Anda di halaman 1dari 7

TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER

Privatisasi Pendidikan: Perlukah?

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Komparatif

Dosen Pengampu : Irfan Wahyu Prananto, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh :

Oktafia Nur Aeni ( 19108244036 )

6F

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2022
EHJEJEJ (Fitri, 2021)

Privatisasi Pendidikan: Perlukah?

PENDAHULUAN

Kemajuan teknologi di bidang informasi tentunya membuat banyak perubahan yang


cukup signifikan bagi masyarakat diseluruh dunia. Hal ini membuat penduduk dunia masuk
dalam era yang disebut globalisasi. Globalisasi sendiri memiliki pengaruh yang cukup besar
dalam berbagai bidang, salah satunya dalam bidang pendidikan. Adanya globalisasi ini
membuat membuat pemerintah di suatu negara harus lebih cepat dan dinamis menyesuaikan
perubahan yang ada. Termasuk di Indonesia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak
kepemimpinan presiden Joko Widodo, kerjasama dengan komoditas pendidukan gencar
dibangun.

Salah satu upaya atau langkah pemerintah Indonesia dalam menjawab tantangan
globalisasi adalah privatisasi pendidikan. Privatisasi pendidikan ini melepaskan lembaga
pendidikan untuk tidak lagi menerima subsidi dana dari pemerintah dan mengharuskan
lembaga tersebut mencari sumber-sumber pendanaan sendiri. Hal tersebut telah mendorong
munculnya kompetisi antara lembaga-lembaga pendidikan untuk menerapkan praktek bisnis.
Wahono, 2001:97, dalam Rohman et.al., 2014).

Privatisasi pendidikan ini dilakukan untuk membantu mengatasi kekurangan lembaga


pendidikan disuatu daerah (Maulana et.al., 2022). Dalam (Daulay, 2014) Privatisasi
pendidikan berpegang pada cara terbaik mengalokasikan aset negara yang membebani hingga
dapat didistribusikan kepada hajat hidup orang banyak. Namun dalam prakteknya terdapat
beberapa yang ternyata justru tidak mencapai idealisasi dan cita-cita luhur dari privatisasi
pendidikan itu sendiri. Ketidakmampuan pemerintah dalam menjadikan pendidikan sebagai
public goods yang dapat diakses oleh setiap warga negara menempatkan Indonesia sebagai
negara yang tertinggal dari beberapa negara lainya.

Privatisasi pendidikan di Indonesia cenderung membuat kesenjangan di sektor


pendidikan di wilayah Indonesia (Digdowiseiso, 2020). Kita lihat contohnya di pendidikan
tinggi, Instiusi swasta mendominasi sebagian besar pendidikan tinggi di Indonesia. Namun,
hanya 3,5 persen yang dikelola oleh pemerintah. Terdapat dua faktor yang berkontribusi
terhadap fenomena tersebut, yaitu: (1) Kondisi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di
wilayah Indonesia; dan (2) Permintaan pasar kerja saat ini. (Maulana et.al., 2022).
Eksitensi dari privatisasi pendidikan tentunya juga didorong oleh keinginan pasar yang
ingin mendapatkan pendidikan yang lebih dari standar. Tulisan ini berupaya meninjau lebih
dalam tentang privatisasi dalam pendidikan, dampak dari privatisasi pendidikan dan perlukah
privatisasi pendidikan di Indonesia.

PEMBAHASAN

Pendidikan merupakan salah satu sarana dalam menciptakan generasi yang dapat
membawa perubahan di masa yang akan datang. Dengan tujuan pendidikan yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa baik secara jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai
yang ada dalam masyarakat dan kebudayaanya. (Savas, 1987 dalam Daulay, 2014)
mendefinisikan privatisasi sebagai tindakan mengurangi peran pemerintah atau meningkatkan
peran swasta khususnya dalam aktifitas yang menyangkut kepemilikan atas aset-aset. (Verger,
et.al., 2016) Privatisasi pendidikan merupakan proses dengan memindahkan sektor privat
kedalam organisasi dan partisipasi individu dalam kegiatan pendidikan. Privatisasi juga
merujuk pada pendidikan tinggi yang didalamnya tidak ada peran pemerintah. Hal tersebut
menjadikan jual beli dalam dunia pendidikan, kompetisi, eksploritasi dalam pasar dan
berorientasi pada keuntungan politik (Scheffer et.al., 2015). Privatisasi pendidikan ini
membawa implikasi hak dan kewajiban institusi pendidikan terutama pendidikan tinggi
mengatur pengelolaannya sendiri termasuk mencari sumber pendapatan guna menghidupi diri.
Dalam (Tholani,2013) Akibat dari privatisasi pendidikan yaitu penyelenggaraan pendidikan
yang semula tanggung jawab utama pemerintah, diserahkan kepada pihak swasta.
Adanya privatisasi pendidikan ini mengakibatkan rakyat harus mengeluarkan biaya yang
besar jika ingin mengecap pendidikan, terutama pendidikan tinggi. Privatisasi pendidikan juga
dapat menghilangkan partisipasi publik (Altbach, 1999).

