Anda di halaman 1dari 21

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PEKERJAAN
DED PEMBANGUNAN FASILITAS TIMBANGAN KENDARAAN PELABUHAN
PENYEBERANGAN ACEH

Uraian Pendahuluan

1. Latar Belakang : Pelayanan angkutan penyeberangan tidak hanya tergantung kepada


moda angkutannya, namun sangat dipengaruhi oleh performansi
pelabuhan yang ditandai oleh kelengkapan fasilitas operasionalnya.
Salah satu fasilitas pokok di wilayah daratan adalah jembatan timbang.
Fasilitas ini berfungsi untuk mengontrol muatan kendaraan yang akan
diangkut ke kapal melalui proses pengaturan dan pengendalian
kendaraan yang menggunakan jasa angkutan penyeberangan. Fasilitas
ini wajib ada di setiap pelabuhan penyeberangan, berguna untuk
mewujudkan keselamatan, keamanan, ketertiban, dan kelancaran
angkutan penyeberangan.

Pelabuhan penyeberangan Aceh yang tersebar di 3 (tiga) zona


transportasi Aceh saat ini belum satupun yang memilki fasilitas jembatan
timbangan, kecuali pelabuhan penyeberangan Ulee Lheue. Pada
Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue fasilitas ini harus ditinjau kembali
keberadaannya serta kapasitas yang dimilikinya terkait dengan adanya
revisi zona sirkulasi pada pelabuhan penyeberangan Ulee Lheue serta
permintaan angkutan kendaraan yang semakin meningkat. Untuk
pelabuhan penyeberangan lainnya, diperlukan desain teknis kebutuhan
jembatan timbang sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan. Perlunya
keberadaan fasilitas jembatan timbang ini, sangat dirasakan akhir-akhir
ini, mengingat aktifitas pelabuhan yang sudah semakin padat sehingga
perlu adanya upaya-upaya untuk mencegah tindakan-tindakan yang
dapat mengancam keselamatan pelayaran. Oleh karenanya diperlukan
DED Pembangunan Fasilitas Timbangan Kendaraan Pelabuhan
Penyeberangan Aceh.
2. Maksud dan : Maksud dari kegiatan ini adalah memberikan gambaran dan rincian
Tujuan teknis dalam pelaksanaan Pembangunan Fasilitas Timbangan
Kendaraan Pelabuhan Penyeberangan Aceh.

Tujuannya adalah tersedianya dokumen perencanaan teknis untuk


untuk mewujudkan keselamatan, keamanan, ketertiban, dan kelancaran
angkutan penyeberangan di Aceh.

3. Sasaran : Sasaran kegiatan ini adalah tersusunnya pedoman pelaksanaan


Pembangunan Fasilitas Timbangan Kendaraan Pelabuhan
Penyeberangan Aceh yang bersifat Teknis, berdimensi spasial
(menunjuk lokasi dan berorientasi titik); dan Berskala (terukur).

4. Lokasi : Lokasi pekerjaan DED Pembangunan Fasilitas Timbangan Kendaraan


Pekerjaan Pelabuhan Penyeberangan Aceh di Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh
Barat, Kabupaten Aceh Selatan, Kabupaten Aceh Singkil, dan
Kabupaten Simeulue.

5. Sumber : Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan: Anggaran Pendapatan


Pendanaan Belanja Aceh (APBA) melalui Daftar Pelaksanaan Anggaran (DPA)
Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) Dinas Perhubungan Aceh Tahun
Anggaran 2019.

6. Nama dan : Nama Kuasa Pengguna Anggaran: Ir. Mahyus Syafril


Organisasi Satuan Kerja : Dinas Perhubungan Aceh
Pejabat
Pembuat
Komitmen

Data Penunjang

7. Data Dasar : -

8. Standar Teknis : Standar teknis yang digunakan Standar Nasional Indonesia (SNI),
Standar/Kriteria Perencanaan (KP) yang dikeluarkan oleh Kementerian
Perhubungan RI.

9. Studi-Studi : -
Terdahulu
10. Referensi : - Undang Undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
Hukum - Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan;
- Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di
Perairan beserta perubahannya;
- Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah;
- Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KM 52 tahun 2004
Tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Penyeberangan; serta
- Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM
103 Tahun 2017 Tentang Pengaturan dan Pengendalian Kendaraan
yang Menggunakan Jasa Angkutan Penyeberangan.
- Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM
112 Tahun 2017 Tentang Pedoman Dan Proses Perencanaan Di
Lingkungan Kementerian Perhubungan.
- Seluruh Peraturan yang berhubungan dengan pelaksanaan Jasa
Konstruksi.

