Anda di halaman 1dari 4

PERTANYAAN KEPADA PAK MIFTA ROHIM

1. Bu Ismi Damayanti – RSU Bunda Jakarta


Selamat pagi pak mifta, ijin pak ingin bertanya ipal di rs kami berada di
basement dan saat melakukan pengecekan di bak arerasi saat di buka hawa
udaranya terasa panas pak? Apakah hal tersebut wajar pak?
Jawaban :

Jika saat membuka bak aerasi pada IPAL di RS Anda terasa hawa udaranya
panas, kemungkinan ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
1) Proses Pengolahan Anaerobik: Jika IPAL menggunakan proses anaerobik, ini
bisa menghasilkan gas metana atau belerang hidrogen sulfida yang dapat
memiliki suhu yang lebih tinggi dari udara sekitarnya. Gas-gas ini bisa
menyebabkan hawa udara terasa panas.
2) Reaksi Kimia: Beberapa reaksi kimia dalam proses pengolahan air limbah
bisa menghasilkan panas. Misalnya, dalam reaktor biologis, mikroorganisme
dapat menghasilkan panas saat melakukan dekomposisi bahan organik.
3) Isolasi dan Ventilasi: Pastikan ruang bak aerasi terisolasi dengan baik dan
memiliki ventilasi yang memadai. Ventilasi yang buruk dapat menyebabkan
penumpukan panas di dalam ruangan.
4) Peralatan dan Sistem Pendingin: Pastikan bahwa sistem atau peralatan
pendingin (jika ada) berfungsi dengan baik. Jika tidak, panas yang dihasilkan
oleh proses pengolahan air limbah mungkin tidak terkondisikan dengan baik.
5) Pemantauan Suhu: Lakukan pemantauan suhu secara teratur untuk
memastikan bahwa suhu dalam ruang bak aerasi tidak melebihi batas aman.
6) Konsultasikan dengan Ahli: Jika Anda masih memiliki kekhawatiran atau
pertanyaan tentang suhu yang tinggi di bak aerasi, disarankan untuk
berkonsultasi dengan ahli atau konsultan teknik yang berpengalaman dalam
sistem IPAL.
Jika Anda tidak yakin tentang situasi ini, penting untuk segera mengambil
tindakan untuk memastikan bahwa instalasi IPAL beroperasi dengan aman dan
efektif.
Terimakasih, Salam Semangat dan sukses ya Bu Ismi Damayanti.. jangan
menyerah..!!
2. Bu Fitri – RS Jantung Binawaluya
Izin bertanya Pak, faktor apa aja ya Pak yang mempengaruhi pH IPAL itu rendah
(asam)?
Jawaban :

pH rendah (asam) dalam IPAL bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Berikut
adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pH IPAL menjadi rendah:
1) Kandungan Asam dalam Limbah: Jika limbah yang masuk ke IPAL
mengandung zat-zat asam seperti asam sulfat, asam klorida, atau asam
lainnya, hal ini dapat menurunkan pH secara signifikan.
2) Fermentasi Mikroorganisme: Proses fermentasi mikroorganisme dalam IPAL
bisa menghasilkan asam sebagai produk sampingan. Jika proses ini tidak
terkendali, dapat menyebabkan penurunan pH.
3) Kebocoran Bak Penampungan: Kebocoran pada bak penampungan atau
tangki IPAL dapat menyebabkan pencampuran dengan bahan kimia atau
limbah asam dari luar, sehingga menurunkan pH.
4) Kehadiran Bakteri Asamofilik: Beberapa jenis mikroorganisme, seperti bakteri
asamofilik, mampu bertahan dan berkembang dalam lingkungan asam, dan
mereka dapat memproduksi asam sebagai produk metabolisme mereka.
5) Kebocoran Bahan Kimia: Jika ada kebocoran bahan kimia berbahaya ke
dalam sistem IPAL, hal ini dapat menyebabkan penurunan pH.
6) Kondisi Alami Air Limbah: Sumber air limbah itu sendiri juga dapat memiliki
karakteristik asam tergantung pada jenis industri atau proses yang
menghasilkannya.
7) Kurangnya Buffer: Sistem IPAL yang tidak memiliki sistem buffer yang
memadai mungkin tidak dapat menahan fluktuasi pH yang signifikan.
8) Proses Pengolahan yang Tidak Sesuai: Jika desain atau operasi IPAL tidak
mempertimbangkan kondisi pH limbah yang masuk, hal ini dapat
menyebabkan penurunan pH.
9) Tidak Ada Keseimbangan Proses: Jika tidak ada keseimbangan antara proses
yang menghasilkan asam dan proses yang dapat menetralkannya, maka pH
cenderung cenderung rendah.
Jika pH dalam IPAL terlalu rendah, hal ini dapat mengganggu kinerja
mikroorganisme dan proses pengolahan secara keseluruhan. Oleh karena itu,
penting untuk memantau dan mengontrol pH secara teratur untuk memastikan
efisiensi IPAL yang optimal. Jika pH terlalu rendah, perlu dilakukan tindakan
koreksi seperti penambahan bahan netralisasi atau pengaturan kembali proses
pengolahan.
Terima Kasih...Salam Semangat dan sukses ya Bu Fitri..jangan menyerah..!!

