Anda di halaman 1dari 21

Nama: Syahla Rohmawati

NPM: 140410220058
Kelompok 5B
Aslab: Teh Kania
PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR
MODUL 10
MORFOLOGI DAN TAKSONOMI HEWAN
1.1 Lembar Kerja Praktikum

No Nama Gambar Fisik Gambar Tangan Gambar Literatur


.
Aurelia aurita
Oral arm
(Ubur-ubur)
Exumbrella
Kingdom Animalia
Phylum Cnidaria
Class Schyphozoa
Order Semaeostomae Exumbrella
Family Ulmaridae
Genus Aurelia
Oral arm
Species Aurelia aurita Dokumen Pribadi
(Linnaeus, 1758)
Sumber: (Rahmah, 2017)
Ciri-ciri:
- Memiliki bentuk dominan berupa medusa dalam siklus hidupnya
- Bentuknya seperti mangkuk terbalik
- Pada tentakel umumnya diselimuti dengan sel sel penyengat (knidosit)
- Binatang diploblastik
- Tidak punya kepala dan mulut serta anusnya terletak di lubang yang sama, sisi yang dekat mulut
disebut oral dan sebaliknya disebut aboral
- Sistem pencernaannya yaitu dengan sistem saluran gastrovaskular yang terdiri dari yaitu mulut,
manubrium, perut pusat yang bercabang membentuk empat kantung perut, yang masing masing
dibatasi 6 sekat yang disebut dengan septum
- Memiliki sistem saraf yang tersebar ke semua bagian tubuh serta mempunyai cincin otot
- Perkembangbiakan nya mengalami metagenesis
(Rahmah, 2017).
Tubipora musica Corralium

(Kerang Suling) Coralite

Kingdom Animalia Polip


Polip
Phylum Cnidaria Coralite
Class Anthozoa
Order Alcyonacea
Family Tubiporidae
Genus Tubipora
Species Tubipora musica Dokumen Pribadi Sumber: (Alik, 2020)
(Linnaeus, 1758)
Ciri-ciri:
- Memiliki skeleton yang tersusun dari spicula
- Hanya memiliki bentuk polip
- Mulut terletak di dasar
- Rongga pencernaan dibagi oleh sekat
- Dalam pertumbuhannya, Tubipora musica mengalami perubahan ukuran masing-masing 1
cm/tahun
- Habitatnya bisa ditemukan pada air jernih dan arus-arus
- Hampir keseluruhan bagian pada tubuh terdapat suling-suling

Fasciola hepatica faring


(Cacing Hati) Uterus
Oral Sucker Uterus Usus
faring

Kingdom Animalia
Phylum Platyhelminthes Usus
Ventral Sucker
Class Trematoda Oral Sucker
Order Echinostomida
Family Fasciolidae Ventral Sucker
Genus Fasciola
Species Fasciola Sumber: (Rozi, 2015)
hepatica Dokumen Pribadi
(Linnaeus, 1761)
Ciri-ciri:
- Berukuran 35 x 10 mm
- Bagian punggung dan bawah tubuh cacing hati atau cacing daun ini berbentuk pipih, tidak beruas,
berwarna kelabu dan berbentuk seperti daun yang membulat di bagian depan dan ekor
- Menyebabkan penyakit pada sapi, kerbau dan kadang-kadang domba
- Mempunyai pundak lebar dan ujung posterior lancip
- Telur Fasciola hepatica memiliki operkulum, berwarna kuning emas dan berukuran 150 x 90 µ
(Rozi, 2015)
Fasciola gigantica
(Cacing Pipih)

Kingdom Animalia
Phylum Platyhelminthes
Class Trematoda
Order Echinostomida
Family Fasciolidae
Genus Fasciola
Species Fasciola Dokumen Pribadi Sumber: (Rozi, 2015)
gigantica
(Cobbold, 1855)
Ciri-ciri:
- Tubuh Fasciola gigantic relatif lebih bundar dimana bagian posteriornya terlihat lebih
mengecil dan ukuran telurnya lebih besar
- Bentuknya lebih panjang, kerucut kepala lebih pendek, alat reproduksi terlihat lebih arterior,
batil isap perut lebih besar
- batil isap mulut dan kepala yang letaknya bedekatan
- Alat kelamin jantan bercabang dan berlobus dan alat kelamin betina mempunyai kelenjar
vitellaria yang memenuhi sisi lateral tubuh
- Memiliki sebuah pharing dan oesphagus yang pendek
- Sisi kiri dan kanan hamper sejajar, bahu kurang jelas, alat pengisap vental sejajar dengan bahu,
besarnya hampir sama dengan alat pengisap mulut, kutikula dilengkapi dengan sisik
- Usus buntunya bercabang-cabang sejajar dengan sumbu badan sirus tumbuh sempurna dan
kantung sirus mengandung kelenjar prostat sera kantong semen
(Campbell, 2017)
Ascaris suum
(Cacing Gelang)

Kingdom Animalia Ekor

Phylum Nemathelminthes
Kutikula
Class Nematoda
Order Ascaridida
Family Ascaridae
Genus Ascaris
Species Ascaris suum Dokumen Pribadi Sumber: (Low, 2016)
(Linneaus,
Ciri-ciri:
- Memiliki tiga bibir (prominent lips) yang masingmasing memiliki dentigerous ridge
(peninggian bergigi), tetapi tidak memiliki interlabia atau alae
- Ujung posterior yang melingkar ke arah ventral, dan ujung ekor yang tumpu
- Saluran pencernaan berkembang dengan kurang baik yang terdiri dari mulut, faring, usus,
rektum, dan anus
- Cacing jantan memiliki panjang 15 – 30 cm dan bagian posterior membengkok ke arah ventral
menyerupai sebuah pengait. Ejaculatory duct dan anus bermuara di cloaca. Terdapat dua
spicula kitin yang terulur dari apertura cloaca
- Cacing betina memiliki panjang 20 – 40 cm, ujung posterior lurus dan membulat. Terdapat
anus pada cacing betina. Genital aperture pada betina terletak berbeda dengan anus yaitu
terletak pada bagian ventral kurang lebih sepertiga dari panjang tubuh dari ujung anterior
(Low, 2016)
Lumbricus rubellus
(Cacing Tanah)

