NPM: 140410220058
Kelompok 5B
Aslab: Teh Kania
PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR
MODUL 10
MORFOLOGI DAN TAKSONOMI HEWAN
1.1 Lembar Kerja Praktikum
Kingdom Animalia
Phylum Platyhelminthes Usus
Ventral Sucker
Class Trematoda Oral Sucker
Order Echinostomida
Family Fasciolidae Ventral Sucker
Genus Fasciola
Species Fasciola Sumber: (Rozi, 2015)
hepatica Dokumen Pribadi
(Linnaeus, 1761)
Ciri-ciri:
- Berukuran 35 x 10 mm
- Bagian punggung dan bawah tubuh cacing hati atau cacing daun ini berbentuk pipih, tidak beruas,
berwarna kelabu dan berbentuk seperti daun yang membulat di bagian depan dan ekor
- Menyebabkan penyakit pada sapi, kerbau dan kadang-kadang domba
- Mempunyai pundak lebar dan ujung posterior lancip
- Telur Fasciola hepatica memiliki operkulum, berwarna kuning emas dan berukuran 150 x 90 µ
(Rozi, 2015)
Fasciola gigantica
(Cacing Pipih)
Kingdom Animalia
Phylum Platyhelminthes
Class Trematoda
Order Echinostomida
Family Fasciolidae
Genus Fasciola
Species Fasciola Dokumen Pribadi Sumber: (Rozi, 2015)
gigantica
(Cobbold, 1855)
Ciri-ciri:
- Tubuh Fasciola gigantic relatif lebih bundar dimana bagian posteriornya terlihat lebih
mengecil dan ukuran telurnya lebih besar
- Bentuknya lebih panjang, kerucut kepala lebih pendek, alat reproduksi terlihat lebih arterior,
batil isap perut lebih besar
- batil isap mulut dan kepala yang letaknya bedekatan
- Alat kelamin jantan bercabang dan berlobus dan alat kelamin betina mempunyai kelenjar
vitellaria yang memenuhi sisi lateral tubuh
- Memiliki sebuah pharing dan oesphagus yang pendek
- Sisi kiri dan kanan hamper sejajar, bahu kurang jelas, alat pengisap vental sejajar dengan bahu,
besarnya hampir sama dengan alat pengisap mulut, kutikula dilengkapi dengan sisik
- Usus buntunya bercabang-cabang sejajar dengan sumbu badan sirus tumbuh sempurna dan
kantung sirus mengandung kelenjar prostat sera kantong semen
(Campbell, 2017)
Ascaris suum
(Cacing Gelang)
Phylum Nemathelminthes
Kutikula
Class Nematoda
Order Ascaridida
Family Ascaridae
Genus Ascaris
Species Ascaris suum Dokumen Pribadi Sumber: (Low, 2016)
(Linneaus,
Ciri-ciri:
- Memiliki tiga bibir (prominent lips) yang masingmasing memiliki dentigerous ridge
(peninggian bergigi), tetapi tidak memiliki interlabia atau alae
- Ujung posterior yang melingkar ke arah ventral, dan ujung ekor yang tumpu
- Saluran pencernaan berkembang dengan kurang baik yang terdiri dari mulut, faring, usus,
rektum, dan anus
- Cacing jantan memiliki panjang 15 – 30 cm dan bagian posterior membengkok ke arah ventral
menyerupai sebuah pengait. Ejaculatory duct dan anus bermuara di cloaca. Terdapat dua
spicula kitin yang terulur dari apertura cloaca
- Cacing betina memiliki panjang 20 – 40 cm, ujung posterior lurus dan membulat. Terdapat
anus pada cacing betina. Genital aperture pada betina terletak berbeda dengan anus yaitu
terletak pada bagian ventral kurang lebih sepertiga dari panjang tubuh dari ujung anterior
(Low, 2016)
Lumbricus rubellus
(Cacing Tanah)
Kingdom Animalia
Phylum Annelida
Class Clitellata -
Order Opisthopora
Family Lumbricidae
Genus Lumbricus Sumber: (Mambrasar, 2018)
Species Lumbricus
rubellus
(Linnaeus, 1758)
Ciri-ciri:
- Berwarna merah coklat atau merah keunguan pada bagian dorsal
- Warna krem pada bagian ventral
- Ungu kemerahan pada bagian anterior
- Warna kekuningan pada bagian posterior
- Klitelium jelas dan berwarna krem coklat
- Panjang tubuh 7,9 – 14,5 cm
- Jumlah segmen 95-120 segmen
- Distribusi asli spesies ini adalah Eropa dan Kepulauan Inggris, tetapi saat ini telah menyebar
ke seluruh dunia
(Mambrasar, 2018)
Anadara sp.
