Anda di halaman 1dari 14

COVER

Receiving Dalam Manajemen Pelabuhan Dan Logistik Maritim

Indonesia negara kepulauan terpisah oleh lautan, yang tentunya digunakan


sebagai jalur transportasi dan perdagangan dunia, seiring dengan perkembangan
zaman transportasi memegang peran utama yang sangat penting untuk
mendukung tercapainya pertumbuhan ekonomi dan kerjasama perdagangan
Indonesia (Ridwan1, 2022). Mendukung konektivitas antar pulau di Indonesia
maka perlu adanya ketersediaan pelabuhan dengan fasilitas dan infrastruktur yang
sesuai perekembangan teknologi di dalam menunjang kegiatan transportasi
berbasis laut. Menurut (R Aris, 2022), Pelabuhan laut sebuah akses pasar dunia
dari segi berdagang dengan berbagai negara, pelabuhan sebagai sumber dalam
mendapatkan devisa dari kegiatan barang atau komoditi yang akan diekspor, dan
tidak tergantungnya pada politik negara lain. Tujuan pokok didalam pelabuhan
dalam rangka memenuhi kebutuhan para pelanggan yang memerlukan fasilitas
dan pelayanan secara efektif dan efisien.
Pengiriman, penerimaan, penyimpanan, dan distribusi adalah semua aspek
penting logistik yang mendukung tingkat perekonomian suatu negara
(Zulkarnaen et al., 2020). Fasilitas pemrosesan, pusat distribusi, hub, gudang,
lokasi pelanggan, gudang, dan metode transportasi adalah komponen penting dari
sistem logistik. Komponen-komponen ini sangat memengaruhi strategi logistik,
seperti mengubah jenis produk yang dikirim ke pelanggan untuk membuat sistem
logistik yang efisien. Logistik memungkinkan pergerakan barang (barang dan
moda transportasi) dengan lebih efisien melalui berbagai alat transportasi, rute,
jadwal keberangkatan, titik yang akan diangkut, dan terminal angkutan barang.
Tujuannya adalah untuk mengirimkan bahan baku, bahan, dan produk akhir ke
pelanggan secara tepat waktu dan hemat biaya dengan kualitas pengiriman dan
perawatan terbaik
Kebutuhan akan jasa angkutan laut semakin lama semakin meningkat
terutama untuk kegiatan ekspor maupun impor, baik dari jumlahnya maupun
macamnya. Usaha-usaha dalam pembangunan sarana dan prasarana angkutan laut
saat ini merupakan salah satu cara dalam mengatasi peningkatan kebutuhan
tersebut. Seperti dibangunnya depo container untuk dijadikan lapangan
penumpukan container yang akan atau setelah digunakan untuk kegiatan ekspor
impor. Berkaitan dengan barang ekspor impor, media pengepakan yang saat ini
banyak digunakan oleh para pengekspor dan pengimpor adalah container, dimana
container memiliki daya angkut yang lebih besar serta waktu penanganan bongkar
muat barang lebih cepat dibandingkan dengan cara penanganan bongkar muat
secara konvensional. Seiring dengan meningkatnya bisnis logistik di dunia
pelayaran, maka kebutuhan akan tenaga kerja yang terampil dan profesional serta
berpengetahuan luas mengenai tatacara. Kontainerisasi barang dalam transportasi
di dunia mengalami peningkatan hingga sekarang, maka juga diperlukan fasilitas
atau alat yang cukup dan baik untuk melakukan kegiatan tersebut agar kegiatan
tidak terlambat atau terhambat. Dengan kondisi pasar saat ini, maka berakibat
persaingan bisnis akan semakin ketat, lebih-lebih dengan munculnya perusahaan
kompetitor baru yang cenderung menerapkan sistem tarif rendah yang membuat
perusahaan yang satu harus dapat bersaing dengan perusahaan yang lainnya
(Supriyanta & Permatasari, 2019). Penerimaan barang atau kargo di pelabuhan
adalah bagian penting dari rantai pasok logistik maritim. Proses ini melibatkan
penerimaan, pemeriksaan, dan penanganan barang yang tiba di pelabuhan sebelum
dikirimkan ke destinasi akhir. Pada tingkat dasar, proses penerimaan melibatkan
perekaman, pemeriksaan, dan penanganan barang yang tiba. Studi tentang
efisiensi dan efektivitas proses ini dapat membantu meningkatkan kinerja
keseluruhan pelabuhan. Teknologi seperti sensor, RFID, dan otomatisasi dapat
mempercepat dan meningkatkan akurasi proses penerimaan barang. Penelitian
tentang implementasi teknologi ini dapat memberikan wawasan yang berharga.
Penting untuk memiliki metrik dan indikator kinerja yang jelas untuk menilai
kualitas penerimaan. Studi tentang pengembangan dan penerapan metrik ini dapat
memberikan panduan bagi praktisi.
Penerimaan barang (consignee) adalah pihak yang menerima barang
(Suyono, 2003).
Prosedur Penerimaan Barang yang beliau ketahui yaitu :
a. Memperhatikan jadwal kedatangan barang yang sudah di informasikan
sekaligus jumlah barang yang akan datang.
b. Kemudian menyiapkan tempat untuk menyimpan barang yang akan
datang.
Adapun solusi yang diterapkan khususnya dari segi penerimaan sebagai berikut :
a. Meningkatkan komunikasi yang baik.
Artinya pada saat barang akan datang tim penerimaan melakukan
konfirmasi dengan pihak purchaser apakah barang tersebut sesuai yang
diinformasikan kedatangannya dari jumlah dan jenis barang supaya
penerimaan dapat menyiapkan tempat yang baik serta pada saat barang
datang tinggal menempatkan barang sesuai dengan tempatnya, juga
memberikan konfirmasi kepada pihak pengiriman barang mengenai apa
saja yang baru datang supaya pihak pengiriman mengetahui letak barang
tersebut sehingga proses pengambilan barang lebih mudah.
b. Meningkatkan ketelitian dalam pengecekan barang.
Merupakan hal yang harus di tingkatkan karena mengecek barang
tersebut jika tidak secara menyeluruh akan berakibatkan fatal, pasti akan
menimbulkan kerancuan informasi data dengan di lapangan.
c. Penataan gudang yang rapi dan efektif.
Meskipun tata letak gudang masih manual dan masih belum
terstruktur, sebisa mungkin pihak penerimaan melakukan inovasi dalam
hal penataan gudang supaya gudang sebagai tempat penyimpanan yang
aman dan nyaman.
Tabel 1. Tabel Standar Operasional Prosedur (SOP) Receiving
Receiving (Penerimaan)
No
Aktor Process Description
.
1. Pengguna Mendistribusikan Elektronik Surat Perintah Mulai Kerja
Jasa (E-SPMK)
Berdasarkan proses penetapan kegiatan Receiving yang
telah dilakukan oleh Planner Non Petikemas, maka
penggunaan jasa dapat mendistribusikan
E-SPMK sebanyak jumlah truk yang berkegiatan di
dalam area pelabuhan. Selanjutnya Operator truk yang
Receiving (Penerimaan)
telah memperoleh E-SPMK menuju gate in.
2. Melakukan Gate In
Operator Menggunakan E-SMPK yang telah diterima dari
Truk penggunaan jasa, operator truk melakukan scan
E-SPMK di gate in sebelum masuk ke area terminal.
3. Melakukan Verifikasi Gate In dan Penerbitan Job Slip
Setelah operator truk melakukan gate in, maka Sistem
akan melakukan verifikasi data truk dan melakukan
penimbangan berat truk berserta muatan. Setelah E-
Petugas Gate
SPMK terverifikasi, sistem akan menerbitkan job slip yg
menunjukan lokasi tempat dilakukan operasional
receiving selanjutnya operator truk menuju ke gudang
atau lapangan penumpukan
4. Menyerahkan Job Slip di Area Lapangan atau Gudang
Setelah operator truk sampai pada area penumpukan yaitu
Operator
lapangan atau gudang maka job slip diserahkan ke
Truk
petugas gudang atau lapangan Non Petikemas untuk
selanjutnya dilakukan operasi receving.
5. Melakukan Operasional Receiving
Petugas Setelah menerima job slip dari operator truk, maka
Gudang atau petugas gudang atau lapangan Non Petikemas dapat
Lapangan memberi instruksi kepada operator alat untuk
Non menurunkan barang dari truk ke fasilitas penumpukan
Petikemas sesuai dengan job slip

