Anda di halaman 1dari 5

Nama : Marsha Gintan

NIM : 21053080

Mata Kuliah : Telaah Kurikulum

Pengampu : Dr. Syamwil, M.Pd

Tugas : Mingg ke-5

Pengembangan kurikulum adalah proses yang terstruktur untuk merancang,


mengembangkan, dan mengimplementasikan program pendidikan yang memadai dan efektif.
Level perencanaan adalah tahap awal dalam pengembangan kurikulum di mana tujuan, analisis
kebutuhan, isi kurikulum, aktivitas pembelajaran, dan evaluasi dirancang. Latar belakang
mengenai tahap-tahap pengembangan kurikulum pada level perencanaan melibatkan
pemahaman aspek-aspek utama dari setiap tahap, termasuk:
1. Tujuan (Purposes): Pada tahap perencanaan, perlu mengidentifikasi tujuan
pendidikan yang ingin dicapai melalui kurikulum. Tujuan harus spesifik, terukur, dan
mencakup berbagai aspek pembelajaran, seperti kognitif, afektif, dan psikomotorik.
2. Analisis Kebutuhan (Need Analysis): Analisis kebutuhan melibatkan penilaian
mendalam tentang apa yang dibutuhkan oleh siswa, komunitas, dan lembaga
pendidikan. Ini melibatkan analisis lingkungan, konsultasi dengan stakeholder, dan
pemahaman terhadap tantangan dan peluang pendidikan di daerah tertentu.
3. Pengembangan Isi (Content Development): Pada tahap ini, materi pembelajaran yang
relevan dengan tujuan dan kebutuhan ditentukan dan disusun. Materi ini dapat
mencakup bahan ajar, buku teks, sumber daya online, dan sebagainya.
4. Pengembangan Aktivitas Pembelajaran (Learning Experience): Aktivitas
pembelajaran adalah cara siswa akan terlibat dengan materi. Ini mencakup pemilihan
metode pengajaran, strategi, teknologi, dan penggunaan sumber daya pendukung
yang akan menciptakan pengalaman pembelajaran yang efektif.
5. Pengembangan Evaluasi (Evaluation): Evaluasi adalah bagian penting dari
pengembangan kurikulum. Ini mencakup pembuatan instrumen evaluasi seperti tes,
rubrik, atau penilaian proyek. Selain itu, perlu merencanakan penggunaan evaluasi
formatif dan sumatif untuk mengukur kemajuan siswa dan efektivitas kurikulum.
Contoh pengembangan masing-masing aspek pada level perencanaan kurikulum:
1. Tujuan (Purposes): Tujuannya yaitu untuk meningkatkan literasi dan pemahaman
konsep sains pada siswa sekolah menengah. Tujuan ini fokus pada hasil yang
diharapkan dari kurikulum, yaitu peningkatan pemahaman siswa terhadap konsep
sains sebagai dasar untuk keberhasilan akademik dan pemahaman dunia.
2. Analisis Kebutuhan (Need Analysis): Analisis Lingkungan ini adalah Studi tentang
kurangnya literasi sains pada siswa sekolah menengah dan rendahnya minat pada
mata pelajaran sains. Melibatkan guru, siswa, dan orang tua dalam proses konsultasi
untuk memahami perspektif dan kebutuhan mereka. Analisis ini membantu
mengidentifikasi masalah yang perlu diatasi dalam kurikulum, yaitu rendahnya
pemahaman sains dan minat pada mata pelajaran tersebut.
3. Pengembangan Isi (Content Development): Materi kurikulum akan mencakup
kurikulum nasional sains, dengan penekanan pada konsep sains dasar. Materi sains
akan disesuaikan untuk memasukkan contoh-contoh yang lebih relevan dan
mendalam untuk memotivasi siswa. Konten kurikulum harus sesuai dengan standar
nasional tetapi juga relevan dengan masalah yang relevan bagi siswa.
4. Pengembangan Aktivitas Pembelajaran (Learning Experience): Metode pengajaran
akan mencakup eksperimen, penelitian lapangan, percakapan sains, dan kerja
kelompok. Integrasi teknologi pembelajaran untuk memfasilitasi eksperimen sains,
akses ke sumber daya online, dan interaksi dengan sains dalam kehidupan sehari-
