BAB I
PENDAHULUAN
A. Karakteristik Satuan Pendidikan
a. Pengertian Sekolah Islam Terpadu
Sekolah Islam Terpadu (SIT) adalah sekolah yang
mengimplementasikan konsep pendidikan Islam berlandaskan Al-Qur’an
dan As Sunnah serta dilandasi oleh Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional. Konsep operasional SIT merupakan akumulasi dari proses
pembudayaan, pewarisan dan pengembangan ajaran agama Islam,
budaya dan peradaban Islam dari generasi ke generasi. Terpadu itu
sendiri adalah Islam yang utuh, menyeluruh, integral bukan parsial,
syumuliah bukan juz’iyah. Dalam aplikasinya, SIT diartikan sebagai
sekolah yang menerapkan pendekatan penyelenggaraan dengan
memadukan pendidikan umum dan pendidikan agama menjadi satu
jalinan kurikulum. Dengan pendekatan ini, semua mata pelajaran dan
semua kegiatan sekolah tidak lepas dari bingkai ajaran dan pesan nilai-
nilai Islam. Tidak ada dikotomi, tidak ada keterpisahan, tidak ada
“sekularisai” di mana pelajaran dan semua bahasan lepas dari nilai dan
ajaran Islam, ataupun “sakralisasi” dimana Islam diajarkan terlepas dari
konteks kemaslahatan kehidupan masa kini dan masa depan. Pelajaran
umum seperti matematika, IPA, IPS (IPAS), Bahasa, PJOK,
Keterampilan, Seni Budaya dan Prakarya dibingkai dengan pijakan,
pedoman dan panduan Islam. Sementara di pelajaran agama, kurikulum
diperkaya dengan pendekatan konteks kekinian dan kemanfaatan, dan
kemaslahatan.
Di dalam SIT juga ditekankan keterpaduan dalam metode
pembelajaran sehingga dapat mengoptimalkan ranah kognitif, afektif dan
konatif. Implikasi dari keterpaduan ini menuntut pengembangan
pendekatan proses pembelajaran yang kaya, variative, dan
menggunakan media serta sumber belajar yang luas dan luwes. Metode
pembelajaran menekankan pada penggunaan dan pendekatan yang
memicu dan memacu optimalisasi pemberdayaan otak kiri dan otak
kanan. Pendekatan pembelajaran berbasis a) problem solving, melatih
peserta didik berpikir kritis, sistematis, logis dan solutif; b) kreatifitas,
MANDIRI BERPRESTASI BERAKHLAK MULIA 1
Kurikulum Operasional SDIT Said Na’um 2023/2024
melatih peserta didik untuk berpikir orisinal, luwes (fleksibel), lancar dan
imajinatif. SIT juga memadukan pendidikan aqliyah, ruhiyah dan
jasadiyah. Artinya SIT berupaya mendidik peserta didik menjadi anak
yang berkembang kemampuan akal dan intelektualnya, meningkat
kualitas keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT, terbina akhlak
mulia dan juga memiliki Kesehatan, kebugaran dan keterampilan dalam
kehidupannya sehari-hari. Dengan beberapa pengertian diatas, dapatlah
ditarik suatu pengertian umum yang komprehensif bahwa SIT adalah
Sekolah Islam yang diselenggarakan secara terpadu dengan nilai dan
ajaran Islam dalam bangungan kurikulum dengan pendekatan
pembelajaran yang efektif dan pelibatan yang optimal dan koperatif
antara guru dan orang tua serta masyarakata untuk membina karakter
dan kompetensi peserta didik. Demikian pengertian Sekolah Islam
Terpadu menurut kebijakan Standar Konsep Jaringan Sekolah Islam
Terpadu (JSIT). Hal ini kami paparkan agar orang tua mengetahui sejak
awal konsep yang kami terapkan, dan mempersiapkan diri dan siswa
dengan konsekuensi-konsekuensi yang ada. Misalkan nanti siswa
diwajibkan menambah hafalan Al-Qur’an, mengikuti kegiatan mabit Al-
Qur’an, Kemping Pramuka dan kegiatan sekolah lainnya. Ataupun juga
konsekuensi bagi orang tua, yang tidak kewajiban secara mutlak
pendidikan kepada sekolah, tetapi merupakan keterpaduan dan
Kerjasama yang saling membangun dalam mendidik putra/putrinya.