(Kerang Darah)
Kingdom Animalia Periostrakum
Phylum Mollusca
Class Bivalvia
Order Arcoida
Family Arcidae
Genus Anadara Umbo
Species Anadara sp. Ventral
(Hertlein, 1951) Sumber: (Mahary, 2022)
Dokumen Pribadi
Ciri-ciri:
- Memiliki cangkang berukuran sedang sampai besar, cangkang tebal dan berat, lebih menebal di
bagian ventral, cangkang tidak berbulu, bentuk oval menggembung, umbo sangat menonjol
- Ditutupi periostrakum berwarna cokelat kekuningan sampai cokelat kehitaman
- Kerang jantan memiliki bentuk cangkang lebih kecil, panjang dan tipis sedangkan bentuk cangkang
kerang betina besar, pendek dan tinggi
- Kerang jantan memiliki garis rusuk sebanyak 18 garis sedangkan kerang betina sebanyak 20 garis rusuk
(Dewi, 2018)
Cypraea tigris
(Siput Tiger Cowry) Basal Aperture
Kingdom Animalia
Phylum Mollusca
Class Grastopoda
Order
Architaenioglossa
Family Ampullariidae
Genus Pomacea
Body whorl Apeks Sumber: (Isnaningsih, 2013)
Dokumen Pribadi
Species Pomacea sp.
(Perry, 1810)
Ciri-ciri:
- Keong mas Pomacea sp. merupakan keong introduksi yang kemudian menjadi jenis invasive
di Indonesia karena keberadaannya sebagai nama menjadi ancaman bagi dunia pertanian
- Memiliki tubuh yang terbagi menjadi tiga bagian besar yaitu, kepala, kaki, dan perut
- Memiliki cangkang bulat asimetris terpilin dan mengerucut dengan letak puncak pada bagian
dorsal serta berwarna kekuning-kuningan
- Kemampuannya untuk reproduksi yang tinggi serta terbatasnya jumlah jenis musuh alami
- Keong mas jantan memiliki tubuh yang lebih kecil
- Keong mas sangat mengandalkan kemampuannya dalam mencium dan sensitivitas dari
tentakel untuk mengenali lingkungan hidupnya
- Keong mas bersifat amphibi karena mempunyai dua alat pernapasan yaitu insang dan organ
yang menyerupai paru-paru
(Isnaningsih, 2013)
Echinotrix sp.
(Landak Laut)
Kingdom Animalia
Phylum Echinodermata
Class Echinoidea
Duri
Order Diadematoida
Mulut
Family Diadematidae Sumber: (Maya, 2020)
Genus Echinothrix
Species Echinothrix sp. Dokumen
Oral
Pribadi
(Peters, 1853)
Ciri-ciri:
- Simetri radial atau pentaradial, selalu terbagi 5 bagian. Tubuhnya berkembang dalam bidang
lima antimere yang memancar dari sebuah cakram pusat dimana mulutnya berada di tengah
sehingga tidak ada kepala & tidak bersegmen
- Tubuh memiliki banyak kaki tabung yang befungsi untuk bergerak dan menangkap makanan
- Tubuh ditutupi oleh epidermis yang di sokong oleh skeleton yang tetap dan spina
- Sistem pencernaan sederhana (beberapa di antaranya dilengkapi dengan anus), rongga tubuh
bersilia, biasanya luas, di isi dengan/mengandung sel bebas (amoebosit). Respirasi dengan
papulae, kaki tabung atau dengan pohon respirasi
- Jenis kelamin terpisah, gonat besar, fertilisasi eksternal, telur banyak, larva mikroskopik,
bersilia, biasanya berenang bebas, mengalami metamorphosis
- Sebagian besar spesies mampu bergerak dengan merangkak dan sangat Lambat
- Tampilan khusus anggota filum ini seluruhnya memiliki duri. Tepat dibawah kulitnya, duri dan
lempeng kapurnya membentuk kerangka
- Mereka memiliki sistem peredaran air yang terdiri dari sederet tabung berisi cairan yang
dipakai dalam pergerakan.
(Maya, 2020)
Linckia sp.
(Bintang Laut) Oral
Kingdom Animalia
Phylum Echinodermata Mulut
Class Asteroidea
Order Valvatida
Family Ophidiasteridae
Genus Linckia
Species Linckia sp. Aboral
Sumber: (Maya, 2020)
(Nardo, 1834)
Anus
Kaki Ambulakral
Dokumen Pribadi
Ciri-ciri:
- Memiliki kerangka tubuh relative keras karena kerangka eksternalnya terbuat dari bahan kapur
atau kalsium karbonat
- Tubuhnya tersusun atas lempeng-lempeng atau plak berukuran kecilyang berfungsi untuk
mempermudah pergerakan lengan-lengannya
- Pada bagian tubuh aborat terdapat anus, sistem reproduksi, dan system air
- Pada bagian oral terdiri dari mulut dan kaki tabungnya pada setiap lengan-lengannya
- Untuk membedakan antara siang dan malam atau gelap dan terang, maka Lanckia sp. Memiliki
mata pada setiap ujung lengannya.
