terdiri dari sumber hukum yang berasal dari peraturan perundang-

undangan, keputusan yang dibuat oleh badan atau pejabat pemerintah, dan

keputusan pengadilan.

3.4.1 Data primer

Sumber data primer adalah “data yang diperoleh dan digali langsung

dari sumber pertama atau subjek penelitian”. Sumber data primer dalam

penelitian ini adalah panitia pemilihan kepala desa yang menangani

pemilihan kepala desa di desa Turitempel Kecamatan Guntur Kabupaten

Demak. Untuk memperoleh data primer dipergunakan metode

pengumpulan data dengan :

a. Wawancara

Wawancara merupakan suatu bentuk kegiatan untuk dapat memperoleh

keterangan-keterangan dan metode ini sudah dikenal sejak bearabad-abad

31
Sunu Catur Muhyi,Muhammad,Hartono Budiyono Et Al., Metodologi Penelitian (Surabaya:
Adi Buana University Press, 2018), Halaman 45.

30
lamanya. Oleh karena itu wawancara telah dianggap cukup baik untuk

mengumpulkan data.

Wawancara juga disebut dengan teknik yang dinilai cukup efektif

untuk mengumpulkan data yang lebih akurat untuk keperluan proses

pemecahan masalah tertentu dengan mengumpulkan data dari narasumber

secara langsung. Dalam hal ini peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan

kepada sumber data primer yaitu :

1) Panitia pemilihan kepala desa Turitempel Kecamatan Guntur

Kabupaten Demak, meliputi :

a) Sutarto, selaku perangkat Desa dan Ketua pemilihan Kepala Desa

Turitempel

b) Wiknyo, selaku perangkat Desa dan Wakil Ketua pemilihan

Kepala Desa Turitempel

c) Dita Puspitasari, Amd.Kep, selaku Tomas perempuan dan

Sekertaris pemilihan Kepala Desa Turitempel

d) Mustain, selaku perangkat Desa dan Bendahara pemilihan

Kepala Desa Turitempel

e) Sujiono, selaku Ketua LKMD dan Anggota Panitia pemilihan

Kepala Desa Turitempel

2) Masyarakat Desa Turitempel kecamatan Guntur Kabupaten Demak,

meliputi:

a) Didik utomo, selaku masyarakat yang di tunjuk untuk mengawasi

TPS 4 dalam pemilihan kepala Desa Turitempel.

31
b) Gunawan, selaku masyarakat yang di tunjuk untuk mengawasi

TPS 5 dalam pemilihan kepala Desa Turitempel.

b. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan cara yang digunakan untuk mengumpulkan

data yang berupa dokumen tertulis yang mengandung keterangan dan

penjelasan serta pemikiran tentang fenomena yang masih dan sesui dengan

masalah penelitian. Dokumen biasanya dibagi menjadi dokumen pribadi

dan dokumen resmi, dalam hal ini dokumen merupakan sebuah pernyataan

tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan

pengujian suatu peristiwa atau menyajikan akunting. Dalam hal ini data

dokumen yang dicari dan dikumpulkan peneliti yaitu:

a) Rekapitulasi Hasil pemilihan kepala desa Turitempel Kecamatan

Guntur Kabupaten Demak Tahun 2022.

b) Daftar pemilih tetap pemilihan kepala desa Turitempel Kecamatan

Guntur Kabupaten Demak Tahun 2022.

c) Surat berita acara rapat pembentukan panitia pemilihan kepala desa

Turitempel kecamatan Guntur Kabupaten Demak Tahun 2022.

3.4.2 Data Sekunder

a. Bahan hukum primer yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1979 tentang

Pemerintahan Desa.

2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

32
3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

4) Peraturan Pemerintah tentang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014

tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014

tentang Desa.

b. Bahan hukum sekunder, yaitu sumber hukum yang memberikan komentar

atau analisis mengenai sumber hukum primer. Meskipun tidak memiliki

kekuatan hukum yang mengikat, namun bahan hukum sekunder tersebut

memuat doktrin hukum, pendapat ahli, hasil penelitian, hasil seminar, dan

artikel jurnal yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

3.5. Metode Analisis Data

Untuk menganalisis data, metode penelitian ini menggunakan teknik

analisis kualitatif, yaitu analisis nonstatistik dan nonmatematis yang mengacu

pada norma hukum yang terkandung dalam peraturan perundang-undangan 32.

Metode kualitatif digunakan untuk penelitian pada objek alam, berdasarkan

filosofi postpositivisme. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan

menggunakan asas hukum, teori, dan peraturan perundang-undangan yang

relevan dengan obyek penelitian. Hasil analisis disusun menjadi laporan

penelitian untuk memberikan gambaran faktual Pelaksanaan Peraturan Bupati

Nomor 17 Tahun 2022 Tentang Pilkades di Pilkades Turitempel Kecamatan

Guntur Kabupaten Demak.

32
Sugiyono, Metode Kuantitatif Kualitatif Dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2016), Halaman 9.

33
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Implementasi Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2022 Tentang Pilkades

Pada Pilkades Turitempel Kecamatan Guntur Kabupaten Demak

Implementasi Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2022 tentang pilkades

pada pelaskasanaan Pemilihan Kepala Desa Turitempel Tahun 2022 secara

umum menerapkan beberapa prinsip seperti pemberdayaan masyarakat,

transparansi, akuntabilitas, partisipasi masyarakat dan kebijakan desa. Adapun

penjelasanya adalah :

1. Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat merupakan elemen penting dalam setiap

proses demokrasi, khususnya dalam konteks pemilihan kepala desa. Kepala

desa memainkan peran penting dalam tata kelola masyarakatnya, dan proses

pemilihannya harus transparan, inklusif, dan partisipatif.

Namun, dalam banyak kasus, proses pilkades dapat didominasi oleh

sekelompok kecil individu atau kepentingan, yang berujung pada

marginalisasi segmen masyarakat tertentu. Hal ini dapat mengakibatkan

kurangnya kepercayaan terhadap proses pilkades dan pada akhirnya

melemahkan legitimasi kepala desa. Bapak Sujiono selaku Anggota Panitia

Pemilihan Kepala Desa Turitempel, menjelaskan bahwa :

34
“Menurut saya, pemberdayaan masyarakat sangat penting untuk
memastikan pemilihan kepala desa yang adil dan demokratis. Ketika
masyarakat diberdayakan, dapat membuat keputusan berdasarkan
informasi dan memilih pemimpin yang akan mewakili kepentingan”.33

Hasil wawancara menunjukkan bahwa ada konsensus umum bahwa

pemberdayaan masyarakat sangat penting dalam memastikan pemilihan

kepala desa yang adil dan demokratis. Para peserta tampaknya setuju bahwa

ketika orang diberdayakan, dapat mengambil keputusan berdasarkan

informasi dan memilih pemimpin yang akan mewakili kepentingan .

Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa peserta menghargai peran

pemberdayaan masyarakat dalam mempromosikan proses demokrasi.

Pemberdayaan menyiratkan memberikan individu sumber daya dan

pengetahuan yang butuhkan untuk membuat keputusan dan mengambil

tindakan. Hal ini dapat dicapai melalui berbagai cara seperti pendidikan

kewarganegaraan, akses informasi, dan keterlibatan dalam proses pilkades

Penekanan peserta pada pentingnya pemberdayaan masyarakat

menunjukkan bahwa mengakui bahwa pemilihan kepala desa dapat rentan

terhadap manipulasi oleh yang ingin mempertahankan kekuasaan dan

pengaruh. Dengan memberdayakan orang dengan pengetahuan dan sumber

daya, dapat membuat keputusan berdasarkan informasi yang selaras dengan

minat dan nilai, bukannya terpengaruh oleh tekanan eksternal.

Secara keseluruhan, hasil wawancara menunjukkan bahwa

pemberdayaan masyarakat dipandang sebagai komponen penting dari

33
Sujiono, Anggota Panitia Pemilihan Kepala Desa Turitempel, Wawancara (Demak, 14 April
2023).

35
pemilihan kepala desa yang adil dan demokratis. Para peserta tampaknya

percaya bahwa proses pilkades yang transparan dan inklusif, di mana orang

berhak menentukan siapa yang mewakili, sangat penting untuk membangun

kepercayaan pada pemerintahan lokal dan memastikan terpenuhinya

kebutuhan dan kepentingan masyarakat.

Pelaksanaan peraturan ini dapat memberikan dampak yang signifikan

bagi masyarakat, karena menyangkut pemilihan kepala desa baru yang akan

bertanggung jawab untuk memimpin dan mewakili kepentingan masyarakat.

Proses pemilihan yang transparan dan adil dapat membantu membangun

kepercayaan dan keyakinan pada kepala desa dan mendorong keterlibatan

dan partisipasi masyarakat.

2. Transparansi

Transparansi adalah elemen mendasar dalam setiap proses demokrasi,

termasuk pemilihan kepala desa. Proses pemilihan yang transparan

memastikan bahwa semua pemangku kepentingan memiliki akses ke

informasi dan sumber daya yang perlukan untuk membuat keputusan

tentang siapa yang akan mewakili kepentingan. Dalam konteks pemilihan

kepala desa, transparansi mensyaratkan adanya prosedur pemilihan yang

jelas dan adil, penyediaan informasi tentang calon dan platformnya, serta

aksesibilitas proses pemilihan kepada seluruh anggota masyarakat. Bapak

Sutarto selaku Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Turitempel

menjelaskan bahwa:

“Transparansi artinya semua pemangku kepentingan memiliki akses


ke informasi relevan yang diperlukan untuk membuat keputusan

36
tentang pilkades. Ini termasuk pemilih, kandidat, dan petugas
pemilihan kepala desa. Salah satu tantangan terbesar adalah
memastikan bahwa semua kandidat memiliki akses yang sama
terhadap informasi dan sumber daya. Dalam banyak kasus, kepala
desa petahana memiliki keunggulan dibandingkan penantang karena
akses terhadap sumber daya dan informasi”.34

Hasil wawancara menunjukkan bahwa transparansi dalam pemilihan

kepala desa dipahami bahwa semua pemangku kepentingan, termasuk

pemilih, kandidat, dan petugas pemilihan, memiliki akses ke informasi dan

sumber daya yang diperlukan untuk membuat keputusan yang tepat. Hal ini

menekankan pentingnya keterbukaan dan aksesibilitas dalam proses

pilkades.

Narasumber juga menyoroti tantangan signifikan untuk mencapai

transparansi dalam pemilihan kepala desa, yaitu memastikan bahwa semua

kandidat memiliki akses yang sama terhadap informasi dan sumber daya.

Dalam banyak kasus, kepala desa memiliki keunggulan dibandingkan

penantang karena akses terhadap sumber daya dan informasi. Ini bisa

menciptakan medan permainan yang tidak seimbang, yang mengarah ke

hasil yang tidak adil.

Tantangan ketimpangan akses terhadap sumber daya dan informasi

tidak hanya terjadi pada pemilihan kepala desa. Ini adalah masalah umum

dalam banyak proses demokrasi, terutama di negara berkembang. Hasil

wawancara menyoroti perlunya mengatasi tantangan ini dengan

mempromosikan transparansi dan memastikan bahwa semua pemangku

34
Sutarto, Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Turitempel, Wawancara (Demak, 14 April
2023).

37
kepentingan memiliki akses yang sama terhadap informasi dan sumber daya

yang butuhkan untuk membuat keputusan yang tepat.

Secara keseluruhan, hasil wawancara menunjukkan bahwa mendorong

transparansi dalam pemilihan kepala desa sangat penting untuk memastikan

proses yang adil dan demokratis. Dengan berupaya mengatasi tantangan

seperti ketidaksetaraan akses terhadap sumber daya dan informasi, proses

pilkades dapat menjadi lebih inklusif dan representatif, yang pada akhirnya

mengarah pada tata kelola yang lebih baik dan pemerintah daerah yang lebih

tanggap.

3. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah komponen penting dari setiap proses demokrasi,

termasuk pemilihan kepala desa. Akuntabilitas dalam pemilihan kepala desa

berarti bahwa yang terlibat dalam proses pemilihan bertanggung jawab dan

bertanggung jawab atas tindakan, dan ada mekanisme untuk memastikan

bahwa dimintai pertanggungjawaban.