Kingdom Animalia
Phylum Annelida
Class Clitellata -
Order Opisthopora
Family Lumbricidae
Genus Lumbricus Sumber: (Mambrasar, 2018)
Species Lumbricus
rubellus
(Linnaeus, 1758)
Ciri-ciri:
- Berwarna merah coklat atau merah keunguan pada bagian dorsal
- Warna krem pada bagian ventral
- Ungu kemerahan pada bagian anterior
- Warna kekuningan pada bagian posterior
- Klitelium jelas dan berwarna krem coklat
- Panjang tubuh 7,9 – 14,5 cm
- Jumlah segmen 95-120 segmen
- Distribusi asli spesies ini adalah Eropa dan Kepulauan Inggris, tetapi saat ini telah menyebar
ke seluruh dunia
(Mambrasar, 2018)
Anadara sp.
(Kerang Darah)
Kingdom Animalia Periostrakum
Phylum Mollusca
Class Bivalvia
Order Arcoida
Family Arcidae
Genus Anadara Umbo
Species Anadara sp. Ventral
(Hertlein, 1951) Sumber: (Mahary, 2022)
Dokumen Pribadi
Ciri-ciri:
- Memiliki cangkang berukuran sedang sampai besar, cangkang tebal dan berat, lebih menebal di
bagian ventral, cangkang tidak berbulu, bentuk oval menggembung, umbo sangat menonjol
- Ditutupi periostrakum berwarna cokelat kekuningan sampai cokelat kehitaman
- Kerang jantan memiliki bentuk cangkang lebih kecil, panjang dan tipis sedangkan bentuk cangkang
kerang betina besar, pendek dan tinggi
- Kerang jantan memiliki garis rusuk sebanyak 18 garis sedangkan kerang betina sebanyak 20 garis rusuk
(Dewi, 2018)
Cypraea tigris
(Siput Tiger Cowry) Basal Aperture

Kingdom Animalia Basal


Phylum Mollusca
Class Grastopoda
Order Neotaenioglossa Gigi
Gigi
Aperture
Family Cypraeidae Dokumen Pribadi
Genus Cypraea Sumber: (Merly, 2015)
Species Cypraea tigris
(Linnaeus, 1758)
Ciri-ciri:
- Memiliki bagian permukaan cangkang yang mengkilap yang dikenal dengan dorsum
- Permukaan ventral atau bagian dasar cangkang termasuk didalamnya aperture, bibir luar,
columella, dan gigi yang tersusun menyerupai serutan
- antelnya keluar ke atas permukaan cangkang dan menyelimutinya dari dua arah yaitu dari sisi
kiri dan kanan
- Bereproduksi dengan cara mengeluarkan kapsul – kapsul, yang dihasilkan oleh induknya dan
diletakkan berderet dalam satu kelompok di bawah koral
- Pembentukan cangkang berasal dari kalsium karbonat yang diserap melalui makanan yang
dimakan kemudian akan diserap oleh mantel dan nantinya mantel ini akan membentuk
cangkang dengan corak
- Periostrakum disekresi oleh sel sekresi pada alur periostrakal dalam bentuk protein yang dapat
larut dan menyamak ke permukaan
(Sitompul, 2020)
Pomacea sp.
(Keong Mas/Murbei)

Kingdom Animalia
Phylum Mollusca
Class Grastopoda
Order
Architaenioglossa
Family Ampullariidae
Genus Pomacea
Body whorl Apeks Sumber: (Isnaningsih, 2013)
Dokumen Pribadi
Species Pomacea sp.
(Perry, 1810)

Ciri-ciri:
- Keong mas Pomacea sp. merupakan keong introduksi yang kemudian menjadi jenis invasive
di Indonesia karena keberadaannya sebagai nama menjadi ancaman bagi dunia pertanian
- Memiliki tubuh yang terbagi menjadi tiga bagian besar yaitu, kepala, kaki, dan perut
- Memiliki cangkang bulat asimetris terpilin dan mengerucut dengan letak puncak pada bagian
dorsal serta berwarna kekuning-kuningan
- Kemampuannya untuk reproduksi yang tinggi serta terbatasnya jumlah jenis musuh alami
- Keong mas jantan memiliki tubuh yang lebih kecil
- Keong mas sangat mengandalkan kemampuannya dalam mencium dan sensitivitas dari
tentakel untuk mengenali lingkungan hidupnya
- Keong mas bersifat amphibi karena mempunyai dua alat pernapasan yaitu insang dan organ
yang menyerupai paru-paru
(Isnaningsih, 2013)
Echinotrix sp.
(Landak Laut)

Kingdom Animalia
Phylum Echinodermata
Class Echinoidea
Duri
Order Diadematoida
Mulut
Family Diadematidae Sumber: (Maya, 2020)
Genus Echinothrix
Species Echinothrix sp. Dokumen
Oral
Pribadi
(Peters, 1853)

Ciri-ciri:
- Simetri radial atau pentaradial, selalu terbagi 5 bagian. Tubuhnya berkembang dalam bidang
lima antimere yang memancar dari sebuah cakram pusat dimana mulutnya berada di tengah
sehingga tidak ada kepala & tidak bersegmen
- Tubuh memiliki banyak kaki tabung yang befungsi untuk bergerak dan menangkap makanan
- Tubuh ditutupi oleh epidermis yang di sokong oleh skeleton yang tetap dan spina
- Sistem pencernaan sederhana (beberapa di antaranya dilengkapi dengan anus), rongga tubuh
bersilia, biasanya luas, di isi dengan/mengandung sel bebas (amoebosit). Respirasi dengan
papulae, kaki tabung atau dengan pohon respirasi
- Jenis kelamin terpisah, gonat besar, fertilisasi eksternal, telur banyak, larva mikroskopik,
bersilia, biasanya berenang bebas, mengalami metamorphosis
- Sebagian besar spesies mampu bergerak dengan merangkak dan sangat Lambat
- Tampilan khusus anggota filum ini seluruhnya memiliki duri. Tepat dibawah kulitnya, duri dan
lempeng kapurnya membentuk kerangka
- Mereka memiliki sistem peredaran air yang terdiri dari sederet tabung berisi cairan yang
dipakai dalam pergerakan.
(Maya, 2020)
Linckia sp.
(Bintang Laut) Oral

