DISUSUN OLEH:
Kelompok Nama NPM Kelas
Safitri 5213048 D3 AL 3C
Perkembangan bisnis yang sangat kompetitif saat ini memicu setiap pelaku
bisnis untuk dapat memenuhi keinginan konsumen yang semakin tinggi. Fokus para
pelaku bisnis yaitu bagaimana menyediakan produk dan jasa yang lebih bernilai
dibandingkan para pesaingnya. Penyajian produk atau jasa di waktu yang tepat, di
tempat yang tepat, dengan jumlah yang tepat dan dengan harga yang sesuai dengan
keinginan pelanggan adalah tantangan yang harus dihadapi oleh manajer perusahaan
yang menghasilkan barang maupun jasa.
Kolaborasi, dalam konteks rantai pasok (Barrat, 2004) adalah untuk berbagi
kendala bersama, berbagi komitmen intelegensi, berbagi kepercayaan dan saling
menghargai, berbagi keterampilan dan pengetahuan serta dan kelincahan intelektual.
Kolaborasi ini memberikan manfaat bagi masing-masing anggota dalam rantai pasok
itu sendiri.
Penelitian sebelumnya merupakan studi literatur mengenai pengaruh
kolaborasi rantai pasok pada perusahaan-perusahaan di Amerika. Responden yang
dituju adalah para pengambil keputusan yang secara rutin bekerja dengan pemasok
atau mitra rantai pasok untuk menyediakan barang atau jasa kepada pelanggan. Hal
tersebut diteliti untuk mengetahui apakah ada pengaruh parameter-parameter
kolaborasi rantai pasok terhadap kinerja operasional dan kinerja keuangan (Ralston,
2014).
Kolaborasi rantai pasok didefinisikan sebagai hubungan jangka panjang di
mana para pelaku secara umum melakukan hubungan kerja, berbagi informasi dan
bersama-sama melakukan perencanaan bahkan memodifikasi praktik bisnis mereka
untuk meningkatkan kinerja bersama (Whipple et al., 2010). Sedangkan kinerja
logistik dinyatakan sebagai berikut "kemampuan dalam mengantarkan barang dan
jasa dalam jumlah yang tepat dan di waktu yang tepat, sesuai dengan kebutuhan
pelanggan."
Kemampuan tersebut dapat dievaluasi dengan kepuasan pelanggan, kecepatan
pengiriman, fleksibilitas pengiriman serta pengiriman yang dapat diandalkan.
(Bowersox, et al., 2000).
Simatupang dan Sridharan (2005) menjabarkan tiga kriteria dalam
pengukuran kinerja operasi perusahaan pada supply chain yaitu fulfillment, inventory
performance, dan responsiveness, sedangkan menurut Kotler yang dikutip Tjiptono
(1996) bahwa kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah
membandingkan kinerja (atau hasil) yang dirasakan dengan harapannya. Dengan kata
lain, tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan
dengan harapan. Kualitas termasuk semua elemen yang diperlukan untuk memuaskan
tujuan pelanggan, baik internal maupun ekternal.
Dalam penelitian ini, terdapat beberapa penerapan di industri dan negara dan
menunjukkan bahwa kemajuan berjalan lambat hingga mungkin ini disebabkan oleh
kurangnya pemahaman umum menengai konsep dan kesulitan mengintergrasikan
kolaborasi eksternal dengan produksi internal dan pengenalian inventaris.
Dalam makalah ini, kami mulai mengklasifikasikan inisatif kolaborasi
menggunakan tangka air yang diibaratkan air merupakan persediaan dan untuk
mengalirkan persediaan tersebut dipengaruhi oleh permintaan pelanggan, dan jika
persediaan tersebut ada maka dialirkan dari hulu ke hilir. Oleh karena itu, kolaborasi
sangat penting untuk dikaji lebih dalam dan diteliti untuk membantu menyelesaikan
permasalahan yang berkaitan dengan informasi terkait alur logistik dari mulai hulu ke
hilir maupun sebaliknya.
Pada jurnal yang berjudul Studi Kasus Kolaborasi Rantai Pasokan kami telah
menemukan topik yang dibahas yaitu kolaborasi rantai pasokan, atau kolaborasi
rantai pasokan, mengacu pada praktik berbagai entitas dalam rantai pasokan yang
bekerja sama secara erat untuk mencapai tujuan bersama dan meningkatkan kinerja
rantai pasokan secara keseluruhan. Pendekatan kolaboratif ini melibatkan berbagi
informasi, sumber daya, dan tanggung jawab di antara mitra rantai pasokan,
termasuk pemasok,
produsen, distributor, dan pengecer. Fokus utama kolaborasi rantai pasokan adalah
untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, mengoptimalkan proses, dan pada
akhirnya memberikan produk atau layanan yang lebih baik kepada pelanggan. Aspek
dan topik utama terkait kolaborasi rantai pasokan meliputi:
1. Berbagi Informasi: Kolaborasi sering kali dimulai dengan berbagi data dan
informasi terkait tingkat inventaris, perkiraan permintaan, jadwal produksi, dan
tren pasar. Berbagi informasi yang tepat waktu dan akurat sangat penting untuk
kolaborasi yang efektif.
2. Perencanaan Bersama: Mitra kolaboratif terlibat dalam proses perencanaan dan
pengambilan keputusan bersama untuk menyelaraskan strategi dan operasi
mereka. Hal ini dapat melibatkan pengembangan rencana produksi bersama,
menetapkan target inventaris, dan mengoordinasikan promosi atau peluncuran
produk.
