Mengajar Dengan Kasih Sayang
Mengajar Dengan Kasih Sayang
Ahmad Haromaini
aharomaini@unis.ac.id
(Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Islam Syekh-Yusuf Tangerang)
Abstrak:
Manusia sebagai makhluq yang terlahir dan belum mengetahui apa-apa dibekali Allah
swt. dengan beragam potensi. Potensi-potensi tersebut kemudian digunakan membantunya
untuk menjawab apa yang belum diketahuinya. Ihktiyar yang ditempuh manusia untuk
mewujudkannya dengan proses pendidikan. Sebagai makhluq yang menyukai keharmonisan,
mendidik manusia membutuhkan metodik khusus. Lalu bagaimana semestinya yang
dibutuhkan dalam mendidiknya?. Pada dasarnya mendidik manusia diperlukan adanya sikap
kasih sayang kepadanya. Karena cita-cita luhur yang dibutuhkan tidak hanya persoalan
kedewasaan dan pengetahuan yang tinggi namun tetap mengutamakan keluhuran akhlak
baginya. Mendidik dengan kasih sayang menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan.
Rausyan Fikr. Vol. 15 No. 2 September 2019. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 71
Mengajar dengan Kasih Sayang
Rausyan Fikr. Vol. 15 No. 2 September 2019. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 72
Mengajar dengan Kasih Sayang
beberap tahun terakhir ada beberapa makhluq Allah swt. yang lain,17 serta
peristiwa yang menampilkan hal-hal yang meredam rasa bangga yang dimiliki
jauh dari harapan dunia pendidikan. Lalu malaikat atas ilmu pengetahuan yang
bagaimana al-Qur‟an memberikan dimilikinya dan juga Allah swt.
guidance atau bimbingan terkait teknik menampakkan rahasia yang tidak diketahui
pengajaran yang berbasiskan kasih sayang? mereka yang disampaikan oleh hamba-
Atau perlukah menentukan syarat seorang hamba-Nya yang dikehendaki.18 Bahkan
pendidik memiliki sifat kasih sayang tinggi Baidhawi menyebut keterciptaan Adam as.
ketika bertugas menjadi seorang pendidik? merupakan kemuliaan dari Pencipta
Tulisan singkat ini berusaha kepadanya.19
mengeksplorasi luasnya “samudera tak Proses pendidikan telah diungkapkan
berkesudahan” ini. Diharapkan melalui oleh Tuhan kepada Adam as. kemudian
media tulisan ini terwujud harapan yang proses tersebut berlangsung sesuai dengan
hendak dicapai dalam proses pembelajaran subjek dan objek yang berbeda sesuai
yang lebih baik. dengan perkembangan masa dan
berbedanya tempat. Term pendidikan
B. Pendidikan, Ikhtiyar Membangun dalam beberapa terminologi yang dibangun
Peradaban Manusia oleh para ahli menjadi hal yang tidak
Dengan tugasnya sebagai khalifah, mudah untuk didefinisikan.20 Ia menjadi
manusia diperintahkan menjalani istilah yang memiliki berbagai aspek serta
kehidupan ini dengan baik. Namun berragam jenis kegiatan yang dibangun di
demikian tetap memerlukan usaha yang dalamnya.21 Bahkan dengan cakupan
maksimal untuk menjalaninya. Salah satu pengertian yang luas, istilah pendidikan
jalan yang bisa ditempuh manusia adalah menjadi sebuah aktifitas dan fenomena.22
dengan meningkatkan kualitas JOE Park sebagaiman yang dikutip oleh
pengetahuan untuk memahami hal-hal Ahmad Tafsir menyebutkan pendidikan
yang sejatinya menjadi kewajibannya dan sebagai the art or process of imparting or
menghindarkan dirinya dari sesuatu yang acquiring knowledge and habit through
membahayakannya. Upaya yang bisa instructional as study.23 Namun demikian
ditempuh manusia memperoleh hal yang ia bukan berarti menjadi istilah yang sulit
demikian adalah melalui pendidikan.
Sesaat setelah terciptanya Adam as.
17
sebagai manusia Tuhan membantunya Ahmad Musthafa al-Maraghi, Tafsir al-
memahami hal-hal yang tentunya akan Maraghi, Maktabah Musthafa al-Bab al-Hilmi:
Mesir, 1946, cet. ke-I, juz. I, hal. 79
dilihatnya di dalam kehidupannya. Tuhan 18
Wahbah Zuhaili, Tafsir al-Munir, Dar al-
mengajarkan Adam as. nama-nama benda Fikr: Damaskus, 2009, cet. ke-10, jil. I, hal. 142.
serta karakteristik,15 serta memberikan 19
Nashr al-Din Abu Sa‟id al- Baidhawi,
kepadanya pokok-pokok ilmu serta alat- Tafsir Anwar al-Tanzil wa Asrar al-Ta’wil, Anwar
alat berikut teknik penggunannya. 16 al-Tanzil, jil. I, hal. 81.
