Anda di halaman 1dari 5

STRUKTUR PNEUMATIC DAN RANGKA RUANG

(SPACE FRAME)
Nama : Naufal waliy yafi
NPM : 202145500008
Kelas : S5A
SBBL

I.PENDAHULUAN

A.pengenalan

• Struktur Pneumatik

Struktur pneumatik adalah jenis struktur cangkang lunak yang menggunakan tekanan udara untuk
menopang bentuknya. Struktur ini dibagi menjadi dua kategori utama: struktur yang diisolasi udara
dan struktur yang didukung udara. Struktur pneumatik dikenal karena fleksibilitas dan
adaptabilitasnya, karena dapat menyesuaikan dengan perubahan beban dan tekanan angin. Mereka
sering digunakan dalam bangunan dengan bentang lebar, seperti arena olahraga dan gedung pameran

• Rangka Ruang

Rangka ruang adalah jenis sistem struktural tiga dimensi yang menggunakan batang-batang yang
saling terhubung untuk menopang beban. Mereka sering digunakan dalam bangunan dengan bentang
lebar, seperti bandara dan gedung pameran

Tujuan artikel ini adalah untuk memperkenalkan struktur pneumatik dan rangka ruang sebagai
alternatif struktur non-konvensional yang dapat digunakan dalam arsitektur dan konstruksi. Artikel ini
bertujuan untuk memberikan informasi tentang karakteristik, keuntungan, dan kelemahan dari
masing-masing struktur, serta memberikan gambaran tentang kemungkinan penerapan dan
pengembangan struktur pneumatik dan rangka ruang di Indonesia. Selain itu, artikel ini juga bertujuan
untuk memperkaya khasanah ide dan imajinatif desain arsitektur di Indonesia dengan
mempertimbangkan bentuk dan sistem kerja dari struktur pneumatik dan rangka ruang.

II. STRUKTUR PNEUMATIK

struktur pneumatik adalah sistem struktur bangunan tenda dengan bahan yang digunakan
berupa lembaran tipis (membrane) yang sifatnya fleksibel. Penggunaan struktur ini memanfaatkan
gaya traik yang membentuk dan primer berupa garis lengkung atau parabola yang membuka ke atas.
Hal ini dikarenakan bahan struktur yang memanfaatkan adanya gaya Tarik berupa sifat lentur dan
lemas. Terbentuknya struktur pneumatik juga bergantung pada komposisi membrane yang diberikan
medium sehingga terjadi perbedaan tekanan. Struktur pneumatik awalnya dikembangkan sebagai
struktur bidang penutup atap pada bangunan bentang lebar, namun seiring berjalan waktu struktur
ini sudah mulai digunakan untuk memikul beban lantai secara vertikal pada bangunan bertingkat
sedang (medium rise building) baik sebagai penerima beban langsung maupun tidak langsung.
Struktur pneumatik terbuat dari 2 lapis kain yang saling terhubung, sehingga disebut sebagai double
membrane structure dan membutuhkan tekanan udara untuk menjaga bentuknya. Struktur ini
memiliki kelemahan yang signifikan berupa masalah kebocoran udara yang ada di dalamnya, dan
umumnya struktur ini hanya bisa dipakai secara temporer. Namun saat ini sudah dikembangkan agar
dapat digunakan baik semi permanen hingga penggunaan permanen, namun resikonya dibutuhkan
adanya perawatan penuh secara intensif untuk menghindari terjadinya sobekan, debu, embun,
kotoran.