Kingdom Animalia
Phylum Echinodermata Mulut
Class Asteroidea
Order Valvatida
Family Ophidiasteridae
Genus Linckia
Species Linckia sp. Aboral
Sumber: (Maya, 2020)
(Nardo, 1834)

Anus

Kaki Ambulakral

Dokumen Pribadi
Ciri-ciri:
- Memiliki kerangka tubuh relative keras karena kerangka eksternalnya terbuat dari bahan kapur
atau kalsium karbonat
- Tubuhnya tersusun atas lempeng-lempeng atau plak berukuran kecilyang berfungsi untuk
mempermudah pergerakan lengan-lengannya
- Pada bagian tubuh aborat terdapat anus, sistem reproduksi, dan system air
- Pada bagian oral terdiri dari mulut dan kaki tabungnya pada setiap lengan-lengannya
- Untuk membedakan antara siang dan malam atau gelap dan terang, maka Lanckia sp. Memiliki
mata pada setiap ujung lengannya.
- Merupakan hewan dengan kemampuan regenerasi tinggi karena mampu bereproduksi secara
seksual dan aseksual
- Kaki tabung pada setiap lengannya berfungsi untuk menempel pada karang, merangkap masa
dan untuk membantu pergerakannya.
(Maya, 2020)
Hypolimnas bolina
Toraks
(Kupu-kupu) Sayap

Kingdom Animalia Toraks


Phylum Arthropoda
Class Insecta
Order Lepidoptera Caput

Family Nymphalidae Abdomen


Sayap Caput
Genus Hypolimnas Abdomen

Species Hypolimnas Dokumen Pribadi


bolina
(Linnaeus, 1758)
Ciri-ciri:
- Tubuh beruas-ruas yang terbagi atas kepala (caput), dada (thoraks), dan badan belakang
(abdomen). Beberapa diantaranya ada yang memiliki kepala dan dada yang bersatu
(cephalothoraks)
- Memiliki 3 lapisan (triploblastik) yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm dengan rongga
tubuh
- Bentuk tubuh simetris bilateral
- Bagian tubuh terbungkus oleh eksoskelet yang mengandung khitin
- Alat pencernaan makanan lengkap terdiri atas mulut, kerongkongan usus, dan anus
- Sistem reproduksi terpisah, artinya ada hewan jantan dan ada hewan betina. Reproduksi terjadi
secara seksual dan aseksual (partenogenesis dan paedogenesis)
- Memiliki sistem peredaran darah terbuka (sistem lakuner) dan alat peredarannya berupa
jantung dan pembuluh-pembuluh darah terbuka
- Sistem syaraf terdiri dari ganglion anterior yang merupkan “otak” terletak di atas saluran
pencernaan, sepasang syaraf yang menghubungkan otak dengan syaraf sebelah ventral,serta
pasanganpasangan ganglion ventral yang dihubungkan satu dengan yang lain oleh urat syaraf
ventral, berjalan sepanjang tubuh dari depan ke belakang di bawah saluran pencernaan
- Sistem eksresinya berupa berupa saluran-saluran malphigi
- Alat pernapasan berupa trakea, insang, dan paru-paru yang merupakan lembaran (paru-paru
buku)
- Sifat hidup ada yang parasit, heterotropik, dan hidup secara bebas
- Hidupnya di darat, air tawar dan laut.
(Maya, 2020)
Penaeus merguiensis
(Udang Putih)
Pleopod
Cephalothorax
Kingdom Animalia Abdomen
Phylum Crustacea
Class Malacostraca
Order Decapoda Kaki jalan

Family Peneidae Telson Sumber: (Effendi, 2013)


Genus Penaeus Uropod
Dokumen Pribadi
Species Penaeus
merguiensis
(De Man, 1888)
Ciri-ciri:
- Terdapat bitnik-bintik cokelat dan hijau pada ujung ekor
- Sungut berwarna kemerahan
- Memiliki kaki jalan dan kaki renang yang berwarna kemerahan atau kekuningan
- Serta sirip atau ekor kipas berwarna merah sawo matang dengan ujung kuning kemerahan
kadang sedikit kebiru-biruan
- Kulitnya tipis dan tembus cahaya
- Bentuk rostrum udang putih memanjang, langsing, dan pangkalnya berbentuk segitiga
- Gigi rostrum bagian atas terdiri dari 5-8 dan bagian bawah terdiri 2-5 dan udang putih terdapat
antenulla dan antenna dimana antenna lebih panjang dari antenulla
- Udang betina dewasa testur punggungnya keras, ekor dan ekor kipas berwarna kebiruan,
sedangkan pada udang jantan dewasa memiliki ptasma simetris
- Kepala udang putih dilengkapi dengan 3 pasang maksiliped dan 5 pasang kaki jalan
(periopoda)
- Maksiliped sudah mengalami modifikasi dan berfungsi sebagai organ makan. Pada ujung
periopoda beruas-ruas yang berbentuk capit (dactylus)
(Kordi, 2007)
Cyprinus carpio
(Ikan Mas) Sirip Punggung
Operkulum
Mata
Kingdom Animalia
Phylum Chordata
Class Teleostei
Order Cypriniformes Sirip Ekor
Sirip Dada
Sirip Dubur Sirip Perut
Family Cyprinidae Sumber: (Khairuman, 2010)
Genus Cyprinus Dokumen Pribadi
Species Cyprinus carpio
(Linnaeus, 1758)
Ciri-ciri:
- Merupakan ikan yang berasal dari daratan Asia
- Dapat hidup baik dengan ketinggian 150-600 m di ataas permukaan air laut dan pada suhu 25 -
30 °C
- Habitatnya sungai berarus tenang sampai berarus sedang
- Bentuk badan memanjang dan memipih tegak
- Mulut terletak di ujung tengah dan dapat disembulkan
- Memiliki 5 pasang sirip yaitu sirip punggung, ekor, dubur, perut, dan dada
- Ikan ini lebih agresif bila di kedalaman tinggi
- Terdapat gurat sisi tengah badan
(Khairuman, 2010)
Chalcorana chalconota
(Katak Kolam/ Timpanum
Mata Hidung
Lipatan Dorsolateral
Kongkang Kolam) Cloaka
Moncong

