Anda di halaman 1dari 26

yang ANALISIS MANAJEMEN PESANTREN MODERN

A. Sejarah, Visi Misi, Struktur, Tupoksi, kelembagaan

Kelompok 1

a. Visi Misi

● Visi

“Melahirkan generasi muda-mudi pembawa ilmu agama yang


berakhlaq.”

● Misi
- Mewujudkan Peserta Didik Memiliki Pondasi
Keimanan Yang Teguh Dan Berbudi Pekerti Luhur.
- Mewujudkan Peserta Didik Yang Cerdas Dan Terampil
Sebagai Bekal Guna Menunjang Jati Dirinya.
- Menjunjung Tinggi, Mengamalkan Dan Memberikan
Ketauladanan Yang Baik Di Tengah Kehidupan
Masyarakat, Bangsa Dan Negara.
- Memberikan Pendidikan dan pembelajaran dengan
metode dan hasil yang terbaik.

b. Struktur

Sampai saat ini kami belum menerima penjelasan struktur


organisasi Pondok Pesantren As-Safir secara jelas.

c. Tupoksi

d. …(Silahkan Diisi)

Kelompok 2

a. Visi Misi

Visi: pondok pesantren Al-Basyariyah yaitu terwujudnya generasi muttaqin,


muttafaqih fiddin, berbudi luhur, ikhlas beramal, berpengetahuan luas,
berbadan sehat, rajin, terampil, dan berjiwa juang.

misi: -

b. Struktur

pimpinan umum : Buya Drs. saeful Azhar

wakil pimpinan : H. Zen Anwar Saeful Basyari, S.pd.I


Mudir/ Mudiroh : (Kepala Sekolah)

Koordinator : pengasuh

Majelis guru/ pengasuh (MP3)

OSPA (Organisasi Santri) & KOPRAM (Kepramukaan)

Mudabbirul Ghurfah Wal Manthiqoh (Pengurus Asrama)

Santri Pondok Pesantren Al Basyariah

c. Tupoksi : (belum dapat)

d. Motto:

Pondok Pesantren Al-Basyariyah merupakan pondok yang terbuka untuk


siapa saja yang ingin mengenyam pendidikan. Oleh sebab itu, semua yang
ada di Pondok Pesantren harus menjadi baik.

Kekuatan:

1. struktur organisasinya tidak terikat dengan keluarga

2. Pondok pesantren al-basyariah, memiliki struktur yang sistematis

Kelemahan:

1. Jumlah pengurus yang kurang memadai

Rekomendasi: mengadakan rekrutmen yang sesuai dengan kebutuhan

Kelompok 3

a. Visi Misi

● Visi

Terciptanya lembaga pendidikan yang membina dan mencetak kader


kader Ahlussunah Wal Jama’ah yang mampu menyeimbangkan antara
fikir dan dzikir, antara iptek dan imtek ditengah tengah masyarakat.

● Misi

1. Mencetak kader kader Ahlussunnah Wal Jama’ah yang mempunyai


wawasan

berbagai disiplin ilmu

2. Menjaga serta menjungjung tinggi nilai-nila Ahlussunah Wal


Jama’ah serta memberikan keteladanan dengan budi pekerti yang luhur
3. Mencetak kader yang mampu melaksanakan dan tanggung jawab
menegakan amar maruf nahi munkar

4. Mengamalkan keilmuannya di tengah-tengah masyarakat secara luas

5. Membentuk manusia seutuhnya yang berguna bagi agama , nusa dan


bangsa

b. Struktur

1. Sesepuh pondok pesantren


2. Ketua yayasan
3. Pengasuh
4. Ketua departemen

c. Tupoksi

● Departemen kepesantrenan (sie. komunikasi dan informasi, sie.


kesehatan, sie kesantrian)
● Departemen pendidikan (menyusun kurikulum pesantren, menyusun
jadwal mengaji santri, membuat jadwal keseharian santri)
● Departemen sarana dan prasarana (bertanggung jawab untuk
pembangunan pondok pesantren)
● Departemen ekonomi dan kesejahteraan umum (bertanggung jawab
untuk mengoperasikan laundry, koperasi, kantin)

d. Kelembagaan

Hingga kini Pesantren Baitul Arqom Al Islamisudah memiliki


Lembaga-lembaga pendidikan diantaranya:

1. PAUD DAN TK PEMBINA BAITUL ARQOM

2. MI ( MADRASAH IBTIDAIYYAH ) AKREDITASI A

3. MTS ( MADRASAH TSANAWIYYAH ) AKREDITASI B+

4. MA ( MADRASAH ALIYAH ) AKREDITASI A

5. STAI ( SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ) TERAKREDITASI

6. LPK ( LEMBAGA PENDIDIKAN KOMPUTER )

7. LBA ( LEMBAGA BAHASA ARAB )

8. KBIH ( KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI )

9. JAM’IYYATUL QURO’ WAL HUFADH ( MADRASAH QIRO’AT


DAN TAHFIDHUL QUR’AN )

10. TAKHOSSUS DINIYYAH (MADRASAH SALAFIYYAH


SYAFI’IYYAH PENDALAMAN KITAB KUNING )
11. LEMBAGA IKATAN ALUMNI, DLL

Kelompok 4

a. Visi Misi

Visi

Membentuk Generasi MAJU; Mandiri, Agamis, Juara, dan Unggul

Misi

1. Menyelenggarakan pendidikan umum dan agama yang


mengedepankan peningkatan kualitas pendidik dan peserta didik dalam
bidang IPTEK dan IMTAQ.
2. Mewujudkan karakter religius, disiplin, jujur, bertanggung jawab,
santun, peduli dan terampil melalui pembiasaan ubudiyah dan
muamalah;
3. Mengembangkan dan mengamalkan nilai-nilai akhlakul karimah yang
sesuai dengan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
4. Membina dan mengembangkan potensi siswa sehingga mampu
terampil dan kreatif dalam menghadapi tuntutan zaman, inovatif dan
mandiri dalam bidang sosial keagamaan, budaya, berbangsa dan
bernegara.
5. Meningkatkan kebiasaan berperilaku disiplin dan bertanggung jawab
dalam kehidupan bermasyarakat baik dalam lingkungan keluarga,
madrasah, maupun masyarakat.
6. Meningkatkan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan
untuk dapat memberikan layanan yang optimal dalam kegiatan
pembelajaran dan pelayanan administrasi yang prima.
7. Mewujudkan lingkungan madrasah yang bersih, sehat, indah, asri,
rindang, tertib, aman, nyaman, dan tenang.

b. Struktur
c. Tupoksi

a. Bendahara
1) Menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Pesantren ( RAPBP).
2) Mengajukan pengesahan RAPBP kepada yayasan.
3) Membuat tata aturan pengelolaan keuangan pesantren.
4) Mengatur keluar masuknya keuangan pesantren.
5) Bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan.
6) Membukukan keuangan secara tertib, accuntable, dan
disertai dengan bukti transaksi.
7) Menggali dana dari sumber yang sah, halal dan tidak
mengikat
b. Pengasuh Santri