20
Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran
Peristiwa pengajaran ini menampakkan Agama Islam, Remaja Rosda Karya: Banudng,
kemulian Adam as. dan manusia sebagai 2007, cet. ke.9, hal. 5.
keturunannya dibandingkan dengan 21
Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran
Agama Islam, hal. 5
22
Muhaimini, et.al, Paradigma Pendidikan
15
QS. Al-Baqarah [2]: 31. Islam, Remaja Rosda Karya,: Bandung, 2004, cet.
16
Nashr al-Din Abu Sa‟id al- Baidhawi, ke-3, hal. 37
23
Tafsir Anwar al-Tanzil wa Asrar al-Ta’wil, Dar al- Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran
Rasyid: Bairut, 2000, jil. I, cet.ke-1, hal. 84. Agama Islam, hal.5-6.
Rausyan Fikr. Vol. 15 No. 2 September 2019. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 73
Mengajar dengan Kasih Sayang
dijangkau oleh definisi dan tersentuh oleh memiliki kualitas tauhid yang benar juga
hakikat. didukung oleh tingkat pengetahuan.
Yunani kuno mengharuskan kritera Karena dengan pengetahuan dan keimanan
manusia pada tiga hal, yakni memiliki tersebut manusia mampu mengkualitaskan
kemampuan dalam mengendalikan diri, diri, sehingga kedudukan yang mulia dan
cinta tanah air, dan berpengetahuan.24 kedudukan terbaik akan menjadi
27
Memiliki pengetahuan menjadi hal yang miliknya. Karena pada dasarnya manusia
sangat penting bagi manusia. Eksistensinya diciptakan dalam bentuk terbaik dan
terukur dari pengetahuan yang dimilikinya, kemudian disempurnakan dengan akal dan
karena dengan ilmu pengetahuan yang pengetahuan.28
dimiliki membantunya mampu Peningkatan peradaban manusia
mengendalikan diri terhadap hal-hal dan diajarkan Allah swt. melalui kecakapan
kondisi-kondisi yang dihadapi serta berkomunikasi (al-bayan),29 serta
mampu membawa dirinya ke arah yang diajarkan bagaimana ia mampu memahami
lebih baik dan pada gilirannya selain dirinya.30 Proses peningkatan
kesanggupan dia mencintai tanah airnya tersebut tidak akan terrealisasi melainkan
menjadi hal yang niscaya timbul yang bisa diwujudkannya akal dan jiwa.31 Oleh sebab
jadi diakibatkan dari kualitas pengetahuan itulah ia dianugerahi potensi-potensi yang
yang diperolehnya. dengannya ia mampu meraih kemuliaann
Ibn Miskawaih bahkan menegaskan tersebut dan juga mampu menyelesaikan
letak kebaikan manusia pada perannya persoalan-persoalan yang dihadapinya.
berpikir.25 Dengan potensi yang diberikan Bila semua terwujud dan manusia menjadi
Tuhan, kinerja berpikir manusia dapat mutsaqif, madani dan terbentuk civil
dioptimalkan guna meraih kebaikkan society yang baik, manusia tentunya akan
tersebut. Lebih jauh Ibn Miskawaih mampu menjadi masyarakat yang baik
menegaskan semakin semakin akurat dan yang mampu memahami hal-hal yang
tepat berpikirnya manusia maka dapat menjadi peristiwa dalam kehidupannya.32
dipastikan ia memiliki kesempurnaan Oleh sebab itu, pengetahuan menjadi
menjadi manusia.26 Karenanya optimalisasi kebutuhan yang sangat mendasar bagi
berpikir tersebut harus ditopang oleh kehidupan manusia. Karena pendidikan
proses mencari pengetahuan dan berusaha mampu mengantarkan manusia menjadi
menjawab setiap persoalan yang pastinya lebih baik dan memiliki peradaban.
akan dihadapi oleh setiap manusia, Sehingga alasan-alasan apapun yang
sehingga dengan pengetahuan yang dalam mungkin pernah muncul tentang adanya
serta kemampuan berpikirnya yang lebih beberapa prilaku yang abai terhadap
baik, manusia akan memperoleh urgensi pendidikan mesti diperbaiki
kesempurnaannya. Allah swt. menjelaskan sehingga cita-cita luhur manusia menjadi
kemuliaan manusia tidak hanya ditentukan
oleh keimanan kepada Penciptanya dengan 27
QS. Al-Mujadalah [58]: 11.
28
Ahmad Musthafa al-Maraghi, Tafsir Al-
24
Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islam, Maraghi, jil. 27. hal. 105.
29
Remaja Rosda Karya: Bandung, 2006, cet. ke-I, hal. QS. Al-Rahman [55]:4.
30
33. Ahmad Musthafa al-Maraghi, Tafsir Al-
25
Ibnu Miskawaih, Menuju Kesempurnaan Maraghi, jil. 27. hal. 105.
31
Akhlaq, terj. Helmi Hidayat, Mizan: Bandung, Ahmad Musthafa al-Maraghi, Tafsir Al-
1998, cet. ke-4. hal. 41. Maraghi, jil. 27. hal. 105.