6. Petugas Melakukan Konfrimasi Receiving


Gudang atau Berdasarkan proses operasional receiving atau
Lapangan penumpukan yang sedang berlangsung maka petugas
Non gudang atau lapangan Non petikemas bertanggung jawab
Petikemas untuk :
Receiving (Penerimaan)
1.Menempatkan barang sesuai blok alocation
2.Mengukur dimensi barang
3.Mencatat volume barang
4.Mencatat kode alat yang digunakan
5.Melakukan input realisasi melalui aplikasi
6.Mencetak bukti penerimaan barang
Setelah proses operasional receiving penumpukan dan
pencatatan kegiatan receiving selesai maka petugas
gudang atau lapangan Non patikemas mamberikan bukti
penerimaan barang ke operator Truk.
7. Melakukan Operasi Gate Out
Setelah proses operasi penumpukan receiving telah
Operator selesai dan bukti penerimaan barang telah diterima, maka
Truk operator truk dapat menuju gate out untuk melakukan
scan bukti penerimaan barang dan
melakukan timbang kosong.
8. Melakukan Verifikasi Gate Out dan Melakukan
Timbangan Kasar
Setelah operator truk melakukan gate out, maka sistem
Petugas Gate
akan melakukan scan bukti penerimaan barang dan
menerbitkan bukti timbang sebagai hasil timbang kosong.