Tugas pengasuhan santri bersifat menyeluruh dan


komprehensif. Tanggungjawab bagian ini tidak hanya terkait
dengan urusan santri diluar jam sekolah, namun juga dituntut
untuk dapat mengkonsolidasi antar staf dan pembimbing
(musyrif). Selain itu, mereka juga bertanggungjawab atas
seluruh fasilitas penunjang aktifitas harian seluruh penghuni
pondok.

c. Pimpinan yayasan
1) Melindungi dan bertanggung jawab atas semua bagian
dan kegiatan Pesantren.
2) Mendesain pendidikan, pembelajaran dan kepengasuhan
di pesantren.
3) Mendidik dan mengasuh warga pesantren serta
menciptakan kehidupan pesantren yang kondusif
4) Menjalin hubungan yang dinamis dengan stakeholders
pesantren.
5) Mensupervisi, memonitoring dan mengevaluasi kinerja
semua kegiatan.
6) Memberi SK terhadap bagian-bagian penanggung jawab
kegiatan pesantren.
d. Bidang humas
1) Bertanggung jawab atas keamanan dan ketertiban santri
serta aset pesantren.
2) Bertanggung jawab atas perizinan santri bersama
dengan bagian terkait.
3) Mencegah serta menyelesaikan tindakan-tindakan santri
yang menyalahi peraturan. d) Menerapkan tata tertib
pesantren.
4) Menta’dib dan memberi sangsi kepada santri yang
melanggar.
5) Bekerjasama dan berkoordinasi dengan lembaga MTs
-MA serta bagianbagian lain.
6) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan keamanan dan
ketertiban.

d. Pola Kepemimpinan yang Diterapkan Oleh Pimpinan Pondok

Pola kepemimpinam yang di terapkan oleh pimpinan Pondok Pesantren


Daarul Qolam adalah pola kepemimpinan Demokratis dan pola
Kepemimpinan Karismatik. Dalam sistem demokrasi, pimpinan pesantren
memimpin dalam proses pengambilan keputusan demokratis. Mereka
memfasilitasi proses tersebut dan memberikan arahan kepada para
pengurus dan santri dalam menentukan kebijakan. Selain itu, dalam pola
kepemimpinan karismatik, kiai adalah figur utama yang memimpin dan
mengelola pesantren, Sebagai pemimpin karismatik, kiai dipilih, diakui,
dihormati, disegani, ditaati, dan dicintai oleh santri, komunitas pesantren,
dan masyarakat secara umum.

● Kekuatan
○ Memiliki jenjang pendidikan formal RA, MI, MTs dan MAN
○ Program pondok pesantren yang terintegrasi dengan sekolah
RA,MI,MTs,dan MAN
○ Memiliki program unggulan Tamyiz dan Tahfidz
○ Memiliki program pengembangan kreatifitas dan potensi santri
melalui kegiatan “Tamrinan”
○ Memanfaatkan sosial media Facebook, Instagram, dan Youtube
untuk proses pembelajaran dan syi’ar.
● Kelemahan
○ Kelengkapan infrastruktur yang baik
○ Memiliki sosial media yang kurang aktif untuk digunakan
dalam promosi pesantren dan penerimaan santri baru
● Rekomendasi/Solusi
○ Manajemen infrastruktur yang lebih baik sehingga menarik
minat santri.
○ Memanfaatkan platform sosial media untuk promosi pondok
pesantren.
Kelompok 5

a. Visi Misi

VISI

Mencetak kader Hafidzh-hafidzhoh, Qori-qori`ah, Da’i-da’iah yang


memiliki keterampilan berbahasa Arab, Inggris dan Perancis yang
berakhlak mulia.

MISI

● Mendidik para santri agar memiliki wawasan al-Qur`an yang


luas.
● Membiasakan perilaku islami dalam kehidupan sehari-hari
● Melatih membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar
● Melatih menghafal Al-Qur`an dengan baik
● Mengajarkan ilmu-ilmu keterampilan (pertanian,peternakan
dan prikanan dsb.)
● Melatih dan membiasakan berbahasa Arab, Inggris dan
Perancis.

b. Struktur
c. Tupoksi

d. …(Silahkan Diisi)

Kelompok 6

a. Visi Misi

Visi

Unggul dalam menyiapkan kader ulama yang beriman & berilmu


dalam bingkai akhlak mulia, wawasan komprehensif dan penguasaan
dua bahasa

Misi

1. Misi Komprehensivitas: penanaman nilai islam yang


komprehensif dan praktis melalui pembiasaan yang terarah dan
terbimbing
2. Misi kemandirian: pendidikan semangat kemandirian,
kebersamaan dan keunggulan secara intensif
3. Misi Integrasi: Pendidikan yang Sistemik, sistematik, rasional,
dan berkelanjutan dengan integrasi amal dan ilmu keislaman,
iptek, serta bahasa.

b. Struktur

Kelebihan: Seluruh program dan kegiatan Pesantren dibawah naungan


Pimpinan cabang yayasan.
Kekurangan: Tidak ada Tempat untuk wali santri/orang tua santri untuk
turut andil dalam membantu kegiatan pesantren

Rekomendasi: Wali santri/orang tua santri diberikan tempat untuk bisa


turut andil dalam membantu kegiatan pesantren.

c. Tupoksi

Pimpinan Wilayah: Penataan manajemen dan jaringan organisasi agar mampu


dan efektif untuk menjadi gerekan Islam yang maju, profesional, dan modern,
serta untuk meletakkan landasan yang kokoh bagi peningkatan tata kelola
persyarikatan dan amal usaha.

Mudir Pimpinan Pesantren dan Wakil Mudir:


1. Bertanggungjawab terhadap semua kegiatan Ponpes,
2. mendesain pendidikan, pembelajaran dan kepengasuhan di pesantren
dan setiap bulannya melaporkan kegiatan Ponpes seperti pembelajaran
dan sarpras.
3. Mendidik dan mengasuh warga pesantren serta menciptakan kehidupan
pesantren yang kondusif Melaksanakan musyawaroh bersama Dewan
Penasehat dan Pengurus Pondok, serta menyampaikan laporan hasil
musyawaroh Pondok.
4. Menjalin hubungan yang dinamis dengan stakeholders pesantren.
Menyupervisi, memonitoring dan mengevaluasi kinerja semua
kegiatan.

Komite/Pleno:
1. Mengkoordinasikan
2. mengendalikan
3. melakukan pengawasan pelaksanaan tugas baik pengurus harian
maupun pengurus bidang agar tercapai kinerja organisasi yang
maksimal.

Kepala Madrasah dan Wakil Kepala Madrasah:


1. Menyusun Perencanaan
2. Mengorganisasi Kegiatan
3. Mengarahkan/Mengendalikan Kegiatan
4. Mengkoordinasikan Kegiatan
5. Melaksanakan Pengawasan
6. Menentukan Kebijaksanaan
7. Mengadakan Rapat Mengambil Keputusan
8. Mengatur Proses Belajar Mengajar
9. Mengatur administrasi Katatausahaan, Kesiswaan, Ketenagaan, Sarana
prasarana, Keuangan.