Dalam konteks pemilihan kepala desa, akuntabilitas memerlukan

transparansi dalam proses pemilihan dan penetapan standar perilaku yang

jelas bagi seluruh pemangku kepentingan, termasuk calon dan

penyelenggara pemilu. Ini juga membutuhkan mekanisme untuk memantau

dan menegakkan standar-standar ini. Bapak Wiknyo selaku Wakil Ketua

Panitia Pemilihan Kepala Desa Turitempel, menjelaskan bahwa :

“Akuntabilitas adalah dengan menetapkan prosedur pemilihan yang


jelas dan adil yang dapat diakses oleh semua anggota masyarakat. Ini
termasuk memastikan bahwa semua kandidat memiliki akses yang

38
sama ke informasi dan sumber daya, dan bahwa petugas pemilu tidak
memihak dan bebas dari pengaruh eksternal”.35

Hasil wawancara menunjukkan bahwa akuntabilitas dalam pemilihan

kepala desa melibatkan penetapan prosedur pemilihan yang jelas dan adil

yang dapat diakses oleh semua anggota masyarakat, termasuk calon, petugas

pemilihan, dan pemilih. Ini berarti bahwa semua pemangku kepentingan

harus bertanggung jawab atas tindakan dan keputusan, dan bahwa

mekanisme harus ada untuk memastikan bahwa dimintai

pertanggungjawaban.

Orang yang diwawancarai menyoroti pentingnya memastikan bahwa

semua kandidat memiliki akses yang sama terhadap informasi dan sumber

daya, yang sangat penting untuk menciptakan lapangan permainan yang

setara dalam proses pemilihan. juga menekankan perlunya penyelenggara

pemilu bersikap tidak memihak dan bebas dari pengaruh eksternal, karena

hal ini membantu memastikan integritas pemilu.

Hasil wawancara menunjukkan bahwa akuntabilitas merupakan

komponen penting dalam pemilihan kepala desa dan memerlukan

transparansi, aksesibilitas, dan ketidakberpihakan. Dengan menetapkan

standar perilaku yang jelas dan menyediakan saluran untuk ganti rugi dan

pengaduan, pemilihan kepala desa dapat menjadi lebih akuntabel dan pada

akhirnya lebih demokratis.

35
Wiknyo, Wakil Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Turitempel, Wawancara (Demak, 14
April 2023).

39
Secara keseluruhan, hasil wawancara menyoroti pentingnya

mengedepankan akuntabilitas dalam pemilihan kepala desa untuk

memastikan proses pemilihan yang adil dan mewakili kepentingan

masyarakat. Penting untuk menetapkan mekanisme pemantauan dan

penegakan prosedur pemilu untuk memastikan bahwa prosedur tersebut

dapat diakses, adil, dan bebas dari pengaruh apa pun yang dapat merusak

integritasnya.

4. Kebijakan Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2022 dan Partisipasi

Masyarakat Desa Turitempel

Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2022 merupakan kebijakan yang

bertujuan untuk menjamin pelaksanaan pemilihan kepala desa yang adil dan

transparan. Salah satu komponen kunci dari kebijakan ini adalah mendorong

partisipasi masyarakat dalam proses pemilu.

Kebijakan tersebut mengakui bahwa partisipasi masyarakat sangat

penting untuk memastikan bahwa pemilihan kepala desa mewakili

kepentingan masyarakat. Dengan melibatkan anggota masyarakat dalam

proses pemilihan, kebijakan tersebut berupaya menciptakan rasa

kepemilikan dan akuntabilitas di antara para pemangku kepentingan.

Untuk mendorong partisipasi masyarakat, kebijakan menetapkan

mekanisme keterlibatan masyarakat dalam proses pemilu. Misalnya,

kebijakan mengharuskan calon kepala desa mengadakan pertemuan publik

untuk mempresentasikan platform dan terlibat dengan masyarakat. Hal ini

juga mensyaratkan bahwa petugas pemilu memberikan informasi dan

40
sumber daya kepada semua kandidat dan bahwa membangun saluran

pengaduan.

Kebijakan tersebut juga menetapkan pedoman bagi petugas pemilu,

yang mengharuskan bersikap tidak memihak dan bebas dari pengaruh

eksternal. Ini mensyaratkan bahwa prosedur pemilu transparan dan dapat

diakses oleh semua pemangku kepentingan dan dilakukan dengan cara yang

adil dan tidak diskriminatif. Bapak Sutarto selaku Ketua Panitia Pemilihan

Kepala Desa Turitempel menjelaskan bahwa :

“Menurut saya kebijakan tersebut merupakan langkah yang tepat


untuk mendorong demokrasi dan transparansi dalam pemilihan kepala
desa. Dengan mendorong partisipasi masyarakat, kebijakan tersebut
mengakui pentingnya melibatkan para pemangku kepentingan dalam
proses pemilu dan menciptakan rasa memiliki dan akuntabilitas”.36

Para narasumber sepakat bahwa Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun

2022 tentang partisipasi masyarakat dalam pemilihan kepala desa

merupakan perkembangan yang positif. Mereka percaya bahwa kebijakan

tersebut merupakan langkah yang tepat untuk mendorong demokrasi dan

transparansi dalam pemilihan kepala desa. Penekanan kebijakan pada

keterlibatan masyarakat dipandang sebagai langkah positif untuk

menciptakan rasa kepemilikan dan akuntabilitas di antara para pemangku

kepentingan.

Para narasumber mengakui bahwa partisipasi masyarakat sangat

penting untuk memastikan bahwa pemilihan kepala desa mewakili

kepentingan masyarakat. Dengan melibatkan anggota masyarakat dalam


36
Sutarto, Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Turitempel, Wawancara (Demak, 14 April
2023).

41
proses pemilu, kebijakan tersebut berupaya menciptakan lingkungan pemilu

yang lebih demokratis. Persyaratan kebijakan bahwa kandidat mengadakan

pertemuan publik dan terlibat dengan masyarakat dipandang sebagai

langkah positif untuk mempromosikan transparansi dan aksesibilitas dalam

proses pemilu.

Secara keseluruhan, narasumber berpendapat bahwa kebijakan

tersebut merupakan langkah yang tepat untuk mendorong demokrasi dan

transparansi dalam pemilihan kepala desa. Penekanan kebijakan pada

keterlibatan masyarakat dipandang sebagai langkah positif untuk

menciptakan proses pemilu yang lebih inklusif dan akuntabel.

Bapak Wiknyo selaku Wakil Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa

Turitempel menyatakan bahwa keberhasilan implementasi peraturan ini akan

bergantung pada komitmen dan partisipasi semua pihak yang terlibat, termasuk

Panitia Pemilihan Kepala Desa, para calon, dan masyarakat. Komunikasi yang

terbuka dan komitmen untuk menegakkan prinsip-prinsip transparansi dan

keadilan dapat membantu memastikan bahwa proses pemilihan berhasil dan

mendorong tata pemerintahan yang baik.37

Implementasi Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2022 tentang pilkades

pada momen pemilihan kepala desa (pilkades) di Desa Turitenpel diterapkan

dari proses pemilihan panitia pilkades oleh BPD dan pemilihan kepala desa

sampai dengan perhitungan suara serta serah terima jabatan dari kepala desa

yang lama kepada kepala desa yang terpilih. Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun

37
Wiknyo, Wakil Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Turitempel, Wawancara (Demak, 14
April 2023).

42
2022 tentang Pilkades di Demak adalah Peraturan Bupati Kabupaten Demak

Nomor 17 Tahun 2022. Peraturan ini memberikan pedoman pelaksanaan

pemilihan kepala desa dalam konteks kondisi non bencana alam, khususnya

pandemi Covid-19. Ini adalah peraturan daerah yang dikeluarkan oleh Bupati

Demak dan karena itu khusus untuk daerah itu.38 Pemerintah Kabupaten Demak

juga dapat memiliki peraturan dan kebijakan daerah sendiri terkait Pilkades

yang sejalan dengan hukum nasional.39

Pada pasal 2 Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2022 menjelaskan bahwa

pemilihan kepala desa dalam kondisi pandemi COVID-19 dapat dilaksanakan

secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dengan mengikuti

protokol kesehatan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Namun,

dibutuhkan perencanaan dan pelaksanaan yang matang untuk memastikan

proses pilkades tidak terganggu oleh pandemi. 40 Hal ini dijelaskan oleh Bapak

Sutarto selaku Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Turitempel bahwa :

“Selama awal diadakanya pemilihan kepala desa oleh BPD, sudah ada
ketegasan mengenai protokal kesehatan dalam pelaksanaan pilkades di
Desa Turitempel, ini adalah tanggapan pentingnya adanya pilkades
namun pada saat pandemi Covid-19. Hal ini sudah dijelaskan dalam
Peraturan Bupati Demak Nomor 17 Tahun 2022 Pasal 4 ayat 1”.41

38
JDIH BPK RI. “Petunjuk Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa dalam Kondisi Bencana Non
Alam Corona Virus Disease 2019”. (https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/216482/perbup-kab-
demak-no-17-tahun-2022. Diunduh 15 April 2023).
39
Aginda, R. “Perilaku Politik Masyarakat Dalam Pemilihan Kades Desa Gunung Tiga
Kecamatan Ulu Ogan Kabupaten OKU Periode 2020-2026”. (Doctoral dissertation, UIN Raden Fatah
Palembang). Halaman 21.
40
Peraturan Bupati Demak Nomor 17 Tahun 2022 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemilihan
Kepala Desa Dalam Kondisi Bencana Nonalam Corona Virus Disease 2019. Halaman 6.
41
Sutarto, Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Turitempel, Wawancara (Demak, 14 April
2023).

43
Penjelasan mengenai Pasal 4 ayat 1 pada Peraturan Bupati Nomor 17

Tahun 2022 tentang pilkades menyebutkan bahwa pada poin (a) sampai dengan

(k) merupakan bagian dari protokol kesehatan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) untuk penyelenggaraan Pemilihan Kepala Desa di masa pandemi

COVID-19. Poin (a) meliputi pengecekan suhu tubuh seluruh pelaksana untuk

memastikan tidak demam yang merupakan salah satu gejala umum Covid-19.

Poin (b) hingga (d) meliputi penggunaan alat pelindung diri, menjaga jarak

fisik, dan menghindari kontak fisik untuk mengurangi risiko penularan virus.

Poin (e) adalah menghindari kerumunan untuk mengurangi risiko terpapar

virus dalam pertemuan besar. Poin (f) dan (g) melibatkan penyediaan fasilitas

cuci tangan dan meminta pemilih dan anggota panitia untuk membawa alat

tulis sendiri untuk meminimalkan risiko penularan melalui kontak dengan

permukaan. Poin (h) meliputi penyemprotan disinfektan untuk mendisinfeksi

tempat pemilihan sebelum dan sesudah kegiatan. Poin (i) mengatur tata letak

tempat duduk dengan jarak fisik untuk meminimalkan risiko penularan. Butir

(j) meliputi penyediaan sumber daya kesehatan untuk mengantisipasi keadaan

darurat, seperti obat-obatan, perbekalan kesehatan, dan tenaga yang memiliki

keterampilan di bidang kesehatan, atau tim dari Gugus Tugas Penanganan

Covid-19 di Desa. Terakhir, poin (k) meliputi penerapan protokol kesehatan

pencegahan Covid-19 sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam

Keputusan Bupati.42 Hal ini menujukan bahwa pondasi utama dilaksanakanya

42
Peraturan Bupati Demak Nomor 17 Tahun 2022 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemilihan
Kepala Desa Dalam Kondisi Bencana Nonalam Corona Virus Disease 2019. Halaman 6-7

44
pemilihan kepala desa Turitempel pada tahun 2022 merujuk pada standar

protokol kesehatan.

Sedangkan Bapak Sutarto selaku Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa

Turitempel menjelaskan bahwa bentuk protokol kesehatan yang dapat

diterapkan selama pemilihan kepala desa (Aturan Pilkades Turitempel) untuk

mencegah penyebaran Covid-19 adalah :

1. Penggunaan masker wajah

Semua petugas pilkades, kandidat, dan pemilih harus memakai masker

selama proses pilkades untuk mencegah penyebaran virus.

2. Jarak fisik

Langkah-langkah jarak fisik yang sesuai harus diterapkan, seperti

menandai lantai atau area tempat duduk untuk memastikan bahwa individu

menjaga jarak yang aman satu sama lain.