Ruang Lingkup

11. Lingkup : Dalam kegiatan pekerjaan DED Pembangunan Fasilitas Timbangan


Pekerjaan Kendaraan Pelabuhan Penyeberangan Aceh akan ditinjau kebutuhan
fasilitas timbangan untuk 5 (lima) pelabuhan Penyeberangan, yaitu:
1. Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue;
2. Pelabuhan Penyeberangan Meulaboh;
3. Pelabuhan Penyeberangan Labuhan Haji;
4. Pelabuhan Penyeberangan Singkil;
5. Pelabuhan Penyeberangan Sinabang.
Adapun proses dan lingkup tugas yang harus dilaksanakan terdiri dari:
1. Pekerjaan persiapan
2. Inventarisasi lapangan dan pengumpulan data sekunder
3. Pekerjaan survei mekanika tanah dan topografi
4. Melakukan analisa struktur untuk peletakan jembatan timbang serta
gedung kontrol
5. Peninjauan pekerjaan desain baik spesifik maupun prototype
6. Menyusun spesifikasi teknis dan metode kerja

Untuk melaksanakan lingkup kegiatan pekerjaan DED Pembangunan


Fasilitas Timbangan Kendaraan Pelabuhan Penyeberangan Aceh ini
dilakukan uraian masing-masing lingkup kegiatan adalah sebagai
berikut:

1.1. Pekerjaan Persiapan;


Konsultan akan melakukan pekerjaan persiapan administrasi dan
teknis yang meliputi:
- Mobilisasi sumber daya yang meliputi kegiatan mobilisasi
personil, peralatan dan mempersiapkan kebutuhan operasional
lapangan
- Persiapan pekerjaan kantor yang menyangkut pengolahan data,
analisis data sekunder dan pengurusan administrasi
- Persiaapan pekerjaan survey membutuhkan perencanaan
jadwal dan perencanaan perjalanan survey yang meliputi
kegiatan perencanaan jadwal pelaksanaan survey, perhitungan
waktu persiapan, lama perjalanan, persiapan ketersediaan alat-
alat survey dan waktu pelaksanaan survey.
- Menyiapkan Laporan Pendahuluan, yang berisikan kerangka
kerja yang akan dilakukan mengenai persiapan, pengurusan
perijinan, mobilisasi tenaga dan peralatan, rencana kerja dan
pengorganisasian personil atau tenaga ahli dan rencana
pengumpulan data sekunder serta sumber data.

1.2. Inventarisasi Lapangan dan Pengumpulan Data Sekunder;


Peninjauan lapangan rinci merupakan bagian dari tahap
perencanaan. Hal-hal yang perlu dicatat dalam peninjauan
lapangan antara lain:
- aktifitas di pelabuhan,
- jenis angkutan kendaraan di pelabuhan
- produktifitas angkutan penyeberangan
- tinjauan sirkulasi kendaraan di pelabuhan
- dan lain-lain

1.3. Pekerjaan survei topografi dan mekanika tanah;


a. Survey Topografi
Pengukuran topografi dilakukan sepanjang lokasi stasiun
dengan mengadakan tambahan pengukuran detail pada tempat
yang diperlukan. Jenis pengukuran ini meliputi pekerjaan-
pekerjaan sebagai berikut :

1. Pengukuran Lokasi Timbangan


- Pengukuran titik kontrol horizontal dan vertical.
- Pengukuran situasi stasiun.
- Pengukuran penampang memanjang dan melintang.
- Perhitungan dan penggambaran peta.
- Pengukuran ditempat realinyemen stasiun.
Daerah yang diukur :

2. Pengukuran Titik Kontrol


Pengukuran titik kontrol horizontal.
- Pengukuran titik kontrol di sini dapat berupa
jaringan poligon atau rangkaian segitiga. Pemilihan
jenis titik kontrol tersebut tergantung pada lebar
stasiun.
- Titik kontrol tersebut diletakan antara 50 - 100
meter.

3. Pengukuran Situasi
- Pengukuran situasi daerah sekitar harus mencakup
semua keterangan yang ada didaerah sekitar
stasiun, misalnya : rumah, pohon, pohon
pelindung jalan pinggir selokan, letak gorong
gorong serta dimensinya, tiang listrik, tiang
telpon; jembatan, batas sawah, batas kebun, arah
aliran air dan lain sebagainya.
- Patok km dan Hm yang ada pada tepi jalan diambil
dan dihitung koordinatnya. Ini dimaksudkan
untuk memperbanyak titik referensi pada
penemuan kembali sumbu jalan yang
direncanakan. Pada tempat sumber material jalan
yang terdapat disekitar jalan perlu diberi tanda
pada peta.