Sejarah perkembangan struktur pneumatic

Sejarah perkembangan struktur pneumatik dimulai pada tahun 1889 ketika Macron Matik dari
bangsa Eropa menciptakan sistem pneumatik untuk menggerakkan kereta, mesin press, dan
menggeser benda seperti kardus. Pada tahun 1917, William Lanchester dari Inggris mengajukan hak
paten untuk struktur pneumatic. Struktur pneumatik awalnya dikembangkan sebagai struktur bidang
penutup atap pada bangunan bentang lebar. Namun, seiring berjalannya waktu, struktur ini mulai
digunakan untuk memikul beban lantai secara vertikal pada bangunan bertingkat sedang (medium rise
building) baik sebagai penerima beban langsung maupun tidak langsung

Prinsip kerja struktur pneumatic

Prinsip kerja struktur pneumatik didasarkan pada penggunaan tekanan udara untuk
menopang bentuknya. Struktur pneumatik terdiri dari lembaran tipis (membrane) yang sifatnya
fleksibel dan terbuat dari 2 lapis kain yang saling terhubung, sehingga disebut sebagai double
membrane structure. Struktur ini memanfaatkan gaya tarik yang membentuk dan primer berupa garis
lengkung atau parabola yang membuka ke atas. Hal ini dikarenakan bahan struktur yang
memanfaatkan adanya gaya tarik berupa sifat lentur dan lemas. Terbentuknya struktur pneumatik
juga bergantung pada komposisi membrane yang diberikan medium sehingga terjadi perbedaan
tekanan. Tekanan udara di dalam struktur pneumatik harus lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan
udara di luar struktur ini agar struktur dapat mempertahankan bentuknya. Gaya tarik terjadi karena
adanya perbedaan tekanan udara di dalam struktur pneumatik dengan tekanan udara di luar struktur
ini. Struktur pneumatik awalnya dikembangkan sebagai struktur bidang penutup atap pada bangunan
bentang lebar, namun seiring berjalan waktu struktur ini sudah mulai digunakan untuk memikul beban
lantai secara vertikal pada bangunan bertingkat sedang (medium rise building) baik sebagai penerima
beban langsung maupun tidak langsung

Keuntungan struktur pneumatik:

• Fleksibilitas: Struktur pneumatik dapat menyesuaikan dengan perubahan beban dan tekanan
angin, sehingga cocok digunakan pada bangunan dengan bentang lebar
• Desain inovatif: Struktur pneumatik menawarkan alternatif desain yang unik dan inovatif
dibandingkan dengan struktur konvensional
• Transportasi mudah: Struktur pneumatik ringan dan dapat diangkut dengan mudah, sehingga
ideal untuk struktur sementara
• Aman: Udara yang digunakan dalam sistem pneumatik tidak mudah terbakar dan tidak terjadi
hubungan singkat atau meledak sehingga proteksi terhadap kedua hal ini cukup mudah
• Bersih: Udara yang digunakan dalam sistem pneumatik cenderung bersih tanpa zat kimia yang
berbahaya dengan jumlah kandungan pelumas yang dapat diminimalkan sehingga sistem
pneumatik aman digunakan untuk industri obat-obatan, makanan, dan minuman maupun
tekstil

Kelemahan struktur pneumatik:

• Kebocoran udara: Struktur pneumatik rentan terhadap kebocoran udara yang dapat
menyebabkan kegagalan structural
• Hanya bisa dipakai secara temporer: Struktur pneumatik umumnya hanya bisa dipakai secara
temporer, namun saat ini sudah dikembangkan agar dapat digunakan baik semi permanen
hingga penggunaan permanen, namun resikonya dibutuhkan adanya perawatan penuh secara
intensif untuk menghindari terjadinya sobekan, debu, embun, kotoran, dll
• Memerlukan instalasi peralatan penghasil udara: Udara kempa harus dipersiapkan secara baik
hingga memenuhi syarat, memenuhi kriteria tertentu, misalnya kering, bersih, serta
mengandung pelumas yang
• Rentan terhadap kebakaran: Struktur pneumatik rentan terhadap kebakaran, yang dapat
menyebabkan kebocoran udara dan kegagalan structural