26 32
Ibnu Miskawaih, Menuju Kesempurnaan Ahmad Musthafa al-Maraghi, Tafsir Al-
Akhlaq, hal. 41. Maraghi, jil. 27. hal. 106.
Rausyan Fikr. Vol. 15 No. 2 September 2019. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 74
Mengajar dengan Kasih Sayang
Rausyan Fikr. Vol. 15 No. 2 September 2019. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 75
Mengajar dengan Kasih Sayang
Rausyan Fikr. Vol. 15 No. 2 September 2019. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 76
Mengajar dengan Kasih Sayang
Rausyan Fikr. Vol. 15 No. 2 September 2019. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 77
Mengajar dengan Kasih Sayang
Rausyan Fikr. Vol. 15 No. 2 September 2019. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 78
Mengajar dengan Kasih Sayang
menjadi sebuah kebutuhan yang mendasar rasul yang diutus sebagai rahmat bagi
agar suasana pembelajaran akan lebih seluruh makhluq juga pernah
menyenangkan dan terhindar dari rasa menyampaikan sikap kasih sayangnya
takut dan khawatir menerima informasi- dengan sikap yang menunjukkan
informasi pengetahuan. keengganan beliau membebani umatnya
Mendidik dengan kasih sayang untuk bersiwak.63
menjadi hal yang sangat dibutuhkan, Proses pendidikan semestinya
mengingat objek pendidikan adalah menuntut menghadirkan sikap kasih
manusia, dengan segala potensi yang sayang dalam proses pendidikan
dimilikinya pendidikan yang diterima oleh mengingat karakter manusia yang
manusia harus dikelola dengan baik, menghendaki ungkapan-ungkapan yang
karena bila potensi-potensi tersebut diasah didasarkan dengan kasih sayang. Manusia
dan diasuh secara baik dapat mewujudkan yang disebut al-Qur‟an dengan term “al-
manusia yang utuh dan mampu meneladani uns” yakni penyebutan manusia yang
sifat-sifat Tuhan sesuai dengan posisinya senang dengan keharmonisan tentunya
sebagai ciptaan-Nya.59 sikap kasih sayang menjadi hal yang
Sikap kasih sayang sejatinya harus sangat ia butuhkan.
dimunculkan dalam proses pendidikan, Guru-guru yang mengajarkan ilmu
karena rahmat menjadi nilai akhlak yang pengetahuan dengan sikap kasih sayang
sangat penting dalam interaksi seorang tentunya akan memperoleh balasan serupa.
muslim.60 Bahkan tidak hanya kepada Ia akan disayangi tidak hanya dari Allah
sesama manusia, Islam dengan keluhuran swt. yang Maha Rahman tetapi dari
nilai dan ajarannya, mengajarkan makhluq-makhluq Allah swt yang lainnya.
pentingnya kasih sayang kepada makhluq Bila proses pendidikan yang terlaksana dan
Allah swt. yang lain. Nabi Muhammad didasarkan dengan kasih sayang harapan
saw. bersabda: menjadikan manusia seutuhnya dalam
“Siapa yang berkasih sayang meskipun proses pendidikan akan semakin mudah
kepada seekor burung pipit yang terwujud dan cita-cita membangun
disembelih, akan disayangi Allah pada peradaban manusia yang lebih baik tidak
hari kiamat (HR. Bukhari).61 hanya peningkatan kedewasaan dan
Sikap berkasih sayang menjadi hal berkembangnya ilmu pengetahuan tetapi
yang sangat penting. Karena dengan juga peradaban luhur itu akan menjadi
Rahmat yang diberikan-Nya, Dia tidak sempurna dengan tersebarnya kasih sayang
membebani kepada hamba-Nya beban di dalamnya.
yang di luar batas kemampuannya.62
Bahkan nabi Muhammad saw. nabi dan
DAFTAR PUSTAKA
59
M. Qurasih Shihab, Menabur Pesan Ilahi, Abdul Majid Khon, Hadis Tarbawi, Hadis-
hal. 375
60
M. Quraish Shihab, Yang Hilang dari Kita:
hadis Pendidikan, Kencana, Jakarta:
Akhlak, Lentera Hati, Jakarta: 2019, cet. ke-3, hal. 2012
133. Abi al-Qasim Abd al-Karim ibn Hawazin
61
Redaksi terjemah dari hadits ini dikutip
dalam Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Ibn Abd al-Malik al-Qusyairi, Tafsir
Tafsirnya, Kementerian Agama RI: Jakarta, 2012,
jil. 1, hal. 15.
62 63
M. Qurasih Shihab, Yang Hilang..., hal. M. Qurasih Shihab, Yang Hilang..., hal.
133. 133.
Rausyan Fikr. Vol. 15 No. 2 September 2019. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 79
Mengajar dengan Kasih Sayang
Rausyan Fikr. Vol. 15 No. 2 September 2019. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 80
Mengajar dengan Kasih Sayang
Rausyan Fikr. Vol. 15 No. 2 September 2019. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 114