Anda di halaman 1dari 13

KEN AROK DAN KEN DEDES

(Ken Dedes merupakan putri dari Mpu Purwa, seorang pendeta Buddha aliran Mahayana dan
Ayahanda Ken Dedes bernama Mpu Purwanatha, sedangkan Mpu Purwa adalah saudara laki-
lakinya.)

Ken dedes: Selamat pagi pelayanku, hari ini sangat cerah namun hatiku masih sedih dikarenakan
ayahanda sedang berkalana jauh selama beberapa hari

Pelayan 1: Tidak perlu mengkhawatirkan itu, wahai dedes. Kami disini selalu menemani KenDedes
kapanpun yang Dedes mau. (jawab pelayan dengan penuh senyuman tulus)

(KenDedes kembali mengingat disaat ayahanda Purwa mengajak KenDedes untuk makan bersama
sambil membicarakan bahwa Mpu purwa memiliki jadwal untuk berkelana ke gunung kelud
selama 10 hari)

Ken Dedes: Terimakasih telah membangun semangatku kembali, pelayan setiaku. Lagipula aku tidak
selalu sendirian disini karena ada para pelayan yang senantiasa menjagaku.

(Para penduduk desa mengagumi kecantikan KenDedes. Ia bagaikan gadis yang diramal sebagai
ratu yang dapat menggetarkan tanah tanah jawa bernama ramalan Stri Nareswari. Seorang raja
dari Tumapel,Tunggul Ametung pun tertarik dan ingin bertemu dengan sang Dedes
dikediamannya setelah mendengar kabar burung bahwa ada Gadis nan cantik seperti yang ada
pada ramalan.)

Tunggul Ametung: Aku penasaran, kira-kira apakah benar apa yang kabar burung itu sampaikan
mengenai seorang gadis nan cantik bernama Dedes itu. Jika benar, akan aku
jadikan ia sebagai istriku agar aku bisa membuat para Brahmana tunduk kepada
Tumapel dan Kediri dan mereka tak mungkin akan merendahkan Tumapel.

(Esoknya Tunggul Ametung dan pasukannya ingin mencari Ken Dedes didesa sambil bertanya
tanya kepada warga sekitar)

(Dan akhirnya Tunggul Ametung menemukan kediaman KenDedes dari informasi yang diberikan
warga sekitar)

Tunggul Ametung: Jadi disini kediaman Ken Dedes seperti apa yang sudah para warga yang katakan.

(Akhirnya Tunggul Ametung dan pasukannya berada didepan gerbang kediaman Ken Dedes)

Pelayan 1: Astaga, maaf tuan. Apa yang sedang engkau cari dikediaman ini ?

Tunggul Ametung: Aku mencari gadis nan cantik bernama Dedes disini.
Pelayan 1: Baik tuan, Ken Dedes sedang berada dikamarnya. Biar aku panggilkan Ken Dedes, tuan
bisa tunggu disini.

(Para pelayan pun pergi kedepan kamar sang Ken Dedes untuk memberitahukan kehadiran
Tunggul Ametung)

Pelayan 1: (mengetok pintu) Maaf, Ken Dedes. Ada seseorang bernama Tunggul Ametung yang ingin
bertemu dengan anda diluar.

(Ken Dedes membuka pintu kamar)

Ken Dedes: Apa? Tunggul Ametung, untuk apa dia berada dikediaman ku. Padahal aku sama sekali
tida k pernah ada jadwal pertemuan dengan dia.

(Ken Dedes pun mencoba mendatangi Tunggul Ametung dengan diiringi oleh para pelayannya
disisi kiri dan kanan)

Tunggul Ametung: Ya Tuhan, cahaya apa yang sudah dipancarkan didepan pintu masuk kediaman
gadis ini?

(Tunggul Ametung sangat terkejut dengan kedatangan Ken Dedes yang diiringi oleh para
pelayannya. Tunggul Ametung mematung melihat betapa terpesona dan kecantikannya yang
dimiliki Ken Dedes)

Tunggul Ametung: Demi dewa Wisnu, benar benar gadis nan cantik ini sangat membuat hatiku
terpanah. Aku ingin sekali meminangnya langsung agar aku bisa mendapat
kendali penuh di Tumapel dan Kediri.

Ken Dedes: Maaf, ada keinginan apa datang ke kediaman saya tuan?

Tunggul Ametung: Perkenalkan nama saya Tunggul Ametung, Akuwu Tumapel ingin meminang anda
sebagai Permaisuri.