3. Kebersihan tangan

Pembersih tangan atau tempat cuci tangan harus tersedia di seluruh

tempat pemilihan, dan individu harus didorong untuk sering mencuci

tangan.

4. Pemeriksaan suhu

Semua orang yang memasuki tempat pemilihan harus diperiksa

suhunya untuk mengidentifikasi siapa pun yang demam, yang mungkin

merupakan gejala Covid-19.

5. Kehadiran terbatas

45
Jumlah orang yang hadir di tempat pemilihan harus dibatasi untuk

mematuhi persyaratan jarak fisik dan untuk mencegah kepadatan berlebih.43

Pasal 17 Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2022 tentang Pilkades

melarang Calon Kepala Desa melakukan kegiatan yang berpotensi

menimbulkan keramaian dan mempersulit jarak fisik. Ini termasuk deklarasi,

iring-iringan mobil, konvoi, dan mengundang massa pendukung baik di dalam

maupun di luar ruangan. Peraturan ini konsisten dengan langkah-langkah yang

disebutkan pada jawaban sebelumnya untuk memastikan bahwa proses pilkades

dapat dilakukan dengan aman selama pandemi Covid-19. Dengan melarang

pertemuan besar dan acara publik, risiko penularan virus dapat diminimalkan,

dan kesehatan serta keselamatan semua yang terlibat dalam proses pemilihan

dapat dilindungi. Penting bagi semua Calon Kepala Desa untuk mengikuti

peraturan dan pedoman ini untuk memastikan bahwa proses pemilihan dapat

dilakukan dengan aman dan efektif, sekaligus meminimalkan risiko penyebaran

Covid-19 di komunitas .44 Hal ini merupakan bentuk penegasan kepada

pelaksanaan pemilihan kepala desa saat pandemi, namun dari pihak panitia

pemilihan tingkat desa yang dijelaskan oleh Bapak Sutarto selaku Ketua Panitia

Pemilihan Kepala Desa Turitempel bahwa :

“Memang melihat Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2022 banyak sekali


anjuran atau tekanan dari pihak pemerintah kabupaten untuk menjaga
protokol kesehatan, termasuk dalam sektor pengawasan pada calon
kepala desa yang sudah lolos kualifikasi menjadi calon kepala desa untuk

43
Sutarto, Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Turitempel, Wawancara (Demak, 14 April
2023).
44
Peraturan Bupati Demak Nomor 17 Tahun 2022 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemilihan
Kepala Desa Dalam Kondisi Bencana Nonalam Corona Virus Disease 2019. Halaman 12.

46
tidak membuat kerumunan atau kampanye yang melibatkan risiko
menyebarnya Covid-19 di Desa Turitempel”.45

Berdasrkan penjelasan dari Bapak Sutarto selaku ketua panitia pemilihan

tingkat desa bahwa adanya pengawasan secara ketat pada calon kepada desa

untuk tidak menimbulkan kerumunan baik dengan kampanye dan pendekatan

politik lainya yang dapat menimbulkan risiko penyebaran Covid-19 di Desa

Turitempel.

Pasal 25 Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2022 tentang Pilkades

memberikan pedoman pelaksanaan kampanye Calon Kepala Desa. Pedoman

tersebut meliputi pembatasan kegiatan yang dapat menimbulkan kerumunan,

fokus pada materi-materi positif yang mendukung penyelenggaraan

pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan, serta pencantuman materi

penanganan Corona Virus Disease 2019 dan sosial ekonomi yang berdampak

pada desa. Pedoman tersebut juga mengutamakan penggunaan media cetak dan

media elektronik dan/atau media sosial untuk kampanye, serta membatasi

jumlah peserta maksimal 50 orang dengan tetap menerapkan protokol

kesehatan jika memang diperlukan kampanye fisik. Pendistribusian bahan

kampanye juga harus mengikuti pedoman tertentu, seperti bersih, dibungkus

dengan bahan yang tahan cairan, dan disterilkan, serta dapat berupa masker,

sabun cair, hand sanitizer, disinfektan berbasis alkohol 70% (tujuh puluh

persen), klorin, dan fasilitas cuci tangan.46

45
Sutarto, Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Turitempel, Wawancara (Demak, 14 April
2023).
46
Peraturan Bupati Demak Nomor 17 Tahun 2022 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemilihan
Kepala Desa Dalam Kondisi Bencana Nonalam Corona Virus Disease 2019. Halaman 17.

47
Namun, Bapak Sutarto selaku Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa

Turitempel menjelaskan bahwa :

“Pelaksanaan kampanye ini oleh calon kepala desa memang sudah diatur
di Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2022, namun ada beberapa point
saja yang berjalan seperti pada ayat (2), (5), (7), dan (8). Jika peraturan
mengenai kampanye telah dilanggat, maka akan diberikan teguran secara
lisan dan tertulis yang sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun
2022”.47

Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2022 sudah memiliki aturan dan

sanksi yang jelas untuk memastikan penerapan protokol kesehatan selama

proses pilkades. Peraturan tersebut bertujuan untuk mencegah penyebaran

Covid-19 dengan memberlakukan langkah-langkah seperti mengukur suhu

tubuh, memakai alat pelindung diri, menghindari kerumunan, dan menyediakan

sumber daya kesehatan. Perlu diketahui juga bahwa peraturan tersebut

melarang kegiatan yang berpotensi menimbulkan keramaian dan mempersulit

jaga jarak selama proses pendaftaran dan masa kampanye. Calon Kepala Desa

wajib berkampanye dengan materi yang positif dan mendukung kelancaran

penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan. Sanksi

pelanggaran protokol kesehatan selama proses pilkades antara lain teguran

lisan dan tertulis, diskualifikasi, bahkan pengunduran diri. Sanksi tersebut

dijatuhkan oleh Panitia Pemilihan Tingkat Desa, Panitia Tingkat Kecamatan,

dan Bupati berdasarkan laporan dari Satgas Penanganan Virus Corona Tahun

2019.48

47
Sutarto, Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Turitempel, Wawancara (Demak, 14 April
2023).
48
Peraturan Bupati Demak Nomor 17 Tahun 2022 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemilihan
Kepala Desa Dalam Kondisi Bencana Nonalam Corona Virus Disease 2019. Halaman 18.

48
Berdasarkan penjelasan mengenai kampanye dari pihak panitia pemilihan

tingkat desa dan Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2022 bahwa perihal

kampanye di masa pandemi tetap berjalan, namun peraturan mengenai aturan

kampanye telah dilaksanakan. Hanya saja teguran yang dilakukan kepada tim

kampanye atau pendukung calon kepala desa, apabila melakukan pelanggaran

pada aturan kampanye sesuai Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2022 pasal 27,

maka sanksi yang tegas diperlakukan. Hal ini juga terdapat indikasi penegasan

dari Kepanitian Tingkat Kecamatan yang juga memberikan teguran kepada

Panitia Pemilihan Tingkat Desa untuk tetap berjalanya pilkades di Desa

Turitempel Kecamatan Guntur Kabupaten Demak.

Selanjutnya implemenetasi Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2022

menjelaskan mengenai masa tenang dalam pilkades. Hal ini juga diterapkan

dalam pilkades di Desa Turitempel. Adapun penjelasan dari Bapak Sutarto

selaku Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Turitempel menjelaskan bahwa :

“Selama masa tenang dalam pelaksanaan pilkades di Desa Turitempel,


calon dan tim kampanyenya tidak diperbolehkan melakukan segala
bentuk kegiatan kampanye seperti deklarasi, iring-iringan mobil, konvoi,
atau mengundang massa pendukung, baik di dalam maupun di luar
ruangan. Pelanggaran terhadap peraturan ini dapat mengakibatkan sanksi
berupa teguran lisan, teguran tertulis, diskualifikasi, dan sanksi lain yang
ditetapkan dengan undang-undang”. 49

Berdasarkan penjelasan dari Bapak Sutarto bahwa pelaksanaan masa

tenang dalam pilkades di Desa Turitempel ini sejalan dengan penjelasan dari

Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2022 pada pasal 31 bahwa masa tenang

yang dimulai dari pukul 00.00 WIB pada hari pemungutan suara sampai
49
Sutarto, Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Turitempel, Wawancara (Demak, 14 April
2023).

49
dengan berakhirnya proses pencoblosan, calon Kepala Desa, Tim

Kampanye/Dukungan dan unsur lainnya dilarang melakukan kegiatan

kampanye. Termasuk melakukan kampanye melalui dialog atau pemasangan

tanda dan alat bantu visual lainnya, mengadakan pertemuan, melakukan

penggalangan dana secara massal, dan melanggar larangan lain yang diatur

dalam peraturan pemilihan kepala desa. Tujuan masa tenang adalah untuk

menjamin proses pilkades yang adil dan damai, serta mencegah segala bentuk

campur tangan atau manipulasi yang dapat mempengaruhi hasil pemungutan

suara.50

Bapak Wiknyo selaku Wakil Panitia Pemilihan Kepala Desa Turitempel

bahwa :

“Selama masa tenang untuk tim pendukung dari calon kepala desa
terkadang ada pelanggaran yang dikarenakan saya yakin tim kampanye
saya dan saya tidak sepenuhnya memahami ruang lingkup peraturan, dan
kami membuat kesalahan dengan terus berkampanye selama masa
tenang. Namun, jika pelanggaran ini sudah cukup menganggu, maka
panitia pemilihan tingkat desa akan memberikan peringatan tertulis”.51

Berdasarkan penjelasan dari Bapak Wiknyo bahwa tim pendukung dari

calon kepala desa yang tetap melakukan kampanye dan menganggu masa

tenang, maka akan mendapatkan sanksi berupa peringatan tertulis. Hal ini

menunjukan bahwa pemberikan sanksi pada pelanggar masa tenang dari tim

pendukung calon kepala desa sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun

2022 Pasal 32 dengan jelas menyebutkan bahwa pelanggaran larangan masa

50
Peraturan Bupati Demak Nomor 17 Tahun 2022 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemilihan
Kepala Desa Dalam Kondisi Bencana Nonalam Corona Virus Disease 2019. Halaman 19.
51
Wiknyo, Wakil Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Turitempel, Wawancara (Demak, 14
April 2023).

50
tenang Pilkades akan dikenakan sanksi berupa teguran tertulis. Panitia

Pemilihan Tingkat Desa akan memberikan sanksi tertulis kepada calon Kepala

Desa dalam waktu 1x24 jam setelah ditemukan bukti pelanggaran. Salinan

teguran tertulis tersebut akan disampaikan juga kepada Bupati dan Camat.52

Oleh karena itu, penting bagi seluruh calon, tim kampanye/pendukung,

dan elemen lain yang terlibat dalam Pilkades untuk mematuhi peraturan dan

menghormati masa tenang. Setiap pelanggaran selama periode ini akan

mengakibatkan konsekuensi yang dapat berdampak negatif terhadap

pencalonan. Apabila sudah dilaksanakan masa tenang, dan sudah ditetapkan

waktu untuk pemungutan suara, maka pelaksanaan selanjutnya pada pilkades di

Desa Turitempel adalah pemungutan dan perhitungan suara.

Bapak Sutarto selaku Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Turitempel

menjelaskan bahwa :

“Penyelenggaraan Pemungutan dan Perhitungan Suara pada Pilkades di


masa pandemi Covid-19 mengharuskan kami mengambil langkah-
langkah tambahan untuk memastikan keamanan pemilih, penyelenggara
pilkades, dan pemangku kepentingan lainnya. Proses pencoblosan
dilakukan dengan mematuhi protokol kesehatan secara ketat, antara lain
penggunaan masker, menjaga jarak fisik, dan menyediakan hand
sanitizer di setiap TPS”.53

Berdasarkan penjelasan dari Bapak Sutarto bahwa proses pemungutan

dan penghitungan suara pada pilkades di Desa Turitempel mengacu pada

ketegasan penerapan protokol kesehatan dan menyediakan fasilitas yang

mendukung untuk melindungi semua pihak dari penyebaran Covid-19. Hal ini

52
Peraturan Bupati Demak Nomor 17 Tahun 2022 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemilihan
Kepala Desa Dalam Kondisi Bencana Nonalam Corona Virus Disease 2019. Halaman 19.
53
Sutarto, Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Turitempel, Wawancara (Demak, 14 April
2023).

