Anda di halaman 1dari 8

Kriteria Pidana (KUHP) Yes No

Pelanggaran wajib simpan rahasia kedokteran (pasal 322) ✓

Euthanasia (pasal 344) ✓

Melakukan pengguguran atau abortus provocatus (pasal 346- ✓


349)
Penganiayaan (pasal 351). ✓

Kealpaan sehingga mengakibatkan kematian atau luka-luka ✓


berat pada diri orang lain (pasal 359 hingga 361)

Penyerangan seksual (pasal 284 – 294) ✓

Penipuan terhadap penderita atau pasien (pasal 378) ✓

Pembuatan surat keterangan palsu (pasal 263 dan 267 KUHP) ✓

Kesengajaan membiarkan penderita tidak tertolong (pasal 349 ✓


KUHP)
Tidak memberikan pertolongan pada orang yang berada dalam ✓
bahaya maut (pasal 267 KUHP)

Pelanggaran kesopanan (pasal 290 ayat 1, pasal 294 ayat 1, ✓


pasal 285 dan 286 KUHP);

Memberikan atau menjual obat palsu (pasal 386 KUHP). ✓

Kriteria Perdata Yes No


1365 KUHPer: penimbul ganti rugi atas diri orang lain ⇢ ✓
pelakunya harus membayar ganti rugi.
1366 KUHPer: selain kesengajaan ⇢ juga akibat kelalaian atau ✓
kurang berhati-hatinya.
1367 KUHPer: majikan ikut tanggungjawab atas perbuatan ✓
orang dibawah pengawasannya.
1338 KUHPer : wanprestasi ⇢ ganti rugi ✓

58 (1) UU kesehatan No 36/09 : ganti rugi salah/lalai ✓

66 UU praktik kedokteran no 29/04: ganti rugi ✓

Doktrin perbuatan melawan hukum ⇢ tindakan tanpa informed ✓


consent, salah orang / salah organ, product liability

Doktrin perbuatan melawan hukum : tanpa/<<< informed ✓


consent
Doktrin perbuatan melawan hukum : tidak patut / teliti/ hati2 ✓

Doktrin perbuatan melawan hukum : learner intermediary ✓


(tidak membaca/menyimpangi insert obat/alkes dari produsen)

Hukum administrasi/disiplin medik Yes No

Sertifikat kompetensi spesialis ✓


Surat tanda registrasi spes) – KKI STR – kompetensi spesialis ✓
anak
Surat ijin praktik =< 3 tp – PTSP, Dinkes ✓

Surat tugas dinkes (> 3 TP) ✓

Surat rekomendasi IDI ✓

Surat kewenangan klinis Dir RS/klinik ✓

Kedaluwarsa-an / tidak berlaku lagi (semua) ✓

Standar pelayanan medik/ spo – Dir RS ✓

Standar asuhan keperawatan – Dir RS ✓

Panduan praktik klinis – Dir RS (Turunan dari PNPK – ✓


Menkes)
Standar perilaku RS – Dir RS ✓

Standar lain: Yes No

Surat eligibilitas peserta JKN ✓

Kriteria kelengkapan >< malpraktek (D1-Duty) ✓

Pembelaan: buktikan satu unsur kelalaian (D1,2,3,4) tidak Yes No


ada
Alasan pembenar: dapat diterima ✓

Risiko medik : unforeseeability ✓


Risiko medik (minimal, tidak parah) : laik bayang, tak ✓
terhindarkan, terperhitungkan, terkendalikan
Risiko tak terhindarkan, satu-satunya jalan ✓

Perjalanan penyakit/komplikasi : tak mungkin dicegah / ✓


dihindarkan
Alasan pemaaf: tekanan situasi-kondisi darurat/life saving ✓

Limited resources, nilai manfaat tak tergantikan ✓

Kontribusi pasien ✓

Kelemahan : sesuatu laik cegah Yes No

Kekeliruan medik ✓

Pengobatan substandar ✓

Monitoring tidak/kurang memadai ✓


Kurang waspada : rutinitas - KTD yang "langka"
Penilaian kurang/tidak memadai ✓

Pengobatan/diagnostik yg perlu, tidak dilakukan ✓

Komunikasi jelek ✓

Sistem keselamatan pasien dilanggar ✓

Gangguan pada lingkungan kerja ✓

Kelemahan : sesuatu tak dapat dicegah Yes No


Kurangnya pendokumentasian (rekam medik) ✓
Tak adanya pendokumentasian rekam medik ✓