4. Pengukuran Penampang
- Di daerah jembatan timbang dibuat penampang
untuk setiap 25 m sampai jarak kiri – kanan sumbu
stasiun
- Lebar penampang dibuat 50 m kiri-kanan
jembatan timbang.
- Penampang memanjang pada jembatan timbang
dibuat pada sumbu stasiun.
- Pengukuran penampang memanjang dan
melintang pada arah masuk:

5. Patok-Patok
Patok-patok dengan ukuran 10 x 10 x 75 cm harus
ditanam sedemikian sehingga bagian patok yang ada
diatas tanah adalah kurang lebih 10 cm. Pada poligon
dan profil dibuat dari kayu dengan ukuran 5 x 7 x 60 cm.
Pada patok beton dan patok kayu harus diberi tanda BM
dan nomor urut. Untuk memperbanyak titik referensi
yang tetap, perlu ditempatkan titik tinggi referensi pada
pokok pohon atau tempat lain yang permanen dan
mudah diketemukan kembali. Baik patok poligon
maupun profil diberi tanda cat kuning dengan tulisan
merah yang diletakkan disebelah kiri kearah jalannya
pengukuran. Khusus untuk profil memanjang titik yang
terletak disumbu jalan diberi paku dengan dilingkari
dengan cat kuning sebagai tanda.
6. Perhitungan dan Penggambaran Peta
Titik poligon utama harus dihitung, koordinatnya
berdasarkan titik ikat yang mempergunakan
perhitungan berdasarkan pada metoda kuadrat terkecil.
Penggambaran titik poligon harus berdasarkan pada
hasil perhitungan koordinat Penggambaran titik
poligon tersebut sama sekali tidak diperkenankan
secara grafis. Gambar ukur yang berupa gambar situasi
harus digambarkan pada kertas millimeter dengan skala
1 : 500 dan garis tinggi dengan interval 0,50 m.
ketinggian titik detail harus tercantum dalam gambar
ukur, begitu pula semua keterangan yang penting. Titik
ikat atau titik mati serta titik ikat baru harus dimasukkan
dalam gambar dengan diberi tanda khusus. ketinggian
titik tersebut perlu juga dicantumkan. Daftar koordinat
beserta ketinggian titik poligon utama harus
dilampirkan.

b. Survey Mekanika Tanah


Sondir
Konsultan melakukan penyondiran di lapangan.
Penyondiran ini dilakukan untuk mengetahui nilai
perlawanan konus perlapisan tanah dan variasi
kedalaman pada lapisan yang cukup keras.
Penyelidikan Sondir/Cone Penetration test (CPT)
Dutch Cone dengan Biconus type Begemann.
Pembacaan tekanannya dilakukan dengan 2 (dua)
buah Manometer masing-masing dengan skala
bacaan 200 Kg/Cm2, mata sondir yang digunakan
adalah Biconus sehingga akan diperoleh hasil dari
perlawanan konus dan nilai letaknya (local friction).
Sondir dilakukan di 5 (lima) titik sampai kedalaman
tanah keras.

1.4. Pekerjaan desain Jembatan Timbang dan Gedung kontrol;


a. Detail Desain
Rencana Detail Desain merupakan perencanaan final yang
telah rinci (Detail Design), meliputi kapasitas jembatan
timbang, dudukan jembatan timbang serta Gedung control
Penggambaran yang disajikan secara detail dengan satuan
skala 1:50 atau 1:100 atau dengan petunjuk lain dari Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK). Semua hasil
penggambaran harus terlihat dan terbaca jelas dengan
kualitas gambar yang baik. Dalam pembuatan gambar
rencana detail telah diperhitungkan stabilitas struktur
ditinjau dari aspek geoteknik / mekanika tanah.

b. Kriteria Desain
Desain jembatan timbang harus dilaksanakan secara tepat
dan efektif agar konstruksi jembatan timbang sesuai dengan
kapasitas pelabuhan, dan memenuhi azas kelancaran dalam
operasional angkutan kendaraan di pelabuhan.

c. Menghitung Analisa Biaya dan Rencana Anggaran Biaya


(RAB)
Melalui hasil desain yang dituangkan dalam gambar
rencana, dapat dilakukan perhitungan Rencana Anggaran
Biaya (RAB) berdasarkan analisa teknis. Perhitungan RAB
ini merupakan RAB y a n g diperlukan untuk plafon
dalam pelaksanaan pekerjaan. Perhitungan RAB dan
Analisa Biaya, meliputi, perhitungan volume, harga satuan
pada daerah setempat dan dilengkapi perkiraan rencana
schedule pelaksanaan.

