TINGKAT 2/ SEMESTER 3
MISI
1. Terselenggaranya pendidikan yang berkualitas dalam rangka menghasilkan lulusan yang
professional dengan keunggulan dibidang Keselamatan Pasien & Keselamatan Kesehatan
Kerja dalam Keperawatan serta Keperawatan Gawat Darurat.
2. Terselenggaranya kegiatan penelitian dan karya ilmiah dibidang Keperawatan dengan
keunggulan Keselamatan Pasien & Keselamatan Kesehatan Kerja dalam Keperawatan
serta Keperawatan Gawat Darurat.
3. Terselenggaranya kegiatan pengabdian masyarakat dengan keunggulan Keselamatan
Pasien & Keselamatan Kesehatan Kerja dalam Keperawatan serta Keperawatan Gawat
Darurat.
4. Terselenggaranya kerjasama yang strategis, sinergis dan berkelanjutan dalam lingkup
pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat
TINJAUAN PENDAHULUAN
1. PENDAHULUAN
Assalamualaikum Wr. Wb/ Selamat pagi/siang semuanya, semoga dalam keadaan sehat.
Pada sesi ini kita akan mempelajari bersama topik mengenai Implementasi dalam pendidikan
kesehatan Berbagai Tekhnk dan Strategi pembelajaran
MATERI PEMBELAJARAN
A. Implementasi dalam pendidikan kesehatan Berbagai Tekhnik dan Strategi
pembelajaran
1. Promosi Kesehatan
Istilah promosi kesehatan adalah perwujudan dari perubahan konsep pendidikan
kesehatan pada tahun 1984 oleh WHO dalam salah satu divisinya,yaitu Divisi Pendidikan
Kesehatan (Division Health Education) yang kemuian diubah menjadi Divisi Promosi
kesehatan dan Pendidikan (Division On Health Promotion and Education). Konsep ini
dibuat oleh Departemen Kesehatan RI pada tahun 2000 yang mulai disesuaikan dengan
merubah Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat menjadi Direktorat Promosi
Kesehatan dan sekarang menjadi pusat promosi kesehatan.
Promosi kesehatan merupakan revitalisasi pendidikan kesehatan pada masa lalu,di
mana dalam konsep promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat
dalam konsep promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat dalam
hal peningkatan pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan saja,melainkan juga
upaya bagaimana mampu menjembatani adanya perubahan perilaku seseorang. Hal ini
yang menunjukkan berarti Promosi Kesehatan merupakan program kesehatan yang
dirancang untuk membawa perbaikan yang merupakan perubahan perilaku,baik dalam
masyarakat maupun lingkungan organisasinya, serta lingkungan fisik dan non fisik,
sosial, budaya, ekonomi, dan politik.
Untuk mewujudkan perubahan kearah perilaku hidup sehat di masyarakattidak mudah
begitu saja diwujudkan.Fakta membuktikan dari pengalaman Negara maju dan Negara
berkembang banyak faktor penghambat dan salah satu faktor terbesar yang dirasakan
adalah kurangnya faktor pendukung berupa sarana dan prasarana dimasyarakat untuk
berperilaku hidup sehat.Walaupun kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang
c. Mengenal Wilayah
Program bisa dilaksanakan dengan baik jika yang melaksanakan program
tersebut mengetahui benar situasi lapangan. Berikut ini dua hal pengkajian yang
perlu dilakukan dalam mengenal wilayah :
a) Lokasinya, apakah terpencil (tidak berbatasan dengan desa lain), apakah
daerahnya datar atau pegunungan apakah ada jalur transpor umum dan
lainnya.
b) Sifatnya, kapan musim hujan, kemarau panjang, daerah kering/gersang atau
cukup sumber air, sering banjir, pasang surut, apakah daerah perbatasan,
dan lainnya.