Ken Dedes: Apa? Aku sama sekali belum pernah memikirkan hal pernikahan, kenapa engkau
meminang saya...

Tunggul Ametung: Aku mendapat ramalan Stri Nareswari dari para Brahmana bahwa akan ada
Permaisuri yang akan menggetarkan tanah tanah jawa karena melahirkan Raja Raja besar dari Jawa.

Ken Dedes: Tuan meminangku karena aku diperkirakan ada dalam ramalan para Brahmana, dan
engkau meminangku tanpa menggunakan perasaanmu sendiri!

Tunggul Ametung: Jadi engkau menolak perintah dari sang Akuwu Tumapel? Maafkan aku, tapi
bagaimanapun aku akan meminangmu bagaimanapun caranya.

Pelayan 2: Tuan, ada apa engkau membawa paksa putri Ken Dedes ini?

Tunggul Ametung: Lebih baik kamu diam saja Pelayan. Ini demi masa depan Kerajaan Kediri dan
untuk ramalan para Brahmana. Tenang saja, kehidupan Ken Dedes dikerajaan dijamin layak dan saya
pastikan untuk tidak berbuat jahat kepadanya.

Pekayan 2: Tapi tuan.....

(Tunggul Ametung dan para prajurit pun membawa paksa KenDedes untuk dinikahkan dan
dijadikan Permaisuri Tumapel dan Kediri untuk mendapatkan kekuasaan penuh Tumapel dan para
Brahmana tunduk padanya karena ramalan mereka benar adanya)
(Pada suatu masa ada sebuah kerajaan Kediri yang berada di Jawa timur. Kerajaan itu dipimpin
oleh seorang raja yaitu Tunggul Ametung. Rakyatnya makmur dan tenteram. Hingga pada suatu
saat kerajaan tersebut diserang oleh kerajaan lain.)

Tunggul Ametung: Astaga kita akan diserang oleh kerajaan lain, apa lagi kita kekurangan panglima
perang, bagaimana ini?

Kebo Ijo: Maaf Ndoro, bagaimana jika kita mencari panglima perang lagi didesa-desa.

Tunggul Ametung: hmm, boleh juga idemu Kebo ijo. Baiklah kuperintahkan kau untuk mencarinya.

(Kebo ijo pun bergegas untuk mencari panglima perang baru. Sampai pada suatu saat ia bertemu
dengan ken arok.)

(haik...haikk.....suara Ken Arok berlatih perang di pekarangan.)

Kebo Ijo: Hai kau, siapa namamu ?

Ken Arok: Ken Arok, apa yang kau cari disini? (Dengan suara penasaran)

Kebo Ijo: Aku Kebo Ijo, panglima perang kerajaan Kediri, aku ingin kau ikut perang membela
kerajaan.

Ken Arok: Baiklah, tetapi biarkan aku bertanya kepada istriku terlebih dahulu.

Kebo Ijo: Baiklah, setelah kau mendapat izin, segeralah ke istana, kami sangat membutuhkan
pasukan yang banyak.

(Ken Arok pun segera pulang kerumah. Sesampainya dirumah)

Ken Arok: Istriku, Istriku...........

Ken Umang: Eh....suamiku sudah pulang (sambil menyodorkan secangkir teh)

Ken Arok: Istriku, aku mendapat tugas dari kerajaan untuk ikut berperang, menurutmu apa aku
diizinkan untuk berperang, istriku?

Ken Umang: Berat aku melepasmu, aku takut kehilanganmu suamiku, jika kau tak kembali
bagaimana dengan anakmu?

Tohjaya: iya ayah, bagaimana jika ayah tidak kembali ?

Ken Arok: Tenang saja nak, ayah janji pasti akan kembali dengan selamat.

(Ken Umang dan Tohjaya hanya diam saja).

(Sementara itu di kerajaan Kediri)

Kebo Ijo: Baginda, saya telah menemukan orang yang pantas menjadi panglima.

Tunggul ametung : Betulkah itu ? Siapa dia ?

Kebo ijo: Ken Arok, Baginda...

Tunggul Ametung: Baiklah, tapi jika ia telah memiliki istri ia boleh membawanya kemari.

Kebo Ijo: Baik Ndoro....

