Di susun oleh :
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul "Mutu
pelayanan kesehatan di rumah sakit pemerintah"
Makalah ini merupakan hasil kerja keras dan kolaborasi dari banyak pihak. Kami
mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan dukungan,
panduan, dan inspirasi dalam penyusunan makalah ini. Tak lupa, kami juga mengucapkan
terima kasih kepada teman-teman yang senantiasa memberikan semangat dan motivasi.
Makalah ini bertujuan untuk memahami pentingnya mutu pelayanan di rumah sakit
pemerintah dan bagaimana langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengelolanya. Kami
berharap makalah ini dapat memberikan kontribusi positif dalam upaya menjaga keamanan
dan kesehatan di lingkungan kerja rumah sakit.
Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, dan kami sangat menghargai
saran dan kritik yang membangun guna perbaikan di masa mendatang. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua pembaca. Kami berharap makalah ini dapat memberikan
wawasan dan pemahaman yang lebih baik tentang mutu pelayanan kesehatan dirumah sakit
pemerintah. Terima kasih atas perhatian dan kesempatan yang diberikan.
penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
C. Tujuan Penulisan
Tujuan makalah ini ditujukan untuk mencari tujuan dari dibahasnya pembahasan atas
rumusan masalah dalam makalah. Ada pun tujuan penulisan makalah, sebagai berikut:
1.
2.
BAB II
PEMBAHASAN
1. 1 pengertian mutu
a) Mutu dapat didefinisikan dan diukur, dengan basis spesifikasi suatu organisasi
disatu sisi dan harapan pelanggan disisi yang lain. Aplikasi prinsip-prinsip bisnis
kedalam pelayanan kesehatan, bisa dikembangkan. Spesifikasi menjadi
pertimbangan terhadap kepuasan pelanggan.
b) Mutu itu dinamis. Mutu yang baik, tidak saja untuk dicapai kemudian diacuhkan,
tetapi dikembangkan berkelanjutan. Tom Peter menyatakan bahwamutu itu relatif.
Setiap hari, setiap produk, khususnya pelayanan akan menjadi relatif baik atau
relatif buruk, dan tidak pernah berdiri tegak. Ini merupakan kenyataan dalam
bisnis pelayanan kesehatan, karena tidak mungkin melakukan inventarisasi suatu
produk pelayanan.
c) Mutu melibatkan kompetisi tanpa batas. Crosby menyatakan mutu itu bebas,
bukan pemberian. Mutu dan beaya berjalan dan berkaitan erat.
d) Mutu harus dilakukan dengan mengerjakan sesuatu yang "benar" dengan cara
benar pula.
e) Mutu berhubungan dengan hasil, fokus dari semua usaha adalah untuk
memperoleh hasil. Dalam pekerjaan banyak orang dibingungkan bagaimana
menemukan sesuatu untuk dikerjakan, karena kurang memahami essensi mutu dan
kaitannya dengan pekerjaannya.
f) Mutu menjadi tanggung jawab setiap orang. Peter dan Waterman menganjurkan
perhatian terhadap akontabilitas yang besar dari semua karyawan. Sikap dan
pandangan bahwa "setiap anggota adalah perusahan itusendiri" harus berlaku.
O'Leary, President JCAHO, menyatakan bahwa sudah terlalu lama berlaku tradisi
tidak ada suatu kelebihan yang bisa diberikan, kecuali “lip service” saja. Mutu
adalah urusan stan kepentingan setiap orang Komitmen harus dimulai dari
stakeholders dan merasuk pada sistem dalam organisasi. Ini semestinya menjadi
agenda utama dari setiap orang dan dari sebagian besar pemikir. Seperti slogan
dari Ford company "Mutu adalah satutugas".
g) Mutu dan beaya sangat terkait, peningkatan mutu dapat menjadi kunci untuk
mengendalikan pengeluaran dan peningkatan revenue.
1.2 Pengertian Mutu Pelayanan Kesehatan
Mutu Pelayanan Kesehatan adalah penampilan yang pantas dan sesuai (yang
berhubungan dengan standar-standar) dari suatu intervensi yang diketahui aman, yang dapat
memberikan hasil kepada masyarakat yang bersangkutan dan yangtelah mempunyai
kemampuan untuk menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan, ketidakm ampuan dan
kekurangan gizi (Milton I Roemer dan CMontoya Aguilar, WHO, 1988).
1. Meningkatkan mutu dan kualitas sumber daya, tenaga, biaya, peralatan, perlengkapan
dan material
2. Memperbaiki metode atau penerapan teknologi yang dipergunakan dalamkegiatan
pelayanan.