Kingdom Animalia { { Jari


Phylum Chordata
Kaki Belakang
Class Amphibia Kaki Depan

Order Anura
Family Ranidae
Dokumen Pribadi
Sumber: (Maya, 2021)
Genus Chalcorana
Species Chalcorana
chalconota
(Schlegel, 1837)
Ciri-ciri:
- Ukuran tubuh ramping, kecil hingga sedang
- Moncong meruncing, mata besar menonjol
- Memiliki garis putih pada bagian bibir sehingga kadang disebut katak berbibir putih
- Memiliki warna tympanum coklat tua
- Tekstur kulit halus dengan bintil-bintil halus
- Jari kaki depan pertama lebih pendek dari yang kedua
- Habitat: ditemukan pada batu dan vegetasi di sepanjang sungai kecil di hutan atau daratan
tinggi sekitar kolam
(Iskandar, 1998)
Duttaphyrnus Moncong
melanostictus Kloaka

(Kodok Buduk)
{
{
Kingdom Animalia Hidung
Phylum Chordata Mata
Class Amphibia -
Order Anura Lipatan Supralimpatik
Kaki Belakang
Family Bufonidae Kelenjar Paratoid
Genus Duttaphrynus Jari
Species Duttaphrynus Kaki Depan
melanostictus
(Schneider, 1799) Sumber: (Utari, et al., 2020)
Ciri-ciri:
- Merupakan salah satu spesies kodok yang memiliki persebaran sangat luas
- Memiliki alur supra-orbital berwarna hitam, menyambung dengan supratimpanik, serta tidak
ada alur parletal
- Terdapat bintil-bintil kasar di punggung dan tidak memiliki selaput renang ataupun pendek
- Bagian punggung bervariasi warnanya antara coklat abu-abu gelap, kekuningan, kemerahan,
hingga kehitaman
- Tidak dapat loncat jauh
- Kepala tulangnya menonjol
- Sebagian kaki terdapat selaput web
- Thympharum kecil
(Utari, et al., 2020)
Gallus gallus Mata
Kepala
(Ayam Hutan Merah)

Kingdom Animalia
Phylum Chordata
Class Aves
Order Galliformes
Family Phasianidae
Genus Gallus
Species Gallus gallus
(Linnaeus, 1758) Dokumen
Bulu Pribadi Sumber: (Cox, et al., 2011)
Ciri-ciri:
- Hidup di hutan sekunder yang lebat atau berlukar yang rimbun
- Bulunya berwarna emas, merah, coklat, merah marun, jingga, dan sedikit warna hijau metalik
dan abu-abu. Ada juga beberapa bulu putih dan zaitun
- Dua bercak putih, berbentuk seperti telinga, muncul di kedua sisi kepala
- Terdapat jengger bergerigi dan gelambir berwrna merah
- Reproduksi dengan bertelur
- Merupakan hewan herbivora dan insektivora.
(Setyono dan Ulfah, 2007; North dan Bell, 1990; Stevens, 1991; Petterson & Brisbin, 1999).
Ptyas korros
(Ular Tikus)

Kingdom Animalia
Phylum Chordata
Class Reptilia Kepala

Order Squamata
Family Colubrinae
Genus Ptyas Sumber: (Cox, et al., 2011)
Species Ptyas korros Dokumen Pribadi
(Schlegel, 1837)
Ciri-ciri:
- Merupakan ular yang bergerak cepat yang telah beradaptasi dengan padang rumput
- Memangsa tikus, katak, dan vertebrata kecil lain
- Dapat diidentifikasi dari keseluruhan warna cokelat atau oranye-cokelat
- Perutnya berwarna kekuningan
- Kepalanya Panjang, matanya relative besar
- Hidup di sawah
- Pembasmi dari hama
- Panjangnya kurang lebih 2 m
- Sisiknya halus atau lunas lemah di bagian belakang tubuh
- Sisik bagian belakang biasanya kekuningan
(Cox, et al., 2011)
Rattus norvegicus
(Tikus Putih)

Kingdom Animalia
Phylum Chordata
Class Mammalia Telinga

Order Rodentia
Family Muridae Sumber: (Frianto, 2017)
Genus Rattus
Species Rattus
norvegicus Dokumen
Mata
Pribadi
Hidung
(Berkenhout,
1769)
Ciri-ciri:
- Berkepala kecil
- Albino
- Ekor yang lebih panjang dibanding badannya
- Pertumbuhannya cepat
- Memiliki kemampuan laktasi yang tinggi
- Tempramennya baik dan tahan terhadap arsenik tiroksid
(Frianto, 2017)
Mus musculus
(Mencit) Telinga

Kingdom Animalia Hidung


Phylum Chordata Telinga Ekor

Class Mammalia
Order Rodentia
Mata
Family Muridae
Genus Mus
Hidung
Sumber:
Species Mus musculus
(Linnaeus, 1758) DokumenMataPribadi https://www.pertanianku.com/c
ara-ternak-tikus-putih-atau-
mencit/
Ciri-ciri:
- Mata hitam besar dan menonjol
- Ekornya Panjang (60 – 150 mm)
- Telinganya bundar dan moncong runcing dengan kumis Panjang
- Memiliki warna coklat dan abu terang pada dorsal
- Memiliki bulu pendek dan halus
- Umurnya mencapai 1 – 3 tahun
- Sering digunakan sebagai model laboratorium/hewan uji coba
(Frianto, 2017)

