(Pada suatu masa ada sebuah kerajaan Kediri yang berada di Jawa timur.
Kerajaan itu dipimpin oleh seorang raja yaitu Tunggul Ametung. Rakyatnya
makmur dan tenteram. Hingga pada suatu saat kerajaan tersebut diserang oleh
kerajaan lain.)
Tunggul Ametung : Astaga kita akan diserang oleh kerajaan lain, apa lagi kita
kekurangan panglima perang, bagaimana ini ?
Kebo Ijo
: Maaf Ndoro, bagaimana jika kita mencari panglima perang
lagi didesa-desa.
Tunggul Ametung : hmmmm, boleh juga idemu Kebo ijo. Baiklah kuperintahkan
kau untuk mencarinya.
(Kebo ijo pun bergegas untuk mencari panglima perang baru. Sampai pada suatu
saat ia bertemu dengan ken arok.)
(haik...haikk.....suara Ken Arok berlatih perang di pekarangan.)
Kebo Ijo
: Hai kau, siapa namamu ?
Ken Arok
: Ken Arok, apa yang kau cari disini? (Dengan suara
penasaran)
Kebo Ijo
: Aku Kebo Ijo, panglima perang kerajaan Kadiri, aku ingin kau
ikut perang membela kerajaan.
Ken Arok
: Baiklah, tapi biarkan aku bertanya kepada istriku.
Kebo Ijo
: Baiklah, setelah kau mendapat izin, segeralah ke istana, kami
sangat membutuhkan pasukan yang banyak.
(Ken Arok pun segera pulang kerumah. Sesampainya dirumah)
Ken Arok
: Bu, Ibu...........
Ken Umang
: Eh....suamiku sudah pulang (sambil menyodorkan secangkir
teh)
Ken Arok
: Istriku, aku mendapat tugas dari kerajaan untuk ikut
perang,boleh tidak sayangku?
Ken Umang
: Berat aku melepasmu, aku takut kehilanganmu suamiku, jika
kau tak kembali bagaimana dengan anakmu?
Tohjaya
: iya ayah, bagaimana jika ayah tidak kembali ?
Ken Arok
: Tenang, dijamin 100% ayah pasti kembali,
( Ken Umang dan Tohjaya hanya diam saja).
(Sementara itu di kerajaan Kediri)
Kebo Ijo
: Baginda, saya telah menemukan orang yang pantas raja
Tunggul ametung : Betulkah itu ? Siapa dia ?
Kebo ijo
: Ken Arok, Baginda...
Tunggul Ametung : Baiklah, tapi jika ia telah memiliki istri ia boleh membawanya
kemari.
Kebo Ijo
: Baik Ndoro....
(keesokan harinya Kebo Ijo menjemput Ken Arok dengan keluarganya. Setibanya
dikerajaan mereka disambut ramah oleh keluarga kerajaan)
Tunggul Ametung : Selamat datang,di kerajaanku..
Ken Arok dan keluarganya : Terimakasih, Ndoro.....
(Pada hari itulah Ken Arok bertemu dengan Ken Dedes untuk pertama kalinya)
Ken Dedes
: Mari ikut bersama saya,..(Dengan lembut ia mengajak Ken
Umang)
Ken Umang
: Terima kasih, Ndoro....
( Sedangkan Tohjaya bertemu dengan Anusapati anak Ken Dedes dengan
Tunggul Ametung)
( Anusapati menjadi sahabat Tohjaya di kerajaan). (keesokan harinya perang itu
terjadi, kerajaan Kediri pun memenangkan peperangan itu. Dan Ken Arok
diangkat menjadi panglima baru oleh Tunggul Ametung)
Ken Umang
: Suamiku, sekarang kau telah menjadi panglima, semoga kau
juga menjadi panglima dihatiku selamanya.
Ken Arok
: Ok..baby...
Tohjaya
: Ayah aku bangga dengan ayah
Anusapati
: Selamat ya tuan..?