51
menunjukan adanya rekevansi dengan Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2022

pasal 34 pada butir (c) bahwa “Pemungutan suara wajib mempertimbangkan

kondisi demografi Desa, zona penyebaran Corona Virus Disease 2019 serta

penyusunan tata letak tempat duduk dengan memperhatikan penerapan jaga

jarak”.54 Sedangkan Bapak Wiknyo selaku Wakil Ketua Panitia Pemilihan

Kepala Desa Turitempel menjelaskan bahwa :

“Pengumuman hasil pehitungan suara juga dilakukan sesuai dengan


protokol kesehatan. Pengumuman tersebut dilakukan melalui berbagai
saluran media, antara lain situs resmi pemerintah daerah, media sosial,
dan surat kabar daerah. Kami juga membatasi jumlah orang yang boleh
hadir saat pengumuman hasil pilkades untuk mencegah penyebaran
Covid-19”.55

Berdasarkan penjelasan dari Bapak Wiknyo bahwa proses pengumuman

hasil pemungutan dan perhitungan suara dalam pilkades di Desa Turitempel

dilakukan dengan menjaga protokol kesehatan dan penambahan upaya

pencegahan penyebaran COVID-19 akibat banyaknya orang yang berkumpul

(kerumunan), maka panitia pemilihan kepala desa Turitempel memberikan

fasilitas pengumunan hasil perhitungan suara melalui media sosial, surat kabar

dan secara langsung namun dibatasi. Hal ini didasarkan pada prinsip keamanan

dan kesehatan yang dijelaskan oleh Bapak Sujiono selaku Anggota panitia

pemilihan kepala desa Turitempel adalah :

“Kepentingan yang terlibat dalam pemilihan Pilkades adalah prioritas


utama kami. Kami mengambil setiap langkah yang diperlukan untuk

54
Peraturan Bupati Demak Nomor 17 Tahun 2022 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemilihan
Kepala Desa Dalam Kondisi Bencana Nonalam Corona Virus Disease 2019. Halaman 20.
55
Wiknyo, Wakil Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Turitempel, Wawancara (Demak, 14
April 2023).

52
memastikan bahwa pilkades dilakukan secara aman dan bertanggung
jawab dengan tetap menjaga integritas proses pilkades”.56

Berdasarkan penjelasan dari Bapak Sujiono bahwa pemberlakuan

ketegasan protokol kesehatan dalam pelaksanaan pilkades di desa Turitempel

merupakan bentuk performa dari Panitia Pemilihan Kepala Desa Turitempel.

Panitia pemilihan kepala desa memainkan peran penting dalam memastikan

bahwa protokol kesehatan ditegakkan secara ketat selama proses pemilihan.

Dengan menerapkan protokol kesehatan, panitia menunjukkan

komitmennya untuk melindungi kesehatan dan keselamatan semua pihak yang

terlibat dalam proses pilkades, termasuk para kandidat, tim

kampanye/pendukung, dan pemilih. Hal ini juga menunjukkan bahwa panitia

bertanggung jawab dan bertanggung jawab atas keberhasilan pemilihan kepala

desa.

Selain itu, penerapan protokol kesehatan yang ketat selama proses

pilkades juga dapat menjadi contoh bagi desa lain di Indonesia. Ini dapat

membantu mencegah penyebaran Covid-19 dengan tetap memungkinkan

berlangsungnya proses demokrasi pemilihan kepala desa.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada wawancara dapat

disimpulkan bahwa pelaksanaan Pilkades di Desa Turitempel telah sesuai

dengan Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2022 di Demak. Hal ini karena

Panitia Pemilihan Kepala Desa Turitempel menerapkan protokol kesehatan

secara ketat sebagaimana diamanatkan oleh peraturan tersebut. Peraturan

56
Sujiono, Anggota Panitia Pemilihan Kepala Desa Turitempel, Wawancara (Demak, 14 April
2023).

53
tersebut mewajibkan calon, tim kampanye/pendukung, dan elemen lain yang

terlibat dalam Pilkades untuk mematuhi protokol kesehatan, termasuk memakai

masker, menjaga jarak fisik, dan menghindari kerumunan. Peraturan Bupati

Nomor 17 Tahun 2022 tersebut juga mengatur tentang sanksi pelanggaran pada

masa kampanye dan masa tenang, serta tata cara pemungutan dan penghitungan

suara selama pandemi.

4.2. Kendala dan Upaya dalam mengatasi Implementasi Peraturan Bupati

Nomor 17 Tahun 2022 Tentang Pilkades Pada Pilkades Turitempel

Kecamatan Guntur Kabupaten Demak

a Adapun kendala mengenai implementasi Peraturan Bupati Nomor 17

Tahun 2022 di Demak pada pilkades di Desa Turitempel tahun 2022,

adalah :

1. Kurangnya kesadaran

Salah satu hambatan signifikan untuk mengimplementasikan peraturan

tersebut adalah kurangnya kesadaran masyarakat, terutama para kandidat

dan tim kampanye/pendukung calon kepala desa Turitempel tentang

peraturan dan ketentuan yang diatur dalam peraturan tersebut. Bapak Sutarto

selaku Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Turitempel menjelaskan :

“Implementasi peraturan selama Covid-19 ini cukup menantang di


desa kami, terutama karena kurangnya kesadaran penduduk setempat.
Banyak orang tidak mengetahui peraturan tersebut, dan hal ini
mempersulit kami untuk menegakkannya secara efektif, terutama
dengan tantangan tambahan dari pandemi. Seperti, salah satu syarat
dari peraturan tersebut adalah bahwa calon kepala desa harus
mengikuti protokol kesehatan tertentu, seperti memakai masker dan
menjaga jarak fisik selama proses pemilihan. Namun, beberapa
kandidat dan anggota masyarakat tidak mengetahui persyaratan ini,

54
dan kami harus mengingatkan berulang kali untuk mengikuti
pedoman tersebut”.57

Bapak Sutarto mencontohkan bagaimana kurangnya kesadaran ini

berdampak pada penerapan aturan tersebut selama Covid-19, seperti calon

dan anggota masyarakat tidak mengikuti protokol kesehatan yang

dipersyaratkan selama proses pemilihan. Untuk mengatasi masalah ini,

masyarakat telah melakukan kampanye edukasi publik untuk meningkatkan

kesadaran akan peraturan dan pentingnya mengikuti protokol kesehatan

selama pandemi. Sehingga masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan

untuk mengedukasi masyarakat dan memastikan kepatuhan terhadap

Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2022 pad Pilkades di desa Turitempel.

2. Keterbatasan sumber daya

Kendala lain bisa berupa kurangnya sumber daya seperti keuangan,

logistik, dan sumber daya manusia untuk menegakkan peraturan secara

efektif. Misalnya, menegakkan protokol kesehatan selama kampanye

pemilihan dan proses pemungutan suara dapat memerlukan tambahan staf,

peralatan, dan perlengkapan, yang mungkin sulit untuk didapatkan. Adapun

Bapak Wiknyo selaku Wakil Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa

Turitempel menyatakan bahwa :

“Kendala yang kami alami, salah satunya dari keterbatasan fasilitas


yaitu APD. Salah satu syarat dari peraturan itu adalah menyediakan
alat pelindung diri (APD) kepada semua peserta dalam proses
Pilkades. Namun, kami tidak memiliki APD yang cukup untuk

57
Sutarto, Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Turitempel, Wawancara (Demak, 14 April
2023).

55
dibagikan kepada semua orang, dan hal ini menyulitkan kami untuk
memastikan kepatuhan terhadap peraturan tersebut”.58

Bapak Wiknyo menjelaskan bahwa bagaimana keterbatasan sumber

daya, khususnya APD, berdampak pada implementasi Peraturan Bupati

Nomor 17 Tahun 2022 selama COVID-19. Peraturan tersebut mewajibkan

APD untuk disediakan kepada semua peserta dalam proses Pilkades, tetapi

APD yang tersedia tidak cukup untuk dibagikan kepada semua orang,

sehingga sulit untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan tersebut.

Namun, jelas bahwa diperlukan lebih banyak dukungan dari

pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya untuk menyediakan sumber

daya dan pendanaan yang diperlukan untuk menerapkan peraturan tersebut

secara efektif selama pandemi. Tanpa sumber daya yang memadai, akan

sulit untuk memastikan kepatuhan terhadap Peraturan Bupati Nomor 17

Tahun 2022 dan melindungi kesehatan dan keselamatan masyarakat yang

terlibat dalam proses Pilkades.

3. Resistensi dari pemangku kepentingan

Implementasi peraturan tersebut dapat menghadapi perlawanan dari

berbagai pemangku kepentingan, termasuk partai politik, kandidat, dan

pendukungnya, yang mungkin tidak setuju dengan beberapa aturan dan

batasan yang diatur dalam peraturan tersebut. Adapun penjelasan dari Bapak

Wiknyo selaku Wakil Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Turitempel

adalah :

58
Wiknyo, Wakil Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Turitempel, Wawancara (Demak, 14
April 2023).

56
“Kendala utama yang kami hadapi dalam mengimplementasikan
peraturan tersebut selama pandemi adalah resistensi dari pemangku
kepentingan. Beberapa anggota masyarakat dan caleg menolak
mengikuti pedoman dan peraturan yang diberlakukan untuk mencegah
penyebaran Covid-19 selama proses Pilkades”.59

Berdasarkan penjelasan dari Bapak Wiknyo yang menyoroti bahwa

kendala utama dalam mengimplementasikan Peraturan Bupati Nomor 17

Tahun 2022 di masa pandemi adalah resistensi dari pemangku kepentingan,

khususnya anggota masyarakat dan calon legislatif yang menolak untuk

mematuhi pedoman dan peraturan tersebut. Meski telah dilakukan upaya

edukasi dan penyadaran akan pentingnya mengikuti imbauan tersebut, masih

ada oknum yang menggelar acara kampanye yang melanggar ketentuan

physical distancing dan protokol kesehatan lainnya. Sedangkan Bapak

Sujiono selaku Anggota Panitia Pemilihan Kepala Desa Turitempel

menambahkan bahwa:

“Beberapa kandidat mengadakan acara kampanye yang melanggar


persyaratan jarak fisik dan protokol kesehatan lainnya. Terlepas dari
upaya kami untuk mendidik tentang pentingnya mengikuti pedoman
ini, menolak untuk mengubah perilaku ”.60

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Sujiono bahwa kendala

utama pelaksanaan Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2022 di masa

pandemi ini adalah perilaku sebagian calon yang menggelar acara kampanye

yang melanggar ketentuan physical distancing dan protokol kesehatan

lainnya. Meski ada upaya untuk mendidik dan meningkatkan kesadaran

59
Sutarto, Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Turitempel, Wawancara (Demak, 14 April
2023).
60
Sujiono, Anggota Panitia Pemilihan Kepala Desa Turitempel, Wawancara (Demak, 14 April
2023).

57
tentang pentingnya mengikuti pedoman, beberapa kandidat menolak untuk

mengubah perilaku . Perilaku ini tidak hanya membuat dirinya dan

pendukungnya berisiko tertular Covid-19, tetapi juga melemahkan upaya

pencegahan penyebaran virus selama proses Pilkades.

Informan menekankan perlunya tindakan yang lebih proaktif untuk

menegakkan peraturan dan memastikan kepatuhan dari semua kandidat dan

pendukungnya. Ini termasuk hukuman dan sanksi yang lebih ketat untuk

pelanggaran, peningkatan pemantauan dan pengawasan, serta komunikasi

dan pendidikan yang jelas tentang konsekuensi ketidakpatuhan. Informan

juga mencatat bahwa membangun kepercayaan dan kemitraan dengan tokoh

masyarakat dan kandidat dapat membantu mengatasi kekhawatiran atau

masalah dan mendorong kerja sama dalam mengimplementasikan

peraturan tersebut selama pandemi. Secara keseluruhan, para narasumber

menekankan pentingnya tanggung jawab bersama dan kerja sama seluruh

pemangku kepentingan dalam menyukseskan proses Pilkades di masa

pandemi.