2.1 Kelas Vertebrata


1. Pisces
Pisces (ikan) merupakan seekor hewan yang hidup didalam air, mereka dapat bernafas
didalam air karena mempunyai insang . Pisces ini dapat ditemukan di air tawar (danau maupun
sungai) atau air asin (laut maupun samudra). Pisces merupakan hewan yang berdarah dingin
(poikiloterm),yang artinya suhu tubuhnya berubah-ubah sesuai dengan suhu air ditempat dia
hidupnya. Struktur tubuh ikan sebagian besar ini dibentuk oleh rangkanya, tulang penyusun
tubuhnya ada tulang rawan, dan juga adapula tulang sejati. Insang dan ekor yang dimiliki mereka
masing-masing dapat membantu mereka untuk bergerak dengan cepat didalam air.
Ciri-Ciri Umum Filum Pisces
a. Mempunyai sirip untuk bergerak (sirip dada, punggung, perut, anal,dan ekor)
b. Dapat Berkembang biak secara bertelur
c. Mempunyai endoskeleton
d. Bernapas dengan insang
e. Memiliki sisik yang licin atau berlendir
f. Merupakan hewan poikiloterm
g. Peredaran darahnya tertutup tunggal
2. Amphibia
Amfibi adalah vertebrata yang memiliki dua fase kehidupan pada dua lingkungan yang
berbeda. Ketika menetas hidup di air dan bernafas dengan insang, kemudian saat dewasa hidup
di darat dan bernafas dengan paru-paru, Seiring dengan pertumbuhan paru-paru dan kakinya
berkembang, amfibi pun dapat berjalan di atas daratan. amphibi merupakan hewan dengan
kelembaban kulit yang tinggi, tidak tertutupi oleh rambut dan mampu hidup di air maupun di
darat.
Ciri-Ciri Umum Amphibia
a. Kulit yang berlendir
b. Dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang yang terdapat di antara jari-
jari kakinya dan kakinya berfungsi untuk melompat dan berenang
c. Pernapasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah dewasa alat pernapasannya
berupa paru-paru dan kulit dan hidung amfibi mempunyai katup yang mencegah air masuk ke
dalam rongga mulut ketika menyelam.
d. Suhu tubuh tidak tetap, berubah-ubah mengikuti suhu lingkungannya (berdarah dingin/
poikiloterm)
e. Memiliki peredaran darah tertutup
f. matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut membrana niktitans yang sangat berfungsi
waktu menyelam
g. Dengan cara melepaskan telurnya dan dibuahi oleh yang jantan di luar tubuh induknya
(pembuahan eksternal).
3. Reptil
Kata Reptilia berasal dari kata reptum yang berarti melata. Reptilia merupakan kelompok
hewan darat pertama yang sepanjang hidupnya bernafas dengan paru-paru. Ciri umum kelas ini
yang membedakan dengan kelas yang lain adalah seluruh tubuhnya tertutup oleh kulit kering
atau sisik.
Ciri-Ciri Umum Reptil
a. Tubuh terdiri atas kepala, leher, badan dan ekor
b. Habitat di darat dan di air
c. Tubuh ditutupi sisik yang tersusun atas zat tanduk
d. Bernapas dengan paru-paru
e. Berdarah dingin (poikiloterm)
f. Berkembang biak dengan bertelur pasang kaki, kecuali pada ular
g. Umumnya alat gerak berupa dua
h. Jantung terdiri dari 4 ruang dengan sekat yang belum sempurna.
4. Aves
Burung merupakan hewan yang tubuhnya diselaputi oleh bulu- bulu. Anggota depannya
berubah menjadi sepasang sayap. Burung memiliki ciri yang khas yaitu memiliki bulu yang
menutupi dan mellindungi tubuhnya sehingga dapat mempertahankan suhu tubuh yang berbeda
dengan suhu lingkungannya. Selain itu bulu burung sangat berperan saat waktu terbang, selain
burung tidak ada hewan lain yang memiliki bulu. Dengan memiliki kemampuan terbang burung
dapat menghuni habitat yang tidak dapat di huni oleh hewan lainnya.
Ciri-Ciri Umum Filum Aves
a. Tubuh diselimuti oleh bulu
b. Tungkai depan termodifikasi menjadi sayap untuk terbang, tungkai belakang cocok untuk
bertengker ,berjalan, atau berenang
c. Memiliki ukuran tubuh beragam. Tubuh aves terdiri dari kepala, leher, badan, dan ekor
d. Mulut berparuh yang tersusun dari zat tanduk, tidak memiliki gigi dan lidah yang tidak
dijulurkan. Bentuk paruh yang beragam sesuai dengan jenis makanannya
e. Memiliki mata yang berkembang baik dengan kelopak mata, membrana niktitans, dan kelenjar
air mata. Umumnya mata aves terdapat dibagian sisi kepala. Mata burung hantu terletak
berdampingan. Telinga yang tidak berdaun telinga dimana bagian tengahnya terdapa osikula
auditori. Aves memiliki sepasang lubang hidung
f. Aves mempunyai sepasang kaki yang digunakan untuk berjalan, bertengger, berenang,
mencakar-cakar rumah, memegang makanan, atau untuk menangkap dan mencengkeram
mangsa. Jumlah jari kaki 2,3, dan 4. Kulit kaki bagian bawah dan jari-jarinya tersusun dari zat
tanduk yang keras
g. Aves memiliki sayap untuk terbang. Kecepatan terbang sekitar 30-75 km/jam
h. Aves bernapas dengan paru-paru yang berhubungan dengan pundipundi udara sebagai alat
pernapasan tambahan. Pundi-pundi udara berupa kantong selaput yang ringan, yaitu sepasang di
leher, sebuah di antara tulang selangka yang bercabang-cabang membentuk kantong udara pada
lengan atas, sepasang di dada depan, sepasang di dada belakang, dan sepasang di perut.
Cadangan udara di dalam pundi-pundi udara berguna untuk pernapasan pada saat terbang. Pundi-
pundi udara akan terisi udara kembali pada saat burung melayang tanpa mengepakkan sayapnya.
i. Aves memiliki alat suara siring yang terdapat pada percabangan trakea. Sistem pernapasan
Aves lengkap, meliputi mulut, esofagus (kerongkongan), tembolok, lambung kelenjar, empedal
berdinding tebal (lambung otot), usus halus, usus besar, dan kloaka. Pada mulut terdapat kelenjar
ludah. Di antara usus halus dan usus besar, terdapat usus buntu (sekum). Aves memiliki
pankreas, hati, dan empedu.
j. Aves bersifat homoioterm karena mempertahankan suhu tubuhnya dengan bulu-bulu (bulu
sebagai isolator panas). Suhu tubuh sekitar 40,5°C-42°C.
k. Alat memiliki peredaran darah ganda, artinya dalam satu kali peredaran darah ke seluruh
tubuh, darah melewati jantung dua kali.
l. Alat ekskresi berupa ginjal metanefros dan tidak memiliki kandung kemih. Sistem saraf berupa
otak, dengan serebrum dan lobus optikus yang berkembang baik. Aves memiliki 12 pasang saraf
kranial
m. Aves bersifat ovipar dan fertilisasi terjadi secara internal. Telur bercabang keras. Aves betina
memiliki satu ovarium (di sebelah kiri tubuh) dan beberapa spesies mengerami telurnya.
5. Mamalia
Hewan mamalia adalah sekumpulan hewan yang menyusui dan kelas vertebrata yang
terutama ditandai oleh adanya kelenjar susu yang menghasilkan susu pada wanita sebagai
sumber makanan bagi keturunannya. Hal ini terkenal dengan tubuh endotermik atau “berdarah
panas” hewan ini dapat mengatur sistem peredaran darah pada jantung dengan empat ruang
sehingga hewan mamalia dapat melakukan perkembangan dengan melakukan keturunan cara
bertelur dan melahirkan.
Ciri-ciri Hewan Mamalia
a. Memiliki anggota tubuh untuk berjalan
b. Memiliki kelenjar yang terdapat pada susu
c. Memiliki tulang belakang
d. Memiliki rambut yang menutupi tubuhnya
e. Memiliki kuku dan cakar
f. Memiliki gigi yang bertaring
g. Memiliki alat bantu pada pernapasan disebut dengan paru- paru
h. Memiliki alat yang dapat mengatur makanan
i. Dapat Berkembang biak secara internal
(Maya, 2021)