Berdasarkan dokumen SOP dari pihak perusahaan, maka dapat diperoleh

hasil mengenai kegiatan muat delivery yang terjadi dilapangan adalah sebagai

berikut (Sumadi, 2023):

Kegiatan bongkar (receiving) yang terjadi dilapangan meliputi kegiatan

sebagai berikut :
1. Mendistribusikan Elektronik Surat Perintah Mulai Kerja (E-SPMK) dengan

sebanyak jumlah truk yang akan masuk serta melakukan kegiatan di

pelabuhan

Hal ini yang terjadi di lapangan dilakukan oleh operator truk sebelum

memasuki area pelabuhan, dengan menggunakan scan bacode terkait

identitas dari operator truk tersebut.

2. Melakukan Gate In

Pada kegiatan ini yang terjadi dilapangan adalah operator truk yang telah

melakkan scan E-SPMK kemudian dilanjut memasuki area terminal, pada

kegiatan bongkar receiving yang dimaksudkan adalah dilakukan pada area

penumpukan atau gudang bukan pada area pelabuhan;

3. Melakukan verifikasi gate in dan penerbitan job slip

Pada kegiatan ini sistem akan menerbitkan job slip serta dilakukannya

operasional bongkar receiving selanjutnya operator truk menuju ke gudang

atau lapangan penumpukan. Pada kegiatan tersebut sudah dilakukan didalam

kegiatan bongkar receiving pada pergudangan, maka hal tersebut didukung

juga dengan terdapat dokumen-dokumen perlu dilampirkan yaitu sebagai

berikut :

a. SPK, merupakan surat keputusan kerja yang dibuat pihak penyewa,

jika surat ini sudah ada maka akan dimulainya proses bongkar dari

kontainer menuju kedalam gudang;

b. Tally Bongkar, dokumen mengenai jumlah serta kondisi dari barang

(kapas).

4. Menyerahkan job slip di area lapangan atau gudang


Setelah truk sampai pada area penumpukan atau gudang, maka hal ini

sudah dilakukan didalam pergudangan PL.

5. Melakukan operasional receiving

Setelah menerima job slip maka operator gudang dapat memberi instruksi

kepada operator gudang (A4) untuk melakukan kegiatan bongkar receiving

atau menurunkan barang dari truk ke fasilitas penumpukan, pada kegiatan

tersebut sudah dilakukan didalam kegiatan bongkar receiving pada

pergudangan PLB, maka dengan kegiatan tersebut dibutuhkannya alat-alat

didalam pergudangan untuk menunjang kegiatan bongkar receiving adalah

sebagai berikut:

a. Loading ramps merupakan jalur pemuatan barang, bertujuan untuk

membantu penanganan barang untuk memuat atau menurunkan

barang dari kontainer;

b. Forklift merupakan alat yang dipergunakan untuk stuffing atau stripin

di pergudangan serta dapat dipergunakan untuk Lift on atau Lift off

kontainer;

c. Reach truck adalah alat forklift khusus yang berukuran cukup kecil

yang dipergunakan untuk manuver cargo diruangan kecil;

d. Dongkrak palet alat ini merupakan forklift sederhana yang bisa

didorong secara manual.

6. Melakukan konfrimasi receiving

Pada kegiatan ini sudah dilaksanakan dan sudah terealisasi, maka

operator gudang (A4) memiliki tanggung jawab sebagai berikut:


1. Menempatkan barang sesuai block alocation; didalam kegiatan

lapangan sesuai dengan proses penyimpanan barang, pada kegiatan ini

pergudangan memiliki tata cara dalam penyimpanan barang yaitu

sebagai berikut :

a. Proses pendataan barang yang baru masuk di pergudangan, yang

diharapkan dapat mempermudah operator gudang dalam

meletakkan barang sesuai dengan block alocation, barcode atau

lokasi layout ;

b. Barang diletakkan sesuai dengan jenis, asal negara;

c. Barang akan diberi label atau kode dengan tujuan

mempermudah operator dalam membedakan jenis barang

didalam gudang;

d. Operator gudang akan memisahkan barang yang tertimbun

cukup lama serta memisahkan barang yang baru datang, hal ini

memiliki tujuan untuk mempermudah operator dalam

mengeluarkan barang yang akan dimuat terlebih dahulu.