III. RANGKA RUANG (SPACE FRAME)

Rangka ruang atau space frame adalah sistem konstruksi rangka tiga dimensi yang terdiri dari
batang-batang yang saling menyambung dan tidak menerima gaya momen dan torsi sehingga gaya
yang terjadi hanya gaya aksial. Sistem sambungan pada space frame merupakan sistem sambungan
tunggal, salah satunya adalah mero system. Batang-batang tersebut disambungkan menggunakan
bola baja atau ball joint sebagai sendi penyambungan dalam bentuk modul-modul segitiga agar mudah
dipasang, dibentuk, dan dibongkar kembali. Rangka ruang dapat digunakan untuk bentang yang
panjang, sistem konstruksi rangka dengan suatu sistem sambungan antara batang/member satu sama
lain yang menggunakan bola/ball joint sebagai sendi penyambungan dalam bentuk modul-modul
segitiga agar mudah dipasang, dibentuk, dan dibongkar kembali. Rangka ruang sangat ringan dan
dapat diterapkan dalam bentuk atap apa pun. Rangka ruang juga memiliki umur sistem relatif lebih
panjang 50-100 tahun dan lebih menarik jika dilihat dari segi estetika

Beberapa keuntungan jika menggunakan metode struktur rangka space frame antara lain:

• Dapat digunakan untuk bentang yang panjang


• Sistem konstruksi space frame sangat ringan
• Dapat diterapkan dalam bentuk atap apa pun
• Umur sistem relatif lebih panjang 50-100 tahun
• Lebih menarik jika dilihat dari segi estetika
• Harga lebih efisien dengan bentang Panjang

Namun, rangka ruang juga memiliki kelemahan, yaitu:

• Mahal. Elemen-elemenya dipesan dari pabrik, sehingga mahal


• Tenaga kerja yang terampil diperlukan untuk memasang rangka ruang
• Memerlukan perencanaan yang matang dan teliti
• Tidak cocok untuk bangunan dengan bentuk yang kompleks
Sejarah dan perkembangan rangka ruang

Sejarah dan perkembangan rangka ruang dimulai pada awal abad ke-20 ketika Alexander Graham Bell
menciptakan struktur rangka ruang pertama untuk digunakan dalam konstruksi pesawat terbang. .
Namun, penggunaan rangka ruang dalam arsitektur baru dimulai pada tahun 1950-an ketika teknologi
produksi baja yang lebih baik memungkinkan pembuatan elemen rangka ruang yang lebih besar dan
lebih kuat. Pada tahun 1960-an, rangka ruang mulai digunakan secara luas dalam bangunan bertingkat
tinggi dan bangunan dengan bentang lebar seperti stadion dan bandara.

Seiring berjalannya waktu, teknologi produksi dan desain rangka ruang terus berkembang. Pada tahun
1970-an, penggunaan komputer dalam desain rangka ruang memungkinkan perhitungan yang lebih
akurat dan efisien. Pada tahun 1980-an, penggunaan rangka ruang semakin populer karena
kemampuannya untuk menopang beban yang lebih besar dan bentang yang lebih Panjang. Pada saat
ini, rangka ruang masih digunakan dalam berbagai jenis bangunan, termasuk gedung bertingkat tinggi,
stadion, bandara, dan pusat perbelanjaan

Prinsip kerja rangka ruang

Prinsip kerja rangka ruang didasarkan pada penggunaan batang-batang yang saling menyambung dan
tidak menerima gaya momen dan torsi sehingga gaya yang terjadi hanya gaya aksial. Sistem
sambungan pada space frame merupakan sistem sambungan tunggal, salah satunya adalah mero
system. Batang-batang tersebut disambungkan menggunakan bola baja atau ball joint sebagai sendi
penyambungan dalam bentuk modul-modul segitiga agar mudah dipasang, dibentuk, dan dibongkar
kembali. Rangka ruang dapat digunakan untuk bentang yang panjang, sistem konstruksi rangka
dengan suatu sistem sambungan antara batang/member satu sama lain yang menggunakan bola/ball
joint sebagai sendi penyambungan dalam bentuk modul-modul segitiga agar mudah dipasang,
dibentuk, dan dibongkar kembali. Rangka ruang sangat ringan dan dapat diterapkan dalam bentuk
atap apa pun. Rangka ruang juga memiliki umur sistem relatif lebih panjang 50-100 tahun dan lebih
menarik jika dilihat dari segi estetika.

