Anda di halaman 1dari 14

DRAMA KOLOSAL

Ken Dedes: Wanita Dibalik Tahta


(Revisi 1)
#Pambuka
Narator:
Perjalanan hidup Ken Dedes dan keajaiban yang
melingkupinya, mengalami kisah yang terpintal dalam benang
takdir, cinta, dan kepahlawanan di tengah puing-puing sebuah
kerajaan yang hancur.
“Mangerteni palira lan palampitan, kumandhang lan
sengsara, sakabehing kathahan lan pangalih nganggo Dhadha
ing cerita iki, sing bakal kita kawratake karo kegunggungan lan
kepiyikan ing setiap adeganipun. Sareng, lumangsung meniko
sabanjure ana nganglong kanthi ngagumani iki ing Jagad KEN
DEDES, WANITA DIBALIK TAHTA.”
(Tarian)*********

#ADEGAN 1 : Kecantikan Ken Dedes


Narator:
Putri Mpu Purwanatha, Ken Dedes. Memiliki kecantikan yang
telah tersohor di penjuru Kerajaan Tumapel. Kabar tersebut
didengar pula oleh Tunggul Ametung.
(2 perajut yang sedang berjaga)
Prajurit 1: “eh, ngerti ora? Enek wadon jan top markotop.”
(Mata berbinar bercerita kpd sesama prajurit)
Prajuri 2: “anjai, woh aku ngerti iki. Putrine Mpu Purwataha?
Beh lek kui no terah Aayu og. Gimana toh”
(Obrolan mereka didengar oleh Tunggul ametung yg kebetulan lewat)
Tunggul: “Apa yang kalian sedang bicarakan?”
Prajurit 1: (tertunduk) “Mboten paduka.”
Tunggul: “Tadi saya mendengar kalian berbicara seorang
wanita. Siapa dia?”
Prajurit 1: “Niku, putri Mpu purwatha Ken Dedes, paduka.”
Tunggul: “Ya, Dia. Saat terbit fajar, bawa aku ke tempat tinggal
Ken Dedes.”
Prajurit 1&2: “Njih paduka.”
**
#ADEGAN 2: Penculikan Ken Dedes
Narator:
Tunggul Ametung yang kemudian pergi ke Panawijen karena
penasaran dengan Ken Dedes.
Benar adanya. Ken Dedes memang sangat cantik dan langsung
membuat Tunggul Ametung jatuh hati. Saat Tunggul Ametung
tiba, Ken Dedes sedang sendirian di rumah karena Mpu
Purwanatha tengah berada di hutan.

(Ken Dedes melihat rombongan perajurit yg menghampirinya)


Ken Dedes: “Siapa kalian? Ada keperluan apa datang kemari?”
Tunggul: “Aku Tunggul ametung, akuwu Tumapel. Sudah
banyak simpang siur tentang kecantikanmu, Dedes. Wah, dan ku
mengakui itu sekarang. Maukah engkau ku pinang sebagai
istriku wahai Ken Dedes?”
Ken Dedes: (perasaan bingung dan panik) “a-aku harus
menunggu ayahku, mpu purwatha. Bisakah engkau menunggu?”
Tunggul: “aku tidak bisa menunggu”
Tunggul: “perajurit, bawa dia.” (perintah kepada prajurit)