Hasil wawancara dengan berbagai narasumber mengungkapkan bahwa

pelaksanaan Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2022 di masa pandemi di

Desa Turitempel, Demak menghadapi beberapa kendala. Hambatan utama

adalah kurangnya kesadaran, sumber daya yang terbatas, dan resistensi dari

pemangku kepentingan, termasuk beberapa anggota masyarakat dan

kandidat yang menolak untuk mengikuti pedoman dan peraturan untuk

mencegah penyebaran Covid-19 selama proses Pilkades di desa Turitempel.

58
Kurangnya kesadaran akan peraturan tersebut mempersulit pihak

berwenang untuk menegakkannya secara efektif, terutama dengan tambahan

tantangan pandemi. Selain itu, sumber daya yang terbatas, terutama alat

pelindung diri (APD), menghambat pihak berwenang untuk mematuhi

peraturan. Resistensi dari beberapa pemangku kepentingan, khususnya

anggota masyarakat dan caleg, juga menjadi tantangan yang signifikan.

Meskipun ada upaya untuk mendidik dan meningkatkan kesadaran tentang

pentingnya mengikuti pedoman, beberapa individu mengadakan acara

kampanye yang melanggar persyaratan jarak fisik dan protokol kesehatan

lainnya.

b Sedangkan upaya mengatasi hambatan pelaksanaan Peraturan Bupati

Demak Nomor 17 Tahun 2022 dapat berupa:

1. Edukasi dan Sosialisasi

Memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat khususnya

calon Kepala Desa beserta tim kampanye/dukungannya tentang pentingnya

mematuhi protokol kesehatan dan konsekuensi jika melanggarnya. Hal ini

dapat dilakukan melalui berbagai saluran, seperti poster, brosur,

pengumuman publik, dan media sosial. Bapak Sutarto selaku Ketua Panitia

Pemilihan Kepala Desa Turitempel menyatakan bahwa :

“Upaya mengatasi kendala yang dilakukan oleh panitia pemilihan


kepala desa Turitempel telah melakukan berbagai kegiatan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat setempat tentang pentingnya
mematuhi peraturan untuk mencegah penyebaran Covid-19 selama
proses Pilkades. telah mengadakan pertemuan dengan tokoh

59
masyarakat, kandidat, dan pemangku kepentingan lainnya untuk
membahas peraturan dan implikasinya”.61

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Sutarto bahwa panitia

telah melakukan program sosialisasi untuk mengedukasi masyarakat luas

tentang pentingnya mengikuti protokol kesehatan selama proses Pilkades.

Program penjangkauan ini termasuk membagikan pamflet dan poster yang

menyoroti persyaratan utama peraturan dan menjelaskan pentingnya

mematuhinya. Selain itu, panitia juga telah bekerja sama dengan dinas

kesehatan setempat untuk memastikan tersedianya alat pelindung diri (APD)

yang cukup bagi seluruh peserta dalam proses Pilkades. juga telah

melakukan upaya untuk memastikan APD didistribusikan secara adil dan

setiap orang yang membutuhkan dapat mengaksesnya.

2. Penegakan Kebijakan

Penegakan aturan secara tegas oleh pihak yang berwenang, seperti

Panitia Pemilihan Tingkat Desa, Panitia Pemilihan Tingkat Kecamatan, dan

Panitia Pemilihan Tingkat Kabupaten. Termasuk melakukan pemeriksaan,

pemantauan, dan penjatuhan sanksi bagi yang melanggar protokol

kesehatan selama masa kampanye dan hari pencoblosan. Bapak Wiknyo

selaku Wakil Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Turitempel menyatakan

bahwa :

“Untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan, pemerintah daerah


mungkin perlu meningkatkan kegiatan pemantauan dan pengawasan
selama proses Pilkades. Ini mungkin melibatkan penugasan personel
untuk mengamati dan melaporkan perilaku kandidat dan peserta, serta
61
Sutarto, Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Turitempel, Wawancara (Demak, 14 April
2023).

60
melakukan inspeksi rutin ke TPS dan tempat lain untuk memastikan
bahwa protokol kesehatan dipatuhi. Selain pemantauan, pihak
berwenang mungkin perlu mengambil tindakan penegakan terhadap
yang melanggar peraturan. Ini mungkin termasuk mengeluarkan
peringatan lisan atau tertulis kepada kandidat atau peserta yang tidak
mengikuti protokol kesehatan, atau bahkan mengenakan denda atau
hukuman lain untuk ketidakpatuhan berulang kali”.62

Berdasarkan hasil wawancara terungkap bahwa panitia pemilihan

kepala desa Turitempel telah melakukan beberapa langkah untuk

menegakkan Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2022 selama proses

Pilkades. Dan telah menugaskan personel untuk memantau dan melaporkan

perilaku kandidat dan peserta, serta melakukan pemeriksaan rutin ke TPS

dan tempat lain untuk memastikan kepatuhan terhadap protokol kesehatan.

Selain pengawasan, aparat juga melakukan penindakan terhadap yang

melanggar peraturan. Dan mengeluarkan peringatan lisan dan tertulis kepada

kandidat atau peserta yang tidak mengikuti protokol kesehatan, bahkan

mengenakan denda atau hukuman lain untuk ketidakpatuhan berulang.

Selain itu, panitia juga telah bekerja sama dengan lembaga penegak

hukum setempat untuk memastikan peraturan ditegakkan dengan baik. Hal

ini turut meningkatkan efektivitas kegiatan penertiban dan memberikan

pesan yang kuat kepada masyarakat bahwa aturan harus dipatuhi untuk

mencegah penyebaran Covid-19 selama proses Pilkades. Secara

keseluruhan, upaya penegakan Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2022

melalui pengawasan dan penindakan telah efektif dalam memastikan

62
Wiknyo, Wakil Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Turitempel, Wawancara (Demak, 14
April 2023).

61
kepatuhan dan pencegahan penyebaran Covid-19 selama proses Pilkades di

Desa Turitempel Demak.

3. Kolaborasi

Kolaborasi antara otoritas dan pemangku kepentingan terkait, seperti

otoritas kesehatan, untuk memastikan implementasi peraturan tersebut

sejalan dengan protokol dan pedoman kesehatan terbaru. Ini termasuk

menyediakan alat pelindung diri (APD) dan melakukan pemeriksaan

kesehatan bagi pemilih dan petugas pilkades. Bapak Sujiono selaku Anggota

Panitia Pemilihan Kepala Desa Turitempel menyatakan bahwa :

“Pemerintah daerah dapat bekerja sama dengan tokoh masyarakat,


calon, dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengembangkan dan
menerapkan strategi untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan.
Ini mungkin melibatkan pembentukan gugus tugas atau komite untuk
mengawasi proses Pilkades dan memantau kepatuhan terhadap
protokol kesehatan. Selain itu, kolaborasi juga dapat melibatkan kerja
sama dengan organisasi atau lembaga eksternal untuk menyediakan
sumber daya dan dukungan. Misalnya, pemerintah daerah dapat
bekerja sama dengan organisasi kesehatan untuk menyediakan APD
dan perlengkapan lain yang diperlukan untuk memastikan kepatuhan
protokol kesehatan selama proses Pilkades”.63

Hasil wawancara mengungkapkan bahwa kolaborasi merupakan

strategi penting untuk mengatasi kendala pelaksanaan Peraturan Bupati

Nomor 17 Tahun 2022 tentang Pilkades pada masa Covid-19 di Desa

Turitempel Demak. Pemerintah daerah dapat berkolaborasi dengan berbagai

pemangku kepentingan, seperti tokoh masyarakat, calon, dan organisasi atau

lembaga eksternal, untuk mengembangkan dan menerapkan strategi untuk

memastikan kepatuhan terhadap Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2022.


63
Sujiono, Anggota Panitia Pemilihan Kepala Desa Turitempel, Wawancara (Demak, 14 April
2023).

62
Salah satu contoh kerjasama adalah pembentukan gugus tugas atau

panitia untuk mengawal proses Pilkades dan memantau kepatuhan protokol

kesehatan. Ini dapat melibatkan penunjukan perwakilan dari kelompok

pemangku kepentingan yang berbeda untuk berpartisipasi dalam satuan

tugas atau komite dan bekerja sama untuk memastikan bahwa protokol

kesehatan dipatuhi. Kolaborasi juga dapat melibatkan bekerja dengan

organisasi atau lembaga eksternal untuk menyediakan sumber daya dan

dukungan. Misalnya, pemerintah daerah dapat bekerja sama dengan

organisasi kesehatan untuk menyediakan APD dan peralatan lain yang

dibutuhkan untuk memastikan kepatuhan terhadap protokol kesehatan

selama proses Pilkades.

4. Teknologi

Memanfaatkan teknologi untuk mengurangi kontak fisik dan risiko

penyebaran virus. Ini termasuk mempromosikan opsi kampanye.. Bapak

Sutarto selaku Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Turitempel

menjelaskan bahwa :

“Kami telah menjajaki berbagai cara untuk memanfaatkan teknologi


untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan. Salah satu
pendekatan yang kami lakukan adalah memaksimalkan fitur pada
sosial media yang memberikan informasi tentang peraturan dan
protokol kesehatan yang harus diikuti selama proses Pilkades
Turitempel. Melalui media sosial juga memungkinkan peserta untuk
melaporkan setiap pelanggaran yang saksikan selama proses
berlangsung”.64

64
Sutarto, Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Turitempel, Wawancara (Demak, 14 April
2023).

63
Hasil wawancara mengungkapkan bahwa panitia pemilihan kepala

desa Turitempel telah memanfaatkan teknologi untuk memaksimalkan

kepatuhan terhadap peraturan. Salah satu strateginya adalah memanfaatkan

platform media sosial untuk menyebarkan informasi tentang peraturan dan

protokol kesehatan yang harus diikuti selama proses Pilkades. Pendekatan

ini memungkinkan jangkauan yang lebih luas dan penyebaran informasi

yang cepat. Selain itu, platform media sosial dapat digunakan sebagai

mekanisme pelaporan, memungkinkan peserta untuk melaporkan setiap

pelanggaran yang saksikan selama proses Pilkades. Dengan memanfaatkan

teknologi, panitia pemilihan kepala desa dapat memastikan bahwa informasi

dapat diakses dengan mudah dan mendorong partisipasi masyarakat dalam

penegakan peraturan.

5. Implementasi Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2022 yang fleksibel

Pemerintah daerah dapat fleksibel dalam mengimplementasikan

peraturan, dengan mempertimbangkan kebutuhan dan keadaan khusus dari

desa Turitempel. Misalnya, dapat menyesuaikan waktu kegiatan tertentu

atau memberikan metode kampanye alternatif yang sesuai dengan peraturan.

Bapak Wiknyo selaku Wakil Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa

Turitempel menjelaskan bahwa :

“Panitia telah mengambil pendekatan yang berpusat pada masyarakat


untuk menerapkan peraturan, yang memperhatikan karakter sosial
desa kami. Misalnya, kami telah menekankan pentingnya gotong
royong dan pertimbangan selama proses Pilkades, dan telah
mendorong calon membatasi fisik hubungi dan prioritaskan metode
kampanye virtual. Kami juga telah menyediakan opsi alternatif untuk
pemungutan suara lebih awal bagi lansia atau individu yang berisiko
tinggi. Dengan menyesuaikan pendekatan kami dengan kebutuhan dan

64
kebiasaan komunitas kami, kami dapat mencapai tingkat kepatuhan
yang tinggi terhadap peraturan sambil tetap mempertahankan nilai-
nilai dan tradisi lokal desa Turitempel”.65

Hasil wawancara menunjukkan bahwa di Desa Turitempel Demak,

panitia telah mengadopsi pendekatan yang berpusat pada masyarakat dalam

implementasi Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2022, yang memperhatikan

karakter sosial dan nilai-nilai desa. Panitia menekankan pentingnya gotong

royong dan pertimbangan selama proses Pilkades, dan mendorong kandidat

untuk membatasi kontak fisik dan mengutamakan metode kampanye virtual.

Selain itu, panitia telah memberikan opsi alternatif untuk pemungutan suara

lebih awal bagi lansia atau individu berisiko tinggi. Pendekatan ini telah

memungkinkan desa untuk mempertahankan tradisinya sambil mencapai

tingkat kepatuhan yang tinggi terhadap peraturan. Ini adalah contoh efektif

tentang bagaimana pendekatan yang fleksibel dan berpusat pada masyarakat

dapat digunakan untuk menerapkan peraturan selama masa-masa sulit.