Bidang Tata Usaha:

1. Melaksanakan dan bertanggung jawab tentang kelancaran pelaksanaan


tugas Kelola Usahaan
2. Melaksanakan pengawasan dan membimbing tugas terhadap
Pegawai/Personil

3. Menyusun Program Kerja Tahunan

4. Melaksanakan pelaporan kegiatan tugas meliputi laporan bulanan,


triwulan, semester dan tahunan.

5. Melaksanakan perlengkapan kantor antara lain pengadaan alat-alat


inventarisasi dan penyiapan penghapusan barang-barang.

6. Melaksanakan koordinasi dan singkronisasi dengan Kepala Madrasah

7. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Madrasah


Aliyah

Bendahara:

1. Membantu Kepala Sekolah dalam mengelola keuangan sekolah,


termasuk perencanaan, pengkoordinasian, dan pelaporan.
2. Menyusun anggaran dan mengelola sumber daya keuangan
sekolah.
3. Mengelola dan menjaga keamanan dan keabsahan dokumen
keuangan sekolah.
4. Memastikan bahwa seluruh transaksi keuangan sekolah
dilaksanakan dengan baik dan benar.
5. Menyediakan informasi dan bantuan keuangan bagi seluruh unit
kerja di sekolah.
6. Menjalankan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sekolah.

d. Hubungan Antara Pesantren Dengan Yayasan Muhammadiyah

Hubungan Pesantren dengan Yayasan Muhammadiyah bahwa


pesantren bagian dari amal usaha. selain pesantren didalamnya juga
terdapat SD, SMP, SMA yang berada dibawah naungan badan usaha
Muhammadiyah yang sangat berkonsentrasi pada pendidikan. Adapun
hubungan sosial antara pesantren dengan Yayasan Muhammadiyah
yaitu seperti panti asuhan sosial yang berada di lingkungan pesantren
dan anak-anak di panti asuhan tersebut mengikuti kegiatan belajar
mengajar di pesantren. Keterkaitan pesantren dan Yayasan
Muhammadiyah ini sangat erat, Muhammadiyah bersifat kolektif
kolegial jadi jika pesantren ini mempunyai program harus mengacu
pada Muhammadiyah.

Kelebihan:

1. Dukungan Institusi: Pesantren yang terafiliasi dengan Yayasan


Muhammadiyah dapat menerima dukungan finansial dan sumber
daya dari yayasan ini. Ini bisa membantu pesantren dalam
mengembangkan infrastruktur, fasilitas, dan program pendidikan.

2. Pendekatan Terpadu: Dengan adanya SD, SMP, dan SMA di bawah


naungan Yayasan Muhammadiyah, pesantren dapat menyediakan
pendidikan terpadu yang mencakup semua tingkatan pendidikan,
dari dasar hingga menengah. Ini bisa memudahkan para siswa
untuk melanjutkan pendidikan mereka di pesantren tanpa harus
mencari sekolah lain.

3. Keterkaitan Sosial: Adanya panti asuhan sosial yang berada di


lingkungan pesantren bisa memberikan manfaat sosial yang besar.
Anak-anak dari panti asuhan dapat mengikuti kegiatan belajar
mengajar di pesantren dan mendapatkan pendidikan yang
berkualitas.

4. Konsistensi Nilai: Pesantren yang terafiliasi dengan Yayasan


Muhammadiyah dapat memastikan bahwa pendidikan yang disediakan
selaras dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip Islam yang dipromosikan
oleh Muhammadiyah.

Kelemahan:

1. Ketergantungan Keuangan: Pesantren yang tergantung pada


dukungan finansial dari Yayasan Muhammadiyah dapat
menjadi rentan jika yayasan mengalami masalah keuangan atau
perubahan kebijakan yang berdampak negatif.
2. Keterbatasan Otonomi: Pesantren mungkin harus mengikuti
panduan dan kebijakan yang ditetapkan oleh Yayasan
Muhammadiyah, yang bisa mengurangi otonomi dalam
mengembangkan program pendidikan dan kebijakan internal.
3. Terbatasnya Keragaman Pilihan Pendidikan: Terkonsentrasi
pada satu yayasan pendidikan seperti Yayasan Muhammadiyah
dapat membatasi pilihan pendidikan bagi siswa dan orang tua
yang mencari alternatif pendidikan yang lebih sesuai dengan
kebutuhan mereka.
4. Potensi Konflik Kepentingan: Terdapat potensi konflik
kepentingan jika pesantren merasa terlalu terikat pada agenda
dan arahan Yayasan Muhammadiyah, terutama jika ada
perbedaan pendapat tentang bagaimana pesantren seharusnya
dijalankan.

Rekomendasi:

1. Diversifikasi Sumber Pendanaan: Pesantren dapat mencari


sumber pendanaan tambahan selain dari Yayasan
Muhammadiyah untuk mengurangi ketergantungan keuangan.
Ini dapat mencakup mengadakan program penggalangan dana,
mencari sponsor, atau mengembangkan usaha mandiri yang
dapat menghasilkan pendapatan tambahan.
2. Komunikasi Terbuka dan Kemitraan: Penting untuk
mempromosikan komunikasi terbuka antara pesantren dan
Yayasan Muhammadiyah. Dengan berdialog secara aktif,
mereka dapat bekerja sama dalam pengambilan keputusan
strategis, sehingga menghindari potensi konflik dan mencapai
tujuan bersama.
3. Penilaian Berkala: Melakukan evaluasi rutin tentang hubungan
ini untuk mengidentifikasi masalah yang mungkin muncul dan
mengevaluasi manfaat yang telah dicapai. Ini dapat membantu
dalam pengambilan keputusan yang tepat waktu dan perbaikan
yang diperlukan.

B. Kepemimpinan Pondok Pesantren

Kelompok 1

a. Pemilihan pemimpin di pondok pesantren

Pondok Pesantren As-Safir tidak mengadakan pemilihan pemimpin sejak


berdirinya pada tahun 2010, dengan pemimpinnya, Kiai Muhammad
Gozali, yang memimpin tanpa proses pemilihan formal. Gaya
kepemimpinan yang diterapkan di sana adalah demokratis, -
Kepemimpinan di Pondok Pesantren As-Safir Masih dikendalikan oleh
satu pihak . Hal ini mempermudah dalam - Tidak ada pemilihan
pemimpin sejak awal berdirinya Pondok Pesantren karena kami
menganggap Untuk mengatasi permasalahan di Pondok Pesantren
As-Safir, langkah-langkah yang dapat diambil antara lain
pengembangan sistem kepemimpinan yang lebih inklusif seperti
mempertimbangkan pemilihan pemimpin secara berkala Manajemen
Pesantren Modern dengan penekanan pada saling menghargai,
musyawarah bersama, dan menghindari pengambilan keputusan
sendiri, kecuali dalam hal pembangunan. Staf dan pengajar yang
melakukan kesalahan tidak dipecat, melainkan diberi kesempatan
untuk memperbaiki diri, mencerminkan prioritas pemimpin untuk
mempertahankan dan mengembangkan sumber daya manusia
pesantren.