Istilah privatisasi sangat dekat dengan pendekatan modal. Sebagai lembaga yang
berbasis modal, maka lembaga pendidikan yang telah diprivatisasi akan berhitung untung-rugi
dalam setiap aktivitasnya, seperti layaknya lembaga bisnis. Privatisasi itu memang berangkat
dari konsep liberalisme dan kapitalisme, dimana model pelayanan sudah membidik segmen
tertentu demi perputaran modal.Apabila tidak hati-hati, privatisasi pendidikan bisa juga pada
akhirnya menjadi komersialisasi pendidikan, dimana dunia pendidikan berubah menjadi lahan
bisnis yang menerapkan prinsip ekonomi: Dengan modal sesedikit mungkin untuk
menghasilkan keuntungan sebesar-besarnya. Konsep BHP (yang UU-nya telah dihapuskan)
secara mudah bisa diidentikkan dengan sebuah korporasi dalam dunia bisnis, yang
menyebabkan terjadinya komersialisasi pelayanan pendidikan. Akibatnya adalah konsentrasi
institusi pendidikan akan terpecah kepada pemikiran dan kegiatan “bisnis,” yang otomatis
akan mengubah nuansa akademik secara langsung ataupun tidak langsung.

Penyeleggaraan privatisasi ini tentunya memiliki dampak positif maupun dampak


negatif. Dampak positif privatisasi pendidikan antara lain: pertama, dapat memberikan
peluang ekonomi bagi masyarakat selaku penyelenggaraan pendidikan swasta. Hal tersebut
dikarenakan dengan penyerahan pengelolaan pendidikan secara mandiri ke pihak swasta,
negara dapat terhubung secara langsung kepada masyarakat dan lembaga diluar pemerintahan
dalam hal bisnis dan komunikasi kebijakan. Kedua, terbentuknya pola pikir global dengan
mengaitkan dengan permasalahan lokal atau sebaliknya. Hal tersebut dikarenakan melalui
pengelolaan pendidikan secara mandiri, tentunya akan membuat pengelola disuatu pendidikan
mau tidak mau mempelajari pelayanan kepentingan publik yang lebih luas. Dalam (Altbach,
1999) Keuntungan dari privatisasi pendidikan yaitu lembaga pendiidkan dapat memberikan
layanan secara spesifik sesuai dengan kebutuhan. Kemudian, terdapat efek negatif dari
privatisasi pendidikan yang perlu diperhatikan seperti ancaman kedaulatan yang meluas
dengan adanya kapitalis global, ancaman monopoli dan oligopoli yang meluas, sektor privat
terlihat lebih superior dari sektor publik; peluang konflik kepentingan, korupsi, akses
ke informasi sensitif dan menguntungkan di pemerintahan, nepotisme, penyuapan, dan
pelanggaran akuntabilitas akan meningkat secara signifikan.

Kebijakan privatisasi pendidikan dalam pendidikan di Indonesia tidak diperlukan. Hal


tersebut dikarenakan adanya kebijakan privatisasi dapat melepaskan lembaga pendidikan
mencari sumber-sumber dana sendiri sehingga dapat memunculkan kompetensi anatara
lembaga-lembaga pendidikan untuk menerapkan praktek bisnis yang dapat disebut sebagai
komersaliasasi pendidikan. Selain itu, biaya pendidikan pun akan semakin mahal dikarenakan
dicabutnya subsidi pendidikan. Hal tersebut tentunya akan mempersulit masayarakat dalam
meraih pendidikan khususnya bagi masyarakat yang kurang mampu.

KESIMPULAN

Globalisasi memiliki memiliki pengaruh yang cukup besar dalam berbagai bidang,
salah satunya dalam bidang pendidikan. Salah satu upaya atau langkah pemerintah Indonesia
dalam menjawab tantangan globalisasi adalah privatisasi pendidikan. Privatisasi pendidikan
ini membawa implikasi hak dan kewajiban institusi pendidikan terutama pendidikan tinggi
mengatur pengelolaannya sendiri termasuk mencari sumber pendapatan guna menghidupi diri.
Kebijakan privatisasi pendidikan ini ternyata memberikan dampak negatif yaitu terjadinya
komersialisasi pendidikan tinggi, yang apabila dibiarkan terus menerus akan menumbuhkan
kapitalisasi pendidikan. Pendidikan hanya bisa diakses oleh para pemilik modal atau kapital,
sedangkan rakyat kelas bawah semakin terpinggirkan. Padahal dalam dunia pendidikan,
pembiayaan pendidikan seharusnya menjadi tanggungjawab pemerintah. Dan hal tersebut
tentunya tidak sesuai dengan privatisasi pendidikan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa
kebijakan privatisasi pendidikan dalam pendidikan di Indonesia itu tidak diperlukan.

DAFTAR PUSTAKA

Aruan, E. Y., Nasution, I. K., Politik, D. I., Ilmu, F., & Politik, I. (2017). POLITEIA : Jurnal
Ilmu Politik Peranan Bank Dunia terhadap Liberalisasi Pendidikan di Indonesia
Bantuan Luar Negeri rasanya Indonesia. 9(2), 75–84.

Daulay, N. K. (2014). Masalah Dan Tantangan Privatisasi Pendidikan Tinggi. Jurnal


Tarbiyah, 21(2), 354–374.

Diyanto, C., Ika Riswanti Putranti, T. Y., & Yuniningsih, T. (2021). Kebijakan Otonomi
Perguruan Tinggi Indonesia : Antara Privatisasi Dan Komersialisasi. Jurnal
Pengembangan Masyarakat Islam 14, 14(1), 1–20.

Fitri, S. F. N. (2021). Problematika Kualitas Pendidikan di Indonesia. Jurnal Pendidikan


Tambusai, 5(1), 1617–1620.

Maulana, A., & Indriati, F. (2022). Kebijakan Privatisasi Pendidikan Sebagai Dampak
Globalisasi. Jurnal Moderat, 8(1), 155–170.

Pazos, C. S. (2014). No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康関連指標


に関する共分散構造分析 Title. Analysis of Micro-Earthquakes in the San Gabriel
Mountains Foothills Region and the Greater Pomona Area As Recorded By a Temporary
Seismic Deployment, 1(hal 140), 43.
http://www.springer.com/series/15440%0Apapers://ae99785b-2213-416d-aa7e-
3a12880cc9b9/Paper/p18311
Scheffer, M. C., & Poz, M. R. D. (2015). The privatization of medical education in Brazil :
trends and challenges. Human Resources for Health, 1–10.
https://doi.org/10.1186/s12960-015-0095-2

Tholani, M. I. (2013). Problematika Pendidikan di Indonesia ( Telaah Aspek Budaya ). 1(2),


64–74.

Akibat privatisasi : Tholani, Mokhamad Ishaq. "Problematika Pendidikan di Indonesia


(Telaah Aspek Budaya)." Jurnal Pendidikan 1.2 (2013): 64-74.

Altbach, Philip G., ed. Private Prometheus: Private higher education and development in the
21st century. No. 77. Greenwood Publishing Group, 1999.

Aruan, E. Y., & Nasution, I. K. (2017). Peranan Bank Dunia Terhadap Liberalisasi
Pendidikan di Indonesia. POLITEIA: Jurnal Ilmu Politik, 9(2), 75–84.

Daulay, Nurika Khalila. "Masalah Dan Tantangan Privatisasi Pendidikan Tinggi." Jurnal
Tarbiyah 21.2 (2014).

Digdowiseiso, K. (2020). The development of higher education in indonesia. International


Journal of Scientific and Technology Research, 9(2), 1381-1385. Retrieved from
www.scopus.com
Diyanto, Chafid, et al. "KEBIJAKAN OTONOMI PERGURUAN TINGGI INDONESIA:
ANTARA PRIVATISASI DAN KOMERSIALISASI." Ijtimaiyya: Jurnal Pengembangan
Masyarakat Islam 14.1 (2021): 1-20.

Maulana, Aris, and Fibria Indriati. "KEBIJAKAN PRIVATISASI PENDIDIKAN SEBAGAI


DAMPAK DARI GLOBALISASI." MODERAT: Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan 8.1
(2022): 155-170.

Rohman, Arif, Achmad Dardiri, and Setya Raharja. "KEBIJAKAN POLITIK ANggArAN
PENdIdIKAN koTA YogYAkARTA." Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan 7.2 (2014).

Scheffer, Mário C., and Mario R. Dal Poz. "The privatization of medical education in Brazil:
trends and challenges." Human resources for health 13.1 (2015): 1-10.

Verger, Antoni, Clara Fontdevila, and Adrián Zancajo. The privatization of education: A
political economy of global education reform. Teachers College Press, 2016.

Anda mungkin juga menyukai