2.2 Filum Avertebrata


1. Coelenterata
Coelenterata adalah hewan invertebrata yang mempunyai rongga dengan bentuk tubuh
seperti tabung dan mulut yang dikelilingi oleh tentakel. Pada saat berenang, mulut coelenterata
menghadap ke dasar laut. Tubuh Coelenterata (hewan berongga) adalah terdiri atas jaringan luar
(eksoderm) dan jaringan dalam (endoderm) serta sistem otot yang membujur dan menyilang
(mesoglea). Istilah Coelenterata berasal dari bahasa Yunani dari kata Coeles yang berarti rongga
dan interon yang berarti usus. Funggsi rongga tubuh pada Coelenterata adalah sebagai alat
pencernaan (gastrovaskuler).
Ciri-Ciri Umum Coelenterata
a. Multiseluler, dan radial simetris (memotong bidang melalui pusat menciptakan segmen
identik, mereka memiliki bagian atas dan bawah tapi tidak ada sisi)
b. Merupakan hewan invertebrata
c. Memiliki bentuk seperti tabung
d. Dikelilingi tentakel di sekitar mulut
e. Lapisan tubuh coelenterata terdri dari jaringan luar (eksoderm), jaringan dalam (endoderm),
serta sistem otot yang membujur dan menyilang (mesoglea)
f. Memiliki knidoblast, yaitu sel eksoderm yang berisi racun yang berduri disebut dengan
nematocyt
g. Hidup di air tawar, air laut, secara solider (melekat pada dasar perairan) dan berkoloni
h. Memiliki sel penyengat (nematosis)
i. Merupakan hewan karnivora (memakan invertebrata kecil)
j. Tidak memiliki organ atau sistem organ
k. Tidak memiliki otak, namun hanya impuls saraf yang berjalan melalui tubuh mereka dan dapat
mendeteki sinyal di lingkungannya
l. Sistem pencernaan coelenterata: di eksoderm terdapat tentakel berbentuk gelembung disebut
Hipnotoxin yang memiliki kait-kait dari benang. Jika menangkap mangsa, tentakel menarik
makanan ke arah mulut dan mendorongnya ke dalam rongga tubuh. Makanan dicerna oleh enzim
yang akan beredar ke seluruh rongga tubuh dan kemudian diserap oleh endoderm. Sistem
pencernaan coelenterata disebut dengan Gastrovaskuler
m. Sistem pernapasan adalah sistem saraf difus (baur)
n. Coelenterata memiliki alat gerak yang berupa tentakel
2. Plathyhelminthes
Platyhelminthes berasal dari bahasa yunani yaitu “platy” yang berarti pipih dan
“helminthes” yang berarti cacing. Sesuai dengan namanya, anggota kelompok cacing ini
memiliki tubuh pipih dorsoventral. Platyhelminthes juga dapat dikelompokkan sebaai hewan
triploblastik karena memiliki tiga lapisan jaringan, yaitu ektodermis (lapisan luar), mesodermis
(lapisan tengah) dan endodermis (lapisan dalam).
Ciri-Ciri Umum Plathyhelminthes
a. Platyhelminthes ada yang bersifat parasit dan ada yang hidup bebas
b. Cacing ini tidak memiliki sistem peredaran darah dan bernafas dengan seluruh permukaan
tubuh
c. Platyhelminthes mempunyai bentuk tubuh pipih, tidak mempunyai rongga tubuh (selom) dan
alat pencernaanya tidak sempurna. Memiliki tubuh yang pipih, simetris, dan tidak bersegmen
d. Reproduksi generatif dengan perkawinan silang, secara vegetatif dengan membelah diri
(fragmentasi). e. Hidup di air tawar/laut, tempat lembab, atau di dalam tubuh hewan lain
f. Sangat sensitif terhadap cahaya.
3. Nemahelminthes
Nemathelminthes adalah kelompok hewan cacing yang mempunyai tubuh bulat panjang
dengan ujung yang runcing. Rongga tubuh pada Nemathelminthes disebut pseudoaselomata.
Cacing ini mempunyai tubuh meruncing pada kedua ujung sehingga disebut dengan cacing gilig.
Ukuran tubuh Nemathelminthes umumnya miksroskopis, tapi ada juga yang mencapai ukuran 1
m. Cacing Nemathelminthes kebanyakan hidup parasit pada tubuh manusia, hewan, atau
tumbuhan, namun adapula yang hidup bebas. Ukuran dari cacing betina lebih besar dari cacing
jantan.
Ciri-Ciri Umum Nemathelminthes
a. Merupakan cacing dengan tubuh bulat panjang seperti benang dengan kedua ujung tubuh yang
runcing
b. Memiliki tiga lapisan tubuh (Triploblastik) yaitu lapisan tubuh luar (ektoderm), tengan
(mesoderm), dan lapisan tubuh dalam (Endoderm)
c. Tubuhnya memiliki rongga, namun bukan rongga tubuh sejati sehingga disebut
Pseudoaselomata
d. Kulitnya halus, licin, tidak berwarna dan dilapisi oleh kutikula yang berfungsi melindunginya
dari enzim pencernaan inang
e. Sistem pencernaannya sudah lengkap, Belum memiliki sistem sirkulasi dan sistem respirasi
(pernapasan)
f. Sistem saraf merupakan saraf cincin
g. Sistem saraf merupakan saraf cincin
h. Gonad berhubungan dengan saluran alat kelamin, dan telur dilapisi oleh kulit yang terbuat dari
kitin
i. Tidak berkembangbiak secara aseksual
4. Annelida
Istilah kata Annelida berasal dari bahasa Yunani dari kata annulus yang berarti cincin,
dan oidos yang berarti bentuk. Annelida merupakan cacing dengan tubuh bersegmen, tripoblastik
dengan rongga tubuh sejati (hewan selomata) dan bernapas melalui kulitnya. Terdapat sekitar
15.000 spesies annelida dengan panjang tubuh mulai dari 1 mm-3 m. Filum Annelida hidup di air
tawar, air laut, dan di tanah. Umumnya annelida hidup secara bebas, meskipun ada yang bersifat
parasit.
Ciri-Ciri Umum Annelida