#ADEGAN 3: Kutukan Mpu Purwatha


(Mpu purwatha datang dan memanggil putrinya)
Mpu purwatha: “nduk.., dedes..” (memanggil putrinya &
kebingungan)
Mpu purwatha: “nyandi bocah Iki, kok suwung omah e”
(Warga desa menghampiri mpu dengan berlari)
Warga: “Ngapunten mpu, wau kulo weroh enten pasukan
perajurit mriki mbeto Dedes mpu.””
Mpu purwatha: (terkejut) “siapapunorang yang melarikan
anakku! Semoga kamu tidak pernah merasakan kenikmatan
dalam hdupmu! Matilah kamu dengan keris yang tajam! Dan
kepada orang-orang Panawijen yang tidak memberi tahu
kemana putriku, sumur-sumur kalian akan kering, dan kolam-
kolam kalian tidak akan pernah mengeluarkan air!”
**
#ADEGAN 4: Ken Arok
Narator:
Ditengah perjalanan rumah tangga Tunggul Ametung dan Ken
Dedes, terdapat sosok lain yang akan merubah segalanya. Ya,
Ken Arok. Masih menjadi misteri, dari mana darah ken Arok
mengalir.
Ken Arok dikenal sebagai berandal, setelah bertemu dengan
seorang brahmana dari India bernama Lohgawe dan
dimohonkan kepada Tunggul Ametung untuk menjadi pengawal
sang akuwu.

Tunggul: “Siapakah ini? Yang bapak lohgawe bawakan


kepadaku.”
Lohgawe: “Dia adalah seorang yang mampu menjadi pelindu
mu, sang akuwu.. Ia memiliki kemampuan berfikir yang cepat
dan mahir menggunakan berbagai keris.”
Tunggul: “njih, sungguh terhormat aku menerimanya. Ia akan
bergabung denganku.”
Ken Arok: “Matur nuwun paduka.”

#ADEGAN 5: Jatuh hati


Narator:
Didalam pertemuan itu, tak sengaja Ken Arok dan Ken Dedes
berkontak mata. Ken Arok mencuri-curi pandang kepadanya.
Secara tidak sengaja ia melihat kain istri atasannya itu
tersingkap. Dari bagian rahasia Ken Dedes, terpancar cahaya
**Out
Saat pulang, ia bertanya kepada bapak lohgawe.
Arok: “bapak lohgawe, siapakah istri Tunggul ametung?
Mengapa ia sangat bersinar?
Lohgawe:”le angrok, wadon kui jeneng e Dedes. Enek kabar,
Dedes bakal dadi ibu teko calon raja-raja. Wadon seng kepilih.
Sopo wae seng dadi bojone, anak e bakal dadi raja seng kuasa.”
(Lohgawe out)
Arok: “opo aku iso dadi wong gede lek ngentokne Dedes? Pie
carane Ben Dedes gelem karo aku.”
**
#ADEGAN 6: Pesona Ken arok
Dedes tengah berjalan bersama seorang pelayan. Tiba-tiba,
pandangannya tertuju pada seorang pengawal yang sedang
mengawal Tunggul Ametung. Rasa penasarannya pun muncul.
(Ken Dedes dan 2 orang dayang)
Ken Dedes: “pelayan, siapakah pemuda yang berdiri di sana?
Nampaknya asing bagiku.”
Pelayan 1: “Ratuku, ia Ken Arok. Pengawal baru tuan.”
Pelayan 2: “Dia sangat tampan ratu, andai aku bisa bersamanya.
Siapa yang tidak mau bersanding dengan pria gagah itu?”
(terkekeh)
Ken Dedes: “Kau ini bisa saja.”
(Melanjutkan kegiatan **out)

