Narator: Penutup
Dalam babak kisah Ken Dedes ini, kita disaksikan bahwa takdir
terkadang menantang untuk diprediksi, dan cinta seringkali
menempuh jalan yang meliuk-liuk. Namun, di tengah
perjuangan dan konflik yang mengguncang, terpancarlah
gemerlap kesetiaan, pengorbanan, dan keberanian di antara
labirin ambisi manusia.
Kini, ketika kita mengakhiri babak ini, mari kita merenungkan
pesan moral yang terhampar. Jangan sampai ambisi dan nafsu
pribadi mengaburkan kejernihan hati dan menghancurkan nilai-
nilai yang sungguh berarti. Jadilah bijaksana dalam mengarungi
takdir yang menantang, dan janganlah lupa bahwa cinta sejati
seringkali menyapa dalam beragam wujud yang tak terduga.
Izinkanlah kisah ini menyentuh relung hati kita, sebagai cambuk
yang mengingatkan bahwa dalam setiap goresan drama
kehidupan, tersimpan hikmah-hikmah yang terselip.
Mengarungi babak-babak hidup, berlenggak-lenggoklah dengan
keberanian yang melambung, kebijaksanaan yang menggelora,
dan keberanian yang tak pernah surut.
Punapa suwun manah ing ngalih drama kolosal “Ken Dedes;
Wanita dibalik Tahta”. Karsa iki wus ngadegaken prasetya lan
wisesa kangge kita samodra. Sampun pratelan, tumuwuh
semanten. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh.
**
Tokoh:
1. Ken Dedes – Fayola
2. Ken Arok – Excel
3. Tunggul Ametung – krisna
4. Mpu purwatha – Davicho
5. Prajurit 1 &2 – Nabila & alsia
6. Dayang 1 &2 – Alinez & yellow (revicha, Nia, Devi, Liana)
7. Warga 1 – galih, Fatma, ansita,
8. Kebo Hijo – Tata
9. Wiji & Suti – Natalia & Hani
10. Mpu Gandring – Zainul
11. Mpu lohgawe – Zidan
12. Ki pangalasan – Iqbal
13. Anusapati – Aldi
14. Dewi Rumbu – Elis/ Hellen
15. Narator: Fenia, Ifa, Bima
16. Properti: Mai
17.
Properti:
1. Tari : Lilin, kendi, dupa, kembang
2. Adegan 1 : pedang / Senjata perajurit
3. Adegan 2: lemper & beras”an
4. Adegan 3: kayu (kayu hutan ceritanya)
5. Adegan 4: kursi meja (untuk tahta)
6. Adegan 5&6: karpet (untuk lesehan)
7. Keris
8. Adegan 10: kursi 2
9. Costum