5. Menentukan Prioritas Masalah
Prioritas dalam penyuluhan harus sejalan dengan prioritas masalah yang di tentukan oleh
program yang ditunjang, hindari penyuluhan menentukan prioritas sendiri sebab dapat
menyebabkan program berjalan sendiri. Misalnya pada program penanggulangan
penyakit DHF, maka penyuluhan harus mengambil masalah yang beresiko syok yang
mengakibatkan pada ancaman kematian pasien sebagai masalah prioritas dan
menngembangkan segi penyuluhan. Jika nanti dalam upaya penanggulangan resiko syok
dengan memanfaatkan penekanan gejala dini dari penyakit DHF seperti demam, kepala
pusing, sendi terasa nyilu, dan lemas merupak interfensi yang diprioritaskan, maka
penyuluhan harus ditunjang dengan interfensi yang diprioritaskan. Penentuan prioritas
bisa berdasarkan berbagai pertimbangan.
Tahap-tahap Penyuluhan:
1) Berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh masalah tersebut, sehingga perlu
diprioritaskan upaya penanggulangannya.
2) Pertimbangan politis, yaitu menyangkut nama baik Negara.
3) Berdasarkan sumber daya yang ada.
6. Menentukan Tujuan Penyuluhan
Tujuan dari penyuluhan kesehatan diantaranya adalah tujuan jangka pendek, menengah
dan jangka panjang. Tujuan jangka pendek adalah terciptanya pengertian, sikap, dan
norma menuju kepada terciptanya prilaku sehat. Sedangkan tujuan jangka panjang
adalah terjadi perubahan status kesehatan yang optimal. Tujuan tentunya harus jelas,
realistis (bisa dicapai) dan dapat diukur. Hal ini diperlukan agar penilaian penyuluhan
dapat dilaksanakan dengan baik. Hal yang dapat diperhatikan pada program yang akan
dikembangkan dari segi penyuluhannya adalahsudah berapa lama program tersebut
berjalan, program apa yang sedang dilaksanakan dan yang sudah berjalan. Berikut cara
menentukan tujuan penyuluhan:
1) Seberapa jauh penyuluhan sudah dimasukkan di waktu lalu.
2) Kalau sudah masuk, apa tujuan penyuluhan di masa lalu.
3) Apakegiatan penyuluhan yang dilaksanakan waktu itu, dan bagaimana hasilnya, ini
perlu agar petugas penyuluh kesehatan dapat menentukan tujuan yang baru.
7. Menentukan Sasaran Penyuluhan
Sasaran program dan sarana penyuluhan tidak selalu sama, yang di maksud dengan
sasaran adalah kelompok sasaran seperti individu atau kelompok yang akan diberi
penyuluhan.menentukan kelompok sasaran menyangkut pula strategi. Sebagai contoh,
tujuan penyuluhan adalah agar kelompok lanjut usia mau melakukan senam lansia tiap
seminggu sekali dalam hal ini sasaran penyuluhannya mungkin bukan hanya para lansia
saja, tetapi juga pada orang-orang yang berpengaruh dalam mengambil keputusan
dalam keluarga atau mungkin anggota keluarga yang non-lansia bisa diikutsertakan
dengan harapan mereka bisa membujuk orang-orang yang sudah lanjut usia untuk
mengikuti senam lansia.
8. Menentukan Isi Penyuluhan
Setelah tujuan, sasaran, situasi, masalah, dan latarbelakang sasaran ditentukan, maka isi
penyuluhan dapat ditentukan. Isi penyuluhan dan keuntungan terhadap kelompok
sasaran harus juga disebutkan. Isi penyuluhan harus dituangkan dengan bahasa yang
mudah dipahami oleh sasaran, pesan harus benar-benar bisa dilaksanakan oleh sasaran
dengan sarana yang mereka miliki, atau yang terjangkau oleh mereka. Dasar-dasar
komunikasi perlu dipahami dalam menyusun isi penyuluhan.
