Anda di halaman 1dari 20

BAHAN AJAR & MODUL

Implementasi dalam pendidikan kesehatan


Berbagai Tekhnk dan Strategi pembelajaran

TINGKAT 2/ SEMESTER 3

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIPLOMA III


FAKULTAS ILMU KESEHATAN-UNIVERSITAS HORIZON INDONESIA
JL. PANGKAL PERJUANGAN KM. I BYPASS KARAWANG
Promosi Kesehatan
Modul Lembar Kegiatan Mahasiswa
Program Studi Keperawatan Diploma III

Nama:_______________________________________________ Tanggal: ________________


Tingkat: ____________

VISI MISI SARJANA KEPERAWATAN


VISI
Terwujudnya program studi yang unggul dan mandiri dalam menghasilkan perawat professional
dengan keunggulan Keselamatan Pasien & Keselamatan Kesehatan Kerja dalam Keperawatan
serta Keperawatan Gawat Darurat yang dapat bersaing di era global tahun 2024

MISI
1. Terselenggaranya pendidikan yang berkualitas dalam rangka menghasilkan lulusan yang
professional dengan keunggulan dibidang Keselamatan Pasien & Keselamatan Kesehatan
Kerja dalam Keperawatan serta Keperawatan Gawat Darurat.
2. Terselenggaranya kegiatan penelitian dan karya ilmiah dibidang Keperawatan dengan
keunggulan Keselamatan Pasien & Keselamatan Kesehatan Kerja dalam Keperawatan
serta Keperawatan Gawat Darurat.
3. Terselenggaranya kegiatan pengabdian masyarakat dengan keunggulan Keselamatan
Pasien & Keselamatan Kesehatan Kerja dalam Keperawatan serta Keperawatan Gawat
Darurat.
4. Terselenggaranya kerjasama yang strategis, sinergis dan berkelanjutan dalam lingkup
pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat

Dokumen ini adalah milik dari 1 of 20


Fakultas Ilmu Kesehatan-Universitas Horizon Indonesia
Promosi Kesehatan
Modul Lembar Kegiatan Mahasiswa
Program Studi Keperawatan Diploma III

Nama:_______________________________________________ Tanggal: ________________


Tingkat: ____________

Koordinator Mata Kuliah Ns. Rina Fera Dwianti Kastino, M.Kep

Dosen Pengampu Ahmad Zaelani, S.KM, MH.Kes, M.K.M


+62 811-2431-198
ahmad.zaelani.fhs@krw.horizon.ac.id

Pokok Bahasan/ Pembelajaran :


Implementasi dalam pendidikan kesehatan Referensi:
Berbagai Tekhnk dan Strategi pembelajaran 1. Daryanto. 2016. Media Pembelajaran
Sasaran Pembelajaran: Perannya Sangat Penting Dalam
Di akhir modul, mahasiswa mampu melakukan Mencapai Tujuan Pembelajaran Edisi
pendidikan kesehtan kepada masyarakat ke 2 Revisi. Gava Media. Yogyakarta
2. Eliyawati, C. 2005. Pemilihan dan
Material: Pengembangan Sumber Belajar Untuk
Buku dan alat tulis, buku sumber, laptop dan Anak Usia Dini. Depublikasi. Jakarta.
proyektor 3. Moeslichatoen. 2004. Metode
Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak.
PT Rineka Cipta. Jakarta
4. Notoatmodjo, S. 2005. Promosi
Kesehatan Teori dan Aplikasi. PT
Rineka Cipta. Jakarta.
5. Notoatmodjo,S. 2014. Promosi
Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.
PT Rineka Cipta. Jakarta.
6. Yaumi, Muhammad. 2018. Media dan
Teknologi Pembelajaran.
Prenadamedia Group. Jakarta.

Dokumen ini adalah milik dari 2 of 20


Fakultas Ilmu Kesehatan-Universitas Horizon Indonesia
Promosi Kesehatan
Modul Lembar Kegiatan Mahasiswa
Program Studi Keperawatan Diploma III

Nama:_______________________________________________ Tanggal: ________________


Tingkat: ____________

BAHAN AJAR Implementasi dalam pendidikan kesehatan


Berbagai Tekhnk dan Strategi pembelajaran

TINJAUAN PENDAHULUAN
1. PENDAHULUAN
Assalamualaikum Wr. Wb/ Selamat pagi/siang semuanya, semoga dalam keadaan sehat.
Pada sesi ini kita akan mempelajari bersama topik mengenai Implementasi dalam pendidikan
kesehatan Berbagai Tekhnk dan Strategi pembelajaran

2. APA YANG SUDAH SAYA KETAHUI


Sebelum perkuliahan dimulai, kita akan melakukan APERSEPSI (penyamaan persepsi)
mengenai informasi yang sudah diketahui maupun yang belum diketahui, silakan untuk
dijawab pertanyaan berikut ini :
 Apa yang dimaksud dengan teknik strategi pembelajaran?
 bagaimana jenis-jenis teknik strategi pembelajaran?
 Apa manfaat teknik strategi pembelajaran?

MATERI PEMBELAJARAN
A. Implementasi dalam pendidikan kesehatan Berbagai Tekhnik dan Strategi
pembelajaran
1. Promosi Kesehatan
Istilah promosi kesehatan adalah perwujudan dari perubahan konsep pendidikan
kesehatan pada tahun 1984 oleh WHO dalam salah satu divisinya,yaitu Divisi Pendidikan
Kesehatan (Division Health Education) yang kemuian diubah menjadi Divisi Promosi
kesehatan dan Pendidikan (Division On Health Promotion and Education). Konsep ini
dibuat oleh Departemen Kesehatan RI pada tahun 2000 yang mulai disesuaikan dengan
merubah Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat menjadi Direktorat Promosi
Kesehatan dan sekarang menjadi pusat promosi kesehatan.
Promosi kesehatan merupakan revitalisasi pendidikan kesehatan pada masa lalu,di
mana dalam konsep promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat
dalam konsep promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat dalam
hal peningkatan pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan saja,melainkan juga
upaya bagaimana mampu menjembatani adanya perubahan perilaku seseorang. Hal ini
yang menunjukkan berarti Promosi Kesehatan merupakan program kesehatan yang
dirancang untuk membawa perbaikan yang merupakan perubahan perilaku,baik dalam
masyarakat maupun lingkungan organisasinya, serta lingkungan fisik dan non fisik,
sosial, budaya, ekonomi, dan politik.
Untuk mewujudkan perubahan kearah perilaku hidup sehat di masyarakattidak mudah
begitu saja diwujudkan.Fakta membuktikan dari pengalaman Negara maju dan Negara
berkembang banyak faktor penghambat dan salah satu faktor terbesar yang dirasakan
adalah kurangnya faktor pendukung berupa sarana dan prasarana dimasyarakat untuk
berperilaku hidup sehat.Walaupun kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang

Dokumen ini adalah milik dari 3 of 20


Fakultas Ilmu Kesehatan-Universitas Horizon Indonesia
Promosi Kesehatan
Modul Lembar Kegiatan Mahasiswa
Program Studi Keperawatan Diploma III