(keesokan harinya Kebo Ijo menjemput Ken Arok dengan keluarganya. Setibanya
dikerajaan mereka disambut ramah oleh keluarga kerajaan)

Tunggul Ametung: Selamat datang,di kerajaanku. Aku memang sedang


membutuhkan seorang panglima perang, dan kau tidak perlu
khawatir, Ken Arok. Kebo ijo adalah orang kepercayaanku.
Aku sangat percaya dengan pilihannya. Maka kau ku terima
menjadi panglima perang setiaku.

Ken Arok dan keluarganya: Terimakasih, Ndoro.....

(Pada hari itulah Ken Arok bertemu dengan Ken Dedes untuk pertama kalinya)

Tunggul Ametung: Ken dedes, istriku! Kemarilah.

Ken Arok: Cantik sekali wanita itu.

Kebo ijo: Wahai Ken Arok, ingatlah itu adalah istri dari paduka Tunggul Ametung. Jangan sampai
bebuat macam macam apalagi menggodanya.

Tunggul Ametung: Ken Arok, perkenalkanlah, ini istriku, Ken Dedes. Adinda, perkenalkan, ini Ken
Arok panglima kanda yang baru.

Ken Dedes: Mari ikut bersama saya,.. (Dengan lembut ia mengajak Ken Umang)

Ken Umang: Terima kasih, Ndoro....

( Sedangkan Tohjaya bertemu dengan Anusapati anak Ken Dedes dengan Tunggul Ametung)

( Anusapati menjadi sahabat Tohjaya di kerajaan).

(keesokan harinya perang itu terjadi, kerajaan Kediri pun memenangkan peperangan itu.)

Ken Umang: Suamiku, sekarang kau telah menjadi panglima, semoga kau juga menjadi panglima
dihatiku selamanya.

Ken Arok: Baik, istriku...

Tohjaya: Ayah, aku bangga dengan ayah

Anusapati: Selamat ya tuan.

Ken Arok: terimakasih ndoro.

(pada suatu malam, Ken Arok melihat Ken Dedes diluar sendirian)

Ken Arok: Tuan putri, melamun sendirian saja?

Ken Dedes: Saya tidak bisa tidur.

Ken Arok: Pasti memikirkan aku yang tampan dan gagah ini ya...?

Ken Dedes: Sepertinya tidak, kamu jangan terlalu


percaya diri hahaha.

( Tiba-tiba Tohjaya dan Anusapati datang)


Tohjaya: Ayah? Ayah sedang apa ?

Anusapati: Iya, ibu juga ngapain disini ?

Ken Dedes: Anakku, tadi ibu tidak sengaja bertemu dengan Ken Arok

Tohjaya: Ndoro putri kenapa tidak tidur?

Ken Dedes: Aku tidak bisa tidur, Tohjaya

( Tohjaya pun mulai curiga dengan ayahnya, ia langsung bergegas menghampiri ibunya)

Tohjaya: Ibu...Ibu....Ayah!

Ken Umang: Ada apa dengan ayahmu?

Tohjaya: Ayah main mata ibu, ayah main mata dengan Ken Dedes

Ken Umang: APA?! KEN AROK BERMAIN MATA DENGAN WANITA LAIN....?

(Sedangkan disisi lain Anusapati memberi tahu ayahnya)

Anusapati: Ayah...Ayah...ibu, Ayah...!

Tunggul ametung: Ada apa dengan ibumu ?

Anusapati: Ibu berduaan dengan Ken Arok ayah...!

Tunggul ametung: Tenanglah nak, mungkin ibumu punya kepentingan pribadi terhadap Ken Arok.
Esok hari ayah akan tanyakan kepada ibumu ya (jawab dengan menepuk kepala anusapati)

( Keesokan harinya Ken Umang bertanya dengan Ken Arok )

Ken Umang: Suamiku, benarkah kau kemarin bertemu dengan Ken Dedes?

Tohjaya: Apa yang dikatakan ibu benar, Ayah?

Ken Arok: KAU SUDAH TIDAK PERCAYA DENGANKU? SAMPAI SAMPAI KAMU BERTANYA SEPERTI
ITU?!

Ken Umang: iya, iya aku percaya, tapi tidak perlu kamu marah seperti itu...!!

Ken Arok: Memangnya kenapa kamu bertanya pertanyaan Lancang seperti itu kepada suami mu
sendiri?