3. Teknologi Terintegrasi: Menerapkan solusi teknologi seperti sistem manajemen
rantai pasokan, analisis canggih, dan platform komunikasi untuk memfasilitasi
pertukaran informasi dan pengambilan keputusan secara real-time.
4. Kolaborasi Pemasok: Membina hubungan yang lebih erat dengan pemasok
untuk meningkatkan kualitas, keandalan, dan ketepatan waktu pasokan. Hal ini
dapat mencakup upaya pengembangan produk bersama atau upaya kolaboratif
untuk mengoptimalkan sumber daya.
5. Peramalan Permintaan dan Manajemen Inventaris: Bekerja sama untuk
meningkatkan akurasi perkiraan permintaan dan manajemen inventaris, yang
dapat mengurangi kehabisan stok, menurunkan biaya penyimpanan, dan
meningkatkan layanan pelanggan.
6. Kolaborasi Logistik dan Transportasi: Berkolaborasi dalam operasional
logistik dan transportasi untuk memperlancar distribusi, mengurangi biaya
pengiriman, dan meningkatkan efisiensi pengiriman.
7. Manajemen Risiko: Mengidentifikasi dan memitigasi risiko rantai pasokan
secara kolektif, seperti gangguan akibat bencana alam, faktor geopolitik, atau
perubahan pasar yang tidak terduga.
8. Metrik dan Pengukuran Kinerja: Mendefinisikan indikator kinerja utama (KPI)
dan metrik untuk menilai keberhasilan upaya kolaborasi dan terus meningkatkan
kinerja rantai pasokan.
9. Inisiatif Keberlanjutan dan Lingkungan: Berkolaborasi untuk menerapkan
praktik berkelanjutan dan ramah lingkungan dalam rantai pasokan, seperti
mengurangi emisi karbon atau meminimalkan limbah. Kolaborasi rantai pasokan
sangat penting dalam lingkungan bisnis global dan saling terhubung saat ini. Hal
ini membantu organisasi beradaptasi terhadap perubahan, merespons permintaan
pelanggan, dan tetap kompetitif dengan memanfaatkan kekuatan kolektif mitra
rantai pasokan. Kolaborasi yang sukses dapat menghasilkan penghematan biaya,
peningkatan kepuasan pelanggan, dan peningkatan ketahanan rantai pasokan
secara keseluruhan.
BAB II
IDENTIFIKASI MASALAH
Beberapa masalah yang mungkin muncul dalam konfigurasi ini yaitu tentang
pemanfaatan kolaborasi eksternal, permintaan penggunaan visibilitas untuk
meningkatkan pemanfaatan kapasitas serta perputaran inventaris masih belum
dipahami dengan baik Perusahaan sering kali mempunyai kepentingan yang berbeda
dalam jangka pendek, dan konflik semacam itu sering terjadi kepentingan memitigasi
komitmen kolaborasi rantai pasokan dan pembagian permintaan sepenuhnya
informasi. Sehingga, terjadi Bullwhip Effect yaitu kondisi ketika fluktuasi permintaan
di tingkat konsumen mengalami amplifikasi yang semakin besar seiring dengan
bergeraknya informasi ke atas dalam rantai pasokan. Hal ini menyebabkan
ketidakstabilan persediaan, peningkatan biaya inventaris, dan penurunan layanan
pelanggan.
Selain itu, kerja sama dalam rantai pasokan juga melibatkan pengelolaan
persediaan yang terintegrasi. Analogi tangki air ini menunjukkan bagaimana
persediaan dapat diatur dan diisi ulang secara efektif sesuai dengan permintaan.
Pihak- pihak dalam rantai pasokan dapat bekerja sama untuk berbagi informasi
tentang kebutuhan pelanggan dan persediaan yang tersedia sehingga persediaan dapat
diatur dengan tepat dan kebutuhan pelanggan dapat dipenuhi. Dalam penelitian ini
menunjukkan betapa pentingnya bekerja sama untuk mengoptimalkan aliran
informasi dan persediaan dalam rantai pasokan dengan menggunakan analogi tangki
air. Dengan kerja sama yang baik, rantai pasokan dapat berjalan dengan lancar dan
efisien, seperti air mengalir dengan baik dalam tangki.
Rantai pasokan tipe 0 adalah jenis rantai pasokan yang tradisional. Rantai
pasokan tipe 0 adalah jenis rantai pasokan tradisional di mana setiap tingkat
mengeluarkan pesanan produksi dan mengisi stok tanpa mempertimbangkan situasi di
tingkat hulu atau hilir. Dalam rantai pasokan tipe 0, kolaborasi formal antara
pengecer dan pemasok tidak ada, dan informasi yang tersedia bagi pemasok hanya
berdasarkan pesanan yang dibuat oleh pengecer. Oleh karena itu, tipe kolaborasi ini
sering menyebabkan masalah seperti penundaan, pemesanan ganda, dan pemesanan
berlebihan karena ketidakpastian, yang menyebabkan distorsi dinamis dalam rantai
pasokan.
2. Tipe 1 (Informasi)
Tipe ini mengintegrasikan satu titik keputusan dalam rantai pasokan dengan
produksi dan perencanaan bahan pemasok. Pemasok menggunakan biaya pengisian
ulang inventaris pelanggan pada tingkat operasional untuk merencanakan operasi
pasokan mereka sendiri.
Informasi permintaan pelanggan digunakan secara langsung dalam proses
produksi dan pengendalian inventaris pemasok dalam tipe ini. Ini menggabungkan
pengisian ulang, perencanaan, dan produksi bahan ke dalam satu proses yang
terintegrasi.
4.1 Kesimpulan
4.2 Rekomendasi