3. RSKB Columcia Asia Pulomas


Pak ijin bertanya apa penyebabnya ada sludge mengambang dan bagaimana
cara mengatasinya?
Jawaban :

Adanya sludge yang mengambang dalam IPAL bisa disebabkan oleh beberapa
faktor. Berikut adalah beberapa penyebab umumnya beserta cara
mengatasinya:
1) Kurangnya Sedimentasi: Jika sistem sedimentasi tidak berfungsi dengan
baik atau tidak ada cukup waktu untuk proses sedimentasi yang efektif,
sludge dapat mengambang ke permukaan.
Solusi: Periksa dan pastikan bahwa sistem sedimentasi bekerja dengan
baik. Jika perlu, atur waktu dan pengaturan sistem sedimentasi.
2) Kandungan Lemak atau Minyak: Limbah yang mengandung tingkat tinggi
lemak atau minyak dapat menyebabkan sludge mengambang karena
sifatnya yang kurang padat.
Solusi: Pertimbangkan untuk menginstal sistem penghilang minyak atau
lemak sebelum limbah masuk ke IPAL.
3) Kondisi Mikrobiologis yang Tidak Seimbang: Jika mikroorganisme dalam
IPAL tidak seimbang atau tidak aktif dengan baik, hal ini dapat
menyebabkan pembentukan sludge yang tidak sesuai.
Solusi: Lakukan pengukuran dan pengontrolan mikroorganisme dalam
IPAL. Jika diperlukan, lakukan pemeliharaan atau penambahan bakteri
pengurai.
4) Kehadiran Zat Kimia Tertentu: Beberapa zat kimia tertentu dalam limbah
dapat mempengaruhi pembentukan sludge. Misalnya, penggunaan bahan
kimia tertentu dalam proses produksi.
Solusi: Tinjau kembali penggunaan bahan kimia dalam proses produksi
dan pertimbangkan untuk mengganti atau menghilangkannya jika
memungkinkan.
5) Kehadiran Gas Buang: Gas buang yang terperangkap dalam sludge
dapat menyebabkannya mengambang.
Solusi: Pastikan bahwa ada sistem penghilang gas yang memadai untuk
memastikan gas yang terperangkap dapat dilepaskan.
6) Proses Aerasi yang Tidak Efektif: Jika sistem aerasi tidak berfungsi
dengan baik, sirkulasi limbah tidak optimal dan dapat menyebabkan
sludge mengambang.
Solusi: Periksa dan pastikan bahwa sistem aerasi beroperasi dengan
baik. Periksa komponen dan perangkat untuk memastikan kinerja yang
optimal.
Jika terjadi masalah sludge mengambang dalam IPAL, penting untuk
melakukan pemantauan dan analisis menyeluruh untuk mengidentifikasi
penyebabnya. Setelah penyebabnya teridentifikasi, langkah-langkah
perbaikan dan pemeliharaan dapat diambil untuk mengatasi masalah
tersebut. Jika diperlukan, konsultasikan dengan ahli atau perusahaan
spesialis dalam pengelolaan IPAL untuk solusi yang tepat.
Terima kasih...Salam Semangat dan sukses ya..jangan menyerah..!!

4. Bu Rosiani – Kesling PHPC


Izin bertanya pak jika proses pengolahan ipal pada saat blower mengalami
kerusakan dan proses aerasi tidak dilakukan pada proses tangki aerob apakah
mempengaruhi hasil parameter coliform menjadi tidak baku mutu? terimakasih
sebelumnya pak

Jawaban :

Ya, jika proses aerasi tidak berjalan dengan baik karena kerusakan pada blower,
maka pengaruhnya terhadap kualitas air yang dihasilkan dapat signifikan.
Koliform merupakan indikator umum dari kontaminasi bakteriologis dalam air,
dan jika proses aerasi terganggu, hal ini dapat mempengaruhi kemampuan
sistem untuk menghilangkan bakteri termasuk koliform.
Beberapa solusi yang dapat diambil untuk mengatasi masalah ini adalah:
1) Perbaiki atau Ganti Blower: Jika blower mengalami kerusakan, segera
perbaiki atau ganti dengan yang baru agar proses aerasi dapat berjalan
dengan baik.
2) Pengawasan dan Pemeliharaan Rutin: Lakukan pemantauan dan
pemeliharaan rutin pada semua komponen sistem IPAL, termasuk blower,
untuk mencegah kerusakan atau gangguan dalam operasinya.
3) Penanganan Darurat: Jika blower mengalami kerusakan mendadak, segera
lakukan tindakan penanganan darurat untuk meminimalkan dampak terhadap
proses pengolahan. Ini dapat meliputi penggunaan backup sistem atau
sumber aerasi sementara.
4) Pengawasan Parameter Kualitas Air: Lakukan pengawasan rutin terhadap
parameter kualitas air, termasuk pengujian coliform, untuk memastikan bahwa
air yang dihasilkan tetap memenuhi baku mutu yang ditetapkan.
5) Evaluasi dan Penyesuaian Proses: Jika terjadi gangguan dalam proses
aerasi, evaluasi kembali sistem IPAL dan lakukan penyesuaian yang
diperlukan untuk memastikan bahwa proses pengolahan berjalan dengan baik
tanpa mengorbankan kualitas air yang dihasilkan.
6) Konsultasikan Ahli atau Spesialis: Jika masalahnya kompleks atau sulit untuk
diatasi sendiri, segera konsultasikan dengan ahli atau spesialis dalam
pengelolaan IPAL untuk mendapatkan saran dan solusi yang tepat.
Penting untuk menanggapi masalah dengan cepat dan efektif untuk
meminimalkan dampak negatif pada kualitas air yang dihasilkan. Selalu
prioritaskan keselamatan dan kepatuhan terhadap regulasi lingkungan dalam
mengatasi masalah pada sistem IPAL.
Terimakasih, Bu Rosiani...Salam Semangat dan sukses ya..jangan menyerah..!!

Anda mungkin juga menyukai