Nama:_______________________________________________ Tanggal: ________________


Tingkat: ____________

sanitasi lingkungan,pentingnya gizi yang baik ,manfaat imunisasi,pelayanan kesehatan,


ventilasi rumah, pencahayaan yang baik, itu semua sudah cukup tinggi,tetapi kalau tidak
didukung oleh fasilitas pelengkap yaitu tersedianya jamban sehat, air bersih, makanan
yang bergizi, fasilitas imunisasi, adanya pelayanan kesehatan, kemudahan memperoleh
rumah yang layak dan lain sebagainya maka rasanya sangat sulit bagi mereka untuk
dapat mewujudkan perilaku hidup sehat sebagaimana yang diharapkan.
2. Syarat Tercapainya Rencana Penyuluhan Promosi Kesehatan yang Baik
Syarat tercapainya rencana penyuluhan promosi kesehatan yang baik, yaitu:
1) Pimpinan program dan pelaksana program mempunyai pengertian dan sikap yang
positif terhadap apa yang akan dilakukan dalam penyuluhan
2) Para pimpinan yang memberi dukungan positif
3) Tersedia anggaran biaya untuk program penyuluhan
4) Unit –unit penunjang dalam penyuluhan berfungsi dengan baik
3. Harapan Rencana Penyuluhan Promosi Kesehatan
Hasil yang diharapkan dari rencana penyuluhan rencana promosi kesehatan adalah
sebagai berikut.
1) Sesuai dengan kebutuhan masyarakat
2) Sesuai dengan kebutuhan program
3) Bersifat praktis dan bisa dilaksanakan sesuai situasi setempat (fleksibel)
4) Ada dukungan dari kebijaksanaan yang ada
4. Langkah dalam Perencanaan Penyuluhan Promosi Kesehatan
1. Mengenal Masalah, Masyarakat, dan Wilayah
Tindakan yang dilakukan pertama kali oleh penyuluh adalah melakukan
pengumpulan data tentang berbagai hal yang diperlukan, baik untuk kepentingan
perencanaan maupun data awal sebagai pembanding penilaian.
a. Mengenal Masalah
Untuk dapat mengenal masalah, kegiatan yang dilakukan di antaranya :
a) Mengenal program yang akan ditunjang dengan penyuluhan
b) Mengenal masalah yang akan ditanggulangi oleh program tersebut.
Misalnya program mengenal gejala dini penyakit DHF seperti demam,
kepala pusing, sendi terasa ngilu dan lemas, masalah yang akan
ditanggulangi adalah risiko syok yang berakibat pada ancaman kematian
pada pasien. Masalah gizi (program penanggulangan kekurangan vitamin
A), maka masalah yang akan ditanggulangi adalah xeroftalmia yang bisa
mengakibatkan kebutaan.
c) Dasar pertimbangan apa yang dipergunakan untuk menentukan masalah
yang akan dipecahkan. Bagaimana pandangan para pimpinan dan ahli
kesehatan terhadap masalah tersebut, apakah masalah tersebut merupakan
prioritas masalah sehingga perlu untuk segera ditanggulangi, bagaimana
pandangan masyarakat terhadap masalah, apakah mereka menganggap
masalah tersebut sebagai masalah utama, apakah masalah tersebut bisa
dipecahkan, serta apakah dengan penyuluhan masalah sudah bisa diatasi.
d) Pelajari masalah tersebut serta kenali dari segi perilakunya. Pelajari
pengertian, sikap, dan tindakan apa dari individu, kelompok atau masyarakat
yang menyebabkan masalah tersebut.
b. Mengenal Masayarakat
Program penyuluhan ini adalah untuk masyarakat, maka pada tahap
perencanaan penyuluhan yang harus sudah terkaji pada masyarakat adalah
sebagai berikut :
Dokumen ini adalah milik dari 4 of 20
Fakultas Ilmu Kesehatan-Universitas Horizon Indonesia
Promosi Kesehatan
Modul Lembar Kegiatan Mahasiswa
Program Studi Keperawatan Diploma III

Nama:_______________________________________________ Tanggal: ________________


Tingkat: ____________

a) Jumlah penduduk, berapa jumlah penduduknya, bagaimana dengan


kelompok-kelompok khusus yang beresiko seperti ibu hamil, ibu menyusui,
lansia, dan lainnya.
b) Keadaan sosial budaya dan ekonomi masyarakat, bagaimana dengan
tingkat pendidikan masyarakat (apakah masih ada yang tidak bisa baca
tulis),norma masyarakat setempat, adakah tantangan sehubungan dengan
prilaku yang diharapakan, pola kepemimpinan yang diterapkan, adakah
kelompok-kelompok yang berpengaruh, hubungan yang satu dengan yang
lainnya (siapa yang berpengaruh dalam mengambil keputusan di
masyarakat termasuk keluarga), pola partisipasi masyarakat setempat dan
organisasi sosial yang ada, serta tingkat ekonomi masyarakat setempat
(mata pencaharian).
c) Pola komunikasi di masyarakat, bagaimana informasi disebarluaskan di
masyarakat, siapa sebagai sumber informasi, pusat-pusat penyebaran
informasi (warung, arisan, jamaah-jamah yasinan, tahlil, atau lainnya), serta
saluran komunikasi yang ada di masyarakat (radio, surat kabar, pengeras
suara, dan lain-lainnya).
d) Sumber daya yang ada (resources)
i. Sarana apa saja yang dimiliki masyarakat, baik sebagai individu maupun
masyarakat secara keseluruhan yang bisa dipergunakan oleh mereka
untuk perubahan prilaku yang diharapkan.
ii. Sarana apa saja yang ada, baik pada istitusi pemerintah maupun non
pemerintah yang bisa dipergunakan oleh masyarakat untuk mengubah
prilaku. Informasi tentang penyakit DHF bisa ke unit P2M di puskesmas
dan informasi tentang adanya klinik gizi.
iii. Sarana apa saja yang ada, baik pada institusi pemerintah maupun
swasta, juga masyarakat yang bisa dimanfaatkan untuk melaksanakan
kegiatan penyuluhan kesehatan, seperti pengeras suara, ruang
pertemuan balai RW, kelurahan, sekolah, masjid, dan tempat lainnya.
iv. Sumber daya tenaga yang ada, petugas kesehatan yang bisa dilibatkan
dalam penyuluhan, tugas pokok masing-masing tenaga, latihan yang
pernah diperoleh di bidang penyuluhan kesehatan, bimbingan yang
diterima dalam penyuluhan kesehatan pada masing-masing petugas
kesehatan, hambatan dalam melibatkan petugas kesehatan dalam
melakukan program penyuluhan, apakah ada petugas lain yang dapat
membantu, serta apakah tenaga yang ada di masyarakat yang bisa
membantu
e) Pengalaman masyarakat program sebelumnya, sikap mereka terhadap
pelayanan yang diberikan, terhadap para petugas, sikap ini mempunyai
pengaruh positif/negatif terhadap penyuluhan yang akan direncakan, apakah
dari program-program tersebut ada yang memberikan pengalaman yang
kurang menyenangkan.
f) Pengalaman masyarakat di masa lalu sehubungan dengan program
penaggulangan penyakit DHF atau penanganan penyakit gizi buruk yang
pernah dilaksanakan di daerah tersebut. Apakah berkesan atau malah
mengecewakan masyarakat.