● Kelebihan
- Kepemimpinan di Pondok Pesantren As-Safir Masih
dikendalikan oleh satu pihak . Hal ini mempermudah
dalam pengambilan keputusan.
- Pemimpin sangat loyal kepada bawahan.
● Kekurangan
- Tidak ada pemilihan pemimpin sejak awal berdirinya
Pondok Pesantren karena kami menganggap sistem
yang digunakan terkesan seperti sistem monarki.
● Solusi

Untuk mengatasi permasalahan di Pondok Pesantren As-Safir,


langkah-langkah yang dapat diambil antara lain pengembangan
sistem kepemimpinan yang lebih inklusif seperti
mempertimbangkan pemilihan pemimpin secara berkala atau
mendirikan majelis konsultasi yang melibatkan berbagai pihak,
termasuk santri, pengajar, dan staf, untuk memberikan
masukan. dalam pengambilan keputusan. Selain itu, perlu
dilakukan pelatihan kepemimpinan dan komunikasi yang lebih
baik agar pemimpin tetap setia kepada bawahan dan
mempertahankan sistem kepemimpinan yang lebih terbuka.
Pengenalan sistem baru dengan keterlibatan semua pihak dalam
pengembangan panduan pemilihan pemimpin yang sesuai
dengan nilai nilai pesantren juga dapat membantu, sekaligus
tetap menjaga stabilitas yang telah ada. Dengan demikian,
pondok pesantren dapat menjaga keunggulan sistem
kepemimpinan yang stabil sambil meningkatkan inklusivitas
dan partisipasi dari berbagai pihak.

b. ….. (Silahkan diisi)

Kelompok 2

a. Pemilihan pemimpin di pondok pesantren

Kepemimpinan di Pesantren Al-Basyariyah berbarengan dengan pendirian


Pesantren Al-Basyariyah oleh K.H. Saeful Azhar dilatar belakangi oleh
keinginan K.H. Saeful Azhar untuk mengamalkan ilmu-ilmu yang
dimilikinya selama menimba ilmu agama di beberapa pesantren,
diantaranya Pesantren Sindangsari Cileunyi Kabupaten Bandung, Pondok
Modern Walisongo Ngabar Jawa Timur, Pesantren Modern Gontor Jawa
Timur, dan Pesantren Singaparna Tasikmalaya. Setelah mendalami ilmu
agama Islam di beberapa pesantren, kemudian pada umur 26 tahun, lalu ia
meneruskan kuliah di IAIN Sunan Gunung Jati dari 1969 sampai 1974,
dia juga sambil kuliah di Pesantren Al-Jawami Cileunyi Bandung. Setelah
lulus kuliah dan tamat di Pesantren Al- Jawami, pada 1975 beliau diangkat
sebagai Pegawai Negeri Sipil Departemen Agama Kodya Bandung, di
Departemen Agama Kodya Bandung ia duduk sebagai staf seksi urusan
agama. Untuk mengisi waktu luang beliau juga merangkap sebagai tenaga
pengajar di beberapa perguruan tinggi seperti IAIN dan UNPAS. Selama
menjadi pegawai negeri sipil, dia juga merintis mendirikan pesantren
sebagai bentuk khidmah ta'dzim wa takriman. Pesantren Al-Basyariyah
belum mengadakan pemilihan pemimpin sejak didirikannya,
kepemimpinan masih dipegang oleh K.H. Saeful Azhar sebagai pendiri
pesantren serta pimpinan umum yang .

Kekuatan: Pondok Pesantren Al-Basyariyah dipimpin oleh satu orang


pemimpin yang dijadikan sebagai tumpuan yaitu Buya Drs. Saiful Azhar.
ini menjadi suatu kekuatan karena idealnya suatu kepemimpinan itu
bertumpu pada satu pemimpin. Kekuatan pada sistem ini juga dapat
terlihat dari kejelasannya visi dan tujuan dari dari pesantren ini,
pengambilan keputusan yang cepat, kemudian dalam pelaksanaan kegiatan
pesantren akan terlihat seragam karena disamakan dengan arahan dari
pusatnya, koordinasi yang lebih baik, tanggung jawab, serta penyampaian
pesan yang konsisten karena pemimpin seperti ini akan dapat memastikan
bahwa pesan dan komunikasi kepada anggota organisasinya konsisten dan
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Kelemahan: Sistem kepemimpinan yang berada di Pondok Pesantren


Al-Basyariyah mungkin akan menyebabkan pihak pihak yang terkait akan
selalu bergantung pada satu pemimpin, akan adanya keterbatasan
pemikiran, dapat berisiko kesalahan (namun, sebagai santri saya meyakini
bahwasanya kesalahan dari kyai itu pasti tidak akan menjerumuskan pada
hal tidak baik dan isinya pun pasti terdapat kebaikan).

Rekomendasi: Pemimpin dapat meningkatkan rasa kepemilikan kepada


stakeholder yang terlibat di dalam pesantren dengan cara banyak
melibatkan anggota organisasinya yang nantinya kami pikir dapat
mengurangi konflik. pengembangan staf ( pelatihan, mentoring, dan
memberikan kesempatan untuk pertumbuhan profesional) , evaluasi dan
perbaikan berkelanjutan.

b. ….. (Silahkan diisi)

Kelompok 3

a. Pemilihan pemimpin di pondok pesantren

Pemilihan Pemimpin di Pondok Pesantren Baitul Arqom yaitu secara turun


temurun dari keluarga sesuai nasab dan tidak ada pemilihan khusus.

b. ….. (Silahkan diisi)

Kelebihan, Kelemahan dan Rekomendasi

1. Kelebihan

Kepemimpinan yang diwariskan dari turun temurun cenderung


memiliki visi dan nilai-nilai yang konsisten, menjaga identitas
pesantren, dan memungkinkan pembangunan jangka panjang.

2. Kelemahan

Ketidakmampuan Berinovasi, kepemimpinan turun temurun bisa


cenderung konservatif dan kurang mampu berinovasi. Hal ini dapat
menghambat kemajuan pesantren dalam menghadapi perubahan zaman
dan tantangan baru.

3. Rekomendasi

Pelatihan dan Pengembangan, memberikan pelatihan dan dukungan


pengembangan bagi calon pemimpin pesantren, termasuk anggota
keluarga, untuk memastikan mereka memiliki keterampilan
manajemen yang diperlukan.

