Anda di halaman 1dari 2

Minggu 10 September 2017, 15:03 WIB

Hakim Binsar Usul Tes Perawan, Aktivis Perempuan: Diskriminatif!


Andi Saputra – detikNews

Jakarta - Hakim Binsar Gultom mengusulkan setiap perempuan yang akan menikah untuk
melakukan tes keperawanan terlebih dahulu. Usulan ini membuat kaget dan syok para aktivis
perempuan. "Super sakit nih hakim. Pernyataan hakim Binsar ini salah satu bentuk
diskriminatif terhadap perempuan," kata mantan komisioner Komnas Perempuan, Ninik
Rahayu kepada detikcom, Minggu (10/9/2017).

Menurut Ninik, tidak dimilikinya perspektif ketidakadilan gender terhadap


perempuan, membuat hakim sebagai salah satu aparat penegak hukum akan memutus perkara
kasus-kasus perempuan dan adil menjadi tidak adil secara substantif. "Saya mengusulkan
agar hakim Binsar dites kembali kapabilitasnya sebagai hakim. Terutama terkait
perspektifnya terhadap nilai-nilai equality dan equity terhadap perempuan," kata Ninik
menegaskan.

Apalagi baru saja keluar Peraturan MA (Perma) No 3 tahun 2017 tentang Pedoman
Mengadili Perkara Perempuan Berhadapan dengan Hukum. Perma di atas merupakan aturan
bagi hakim untuk mengadili perempuan secara adil, tidak hanya secara hukum acara, tetapi
juga secara substantif. Dalam Perma itu, berikut 4 hal yang dilarang bagi hakim:

1. Hakim tidak boleh menunjukkan sikap atau mengeluarkan pernyataan yang merendahkan,
menyalahkan dan/atau mengintimidasi perempuan yang berhadapan dengan hukum.

2. Hakim tidak boleh membenarkan terjadinya diskriminasi terhadap perempuan dengan


menggunakan kebudayaan, aturan adat dan praktik tradisional lainnya maupun menggunakan
penafsiran ahli yang bias gender.

3. Hakim tidak boleh mempertanyakan dan/atau mempertimbangkan mengenai pengalaman


atau latar belakang seksualitas korban sebagai dasar untuk membebaskan pelaku atau
meringankan hukuman pelaku.

4. Hakim dilarang mengeluarkan pernyataan atau pandangan yang mengandung stereotip


gender.

"Ini PR bagi Ketua MA, tidak hanya membuat regulasi tapi mengajarkan pada jajaran
bawahannya untuk belajar melaksanakannya. Kalau tetap tidak paham, disekolahkan dulu ke
Pusat Kajian Wanita dan Gender Universitas Indonesia (PKWG UI)," cetus Ninik yang kini
menjadi komisioner Ombudsman Republik Indonesia itu.

Usulan Binsar tertuang dalam buku Binsar yang berjudul 'Pandangan Kritis Seorang
Hakim'. Buku terbaru Binsar itu menyoroti berbagai masalah hukum terkini, dari soal
perceraian hingga praperadilan Novel Baswedan.

"Untuk itu, harus ada tes keperawanan. Jika ternyata sudah tidak perawan lagi, maka
perlu tindakan preventif dan represif dari pemerintah. Barangkali, pernikahan bisa ditunda
dulu. Mengapa harus demikian? Karena salah satu yang membuat terjadinya perpecahan
dalam rumah tangga karena perkawinan dilakukan dalam keadaan terpaksa, sudah hamil
terlebih dahulu," ujar Binsar menyikapi banyaknya angka perceraian di Indonesia.
(asp/dnu)

Referensi :
Saputra, Andi, 2017, Hakim Binar Usul Tes Perawan, Aktivis Perempuan : Diskriminatif!,
DetikNews 10 September 2017 diakses https://news.detik.com/berita/d-3636448/hakim-
binsar-usul-tes-perawan-aktivis-perempuan-diskriminatif tanggal 26 Juli 2019

Anda mungkin juga menyukai