9. Menentukan Metode Penyuluhan yang Akan Dipergunakan
Metode diartikan sebagai cara pendekatan tertentu. Didalam proses belajar, pendidik
harus dapat memilih dan menggunakan metode (cara) mengajar yang cocok atau
relevan, sesuai dengan kondisi setempat. Meskipun berlaku pedoman umum bahwa tidak
ada satu pun metode belajar yang paling baik dan tidak ada satu pun metode belajar
yang berdiri sendiri. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman yang cukup tentang
penerapan, metode yang sesuai dengan sasaran, tempat, dan waktu yang berbeda.
Pemberian pendidikan kesehatan pada sasaran yang sama, tetapi waktu dan atau
tempat yang berbeda dalam pelaksanaanya memerlukan metode yang berbeda.
Demikian juga sebaliknya, pada sasaran yang berbeda dengan tempat yang sama,
membutuhkan metode yang mungkin berbeda atau bahkan metode yang sama.
Ketepatan pemilihan metode sangat diperlukan dalam mencapai tujuan pendidikan
kesehatan itu sendiri.
1. Metode Promosi Kesehatan
Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan suatu pendidikan kesehatan
adalah pemilihan metode pelatihan yang tepat. Pemilihan metode belajar dapat
diidentifikasikan melalui besarnya kelompok peserta. Membagi metode pendidikan
menjadi tiga yakni metode pendidikan individu, kelompok, dan masa. Pemilihan metode
pelatihan tergantung pada tujuan, Kemampuan pelatih/pengajar, besar kelompok
sasaran, kapan/waktu pengajaran berlangsung dan fasilitas yang tersedia.
Berikut ini diuraikan beberapa metode pendidikan atau promosi kesehatan.
1) Metode Individual (Perorangan)
Dalam promosi kesehatan metode yang bersifat individual digunakan untuk membina
perilaku baru atau membina seseorang yang mulai tertarik kepada suatu perubahan
perilaku atau inovasi. Misalnya membina seorang ibu yang baru saja menjadi
akseptor atau seorang ibu hamil yang sedang tertarik terhadap imunisasi TT karena
baru saja memperoleh/mendengar kan penyuluhan kesehatan. Pendekatan yang
digunakan agar ibu tersebut menjadi akseptor lestari atau ibu hamil tersebut segera
minta di imunisasi adalah dengan pendekatan secara perorangan. Perorangan disini
tidak hanya berarti harus hanya kepada ibu – ibu yang bersangkutan, tetapi mungkin
juga kepada suami atau keluarga ibu tersebut.
Dasar digunakannya pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai
masalah atau alasan yang berbeda – beda sehubungan dengan penerimaan atau
perilaku baru tersebut. Agar petugas kesehatan mengetahui dengan tepat serta dapat
membantunya maka perlu menggunakan metode atau cara ini. Bentuk
pendekatannya antara lain.
kader perlu untuk diketahui sehingga pada saat diadakan penyuluhan tidak
terkesan mengganggu atau merugikan kelompok sasaran.
c) Pelaksanaan
Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah
tersebut dapat menguasai sasaran ceramah.
Untuk itu penceramah dapat melakukan hal – hal sebagai berikut.
i. Sikap dan menampilan yang menyakinkan, tidak boleh bersikap ragu –
ragu dan gelisah.
ii. Suara hendaknya cukup keras dan jelas.
iii. Pandangan harus tertuju keseluruh peserta ceramah.
iv. Berdiri di depan (pertengahan). Tidak boleh duduk.
v. Menggunakan alat – alat bantu lihat (AVA) semaksimal mungkin.
d) Evaluasi kegiatan
Penilaian (evaluasi) adalah proses menentukan nilai atau keberhasilan dalam
mencapai tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya yang digunakan untuk
menilai sejauh mana keberhasilan dari suatu kegiatan. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam evaluasi adalah apakah dalam tujuan penyuluhan sudah
jelas dijabarkan dan sesuai dengan tujuan program, apakah indikator/kriteria
yang akan dipakai dalam penilaian, kegiatan penyuluhan yang mana yang
akan di evaluasi, metode apa yang digunakan dalam evaluasi, instrumen apa
yang digunakan dalam evaluasi, siapa yang melaksanakan evaluasi, sarana-
sarana apa yang dipergunakan untuk evaluasi, apakah ada fasilitas dan
kesempatan untuk mempersiapkan tenaga yang melaksanakan evaluasi dan
bagaimana cara untuk memberikan umpan balik hasil evaluasi.
b. Seminar
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan
menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari satu ahli
atau beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap hangat di masyarakat.