Sedangkan Bapak Sutarto selaku Ketua Panitia Pemilihan Kepala

Desa Turitempel menambahkan bahwa :

“Panitia telah memberikan alternatif metode kampanye yang sesuai


dengan protokol kesehatan seperti kampanye virtual, namun tetap
memperbolehkan caleg untuk mengkomunikasikan platformnya
kepada pemilih. Pendekatan fleksibel ini sangat penting dalam
memastikan keberhasilan proses Pilkades di desa Turitempel”.66

65
Wiknyo, Wakil Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Turitempel, Wawancara (Demak, 14
April 2023).
66
Sutarto, Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Turitempel, Wawancara (Demak, 14 April
2023).

65
Informan menjelaskan bahwa panitia telah menyediakan metode

kampanye alternatif yang sesuai dengan protokol kesehatan untuk

memastikan keberhasilan proses Pilkades di desa Turitempel. Kampanye

virtual adalah aspek kunci dari pendekatan fleksibel ini, memungkinkan

kandidat untuk mengomunikasikan platform kepada pemilih sambil

mematuhi protokol kesehatan. Fleksibilitas panitia dalam menyesuaikan

kebutuhan desa menjadi salah satu faktor penting dalam menyukseskan

proses Pilkades di masa pandemi Covid-19.

Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa terdapat

beberapa upaya dalam mengatasi kendala dalam pelaksanaan Peraturan

Bupati Nomor 17 Tahun 2022 tentang Pilkades pada masa Covid-19 di Desa

Turitempel Demak antara lain pendidikan dan sosialisasi yang fleksibel,

penegakan hukum, kolaborasi, teknologi, dan implementasi peraturan yang

memperhatikan kebutuhan dan keadaan khusus desa. Pemerintah daerah

juga berperan dalam memberikan dukungan melalui pendekatan fleksibel

untuk menerapkan peraturan tersebut. Penggunaan metode kampanye virtual

dan media sosial untuk memberikan informasi dan melaporkan pelanggaran

telah efektif dalam memastikan kepatuhan terhadap protokol kesehatan

dengan tetap menjaga nilai-nilai lokal dan tradisi desa.

Secara keseluruhan, gabungan dari upaya-upaya tersebut dapat

membantu mengatasi hambatan pelaksanaan Peraturan Bupati Nomor 17

Tahun 2022 pada Pilkades di desa Turitempel Demak dan memastikan

pelaksanaan Pilkades secara aman dan efisien.

66
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari hasil temuan dalam penelitian ini antara lain :

1. Prinsip pelaksanaan pemilihan kepala desa melibatkan pemberdayaan

masyarakat, yang dianggap penting untuk menyelenggarakan pemilihan

yang adil dan demokratis. Untuk mencapai proses yang adil dan demokratis,

penting untuk mendorong transparansi selama pemilihan kepala desa.

Impelmentasi Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2022 tentang pilkades pada

pelaksanaan Pilkades di desa Turitempel sesuai dengan pada pasal 2, pasal 4

ayat 1, pasal 17, pasal 25, pasal 31, pasal 32, pasal 34 pada butir (c) yang

merujuk pada pelaksanaan Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2022 di

Pilkades Desa Turitempel telah berhasil menjamin keselamatan dan

kesehatan warga desa dengan tetap menjunjung tinggi prinsip demokrasi.

Peraturan tersebut memberikan kerangka kerja yang dapat disesuaikan

dengan kebutuhan spesifik masing-masing desa, dan dapat menjadi

percontohan bagi daerah lain di Indonesia yang menghadapi tantangan

serupa dalam melakukan pemilihan kepala desa di masa pandemi Covid-19.

2. Tantangan utama dalam mengimplementasikan Peraturan Bupati Nomor 17

Tahun 2022 terkait Pilkades adalah kurangnya kesadaran, sumber daya yang

tidak memadai, dan resistensi dari pemangku kepentingan. Namun, langkah-

67
langkah untuk mengatasi kendala tersebut di Desa Turitempel Demak

selama pandemi Covid-19 meliputi pendidikan dan sosialisasi yang

fleksibel, penegakan hukum, kolaborasi, teknologi, dan peraturan yang

disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan desa.

5.2. Saran

Berdasarkan temuan dan analisis, berikut adalah beberapa saran untuk

efektivitas implementasi Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2022 dalam proses

Pilkades di desa Turitempel:

1. Penguatan penegakan hukum

Keberhasilan implementasi peraturan juga tergantung pada efektivitas

penegakan hukum dalam memastikan bahwa aturan dan protokol dipatuhi.

Oleh karena itu, otoritas terkait harus waspada dalam memantau

pelaksanaan peraturan dan menjatuhkan hukuman kepada pelanggar.

2. Menyesuaikan peraturan dengan kebutuhan khusus desa

Mengingat keadaan dan persyaratan yang unik dari setiap desa,

penting untuk menyesuaikan pelaksanaan peraturan dengan kebutuhan

khusus desa Turitempel. Hal ini dapat dicapai melalui kerjasama yang erat

dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan pemangku kepentingan

lainnya untuk memastikan bahwa peraturan tersebut dilaksanakan dengan

cara yang layak dan efektif bagi desa.

68
DAFTAR PUSTAKA

Buku

Endik Hidayat. Oligarki Dalam Kekuasaan Di Pilkades Surabaya: Airlangga

University Press. 2020.

Irwan Tahir. M Dan Sadu Wasitiono. Administrasi Pemerintahan Desa. Tangerang

Selatan: Universitas Terbuka. 2019.

Mardikanto dan Soebianto. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif Kebijakan

Publik (Cet. 3). Bandung. 2017.

Mochammad Zaini Mustakim. Kepemimpinan Desa. Jakarta: Kementrian Desa.

Pembangunan Daerah Tertinggal. Dan Transmigrasi Republik Indonesia. 2017.

Moh Nazir. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. 1998.

Muhamad Mu'iz Raharjo. Kepemimpinan Kepala Desa. Jakarta: Bumi Aksara. 2020

Muhyi.dkk. Metodologi Penelitian. surabaya: Adi Buana University Press. 2018.

Qamar. Nurul dan Farah Syah Rezah. Metode Penelitian Hukum Doktrinal Dan Non-

Doktrinal. SIGn. Makasar. 2020.

Rusyan, Tabrani. Membangun Efektivitas Kinerja Kepala Desa. Jakarta: bumi aksara.

2018.

Salahudin, M. Kewenangan Desa Dan Regulasi Desa. Jakarta: Kementerian Desa

PDTT RI. 2015.

Solekhan, M. Penyelenggaraan Pemerintah Desa Berbasis Partisipasi Masyarakat.

Malang: Setara Press. 2014.

Sugiyo, Nomor. Metode Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta. 2016.

Timotius. Pengantar Metodologi Penelitian. Surakarta: Andi Offset. 2017.

69
Joko Widodo. Konsep Dan Aplikasi Analisis Proses Kebijakan Publik. Media Nusa Creative

(MNC Publishing), 2022.

Peraturan Perundang-Undangan

Peraturan Bupati Demak Nomor 17 Tahun 2022 Tentang Petunjuk Pelaksanaan

Pemilihan Kepala Desa Dalam Kondisi Bencana Nonalam Corona Virus

Disease 2019.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2007

tentang Kader Pemberdayaan Masyarakat.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 122 Tahun 2014

Tentang Pemilihan Kepala Desa

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.

Jurnal/Artikel

Aginda. R. “Perilaku Politik Masyarakat Dalam Pemilihan Kades Desa Gunung Tiga

Kecamatan Ulu Ogan Kabupaten OKU Periode 2020-2026”. (Doctoral

dissertation. UIN Raden Fatah Palembang). Halaman 21.

Ebenhaeser Offler Tandayu. Markus Kaunang. And Sarah Sambiran. “Peran Badan

Permusyawaratan Desa Dalam Pembentukan Panitia Pemilihan Hukum Tua Di

Desa Tonsewer Kecamatan Tompaso Barat Kabupaten Minahasa.” Jurnal

Eksekutif 1. Nomor 1 (2017).

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jurnaleksekutif/article/view/15591

diakses pada 26 Desember 2022

70
Goestyari Kurnia Amantha. “Pemilihan Kepala Desa Hubunganya Sangat Erat

Dengan Kehidupan Pemerintah Desa Yang Nantinya Berperan Sangat Penting

Sebagai Penggerak Bagi Kesejahteraan Masyarakat Desa Secara Historis.”

Jurnal Ilmu Pemerintahan Widya Praja 47. Nomor 1 (2021): 67–79.

Https://Doi.Org/10.33701/Jipwp.V47i1.1490. diakses pada 25 Desember 2022.

JDIH BPK RI. “Petunjuk Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa dalam Kondisi

Bencana Non Alam Corona Virus Disease 2019”.

(https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/216482/perbup-kab-demak-no-17-

tahun-2022. Diunduh 15 April 2023).

Muhamad Ikhsan. “Efektifitas Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa Di Desa Sulai

Kecamatan Ulumnada Kabupaten Majene.” Universitas Muhhamadiyah

Makasar. 2019. 1–23. https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/6011-

Full_Text.pdf diakses pada 25 Desember 2022

M. Surya Rahmadi. “Pemilihan Kepala Desa Menurut Perspektif Politik Hukum

Islam (Studi Pada Desa Kota Dalam Kecamatan Sidomulyo Kabupaten

Lampung Selatan).” 2021. 6. http://repository.radenintan.ac.id/16081/2/Cover

%20Bab%201%20-2%20Dapus.pdf diakses pada 25 Desember 2022

Ramadani. “Analisis Pemilihan Kepala Desa Serentak Terhadap Demokrasi Lokal Di

Desa Tanjung Kabupaten Aceh Tamiang.” 2017. 1–14.

http://repository.uma.ac.id/handle/123456789/8284 diakses pada 25 Desember

2022

Wayan Ardi Andika . Bambang Utoyo S . Eko Budi Sulistio. "Gaya Kepemimpinan

Kepala Desa Dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Untuk

71
Pembangunan Desa (Studi Gedung Wani Kecamatan Marga Tiga Kabupaten

Lampung Timur)". Jurnal Administrative 3 Nomor 2( 2021): 214

http://repository.lppm.unila.ac.id/31413/1/220523%20Gaya

%20Kepemimpinan%20Kepala%20Desa%20Dalam%20Meningkatkan

%20Partisipasi%20Masyarakat%20untuk%20Pembangunan%20Desa.pdf

diakses pada 25 Desember 2022

Yuni Arifiani. Ratna Herawati. Indarja. “Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa

Serentak Di Kabupaten Brebes Tahun 2016” Diponogoro Law Jurnal 6.

Nomor 2 (2017):4. http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/ diakses

pada 26 Desember 2022.

Wawancara

Sujiono, Anggota Panitia Pemilihan Kepala Desa Turitempel, Wawancara (Demak,

14 April 2023).

Sutarto, Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Turitempel, Wawancara (Demak, 14

April 2023).

Wiknyo, Wakil Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Turitempel, Wawancara

(Demak,14April2023).

72
LAMPIRAN-LAMPIRAN

73
DAFTAR PEMILIH TETAP

PEMILIHAN KEPALA DESA TURITEMPEL

TAHUN 2022

RT RW JUMLAH

1 1 116
2 1 111
3 1 109
4 1 125
5 1 109
6 1 146
1 2 112
2 2 84
3 2 125
4 2 114
5 2 135
6 2 117
7 2 102
1 3 104
2 3 106
3 3 162
4 3 107
5 3 88
1 4 104
2 4 92
3 4 95
Jumlah 2363

74
75
REKAP DATA PEMILIH TETAP BERDASARKAN TPS

TPS Jumlah DPT Jenis Kelamin


Laki-laki Perempuan
1 469 224 225

2 474 238 236

3 492 251 241

4 472 232 240

5 456 227 229

Total 2363 1192 1171

76
TRANSKRIP WAWANCARA
Narasumber 1

Nama : Bapak Sutarto

Jabatan : Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Turitempel

Waktu : 14 April 2023

Tempat :

Peneliti Assalamu’alaikum, Mohon maaf, bisa perkenalkan diri dalam

pelaksanaan pilkades di Desa Turitempel ?

Narasumber Waalaikum salam, nama saya Sutarto selaku Ketua Panitia

Pemilihan Kepala Desa Turitempel. Iya silahkan mas

Peneliti Kapan dilaksanakanya pilkades di Desa Turitempel pak ?