Dokumen ini adalah milik dari 5 of 20


Fakultas Ilmu Kesehatan-Universitas Horizon Indonesia
Promosi Kesehatan
Modul Lembar Kegiatan Mahasiswa
Program Studi Keperawatan Diploma III

Nama:_______________________________________________ Tanggal: ________________


Tingkat: ____________

c. Mengenal Wilayah
Program bisa dilaksanakan dengan baik jika yang melaksanakan program
tersebut mengetahui benar situasi lapangan. Berikut ini dua hal pengkajian yang
perlu dilakukan dalam mengenal wilayah :
a) Lokasinya, apakah terpencil (tidak berbatasan dengan desa lain), apakah
daerahnya datar atau pegunungan apakah ada jalur transpor umum dan
lainnya.
b) Sifatnya, kapan musim hujan, kemarau panjang, daerah kering/gersang atau
cukup sumber air, sering banjir, pasang surut, apakah daerah perbatasan,
dan lainnya.
5. Menentukan Prioritas Masalah
Prioritas dalam penyuluhan harus sejalan dengan prioritas masalah yang di tentukan oleh
program yang ditunjang, hindari penyuluhan menentukan prioritas sendiri sebab dapat
menyebabkan program berjalan sendiri. Misalnya pada program penanggulangan
penyakit DHF, maka penyuluhan harus mengambil masalah yang beresiko syok yang
mengakibatkan pada ancaman kematian pasien sebagai masalah prioritas dan
menngembangkan segi penyuluhan. Jika nanti dalam upaya penanggulangan resiko syok
dengan memanfaatkan penekanan gejala dini dari penyakit DHF seperti demam, kepala
pusing, sendi terasa nyilu, dan lemas merupak interfensi yang diprioritaskan, maka
penyuluhan harus ditunjang dengan interfensi yang diprioritaskan. Penentuan prioritas
bisa berdasarkan berbagai pertimbangan.
Tahap-tahap Penyuluhan:
1) Berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh masalah tersebut, sehingga perlu
diprioritaskan upaya penanggulangannya.
2) Pertimbangan politis, yaitu menyangkut nama baik Negara.
3) Berdasarkan sumber daya yang ada.
6. Menentukan Tujuan Penyuluhan
Tujuan dari penyuluhan kesehatan diantaranya adalah tujuan jangka pendek, menengah
dan jangka panjang. Tujuan jangka pendek adalah terciptanya pengertian, sikap, dan
norma menuju kepada terciptanya prilaku sehat. Sedangkan tujuan jangka panjang
adalah terjadi perubahan status kesehatan yang optimal. Tujuan tentunya harus jelas,
realistis (bisa dicapai) dan dapat diukur. Hal ini diperlukan agar penilaian penyuluhan
dapat dilaksanakan dengan baik. Hal yang dapat diperhatikan pada program yang akan
dikembangkan dari segi penyuluhannya adalahsudah berapa lama program tersebut
berjalan, program apa yang sedang dilaksanakan dan yang sudah berjalan. Berikut cara
menentukan tujuan penyuluhan:
1) Seberapa jauh penyuluhan sudah dimasukkan di waktu lalu.
2) Kalau sudah masuk, apa tujuan penyuluhan di masa lalu.
3) Apakegiatan penyuluhan yang dilaksanakan waktu itu, dan bagaimana hasilnya, ini
perlu agar petugas penyuluh kesehatan dapat menentukan tujuan yang baru.
7. Menentukan Sasaran Penyuluhan
Sasaran program dan sarana penyuluhan tidak selalu sama, yang di maksud dengan
sasaran adalah kelompok sasaran seperti individu atau kelompok yang akan diberi
penyuluhan.menentukan kelompok sasaran menyangkut pula strategi. Sebagai contoh,
tujuan penyuluhan adalah agar kelompok lanjut usia mau melakukan senam lansia tiap
seminggu sekali dalam hal ini sasaran penyuluhannya mungkin bukan hanya para lansia
saja, tetapi juga pada orang-orang yang berpengaruh dalam mengambil keputusan
dalam keluarga atau mungkin anggota keluarga yang non-lansia bisa diikutsertakan

Dokumen ini adalah milik dari 6 of 20


Fakultas Ilmu Kesehatan-Universitas Horizon Indonesia
Promosi Kesehatan
Modul Lembar Kegiatan Mahasiswa
Program Studi Keperawatan Diploma III

Nama:_______________________________________________ Tanggal: ________________


Tingkat: ____________

dengan harapan mereka bisa membujuk orang-orang yang sudah lanjut usia untuk
mengikuti senam lansia.
8. Menentukan Isi Penyuluhan
Setelah tujuan, sasaran, situasi, masalah, dan latarbelakang sasaran ditentukan, maka isi
penyuluhan dapat ditentukan. Isi penyuluhan dan keuntungan terhadap kelompok
sasaran harus juga disebutkan. Isi penyuluhan harus dituangkan dengan bahasa yang
mudah dipahami oleh sasaran, pesan harus benar-benar bisa dilaksanakan oleh sasaran
dengan sarana yang mereka miliki, atau yang terjangkau oleh mereka. Dasar-dasar
komunikasi perlu dipahami dalam menyusun isi penyuluhan.
9. Menentukan Metode Penyuluhan yang Akan Dipergunakan
Metode diartikan sebagai cara pendekatan tertentu. Didalam proses belajar, pendidik
harus dapat memilih dan menggunakan metode (cara) mengajar yang cocok atau
relevan, sesuai dengan kondisi setempat. Meskipun berlaku pedoman umum bahwa tidak
ada satu pun metode belajar yang paling baik dan tidak ada satu pun metode belajar
yang berdiri sendiri. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman yang cukup tentang
penerapan, metode yang sesuai dengan sasaran, tempat, dan waktu yang berbeda.
Pemberian pendidikan kesehatan pada sasaran yang sama, tetapi waktu dan atau
tempat yang berbeda dalam pelaksanaanya memerlukan metode yang berbeda.
Demikian juga sebaliknya, pada sasaran yang berbeda dengan tempat yang sama,
membutuhkan metode yang mungkin berbeda atau bahkan metode yang sama.
Ketepatan pemilihan metode sangat diperlukan dalam mencapai tujuan pendidikan
kesehatan itu sendiri.
1. Metode Promosi Kesehatan
Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan suatu pendidikan kesehatan
adalah pemilihan metode pelatihan yang tepat. Pemilihan metode belajar dapat
diidentifikasikan melalui besarnya kelompok peserta. Membagi metode pendidikan
menjadi tiga yakni metode pendidikan individu, kelompok, dan masa. Pemilihan metode
pelatihan tergantung pada tujuan, Kemampuan pelatih/pengajar, besar kelompok
sasaran, kapan/waktu pengajaran berlangsung dan fasilitas yang tersedia.
Berikut ini diuraikan beberapa metode pendidikan atau promosi kesehatan.
1) Metode Individual (Perorangan)
Dalam promosi kesehatan metode yang bersifat individual digunakan untuk membina
perilaku baru atau membina seseorang yang mulai tertarik kepada suatu perubahan
perilaku atau inovasi. Misalnya membina seorang ibu yang baru saja menjadi
akseptor atau seorang ibu hamil yang sedang tertarik terhadap imunisasi TT karena
baru saja memperoleh/mendengar kan penyuluhan kesehatan. Pendekatan yang
digunakan agar ibu tersebut menjadi akseptor lestari atau ibu hamil tersebut segera
minta di imunisasi adalah dengan pendekatan secara perorangan. Perorangan disini
tidak hanya berarti harus hanya kepada ibu – ibu yang bersangkutan, tetapi mungkin
juga kepada suami atau keluarga ibu tersebut.
Dasar digunakannya pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai
masalah atau alasan yang berbeda – beda sehubungan dengan penerimaan atau
perilaku baru tersebut. Agar petugas kesehatan mengetahui dengan tepat serta dapat
membantunya maka perlu menggunakan metode atau cara ini. Bentuk
pendekatannya antara lain.