Kelompok 4

a. Pemilihan pemimpin di pondok pesantren

Pondok pesantren Daarul Qolam Bandung dipimpin oleh Drs KH Tubagus


Mulhat HS beliau pendiri sekaligus pemimpin yang sudah menjabat sejak
pondok darul qolam berdiri hingga saat ini dan belum dilakukan
pergantian pemimpin. Namun, strategi dalam pemilihan pemimpin
selanjutnya untuk pondok pesantren tidak seperti yang biasanya dengan
cara turun temurun namun untuk pondok pesantren Daarul Qolam dipilih
berdasarkan kemampuan dan tanggung jawabnya, pemimpin yang benar
benar siap menanggung segala macam resiko demi menegakan kebaikan
dan juga mensejahterakan sumber daya manusia di dalam lingkungan
pondok. Dengan demikian, apabila seseorang dianggap telah memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan, maka orang tersebut dianggap layak
dipilih sebagai seorang pimpinan pondok.

b. Tugas Pimpinan Dalam Manajerial Pondok

Adapun tugas pemimpin dalam manejerial pondok yaitu :

a) Melindungi dan bertanggung jawab atas semua bagian dan kegiatan


pesantren.
b) Mendesain pendidikan, pembelajaran dan kepengasuhan di pesantren.
c) Mendidik dan mengasuh warga pesantren serta menciptakan kehidupan
pesantren yang kondusif.
d) Menjalin hubungan yang dinamis dengan stakeholders pesantren.
e) Memberikan motivasi, memonitoring dan mengevaluasi kinerja semua
kegiatan.
f) Memberi SK terhadap bagian-bagian penanggung jawab kegiatan
pesantren
● Kekuatan
○ Kepala pondok pesantren dengan otoritas religius yang
kuat sehingga dihormati sebagai ulama atau tokoh
agama menjadikan pondok pesantren landasan yang
kuat dalam ajaran agama Islam.
○ Kebijaksanaan dalam pendidikan dibuat racangan dan
adanya program pendidikan pesantren dengan visi yang
memastikan santri unggul dalam pendidikan umum dan
agama.
○ Hubungan kuat pemimpin dengan santri sekaligus
bimbingan spiritual, moral, dan pendidikan kepada
santri, membantu dalam perkembangan santri sebagai
santri yang terampil.
● Kelemahan
○ Kurang dalam beradaptasi
○ Kendala pembiayaan
○ Kurangnya perencanaan jangka panjang
○ Keterbatasan dalam pemberian layanan sosial pada
lingkungan masyarakat sekitar pondok
○ Keterbatasan pengaplikasian digital
● Rekomendasi/Solusi
○ Pendidikan yang seimbang antara pendidikan agama
dan pendidikan umum. Membantu mempersiapkan
santri dengan keterampilan dan pengetahuan yang lebih
luas untuk menghadapi tantangan dunia modern yang
serba digital.
○ Beradaptasi dengan teknologi modern. Integrasi
teknologi dalam pembelajaran dan administrasi dapat
meningkatkan efisiensi dan relevansi pondok pesantren.
○ Pengembangan kepemimpinan dengan
mengidentifikasi, melatih santri yang ingin memiliki
potensi kepemimpinan. Hal ini dapat membantu
memastikan kelangsungan kepemimpinan pondok
pesantren di masa depan.
○ Program-program promosi nilai-nilai moral dan etika.
Kepemimpinan pondok pesantren harus menjadi contoh
moral dan etika yang baik bagi santri. Mendorong
nilai-nilai kejujuran, integritas, dan kepedulian sosial
kepada santrinya.

Kelompok 5

a. Pemilihan pemimpin di pondok pesantren

Ditentukan oleh pendiri itu sendiri yaitu Abuya

b. Peran dan Fungsi Pemimpin Pondok Pesantren:

Mengarahkan dan mengawasi program kegiatan untuk meningkatkan kualitas


santri, bertanggung jawab dalam mengarahkan proses pendidikan guna
meningkatkan kualitas santri, berperan dalam mengorganisir program kegiatan
dan merumuskan struktur organisasi serta pendelegasian wewenang dan
tanggung jawab, berperan dalam pengawasan pelaksanaan kegiatan, mengukur
keberhasilan dan kegagalan dengan standar yang telah ditetapkan, berperan
dalam pembinaan akhlak santri di dalam lembaga pesantren agar mereka dapat
beristiqomah dan mengaplikasikan akhlak secara baik dan juga berjuang pada
dua fungsi pelayanan, yaitu fungsi kemasyarakatan yang bermuara pada
pelayanan agama pada masyarakat dan pengelola teknis pada pesantren.

● Kelebihan: Pemilihan pemimpin oleh pendiri dapat memastikan


kesinambungan visi awal pesantren.
● Kekurangan: Pemilihan tunggal oleh pendiri dapat mengurangi variasi
kepemimpinan dan pemikiran.
● Rekomendasi: Memastikan ada mekanisme konsultasi atau partisipasi
dalam pemilihan pemimpin untuk melibatkan berbagai perspektif.

Kelompok 6

a. Pemilihan pemimpin di pondok pesantren

Sistem pemilihan kepemimpinan dipondok pesantren syamsul


ulum ini secara demokratis (tidak satu suara) yang artinya melalui
keputusan keputusan dari suatu lembaga di musyawarat. Nanti di
musyawarahkan dengan bersama sama untuk mencapai kesepakatan
jadi sifatnya kolektif kolegial.

Adapun untuk sistem pergantian kepemimpinan dalam proses


pemilihannya berdasarkan 2 cara, yaitu:

1. Periodisasi

Karena batas maksimal kepemimpinan di Muhammadiyah


(tidak boleh lebih dari 2 periode seperti halnya presiden).

2. Pengunduran diri

Sifatnya kalau memang kinerjanya yang kurang baik dan sudah


diawasi oleh pengawas hal tersebut dapat menjadi alasan
pemimpin tersebut diganti.

Kelebihan:

1. Dalam Mengambil Keputusan diMusyawarahkan secara


Demokrasi dan atas persetujuan Bersama.
2. Dengan adanya batas maksimal kepemimpinan, sistem
periodisasi dapat memberikan stabilitas dalam kepemimpinan
pesantren. Ini menghindari terjadinya dominasi atau
konsentrasi kekuasaan yang berkepanjangan.

Kelemahan:

1. Keputusan melalui musyawarah bisa memakan waktu yang


lama.
2. Proses kolektif dalam pemilihan kepemimpinan dapat
menyebabkan konflik dan perpecahan jika tidak semua anggota
sepakat.

Rekomendasi:
1. Tetapkan kriteria pemilihan kepemimpinan yang jelas dan transparan,
yang berdasarkan kompetensi, pengalaman, dan visi pemimpin yang
diinginkan.
2. Jika pesantren mengalami stabilitas dan kemajuan di bawah
kepemimpinan tertentu, pertimbangkan untuk memperpanjang masa
jabatan pemimpin jika ada persetujuan dari Pemimpin Wilayah.

b. Kriteria Pemimpin

Pimpinan di pondok pesantren Syamsul Ulum Ujung Berung


dilihat berdasarkan kriteria yang tentunya menjadi dasar dari pimpinan
di Muhammadiyah, antara lain:

1. kader Muhammadiyah yang memiliki ruh dan juga punya


partisipasi dengan lembaga Muhammadiyah
2. Memiliki keterlibatan langsung dengan pesantrennya
3. Memiliki bekal keilmuan yang tentunya mendasari dari
lembaga Pesantren
4. Memiliki kemampuan di bidang agamanya maupun akademik

Selain hal diatas tidak ada yang menjadi kriteria bagi calon
pemimpin di Pondok pesantren Syamsul Ulum Ujung Berung karena
jika pemimpin saat ini berasal dari wilayah Muhammadiyah
Ujungberung, bisa saja pimpinan selanjutnya diambil dari Kota
Bandung atau wilayah di Jawa barat yang mungkin mempunyai kriteria
kriteria tersebut sebagai pimpinan pesantren.