Pendidikan kesehatan menggunakan metode seminar akan berlangsung secara
satu arah.
3. Pembagian Kelompok Kecil dalam Promosi Kesehatan
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut kelompok kecil.
Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil ini antara lain:
1) Diskusi kelompok
Agar semua kelompok dapat bebas berpartisipasi dalam diskusi maka formasi duduk
para peserta diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapat berhadap – hadapan
atau saling memandang satu sama lain, misalnya dalam bentuk lingkaran atau segi
empat. Pemimpin diskusi juga duduk diantara peserta sehingga tidak menimbulkan
kesan ada yang lebih tinggi. Dengan kata lain mereka harus merasa berada dalam
taraf yang sama, sehingga tiap anggota kelompok mempunyai kebebasan
keterbukaan untuk mengeluarkan pendapat.
Untuk memulai diskusi, pemimpin diskusi harus memberikan pancingan – pancingan
yang dapat berupa pertanyaan – pertanyaan atau kasus sehubungan dengan topik
yang dibahas. Agar terjadi diskusi yang hidup maka pemimpin kelompok harus
mengarahkan dan mengatur jalannya diskusi sehingga semua orang dapat
kesempatan berbicara dan tidak menimbulkan dominasi dari salah seorang peserta.
8) Permainan (Games)
Karakteristik permainan yaitu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan (fun)
bagi peserta dengan prinsip serius tapi santai. Permainan juga kerap dipergunakan
untuk menciptakan suasana belajar dari pasif agar menjadi lebih aktif, dari kaku
menjadi gerak (akrab), dan dari jenuh menjadi riang (segar).
Metode permainan pada umumnya dipergunan untuk tujuan belajar agar menjadi
efisien dan efektif dalam suasana gembira meskipun sedang membahas tema yang
sulit atau berat. Permainan sebaiknya dipergunakan sebagai bagian dari proses
belajar, bukan hanya untuk mengisi waktu kosong atau sekedar pemanasan (ice-
breaker) atau penyegaran (energizer). Permainan sebaiknya dirancang menjadi suatu
‘aksi’ atau kejadian yang dialami sendiri oleh peserta, kemudian dibuat menjadi
sebuah pembahasan dalam bentuk refleksi dan hikmah yang mendalam (prinsip, nilai,
atau pelajaran-pelajaran). Wilayah perubahan yang dipengaruhi adalah ranah sikap-
nilai.
9) Permaianan simulasi (Simulation game)
Metode ini merupakan gabungan antara role play dengan diskusi kelompok. Pesan –
pesan kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk permainan seperti permainan
monopoli. Cara memainkannya persis seperti bermain monopoli, dengan
menggunakan dadu, gaco (petunjuk arah), selain beberan atau papan main.
Beberapa orang menjadi pemain, dan sebagian lagi berperan sebagai narasumber.
Tujuan metode simulasi adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan akselerasi pemikiran dan perasaan dengan sikap dan psikomotorik
pembelajar, kemampuan pembelajar ditingkatkan dalam keterampilan
berkomunikasi sederhana dan kepekaan terhadap aksi orang lain agar terbentuk
sikap peduli terhadap lingkungan sekitarnya
b. Menghayati berbagai masalah yang mungkin dihadapi oleh peran yang
dimainkan.
c. Menggunakan pengalaman perannya dalam simulasi untuk mengatasi
permasalahan yang dihadapi.