hari. Aktivitas pembelajaran harus dirancang agar siswa terlibat aktif dalam
eksplorasi konsep sains.
5. Pengembangan Evaluasi (Evaluation): Instrumen evaluasi akan mencakup ujian
tertulis, proyek penelitian, dan presentasi sains. Menerapkan evaluasi formatif
berdasarkan respons siswa selama proses pembelajaran dan uji coba materi. Evaluasi
akan digunakan untuk mengukur pencapaian siswa dalam pemahaman konsep sains,
dengan penekanan pada aspek pemecahan masalah dan eksplorasi.
Kurikulum ini akan membantu siswa meningkatkan literasi sains mereka, memotivasi minat
pada sains, dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Ini akan memberikan dasar yang
kuat bagi prestasi akademik mereka dan pemahaman sains dalam kehidupan sehari-hari.
Evaluasi akan membantu memonitor kemajuan siswa dan efektivitas pengajaran dalam
mencapai tujuan kurikulum.
Contoh pengembangan masing-masing aspek pada level perencanaan kurikulum yang
akan diterapkan di daerah Pariaman, yaitu:
1. Tujuan (Purposes): untuk meningkatkan mutu pendidikan di daerah Pariaman,
mempersiapkan siswa dengan keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan
berkolaborasi. Tujuan kurikulum ini adalah mengatasi tantangan pendidikan yang
dihadapi oleh daerah Pariaman, yaitu meningkatkan kualitas pendidikan dan
menciptakan lulusan yang siap menghadapi tantangan masa depan dengan
keterampilan yang relevan.
2. Analisis Kebutuhan (Need Analysis): Studi menyeluruh tentang kondisi pendidikan
di daerah Pariaman, termasuk tingkat kelulusan, aksesibilitas, kualitas pengajaran,
serta kebutuhan pendidikan khusus dalam komunitas. Melibatkan pemerintah daerah,
komunitas, sekolah, guru, dan siswa dalam proses analisis untuk memahami
perspektif dan harapan mereka. Analisis ini akan memberikan pandangan
menyeluruh tentang kebutuhan pendidikan di daerah Pariaman, memastikan bahwa
kurikulum sesuai dengan realitas lokal.
3. Pengembangan Isi (Content Development): Materi kurikulum akan mencakup
kurikulum nasional dengan penekanan pada materi yang relevan dengan budaya,
sejarah, dan lingkungan daerah Pariaman. Konten akan disesuaikan dengan konteks
daerah Pariaman, termasuk materi tambahan tentang sejarah lokal, kebijakan
lingkungan, dan masalah sosial yang relevan. Materi akan memadukan elemen
nasional dan lokal, sehingga siswa dapat mengidentifikasi diri mereka dengan daerah
mereka, sambil memahami konteks nasional dan global.
4. Pengembangan Aktivitas Pembelajaran (Learning Experience): Metode
pembelajaran yang digunakan akan mencakup pembelajaran berbasis proyek,
kunjungan lapangan, kolaborasi siswa, dan pemanfaatan sumber daya lokal.
Mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan yang dapat diajarkan oleh ahli
lokal, seperti pertanian lokal, seni budaya, atau pelestarian lingkungan. Aktivitas
pembelajaran akan dirancang untuk merangsang minat siswa, keterlibatan aktif, dan
penerapan konsep ke dalam kehidupan sehari-hari.
5. Pengembangan Evaluasi (Evaluation): Instrumen evaluasi akan mencakup berbagai
jenis penilaian, seperti tes, proyek penilaian, dan penilaian portofolio, yang
mencerminkan tujuan dan kurikulum. Menerapkan evaluasi formatif secara teratur
untuk memberikan umpan balik kepada siswa dan guru, serta untuk mengidentifikasi
area yang memerlukan perbaikan. Evaluasi akan digunakan untuk mengukur
pencapaian siswa dan efektivitas pengajaran, serta memandu perbaikan berkelanjutan
dalam kurikulum.
Kurikulum ini akan menciptakan pengalaman pembelajaran yang relevan, inklusif, dan
terkini bagi siswa di daerah Pariaman. Ini akan mempersiapkan mereka untuk mengatasi