Beberapa prinsip kerja rangka ruang antara lain:

• Penyusunan elemen menjadi himpunan segitiga yang membentuk komposisi lengkap dan
stabil
• Sembarang susunan segitiga akan menghasilkan struktur yang stabil dan kaku (rigid)
• Batang-batang yang saling menyambung dan tidak menerima gaya momen dan torsi sehingga
gaya yang terjadi hanya gaya aksial
• Sistem sambungan pada space frame merupakan sistem sambungan tunggal, salah satunya
adalah mero system
• Batang-batang disambungkan menggunakan bola baja atau ball joint sebagai sendi
penyambungan dalam bentuk modul-modul segitiga agar mudah dipasang, dibentuk, dan
dibongkar kembali
Perbandingan Struktur Pneumatik dan Rangka Ruang dalam hal konstruksi:

• Struktur pneumatik memperoleh kestabilannya dari tekanan internal yang lebih tinggi
dibandingkan dengan tekanan eksternal
• Rangka ruang terdiri dari batang-batang yang saling menyambung dan tidak menerima gaya
momen dan torsi sehingga gaya yang terjadi hanya gaya aksial
• Sistem sambungan pada space frame merupakan sistem sambungan tunggal, salah satunya
adalah mero system
• Batang-batang pada rangka ruang disambungkan menggunakan bola baja atau ball joint
sebagai sendi penyambungan dalam bentuk modul-modul segitiga agar mudah dipasang,
dibentuk, dan dibongkar kembali
• Struktur pneumatik dan rangka ruang sama-sama ringan dan dapat digunakan untuk bentang
yang Panjang
• Rangka ruang dapat diterapkan dalam bentuk atap apa pun
• Struktur pneumatik lebih fleksibel dan dapat menyesuaikan dengan perubahan beban dan
tekanan angin, sedangkan rangka ruang lebih stabil dan kaku
• Struktur pneumatik lebih rentan terhadap kebocoran udara dan kebakaran, sedangkan rangka
ruang lebih mahal dan memerlukan tenaga kerja yang terampil untuk memasangnya

IV.KESIMPULAN

Struktur pneumatik adalah struktur yang memperoleh kestabilannya dari tekanan internal yang lebih
tinggi dibandingkan dengan tekanan eksternal, sedangkan rangka ruang terdiri dari batang-batang
yang saling menyambung dan tidak menerima gaya momen dan torsi sehingga gaya yang terjadi hanya
gaya aksial. Keduanya sama-sama ringan dan dapat digunakan untuk bentang yang panjang, namun
struktur pneumatik lebih fleksibel dan cocok digunakan pada bangunan dengan bentang lebar,
sedangkan rangka ruang lebih stabil dan kaku. Struktur pneumatik lebih rentan terhadap kebocoran
udara dan kebakaran, sedangkan rangka ruang lebih mahal dan memerlukan tenaga kerja yang
terampil untuk memasangnya.

V.DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, L.M.F.. (2004). PERKEMBANGAN STRUKTUR PNEUMATIK MEMPERKAYA


DISAIN ARSITEKTUR LMF. Dimensi : Journal of Architecture and Built Environment. 28.

Budiyanto, Hery. (2008). Struktur Bangunan Tenda Pneumatik Sistem Knock Down
Sebagai Tempat Penampungan Sementara Untuk Korban Bencana.

Ching, Francis DK. 1996. Arsitektur: Bentuk-Ruang & Susunannya, terj. Ir. Paulus
Hanoto Adjie. Jarata:Erlangga

MacDonald, Angus J. 2001. Struktur & Arsitektur, terj. Dr. Ir. Pariatmono dan Ir.
Paulus Hanote Adjie. Jakarta : Erlangga.
7. Schodek, Daniel L. 1999. Struktur, edisi kedua, terj. Ir. Bambang Suryoatmono,
M.Sc., Ph.D. Jakarta : Erlangga.
8. Schueller, Wolfgang. 1983. Horizontal-Span Building Structures. Toronto : John
Wiley, & Sons.

Anda mungkin juga menyukai