Ken Umang: Tidak ada, suamiku....(menundukkan kepalanya dan pergi menjauhi Ken Arok)

( Saat itulah Ken Arok mulai mencintai Ken Dedes)

Ken Arok: Aku ini tampan, gagah, dan mempesona. Seharusnya, aku yang duduk bersama ken dedes
untuk memimpin tumapel ini, BUKAN TUANMU YANG LEMAH LEMBUT ITU. Bahkan mengantar
laporan pemerintah ke kota saja, ia tak mampu, selalu aku yang melakukannya. Dan seharusnya aku
yang menjadi dia...Hmmm sebaiknya dia mati!. YAAAA ITU DIA, SEBAIKNYA TUNGGUL AMETUNG
MATI SAJA HAHAHA...

(Suatu malam Tunggul Ametung bertemu dengan Ken arok, Tunggul ametung

pun menanyakan tentang pertemuannya dengan Ken Dedes)


Tunggul ametung: Ken Arok, aku mendengar kabar kemarin malam bahwa engkau
berbicara kepada Ken Dedes. Apa yang kamu bicarakan?

Ken Arok: Tidak ada yang mulia. Saya memang melihat Ken Dedes dimalam hari,
namun saya tidak berbicara dengan dia sama sekali.

Anusapati: Ia berbohong ayah! Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri bersama
Tohjaya kemarin malam.

Ken Arok: HEY ANAK KECIL, JANGAN MENUDUH YANG TIDAK TIDAK KEPADAKU...

Tunggul Ametung: Sudah cukup. Sekarang aku ingin bertanya kepadamu Ken Arok.
Apa engkau terpukau melihat kecantikan dari Istri saya Ken Dedes?

Ken Arok: Iya tuan, saya cukup terpukau dengan Ken Dedes.

Tunggul Ametung: Apa engkau mencintai Ken Dedes?

Ken Arok: Oh...tidak baginda, nanti kalau istrimu denganku bagaimana denganmu?

Tunggul ametung: Tentu tidak bisa...Akan aku hancurkan dirimu dan menelantarkan keluarga mu
karena terlah mempermalukan keluarga kerajaan Kediri ini...Lain kali jangan mencoba untuk merayu
istri orang lain Ken Arok. Kamu bisa terkena batunya dilain waktu (sedangkan disisi lain, Tohjaya dan
anusapati)

Anusapati: Tohjaya, bagaimana jika suatu saat kita menjadi saudara?

Tohjaya: Kita sudah menjadi saudara kan Anusapati, kenapa kau bertanya lagi?

Anusapati: Aku merasa kita akan menjadi saudara lebih dari ini

Tohjaya: bukannya jika seperti itu akan bagus ya...

(Sedangkan saat Ken Arok diluar kerajaan)

Pelayan 1: Hei, lihatlah! Sedang apa sih, Ken Arok itu?

Pelayan 2: Kau benar, sedang apa ken arok mengamati yang mulia Ken dedes dengan tatapan

Seperti itu? Lihatlah dia sesekali tersenyum memandang yang mulia

Pelayan 1: Kurasa dia sepertinya jatuh cinta kepada yang mulia Ken Dedes.

Pelayan 2: Kau ini bicara apa, sudahlah lagi pula ini bukan urusan kita. Ayo! Lebih baik kita kembali
ke dapur

Ken Arok: (melamun) Ken Dedes, andai saja kau milikku,beruntung sekali Tunggul Ametung
memilikimu. Bisa memandang wajah cantikmu setiap saat. Andai saja aku adalah dirinya.

(suatu hari Ken Arok pergi ke rumah Mpu Gandring)

( Tok..tok...tok.....,ken arok mengetuk pintu )

Ken Arok: ADUUUHH...HEI PERHATIKAN MATAMU SEDIKIT ( Ken Arok kepentok pintu )

Mpu Gandring: Maafkan saya, ken arok,..Saya tidak tahu kamu ada disitu. apa yang
membuat kamu datang kemari?
Ken Arok: Aku membutuhkan sebuah keris.

Mpu Gandring: Owh...baik. Tapi, butuh waktu 7 hari 7 malam

Ken Arok: Baiklah,akan ku tunggu.

Mpu Gandring: Tetapi, keris ini tidak dijual secara gratis...!! Kamu memangnya memiliki apa?

Ken Arok: Sembako, dan satu ekor kambing belang perawan..

Mpu Gandring: Baiklah

( Setelah 7 hari berlalu, Ken Arok sudah tidak sabar lagi untuk mengambil keris dan merencanakan
membunuh Tunggul ametung )

Ken Arok: Anakku nanti katakan pada ibumu, ayah ingin mencari obat

Tohjaya: Baiklah, ayah! ( Ken Arok pun meminta izin kepada Tunggul ametung)

Ken Arok: Ndoro, izinkan saya pergi sebentar untuk mencari obat, perut saya sakit tuan!