- Merupakan hewan dengan kemampuan regenerasi tinggi karena mampu bereproduksi secara
seksual dan aseksual
- Kaki tabung pada setiap lengannya berfungsi untuk menempel pada karang, merangkap masa
dan untuk membantu pergerakannya.
(Maya, 2020)
Hypolimnas bolina
Toraks
(Kupu-kupu) Sayap
Order Anura
Family Ranidae
Dokumen Pribadi
Sumber: (Maya, 2021)
Genus Chalcorana
Species Chalcorana
chalconota
(Schlegel, 1837)
Ciri-ciri:
- Ukuran tubuh ramping, kecil hingga sedang
- Moncong meruncing, mata besar menonjol
- Memiliki garis putih pada bagian bibir sehingga kadang disebut katak berbibir putih
- Memiliki warna tympanum coklat tua
- Tekstur kulit halus dengan bintil-bintil halus
- Jari kaki depan pertama lebih pendek dari yang kedua
- Habitat: ditemukan pada batu dan vegetasi di sepanjang sungai kecil di hutan atau daratan
tinggi sekitar kolam
(Iskandar, 1998)
Duttaphyrnus Moncong
melanostictus Kloaka
(Kodok Buduk)
{
{
Kingdom Animalia Hidung
Phylum Chordata Mata
Class Amphibia -
Order Anura Lipatan Supralimpatik
Kaki Belakang
Family Bufonidae Kelenjar Paratoid
Genus Duttaphrynus Jari
Species Duttaphrynus Kaki Depan
melanostictus
(Schneider, 1799) Sumber: (Utari, et al., 2020)
Ciri-ciri:
- Merupakan salah satu spesies kodok yang memiliki persebaran sangat luas
- Memiliki alur supra-orbital berwarna hitam, menyambung dengan supratimpanik, serta tidak
ada alur parletal
- Terdapat bintil-bintil kasar di punggung dan tidak memiliki selaput renang ataupun pendek
- Bagian punggung bervariasi warnanya antara coklat abu-abu gelap, kekuningan, kemerahan,
hingga kehitaman
- Tidak dapat loncat jauh
- Kepala tulangnya menonjol
- Sebagian kaki terdapat selaput web
- Thympharum kecil
(Utari, et al., 2020)
Gallus gallus Mata
Kepala
(Ayam Hutan Merah)
Kingdom Animalia
Phylum Chordata
Class Aves
Order Galliformes
Family Phasianidae
Genus Gallus
Species Gallus gallus
(Linnaeus, 1758) Dokumen
Bulu Pribadi Sumber: (Cox, et al., 2011)
Ciri-ciri:
- Hidup di hutan sekunder yang lebat atau berlukar yang rimbun
- Bulunya berwarna emas, merah, coklat, merah marun, jingga, dan sedikit warna hijau metalik
dan abu-abu. Ada juga beberapa bulu putih dan zaitun
- Dua bercak putih, berbentuk seperti telinga, muncul di kedua sisi kepala
- Terdapat jengger bergerigi dan gelambir berwrna merah
- Reproduksi dengan bertelur
- Merupakan hewan herbivora dan insektivora.
(Setyono dan Ulfah, 2007; North dan Bell, 1990; Stevens, 1991; Petterson & Brisbin, 1999).
Ptyas korros
(Ular Tikus)
Kingdom Animalia
Phylum Chordata
Class Reptilia Kepala
Order Squamata
Family Colubrinae
Genus Ptyas Sumber: (Cox, et al., 2011)
Species Ptyas korros Dokumen Pribadi
(Schlegel, 1837)
Ciri-ciri:
- Merupakan ular yang bergerak cepat yang telah beradaptasi dengan padang rumput
- Memangsa tikus, katak, dan vertebrata kecil lain
- Dapat diidentifikasi dari keseluruhan warna cokelat atau oranye-cokelat
- Perutnya berwarna kekuningan
- Kepalanya Panjang, matanya relative besar
- Hidup di sawah
- Pembasmi dari hama
- Panjangnya kurang lebih 2 m
- Sisiknya halus atau lunas lemah di bagian belakang tubuh
- Sisik bagian belakang biasanya kekuningan
(Cox, et al., 2011)
Rattus norvegicus
(Tikus Putih)
Kingdom Animalia
Phylum Chordata
Class Mammalia Telinga
Order Rodentia
Family Muridae Sumber: (Frianto, 2017)
Genus Rattus
Species Rattus
norvegicus Dokumen
Mata
Pribadi
Hidung
(Berkenhout,
1769)
Ciri-ciri:
- Berkepala kecil
- Albino
- Ekor yang lebih panjang dibanding badannya
- Pertumbuhannya cepat
- Memiliki kemampuan laktasi yang tinggi
- Tempramennya baik dan tahan terhadap arsenik tiroksid
(Frianto, 2017)
Mus musculus
(Mencit) Telinga
Class Mammalia
Order Rodentia
Mata
Family Muridae
Genus Mus
Hidung
Sumber:
Species Mus musculus
(Linnaeus, 1758) DokumenMataPribadi https://www.pertanianku.com/c
ara-ternak-tikus-putih-atau-
mencit/
Ciri-ciri:
- Mata hitam besar dan menonjol
- Ekornya Panjang (60 – 150 mm)
- Telinganya bundar dan moncong runcing dengan kumis Panjang
- Memiliki warna coklat dan abu terang pada dorsal
- Memiliki bulu pendek dan halus
- Umurnya mencapai 1 – 3 tahun
- Sering digunakan sebagai model laboratorium/hewan uji coba
(Frianto, 2017)
Alik, R. (2020). Jenis-Jenis Karanga Di Perairan Teluk Ambon. Jakarta: LIPI Press.