a. Memiliki tubuh bersegmen (beruas-ruas yang mirip dengan cincin) dan memiliki otot
b. Bersifat tripoblastik selomata, simetri bilateral, dan metameri
c. Mempunyai sistem pencernaan sempurna (mulut, kerongkongan, perut otot, tembolok, usus,
dan anus)
d. Tubuh dilapisi dengan kutikula tipis dan lembab
e. Sistem respirasi melalui permukaan kulit dan berlangsung difusi
f. Sistem saraf berupa ganglion otak dan tali syaraf yang tersusun dari tangga tali.
g. Sistem peredaran darah annelida adalah tertutup dengan tersusun dari pembuluh darah yang
mempunyai haemoglobin
h. Sistem ekskresinya berupa nefridia atau nefrostom
i. Sifat kelamin annelida adalah hermaprodit, jadi reproduksi secara generatif dengan cara
konjugasi, dan secara vegetatif dengan fragmentasi/ generasi (mempunyai daya regenerasi yang
tinggi)
5. Mollusca
Mollusca berasal dari bahasa latin yaitu molluscus yang artinya lunak. Jadi Filum
Mollusca adalah kelompok hewan invertebrata yang memiliki tubuh lunak. Tubuh lunaknya itu
dilindungi oleh cangkang, meskipun ada juga yang tidak bercangkang. Mollusca yang sudah
tidak asing lagi bagi kita adalah siput. Siput merupakan salah satu mollusca yang termasuk ke
dalam kelas gastropoda. yaitu berjalan dengan menggunakan perutnya.
Ciri-Ciri Umum Mollusca
a. Merupakan hewan multiselular yang tidak mempunyai tulang belakang
b. Habitatnya di ait maupun darat
c. Merupakan hewan triploblastik selomata
d. Struktur tubuhnya simetri bilateral
e. Tubuh terdiri dari kaki, massa viseral, dan mantel
f. Memiliki sistem syaraf berupa cincin syaraf
g. Organ ekskresi berupa nefridia
h. Memiliki radula (lidah bergigi)
i. Hidup secara heterotrof
j. Reproduksi secara seksual
6. Echinodermata
Echinodermata berasal dari kata Yunani, echinos artinya duri dan derma artinya kulit.
Jadi Echinodermata dapat diartikan sebagai hewan berkulit duri. Memang jika Anda meraba kulit
hewan ini akan terasa kasar, karena kulitnya mempunyai lempeng-lempeng zat kapur dengan
duri-duri kecil.
Ciri-Ciri Umum Echinodermata
a. Semua echinodermata hidup di air laut
b. Simetri radial atau pentaradial, selalu terbagi 5 bagian. Tubuhnya berkembang dalam bidang
lima antimere yang memancar dari sebuah cakram pusat dimana mulutnya berada di tengah
sehingga Tidak ada kepala & Tidak bersegmen
c. Tubuh memiliki banyak kaki tabung yang befungsi untuk bergerak dan menangkap makanan
d. Tubuh ditutupi oleh epidermis yang di sokong oleh skeleton yang tetap dan spina
e. Sistem pencernaan sederhana (beberapa di antaranya dilengkapi dengan anus), rongga tubuh
bersilia, biasanya luas, di isi dengan/mengandung sel bebas (amoebosit). Respirasi dengan
papulae, kaki tabung atau dengan pohon respirasi
f. Jenis kelamin terpisah, gonat besar, fertilisasi eksternal, telur banyak, larva mikroskopik,
bersilia, biasanya berenang bebas, mengalami metamorphosis
g. Sebagian besar spesies mampu bergerak dengan merangkak dan sangat Lambat
h. Tampilan khusus anggota filum ini seluruhnya memiliki duri. Tepat dibawah kulitnya, duri
dan lempeng kapurnya membentuk kerangka
i. Mereka memiliki sistem peredaran air yang terdiri dari sederet tabung berisi cairan yang
dipakai dalam pergerakan.
7. Arthopoda
Kata Arthropoda berasal dari bahasa Latin (arthra = ruas, podos = kaki), dapat diartikan
bahwa Arthropoda merupakan hewan yang memiliki ciri, yaitu kaki beruas, berbuku, atau
bersegmen (segmen tersebut juga terdapat di tubuh). Tubuh Arthropoda merupakan simetris
bilateral dan tergolong triploblastik selomata.
Ciri-Ciri Umum Arthropoda
a. Tubuh beruas-ruas yang terbagi atas kepala (caput), dada (thoraks), dan badan belakang
(abdomen). Beberapa diantaranya ada yang memiliki kepala dan dada yang bersatu
(cephalothoraks)
b. Memiliki 3 lapisan (triploblastik) yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm dengan rongga
tubuh
c. Bentuk tubuh simetris bilateral
d. Bagian tubuh terbungkus oleh eksoskelet yang mengandung khitin
e. Alat pencernaan makanan lengkap terdiri atas mulut, kerongkongan usus, dan anus
f. Sistem reproduksi terpisah, artinya ada hewan jantan dan ada hewan betina. Reproduksi terjadi
secara seksual dan aseksual (partenogenesis dan paedogenesis)
g. Memiliki sistem peredaran darah terbuka (sistem lakuner) dan alat peredarannya berupa
jantung dan pembuluh-pembuluh darah terbuka
h. Sistem syaraf terdiri dari ganglion anterior yang merupkan “otak” terletak di atas saluran
pencernaan, sepasang syaraf yang menghubungkan otak dengan syaraf sebelah ventral,serta
pasanganpasangan ganglion ventral yang dihubungkan satu dengan yang lain oleh urat syaraf
ventral, berjalan sepanjang tubuh dari depan ke belakang di bawah saluran pencernaan
i. Sistem eksresinya berupa berupa saluran-saluran malphigi
j. Alat pernapasan berupa trakea, insang, dan paru-paru yang merupakan lembaran (paru-paru
buku)
k. Sifat hidup ada yang parasit, heterotropik, dan hidup secara bebas
l. Hidupnya di darat, air tawar dan laut.
(Maya, 2020)

