Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL USAHA

JENANG TAPE “MANGGUNG”

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setiap kita mengunjungi suatu tempat atau saat bertemu dengan teman dari
luar daerah, hal pertama yang ditanyakan pasti adalah “apa makanan khas daerah
sana?, apa oleh-oleh khas dari daerahmu?”, hal ini selalu menjadi bahan pikiran
terutama karena saya berasal dari Kabupaten Temanggung dimana kalau ditanya
tentang masalah makanan khas pasti jawabannya tidak pasti adapun makanan khas
masih berupa makanan khas kelas berat seperti empis-empis, bakso uleg, kupat
tahu, brongkos kikil dan sebagainya tidak pernah oleh-oleh khas yang bisa di bawa
kemana-mana (makanan ringan). Padahal kalau dipikir-pikir lagi ada banyak
makanan kecil yang selalu dibuat dan disediakan bahkan mungkin bagi sebagian
keluarga menjadi makanan wajib, makanan-makanan ringan tersebut bernama Tai
kucing, Emping Jet, Trenggenek (rengginang singkong), Angka wolu (widaran),
jenang tape yang legit. Makanan ringan tersebut adalah makanan khas Temanggung
yang bisa tahan mulai dari 4 sampai 5 bulan tanpa bahan pengawet.
Berdasarkan penjelasan di atas maka di Temangung masih ada peluang
untuk mengembangkan usaha berupa membuat makanan khas selain untuk
meningkatkan pendapatan juga bisa melestarikan budaya lokal di Temanggung
sehingga Temangung mempunyai ikon tertentu yang bisa menggambarkan daerah
itu.
Pilihan kepada jenang tape mungkin merupakan pilihan tepat mengingat
karakternya rasanya yang khas, bahan baku singkong atau beras ketan yang mudah
didapat terutama karena sebagian besar masyarakat Temanggung bermata
pencaharian sebagai petani, ditambah dengan kemasan yang menarik dan baik
mirip dengan dodol Garut misalnya, dan di variasi dengan berbagai rasa akan
menjadi oleh-oleh yang menarik, praktis mudah dibawa kemanapun karena masa
kadaluwarsanya yang lama.
1.2. Tujuan Pengembangan Usaha
Pengembangan usaha ini diharapkan bisa meningkatkan pendapatan juga
diharapkan mampu membuka peluang kerja bagi warga yang kebanyakan bermata
pencaharian sebagai bruh tani yang mempunyai frekuensi kerja dan pendapatan
yang tidak tentu selain itu juga bisa menampung angkatan kerja yang masinh
menganggur karena beum mendapatkan pekerjaan atau karena putus sekolah.
Selain dari aspek ekonomi dan aspek sosial tujuan pengembangan usaha ini
juga untuk melestarikan budaya lokal yang ada di Temanggung.

1.3. Studi Kelayakan Proyek


Dari pengamatan di lapangan jenang tape digemari oleh konsumen terutama
Dari Pengamatan Langsung di lapangan, keripik singkong KABAYAN
yang kami produksi sangat digemari oleh konsumen, terutama para remaja
karena mempunyai rasa khas yang membedakan dengan produk serupa
lainnya. Maka dapat diambil kesimpulan sementara bahwa singkong
“KABAYAN”cukup laris dan memasyarakat serta dari segi Ekonomi layak
untuk dijadikan Produk yang akan dipasarkan. Data tersebut juga ditunjang
oleh data yang meningkat dari para distributor yang memesan langsung
keripik singkong KABAYAN untuk dijual kembali.
Dengan mengambil Asumsi bahwa Produksi Keripik Singkong
KABAYAN ini berjalan dengan baik, dimana pada tahap awal branding dan
penjualan produk kami langsung menarik konsumen dari segi kemasan
maupun kualitas rasa dan bahannya.