Campbell N. A., U. L. (2017). Campbell Biology Eleventh Edition. New York: Pearson.
Dewi S. E., E. E. (2018). Morfomerik dan Pola Pertumbuhan Kerang Darah (Anadara granosa) Di Perairan
Bagan Siapi-Api Kabupaten Rokan Hilir. Berkala Perikanan Terubuk, 46(3), 37-45.
Effendi I., S. A. (2013). Standard Operasional dan Prosedur (SOP) Budidaya Udang Putih Kepulauan
Seribu. Bogor: IPB Press.
Frianto, F., Fajryanti, I., & Riza, H. (2017). Evaluasi Faktor Yang Memengaruhi Jumlah Perkawinan Tikus
Putih (Rattus norvegicus) Secara Kualitatif. Jurnal Biomedik, 1(3), 1-3.
Iskandar, D. T. (1998). Amfibi Jawa dan Bali-Sei Panduan Lapangan. Bogor: Puslitbang LIPI.
Isnaningsih, N. E. (2013). Kajian Fenetik Pomacea sp. Berdasarkan Morfologi Cangkang. Jurnal Biomedik,
9(1), 13-20.
Khairuman. (2010). Buku Pintar Budidaya 15 Ikan Konsumsi. Jakarta: Agro Media Pustaka.
Kordi, M. G. (2007). Pengelolaan Kualitas Air dalam Budidaya Perairan. Jakarta: Rineka Cipta.
Mahary, A. (2022). Bisnis dan Peluang Budidaya Kerang Darah. Jakarta: Deepublish.
Mambrasar, R. (2018). Keanekaragaman Cacing Tanah di Bentang Alam Pegunungan. VOGELKOP: Jurnal
Biologi, 1(1), 22-30.
Merly, S. L. (2015). Bioekologi dan Pemanfaatan Siput Cypraea. Merauke: Universitas Musamus.
North, M., & Bell, D. (1990). Commercial Chicken Production Manual. New York: Van Norstand Reinhold.
Petterson, A. T., & Brisbin, I. L. (1998). Genetic Endangerment of Wild Red Junglefowl Gallus gallus. Bird
Conservation International, 8(4), 387-394.
Prasetya, R. E. (2018). Ovariektomi Pada Tikus dan Mencit. Surabaya: Airlangga University Press.
Rahmah F. f., Z. I. (2017). Kelimpahan Ubur-Ubur (Aurelia Aurita L.) di Perairan Pantai Batu Kalang
Tarusan, Kabupaten Pasir Selatan, Sumatera Barat. Dinamika Lingkungan Indonesia, 1-7.
Rozi F., H. J. (2015). Infestasi Cacing Hati (Fasciola sp.) dan Cacing Lambung (Paramphistomum sp.) pada
Sapi Bali Dewasa di Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru. Jurnal Sain Veteriner, 33(1), 8-15.
Setyono, D. J., & M., U. (2011). 7 Jurus Sukses Menjadi Peternak Ayam Ras Pedaging. Jakarta: Penebar
Swadaya Group.
Sitompul, M. K. (2020). Identifikasi Keanekaragaman Jenis-Jenis Kerang (Bivalvia) Daerah Pasang Surut Di
Perairan Desa Teluk Bakau. Jurnal Maritim, 2(4), 42-51.
Stevens, L. (1991). Genetic and Evolution of The Domestic Fowl. New York: Cambridge University Press.
Utari S. N., K. M. (2020). Potensi Kodok Buduk Sebagai Pengendali Alami Hama di Daerah Urban. Jurnal
Konservasi, 25(1), 10-16.