Ken Arok
: terimakasih ndoro,
(pada suatu malam yang hening Ken Arok melihat Ken Dedes diluar sendirian)
Ken Arok
: Tuan putri, melamun sendirian saja?
Ken Dedes
: Saya tidak bisa tidur Ken Arok
Ken Arok
: Pasti memikirkan aku...?
Ken Dedes
: Nggak, PD amat sih loe..
( Tiba-tiba Tohjaya dan Anusapati datang)
Tohjaya
: Ayah? Ayah sedang apa ?
Anusapati
: Iya, ibu juga ngapaim disini ?
Ken Dedes
: Anakku, tadi ibu tidak sengaja bertemu dengan Ken Arok
Tohjaya
: Ndoro putri kenapa tidak tidur?
Ken Dedes
: Aku tidak bisa tidur Tohjaya
( Tohjaya pun mulai curiga dengan ayahnya, ia langsung bergegas menghampiri
ibunya)
Tohjaya
: Ibu...Ibu....Ayah!
Ken Umang
: Ada apa dengan ayahmu?
Tohjaya
: Ayah main mata ibu, ayah main mata dengan Ken Dedes
Ken Umang
: Apa....?
(Sedangkan disisi lain Anusapati memberi tahu ayahnya)
Anusapati
: Ayah...Ayah...ibu, Ayah...!
Tunggul ametung : Ada apa dengan ibumu ?
Anusapati
: Ibu berduaan dengan Ken Arok ayah...!
Tunggul ametung : Mungkin ibumu punya kepentingan...
( Keesokan harinya Ken Umang bertanya dengan Ken Arok )
Ken Umang : Suamiku, benarkah kau kemarin bertemu dengan Ken Dedes?
Tohjaya
: Iya tuch ayah..
Ken Arok
: Kau sudah tidak percaya denganku? Sampai-sampai kau bertanya
seperti itu?
Ken Umang : iya,iya aku percaya, tapi nggak usah marah-marah kalee...!!
( Mulai saat itulah Ken Arok mulai mencintai Ken Dedes)
( Suatu malam Tunggul Ametung bertemu dengan Ken arok, Tunggul ametung
pun menanyakan tentang pertemuannya dengan Ken Dedes)
Tunggul ametung : Ken Arok apakah kau mencintai istriku?
Ken Arok
: Oh...tidak baginda, nanti kalau istrimu denganku bagaimana
denganmu?
Tunggul ametung : Ora iso..,akan aku hancurkan dirimu...
(sedangkan disisi lain, Tohjaya dan anusapati)
Anusapati
: Tohjaya, bagaimana jika suatu saat kita menjadi saudara?
Tohjaya
: Kita sudah menjadi saudara kan Anusapati, kenapa kau
bertanya
lagi?
Anusapati
: Aku merasa kita akan menjadi saudara lebih dari ini
Tohjaya
: Malah bagus donk...
(suatu hari Ken Arok pergi ke rumah Mpu Gandring)
( Tok..tok...tok.....,ken arok mengetuk pintu )
Ken Arok
: Waduch..., sakit tau ( Ken Arok kepentok pintu )
Mpu Gandring : Sorry,bro,..,saya tidak tahu kamu ada disitu..
apa yang membuat kamu datang kemari?
Ken Arok
: Aku butuh keris Mpu Gandring
Anusapati
: Baik ibu, tapi Anusapati masih terpukul ibu..
Ken Umang
: Everything gonna be ok, nak!
Anusapati
: Baiklah ibu,..
( malamnya Ken Dedes sedang menangis ditepi sungai yang hening)
Ken Dedes
: suamiku, mengapa kau meninggalkanku seperti ini?