a. Bimbingan dan penyuluhan (Guidance and Counceling)


Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap masalah
yang dihadapi oleh klien dapat diteliti dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien
Dokumen ini adalah milik dari 7 of 20
Fakultas Ilmu Kesehatan-Universitas Horizon Indonesia
Promosi Kesehatan
Modul Lembar Kegiatan Mahasiswa
Program Studi Keperawatan Diploma III

Nama:_______________________________________________ Tanggal: ________________


Tingkat: ____________

tersebut dengan sukarela, berdasarkan kesadaran dan penuh pengertian akan


menerima perilaku tersebut atau berperilaku baru
b. Wawancara (Interview)
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan.
Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi
mengapa ia tidak aau belum menerima perubahan, apakah ia tertarik atau tidak
terhadap perubahan. Juga untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau
yang akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat.
Apabila belum, maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.
2. Pembagian Kelompok Besar dalam Promosi Kesehatan
Dalam memilih metode pendidikan kelompok, harus diingat besarnya kelompk sasaran
serta tingkat pendidikan formal dan sasaran. Untuk kelompok yang besar, metodenya
akan lain dengan kelompok kecil. Efektivitas suatu metode akan tergantung pula pada
besarnya sasaran pendidikan.
1) Kelompok Besar
Yang dimaksud kelompok besar di sini dalah apabila peserta penyuluhan itu lebih dari
15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini antara lain ceramah dan
seminar.
a. Ceramah
Ceramah adalah pidato yang disampaikan oleh sorang pembicara di depan
sekelompok pengunjung atau pendengar. Metode ini dipergunakan jika berada
dalam kondisi seperti waktu penyampaian informasi terbatas, orang yang
mendengarkan sudah termotivasi, pembicara menggunakan gambar dalam kata-
kata, kelompok terlalu besar untuk memakai metode lain, ingin menambahkan
atau menekankan apa apa yang sudah dipelajar dan mengulangi,
memperkenalkan atau mengantarkan apa yang sudah dicapai.
Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah. Metode
Ceramah yaitu cara penyampaian informasi secara lisan yang dilakukan oleh
sumber belajar kepada warga belajar. Metode ini merupakan yang paling banyak
digunakan dalam kesempatan penyampaian informasi dalam kegiatan-kegiatan
pembelajaran. Hal ini diakibatkan adanya kemampuan setiap orang untuk
berkomunikasi atau menyampaikan pesan kepada orang lain.
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah.
a) Persiapan
Ceramah akan berhasil apabila penceramah menguasai materi yang akan
diceramahkan. Untuk itu penceramah harus mempersiapkan diri dengan:
i. Mempelajari materi dengan sisematika yang baik. Lebih baik lagi kalau
disusun dalam diagram atau skema.
ii. Mempersiapkan alat – alat bantu, misalnya makalah singkat, slide,
transparan, sound sistem dan sebagainya.
b) Waktu dan tempat
Dalam pelaksanaan penyuluhan kadang-kadang persiapan yang dilakukan
oleh penyuluh menjadi berantakan disebabkan karena hal-hal yang dianggap
sepele yaitu waktu dan tempat penyuluhan yang tidak tepat. Biasanya
kelompok sasaran dikumpulkan di ruangan tertutup. Kegiatan dilakukan pada
umumnya mulai pagi hari hingga siang hari, oleh karena itu seorang penyuluh
sebaiknya tahu kapan kelompok sasaran mempunyai waktu yang luang dan
kapan mereka dapat berkumpul bersama. Maka jadwal kegiatan sehari-hari

Dokumen ini adalah milik dari 8 of 20


Fakultas Ilmu Kesehatan-Universitas Horizon Indonesia
Promosi Kesehatan
Modul Lembar Kegiatan Mahasiswa
Program Studi Keperawatan Diploma III

Nama:_______________________________________________ Tanggal: ________________


Tingkat: ____________

kader perlu untuk diketahui sehingga pada saat diadakan penyuluhan tidak
terkesan mengganggu atau merugikan kelompok sasaran.
c) Pelaksanaan
Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah
tersebut dapat menguasai sasaran ceramah.
Untuk itu penceramah dapat melakukan hal – hal sebagai berikut.
i. Sikap dan menampilan yang menyakinkan, tidak boleh bersikap ragu –
ragu dan gelisah.
ii. Suara hendaknya cukup keras dan jelas.
iii. Pandangan harus tertuju keseluruh peserta ceramah.
iv. Berdiri di depan (pertengahan). Tidak boleh duduk.
v. Menggunakan alat – alat bantu lihat (AVA) semaksimal mungkin.
d) Evaluasi kegiatan
Penilaian (evaluasi) adalah proses menentukan nilai atau keberhasilan dalam
mencapai tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya yang digunakan untuk
menilai sejauh mana keberhasilan dari suatu kegiatan. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam evaluasi adalah apakah dalam tujuan penyuluhan sudah
jelas dijabarkan dan sesuai dengan tujuan program, apakah indikator/kriteria
yang akan dipakai dalam penilaian, kegiatan penyuluhan yang mana yang
akan di evaluasi, metode apa yang digunakan dalam evaluasi, instrumen apa
yang digunakan dalam evaluasi, siapa yang melaksanakan evaluasi, sarana-
sarana apa yang dipergunakan untuk evaluasi, apakah ada fasilitas dan
kesempatan untuk mempersiapkan tenaga yang melaksanakan evaluasi dan
bagaimana cara untuk memberikan umpan balik hasil evaluasi.
b. Seminar
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan
menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari satu ahli
atau beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap hangat di masyarakat.
Pendidikan kesehatan menggunakan metode seminar akan berlangsung secara
satu arah.
3. Pembagian Kelompok Kecil dalam Promosi Kesehatan
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut kelompok kecil.
Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil ini antara lain:
1) Diskusi kelompok
Agar semua kelompok dapat bebas berpartisipasi dalam diskusi maka formasi duduk
para peserta diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapat berhadap – hadapan
atau saling memandang satu sama lain, misalnya dalam bentuk lingkaran atau segi
empat. Pemimpin diskusi juga duduk diantara peserta sehingga tidak menimbulkan
kesan ada yang lebih tinggi. Dengan kata lain mereka harus merasa berada dalam
taraf yang sama, sehingga tiap anggota kelompok mempunyai kebebasan
keterbukaan untuk mengeluarkan pendapat.
Untuk memulai diskusi, pemimpin diskusi harus memberikan pancingan – pancingan
yang dapat berupa pertanyaan – pertanyaan atau kasus sehubungan dengan topik
yang dibahas. Agar terjadi diskusi yang hidup maka pemimpin kelompok harus
mengarahkan dan mengatur jalannya diskusi sehingga semua orang dapat
kesempatan berbicara dan tidak menimbulkan dominasi dari salah seorang peserta.

