Nim : 21052079
Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait pelanggaran Kode Etik MK bisa dilihat
dari perspektif Pancasila sebagai sistem nilai dan juga dari perspektif aliran filsafat
kenegaraan. Mari kita bahas kedua aspek tersebut.
1. Aspek Pancasila sebagai Sistem Nilai
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia memiliki nilai-nilai yang menjadi
landasan dalam bertindak, termasuk bagi institusi seperti Mahkamah Konstitusi.
Beberapa nilai dalam Pancasila yang relevan dalam konteks ini antara lain:
• Keadilan Sosial: Putusan MK yang terkait pelanggaran Kode Etik dapat
dievaluasi dari perspektif keadilan sosial. Apakah putusan tersebut
mendukung keadilan sosial bagi semua pihak yang terlibat atau tidak?
• Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: Pertimbangan etis dan perlakuan
yang adil terhadap individu yang terlibat dalam kasus pelanggaran Kode
Etik MK sangat penting. Bagaimana putusan tersebut mempertimbangkan
martabat manusia dan perlakuan yang beradab terhadap pihak-pihak yang
terlibat?
• Kedaulatan Rakyat: Putusan MK seharusnya juga mencerminkan
kedaulatan rakyat, yaitu menghormati aspirasi serta kepentingan
masyarakat secara keseluruhan.
2. Perspektif Aliran Filsafat Kenegaraan
Aliran-aliran filsafat kenegaraan juga dapat memberikan pandangan yang berbeda
terkait putusan MK terkait pelanggaran Kode Etik:
• Liberalisme: Sudut pandang liberalisme dapat menekankan pentingnya
kebebasan individu, termasuk dalam menilai apakah sanksi terhadap
pelanggaran Kode Etik MK merupakan bentuk pembatasan yang tidak
sesuai dengan nilai-nilai kebebasan.
• Sosialisme: Aliran sosialis mungkin memperhatikan bagaimana putusan
tersebut memengaruhi kesetaraan dalam masyarakat dan apakah sanksi
yang diberikan dapat memperbaiki ketimpangan yang ada.
• Pancasila sebagai Ideologi Terbuka: Perspektif ini menekankan pada
keseimbangan antara nilai-nilai universal dan lokal. Bagaimana putusan
MK menggabungkan nilai-nilai universal dengan kearifan lokal dalam
konteks pelanggaran Kode Etik MK?
Dalam konteks kedua aspek tersebut, putusan MK terkait pelanggaran Kode Etik
haruslah mempertimbangkan tidak hanya prinsip-prinsip hukum, tetapi juga nilai-
nilai etis, moral, dan filosofis yang mendasari sistem hukum dan tata nilai bangsa
Indonesia