#ADEGAN 7: rencana dan kelicikan


Narator:
Ken Arok pergi kepada mpu sakti pembuat keris bernama
Gandring. Keris buatannya bisa menembus kekuatan sakti
manapun. Ia telah memesan keris, dan akan mengambilnya. Apa
yang akan ia lakukan?
(Gubug mpu Gandring)
Gandring: “ngger, ora gampang gawe keris ngono kui. Perlu
waktu suwe lan bahan apik. Kiro” perlu wektu setahun marine.”
Arok: “Setahun? Ora enek wektu semono. Kulo perlu keris
niku.” (mata tajam & amarah)
(Ken Arok merebut keris dan menusuk mpu Gandring)
Gandring: “AROK! KERIS KUI BAKAL NGGOWO PETAKA
NYANG KOE LAN TURUNANMU.”
**
#ADEGAN 8: siasat yang membawa serta Kebo Hijo
Narator:
Setelah kembali ke Tumapel, Ken Arok dengan sengaja
meminjamkan keris Mpu Gandring ke Kebo Hijo, seorang
rakyat setia Tumapel.
(Kebo Hijo & penduduk)
Kebo Hijo: “Woi, deloken opo seng tak gowo cuy!”
(mengangkat keris dan pamer kpd warga yang berkerumun)
Surti/warga: “opo kui Jo? Kok koyo mening men.”
Kebo Hijo: “Keris Sakti Mandraguna anjaii.”
Wiji: “pohh, ndelok i.” (mengambil keris dari kebo Hijo)
Wiji: “tak pek oleh ta?”
Kebo hijo: “nggajuk eram.”
(Wiji & Surti tertawa, kemudian kebo hijo out)
**