1.4. Ada tiga Pendekatan evaluasi (penilaian) mutu, yaitu :
1. Struktur
2.Outcomesa.
a. Outcome adalah hasil akhir kegiatan dan tindakan tenaga kesehatan profesional
terhadap pasien.
b. Dapat berarti adanya perubahan derajat kesehatan dan kepuasan baik positif maupun
negatif.
c. Outcome jangka pendek adalah hasil dari segala suatu tindakan tertentuatau prosedur
tertentu.
d. Outcome jangka panjang adalah status kesehatan dan kemampuanfungsional pasien.
3.Prosesa.
Kepuasan Pelanggan
Kepuasan adalah tingkat keadaan yang dirasakan seseorang yang merupakanhasil dari
membandingka penampilan atau outcome produk yang dirasakan dalamhubungannya dengan
harapan seseorang (Philip Kotler).
Bentuk kongkret untuk mengukur kepuasan pelanggan rumah sakit, dalam seminar
survai kepuasan pelanggandi RS, Junadi (2007), mengemukakan ada empataspek yang dapat
diukur yaitu: Kenyamanan, Hubungan pelanggandengan petugas,kompetensi petugas dan
biaya.
Dalam konsep quality assurance (QA), kepuasan pelanggan dipandang sebagai unsur
penentu penilaian baik buruknya sebuah rumah sakit. Unsur penentu lainnyadari empat
komponen yang mempengaruhikepuasan adalah: aspek klinis, efisiensidan efektivitas dan
keselamatan pelanggan. Aspek Klinis, merupakan komponen yang menyangkut pelayanan
dokter, perawat dan terkait dengan teknis medis.
Efisiensi dan efektivitas, menunjuk pada pelayananyang murah, tepat guna,tidak ada
diagnosa dan terapi yang berlebihan. Aspek Keselamatan pelanggan, adalah upaya
perlindungan pelanggandari hal-hal yang dapat membahayakan keselamatan pelanggan,
seperti jatuh, kebakaran, dll.Kepuasan pelanggan, sangat berhubungandengan kenyaman,
keramahan, dan kecepatan pelayanan.
Jaminan mutu pelayanandi Rumah Sakit (RS) merupakan salah satu faktor penting
dan fundamental khususnya bagi manajemen RS itu sendiri dan parastakeholdernya, pasalnya
dampak dari QA menentukan hidup matinya sebuah rumahsakit. Bagi Rumah Sakit, adanya
QA yang baik tentu saja membuat RS mampu untuk bersaing dan tetap exist di masyarakat.
Bagi pelanggan, QA dapat dijadikan sebagaifaktor untuk memilih RS yang bermutu dan
baik..
Bagi praktisi medis, selain terikat dengan standar profesinya, dengan adanya QA para
praktisi medis dituntut untuk semakin teliti, telaten, dan hati– hati dalammenjaga mutu
pelayanannya. Dan bagi pemerintah sendiri, adanya QA dapatmenjadikan standar dalam
memutuskan salah benarnya suatu kasus yang terjadi diRumah sakit (Heriandi, 2007).
Mutu pelayanan rumah sakit (RS) dapat ditelaah dari tiga hal yaitu:
1. Struktur (sarana fisik, peralatan, dana, tenaga kesehatan dan nonkesehatan,serta pasien),
2. Proses (manajemen RS baik manajemen interpersonal, teknis maupun pelayanan
keperawatan yang kesemuanya tercermin pada tindakan medis dannonmedis kepada
pasien),
3. Outcome
1. Aspek Mutu yang dapat dipakai sebagai indikator untuk menilai mutu pelayanan
RS yaitu:
b. Pelayanan dokter:
1. Sikap dan perilaku dokter saat melakukan pemeriksaan rutin.
2. Penjelasan dokter terhadap pengobatan yang akan dilakukannya.
3. Ketelitian dokter memeriksa responden.
4. Kesungguhan dokter dalam menangani penyakit responden.
5. Penjelasan dokter tentang obat yang harus diminum.
6. Penjelasan dokter tentang makanan yang harus dipantang.
7. Kemanjuran obat yang diberikan dokter.
8. Tanggapan dan jawaban dokter atas keluhan responden.
9. Pengalaman dan senioritas dokter.
c. Pelayanan perawat:
1. Keteraturan pelayanan perawat setiap hari (pemeriksaan nadi, suhu tubuh,
dansejenisnya)
2. Tanggapan perawat terhadap keluhan responden
3. Kesungguhan perawat melayani kebutuhan responden
4. Keterampilan perawat dalam melayani (menyuntik, mengukur tensi, dan lain -lain)
5. Pertolongan sifatnya pribadi (mandi, menyuapi makanan, dan sebagainya)
6. Sikap perawat terhadap keluarga pasien dan pengunjung/tamu pasien
7. Pemberian obat dan penjelasan cara meminumnya
8. Penjelasan perawat atas tindakan yang akan dilakukannya
9. Pertolongan perawat untuk duduk, berdiri, dan berjalan.