(Ken Arok pun menghampiri Ken Dedes)
Ken Arok
: Ken Dedes, yang sabar ya! ( Ujar Ken Arok memeluk Ken
Dedes)
(Tak disengaja Ken Umang, Tohjaya, dan Anusapati berjalan dan melihat Ken Arok
memeluk Ken Dedes)
Ken Umang
: Oh My God, suamiku? Ternyata benar perkataan Tohjaya
tentang dirimu? ( Ken Arok hanya terdiam bisu)
Tohjaya
: Iya ayah jahat, ayah menyakiti perasaan ibu
Ken Dedes
: Ken Umang ini tidak seperti yang kau fikirkan
Ken Umang
: sudahlah, suamiku sudah jambu ( janjimu busuk)
Anusapati
: Ibu, aku tidak menyangka ibu berbuat seperti ini, kuburan
ayah belum kering bu (smbil menangis)
Ken Umang
: Sebaiknya, kalian menikah
( Akhirnya Ken Arok dan Ken Dedes menikah)
Ken Arok
: izinkan ku pinang kau dengan bismilah?
Ken Dedes
: Alhamdulilah ya, sesuatu banget
Penghulu
: saya nikahkan Ken Dedes dengan Ken Arok dengan mahar
sepasang kambing, 1 kg beras, dan 1 kg minyak..)
Ken Arok
: saya terima nikahnya Ken Dedes dengan mahar tersebut!
( ken Umang menahan tangisannya )
Tohjaya
: Ibu yang sabar ya...
Ken Umang
: Iya nak...
Anusapati
: Ibu maafkan ibu saya, telah membuat hati ibu terluka
( Semua telah terkubur bahagia, namun lambat laun Anusapati mendengar kabar
apabila Ken Arok telah membunuh ayahnya)
Anusapati
: Apa benar Ken Arok membunuh ayahku, tapi atas dasar apa?
( Anusapati pun mencari informasi tentang hal tersebut, dan ternyata Ken
Aroklah yang membunuh ayah Anusapati ) ( Tohjaya yang tidak mengetahui
apapun masih bersikap manis dengan Anusapati)
Tohjaya
: Saudaraku ada apa dengan dirimu? Kau terlihat resah dan
gelisah
Anusapati
: Tidak apa-apa ( jawab Anusapati dingin sambil berlalu
meninggalkan Tohjaya)
Tohjaya
: Ada apa dengan Anusapati? Sepertinya ada tekanan batin gitu...
( Anusapati pun meluruskan rencana jahatnya, Anusapati ingin membunuh Ken
Arok dengan keris yang digunakan Ken Arok untuk membunuh Tunggul
ametung)
(Keesokan harinya Ken Dedes terkejut melihat Ken Arok berlumuran darah)
Ken Dedes
: Tolong...tolong...
Ken Umang
: Ada apa? Suamiku..? apa yang terjadi dengannya Ken Dedes?
Ken Dedes
: ia dibunuh Ken Umang ( ujar Ken Dedes sambil menangis)
Tohjaya
: Ayah, ayah tidak boleh pergi?
Anusapati
: Tohjaya, yang sabar saudaraku ( sambil mengelus punggung
Tohjaya)
( Tohjaya pun tidak pernah berfikir Anusapati yang membunuh ayahnya, sampai
pada suatu saat ada seorang pelayan yang memberi tahu Tohjaya tentang
kematian ayahnya)
Pelayan
: Tuan saya ingin menyampaikan sesuatu
Tohjaya
: Apa itu? Sesuatu?
Pelayan
: Raden Anusapati yang membunuh ayah tuan
Tohjaya
: Oh tidak bisa, ngapusi mesti?
Pelayan
: sama sekali tidak tuan
( Tohjaya pun langsung marah, dan menghampiri Anusapati dengan membawa
keris ayahnya)
Tohjaya
: Anusapati?
Anusapati
: ada apa saudaraku?
Tohjaya
: Kurang ajar kamu, kamu membunuh ayahku
Anusapati
: Hello..salah siapa, ayahku dulu yang membunuh juga bapakmu!
Pelayan
: Benar itu tuan, Ken Arok lah yang membunuh Tunggul Ametung
Tohjaya
: Ora iso, kamu harus mati ( sambil menusukan keris ke perut
Anusapati)
Pelayan
: Alamak, darahnya banyak...?