d. Penggambaran Detail Desain


Gambar-gambar hasil pengukuran dan perencanaan dibuat
dengan format Digitalisasi AutoCAD, diformat pada kertas
A3 dan print out pada kertas A3. Perencanaan potongan
memanjang dan potongan melintang diplot pada gambar
hasil pengukuran lapangan. Untuk penggambaran
bangunan dipakai skala sebagai berikut :
Denah 1:100, potongan-potongan 1:50, Detail 1:10 atau
1:20. Ukuran-ukuran garis, legenda, penulisan angka
ukuran, penomoran, arsiran dan keterangan-keterangan
lainnya yang digunakan pada penggambaran mengacu
pada ketentuan yang berlaku dengan tidak mengabaikan
faktor artistiknya.
1.5. Menyusun spesifikasi teknis dan metode kerja
Konsultan harus menyusun program pelaksanaan fisik
konstruksi untuk keperluan pelaksanaan pembangunan
pekerjaan tersebut, penyusunan ini meliputi :
a. Menyusun spesifikasi teknik pelaksanaan fisik konstruksi
b. Membuat prioritas pelaksanaan dalam bentuk paket-paket
pekerjaan
c. Menyusun metode kerja setiap konstruksi yang
direncanakan dan yang akan dikerjakan

12. Keluaran : Hasil yang diharapkan dari Konsultan adalah tersusunnya Dokumen
DED Fasilitas Timbangan di Pelabuhan Penyeberangan Aceh sesuai
dengan Peraturan teknis yang berlaku. Adapun keluaran dari
perencanaan ini berupa Laporan-Laporan yang terinci mengenai
kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan yang dituangkan dalam
bentuk:
1. Laporan Pendahuluan
2. Laporan Antara (Interim Report)
3. Draft Laporan Akhir
4. Laporan Akhir (Final)
5. Nota Desain
6. Gambar Rencana
7. Laporan Ringkas (Executive Summary)
8. Dokumen Pendukung (Spesifikasi Teknis, EE, BQ).
13. Peralatan, : a. Laporan dan Data
Material, Kumpulan laporan dan data sebagai hasil studi terdahulu serta
Personil dan fotografi (bila ada) dapat dipakai sebagai referensi oleh penyedia
Fasilitas dari jasa
Pejabat b. Fasilitas yang disediakan oleh Pengguna Jasa yang dapat digunakan
Pembuat oleh penyedia jasa:
Komitmen - Dukungan administrasi dan surat menyurat.
- Dalam hal konsultasi rutin dengan pihak-pihak terkait atau
direksi pekerjaan, penyedia jasa dapat menggunakan ruang rapat
yang ada pada Bidang Pelayaran Dinas Perhubungan Aceh,
apabila ruang rapat tersebut sedang tidak dipergunakan.

14. Peralatan dan : Fasilitas berikut harus disediakan oleh penyedia jasa untuk kebutuhan
Material dari pelaksanaan pekerjaan di lapangan:
Penyedia Jasa - Sewa kantor
Konsultansi - Kebutuhan operasional kantor (ATK)
- Sewa komputer, Laptop, Printer A3, Drone
- Kebutuhan komunikasi
- Peralatan Survey : Waterpass, GPS, Echo Sounder, Theodolit, dll
(Sudah termasuk dalam kegiatan survey)
- Sewa kendaraan untuk Team Leader dan personil yang meliputi :
Sewa Kenderaan Roda 4 lengkap dengan biaya BBM dan Oli serta
Supir ditambah Akomodasi Perjalanan dari Kantor Konsultan ke
lokasi pekerjaan maupun ke Kantor Dinas Perhubungan Aceh
selama pelaksanaan pekerjaan