Dokumen ini adalah milik dari 9 of 20


Fakultas Ilmu Kesehatan-Universitas Horizon Indonesia
Promosi Kesehatan
Modul Lembar Kegiatan Mahasiswa
Program Studi Keperawatan Diploma III

Nama:_______________________________________________ Tanggal: ________________


Tingkat: ____________

2) Curah pendapat (Brain storming)


Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok. Tujuan curah pendapat
adalah untuk membuat kompilasi (kumpulan) pendapat, informasi, pengalaman
semua peserta yang sama atau berbeda. Hasilnya kemudian dijadikan peta informasi,
peta pengalaman, atau peta gagasan (mindmap) untuk menjadi pembelajaran
bersama.
Brainstorming adalah suatu teknik atau cara mengajar yang dilaksanakan oleh
pemateri di dalam tempat promosi kesehatan, dengan cara melontarkan suatu
masalah oleh pemateri, kemudian kelompok sasaran menjawab atau menyatakan
pendapat, atau komentar sehingga mungkin masalah tersebut berkembang menjadi
masalah baru, atau dapat diartikan pula sebagai satu cara untuk mendapatkan ide
dari sekelompok manusia dalam waktu singkat.
Prinsip curah pendapat sama dengan metode diskusi kelompok. Bedanya pada
permulaannya pemimpin kelompok memancing dengan satu masalah dan kemudian
tiap peserta memberikan jawaban – jawaban atau tanggapan (curah pendapat).
Tanggapan atau jawaban – jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart
atau papan tulis. Sebelum semua peserta mencurahkan pendapatnya, tidak boleh
diberi komentar oleh siapapun. Baru setelah semua anggota mengeluarkan
pendapatnya, tiap anggota dapat mengomentari dan akhirnya terjadi diskusi.
Metode brainstorming memiliki banyak keunggulan, antara lain yaitu:
a. Kelompok sasaran aktif untuk menyatakan pendapat.
b. Melatih kelompok sasaran berpikir dengan cepat dan tersusun logis.
c. Merangsang kelompok sasaran untuk selalu siap berpendapat yang berhubungan
dengan masalah yang diberikan oleh pemateri.
d. Meningkatkan partisipasi kelompok sasaran dalam menerima pelajaran.
e. Kelompok sasaran yang kurang aktif mendapat bantuan dari temannya yang
pandai atau dari pemateri.
f. Terjadi persaingan sehat diantara kelompok sasaran.
g. Suasana demokrasi dan disiplin dapat ditumbuhkan
Metode brainstorming juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu:
a. pemateri kurang memberi waktu yang cukup kepada kelompok sasaran untuk
berfikir.
b. Kadang-kadang pembicaraan didominasi kelompok sasaran yang pandai saja.
c. Pemateri yang hanya menampung ide dan tidak dapat menyimpulkannya,
sehingga kelompok sasaran tidak segera mengetahui mana yang benar dan yang
salah.
d. Terkadang masalah yang dilontarkan menjadi melebar bahkan memunculkan
masalah baru.
Adapun langkah-langkah dalam penerapan metode Brainstorming adalah sebagai
berikut:
a. Pemberian informasi dan motivasi. Pada tahap ini guru menjelaskan masalah
yang akan dibahas dan latar belakangnya, kemudian mengajak peserta didik agar
aktif untuk memberikan tanggapannya.
b. Identifikasi. Peserta didik diajak memberikan sumbang saran pemikiran sebanyak-
banyaknya. Semua saran yang diberikan peserta didik ditampung, ditulis dan
jangan dikritik. Pemimpin kelompok dan peserta dibolehkan mengajukan
pertanyaan hanya untuk meminta penjelasan.
c. Klasifikasi. Mengklasifikasi berdasarkan kriteria yang dibuat dan disepakati oleh
kelompok. Klasifikasi bisa juga berdasarkan struktur/faktor-faktor lain.
Dokumen ini adalah milik dari 10 of 20
Fakultas Ilmu Kesehatan-Universitas Horizon Indonesia
Promosi Kesehatan
Modul Lembar Kegiatan Mahasiswa
Program Studi Keperawatan Diploma III

Nama:_______________________________________________ Tanggal: ________________


Tingkat: ____________

d. Verifikasi. Kelompok secara bersama meninjau kembali sumbang saran yang


telah diklasifikasikan. Setiap sumbang saran diuji relevansinya dengan
permasalahan yang dibahas. Apabila terdapat kesamaan maka yang diambil
adalah salah satunya dan yang tidak relevan dicoret. Namun kepada pemberi
sumbang saran bisa dimintai argumentasinya.
e. Konklusi (Penyepakatan). Guru/pimpinan kelompok beserta peserta lain mencoba
menyimpulkan butir-butir alternatif pemecahan masalah yang disetujui. Setelah
semua puas, maka diambil kesepakatan terakhir cara pemecahan masalah yang
dianggap paling tepat.
3) Bola salju (snow balling)
Kelompok dibagi dalam pasangan – pasangan ( 1 pasang 2 orang) kemudian
dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah. Setelah lebih kurang 5 menit maka tiap 2
pasang bergabung menjadi satu. Mereka tetap mendiskusikan masalah tersebut dan
mencari kesimpulannya.
Kemudian tiap – tiap pasang yang sudah beranggotakan4 orang ini bergabung lagi
dengan pasangan lainnya dan demikian seterusnya sehingga akhirnya akan terjadi
diskusi seluruh anggota kelompok.
4) Kelompok – kelompok kecil (Buzz group)
Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok – kelompok kecil (buzz group) yang
kemudian diberi suatu permasalahan yang sama atau tidak sama dengan kelompok
lain. Masing – masing kelompok mendiskusikan masalah tersebut. Selanjutnya hasil
dari tiap kelompok didiskusikan kembali dan dicari kesimpulannya.
5) Bermain Peran (Role-Play)
Bermain peran merupakan teknik untuk ‘menghadirkan’ peran-peran yang ada dalam
dunia nyata ke dalam suatu ‘pertunjukan peran’ di dalam kelas/pertemuan, yang
kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi agar peserta memberikan penilaian
terhadap peran tersebut. Misalnya: menilai keunggulan maupun kelemahan masing-
masing peran tersebut, dan kemudian memberikan saran/alternatif pendapat bagi
pengembangan peran-peran tersebut. Teknik ini lebih menekankan terhadap masalah
yang diangkat dalam ‘pertunjukan’, dan bukan pada kemampuan pemain dalam
melakukan permainan peran.
6) Demonstrasi
Demonstrasi merupakan teknik yang digunakan untuk membelajarkan peserta
dengan cara menceritakan dan memperagakan suatu langkah-langkah pengerjaan
sesuatu. Demonstrasi merupakan praktek yang diperagakan kepada peserta. Karena
itu, demonstrasi dapat dibagi menjadi dua tujuan: demonstrasi proses untuk
memahami langkah demi langkah; dan demonstrasi hasil untuk memperlihatkan atau
memperagakan hasil dari sebuah proses. Biasanya, setelah demonstrasi dilanjutkan
dengan praktek oleh peserta sendiri. Sebagai hasil, peserta akan memperoleh
pengalaman belajar langsung setelah melihat, melakukan, dan merasakan sendiri.
Tujuan dari demonstrasi yang dikombinasikan dengan praktek adalah membuat
perubahan pada ranah keterampilan.
7) Bermain peran (Role play)
Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peran
tertentu untuk memainkan peranan, misalnya sebagai dokter puskesmas, sebagai
perawat atau bidan dan sebagainya, sedangkan anggota yang lain sebagai pasien
atau anggota masyarakat. Mereka memperagakan, misalnya bagaimana
interaksi/komunikasi sehari – hari dalam melaksanakan tugas.