2.3 Perbedaan Tikus Putih Jantan dan Betina


Tikus:
a. Lama hidup mencapai 3,5 tahun
b. Berwarna abus kecoklatan
c. Ukuran lebih besar dan lebih cerdas dibandingkan mencit
d. Ekor bersisik
Mencit:
a. Lama hidup relative pendek (1-2 tahun)
b. Berwarna putih ke krem
c. Ukurannya lebih kecil
d. Ekor berbulu
(Prasetya, dkk., 2018)
Daftar Pustaka
Aditya. (2020, Januari 1). Cara Ternak Tikus Putih atau Mencit. Retrieved from Pertanianku.com:
https://www.pertanianku.com/cara-ternak-tikus-putih-atau-mencit/ (diakses pada 30
November 2022 pukul 13.09 WIB)

Alik, R. (2020). Jenis-Jenis Karanga Di Perairan Teluk Ambon. Jakarta: LIPI Press.

Campbell N. A., U. L. (2017). Campbell Biology Eleventh Edition. New York: Pearson.

Dewi S. E., E. E. (2018). Morfomerik dan Pola Pertumbuhan Kerang Darah (Anadara granosa) Di Perairan
Bagan Siapi-Api Kabupaten Rokan Hilir. Berkala Perikanan Terubuk, 46(3), 37-45.

Effendi I., S. A. (2013). Standard Operasional dan Prosedur (SOP) Budidaya Udang Putih Kepulauan
Seribu. Bogor: IPB Press.

Frianto, F., Fajryanti, I., & Riza, H. (2017). Evaluasi Faktor Yang Memengaruhi Jumlah Perkawinan Tikus
Putih (Rattus norvegicus) Secara Kualitatif. Jurnal Biomedik, 1(3), 1-3.

Iskandar, D. T. (1998). Amfibi Jawa dan Bali-Sei Panduan Lapangan. Bogor: Puslitbang LIPI.

Isnaningsih, N. E. (2013). Kajian Fenetik Pomacea sp. Berdasarkan Morfologi Cangkang. Jurnal Biomedik,
9(1), 13-20.

Khairuman. (2010). Buku Pintar Budidaya 15 Ikan Konsumsi. Jakarta: Agro Media Pustaka.

Kordi, M. G. (2007). Pengelolaan Kualitas Air dalam Budidaya Perairan. Jakarta: Rineka Cipta.

Low, P. (2016). Atlas of Animal Anatomy and Histology. Switzerland: Springer.

Mahary, A. (2022). Bisnis dan Peluang Budidaya Kerang Darah. Jakarta: Deepublish.

Mambrasar, R. (2018). Keanekaragaman Cacing Tanah di Bentang Alam Pegunungan. VOGELKOP: Jurnal
Biologi, 1(1), 22-30.

Maya S., N. R. (2021). Zoologi Vertebrata. Bandung: Widina Media Utama.

Merly, S. L. (2015). Bioekologi dan Pemanfaatan Siput Cypraea. Merauke: Universitas Musamus.

North, M., & Bell, D. (1990). Commercial Chicken Production Manual. New York: Van Norstand Reinhold.

Petterson, A. T., & Brisbin, I. L. (1998). Genetic Endangerment of Wild Red Junglefowl Gallus gallus. Bird
Conservation International, 8(4), 387-394.

Prasetya, R. E. (2018). Ovariektomi Pada Tikus dan Mencit. Surabaya: Airlangga University Press.

Rahmah F. f., Z. I. (2017). Kelimpahan Ubur-Ubur (Aurelia Aurita L.) di Perairan Pantai Batu Kalang
Tarusan, Kabupaten Pasir Selatan, Sumatera Barat. Dinamika Lingkungan Indonesia, 1-7.

Rozi F., H. J. (2015). Infestasi Cacing Hati (Fasciola sp.) dan Cacing Lambung (Paramphistomum sp.) pada
Sapi Bali Dewasa di Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru. Jurnal Sain Veteriner, 33(1), 8-15.
Setyono, D. J., & M., U. (2011). 7 Jurus Sukses Menjadi Peternak Ayam Ras Pedaging. Jakarta: Penebar
Swadaya Group.

Sitompul, M. K. (2020). Identifikasi Keanekaragaman Jenis-Jenis Kerang (Bivalvia) Daerah Pasang Surut Di
Perairan Desa Teluk Bakau. Jurnal Maritim, 2(4), 42-51.

Stevens, L. (1991). Genetic and Evolution of The Domestic Fowl. New York: Cambridge University Press.

Utari S. N., K. M. (2020). Potensi Kodok Buduk Sebagai Pengendali Alami Hama di Daerah Urban. Jurnal
Konservasi, 25(1), 10-16.

Anda mungkin juga menyukai