II. TARGET PASAR/KONSUMEN


Jenang tape termauk makanan tradisional di Temanggung sehingga rata-rata
pengemar makanan ini adalah masyarakat di sekitar lereng gunung Sindoro-
Sumbing, warga desa sekitar Temanggung, dan dengan menambah varian rasa dan
mempercantik kemasan diharapkan lebih menarik dan memperluas konsumen
jenang tape sehingga target pasar akan meluas ke masyarakat kota dan para
pendatang atau wisatawan yang datang bersinggah ke kabupaten Temanggung.
III. MARKETING MIX
3.1. Penentuan Harga
Jenang Tape “MANGGUNG” dengan Target Konsumen yang
ditetapkan adalah segmen menengah bawah, terutama untuk masyarakat sekitar
kabupaten Temanggung, dan pendatang/wisatawan maka Faktor Harga menjadi
sangat penting, untuk itu dalam menentukan harga betul betul dipertimbangkan
apakah Produk kita dengan harga yang telah ditetapkan dapat terjangkau oleh
masyarakat bawah dan menjadi tawaran menarik bagi wisatawan. Dan
selanjutnya adalah apakah dengan harga murah tersebut kita masih
mendapatkan untung, sehingga untuk menentukan harga Jenang Tape
“MANGGUNG” sudah dipertimbangkan supaya terjangkau oleh semua
kalangan.
3.2. Penentuan Produk/Merk
Penentuan Merek produk kami dilakukan dengan memilih nama produk
berdasarkan nama umum dari Produk tersebut. Begitu pun kami, emilih nama
produk dengan nama genericnya dan nama label sebagai penguat citra dari
produk yaitu dengan kata “MANGGUNG”. MANGGUNG sendiri sudah
familiar di tengah masyakat sebagai warga Temanggung, apalagi nama
MANGGUNG merupakan nama panggilan (atau menurut warga temanggung
nama telahan) dari kota TEMANGGUNG. sehingga kami maksudkan supaya
produk kami juga ikut cepat familiar di tengah kehidupan masyarakat dan cepat
dikenal oleh wisatawan atau pendatang dari luar kabupaten Temangung. Label
ini sebenarnya justru yang menjadi penguat Citra dari Produk makanan
tersebut. Masyarakat akan lebih mengenal Label Makanan dari pada hanya
nama Genericnya saja.

3.3. Promosi
Untuk Produk Jenang Tape “MANGGUNG”, Media Promosi yang
pertama yang paling adalah membranding logo dan melakukan Promosi
langsung ke konsumen, dimana konsumen disuruh untuk mencoba
memakannya dengan harapan mereka akan selalu ingat akan rasa dan produk
dan diharapkan dapat menjadi media untuk mempromosikan kepada orang lain.
Dalam melakukan Promosi selanjutnya ditempuh dengan berbagai cara,
mulai dari membuat iklan dengan pamphlet – pamphlet, spanduk, sampai pada
mempromosikannya melalui dunia maya, khususnya pada situs – situs jejaring
social dan social group lainnya yang banyak dikunjungi masyarakat online.

3.4. Distribusi/Tempat penjualan


Untuk tujuan sebagai tempat penjualan produk Jenang Tape
“MANGGUNG” ini adalah di semua pasar yang menjual makanan. Baik itu
super market, toko, warung, maupun distributor yang menjualnya langsung
pada konsumen, terutama toko oleh-oleh yang menjadi tempat singgah dari
wisatawan luar Temanggung. Karena dengan cara demikian, maka Jenang Tape
yang diproduksi kami terdapat di berbagai sudut tempat yang sering dikunjungi
oleh konsumen, sehingga semakin banyak masyarakat yang mengetahui dan
membeli Produk tersebut.

IV. PERENCANAAN PERMODALAN


4.1. Sumber Permodalan
Sebagai sumber awal pendirian dari modal milik pribadi.

4.2. Analisa Ekonomi


Asumsi
- Produksi skala rumah tangga
- Dibantu oleh dua orang tenaga kerja

Modal awal
Baskom besar tempat menyimpan tape Rp 300.000
Mesin parut kelapa Rp 850.000
Mesin pengemas (Sealer) Rp 500.000
Wajan besar Rp 300.000
Kompor gas dan tabung 3 kg Rp 300.000
Total Rp 2.250.000
Peralatan mengalami penyusutan dengan rincian sebagai berikut :
- baskom : 1/36 x Rp 300.000,00 Rp 8.400,00/bln
- mesin parit kelapa: 1/60 x 850.000 Rp 14.000,00/bln
- Mesin sealer : 1/36 x Rp 500.000,00 Rp 13.900,00/bln
- wajan : 1/36 x Rp 300.000,00 Rp 8.400,00/bln
- Kompor gas : 1/36 x Rp 300.000,00 Rp 8.400,00/bln+
Total Rp. 53.100,00/bln

Biaya operasional per bulan


Belanja bahan baku per hari :
- Singkong dari petani (Rp 1.500,00/kg x 30 kg) Rp 45.000,00
- Beras ketan (Rp 14.000,00/kg x 10 kg) Rp 140.000,00
- Kelapa (Rp 3.000,00 x 17 butir) Rp 51.000,00
- Ragi Rp 8.000,00
- Gula (Rp 12.000,00 x 10 kg) Rp 120.000,00
Total Rp 364.000,00