Perawatan / asuhan medis yang sulit (kompleks) ✓

Kondisi pasien yang sulit (kompleks) ✓

Hukum internal rumah sakit Yes No


Peraturan RS : statuta RS ✓
Tanggungjawab PPDS : sesuai dasar kompetensi & kewenangan - Yes No
tanggung renteng dgn DPJP /dosen klinik & RS
Pengayaan : PPDS tidak kompeten, DPJP sepenuhnya ✓

Magang : sebatas kompetensinya, DPJP : "sisa" semua kompetensi di luar ✓


kompetensi PPDS
Mandiri : setara kompetensinya dengan DPJP, kecuali dinyatakan ✓

sebaliknya, hanya di RS pendidikan (utama, afiliasi, satelit) –


kewenangan belum ada
Daftar jaga , sertifikat kompetensi & surat tugas dari KPS atas nama dekan ✓
FK
Kewenangan klinis dari direksi RS ✓

Surat keterangan tertentu dari komkordik ✓

Pedoman lain-lain Yes No


Dokumen konsensus internal mutakhir: ✓

Panduan monitoring data diagnosis & terapi ✓

Panduan diagnosis & terapi pasien risiko tinggi ✓

Dokumen konsensus lintas spesialis ✓

Kode disiplin, kode etik IDI, fatwa etik ✓

Pedoman perilaku RS (code of conduct) ✓

Keputusan PN/PT/MA/MK ✓

Keputusan MKDKI, MKEK, DPK, dll ✓

Pedoman analisis : dini Yes No


Identifikasi insight/potensi keluhan inti / pokok pengaduan ✓
Insight hasil penyelidikan ketua IDI/Spesialis ✓
Kategori motivasi aduan/gugatan pasien ✓
Upaya pembelaan anggota – IDI ✓
Celetukan beracun TS lain ✓
Kelalaian nyata (gross negligence) : tertinggalnya benda asing ✓
(doktrin res ipsa loquituur), salah potong/operasi

Fakta medikolegal substansial: ✓


Faktor pengalih patofisiologi/risiko medik

Pedoman analisis : administratif Yes No


Status administratif teradu (izin praktik, anggota IDAI, validitas ✓
kewenangan klinik)
Status kerja di RS : kontrak, parowaktu, purnawaktu dll ✓
Masuk kategori dokter bermasalah? ✓

Adakah fenomena the slippery slope ? = disotonomi dokter ✓

Validitas asuransi profesi ✓

Dukungan/rapport dengann peer group ✓

Hubungan dokter - pasien : Yes No


Ada kontrak terapeutik ✓

Status & hubungan hukum : pasien pribadi/kontrol/rujukan ✓


bersama, alih rawat

Dokter pengganti: setara/tidak setara ✓


Biaya + syarat peserta asuransi ✓
Proxy + spouse consent ? ✓
Analisis kasus : hambatan/gangguan proses medik (diagnosis, Yes No
prognosis, terapi)
Pasien non-otonom : anak/uzur, ✓

Pasien tak mampu; ✓

Adakah iatrogenik atau risiko ✓


Adakah andil kesalahan pasien/keluarganya ? ✓
Miskomunikasi/tidak puas karena rusak harapan ✓

Dilema etik / konflik etikolegal persisten ✓


Evaluasi check point pengelolaan ✓
Evaluasi on going “did it causality” ✓

Kategori umum kasus Yes No

“putih”/ “abu-abu” / “hitam” ✓


Penyingkiran masalah litigious legal procedures ⇢ BHP2A, ✓
asuransi
profesi ✓
Pengedepanan pembelaan terbatas ✓
Rencana pendisiplinan ✓
Koordinasi dengan Dewan Kehormatan Dokter Spesialis, ✓
MKEK/MDTK, dll
Saksi ahli "pencerah" (pemahaman) ✓

Anda mungkin juga menyukai