e. Strategi
Strategi dan pendekatan yang diterapkan dalam menjalankan misi dan
upaya mencapai tujuan pendidikan, dan diharapkan dapat mendukung
keefektifan penyelenggaraan sekolah adalah:
a) Mewujudkan lingkungan sekolah yang kondusif dalam dimensi
keamanan, Kesehatan, kebersihan, keindahan, suasana
kekeluargaan, fasilitas belajar dan beribadah
b) Menerapkan aturan dan norma yang bersendikan nilai-nilai Islam
dalam hal berperilaku, bertutur kata, berpakaian, berinteraksi, makan
dan minum serta perilaku lainnya yang lazim digunakan di lingkungan
sekolah
c) Menerapkan pembelajaran yang efektif dengan memperkaya dan
meluaskan sumber belajar, meningkatkan interaksi yang stimulative
melalui pendekatan terpadu dan metode yang menumbuhkan
kemampuan pemecahan masalah (Problem/Project based learning),
3. Spontan (accidental)
Adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja, tanpa
dibatasi oleh ruang.
• Membiasakan memberi salam
• Membiasakan membuang sampah pada tempatnya
• Membiasakan antri
• Membiasakan membantu teman yang kena musibah
• Berdiskusi dengan baik dan benar
• Operasi Semut / Gerakan Pungut Sampah
• Melerai pertengkaran
4. Kegiatan Keteladanan
Adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana
saja yang lebih mengutamakan pemberian contoh dari guru dan
pengelola pendidikan yang lain kepada siswanya.
• Membudayakan kebersihan dan kesehatan pada semua warga sekolah
• Mentaati tata tertib yang berlaku di sekolah
• Memberi contoh berpakaian rapih dan bersih
• Memberi contoh tepat waktu dalam segala hal
• Memberi contoh penampilan sederhana
tertanam.
Perlu ada keteladanan dari semua pihak, terutama pendidik
dan tenaga kependidikan yang ada. Disinilah ketauladan pendidik
diperlukan.
5. Menetapkan tata tertib sekolah
Tata tertib menjadi benteng pembatas antara yang boleh
dan tidak boleh, antara yang baik dan tidak baik. Tidak mungkin
organisasi tidak memilki tata tertib. Termasuk sekolah. Sekolah
perlu membuat tata tertib yang disepakati dan dijalankan
bersama. Dengan begitu, situasi disekolah akan berjalan dengan
tertib dalam waktu yang lama karena program sekolah berjalan
sesuai dengan aturan main.
c) Literasi
Kegiatan literasi adalah salah satu kegiatan yang wajib dilakukan
berdasarkan kurikulum 2013. Hal ini dilakukan tujuannya tidak lain
adalah untuk menumbuhkan kesadaran dalam diri siswa mengenai
pentingnya membaca. Nah, kegiatan literasi itu sendiri bisa
diwujudkan melalui contoh program gerakan literasi di sekolah berikut
ini:
• Membuat Perpustakan Kelas / Pojok literasi Kelas
Program ini untuk menunjang dan meningkatkan kemampuan
literasi anak-anak. Perpustakaan kelas ini diharapkan dapat
menjadi tempat untuk saling memperkaya wawasan diantara
sesama siswa/I di dalam kelas. Setiap kelas juga mengagendakan
untuk membaca setiap harinya dan mewajibkan setiap siswa
membawa 1 buku bacaan.
• Pemberdayaan Mading Setiap Kelas
Pemberdayaan mading di setiap kelas ini bisa dilakukan dengan
cara mewajibkan siswa untuk membaca bebas ataupun mencari
referensi apapun di sekitar sekolah setidaknya selama 10 menit.
Setelah itu, wajibkan siswa untuk membuat laporan, karangan
ataupun resum dari apa yang dibacanya ataupun diamatinya, dan
vokasional.
b. Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral dari
pendidikan semua mata pelajaran dan/atau berupa paket/modul
yang direncanakan secara khusus.
c. Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari
satuan pendidikan yang bersangkutan dan/atau dari satuan
pendidikan formal lain dan/atau nonformal.
● Program Praktikum.