#ADEGAN 9: Pembunuhan Tunggul ametung


Dengan kejadian tadi, penduduk Tumapel mengira, keris yang
dibawa Kebo Hijo adalah miliknya.
Beberapa hari kemudian, di malam hari. Tanpa sepengetahuan
Kebo Hijo, Keris yang dipinjamkan berhasil diambil kembali.
Ken Arok merencanakan aksinya yang jahat. Dengan keris Mpu
Gandring di tangannya, dia mendekati Tunggul Ametung yang
sedang tertidur.
(Ken Arok berjalan pelan-pelan mendekati Tunggul ametung)
Ken Arok: “Jika aku ingin mendapatkan sesuatu, maka ada
sesuatu juga yang harus dikorbankan.”
Ken Arok: “Paduka ku, selamat berjumpa dengan mautmu.”
(tertawa jahat)
(Ken arok menusukkan keris)
(Ken dedes datang dengan membawa nampan & terkejut)
Ken Dedes: “ANGROK!? Apa yang kamu lakukan???”
(mendekati jasat Tunggul ametung)
Ken Dedes: “aku tidak menyangka kau...”
(Ken Arok mendekati Ken Dedes)
Ken Arok: “Diam Dedes. Tidak penting apa yang aku lakukan.
Ini semua hanya untukmu.”
(Ken Arok memegang tangan Ken Dedes)
Ken Dedes: “A-aku tidak mengerti.”
Ken Arok: “Tidak perlu mengerti sekarang, menikahlah
denganku Dedes. Akhiri penderitaan mu, berbahagia lah
denganku.”
Karena sejak awal melihat keperawakan Ken Arok yang gagah
dan tampan, Ken Dedes luluh. Ia juga ingin memiliki kekasih
yang lebih muda dan gagah dari suaminya, Tunggul ametung.
**
#ADEGAN 10: Anusapati
Dengan pernikahan Ken Dedes dan Ken Arok, takhta Tumapel
kembali mendapatkan stabilitasnya. Kebo Hijo dijatuhi
hukuman mati karna tuduhan pembunuhan kepada Tunggul
Ametung. Ken Arok pun naik tahta, menggantikan Tunggul
Ametung, dan menjadi raja yang bijaksana serta adil. Tumapel,
yang berada di bawah Kepemimpinan Ken Arok, mengalami
kemajuan yang pesat, dan kesejahteraan rakyatnya pun semakin
bertambah. Menurut sejarah Pararaton, pada tahun 1222, Ken
Arok memimpin pasukan Tumapel dan menaklukkan Kerajaan
Kadiri, hingga berdirilah kerajaan Singasari yang megah.
**
Beberapa tahun telah berlalu, tak terasa tumbuhlah putra dan
putri ditengah mereka. Suatu hari, Dewi Rumbu menghampiri
kakaknya, Anusapati.
(Dewi Rumbu & Anusapati berbincang ditaman)
Dewi Rumbu: “Kak, kenapa kamu terlihat murung? Apa ada hal
yang mengusik pikiranmu?”
Anusapati: “tidak adikku, aku hanya merasa janggal. Mengapa
Raja lebih mengutamakan tohjaya? Aku merasa kasih
sayangnya begitu besar kepada anak-anak nya yang lain
dibanding aku.”
(Dewi Rumbu mengusap punggung kakaknya)
Dewi Rumbu: “mungkin itu hanya perasaanmu saja, kak. Jangan
sedih, kau mau ku buatkan makanan lezat? Tunggu sebentar.”
(Dewi Rumbu out)
(Anusapati duduk termenung)
Saat percakapan itu, ternyata Ken Dedes mendengarnya. Ia
merasa iba kepada anaknya.
(Ken Dedes menghampiri Anusapati)
Ken Dedes: “Kau ada masalah anakku?”
Anusapati: “Aku tau ibunda tadi mendengar aku dan Rumbu
berbincang. Bisakah ibunda menjawab pertanyaanku? Mengapa
ibu?”
(Ken Dedes termenung)
Ken Dedes: “Ibunda fikir kamu sudah dewasa anakku. Sudah
sepatutnya kamu tau soal ini.”
Ken Dedes: “sebenarnya kamu bukan putra dari Raja Ken
Arok.”
(Anusapati terkejut)
Anusapati: “Apa?! Lalu siapa aku ibunda?! Siapa ayahku?!”
Ken Dedes: “Tunggul ametung. Ia dibunuh oleh raja.”
Anusapati”: “Jangan bilang, Ken Arok?”
(Ken Dedes menunduk dan meninggalkan Anusapati sendiri)
Anusapati: “”Keparat! Aku tidak akan membiarkannya hidup
dengan tenang. Dia harus membayar atas apa yang telah
dilakukannya.”
**
#ADEGAN 11: Akhir cerita
Suatu hari, di dalam kamar Anusapati, terbersit niat yang gelap
dalam hatinya. Ia telah memutuskan untuk mengakhiri hidup
Ken Arok sebagai pembalasan dendam atas kematian ayahnya.
Dengan hati yang penuh kemarahan, Anusapati memanggil Ki
Pangalasan.
(Ki pangalasan & Anusapati)
Ki pangalasan:”ada apa pangeran memanggil hamba?”
Anusapati: “aku membutuhkanmu. Aku akan memberimu
hadiah yang layak atas bantuanmu.”
Ki Pangalasan: “Apa yang dapat hamba lakukan untukmu,
Pangeran?”
Anusapati: (menunjukkan emas dan perhiasan) “Ini untukmu,
sebagai imbalan atas tugas yang akan kau lakukan.”
Ki Pangalasan: “Terima kasih, Pangeran. Namun, apa yang
harus hamba lakukan?
Anusapati: Aku ingin engkau membunuh Ken Arok untukku.
Aku ingin membalaskan dendam ayahku.”
Ki Pangalasan: “Mengapa Pangeran ingin hamba membunuh
raja?
Anusapati: Karena aku tahu bahwa Ken Arok telah menyakitimu
juga. Ini saatnya kita membalasnya, Ki Pangalasan.”
Anusapati: “Besok saat raja makan, ambil keris ini dan tikam
raja dari belakang. Ini sangat beresiko, jika gagal bukan hanya
kau yang mati.”
Ki pangalasan: “Baik pangeran.”
**
#ADEGAN 12: PEMBUNUHAN KEN AROK
(Latar: Kerajaan Singhasari, ruangan makan pertemuan)
Ken Arok: (duduk sendiri di kursi pertemuan, menunggu
makanan) “Dayang, apakah makanan sudah siap?”
Dayang: “Iya, tuan. Saya akan segera memberikannya.”
(Dayang memberikan makanan kepada Ken Arok dan pergi dari
ruangan)
Ken Arok: (mulai makan, tanpa curiga) “Ah, hidangan yang
lezat. Terima kasih.”
Narator: Tanpa disadari, ki Pangalasan mulai melancarkan
aksinya untuk membunuh Ken Arok
Ki Pangalasan: (diam-diam mendekati Ken Arok dengan keris Mpu
Gandring) (dialog tidak diperlukan)
(Narator: Ki Pangalasan menusuk Ken Arok dengan keris Mpu
Gandring, membunuhnya)
Ken Arok: (tersentak, terengah-engah) “A...anusapati...trahku...”
(Maksudnya “Anusapati putraku)
(Ken dedes datang)
Ken Dedes: “RAJAKUUU...”
Ken Dedes: “Apa yang terjadi...” (sendu)
Setelahh rencana itu berhasil, Anusapati dengan kejam juga
membunuh Ki Pangalasan untuk menghilangkan jejaknya. Dia
kemudian mengumumkan kepada semua orang bahwa Ki
Pangalasan telah gila dan mengamuk, yang akhirnya
mnyebabkan sang raja, alias Ken Arok, tewas. Kematian Ken
Arok membuka jalan bagi Anusapati untuk menguasai takhta
Singasari, sesuai dengan catatan Pararaton yang terjadi pada
tahun 1247 M.