Kelebihan: -

Kekurangan: -

Rekomendasi: -

C. SDM/Ustadz Pondok Pesantren

Kelompok 1

a. Rekrutmen SDM Pondok Pesantren

Tidak ada rekrutmen SDM di pondok pesantren As-Safir karena biasanya


SDM sudah ada dari santri yang melakukan pengabdian setelah mereka di
wisuda, ada program wajib mengabdi di pondok minimal 1 tahun masa
pengabdian dan rata-rata santri disana mengabdikan diri atau berkhidmad
dua sampai tiga tahun. Jadi pondok mendapatkan SDM dari santrinya
sendiri setiap tahun, maka dari itu tidak ada perekrutan SDM di pondok
pesantren As-Safir akan tetapi pondok sangat terbuka jika ada masyarakat
umum yang ingin mengabdikan diri disana. Dan ada yang menarik dari
pondok pesantren ini, karena latar belakang pendidikan Kiai nya alumni
Pakistan jadi beliau juga menghadirkan beberapa asatidz langsung dari
Pakistan.

b. Pembinaan SDM Pondok Pesantren


Dalam hal pengembangan SDM, pondok pesantren sangat mengupayakan
yang terbaik untuk meningkatkan kualitas SDM, hal-hal yang dilakukan
pondok pesantren dalam meningkatkan kualitas SDM di antaranya
melakukan pelatihan (pengajian) setiap hari, program berkhitmad satu
tahun dimana pada masa itu santri di ajarkan tentang banyak hal, di
antaranya mendidik mereka untuk disiplin, kemudia da juga yang di
arahkan untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi sehingga banyak
lulusannya yang kemudian bisa mendirikan pondok sendiri.

c. …(Isi Sendiri)

d. … (Silahkan diisi)

Kelebihan, Kekurangan dan Solusi

● Kelebihan
- SDM di Pondok Pesantren ini sudah terukur dari segi
kemampuan santri yang mengabdi.
- Latar belakang pendidikan Kiainya alumni Pakistan jadi
beliau juga menghadirkan beberapa asatidz langsung
dari Pakistan.
- Meskipun tidak ada rekrutmen, tetapi sangat terbuka
kepada masyarakat yang ingin mengabdikan diri.
● Kekurangan
- Tidak ada rekrutmen SDM.
- Tidak adanya kualifikasi tertentu secara tertulis untuk
para pendaftar yang ingin mengabdikan diri.
● Solusi

Untuk mengatasi permasalahan di Pondok Pesantren As-Safir,


langkah-langkah yang dapat diambil meliputi pengembangan
sistem rekrutmen yang lebih formal guna mendiversifikasi
bakat dan kemampuan yang masuk ke dalam pesantren,
sekaligus menentukan kualifikasi tertulis yang dibutuhkan oleh
calon yang ingin bergabung. Selain itu, pesantren perlu
memperkenalkan program pengembangan SDM yang
terstruktur, meliputi pelatihan dan pelatihan bagi calon yang
dipilih, untuk memastikan bahwa mereka memiliki dasar yang
kuat dan keterampilan yang relevan selama masa pengabdian.
Selain itu, upaya promosi aktif ke masyarakat dapat membantu
menarik lebih banyak individu yang berpotensi untuk
mengabdikan diri di pesantren, sehingga pesantren dapat tetap
mempertahankan keunggulan dalam pengembangan SDM.

Kelompok 2

a. Rekrutmen SDM Pondok Pesantren

Dalam menunjang Proses Belajar-Mengaja di lingkungan pesantren, Pondok


Pesantren Al-Basyariyah merekrut Pendidik dan Tenaga Kependidikan
dengan latar belakang pendidikan berbeda-beda dengan jumlah seluruh
guru seluruhnya sebanyak 120 orang. Latar belakang S3 ada empat orang,
S2 47 orang, S1 51 orang, dan alumni TMI 18 orang. Proses
Belajar-Mengajar Para ustadz di Pondok Pesantren Al-Basyariyyah
dituntut menampilkan nilai-nilai disiplin kepesantrenan secara konsisten di
hadapan para santri. Disini pun guru bukan hanya berperan sebagai
pengajar, tapi ia juga adalah pamong dan pangemong bagi para santrinya.

b. Pembinaan SDM Pondok Pesantren

Latar belakang S3 ada empat orang, S2 47 orang, S1 51 orang, dan alumni


TMI 18 orang.

c. …(Isi Sendiri)

d. …(Isi Sendiri)

Kelebihan, Kekurangan dan Solusi

● kelebihan
● kekurangan: jumlah sdm yang kurang
● solusi: sebaiknya lebih di tingkatkan lagi jumlah SDM nya

Kelompok 3

a. Rekrutmen SDM Pondok Pesantren

Sistem rekrutmen SDM/ ustadz di Pondok Pesantren Baitul Arqom tidak ada
persyaratan khusus. Rata-rata di ambil dari keluarga, santri senior, alumni
yang mampu dalam bidang. Tetapi SDM di sekolah formal nya di adakan
rekruitmen dan diambil dari para alumni yang melakukan pengabdian.

b. Pembinaan SDM Pondok Pesantren

Tenaga-tenaga pengajar yang terdiri dari para lulusan sarjana UIN, Al Azhar
Mesir, UNPAD, UPI, UNINUS, UNPAS, UNLA, STAI dll.

c. …(Isi Sendiri)

d. …(Isi Sendiri)

Kelebihan, Kekurangan, dan Rekomendasi

● Kelebihan

Pondok Pesantren Baitul Arqom memiliki SDM yang baik dengan


menjunjung tinggi nilai silaturahmi ukhuwah islamiah sehingga semua
yang ada di dalamnya itu terdiri dari keluarga dan alumni. Mereka
ditempatkan di bidang yang sesuai dengan kemampuan
masing-masing. Ada yang di tempatkan di pesantren nya khusus kitab
kuning dan di tempatkan di sekolah.

● Kekurangan
Tidak adanya perekrutan SDM dari luar dan tidak ada seleksi atau tes
secara khusus oleh pihak pesantren

● Rekomendasi

Sebaiknya ada pemilihan atau merekrut SDM yang lebih formal dari
luar pesantren agar bisa mengkolaborasikan atau membandingkan
khususnya mengenai mata pelajaran yang ada di dalam dan di luar
pondok pesantren dan tidak harus memilih dari keluarga saja kemudian
diadakannya tes pada sdmnya agar bisa mengetahui kemampuan apa
yang mereka punya sebelum dituliskan agar bisa lebih bertanggung
jawab.