Tunggul ametung: Baiklah saya izinkan, tapi segeralah kembali dan berhati hatilah. Musuh ada
dimana saja, kamu harus lebih waspada.

( Ken Arok pun segera pergi sebelum hari semakin gelap)

( Tok...Tok...tok...)

Mpu Gandring: Ken Arok maafkan aku, kerisnya belum jadi..

Ken Arok: TIDAK, AKU TELAH TIDAK SABAR LAGI....

(sambil merebut keris dari tangan Mpu Gandring)

Mpu Gandring: Ken Arok, kamu akan merugi karena keris itu akan membuat musibah keluargamu
selama 7 turunan

( Ken arok pun tidak menghiraukannya dan langsung pergi keruang kerja Tunggul Ametung)

Tunggul Ametung: Ken Arok! Kemarin baru saja Tumapel mendapatkan penghargaan dari
pemerintah kota. Sayangnya, kau tidak mendampingiku kemarin. Padahal penghargaan ini juga
berkat bantuanmu.

Ken Arok: Tidak perlu berlebihan paduka, hamba sangat senang apabila hamba membantu paduka.

Tunggul Ametung: Lain kali lebih baik engkau ikut denganku saat pergi kepemerintah kota.

(Tak lama kemudian.....)

Ken Arok: Paduka! Itu ada serangga besar di punggungmu!

Tunggul Ametung: Oh ya?! Tolong Ken Arok, tolong singkirkan binatang ini.

(Lalu Tunggul Ametung membalikan badanya dan Ken Arok mengeluarkan kerisnya. Lalu spontan
Ken Arok menusuk Tunggul Ametung dengan kejam.)

Tunggul Ametung: Ken Arok... Kenapa engkau menusukkan kerismu kepadaku, dasar pengkhianat.
Padahal aku sudah berbuat baik pada dirimu dan keluargamu.
Ken Arok: Mulai saat ini, kerajaan Kediri resmi menjadi milikku bersama dengan Ken Dedes tercinta.
Tidak ada yang bisa menghalangiku sekarang.

Tunggul Ametung: Jadi selama ini dugaanku benar.... Dasar manusia tidak tahu untung...

Ken Arok: Selamat tinggal Raja yang lemah lembut.

(Ken Arok menusukkan kerisnya lagi dipunggung Tunggul Ametung beberapa kali sehingga
Tunggul Ametung benar benar meninggal disinggahsananya)

( keesokan harinya, Ken Dedes berteriak melihat suaminya berlumuran darah)

Ken Dedes: Bapak......??

Anusapati: Ada apa ibu?

(sambil terbelalak melihat ayahnya)

Tohjaya: iya, ada apa Ndoro ?

Ken Dedes: Ayahmu dibunuh nak...

Anusapati: Apa? Ayah.......jangan tinggalkan saya ayah (Tohjaya pun langsung bergegas
kekamar ibunya )

Tohjaya: Ibu....Ndoro Tunggul ametung dibunuh Ibu.....

Ken Umang: Apa? Tohjaya kamu pasti bercanda, iya kan ?

Tohjaya: Ibu, Ibu aku tidak berbohong Ibu

( Ken Umang pun langsung bergegas kekamar raja)

Ken Umang: Ndoro Putri...

Ken Dedes: Ken Umang ( sambil menangis dan memeluk Ken Umang )

Ken Umang: Yang sabar Ndoro putri, semua akan baik-baik saja

Ken Dedes: Iya Ken Umang

( Sedangkan disisi lain Ken Arok menyuap seorang pelayan untuk menjadi saksi )

Ken Arok: Hai, engkau pelayan tidak berguna, akan ku bayar sekantong emas dengan syarat kau
harus memfitnah kebo ijo sebagai pembunuh Tunggul ametung

Pelayan 2: Baik ndoro, tapi kalau saya ditangkap, bagaimana Ndoro ?

Ken Arok: Ya ampun, masalah itu nanti biar aku yang urus. Kamu harus menuruti perintahku
atau kamu sendiri yang dalam bahaya.

( Kebo ijo pun dibawa menghadap Ken Dedes oleh Ken Arok dan pelayan tersebut)

Ken Dedes: Benarkah kau membunuh suamiku?

Kebo Ijo: Tidak Ndoro, saya tidak pernah melakukannya

Ken Dedes: Betulkah itu?