Narator: Penutup
Dalam babak kisah Ken Dedes ini, kita disaksikan bahwa takdir
terkadang menantang untuk diprediksi, dan cinta seringkali
menempuh jalan yang meliuk-liuk. Namun, di tengah
perjuangan dan konflik yang mengguncang, terpancarlah
gemerlap kesetiaan, pengorbanan, dan keberanian di antara
labirin ambisi manusia.
Kini, ketika kita mengakhiri babak ini, mari kita merenungkan
pesan moral yang terhampar. Jangan sampai ambisi dan nafsu
pribadi mengaburkan kejernihan hati dan menghancurkan nilai-
nilai yang sungguh berarti. Jadilah bijaksana dalam mengarungi
takdir yang menantang, dan janganlah lupa bahwa cinta sejati
seringkali menyapa dalam beragam wujud yang tak terduga.
Izinkanlah kisah ini menyentuh relung hati kita, sebagai cambuk
yang mengingatkan bahwa dalam setiap goresan drama
kehidupan, tersimpan hikmah-hikmah yang terselip.
Mengarungi babak-babak hidup, berlenggak-lenggoklah dengan
keberanian yang melambung, kebijaksanaan yang menggelora,
dan keberanian yang tak pernah surut.
Punapa suwun manah ing ngalih drama kolosal “Ken Dedes;
Wanita dibalik Tahta”. Karsa iki wus ngadegaken prasetya lan
wisesa kangge kita samodra. Sampun pratelan, tumuwuh
semanten. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh.
**

Tokoh:
1. Ken Dedes – Fayola
2. Ken Arok – Excel
3. Tunggul Ametung – krisna
4. Mpu purwatha – Davicho
5. Prajurit 1 &2 – Nabila & alsia
6. Dayang 1 &2 – Alinez & yellow (revicha, Nia, Devi, Liana)
7. Warga 1 – galih, Fatma, ansita,
8. Kebo Hijo – Tata
9. Wiji & Suti – Natalia & Hani
10. Mpu Gandring – Zainul
11. Mpu lohgawe – Zidan
12. Ki pangalasan – Iqbal
13. Anusapati – Aldi
14. Dewi Rumbu – Elis/ Hellen
15. Narator: Fenia, Ifa, Bima
16. Properti: Mai
17.
Properti:
1. Tari : Lilin, kendi, dupa, kembang
2. Adegan 1 : pedang / Senjata perajurit
3. Adegan 2: lemper & beras”an
4. Adegan 3: kayu (kayu hutan ceritanya)
5. Adegan 4: kursi meja (untuk tahta)
6. Adegan 5&6: karpet (untuk lesehan)
7. Keris
8. Adegan 10: kursi 2
9. Costum

Anda mungkin juga menyukai