15. Lingkup : Batasan Kegiatan Konsultan Perencana adalah :


Kewenangan
- Penyedia jasa berwenang untuk melaksanakan jasa konsultansi
Penyedia Jasa
maupun mengadakan barang yang sesuai dengan kontrak.
- Penyedia jasa berwenang untuk tidak melakukan kegiatan yang
akan menimbulkan pertentangan kepentingan (conflict of interest)
dengan kegiatan yang merupakan tugas penyedia.
- Seluruh hasil yang diperoleh dari pekerjaan perencanaan ini harus
dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan dilakukan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Apabila terjadi penyimpangan-
penyimpangan dari prosedur tersebut maka Pengguna Jasa/Tim
Evaluasi berhak memerintahkan Penyedia Jasa Konsultasi untuk
melakukan pekerjaan ulang dan hal ini menjadi tanggung jawab
sepenuhnya dari Penyedia Jasa Konsultasi.
- Kriteria Perencanaan Sesuai dengan Keputusan Menteri
Perhubungan Nomor: KM 52 tahun 2004 Tentang Penyelenggaraan
Pelabuhan Penyeberangan; Peraturan Menteri Perhubungan
Republik Indonesia Nomor Pm 103 Tahun 2017 Tentang
Pengaturan Dan Pengendalian Kendaraan Yang Menggunakan Jasa
Angkutan Penyeberangan serta Peraturan Menteri Perhubungan
Republik Indonesia Nomor PM 112 Tahun 2017 Tentang Pedoman
Dan Proses Perencanaan Di Lingkungan.
- Sebelum melaksanakan kegiatan, konsultan diharuskan membuat
suatu kriteria perencanaan. Kriteria tersebut dipresentasikan dalam
bentuk draft pada pengguna jasa untuk mendapatkan persetujuan.
Persetujuan atas kriteria desain tersebut tidak serta merta
menghilangkan tanggung jawab konsultan perencana terhadap
kecukupan persyaratan teknis perencanaan.
16. Jangka Waktu : Jangka waktu pelaksanaan tugas konsultan pengawas mengikuti
Penyelesaian pelaksanaan pekerjaan fisik selama 6 bulan (180 hari kalender).
Pekerjaan

Tabel 1. Kebutuhan Tenaga


17. Personil : Jumlah
Posisi Kualifikasi
Orang Bulan1

A. Tenaga Ahli :
1. Team Leader S1/S2/S3 Teknik 1 Orang 6 Bulan
Sipil
SKA Ahli
Teknik
Bangunan
Gedung Muda
Pengalaman :
S1 = 4 Tahun
S2/S3 = 2 Tahun
Diutamakan
memiliki
pengalaman
sebagai perencana
Gedung
2. Ahli Teknik S1/S2/S3 Teknik 1 orang 3 bulan
Bangunan Sipil
Gedung SKA Ahli
Teknik
Bangunan
Gedung Muda
Pengalaman :
S1 = 2 Tahun
S2/S3 = 1 Tahun
Pengalaman
dibidang
perencanaan
pelabuhan
3. Ahli Geologi S1/S2/S3 Teknik 1 orang 2 bulan
Teknik Sipil/Teknik
Geologi
SKA Ahli
Geoteknik
Muda
Pengalaman :

1 Khusus untuk Metode Evaluasi Pagu Anggaran jumlah orang bulan tidak boleh dicantumkan.
S1 = 2 Tahun
S2/S3 = 1 Tahun
Pengalaman
dibidang
perencanaan
pelabuhan
4. Ahli Teknik S1/S2/S3 Teknik 1 orang 2 bulan
Mekanikal Mesin SKA
Ahli Teknik
Mekanikal
Muda
Pengalaman :
S1 = 2 Tahun
S2/S3 = 1 Tahun
dibidang
perencanaan
kepelabuhanan
5. Ahli Teknik S1/S2/S3 Teknik 1 orang 2 bulan
Tenaga Listrik Elektro SKA
Ahli Teknik
Tenaga Listrik
Muda
Pengalaman :
S1 = 2 Tahun
S2/S3 = 1 Tahun
dibidang
perencanaan
kepelabuhanan

B. Tenaga Sub Profesional


1. Asisten Teknik S1 Teknik Sipil 1 orang 6 bulan
Bangunan Gedung Pengalaman :
S1 = 1 Tahun
pengalaman di
bidang
perencanaan
konstruksi
bangunan

2.Surveyor SMA/SMK 3 orang 2 bulan


Pengalaman :
SMA/SMK = 5
Tahun
Pengalaman
dibidang
perencanaan
pelabuhan
3. Cad Operator DIII/S1 Teknik 1 orang 2 bulan
Sipil
Pengalaman :
DIII = 5 Tahun
S1 = 1 Tahun
Pengalaman
dibidang
perencanaan
pelabuhan
Setiap Tenaga Ahli yang ditugaskan dalam pekerjaan ini harus
memenuhi persyaratan/dan memiliki :

a. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);


b. Tanda bukti penyelesaian wajib pajak (SPT Tahunan) Tahun 2018;
c. Lulusan PT. Negeri atau Swasta yang telah diakreditasi (minimum
B) oleh yang berwenang atau Lulus Ujian Negara, atau perguruan
tinggi luar negeri yang ijazahnya telah disahkan/diakui oleh
Instansi Pemerintah yang berwenang di bidang pendidikan tinggi,
d. Sertifikat Keahlian/keterampilan (SKA/SKT) yang masih berlaku
dan berpengalaman di bidangnya masing-masing.
e. Pengalaman kerja personil dibuktikan dengan melampirkan
Referensi Kerja yang dikeluarkan oleh Instansi terkait.