(pelayan itu pun dibunuh juga oleh Tohjaya, akhirnya Tohjaya menjadi raja
Singosari, namun Tohjaya pun ikut meninggal dibunuh oleh keturunan dari
Anusapati)
Akhirnya baik Tohjaya maupun Anusapati tidak menjadi raja Singosari.
didesa-desa.
Tunggul Ametung : hmmmm, oleh uga idemu Kebo ijo. becika dakkongkonke kok
kanggo nggolekine.
Kebo ijo pun bergegas kanggo nggoleki panglima perang anyar. nganti nang
mubarang wektu dheweke ketemu karo ken arok.
(haik...haikk.....suwara Ken Arok mlatih perang neng pekarangan.)
Kebo Ijo : nyuwun sewu, sapa jenengmu ?
Ken Arok : Ken Arok, apa sing kok golek dikene? (karo suwara pamasaran)
Kebo Ijo : kula Kebo Ijo, panglima perang kerajan Kadiri, aku pengen kok melu
perang labuh kerajan.
Ken Arok : becika, ning benke aku pitakon marang bojoku.
Kebo Ijo : becika, sakwise kok mbisa izin, cepeta menyang istana, kami mbutuhake
banget pasukan sing akeh.
(Ken Arok pun cepet mulih keomah. sangantine diomah)
Ken Arok : Bu, embok...........
Ken Umang : Eh....suamiku wis mulih (karo nyodorkake sacangkir teh)
Ken Arok : bojoku, aku mbisa tugas saka kerajan kanggo melu perang, boleh ora
demenku?
Ken Umang : abot aku ngucul kowe, aku wedi keilanganmu bojoku, nek kok ora
balik kepriye karo anakmu ?
Tohjaya : iya bapak, kepriye nek bapak ora balik ?
Ken Arok : Tenang, dijamake 100% bapak mesti balik,
( Ken Umang lan Tohjaya mung meneng wae).
(Sementara kuwi neng kerajan kawak)
Kebo Ijo : Baginda, aku wis nemu wong sing prayoga raja
Tunggul ametung : Betulkah kuwi ? sapa dheweke ?
Kebo ijo : Ken Arok, Baginda...
Tunggul Ametung : becika, ning nek dheweke wis nduweni bojo dheweke oleh
nggawane mrene.
Kebo Ijo : becik Ndoro....
(keesokan dinane Kebo Ijo njemput Ken Arok karo keluargane. Setibane dikerajaan
dekne kabeh disambut grapyak saka keluarga kerajan)
( sakwise 7 dina nuli, Ken Arok wis ora sabar meneh kanggo njupuk keris kanggo
mateni Tunggul ametung )
Ken Arok : Nak mengko omongke nang embokmu , bapak pengen nggoleki jamu
Tohjaya : becika, bapak!
( Ken Arok pun njaluk izin marang Tunggul ametung)
Ken Arok : Ndoro, izinkan kula lunga sedhela kanggo nggoleki jamu weteng kula
lara tuan!
Tunggul ametung : becika ning cepeta bali..
( Ken Arok pun cepet lunga sadurung dina tambah bengi)
( Tok...Tok...tok...)
Mpu Gandring : Ken Arok apurakne aku, kerise durung dadi..
Ken Arok : ora, aku wis ora sabar lagi..(sambil ngrebut keris saka tangan Mpu
Gandring)
Mpu Gandring : Ken Arok, kowe aka nuna amarga keris kuwi arep nggawe musibah
keluargamu sajrone 7 mudhunan
( Ken arok pun ora nghiraukake lan teras lunga)
( bengine Ken Arok pun ngencengna rencananya kanggo mateni Tunggul ametung,
wektu Tunggul ametung keturon lelap) ( keesokan dinane, Ken Dedes mbengok
ndeleng bojone berlumuran getih)
Ken Dedes : Bapak......??