Narasumber Kalau pencoblosan atau pemungutan suara 16 Oktober 2022

Peneliti Apa saja prinsip dalam Pemilihan Kepala Desa Turitempel ?

Narasumber Transparansi artinya semua pemangku kepentingan memiliki

akses ke informasi relevan yang diperlukan untuk membuat

keputusan tentang pilkades. Ini termasuk pemilih, kandidat, dan

petugas pemilihan kepala desa. Salah satu tantangan terbesar

adalah memastikan bahwa semua kandidat memiliki akses yang

sama terhadap informasi dan sumber daya. Dalam banyak kasus,

kepala desa petahana memiliki keunggulan dibandingkan

penantang karena akses mereka terhadap sumber daya dan

informasi

Peneliti Apa yang Bapak ketahui tentang Peraturan Bupati Nomor 17

77
Tahun 2022 ?

Narasumber Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2022 mengatur bahwa Panitia

Pemilihan Kepala Desa di Demak dibentuk oleh BPD (Badan

Permusyawaratan Desa). Panitia ini beranggotakan 9 orang,

antara lain perangkat desa, pengurus lemabga kemasyarakatan,

dan tokoh masyarakat

Peneliti Bagaianana menurut Bapak, mengenai kebijakan prinsip dalam

Pemilihan Kepala Desa Turitempel ?

Narasumber Menurut saya kebijakan tersebut merupakan langkah yang tepat

untuk mendorong demokrasi dan transparansi dalam pemilihan

kepala desa. Dengan mendorong partisipasi masyarakat,

kebijakan tersebut mengakui pentingnya melibatkan para

pemangku kepentingan dalam proses pemilu dan menciptakan

rasa memiliki dan akuntabilitas

Peneliti Sebelum adanya Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2022, apa

saja tahapan pilkades Turitempel ?

Narasumber Ada beberapa tahapan dalam pelaksanaan pilkades di Desa

Turitempel adalah pengumumamn jadwal pemilihan kepala desa,

dilanjutkan dengan pendaftaran calon kepala desa, setelah itu

akan ada kampanye oleh masing-masing kandidat kepala desa,

setelah masa tenang dilaksanakan pemilihan kepala desa dan

menghitung hasil pengumpulan suara.

Pengumuman

78
Pemerintah daerah atau perangkat desa akan mengumumkan

tanggal pemilihan Pilkades dan mengundang calon yang

memenuhi syarat untuk mendaftar.

Pendaftaran

Calon yang memenuhi syarat harus mendaftar ke pemerintah

daerah atau pejabat desa untuk berpartisipasi dalam pemilihan.

mungkin perlu memberikan informasi pribadi, seperti nama,

alamat, dan bukti kewarganegaraan calon kepala desa.

Kampanye

Kandidat akan berkampanye untuk mempromosikan platform

dan membujuk pemilih untuk memilih . mungkin mengadakan

aksi unjuk rasa, memberikan pidato, dan mendistribusikan materi

kampanye.

Pemungutan Suara

Pada hari pemilihan, pemilih yang memenuhi syarat di desa akan

memberikan suara untuk calon pilihan . Proses pemungutan

suara biasanya diadakan di ruang publik, seperti pusat komunitas,

dan diawasi oleh petugas pilkades.

Penghitungan suara

Setelah pemungutan suara selesai, petugas pemilihan akan

menghitung suara dan menentukan pemenangnya. Calon yang

memperoleh suara terbanyak akan dinyatakan sebagai pemenang

dan menjadi Kepala Desa yang baru.

79
Pengambilan sumpah

Kepala Desa yang baru terpilih akan dilantik dan menjalankan

tugasnya. akan bekerja untuk mengelola urusan desa, termasuk

pemerintahan, infrastruktur, dan program kesejahteraan sosial.

Peneliti Setelah adanya Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2022,

bagaimana pelaksanaan pilkades Turitempel ?

Narasumber Saat adanya Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2022 cukup

banyak perubahan aturan mengenai pilkades yang fokus pada

protokol kesehatan mas.

Pengumuman

Pemerintah daerah atau perangkat desa perlu memastikan bahwa

pengumuman tanggal pemilihan dan proses pendaftaran Pilkades

dapat diakses oleh semua orang, bahkan yang mungkin berada di

bawah karantina atau isolasi diri karena Covid-19.

Pendaftaran

Calon mungkin perlu menyerahkan dokumen pendaftaran secara

online atau melalui cara tanpa kontak lainnya untuk

meminimalkan interaksi fisik.

Kampanye

Kandidat mungkin perlu menemukan cara kreatif untuk

berkampanye yang mematuhi pedoman jarak sosial. mungkin

menggunakan media sosial, platform online, atau sarana digital

lainnya untuk menjangkau pemilih.

80
Voting

Proses voting mungkin perlu diubah untuk mencegah penyebaran

Covid-19. Misalnya, petugas mungkin perlu mendirikan beberapa

tempat pemungutan suara untuk mengurangi kepadatan dan

memastikan jarak fisik. mungkin juga meminta pemilih dan

pejabat untuk memakai masker dan menyediakan pembersih

tangan.

Penghitungan suara

Proses penghitungan suara mungkin perlu disesuaikan untuk

meminimalkan kontak fisik antar petugas. Ini mungkin termasuk

menggunakan sistem penghitungan suara digital atau melakukan

proses dalam kelompok yang lebih kecil.

Pengambilan sumpah

Pengambilan sumpah Kepala Desa yang baru terpilih mungkin

perlu dilakukan dengan mengikuti pedoman jarak sosial.

Misalnya, pejabat mungkin perlu membatasi jumlah peserta atau

melakukan upacara secara daring.

Peneliti Dalam pelaksanaan pilkades, dengan adanya Peraturan Bupati

Nomor 17 Tahun 2022. Bagaimana tanggug jawab Panitia

Pemilihan Kepala Desa Turitempel ?

Narasumber Panitia bertanggung jawab untuk memverifikasi kelayakan calon,

melakukan proses seleksi berdasarkan kelayakan dan

transparansi, dan memastikan bahwa pemilihan itu adil dan

81
demokratis. Proses tersebut diharapkan melibatkan keterlibatan

masyarakat, komunikasi terbuka, dan komitmen untuk

menegakkan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik.

Peneliti Apakah terdapat penegasan mengenai Peraturan Bupati Nomor

17 Tahun 2022 pada pelaksanaan pilkades Turitempel ?

Narasumber Selama awal diadakanya pemilihan kepala desa oleh BPD, sudah

ada ketegasan mengenai protokal kesehatan dalam pelaksanaan

pilkades di Desa Turitempel, ini adalah tanggapan pentingnya

adanya pilkades namun pada saat pandemi Covid-19. Hal ini

sudah dijelaskan dalam Peraturan Bupati Demak Nomor 17

Tahun 2022 Pasal 4 ayat 1

Peneliti Apa saja bentuk penerapan protokol kesehatan yang Panitia

Pemilihan Kepala Desa Turitempel pada saat pilkades dan

merujuk pada Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2022 ?

Narasumber Kalau penerapan protokol kesehatan yang Panitia Pemilihan

Kepala Desa Turitempel

Penggunaan masker wajah

Semua petugas pilkades, kandidat, dan pemilih harus memakai

masker selama proses pilkades untuk mencegah penyebaran

virus.

Jarak fisik

Langkah-langkah jarak fisik yang sesuai harus diterapkan, seperti

menandai lantai atau area tempat duduk untuk memastikan

82
bahwa individu menjaga jarak yang aman satu sama lain.

Kebersihan tangan

Pembersih tangan atau tempat cuci tangan harus tersedia di

seluruh tempat pemilihan, dan individu harus didorong untuk

sering mencuci tangan.

Pemeriksaan suhu

Semua orang yang memasuki tempat pemilihan harus diperiksa

suhunya untuk mengidentifikasi siapa pun yang demam, yang

mungkin merupakan gejala Covid-19.

Kehadiran terbatas

Jumlah orang yang hadir di tempat pemilihan harus dibatasi

untuk mematuhi persyaratan jarak fisik dan untuk mencegah

kepadatan berlebih.

Peneliti Dari pemahaman Bapak mengenai Peraturan Bupati Nomor 17

Tahun 2022. Bagaimana anjuran yang diterapkan saat pilkades di

masa pandemi ?

Narasumber Memang melihat Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2022 banyak

sekali anjuran atau tekanan dari pihak pemerintah kabupaten

untuk menjaga protokol kesehatan, termasuk dalam sektor

pengawasan pada calon kepala desa yang sudah lolos kualifikasi

menjadi calon kepala desa untuk tidak membuat kerumunan atau

kampanye yang melibatkan risiko menyebarnya Covid-19 di

Desa Turitempel.

83
Peneliti Bagaimana pelaksanaan salah satu unsur pilkades di Desa

Turitempel sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun

2022 ?

Narasumber Pelaksanaan kampanye ini oleh calon kepala desa memang sudah

diatur di Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2022, namun ada

beberapa point saja yang berjalan seperti pada ayat (2), (5), (7),

dan (8). Jika peraturan mengenai kampanye telah dilanggat, maka

akan diberikan teguran secara lisan dan tertulis yang sesuai

dengan Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2022

Peneliti Adakah lagi pelaksanaan salah satu unsur pilkades di Desa

Turitempel sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun

2022 ?

Narasumber Selama masa tenang dalam pelaksanaan pilkades di Desa

Turitempel, calon dan tim kampanyenya tidak diperbolehkan

melakukan segala bentuk kegiatan kampanye seperti deklarasi,

iring-iringan mobil, konvoi, atau mengundang massa pendukung,

baik di dalam maupun di luar ruangan. Pelanggaran terhadap

peraturan ini dapat mengakibatkan sanksi berupa teguran lisan,

teguran tertulis, diskualifikasi, dan sanksi lain yang ditetapkan

dengan undang-undang

Peneliti Kalau mengenai pemungutan suara saat pelaksanaan pilkades di

Desa Turitempel sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 17

Tahun 2022 ?

84
Narasumber Penyelenggaraan Pemungutan dan Perhitungan Suara pada

Pilkades di masa pandemi Covid-19 mengharuskan kami

mengambil langkah-langkah tambahan untuk memastikan

keamanan pemilih, penyelenggara pilkades, dan pemangku

kepentingan lainnya. Proses pencoblosan dilakukan dengan

mematuhi protokol kesehatan secara ketat, antara lain

penggunaan masker, menjaga jarak fisik, dan menyediakan hand

sanitizer di setiap TPS

Peneliti Apakah terdapat tantangan dalam menerapkan Peraturan Bupati

Nomor 17 Tahun 2022 saat pilkades Turitempel tahun 2022 ?

Narasumber Implementasi peraturan selama Covid-19 ini cukup menantang di

desa kami, terutama karena kurangnya kesadaran penduduk

setempat. Banyak orang tidak mengetahui peraturan tersebut, dan

hal ini mempersulit kami untuk menegakkannya secara efektif,

terutama dengan tantangan tambahan dari pandemi. Seperti, salah

satu syarat dari peraturan tersebut adalah bahwa calon kepala

desa harus mengikuti protokol kesehatan tertentu, seperti

memakai masker dan menjaga jarak fisik selama proses

pemilihan. Namun, beberapa kandidat dan anggota masyarakat

tidak mengetahui persyaratan ini, dan kami harus mengingatkan

mereka berulang kali untuk mengikuti pedoman tersebut

Peneliti Apakah terdapat kendala dalam menerapkan Peraturan Bupati

Nomor 17 Tahun 2022 saat pilkades Turitempel tahun 2022 ?

85
Narasumber Kendala utama yang kami hadapi dalam mengimplementasikan

peraturan tersebut selama pandemi adalah resistensi dari

pemangku kepentingan. Beberapa anggota masyarakat dan caleg

menolak mengikuti pedoman dan peraturan yang diberlakukan

untuk mencegah penyebaran Covid-19 selama proses Pilkades

Peneliti Bagaimana upaya dari Panitia Pemilihan Kepala Desa Turitempel

dalam mengatasi kendala dalam menerapkan Peraturan Bupati

Nomor 17 Tahun 2022 saat pilkades Turitempel tahun 2022 ?