Pelayan 2: Betul Ndoro, Kebo Ijo lah yang melakukannya saya melihat sendiri
Kebo Ijo: Saya bersumpah bukan saya pelakunya ndoro. Saya telah difitnah oleh Ken
Arok.

Ken Dedes: Jadi kamu masih berusaha untuk mengelak dari perbuatan keji mu terhadap
mendiang paduka Tunggul Ametung?

Kebo Ijo: KEN AROK!! APA MAKSUDNYA INI?! BERANI BERANINYA KAMU MEMFITNAH TEMAN
MU INI....

Ken Arok: CEPAT EKSEKUSI DIA KEN DEDES!

( akhirnya Kebo Ijo pun dibunuh karena Ken Dedes mempercayai pelayan tersebut )

Tohjaya: Ibu, kasian...kasian...kasian...ya Keboijo

Ken Umang: Hmmm,Betul...betul...betul...nak kamu yang sabar ya? (ujar Ken Umang kepada
Anusapati)

Anusapati: Baik ibu, tapi Anusapati masih terpukul ibu..

Ken Umang: Semuanya akan baik baik saja, nak!

Anusapati: Baiklah ibu,..

( malamnya Ken Dedes sedang menangis ditepi sungai yang hening)

Ken Dedes: suamiku Tunggul Ametung, mengapa kau meninggalkanku seperti ini? (Ken Arok pun
menghampiri Ken Dedes)

Ken Arok: Ken Dedes, yang sabar ya! ( Ujar Ken Arok memeluk Ken Dedes)

(Tak disengaja Ken Umang, Tohjaya, dan Anusapati berjalan dan melihat Ken Arok memeluk Ken
Dedes)

Ken Umang: Ya Tuhan, suamiku? Ternyata benar perkataan Tohjaya tentang dirimu? ( Ken Arok
hanya terdiam bisu)

Tohjaya: Iya ayah jahat, ayah menyakiti perasaan ibu

Ken Dedes: Ken Umang ini tidak seperti yang kau fikirkan

Ken Umang: Sudahlah, suamiku sudah mengkhianati janji sakral sebagai seorang suami.

Anusapati: Ibu, aku tidak menyangka ibu berbuat seperti ini, kuburan ayah belum kering bu
(sambil menangis)

Ken Umang: Sebaiknya, kalian menikah. Maaf Ken Arok, mulai sekarang rasa kepercayaan ku
terhadapmu mulai memudar layaknya debu yang tersapu angin.

( Akhirnya Ken Arok dan Ken Dedes menikah)

Ken Arok: Izinkan aku untuk meminangmu, Ken Dedes?

Ken Dedes: Aku sangat senang kamu meminangku, tapi hatiku masih berduka terhadap mendiang
Tunggul Ametung. Mendiang adalah pria yang bijaksana, setia terhadap kerajaan dan mempunyai
hati yang tulus, aku masih belum bisa melupakan kebaikan Tunggul Ametung dihatiku. Dan juga,
bukannya kamu masih memiliki hubungan dengan istri pertama mu ?
Ken Arok: sudahlah, jangan terlalu larut dalam kesedihanmu. Kerajaanmu pasti membutuhkan
seorang raja bukan? Lagipula, engkau adalah putri kerajaan yang sangat cantik dimataku. Aku ingin
terus bersamamu selamanya. Lupakanlah mendiang Tunggul Ametung, kita buat kehidupan yang
baru dikerajaan ini. Aku mencintai kalian berdua, aku mencintai istriku, begitupun dengan engkau
Ken Dedes.

Ken Dedes: Aku sangat bersyukur, suatu hal yang berhaga untukku. Tapi aku membutuhkan waktu
untuk melupakan Tunggul Ametung, apa kamu mau menunggunya?

Ken Arok: Bahkan jika aku harus menunggu selama 1000 tahun, aku siap meunggumu Ken Dedes.

(Setelah kepergian Tunggul Ametung, Ken Arok mencari kesempatan untuk selalu merayu Ken
Dedes hingga pada akhirnya Ken Dedes luluh kepada Ken Arok dan mulai melupakan masa lalunya
bersama Tunggul Ametung)

(Beberapa hari kemudian, Ken Arok dan Ken Dedes menikah yang dihadiri oleh penghulu dan
keluarga Ken Umang)

Ken Arok: saya terima nikahnya Ken Dedes dengan mahar tersebut! ( ken Umang menahan
tangisannya )

Tohjaya: Ibu yang sabar ya....

Ken Umang: Iya nak.....mungkin ini yang terbaik untuk kita.