d. Memperoleh persepsi, pandangan ataupun mengalami perasaan kejiwaan dan
batin tertentu
e. Menanamkan disiplin dan sikap berhati-hati.
f. Memberi kesempatan berlatih menguasai keterampilan tertentu melalui situasi
buatan, sehingga pembelajar terbebas dari resiko pekerjaan berbahaya
Kelebihan dan kekurangan dari metode simulasi adalah sebagai berikut:
a. Menguasai keterampilan tanpa membahayakan dirinya atau orang lain dan tanpa
menanggung kerugian.
b. Melibatkan pembelajar secara aktif dan memberikan kesempatan kepada
pembelajar terlibat secara langsung dalam kegiatan belajar dan melakukan
eksperimen tanpa takut-takut terhadap akibat yang mungkin timbul di dalam
lingkungan yang sesungguhnya.
c. Meningkatkan berfikir secara kritis, karena pembelajar dilibatkan secara aktif
dalam proses pembelajaran.
d. Belajar memahami suatu kegiatan tertentu.
e. Dapat meningkatkan motivasi pembelajar.
f. Bermanfaat untuk tugas-tugas yang memerlukan praktek tetapi lahan praktek
tidak memadai.
g. Memberi kesempatan berlatih mengambil keputusan yang mungkin tidak dapat
dilakukan dalam situasi nyata.
Dokumen ini adalah milik dari 12 of 20
Fakultas Ilmu Kesehatan-Universitas Horizon Indonesia
Promosi Kesehatan
Modul Lembar Kegiatan Mahasiswa
Program Studi Keperawatan Diploma III
3) Tahap penutup
Tahap penutup merupakan tahap terakhir suatu penyuluhan. Tahap ini meliputi 3
kegiatan, yaitu :
a Pelaksanaan tes hasil penyuluhan untuk dijawab atau dikerjakan peserta
penyuluhan. Seringkali tes tersebut dilaksanakan secara tidak formal atau tidak
tertulis, tetapi diajukan secara lisan untuk dijawab oleh peserta penyuluh
b Umpan balik yang berupa informasi atau hasil tes
c Tindak lanjut yang berupa petunjuk tentang apa yang harus dilakukan atau
dipelajari peserta penyuluh selanjutnya, baik untuk memperdalam materi yang
telah dipelajari dalam pertemuan tersebut maupun untuk mempersiapkan diri.
Tahap ini membutuhkan waktu 10-20 menit atau 10-15 % dari waktu pengajaran.
Evaluasi
a Evaluasi Proses
1) Peserta/ warga bersedia hadir dirumah ketua RT tepat waktu
2) Warga memahami hasil pengkajian yang disampaikan Mahasiswa
3) Warga dapat menentukan tindakan apa saja yang akan dilakukan untuk mengatasi
permasalahan lingkungan yang dihadapi.
b Evaluasi Hasil
1) Kegiatan musyawarah masyarakat warga RT 1 desa tanjung mekar karawang barat
berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
2) Adanya kesepakatan antara warga dengan Mahasiswa dalam melaksanakan rencana
kegiatan selanjutnya
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan tentang hipertensi diharapkan warga mampu menjawab
pertanyaan:
1. Jelaskan kembali pengertian hipertensi dengan bahasanya sendiri dengan benar!
Menurut WHO, batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 140/90
mmHg dan tekanan darah sama atau diatas 160/95 mmHg dinyatakan sebagai
hipertensi (Soeparman, 1999)
4. Pencegahan Hipertensi
1) Mengurangi asupan garam (kurang dari 5 gram setiap hari)
2) Makan lebih banyak buah dan sayuran
3) Aktifitas fisik secara teratur
4) Menghindari penggunaan rokok
5) Membatasi asupan makanan tinggi lemak jenuh
6) Menghilangkan/mengurangi lemak trans dalam makanan
5. Komplikasi Hipertensi
1) Stroke
2) Penyakit jantung
3) Penyakit ginjal
4) Gangguan penglihatan