Penalaman Belajar
Penalaman Belajar
Situasi belajar yang dialami masyarakat pada dasarnya dibedakan dalam tiga bentuk
a. Required outcome situation (situasi belajar yang diwajibkan) :
disini situasi belajar yang terjadi adalah dalam bentuk "kewajiban" atau
"instruktif" dimana petugas mengharuskan masyarakat untuk berperilaku tertentu
dan petugas mampunyai wewenang untuk memberikan sanksi atas pelanggaran
terhadap instruksinya. Situasi ini ditemukan pada keadaan yang menimbulkan
ancaman terhadap orang banyak, seperti misalnya wabah.
Situasi yang mendukung situasi pelajar ini : situasi belajar ini cocok
digunakan pada situasi yang berkaitan dengan kegawat daruratan,
wabah / pandemic, kebencanaan, status kesehatan yang mendesak dan
urgent. Seperti : pada penanganan dan pencegahan wabah COVID-
19,penerapanprotokol kesehatan, penerapan adaptasi kebiasaan baru,
vaksinasi
Contoh lain, PPM mengunakan pendekatan situasi belajar ini : program
safari KB pada tahun 1968-1983. (Dewi, et al, 2014, “Perempuan Masa
Orde Baru: Studi Kebijakan PKK dan KB Tahun 1968-1983”, VERLEDEN:
Jurnal Kesejarahan, Vol. 4, No.2, Juni 2014)
o program KB dengan melibatkan aparat keamanan yang diberi nama
Safari KB, meskipun keterlibatan apparat keamanan telah ada di
tahun-tahun sebelumnya, hanya melakukan pengamanan dalam
kegiatan KB sedangkan keterlibatannya saat ini lebih terbuka dan
secara meluas yang terjadi pada tahun 1980, safari KB menjadi
pendekatan baru dalam upaya peningkatan jumlah akseptor.
Pendekatan safari KB ini menjadi sangat efisien untuk pemerintah
dengan jangkauan wilayah yang luas dandengan waktu yang cepat
mendapatkan ribuan akseptor tiap hari.
o Pada awal pelaksanaannya, safari diawali dengan pertemuan
antara kepala desa, dokter, petugas BKKBN, dan apparat
keamanan untuk merancang kegiatan dan menentukan tim yang
akan bergerak untuk merekrut calon akseptor. Melalui institusi
negara yang berada di lingkup kecil yakni PKK, yang dimulai dari
anggota PKK yang melakukan penjemputan calon akseptor dari
rumah ke rumah untuk dibawa ke Balai Desa/RW, jika penduduk
yang didatangi khususnya para kaum ibuibu menolak untuk datang
dan terlibat dalam program ini maka melalui Tindakan kekerasan
scara psikis aparat akan datang untuk memaksa mereka ikut serta.
o Sedangkan untuk wilayah-wilayah lain yang tidak sempat untuk
dijangkau safari KB, untuk mendapatkan calon akseptor baru
dilakukan dengan cara menjemput secara paksa warga tidak hanya
dilakukan oleh aparat keamanan, masyarakat sipil pun ikut terlibat
juga dalam melakukan tindakan pemaksaan bersikap seperti
seorang militer, tindakan kekerasan yang telah dilakukan tidak
dihiraukan dianggap hal itu sesuatu yang wajar terjadi,
o Pada kasus ini darisudut pandang program tujuan program tersebut
telah berhasil tercapai melaluipendekatan situasi pengalaman
belajar ini, namun banyak menumbulkan rasa ketidak puasa,
keterpaksaan hingga trauma terhadap program.