Anusapati: Ibu Tohjaya, maafkan ibu saya, karena telah membuat hati ibu sangat terluka.

( Semua telah terkubur bahagia, namun lambat laun Anusapati mendengar kabar apabila Ken Arok
telah membunuh ayahnya)

Anusapati: Apa benar Ken Arok membunuh ayahku, tapi atas dasar apa?

( Anusapati pun mencari informasi tentang hal tersebut, dan ternyata Ken Aroklah yang
membunuh ayah Anusapati )

( Tohjaya yang tidak mengetahui apapun masih bersikap manis dengan Anusapati)

Tohjaya: Saudaraku ada apa dengan dirimu? Kau terlihat resah dan gelisah

Anusapati: Tidak apa-apa ( jawab Anusapati dingin sambil berlalu meninggalkan Tohjaya)

Tohjaya: Ada apa dengan Anusapati? Sepertinya ada tekanan yang ada didalam hatimu...

( Anusapati pun meluruskan rencana jahatnya, Anusapati ingin membunuh Ken Arok dengan keris
yang digunakan Ken Arok untuk membunuh Tunggul ametung)

Anusapati: Ken Arok harus mati! Aku mau membunuhnya dengan tanganku sendiri.

Pelayan 2: Iya tuan, ini untuk sarapan KenArok.

Anusapati: Berikan padaku, biar aku yang akan mengantarkannya. Engkau bisa pergi sekarang.

(Saat Anusapati berjalan membawa sajian sarapan untuk KenArok, Ia memasukkan obat tidur
kedalamnya)
Anusapati: Hahaha....rasakanlah ini, nyawamu sebentar lagi akan hilang dari kerajaan ini. Saat
engkau sudah tertidur dengan ramuan obat tidur ini, aku akan langsung menghabisimu disaat itu
juga, tunggulah saatnya KenArok. Dendam ini untuk sang ayah Tunggul Ametung.

(Setelah Anusapati memasukkan ramuan obat tidur dalam makanan KenArok, Anusapati
memanggil dan menyuruh pelayan lain untuk memberikan sajian sarapan itu kedalam kamar
KenArok)

Anusapati: Pelayan, kemarilah. (memanggil sambil melambaikan tangannya)

Pelayan 1: Baik tuan. Ada apa engkau memanggil saya?

Anusapati: Bawa sajian sarapan ini kedalam kamar KenArok sebelum ia akan marah karena
kelaparan.

Pelayan 1: Baik tuan.

Ken Arok: LAMBAT SEKALI KAMU HANYA UNTUK MEMBAWA SAJIAN SARAPAN KEPADAKU!

Pelayan 1: Maaf tuan. Ini makanannya tuan, maaf atas keterlambatan saya tuan.

Ken Arok: Letakkan makanan itu dimeja, dan pergilah cepat!

Pelayan 1: Baik tuan.

(Pelayan itu lalu meletakkan sajian sarapan KenArok dimeja dan pergi meninggalkan KenArok)

Ken Arok: Bagaimana bisa pelayan kerajaan tidak memiliki etos kerja yang tinggi terhadap tuannya.
Benar benar tidak berguna. (Bergumam sambil memakan sajian makanan tersebut)

Anusapati: Bagaimana pelayan? Apa engkau sudah memberikan sajian makanan itu kepada
KenArok?

Pelayan 1: Sudah tuan, maaf tapi saya harus melanjutkan pekerjaan saya didapur. (meninggalkan
anusapati dengan sedikit lari)

Anusapati: Hanya tinggal menunggu beberapa waktu lagi agar aku bisa menghabisi KenArok yang
kejam dikerajaan ini.

(Saat hari mulai menunjukkan waktu siang)

Anusapati: Sepertinya obat itu sudah bekerja, aku sudah menunggunya dalam 2 jam. (Menghampiri
kamar KenArok sambil membawa keris dibelakangnya)

(tok...tok.....tok) (Membuka pintu kamar Ken Arok)

Anusapati: Permisi tuan, ada yang ingin saya bicarakan.....

(Anusapati terkejut Ken Arok sudah tertidur saat ia masih memegang makanan ditangannya)

Anusapati: Aku tidak menyangka Ken Arok sudah tertidur secepat ini. Aku harus segera melakukan
balas dendam ini sekarang juga.