Kelompok 4

a. Rekrutmen SDM Pondok Pesantren

Pondok Pesantren Daarul Qolam Bandung melakukan rekrutmen


secara umum dengan syarat memiliki keterampilan, pengalaman, dan
professional sesuai masingmasing bidang. Adapun SDM lulusan Perguruan
Tinggi Negeri dan Swasta sesuai bidangnya, seperti lulusan UPI, UIN
Bandung, UNINUS, INISI, UNISBA, ITB, dan UNPAD serta ISID Pondok
Pesantren Darussalam Gontor Ponorogo.

b. Pembinaan SDM Pondok Pesantren

Pembinaan SDM di Pondok Pesantren Daarul Qolam menggabungkan


berbagai elemen modern dengan tradisional, diantaranya:

a. Pendidikan Agama

Tetap memprioritaskan pendidikan agama yang kuat, termasuk


pengajaran Al-Quran, Hadis, Fiqih, dan nilai-nilai Islam fundamental
yang selalu diterapkan pada semua SDM di lingkungan Pondok.

b. Pendidikan Formal

Menyediakan pendidikan formal yang memenuhi standar nasional,


termasuk mata pelajaran seperti Matematika, Sains, dan terutama
dalam Bahasa (Bahasa Inggris dan Bahasa Arab) untuk memberikan
santri pengetahuan yang lebih luas.

c. Teknologi dan Informatika Mengintegrasikan teknologi modern,


seperti komputer dan internet, untuk membantu dalam pendidikan dan
penelitian. Ini dapat membantu santri mengikuti perkembangan zaman.
d. Pendidikan Karakter

Fokus pada pembentukan karakter yang baik, Pondok menekan


kedisiplinan termasuk nilai-nilai seperti toleransi, kerjasama, dan
kepemimpinan.

e. Pelatihan Keterampilan Modern


Menyediakan pelatihan keterampilan praktis yang relevan dengan
dunia kerja modern, seperti pengembangan aplikasi, keterampilan
digital, atau kewirausahaan.

f. Pendidikan Kewarganegaraan

Mengajarkan santri tentang nilai-nilai kewarganegaraan, hak asasi


manusia, dan partisipasi dalam masyarakat modern.

g. Konseling dan Pembinaan

Menyediakan layanan konseling untuk membantu santri mengatasi


tantangan pribadi dan akademik dengan selalu memonitoring santri
dalam keseharian hingga membatu mengatasi permasalahan yang
dialami santri.

h. Kegiatan Ekstrakurikuler

Menyediakan kegiatan ekstrakurikuler seperti olahraga, seni, dan


kegiatan sosial untuk mengembangkan minat dan bakat santri.

i. Kerja Sama dengan Sektor Eksternal

Bekerja sama dengan lembaga pendidikan dan perusahaan modern


untuk memberikan pengalaman nyata kepada santri.

Pondok Pesantren berusaha untuk menjaga nilai-nilai agama


sambil memberikan pendidikan yang relevan dengan dunia modern.
Pendekatan ini membantu santri mempersiapkan diri untuk menjadi
anggota masyarakat yang berkontribusi dan sukses dalam berbagai
bidang, sama hal-nya merujuk pada Pondok Pesantren Gontor

c. Pola Pengawasan yang Dilaksanakan dalam Memonitoring Kinerja


Pekerjaan Pondok

Untuk setiap bulannya para pengurus mengadakan rapat laporan hasil


kerja dan mendapatkan pengarahan dari buya. Tetapi untuk evaluasi pekerja
diadakan setiap minggu. Setiap kekurangan dan hambatan diselesaikan secara
bersama-sama baik dalam rapat umum maupun langsung di lapangan, karena
memang semuanya harus di koordinasi dengan bermacam pihak karena santri
itu tidak hanya mondok saja melainkan sekolah juga.

d. Sistem Kerja Pegawai di Pondok Pesantren

Sistem kerja pegawai di Pondok ini bervariasi. Berikut sistem kerja


pegawai di Pondok Pesantren Daarul Qolam diantaranya:

1) Pendidikan dan Pembinaan Keagamaan

Para Ustadz di pondok pesantren memiliki peran utama dalam


pendidikan dan pembinaan keagamaan. Mereka bertanggung jawab
untuk mengajar pelajaran agama, membimbing santri dalam
pelaksanaan ibadah, berbahasa dan memberikan nasihat biasanya di
laksanakan setelah sholat berjamaah

2) Tata Kelola Pesantren

Ada pegawai yang bertanggung jawab atas tata kelola dan administrasi
pesantren. Mereka mengurus administrasi keuangan, catatan kehadiran
santri, dan pengelolaan fasilitas.

3) Pekerjaan Dapur

Pegawai dapat bertanggung jawab untuk melakukan pekerjaan seperti


memasak dan menyiapkan makanan untuk para santri

4) Pengelolaan Fasilitas

Beberapa pegawai bekerja sebagai petugas keamanan atau pengelola


fasilitas. Menjaga agar fasilitas pesantren tetap aman dan berfungsi
dengan baik.

5) Pembinaan Sosial dan Psikologis

Ustadz juga terlibat dalam pembinaan sosial dan psikologis santri,


membantu mengatasi masalah pribadi atau sosial yang mungkin timbul
selama tinggal di pesantren.

6) Kolaborasi dengan Pimpinan

Pesantren Ustadz/ Ustadzah bekerja di bawah arahan pimpinan


pesantren. Berkolaborasi dengan pemimpin dalam menjalankan
berbagai aspek kehidupan pesantren

● Kekuatan
○ Pondok pesantren memiliki komunitas kuat di sekitarnya.
SDM-nya terlibat dalam mengajar, memberikan bimbingan,
dan mendukung perkembangan spiritual dan sosial para santri.
○ SDM di pondok pesantren yang terkalifikasi baik agama yang
maupun pengetahuan keilmuan dalam agama Islam.
● Kelemahan
○ Satu orang memegang beberapa jabatan
○ Masih terbatasnya sumber daya manusia (pengajar) yang ahli
dibidang IT
● Rekomendasi/Solusi
○ Tidak memegang beberapa jabatan karena dikhawatirkan tidak
terhandle salah satu dari bagiannya

Kelompok 5

a. Rekrutmen SDM Pondok Pesantren


Ditentukan dengan standar yang dimiliki oleh lembaga pesantren atau lebih
tepat nya pihak petinggi pesantren seperti pendiri pesantren, serta
ditentukannya dan meyesuaikan kemampuan dengan SDM yang dibutuhkan.

b. Pembinaan SDM Pondok Pesantren

Pemberian pembekalan atau pembinaan dari pihak pesantren terhadap SDM


baru.

c. Pelatihan dan Pengembangan Ustadz:

Adanya pengajian khusus ustadz mengenai pembelajaran kitab tentang metode


pengajaran, pengajian quran. (Setiap hari sabtu setiap minggu nya)

d. Evaluasi Kinerja Ustadz:

Adanya rapat evaluasi dengan pimpinan pondok setiap sebulan sekali

● Kelebihan: Standar rekrutmen menunjukkan upaya untuk memastikan kualitas


SDM pesantren, Membekali SDM baru dengan pengetahuan dan keterampilan
yang diperlukan, Adanya pengajian khusus untuk pengembangan keterampilan
pengajar.
● Kekurangan: Kurang pelayanannya yang baik terhadap bidang Humas, IT,
Tidak ada informasi spesifik mengenai program pembinaan, Frekuensi dan
dampak pengajian tidak dijelaskan.
● Rekomendasi: Menyediakan rincian lebih lanjut tentang program pembinaan
SDM yang mencakup materi dan metode.