Tugas dan Tanggung Jawab Personil :

Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing personil adalah


sebagai berikut :
A. Tenaga Profesional/Ahli
1. Team Leader
Tugas dan tanggung jawab Team Leader :
a. Penanggung jawab utama seluruh kegiatan perencanaan,
menciptakan koordinasi yang baik dengan PA/KPA/PPTK,
dan pihak terkait dilokasi pekerjaan, sehingga pelaksanaan
pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadwal dengan mutu
yang disyaratkan dalam KAK.
b. Merencanakan, mengkoordinasi dan mengendalikan semua
kegiatan dan personil yang terlibat dalam pekerjaan ini
sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik serta
mencapai hasil yang diharapkan.
c. Menjamin bahwa semua Kerangka Acuan Kerja yang
dikeluarkan oleh Dinas Perhubungan Aceh dilaksanakan
dengan baik.
d. Mempersiapkan petunjuk pelaksanaan kegiatan, baik dalam
tahap pengumpulan data, pengolahan, dan penyajian akhir
hasil keseluruhan pekerjaan.
e. Memonitor progress pekerjaan yang dicapai oleh Proyek
dan menjaga agar semua kebutuhan dana, laporan kemajuan
pekerjaan dan data kontrol kualitas terkirim secara benar
dan tepat tanpa keterlambatan.

2. Tenaga Ahli Teknik Bangunan Gedung, Tenaga Ahli


Geologi Teknik, dan Tenaga Ahli Teknik Mekanikal dan
tenaga Ahli Teknik Tenaga Listrik
Tenaga Ahli adalah seseorang atau tim yang memiliki
kemampuan analisa dan solusi yang cukup terhadap pelaksanaan
perencanaan dan kemungkinan masalah yang timbul.
Tugas dan tanggung jawab Tenaga Ahli adalah :
a. Mengerjakan kegiatan yang membutuhkan analisa terhadap
masing-masing bidang terkait perencanaan yang
sedang/akan dilaksanakan. Berikut beberapa uraian tugas
dari masing masing tenaga ahli :
- Ahli Teknik Bangunan Gedung bertugas menganalisa
data-data seluruh hasil survey untuk melakukan kajian
dan detail struktur bawah bangunan/pondasi dan
bangunan atas.
- Ahli geoteknik mempunyayi tugas melakukan evaluasi
kondisi geomorfologi pantai dan kualitas tanah;
melakukan analisa hasil laboratorium serta menghitung
stabilitas konstruksi dan kelayakan bangunan dari
aspek geologi dan keamanan bangunan.
- Ahli Teknik Mekanikal bertugas menyusun kriteria
teknis yang dibutuhkan dan merancang Sistem
Mekanikal sesuai dengan persyaratan dan spesifikasi
teknis yang ditentukan.
- Ahli Teknik Tenaga Listrik bertugas menyusun kriteria
teknis yang dibutuhkan dan merancang Sistem
Elektrikal sesuai dengan persyaratan dan spesifikasi
teknis yang ditentukan.

b. Memberikan alternatif solusi terhadap kendala-kendala


yang terjadi dalam pelaksanaan perencanaan, khususnya
terkait kegiatan perencanaan yang terdahulu.
c. Berkoordinasi dengan Team Leader terhadap hasil
pengolahan data dan hasil survey.

B. Tenaga Sub Profesional

1. Asisten Teknis
Tugas pokok Asisten Teknik Bangunan Gedung membantu
tenaga ahli Teknik Bangunan Gedung untuk mengumpulkan
data dalam menganalisis hasil survey, membantu proses
analisis dan desain, membantu membuat laporan yang
diperlukan team leader.

2. Surveyor
Tugas pokok surveyor adalah
a. Membantu Kegiatan survey dan pengukuran
diantaranya pengukuran topografi lapangan dan
melakukan penyusunan dan penggambaran data-data
lapangan.
b. Mencatat dan mengevaluasi hasil pengukuran yang
telah dilakukan sehingga dapat meminimalisir
kesalahan dan melakukan tindak koreksi dan
pencegahannya.
c. Mengawasi survei yang dilakukan di lapangan untuk
memastikan pengukuran dilaksanakan dengan akurat,
dengan prosedur yang benar dan menjamin data yang
diperoleh akurat sesuai dengan kondisi lapangan untuk
keperluan peninjauan desain atau detail desain.
d. Melakukan pelaksanaan survei lapangan, penyelidikan
dan pengukuran titik-titik lokasi yang akan
direncanakan. Melaporkan dan bertanggung jawab
hasil pekerjaan kepada Team Leader.