tantangan masa depan dan mendukung perkembangan pendidikan di wilayah tersebut.
Kurikulum ini juga akan menjadi dasar untuk membangun kualitas pendidikan yang lebih baik
dan memenuhi kebutuhan lokal.
Tahap pengembangan implementasi kurikulum adalah tahap di mana kurikulum yang telah
direncanakan mulai dijalankan di dalam lingkungan pendidikan. Implementasi adalah proses
nyata di mana kurikulum diterapkan di kelas-kelas dan sekolah-sekolah. Dalam tahap ini,
berbagai komponen harus dibahas dan dikembangkan dengan cermat untuk memastikan bahwa
pengajaran berjalan sesuai dengan rencana dan tujuan kurikulum. Berikut adalah komponen
yang harus dibahas dan dikembangkan dalam tahap implementasi kurikulum:
1. Dokumen Kurikulum:
o Rancangan Kurikulum: Ini adalah dokumen yang merinci tujuan, isi, strategi
pengajaran, serta evaluasi kurikulum. Ini harus diterjemahkan ke dalam
panduan pengajaran yang dapat diakses oleh guru dan siswa.
2. Materi Pembelajaran:
o Materi Ajar: Materi ajar yang sesuai dengan kurikulum harus dikembangkan.
Ini termasuk buku teks, sumber daya digital, materi tambahan, dan sumber
belajar lainnya.
3. Strategi Pengajaran:
o Metode Pengajaran: Guru perlu memilih metode pengajaran yang sesuai
dengan kurikulum, seperti ceramah, diskusi kelompok, pembelajaran berbasis
proyek, dan sebagainya.
o Rencana Pengajaran: Rencana pengajaran harian atau mingguan harus dibuat,
yang mencakup jadwal, materi yang akan diajarkan, metode yang akan
digunakan, dan tujuan pembelajaran.
4. Sumber Daya:
o Sumber Daya Fisik: Pastikan bahwa kelas-kelas dilengkapi dengan fasilitas
dan peralatan yang sesuai untuk mendukung pengajaran, seperti papan tulis,
komputer, dan peralatan laboratorium.
o Sumber Daya Manusia: Memastikan bahwa guru memiliki kualifikasi dan
pelatihan yang sesuai untuk mengajar materi kurikulum. Sumber daya
pendukung, seperti spesialis pendidikan dan staf administrasi, juga
diperlukan.
5. Evaluasi dan Penilaian:
o Instrumen Evaluasi: Instrumen seperti tes, tugas, dan penilaian proyek harus
disusun sesuai dengan rencana evaluasi yang telah dirancang dalam tahap
perencanaan.
o Jadwal Evaluasi: Menjadwalkan waktu untuk melaksanakan evaluasi formatif
dan sumatif untuk mengukur pencapaian siswa dan efektivitas pengajaran.
6. Dukungan Guru dan Pembimbing:
o Pelatihan Guru: Guru perlu diberikan pelatihan yang sesuai untuk memahami
dan mengimplementasikan kurikulum dengan baik.
o Pembimbingan: Proses bimbingan dan pendampingan oleh pengawas atau
pembimbing dapat membantu guru dalam mengatasi tantangan dalam
implementasi.
7. Komitmen Sekolah dan Kepemimpinan:
o Kepemimpinan Sekolah: Kepala sekolah harus memberikan dukungan dan
kepemimpinan yang kuat dalam implementasi kurikulum.
o Budaya Sekolah: Menciptakan budaya di sekolah yang mendukung
pelaksanaan kurikulum dengan efektif.
8. Keteladanan:
o Guru harus menjadi contoh yang baik bagi siswa mereka dalam hal
keterlibatan, kerja keras, dan komitmen terhadap pembelajaran.
9. Evaluasi Berkelanjutan:
o Terus memantau dan mengevaluasi implementasi kurikulum untuk
mengidentifikasi perbaikan yang diperlukan dan memastikan bahwa tujuan
kurikulum tercapai.
Tahap implementasi kurikulum memerlukan kerja sama dan komunikasi yang kuat antara
semua pihak yang terlibat, termasuk guru, kepala sekolah, staf sekolah, dan pihak-pihak yang
mendukung pendidikan. Itu juga melibatkan kesediaan untuk beradaptasi dengan perubahan
dan fleksibilitas untuk memastikan bahwa kurikulum dapat dijalankan secara efektif.

Anda mungkin juga menyukai