Dokumen ini adalah milik dari 11 of 20


Fakultas Ilmu Kesehatan-Universitas Horizon Indonesia
Promosi Kesehatan
Modul Lembar Kegiatan Mahasiswa
Program Studi Keperawatan Diploma III

Nama:_______________________________________________ Tanggal: ________________


Tingkat: ____________

8) Permainan (Games)
Karakteristik permainan yaitu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan (fun)
bagi peserta dengan prinsip serius tapi santai. Permainan juga kerap dipergunakan
untuk menciptakan suasana belajar dari pasif agar menjadi lebih aktif, dari kaku
menjadi gerak (akrab), dan dari jenuh menjadi riang (segar).
Metode permainan pada umumnya dipergunan untuk tujuan belajar agar menjadi
efisien dan efektif dalam suasana gembira meskipun sedang membahas tema yang
sulit atau berat. Permainan sebaiknya dipergunakan sebagai bagian dari proses
belajar, bukan hanya untuk mengisi waktu kosong atau sekedar pemanasan (ice-
breaker) atau penyegaran (energizer). Permainan sebaiknya dirancang menjadi suatu
‘aksi’ atau kejadian yang dialami sendiri oleh peserta, kemudian dibuat menjadi
sebuah pembahasan dalam bentuk refleksi dan hikmah yang mendalam (prinsip, nilai,
atau pelajaran-pelajaran). Wilayah perubahan yang dipengaruhi adalah ranah sikap-
nilai.
9) Permaianan simulasi (Simulation game)
Metode ini merupakan gabungan antara role play dengan diskusi kelompok. Pesan –
pesan kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk permainan seperti permainan
monopoli. Cara memainkannya persis seperti bermain monopoli, dengan
menggunakan dadu, gaco (petunjuk arah), selain beberan atau papan main.
Beberapa orang menjadi pemain, dan sebagian lagi berperan sebagai narasumber.
Tujuan metode simulasi adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan akselerasi pemikiran dan perasaan dengan sikap dan psikomotorik
pembelajar, kemampuan pembelajar ditingkatkan dalam keterampilan
berkomunikasi sederhana dan kepekaan terhadap aksi orang lain agar terbentuk
sikap peduli terhadap lingkungan sekitarnya
b. Menghayati berbagai masalah yang mungkin dihadapi oleh peran yang
dimainkan.
c. Menggunakan pengalaman perannya dalam simulasi untuk mengatasi
permasalahan yang dihadapi.
d. Memperoleh persepsi, pandangan ataupun mengalami perasaan kejiwaan dan
batin tertentu
e. Menanamkan disiplin dan sikap berhati-hati.
f. Memberi kesempatan berlatih menguasai keterampilan tertentu melalui situasi
buatan, sehingga pembelajar terbebas dari resiko pekerjaan berbahaya
Kelebihan dan kekurangan dari metode simulasi adalah sebagai berikut:
a. Menguasai keterampilan tanpa membahayakan dirinya atau orang lain dan tanpa
menanggung kerugian.
b. Melibatkan pembelajar secara aktif dan memberikan kesempatan kepada
pembelajar terlibat secara langsung dalam kegiatan belajar dan melakukan
eksperimen tanpa takut-takut terhadap akibat yang mungkin timbul di dalam
lingkungan yang sesungguhnya.
c. Meningkatkan berfikir secara kritis, karena pembelajar dilibatkan secara aktif
dalam proses pembelajaran.
d. Belajar memahami suatu kegiatan tertentu.
e. Dapat meningkatkan motivasi pembelajar.
f. Bermanfaat untuk tugas-tugas yang memerlukan praktek tetapi lahan praktek
tidak memadai.
g. Memberi kesempatan berlatih mengambil keputusan yang mungkin tidak dapat
dilakukan dalam situasi nyata.
Dokumen ini adalah milik dari 12 of 20
Fakultas Ilmu Kesehatan-Universitas Horizon Indonesia
Promosi Kesehatan
Modul Lembar Kegiatan Mahasiswa
Program Studi Keperawatan Diploma III

Nama:_______________________________________________ Tanggal: ________________


Tingkat: ____________

h. Dapat membentuk kemampuan menilai situasi dan membuat pertimbangan


berdasarkan kemungkinan yang muncul.
i. Dapat meningkatkan disiplin dan meningkatkan sikap kehati-hatian
Kekurangan dari metode promosi kesehatan ini adalah:
a. Kurang efektif untuk menyampaikan informasi umum.
b. Kurang efektif untuk kelas yang besar, karena umumnya kan efektif bila dilakukan
untuk perorangan atau group yang kecil.
c. Memerlukan fasilitas khusus yang mungkin sulit untuk disediakan di tempat
latihan, karena diperlukan alat bantu.
d. Dibutuhkan waktu yang lama, bila semua pembelajaran harus melakukannya.
e. Media berlatih yang merupakan situasi buatan tidak selalu sama dengan situasi
sebelumnya, baik dalam kecanggihan alat, lingkungan dan sebagainya .
f. Memerlukan biaya yang lebih banyak
4. Pembagian Kelompok Massa dalam Promosi Kesehatan
Metode (pendekatan) massa cocok untuk mengkomunikasikan pesan – pesan kesehatan
yang ditujukan kepada masyarakat. Oleh karena sasaran ini bersifat umum, dalam arti
tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi,
tingkat pendidikan dan sebagainya, maka pesan – pesan kesehatan yang akan
disampaikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh massa
tersebut. Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah kesadaran masyarakat
terhadap suatu inovasi awareness, dan belum begitu diharapkan untuk sampai pada
perubahan perilaku. Namun demikian, bila kemudian dapat berpengaruh terhadap
perubahan perilaku juga merupakan hal yang wajar. Pada umumnya, bentuk pendekatan
(cara) massa ini tidak langsung. Biasanya dengan menggunakan atau melalui media
massa. Berikut ini akan dijelaskan beberapa contoh metode yang cocok untuk
pendekatan massa
1) Ceramah umum (public speaking)
Pada cara-cara tertentu, misalnya pada Hari Kesehatan Nasional menteri kesehatan
atau pejabat kesehatan lainnya berpidato dihadapan massa rakyat untuk
menyampaikan pesan – pesan kesehatan.
2) Berbincang – bincang (talk show) tentang kesehatan melalui media elektronik, baik
TV maupun radio, pada hakikatnya merupakan bentuk pendidikan kesehatan massa.
3) Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya tentang
suatu penyakit atau masalah kesehatan disuatu media massa juga merupakan
pendekatan massa.
4) Acara Dokter OZ dalam acara TV pada tahun 2000– an juga merupakan bentuk
pendekatan pendidikan massa.
5) Tulisan-tulisan dimajalah atau koran, baik dalam bentuk artikel maupun tanya
jawab/konsultasi tentang kesehatan dan penyakit juga merupakan bentuk pendekatan
pendidikan kesehatan massa.
6) Billboard, yang dipasang dipinggir jalan, spanduk, poster dan sebagainya juga
merupakan bentuk pendidikan kesehatan massa. Contoh : Billboard “Ayo ke
Posyandu”.
Penggunaan metode promosi kesehatan digunakan memiliki tujuan pengunaan yaitu :
Berikut ini merupakan contoh menentukan metode promosi kesehatan yang digunakan
sesuai dengan tujuan pelaksanaan promosi kesehatannya:
a. Untuk meningkatkan kesadaran akan kesehatan : ceramah, kerja kelompok, mass
media, seminar, kampanye.
b. Menambah pengetahuan. Menyediakan informasi: One-to-one teaching (mengajar
Dokumen ini adalah milik dari 13 of 20
Fakultas Ilmu Kesehatan-Universitas Horizon Indonesia
Promosi Kesehatan
Modul Lembar Kegiatan Mahasiswa
Program Studi Keperawatan Diploma III