Kelompok 6

a. Rekrutmen SDM Pondok Pesantren

Sejak Berdirinya pondok pesantren Syamsul Ulum Muhammadiyah,


tenaga pendidikan dan kependidikan yang terlibat di pondok pesantren ini
tidak melalui tahap yang sifatnya rekrutmen secara general/ umum. Proses
rekrutmen pada pondok pesantren Syamsul Ulum Muhammadiyah
mengambil dari para tenaga pendidik dan kependidikan yang sudah
mengabdi di amal usaha muhammadiyah seperti TK, SD, SMP hingga
SMA. Mereka turut serta ikut andil dalam proses pembelajaran
dipesantren ini.

Adapun analisis dari sistem rekrutmen SDM di pondok pesantren


Syamsul Ulum Muhammadiyah ini antara lain:

1. Kelebihan: Pondok pesantren Syamsul Ulum Muhammadiyah


mendapatkan kemudahan untuk memiliki tenaga pendidik dan
kependidikan ketika awal berdirinya pondok pesantren hingga saat ini.
2. Kekurangan: Untuk tenaga pendidik dan kependidikan yang menjadi
pegawai tetap hanya sekitar 15-20% dari total keseluruhan, karena
mereka memiliki kesibukan yang sudah induknya ditempat lain seperti
SMP dan SMA lain.
3. Rekomendasi: Memperluas ruang lingkup rekrutmen, agar tenaga
pendidik dan kependidikan tetap di pondok pesantren Syamsul Ulum
Muhammadiyah tercukup

b. Pembinaan SDM Pondok Pesantren

Pada pondok pesantren Syamsul Ulum Muhammadiyah terdapat


pembinaan bagi tenaga pendidik dan kependidikan yang dilaksanakan
rutin setiap satu tahun sekali yang disebut dengan baitul arqom. Tujuan
dari pembinaan ini agar setiap tenaga pendidik dan kependidikan tetapi
selaras dengan visi dan misi dari pondok pesantren Syamsul Ulum.
Proses dari kegiatan baitul arqom ini biasanya berlangsung kurang
lebih 2-3 hari. Di dalamnya mencakup tentang materi-materi yang
disampaikan oleh pemateri kepada tenaga pendidik dan kependidikan di
pondok pesantren Syamsul Ulum Muhammadiyah. Materi tersebut dibagi
menjadi 2, yaitu:
1. Materi wajib setiap tahun dijelaskan
Materi ini mencakup latar belakang, tujuan, visi-misi pondok pesantren
Syamsul Ulum Muhammadiyah
2. Materi yang cocok dengan permasalahan dalam ruang lingkup
pendidikan
Materi tersebut seperti: bagaimana sikap guru dalam mengajarkan
disiplin terhadap siswa dan terhindar dari sikap bulliying, kurikulum
merdeka dll. Pada pemaparan materi ini disampaikan tidak selalu oleh
pemateri yang berafiliasi langsung di muhammadiyyah, akan tetapi
bisa dari yang ahli pada bidangnya.
Adapun analisis dari system pembinaan SDM dipondok pesantren
Syamsul Ulum Muhammadiyah ini antara lain:
1. Kelebihan: Memiliki agenda rutin yang disebut dengan Baitul Arqom
sebagai proses pembinaan tenaga pendidik dan kependidikan agar
mereka selalu on the track, selaras dengan visi-misi pondok pesantren
Syamsul Ulum Muhammadiyah
2. Kekurangan: Tidak adanya pemantauan berlanjut setelah kegiatan
Baitul Arqom
3. Rekomendasi: Mengadakan pemantauan terhadap tenaga pendidik dan
kependidikan apakah mereka telah menerapkan teori yang telah
dijelaskan pada kegiatan Baitul Arqom atau tidak.

c. Proses Supervisor SDM Pondok Pesantren

Terdapat proses supervisor yang dilaksanakan di pondok pesantren


Syamsul Ulum Muhammadiyah. Supervisor bagi tenaga pendidik dan
kependidikan di pondok pesantren ini dilaksanakan oleh kepala sekolah
sedangkan kepala sekolah disupervisori oleh pengawas dari lembaga
kementrian agama dan dari pengawas muhammadiyah (diknasmen).
Adapun proses supervisor bagi guru menurut ustadz M. Muzaki Adnan,
M.Pd. selaku kepala medrasah di pondok pesantren Syamsul Ulum
Muhammadiyah yaitu:
1. Guru menyiapkan perangkat
2. Mengumpulkannya kepada kepala sekolah
Dalam proses ini dari sisi lain terdapat supervisi dokumentasi yang
mana setelah 1-2 minggu terdapat proses di lapangan (supervisor
memantau langsung bagaiman proses guru mengajar di kelasnya).
3. Evaluasi
Pada proses ini, evaluasi itu tidak personal akan tetapi para guru
dikumpulkan seluruhnya dan dijelaskan apa yang kurang dan perlu
diperbaiki seperti media pembelajarannya, teknik mengajarnya dll.
4. In house training
Dimana setelah proses evaluasi dilakukan pemaparan dari apa yang
perlu diperbaiki dan dibutuhkan setelah proses evaluasi supervisi
Akan tetapi di pondok pesantren Syamsul Ulum ini proses supervisor
tidak hanya dilakukan di sekolah tetapi di lakukan di pondok pesantrennya
juga. Prosea supervisor ini dilaksanakan oleh LP2M (lembaga
pengembangan pesantren Muhammadiyah) dimana aktivitas ini dilakukan
untuk mengukur apakah pesantren pesantren modern itu semakin baik dan
berkemajuan atau tidak.
Adapun analisis dari prses supervisor SDM pondok pesantren Syamsul
ulum Muhammadiyah antara lain:
1. Kelebihan: proses supervisi yang dilakukan di pondok pesantren
Syamsul ulum Muhammadiyah tidak hanya dilakukan dilembaga
sekolahnya saja akan tetapi dilakukan juga pada pondok pesantrennya.
2. Kekurangan: -

d. Motivasi SDM Pondok Pesantren

Untuk memacu semangat para pendidik dan tenaga kependidikan tentunya ada
berbagai hal yang dapat dilakukan agar motivasi mereka untuk bekerja selalu
ada. Di pondok pesantren Syamsul Ulum Muhammadiyah ini terdapat
beberapa kegiatan yang diharapkan hal tersebut dapat tetap memacu para
tenaga pendidik dan kependidikannya untuk selalu mendapatkan motivasi
untuk bekerja, seperti:

1. Melibatkan tenaga pendidik dan kependidikan dalam acara study tour


2. Melibatkan tenaga pendidik dan kependidikan dalam acara²
kemuhammadiyahan

Adapun analisis dari motivasi SDM di pondok pesantren Syamsul Ulum


Muhammadiyah, antara lain:

1. Kelebihan: Melibatkan tenaga pendidik dan kependidikan dalam setiap


kegiatan
2. Kekurangan: Belum adanya apresiasi individual tenaga pendidik dan
kependidikan dalam usaha meningkatkan motivasi mereka
3. Rekomendasi: Mengadakan award bagi setiap individu tenaga pendidik
dan kependidikan seperti guru teladan dsb. Sebagai usaha untuk
meningkatkan motivasi kerja tenaga pendidik dan kependidikan
perorang

Anda mungkin juga menyukai