Anusapati : ana apa embok? (karo terbelalak ndeleng bapake)
Tohjaya : iya, ana apa Ndoro ?
Ken Dedes : bapakmu dipateni nak...
Anusapati : apa? Ayah.......jangan tinggalake kula bapak
(Tohjaya pun teras bergegas kekamar emboke )
Tohjaya : Ibu....Ndoro Tunggul ametung dipateni embok.....
Ken Umang : apa? Tohjaya kowe mesti ngguyon, iya ta ?
Tohjaya : embok, embok aku ora nggoroh embok
( Ken Umang pun teras bergegas kekamar raja)
Ken Umang : Ndoro Putri...
Ken Dedes : Ken Umang ( karo nangis lan memeluk Ken Umang )
Ken Umang : sing sabar Ndoro putri, kabeh arep becik-becik wae
Ken Dedes : iya Ken Umang
( lagekne disisi liya Ken Arok nyuap sawong pelayan kanggo dadi saksi )
Ken Arok : Hah, arepku bayar sekantong emas karo syarat kok menfitnah kebo ijo
dadi pamateni Tunggul ametung
Pelayan : becik ndoro, ning yen aku ditangkep kepriye Ndoro ?
Ken Arok : yen ora ketangkep,..
( Kebo ijo pun digawa ngadhep Ken Dedes saka Ken Arok lan pelayan kesebut)
Ken Dedes : Benarkah kok mateni bojoku?
Kebo Ijo : tenan Ndoro, aku ora tau mayokake dheweke
Ken Dedes : Betulkah kuwi?
pelayan : bener Ndoro, dheweke sing mayokake dheweke aku ndeleng dhewe
( akhire Kebo Ijo pun dipateni amarga Ken Dedes mercayani pelayan kesebut )
Tohjaya : embok, kasian...kasian...kasian...ya Keboijo
Ken Umang : Hmmm, iya...nak kowe sing sabar ya? (ujar Ken Umang marang
Anusapati)
Anusapati : becik embok, ning Anusapati isih kegebug embok..
Ken Umang : ora apa-apa, nak!
Anusapati : becika embok,..
( bengine Ken Dedes lagi nangis ditepi kali sing hening)
Ken Dedes : bojoku, geneya kok matekne aku mangkene?
(Ken Arok pun menghampiri Ken Dedes)
Ken Arok : Ken Dedes, sing sabar ya! ( Ujar Ken Arok memeluk Ken Dedes)
(ora disengaja Ken Umang, Tohjaya, lan Anusapati mlaku lan ndeleng Ken Arok
meluk Ken Dedes)
Ken Umang : apa bojoku? jebulna bener tembungan Tohjaya babagan awakmu ?
( Ken Arok mung meneng bisu)
Tohjaya : iya bapak ala, bapak nglarani pangrasa embok
Ken Dedes : Ken Umang iki ora kaya sing kok mikirke
Ken Umang : wis ta, bojoku wis jambu ( ujarmu busuk)
Anusapati : embok, aku ora ngira embok nggawe mangkene, kuburan bapak durung
garing bu (karo nangis)
Ken Umang : sabecike, kowe rabi
( akhire Ken Arok lan Ken Dedes rabi)
Ken Arok : izinkan dak jambe kok karo bismilah?
Tohjaya : Anusapati?
Anusapati : ana apa sedulurku?
Tohjaya : kurang wulang kowe, kowe mateni bapakku
Anusapati : Hello..salah sapa, bapakku dhisik sing mateni uga bapakmu!
pelayan : bener kuwi tuan, Ken Arok lah sing mateni Tunggul Ametung
Tohjaya : Ora iso, kowe kudu mati ( karo njojohan keris menyang weteng
Anusapati)
pelayan : Alamak, getihe akeh...?
(pelayan kuwia dipateni uga saka Tohjaya, akhire Tohjaya dadi raja Singosari, ning
Tohjaya pun melu mati dipateni saka turun saka Anusapati)
akhire becik Tohjaya arepa Anusapati ora dadi raja Singosari.