(Anusapati menusuk punggung belakang KenArok dengan kejam menggunakan keris yang ia
simpan dibelakang sakunya. Setelah Ken Arok terbunuh, Anusapati bergegas pergi)

Anusapati: Aku harus segera pergi dari sini sebelum ada yang mencurigai dan mengetahui hal ini.
(Keesokan harinya Ken Dedes terkejut melihat Ken Arok berlumuran darah)

Ken Dedes: Tolong...tolong...

Ken Umang: Ada apa? Suamiku..? apa yang terjadi dengannya Ken Dedes?

Ken Dedes: ia dibunuh, Ken Umang ( ujar Ken Dedes sambil menangis)

Tohjaya: Ayah, ada apa dengan ayah?!

Anusapati: Tohjaya, yang sabar saudaraku ( sambil mengelus punggung Tohjaya)

( Tohjaya pun tidak pernah berfikir Anusapati yang membunuh ayahnya, sampai pada suatu saat
ada seorang pelayan yang memberi tahu Tohjaya tentang kematian ayahnya)

Pelayan 1: Tuan, saya ingin menyampaikan sesuatu

Tohjaya: Apa itu?

Pelayan 1: Raden Anusapati yang membunuh ayahanda, tuan

Tohjaya: Tidak mungkin, Anusapati tidak mungkin seperti itu. Kenapa kamu
menuduh bahwa Anusapatilah yang membunuh Ayah saya?

Pelayan 2: Kami menemukan keris milk Anusapati didekat meja makan terakhir Ken Arok saat
makan, tuan.

( Tohjaya pun langsung marah, dan menghampiri Anusapati dengan membawa keris ayahnya)

Tohjaya: Anusapati!

Anusapati: ada apa saudaraku?

Tohjaya: Kurang ajar kamu, kamu membunuh ayahku!

Anusapati: Hahaha, maaf...memangnya ini salah siapa? ayahku dulu yang dibunuh oleh bapakmu!

Pelayan 1: Benar itu tuan, Ken Arok lah yang membunuh Tunggul Ametung

Tohjaya: APA?! Lancang sekali kamu, kamu harus mati! ( sambil menusukan keris ke perut Pelayan 2)

Pelayan 2: Astaga, tuan... (pelayan ditusuk keris oleh Tohjaya)

(pelayan itu dibunuh oleh Tohjaya, akhirnya Tohjaya menjadi raja Singosari)

( naik tahta menjadi raja menggantikan ken arok , namun Anusapati terlihat tidak setuju)

Toh jaya: Dengar anusapati kau tidak pantas menjadi raja , akulah yang lebih pantas , sebab aku anak
kandung dari raja ken arok

Anusapati: Tidak , kau tidak pantas memimpin singosari ini . ayahmu pun tidak pantas sebab dia
yang telah merebut singgasana ini dari mendiang ayahku Tunggul Ametung.

Suatu hari kerajaan mengadakan perlombaan adu ayam , karena anusapati menyukainya

Toh Jaya: Pelayan , aku tau kau sakit hati dengan anusapati karena dia telah menghianati kerajaan
tumapel dan membunuh teman pelayanmu sendiri.

Pelayan 1: Benar , aku memang sakit hati olehnya dan aku sangat benci padanya
Toh Jaya: Maka itu aku ingin mengajakmu bekerja sama untuk menghancurkannya.

Pelayan 1: Caranya ?

Toh Jaya: (Membisikan rencana untuk menghabisi anusapati)

Anusapatipun sedang asik menonton perlombaan adu ayam yang di selenggarakannya. Kemudian
Pelayan menghampirinya

Pelayan 1: Anusapati , tolong aku , aku sangat butuh bantuanmu.

Anusapati: Tunggu sebentar, acara adu ayam ini sedang seru-serunya.

Pelayan 1: Aku mohon bantulah aku kali ini saja , aku berjanji aku tidak akan menggangumu lagi

Anusapati: Kau butuh bantuan apa ?

Pelayan 1: Mari ikut denganku

Anusapati: Baiklah, aku akan membantumu sebisa mungkin

Akhirnya pelayan itu berhasil mengarahkan anusapati ke tempat yang sudah ia dan Toh jaya
rencanakan , saat anusapati lengah , Toh jaya langsung menusuknya hingga meninggal. Toh jaya
pun melanjutkan tahtanya sebagai raja tanpa ada gangguan dari siapapun, Namun tak
berlangsung lama sebab banyaknya mendapat protes dari warga dan elit istana. Akhirnya kursi
kepemimpinan pun diduduki oleh Wisnu Wardana Raja Ranggawuni.

Anda mungkin juga menyukai