3. Cad Operator
Tugas pokok dari Cad Operator adalah menggambar,
memeriksa, melakukan perubahan (Review Design) dan
penyesuaian gambar perencanaan dengan rencana
pelaksanaan fisik pembangunan bangunan transportasi.
Apabila terdapat perbedaan dari gambar rencana dengan
pelaksanaan maka akan mempengaruhi perhitungan volume
fisik di lapangan.
18. Jadwal
Jangka waktu selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender harus
Tahapan
dijabarkan secara detil melalui penjadwalan lingkup kerja serta
Pelaksanaan
penugasan tenaga ahli dan pendukung
Pekerjaan

Bulan ke-
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6
1. Pekerjaan persiapan
2. Inventarisasi
lapangan dan
pengumpulan data
sekunder
3. Pekerjaan survei
mekanika tanah dan
topografi
4. Melakukan analisa
Tanah dan data
transportasi di
pelabuhan
5. Pekerjaan desain
6. Menyusun spesifikasi
teknis dan metode
kerja
Laporan

19. Laporan :
Laporan Pendahuluan (Inception Report) berisi :
Pendahuluan
- Uraian garis besar tentang pekerjaan.
- Hasil pengumpulan data sekunder dan survey pendahuluan.
- Program kerja konsultan, meliputi struktur organisasi dan
personalia pelaksana
- Uraian tugas tenaga ahli.
- Jadwal kegiatan.
- Metode pelaksanaan pekerjaan (termasuk metode analisis).
- Peralatan yang akan digunakan.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya : pada akhir bulan
pertama sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 lima rangkap beserta soft
copy.

20. Laporan : Laporan Antara (Interim Report) berisi :


Antara
Laporan ini berisikan tentang data-data yang telah diperoleh, hasil
investigasi lapangan dengan berbagai permasalahannya, analisis dan
elaborasi data-data, metodologi pendekatan pemecahan masalah dengan
berbagai metode, rencana kerja berikutnya, desain dasar dan kerangka.
Laporan Antara harus dipresentasikan dan diasistensikan dengan Dinas
Perhubungan Aceh sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

Laporan Interim sebagai bahan diskusi harus diserahkan kepada


pemberi pekerjaan paling lambat 3 (tiga) bulan kerja terhitung sejak
tanggal mulai kerja ditetapkan dalam SPMK
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya : pada akhir bulan ketiga
sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 lima rangkap beserta soft copy

21. Laporan : Laporan Ringkas (Excutive Summary) :


Ringkas Laporan Ringkas (Excutive Summary) merupakan ringkasan dari
Laporan Akhir yang disajikan secara komunikatif dalam tampilan yang
menarik.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya : pada akhir masa
pelaksanaan pekerjaan (1 (satu) hari sebelum pengajuan
pembayaran/penarikan terakhir) sebanyak 5 lima rangkap beserta soft
copy.

Merupakan konsep hasil pelaksanaan pekerjannya jenis jembatan


22. Draft Laporan timbang, desain gedung kontrol, serta perkiraan pembiayaannya pada
Akhir : masing-masing item.
Bersama laporan ini, harus diserahkan juga dokumen pelengkap sebagai
berikut :
a. Perhitungan Teknis Desain.
b. Perhitungan volume pekerjaan
c. Dokumen Pendukung lainnya
Draft Rencana Anggaran Biaya, Harga Satuan Upah dan Bahan,
Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Syarat-syarat Teknik, Spesifikasi
Teknis, Dokumen Lelang, Jadwal Waktu
d. Laporan Khusus (bila diperlukan), berisi masalah khusus yang
bersifat teknis atau kontraktual di lapangan
Draft Laporan Akhir harus dipresentasikan dan diasistensikan dengan
Dinas Perhubungan Aceh sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya : 5 (lima) bulan sejak
SPMK diterbitkan sebanyak 5 lima rangkap beserta soft copy.
23. Laporan Akhir : Laporan Akhir (Final Report) adalah :
Laporan ini berisikan seluruh hasil perencanaan pekerjaan yang telah
dilaksanakan secara lengkap, berisikan konsep perencanaan, data dan
peta, grafik dan gambar-gambar dan perbaikan dari Draft Laporan Akhir
secara ringkas, setelah ada perbaikan dijilid dengan mengunakan cover
exclusive. Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: pada akhir
masa pelaksanaan pekerjaan (1 (satu) hari sebelum pengajuan
pembayaran/penarikan terakhir) sebanyak 5 lima rangkap beserta soft
copy.