2. Mengukur dimensi barang

Pada kegiatan ini pengukuran dimensi yang dilakukan didalam

pergudangan adalah mengukur maksimal ketinggian dari barang

tersebut yang bertujuan untuk tidak terjadinya barang yang roboh

akibat tingginya penumpukan.

3. Mencatat volume barang

Hal yang terjadi pada lapangan adalah dengan mencatat berat

timbangan dari barang (kapas) tersebut yang bertujuan untuk


kesesuaian dokumen yang terlampir dengan terdapat berat barang

(kapas) yang masuk di gudang;

4. Mencatat kode alat yang digunakan;

5. Melakukan input realisasi melalui aplikasi; dipergudangan disebut

juga dengan kegiatan transfer atau pendataan dengan kegiatan sebagai

berikut :

a. Menggunakan alat Scanner alat ini dipergunakan untuk

mendaftarkan barang ketika barang tersebut sudah tiba dilokasi

pergudangan, kemudian barcode akan dicetak dan disesuaikan;

b. Outurn Report merupakan catatan daftar semua kondisi barang,

dalam kondisi baik atau kurang, jika terdapat kekurangan maka

akan dilaporkan ke pusat dan jika adanya kerusakan maka akan

diberi tanda remark pada outurn report,

c. Software inventaris merupakan software yang dipergunakan

untuk melacak serta menentukan barang di pergudangan.

6. Mencetak bukti penerimaan barang,

7. Melakukan operasi gate out

Setelah selesai operasi penumpukan serta bukti serah penerimaan barang

telah diterima maka operator truk akan menuju gate out, setelah selesai

receiving maka kegiatan ini dilakukan terjadinya didalam kegiatan bongkar

receiving pada pergudangan Pusat Logistik Berikat (PLB).

8. Melakukan verifikasi gate out dan melakukan timbangan kasar

Dokumen yang diperlukan dalam kegiatan bongkar receiving pada kegiatan

ini tidak dilakukan dan tidak terjadi hal tersebut, dikarenakan pada kegiatan
gate out serta melakukan timbangan kasar terdapat pada kegiatan

pengiriman delivery.
Berikut adalah alur kegiatan untuk proses receiving:

Gambar 1. Alur Kegiatan Receiving


Lampiran 1. Dock Receipt

Shipper/Exporter

Booking Number Export Carrier

Trucking Company

Forwarding Agent

Pick Up Date Cut Off Date

Pick Up Terminal Return Terminal

Ocean Vessel Voyage Number

Port of Loading

Port of Discharge

Loading Pier/Terminal Place of Delivery

Type of Move Containerized

Marks & Number Quantity Description of Commodities Gross Weight Measurement

Received the above-described goods or


Delivered By packages subject to all the terms of the
undersigned's regular form of Dock Receipt
and Bill of Lading which shall constitute the
Arrived contract under which the goods are received,
copies of which are available from the carrier
on request and may be inspected at any of its
Unloaded offices

For the Master:


Checked By By

Receiving Clerk:
Placed Date
DAFTAR PUSTAKA

R Aris, S. (2022). Efektivitas Kegiatan Bongkar Muat Peti Kemas Di Pelabuhan


Batu Ampar Batam Kepulauan Riau. Karya Tulis.

Ridwan1, M. A. L. P. (2022). Pengaruh Alat Bongkar Muat Container Dan


Kinerja Fasilitas Terhadap Efektifitas Penggunaan Dermaga TPKS Tanjung
Emas Semarang. Jurnal Ilmiah Kemaritiman Nusantara, 30–37.

Sumadi, K. A. (2023). Analisis Efektivitas Bongkar Muat Di Pusat Logistik


Berikat (PLB) Pada PT. Pelabuhan Indonesia (Persero) Sub Regional Jawa
Tanjung Emas Semarang. Universitas Diponegoro.

Supriyanta, & Permatasari, E. P. (2019). Proses Penerimaan Dan Pengeluaran


Empty Container Di Depo Container Pada Pt Perusahaan Pelayaran
Nusantara Panurjwan Semarang. MUARA: Jurnal Manajemen Pelayaran
Nasional, 2(2), 83–92.

Suyono, R. . (2003). Shipping: Pengangkutan Intermodal Ekspor Impor Melalui


Laut. Penerbit PPM.

Zulkarnaen, W., Fitriani, I. D., & ... (2020). Pengembangan Supply Chain
Management Dalam Pengelolaan Distribusi Logistik Pemilu Yang Lebih
Tepat Jenis, Tepat Jumlah Dan Tepat Waktu Berbasis Human …. Jurnal
Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, Dan Akuntansi), 4(2), 222–243.
http://www.journal.stiemb.ac.id/index.php/mea/article/view/372

Anda mungkin juga menyukai