Biaya belanja per bulan :


Rp 364.000,00 x 30 hari Rp 10.920.000,00
Plastik kemasan Rp 1.500.000,00
Gas 3 kg (Rp 17.500,00 x 15 tabung) Rp 262.500,00
Gaji pegawai (2 orang x Rp 600.000,00) Rp 1.200.000,00
Biaya transportasi Rp 500.000,00
Biaya penyusutan peralatan Rp 53.100,00+
Total Rp 14.435.600,00

Omset penjualan per bulan


Rata-rata penjualan produk Rp 800.000,00/hari :
Perbulan : Rp 800.000,00 x 30 hari = Rp 24.000.000,00

Laba bersih per bulan


Rp 24.000.000,00 - Rp 14.435.600,00 Rp 9.564.400,00
V. UJI PEMASARAN
5.1. Strategi Penjualan
Strategi penjualan berkaitan dengan Masalah Distribusi, pemasaran, dan
tempat Penjualan. Strategi pemasaran yang di lakukan yaitu :
o Membranding produk atau memperkenalkan produk jenang tape sebagai salah
satu jenang tape yang mempunyai variasi cita rasa yang akan melengkapi
selera dari konsumen. Baik online maupun offline, kami secara aktif promosi
jenang tape. Dengan strategi ini, diharapkan bisa menimbulkan rasa penasaran
bagi para konsumen, hingga pada akhirnya mereka mulai percaya untuk
mencoba keripik singkong yang kami produksi.
o Untuk memperluas jangkauan pasar, kami membuka sistem keagenan baik
secara offline maupun online bagi para distributor makanan yang tertarik
memasarkan produk jenang tape kami. Dengan begitu tidak dibutuhkan
tambahan biaya promosi, kami mendapatkan bantuan dari para agen (agen bis
travel) untuk meningkatkan omset penjualan setiap bulannya.
o Strategi promosi lainnya yang juga kami jalankan yaitu dengan cara mengikuti
berbagai pameran Usaha Kecil Menengah (UKM) yang sering diadakan di
daerah kami maupun di luar kota. Melalui pameran, kami bisa mengenalkan
produk keripik singkong pedas kepada khalayak ramai, dan membuka peluang
yang lebih besar untuk mengembangkan usaha tersebut.

Dalam menjalankan tape ketan, yang terpenting bagi kami adalah menjaga
kualitas cita rasa khas Jenang Tape MANGGUNG. Dengan kualitas produk dan
strategi pengemasan produk yang menarik. Hal ini sangat penting kami lakukan
untuk menarik perhatian konsumen dan menjadi salah satu cara untuk membedakan
produk kami dengan yang lain.
VI. RISIKO
Evaluasi tentang kelemahan Usaha (Analisis SWOT)
Strength (Kekuatan)
1. Berpengalaman dalam kualitas rasa, disiplin kerja, kreatif dan inovatif
2. Dapat memenuhi kebutuhan pelanggan
3. Memiliki produk yang berkualitas dengan rasa yang khas yang sangat cocok di
lidah konsumen
Weaknes (Kelemahan)
Semakin sulit mendapatkan sumber bahan baku singkong yang berkualitas
Oportunity (Peluang)
1. Dengan tetap menjaga mutu dan kualitas produk kami yakin kami dapat
bersaing walaupun harus bersaing dengan perusahaan atau industry lain yang
skalanya lebih tinggi.
2. Masih belum adanya makanan khas daerah Temanggung, dan dengan miripnta
jenang tape dengan dodol garut diharapkan nanti sama digemari dodol garut.
Threaty (Ancaman)
belum banyak muncul Perusahaan - perusahaan baru yang sejenis yang berusaha
menyaingi perusahaan kami, dengan keunikan dan kekhasan perusahaan mereka
sendiri.

VII. PENUTUP

Memulai usaha dibutuhkan suatu kejelian menatap peluang yang ada dalam
masyarakat, perhitungan-perhitungan dan perencanaan yang matang. Selain itu
diperlukan juga kesungguhan dari pengusaha pemula. Usaha tidak bisa dilakukan
secara setengah-setengah atau sambil lalu saja, nilai-nilai kewirausahaan sangat
diperlukan bagi penggusaha karena kegagalan sesungguhnya tidak berasal dari
faktor eksternal namun berasal dari diri sendiri sehingga mental seperti ketekunan,
tidak mudah putus asa, jujur sangat penting dalam memulai usaha.
Demikian proposal ini kami buat semoga langkah ini dapat
mengembangkan bisnis dan berguna bagi usaha dan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai