Pembahasan 4
Pembahasan 4
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Letak Geografi
Batas Wilayah Puskesmas 11 Ilir, yaitu :
Utara : berbatasan dengan Kelurahan Sekip D2.
Selatan : berbatasan dengan Kuto Batu
Timur : berbatasan dengan Kelurahan 8 Ilir
Barat : berbatasan dengan Kelurahan 10 Ilir, 15 Ilir dan
Sekip D2.
Wilayah kerja Puskesmas 11 Ilir terdiri dari dataran rendah dan
sebagian kecil pinggiran sungai.
3. Transportasi
Puskesmas 11 Ilir terletak di tepi jalan untuk mencapai
Puskesmas 11 Ilir relatif mudah karena dilalui oleh kendaraan
33
4. Demografi
Berdasarkan data jumlah penduduk dalam wilayah kerja
Puskesmas 11 Ilir pada tahun 2016 adalah :
Tabel 5
Data Demografi Wilayah Kerja Puskesmas 11 Ilir Palembang
5. Jumlah Tenaga
Jumlah tenaga yang ada di puskesmas 11 Ilir Terdiri dari:
Tabel 6
Distribusi Ketenagaan Puskesmas 11 Ilir Palembang Tahun 2016
B. Karakteristik Respionden
Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah umur ibu,
usia kehamilan yang dapat dilihat secara lebih jelas pada table berikut
dbawah ini :
1. Usia ibu
Distribusi responden menurut usia ibu disajikan pada tabel 7
TABEL 7
Distribusi responden menurut usia ibu
2. Usia Kehamilan
Distribusi responden menurut usia kehamilan disajikan pada
tabel 8
TABEL 8
Distribusi responden menurut usia ibu
Kejadian Anemia n %
Tidak Anemia 21 45.7
Anemia 25 54.3
Jumlah 46 100
Berdasarkan tabel 9 dapat diketahui bahwa ibu hamil yang
Anemia sebanyak 25 orang (54.3%) sedangkan ibu hamil yang
tidak anemia sebanyak 21 orang (45.7%).
Pengetahuan Gizi n %
Baik 22 47.8
Kurang 24 52.2
Jumlah 46 100
Pendapatan Keluarga n %
Tinggi 18 39.1
Rendah 28 60.9
Jumlah 46 100
Kecukupan Fe n %
Cukup 13 28.7
Kurang 33 71.3
Jumlah 46 100
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui gambaran
hubungan antara Variabel independent dan dependen.
a. Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Kejadian Anemia pada
ibu hamil
39
TABEL 14
HUBUNGAN KEJADIAN ANEMIA MENURUT
PENGETAHUAN GIZI
Kejadian Anemia
Pendapatan Total p.Value
Tidak Anemia Anemia
Kelurga
n % n % n %
Tinggi 12 66.67 6 33.33 18 100
0.046
Rendah 9 32.14 19 67.86 28 100
Total 21 25 46
41
Kejadian Anemia
Kecukupan Total p.Value
Tidak Anemia Anemia
Fe
n % n % n %
Cukup 10 77 3 23 13 100
0.019
Kurang 11 33 22 67 33 100
Total 21 25 46
protein nabati sebagai sumber zat besi non heme dari kelompok
pangan kacang-kacangan dan olahannya penyerapannya lebih
rendah dibandingkan dengan sumber zat besi heme. Diperlukan
bantuan vitamin C untuk mereduksi zat besi non heme dalam
bentuk ferri menjadi ferro agar lebih mudah dalam proses
penyerapan ke dalam tubuh. sebagian asupan zat besi berasal
dari suplementasi zat besi serta kepatuhan responden untuk
mengonsumsi tablet besi masih rendah yang memungkinkan
terjadinya anemia.
Hasil penelitian menunjukan rata-rata konsumsi zat besi
responden masih kurang dari AKG yang dianjurkan, setelah
dianalis responden yang tidak anemia memiliki rata-rata
konsumsi zat besi yang lebih tinggi. Terlihat dari hasil recall 24
hours bahwa kurangnya jumlah konsumsi zat besi pada
responden karena sumber zat besi yang diperoleh berasal dari
ikan, tahu, dan tempe. Responden kurang mengonsumsi bahan
makanan sumber zat besi heme seperti daging merah. Tahu dan
tempe merupakan pangan sumber zat besi non heme, seperti
yang kita ketahui bahwa besi nonheme ketersediaan biologiknya
rendah (Almatsier, 2009).
Zat besi sangat diperlukan dalam pembentukan darah
yaitu untuk mensintesis hemoglobin. Kekurangan zat besi dapat
mengakibatkan cadangan zat besi dalam hati menurun, sehingga
pembentukan sel darah merah terganggu yang akan
mengakibatkan pembentukan kadar hemoglobin darah di bawah
normal (Almatsier, 2009).
44
Kejadian Anemia
Kecukupan Total p.Value
Tidak Anemia Anemia
Asam Folat
n % n % n %
Cukup 8 88.89 1 11.11 9 100
0.007
Kurang 13 35.14 24 64.86 37 100
Total 21 25 46
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap ibu hamil di
Puskesmas 11 Ilir Palembang dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Sebagian besar status gizi ibu hamil dikatakan Anemia dengan
frekuensi 25 responden (54.3 %).
2. Sebagian besar pengetahuan ibu dikatakan kurang dengan
frekuensi 24 responden (52.2%).
3. Sebagian besar pendapatan responden dikatakan rendah
dengan frekuensi 28 responden (60.9 %).
4. Sebagian besar kecukupan Fe responden dikatakan kurang
dengan frekuensi 34 responden (73.9 %).
5. Sebagian besar kecukupan Asam Folat responden dikatakan
kurang dengan frekuensi 37 responden (80.4 %).
6. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan kejadian
Anemia pada ibu hamil di Puskesmas 11 ilir Palembang
(p = 0,041)
7. Ada hubungan antara pendapatan keluarga dengan kejadian
Anemia pada ibu hamil di Puskesmas 11 ilir Palembang
(p = 0,046)
8. Ada hubungan antara kecukupan Fe dengan kejadian anemia
pada ibu hamil di Puskesmas 11 ilir Palembang (p = 0,042)
9. Ada hubungan antara kecukupan Asam Folat dengan kejadian
Anemia pada ibu hamil di Puskesmas 11 ilir Palembang
(p = 0,007)
47
B. Saran
1. Diharapkan agar petugas Puskesmas 11 ilir lebih banyak
melakukan penyuluhan-penyuluhan tentang kesehatan terutama
tentang anemia pada ibu hamil karena anemia pada ibu hamil
merupakan masalah yang menyebabkan ibu dan janin yang
dikandung mengalami mortalitas dan morbiditas seperti abortus,
BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan dan lain-lain.
2. Disarankan kepada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas 11 Ilir
agar mengikuti penyuluhan yang diadakan oleh tenaga
kesehatan dan ibu hamil harus aktif mencari informasi tentang
nutrisi dan makanan yang seimbang agar memenuhi kebutuhan
selama kehamilan untuk mencegah terjadinya Anemia pada ibu
hamil.