Narasumber Upaya mengatasi kendala yang dilakukan oleh panitia pemilihan

kepala desa Turitempel telah melakukan berbagai kegiatan untuk

meningkatkan kesadaran masyarakat setempat tentang

pentingnya mematuhi peraturan untuk mencegah penyebaran

Covid-19 selama proses Pilkades. Mereka telah mengadakan

pertemuan dengan tokoh masyarakat, kandidat, dan pemangku

kepentingan lainnya untuk membahas peraturan dan

implikasinya.

Peneliti Apakah upaya dari Panitia Pemilihan Kepala Desa Turitempel

dalam mengatasi kendala dalam menerapkan Peraturan Bupati

Nomor 17 Tahun 2022 saat pilkades Turitempel tahun 2022 ?

Narasumber Kami telah menjajaki berbagai cara untuk memanfaatkan

teknologi untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan. Salah

satu pendekatan yang kami lakukan adalah memaksimalkan fitur

pada sosial media yang memberikan informasi tentang peraturan

86
dan protokol kesehatan yang harus diikuti selama proses Pilkades

Turitempel. Melalui media sosial juga memungkinkan peserta

untuk melaporkan setiap pelanggaran yang mereka saksikan

selama proses berlangsung

Peneliti Apakah ada alternatif upaya dari Panitia Pemilihan Kepala Desa

Turitempel dalam mengatasi kendala dalam menerapkan

Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2022 saat pilkades Turitempel

tahun 2022 ?

Narasumber Panitia telah memberikan alternatif metode kampanye yang

sesuai dengan protokol kesehatan seperti kampanye virtual,

namun tetap memperbolehkan caleg untuk mengkomunikasikan

platformnya kepada pemilih. Pendekatan fleksibel ini sangat

penting dalam memastikan keberhasilan proses Pilkades di desa

Turitempel

87
Narasumber 2

Nama : Bapak Wiknyo

Jabatan : Wakil Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Turitempel

Waktu : 14 April 2023

Tempat :

Peneliti Assalamu’alaikum, Mohon maaf, bisa perkenalkan diri dalam

pelaksanaan pilkades di Desa Turitempel ?

Narasumber Waalaikum salam, nama saya Wiknyo selaku Wakil Ketua Panitia

Pemilihan Kepala Desa Turitempel. Enggeh monggo mas.

Peneliti Apa alasan dibentuk Panitia Pemilihan Kepala Desa Turitempel ?

Narasumber Pembentukan panitia semacam itu dapat bermanfaat dalam proses

pilkades yang adil dan transparan. Dengan melibatkan kelompok

individu yang beragam dari berbagai sektor masyarakat, panitia

dapat membawa perspektif dan keahlian yang berbeda ke dalam

proses seleksi. Namun, kriteria pemilihan didasarkan pada

prestasi dan bahwa calon terpilih mampu melayani kebutuhan

masyarakat

Peneliti Bagaimana implementasi Peraturan Bupati No. 17 Tahun 2022

saat pelaksanaan pilkades di Desa Turitempel ?

Narasumber Semenjak ada Covid-19 memang proses pemilihan kepala desa

ini mengalami perubahan, sehingga Bupati Demak waktu itu

mengumumkan adanya Peraturan Bupati No. 17 Tahun 2022.

Untuk pelaksanaan pemilihan kepala desa sebelum adanya

88
Peraturan Bupati No. 17 Tahun 2022 adalah hanya pada media

pendaftaraan kandidat dan proses kampanye saja

Peneliti Bagaimana urgensi dan risiko adanya pilkades di Desa

Turitempel saat ada pandemi Covid-19 ?

Narasumber Memang adanya pilkades disaat COVID-19 ini penting, tetapi

saya sebagai masyarakat juga memikirkan risiko penyebaran

virus yang semakin menjadi-jadi saat itu. Makanya saya bersikap

masih bimbang dengan adanya pilkades di Desa Turitempel

karena faktor kesehatan, apalagi di Desa Turitempel kebanyakan

adalah perantau dari luar Jawa. Tentu, risiko menyebarnya virus

Covid-19 semakin tinggi

Peneliti Menurut Bapak, bagaimana keberhasilan implementasi Peraturan

Bupati No. 17 Tahun 2022 saat pelaksanaan pilkades di Desa

Turitempel ?

Narasumber Keberhasilan implementasi peraturan ini akan bergantung pada

komitmen dan partisipasi semua pihak yang terlibat, termasuk

Panitia Pemilihan Kepala Desa, para calon, dan masyarakat.

Komunikasi yang terbuka dan komitmen untuk menegakkan

prinsip-prinsip transparansi dan keadilan dapat membantu

memastikan bahwa proses pemilihan berhasil dan mendorong tata

pemerintahan yang baik.

Peneliti Bagaimana pelaksanaan salah satu unsur pilkades di Desa

Turitempel sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun

89
2022 ?

Narasumber Selama masa tenang untuk tim pendukung dari calon kepala desa

terkadang ada pelanggaran yang dikarenakan saya yakin tim

kampanye saya dan saya tidak sepenuhnya memahami ruang

lingkup peraturan, dan kami membuat kesalahan dengan terus

berkampanye selama masa tenang. Namun, jika pelanggaran ini

sudah cukup menganggu, maka panitia pemilihan tingkat desa

akan memberikan peringatan tertulis

Peneliti Apakah ada lagi pelaksanaan salah satu unsur pilkades di Desa

Turitempel sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun

2022 ?

Narasumber Pengumuman hasil pehitungan suara juga dilakukan sesuai

dengan protokol kesehatan. Pengumuman tersebut dilakukan

melalui berbagai saluran media, antara lain situs resmi

pemerintah daerah, media sosial, dan surat kabar daerah. Kami

juga membatasi jumlah orang yang boleh hadir saat pengumuman

hasil pilkades untuk mencegah penyebaran Covid-19

Peneliti Apakah terdapat kendala dalam menerapkan Peraturan Bupati

Nomor 17 Tahun 2022 saat pilkades Turitempel tahun 2022 ?

Narasumber Kendala yang kami alami, salah satunya dari keterbatasan

fasilitas yaitu APD. Salah satu syarat dari peraturan itu adalah

menyediakan alat pelindung diri (APD) kepada semua peserta

dalam proses Pilkades. Namun, kami tidak memiliki APD yang

90
cukup untuk dibagikan kepada semua orang, dan hal ini

menyulitkan kami untuk memastikan kepatuhan terhadap

peraturan tersebut

Peneliti Bagaimana penegakan Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2022

saat pilkades Turitempel tahun 2022 ?

Narasumber Untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan, pemerintah

daerah mungkin perlu meningkatkan kegiatan pemantauan dan

pengawasan mereka selama proses Pilkades. Ini mungkin

melibatkan penugasan personel untuk mengamati dan

melaporkan perilaku kandidat dan peserta, serta melakukan

inspeksi rutin ke TPS dan tempat lain untuk memastikan bahwa

protokol kesehatan dipatuhi. Selain pemantauan, pihak

berwenang mungkin perlu mengambil tindakan penegakan

terhadap mereka yang melanggar peraturan. Ini mungkin

termasuk mengeluarkan peringatan lisan atau tertulis kepada

kandidat atau peserta yang tidak mengikuti protokol kesehatan,

atau bahkan mengenakan denda atau hukuman lain untuk

ketidakpatuhan berulang kali

Peneliti Bagaimana upaya dari Panitia Pemilihan Kepala Desa Turitempel

dalam mengatasi kendala dalam menerapkan Peraturan Bupati

Nomor 17 Tahun 2022 saat pilkades Turitempel tahun 2022 ?

Narasumber Panitia telah mengambil pendekatan yang berpusat pada

masyarakat untuk menerapkan peraturan, yang memperhatikan

91
karakter sosial desa kami. Misalnya, kami telah menekankan

pentingnya gotong royong dan pertimbangan selama proses

Pilkades, dan telah mendorong calon membatasi fisik hubungi

dan prioritaskan metode kampanye virtual. Kami juga telah

menyediakan opsi alternatif untuk pemungutan suara lebih awal

bagi lansia atau individu yang berisiko tinggi. Dengan

menyesuaikan pendekatan kami dengan kebutuhan dan kebiasaan

komunitas kami, kami dapat mencapai tingkat kepatuhan yang

tinggi terhadap peraturan sambil tetap mempertahankan nilai-

nilai dan tradisi lokal desa Turitempel

92
Narasumber 3

Nama : Bapak Sujiono

Jabatan : Anggota Panitia Pemilihan Kepala Desa Turitempel

Waktu : 14 April 2023

Tempat :

Peneliti Assalamu’alaikum, Mohon maaf, bisa perkenalkan diri dalam

pelaksanaan pilkades di Desa Turitempel ?

Narasumber Waalaikum salam, nama saya Sujiono selaku Anggota Panitia

Pemilihan Kepala Desa Turitempel. Enggeh monggo mas.

Peneliti Bagaimana pandangan Bapak mengenai prinsip Pemilihan

Kepala Desa Turitempel ?

Narasumber Menurut saya, pemberdayaan masyarakat sangat penting untuk

memastikan pemilihan kepala desa yang adil dan demokratis.

Ketika masyarakat diberdayakan, mereka dapat membuat

keputusan berdasarkan informasi dan memilih pemimpin yang

akan mewakili kepentingan.

Peneliti Bagaimana yang Bapak ketahui mengenai pelaksanaan pilkades

di Desa Turitempel tahun 2022 ?

Narasumber Ada beberapa tahapan dalam pelaksanaan pilkades di Desa

Turitempel adalah pengumumamn jadwal pemilihan kepala desa,

dilanjutkan dengan pendaftaran calon kepala desa, setelah itu

akan ada kampanye oleh masing-masing kandidat kepala desa,

setelah masa tenang dilaksanakan pemilihan kepala desa dan

93
menghitung hasil pengumpulan suara

Peneliti Bagaimana pelaksaan pilkades di Desa Turitempel saat pandemi

COVID-19 ?

Narasumber Proses pemilihan kepala Desa karena Covid-19 memang

menjadikan suasana demokrasi menjadi tidak seramai dulu,

karena faktor menyebarnya virus covid saat itu. Namun, dari

masyarakat sendiri ingin tetap adanya pilkades karena untuk

menjaga kesinambungan dalam pemerintahan di Desa

Peneliti Bagaimana keterlibatan Panitia Pemilihan Kepala Desa

Turitempel tahun 2022 ?

Narasumber Kepentingan yang terlibat dalam pemilihan Pilkades adalah

prioritas utama kami. Kami mengambil setiap langkah yang

diperlukan untuk memastikan bahwa pilkades dilakukan secara

aman dan bertanggung jawab dengan tetap menjaga integritas

proses pilkades

Peneliti Apakah terdapat kendala dalam menerapkan Peraturan Bupati

Nomor 17 Tahun 2022 saat pilkades Turitempel tahun 2022 ?

Narasumber Ada mas. Beberapa kandidat mengadakan acara kampanye yang

melanggar persyaratan jarak fisik dan protokol kesehatan lainnya.

Terlepas dari upaya kami untuk mendidik mereka tentang

pentingnya mengikuti pedoman ini, mereka menolak untuk

mengubah perilaku mereka

Peneliti Bagaimana upaya dari Panitia Pemilihan Kepala Desa Turitempel

94
dalam mengatasi kendala dalam menerapkan Peraturan Bupati

Nomor 17 Tahun 2022 saat pilkades Turitempel tahun 2022 ?

Narasumber Pemerintah daerah dapat bekerja sama dengan tokoh masyarakat,

calon, dan pemangku kepentingan lainnya untuk

mengembangkan dan menerapkan strategi untuk memastikan

kepatuhan terhadap peraturan. Ini mungkin melibatkan

pembentukan gugus tugas atau komite untuk mengawasi proses

Pilkades dan memantau kepatuhan terhadap protokol kesehatan.

Selain itu, kolaborasi juga dapat melibatkan kerja sama dengan

organisasi atau lembaga eksternal untuk menyediakan sumber

daya dan dukungan. Misalnya, pemerintah daerah dapat bekerja

sama dengan organisasi kesehatan untuk menyediakan APD dan

perlengkapan lain yang diperlukan untuk memastikan kepatuhan

protokol kesehatan selama proses Pilkades

95
119

Anda mungkin juga menyukai