24. Gambar Gambar ini merupakan gambar hasil perencanaan final yang telah rinci
Rencana (Detail Design), dan telah jelas tata letak (layout) dan type bangunan
serta dimensi untuk setiap potongannya. Penyajian gambar secara
detail dengan satuan skala 1:50 atau 1:100 atau dengan petunjuk lain dari
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) pekerjaan yang sesuai
dengan standar penggambaran yang telah dipersyaratkan.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: pada akhir masa
pelaksanaan pekerjaan 1 (satu) hari sebelum pengajuan
pembayaran/penarikan terakhir) sebanyak 5 lima rangkap beserta soft
copy.

25. Nota Desain : Nota Desain merupakan laporan yang berisikan perhitungan detil
perencanaan berupa rumusan serta hasil analisis numerik maupun hasil
perhitungan berdasarkan program aplikasi perhitungan konstruksi
lainnya
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: pada akhir masa
pelaksanaan pekerjaan 1 (satu) hari sebelum pengajuan
pembayaran/penarikan terakhir) sebanyak 5 lima rangkap beserta soft
copy.

26. Laporan : Laporan Pendukung berisikan laporan hasil survey, laporan sosial
Pendukung ekonomi dan Informasi Lingkungan dan Laporan BOQ, EE, Spektek, dan
Metode Kerja. Hasil perhitungan dan perencanaan merupakan dasar bagi
pelaksanaan pengadaan pekerjaan pembangunan breakwater pelabuhan
peneyebrangan Labuhan Haji dan Singkil dalam bentuk laporan hasil
survey survey (Mekanika Tanah, Topografi, Bathimetri
dan survey Hidrooceanografi), laporan sosial ekonomi dan informasi
lingkungan, laporan Bill Of Qunatity (BOQ), Engineer Estimate (EE),
spesifikasi teknis (SPEKTEK) serta Metode Kerja.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: pada akhir masa
pelaksanaan pekerjaan 1 (satu) hari sebelum pengajuan
pembayaran/penarikan terakhir sebanyak 5 lima rangkap beserta soft
copy.
External Memory dengan kapasitas minimal 512 GB berisikan seluruh
27. External Procecing Data, Gambar Hasil Perencanaan dan Laporan-laporan
Memory tersebut diatas. Diserahkan pada akhir masa pelaksanaan pekerjaan (1
(satu) hari sebelum pengajuan pembayaran/penarikan terakhir

Hal-hal Lain

28. Produksi dalam : Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan
Negeri di dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain
dalam angka 4 KAK dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi
dalam negeri.
29. Persyaratan : Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk
Kerjasama pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan berikut
harus dipatuhi :
- Bagian pekerjaan yang dikerjakan oleh sub penyedia harus diatur
dalam kontrak dan disetujui terlebih dahulu oleh PPK.
- Ketentuan-ketentuan dalam kerjasama dengan sub penyedia harus
megacu kepada harga yang tercantum dalam kontrak serta
menganut sistem penyetaraan.
- Penyedia tetap bertanggungjawab atas bagian pekerjaan yang
dikerjakan oleh sub penyedia.
- Masing-masing anggota KSO akan melakukan pengawasan penuh
terhadap semua aspek pelaksanaan pekerjaan.

30. Pedoman : Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan berikut:


Pengumpulan Mengacu pada SNI dan Standar lainnya yang berlaku.
Data Lapangan

31. Alih : Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk


Pengetahuan menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih
pengetahuan kepada personil satuan kerja Kuasa Pengguna Anggaran
(KPA) berikut: penyedia jasa harus mengadakan pelatihan, kursus
singkat, diskusi dan seminar terkait dengan substansi pelaksanaan
pekerjaan yang akan diberikan kepada (KPA)

:
32. Manajemen - Dalam pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi, penyedia jasa wajib
Sistem menerapkan sistem manajemen K3 dan menyusun Rencana
Keselamatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak (RK3K).
dan Kesehatan - Keluaran yang dihasilkan dalam kegiatan jasa konsultansi harus
Kerja mencakup aspek-aspek K3
- Kepada penyedia jasa wajib memperhatikan dan menyediakan alat
perlindungan diri berupa helmet, sarung tangan, sepatu
keselamatan, rompi keselamatan, peralatan P3K dll.

33. Penutup : Konsultan Perencana setelah manerima pengarahan penugasan dan


semua bahan masukan, hendaknya memeriksa dan memproses semua
bahan yang ada serta mencari bahan masukan lain yang dibutuhkan
untuk pekerjaan perencanaan ini.

Untuk kesempurnaan pekerjaan perencanaan tersebut di atas Konsultan


Perencana diminta mempelajari segala informasi dan ketentuan-
ketentuan yang berhubungan dengan pekerjaan perencanaan dimaksud.

Banda Aceh, 25 Februari 2019


KUASA PENGGUNA ANGGARAN

Ir. MAHYUS SYAFRIL


NIP. 19621125 199403 1 005

Anda mungkin juga menyukai