Nama:_______________________________________________ Tanggal: ________________


Tingkat: ____________

perseorangan / private), seminar, media massa, kampanye, group teaching.


c. Self-empowering. Meningkatkan kemampuan diri, mengambil keputusan Kerja
kelompok, latihan (training), simulasi, metode pemecahan masalah, peer teaching
method.
d. Mengubah kebiasaan : :Mengubah gaya hidup individu Kerja kelompok, latihan
keterampilan, training, metode debat.
e. Mengubah lingkungan, Bekerja sama dengan pemerintah untuk membuat
kebijakan berkaitan dengan kesehatan.
5. Menyusun Rencana Penilaian
1) Dirumuskan apakah tujuan yang sudah dijabarkan secara khusus dan jelas
mencantumkan kapan akan dievalusi di daerah mana akan dilakukan, serta siapa
kelompok sasaran yang akan dievaluasi.
2) Indikator apa yang digunakan dalam penilaian.
3) Perlu dilihat kembali apakah tujuan penyuluhan sudah sejalan dengan tujuan
program.
4) Kegiatan-kegiatan penyuluhan mana yang akan dievaluasi.
5) Metode dan istrumen yang akan dipergunakan untuk evaluasi.
6) Siapa yang akan melaksanakan evaluasi.
7) Sarana-sarana (peralatan, biaya, tenaga, dan lain-lain), yang diperlukan dalam
evaluasi, dan dimana sarana tersebut bisa diperoleh.
8) Apakah ada fasilitas dan kesempatan untuk mempersiapkan tenaga-tenaga yang
akan melaksanakan evaluasi.
9) Bagaiman rencana untuk memberikan umpan balik hasil evaluasi ini kepada para
pimpinan program.
6. Menyusun Rencana Kerja atau Pelaksanaannya
Setelah pokok-pokok kegiatan penyuluhan ditetapkan, termasuk waktu tempat dan
pelaksanaannya, maka dibuat jadwal pelaksanaan yang dicantumkan dalam suatu daftar.
Jadwal pelaksanaan bermacam-macam, misalnya PERT (Program, Evaluation Riview,
Technic), RAGPIE (Recources, Activity, Gol, Planning, Implementation Evaluation).
B. Menyusun SAP dan metode pendidikan kesehatan
1. Satuan Acara Pengajaran
SAP (Satuan Acara Pengajaran) adalah seperangkat acara penyuluhan yang akan
diselenggarakan termasuk topik, tempat, sasaran, pemateri, dan konsep acara.
Penyusunan SAP terbagi menjadi tiga tahap. Tahap pendahuluan, tahap penyajian dan
tahap penutup.
Proposal adalah rencana kerja yang disusun secara sistematis dan terinci untuk suatu
kegiatan yang bersifat formal. Proposal adalah suatu usulan kegiatan perlu dukungan
atau persetujuan pihak lain. Proposal adalah suatu bentuk rancangan kegiatan yang
dibuat dalam bentuk formal dan standar.
2. Tujuan dari disusunnya SAP
1) Memberikan landasan pokok bagi pelatih dan peserta
2) Pelatihan dalam mencapai kesuksesan belajar
3) Memberi gambaran mengenai acuan kerja jangka pendek Karena disusun dengan
menggunakan pendekatan
4) Sistem, memberi pengaruh terhadap pengembangan individu peserta pelatihan
Karena dirancang secara matang sebelum pembelajaran,
5) Berakibat terhadap nurturant effect

Dokumen ini adalah milik dari 14 of 20


Fakultas Ilmu Kesehatan-Universitas Horizon Indonesia
Promosi Kesehatan
Modul Lembar Kegiatan Mahasiswa
Program Studi Keperawatan Diploma III

Nama:_______________________________________________ Tanggal: ________________


Tingkat: ____________

3. Kerangka Menyusun SAP


1) Menentukan prioritas masalah
prioritas masalah ditentukan berdasarkan hirarki kebutuhan maslow
2) Mengidentifikasikan area/pesan pokok
sesuaikan dengan pokok bahasan dan sub pokok bahasan
3) Menentukan tujuan
tujuan disusun berdasarkan TIU/TIK
4) Menentukan sasaran
Sasaran berupa Individu, Keluarga/Kelompok, Masyarakat
5) Menentukan isi
merupakan materi pendidikan yang akan disampaikan, sesuai dengan TIK.
6) Menetukan metoda
metoda pembelajaran harus disesuaikan dengan sasaran dan aspek (pengetahuan,
sikap, keterampilan) yang ingin dicapai. Sesuaikan juga dengan sumber daya
yangtersedia.
7) Menentukan media
media yang digunakan harus sesuai dengan sasaran, tingkat pendidikan, aspek yang
ingin dicapai, metoda yang dipakai dan sumber daya yang ada.
8) Menentukan rencana kegiatan
terdiri dari :
a Pendahuluan: mempersiapkan segala alat dan bahan yang diperlukan untuk
pelaksanaan pendidikan, menjelaskan maksud program dan tujuannya.
b Penyajian: penyampaian pesan sesuai metoda dan media yang digunakan.
c Penutup: menguji keberhasilan penyampaian pesan dan tindak lanjut.
9) Menentukan evaluasi
Evaluasi merupakan proses penilaian terhadap keberhasilan program pendidikan
dengan melihat perubahan yang terjadi pada aspek pengetahuan, sikap dan
keterampilan sesuai dengan rancangan TIK/TIU yang telah disusun sebelumnya. Alat
ukur yang digunakan untuk mengevaluasi kebersahilan tersebut dapat berupa :
kuesioner, Lembar observasi (daftar cheklis), wawancara, dokumentasi.
4. Tahap Penyusunan SAP
1) Tahap pendahuluan
Tahap pendahuluan adalah tahap persiapan atau tahap awal sebelum memasuki
penyajian materi yang akan disuluhkan. Pada tahap ini penyuluh menjelaskan secara
singkat tentang materi yang akan diajarkan dalam pertemuan tersebut, manfaat
materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari, hubungan materi tersebut dengan
pengetahuan yang telah diketahui masyarakat serta tujuan yang harus dicapai
masyarakat pada akhir pertemuan. Membutuhkan waktu 5 sampai 10 menit atau
sekitar 5 % dari waktu penyuluhan.
2) Tahap penyajian
Tahap penyajian merupakan kegiatan belajar mengajar yang utama dalam suatu
pengajaran. Di dalamnya tercakup bagian berikut
a Uraian (explanation), baik dalam bentuk verbal maupun non verbal (grafik,
gambar, benda sebenarnya, model, dan demonstrasi gerak)
b Contoh dan non contoh yang praktis serta konkret dari uraian konsep
c Latihan merupakan praktik bagi masyarakat untuk menerapkan konsep abstrak
yang sedang dipelajari dalam bentuk kegiatan fisik. Sebagian besar (80-90%) dari
waktu penyuluhan digunakan dalam tahap penyajian.

Dokumen ini adalah milik dari 15 of 20


Fakultas Ilmu Kesehatan-Universitas Horizon Indonesia
Promosi Kesehatan
Modul Lembar Kegiatan Mahasiswa
Program Studi Keperawatan Diploma III

Nama:_______________________________________________ Tanggal: ________________


Tingkat: ____________

3) Tahap penutup
Tahap penutup merupakan tahap terakhir suatu penyuluhan. Tahap ini meliputi 3
kegiatan, yaitu :
a Pelaksanaan tes hasil penyuluhan untuk dijawab atau dikerjakan peserta
penyuluhan. Seringkali tes tersebut dilaksanakan secara tidak formal atau tidak
tertulis, tetapi diajukan secara lisan untuk dijawab oleh peserta penyuluh
b Umpan balik yang berupa informasi atau hasil tes
c Tindak lanjut yang berupa petunjuk tentang apa yang harus dilakukan atau
dipelajari peserta penyuluh selanjutnya, baik untuk memperdalam materi yang
telah dipelajari dalam pertemuan tersebut maupun untuk mempersiapkan diri.
Tahap ini membutuhkan waktu 10-20 menit atau 10-15 % dari waktu pengajaran.

Dokumen ini adalah milik dari 16 of 20


Fakultas Ilmu Kesehatan-Universitas Horizon Indonesia
Promosi Kesehatan
Modul Lembar Kegiatan Mahasiswa
Program Studi Keperawatan Diploma III

Nama:_______________________________________________ Tanggal: ________________


Tingkat: ____________

CONTOH SAP PENDIDIKAN KESEHATAN


Pokok Bahasan : Musyawarah Masyarakat Tetangga Sub Pokok Bahasan
: Penyuluhan Pendidikan Kesehatan Tentang Hipertensi
Penyaji : Adhita OKA
Alfa Aditia
Dewi Suciati
Esti Dewi K
Hari dan tanggal Pelaksanaan : Jumat, 1 Desember 2023
Waktu : 09.00 WIB – selesai
Tempat : Rumah Ketua RT 1
Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan MMT I diharapkan masyarakat RT 01 desa tanjung mekar karawang
barat dapat memahami masalah kesehatan yang dihadapi dan merencanakan tindakan
yang akan dilakukan .
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan MMT I selama 1 x 30 menit diharapkan masyarakat RT 01 desa tanjung
mekar karawang barat dapat :
1. Warga mengerti permasalahan kesehatan yang dihadapi
2. Warga dapat menentukan rencana tindakan yang akan dilakukan
Sasaran Dan Target
Sasaran ditujukan pada warga RT 1 desa tanjung mekar karawang barat
Target ditujukan pada seluruh kepala warga di RT 1 desa tanjung mekar karawang barat
Materi
Terlampir materi hipertesi :
1. Pengertian hipertensi
2. Penyebab hipertensi
3. Tanda gejala hipertensi
4. Komplikasi hipertensi
Metode
Ceramah, diskusi, tanya jawab.
Media
Leaflet, Poster.

Kegiatan Belajar Mengajar


No Tahap Waktu Kegiatan Media
1 Pembukaan 5 Menit 1. Memberikan salam Menjawab salam
2. Memperkenalka diri Mendengarkan
3. Menjelaskan kontrak waktu dan memperhatikan
tujuan pertemuan.
2 Pelaksanaan 15 Menit 1. Menyampaikan materi Menjawab salam
1) Pengertian hipertensi Mendengarkan
2) Gejala hipertesi Memperhatikan
3) Penyebab hipertensi Bertanya
4) Pencegahan hipertensi Menjawab pertanyaan
5) Komplikasi hipertensi

Dokumen ini adalah milik dari 17 of 20


Fakultas Ilmu Kesehatan-Universitas Horizon Indonesia
Promosi Kesehatan
Modul Lembar Kegiatan Mahasiswa
Program Studi Keperawatan Diploma III

Nama:_______________________________________________ Tanggal: ________________


Tingkat: ____________

2. Sesi Tanya jawab


3 Penutup 10 Menit 1. Evaluasi Mendengarkan
2. Menyimpulkan Hasil Memperhatikan
3. Mengucapkan salam penutup Bertanya
Menjawab pertanyaan
Menjawb salam

Evaluasi
a Evaluasi Proses
1) Peserta/ warga bersedia hadir dirumah ketua RT tepat waktu
2) Warga memahami hasil pengkajian yang disampaikan Mahasiswa
3) Warga dapat menentukan tindakan apa saja yang akan dilakukan untuk mengatasi
permasalahan lingkungan yang dihadapi.
b Evaluasi Hasil
1) Kegiatan musyawarah masyarakat warga RT 1 desa tanjung mekar karawang barat
berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
2) Adanya kesepakatan antara warga dengan Mahasiswa dalam melaksanakan rencana
kegiatan selanjutnya

Setelah diberikan penyuluhan kesehatan tentang hipertensi diharapkan warga mampu menjawab
pertanyaan:
1. Jelaskan kembali pengertian hipertensi dengan bahasanya sendiri dengan benar!
Menurut WHO, batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 140/90
mmHg dan tekanan darah sama atau diatas 160/95 mmHg dinyatakan sebagai
hipertensi (Soeparman, 1999)

2. Sebutkan penyebab hipertensi!


1) Asupan garam yang tinggi
2) Usia
3) Faktor genetic (keturunan)
4) Kurang olah raga
5) Kebiasaan hidup yang tidak baik seperti merokok dan alcohol
6) Penyempitan pembuluh darah oleh lemak/kolesterol tinggi
7) Keturunan (genetik).
8) Obesitas
9) stress
3. Sebutkan tanda dan gejala hipertensi!
1) Kepala pusing
2) Telinga berdengung
3) Gemeter, tremor
4) Mudah marah
5) Mual dan muntah
6) Rasa berat di tengkuk
7) Jantung berdebar – debar
8) Denyut Nadi cepat
9) Lelah dan lemas

Dokumen ini adalah milik dari 18 of 20


Fakultas Ilmu Kesehatan-Universitas Horizon Indonesia
Promosi Kesehatan
Modul Lembar Kegiatan Mahasiswa
Program Studi Keperawatan Diploma III

Nama:_______________________________________________ Tanggal: ________________


Tingkat: ____________

4. Pencegahan Hipertensi
1) Mengurangi asupan garam (kurang dari 5 gram setiap hari)
2) Makan lebih banyak buah dan sayuran
3) Aktifitas fisik secara teratur
4) Menghindari penggunaan rokok
5) Membatasi asupan makanan tinggi lemak jenuh
6) Menghilangkan/mengurangi lemak trans dalam makanan

5. Komplikasi Hipertensi
1) Stroke
2) Penyakit jantung
3) Penyakit ginjal
4) Gangguan penglihatan

Dokumen ini adalah milik dari 19 of 20


Fakultas Ilmu Kesehatan-Universitas Horizon Indonesia

Anda mungkin juga menyukai