Anda di halaman 1dari 12

Penatalaksanaan Pencabutan Gigi pada Pasien dengan

Diabetes Mellitus dan Hipertensi (Laporan Kasus)


Management Of Tooth Extraction In Diabetes Mellitus and
Hypertension Patients (Case Report)
Hayunda Ragil E1 , Novitasari Ratna Astuti2
1
Student, School of Dentistry, Faculty of Dentistry, Universitas Muhammmadiyah Yogyakarta
2
Lecturer, School of Dentistry, Faculty of Dentistry, Universitas Muhammmadiyah Yogyakarta
Korespondensi : hayunda.ragil.fkik21@mail.umy.ac.id

ABSTRAK
Latar Belakang: Prevalensi penyakit hipertensi dan diabetes mellitus (DM) termasuk dalam
kategori tinggi di Indonesia. Penyakit ini memiliki manifestasi pada rongga mulut dan sering
dihubungkan dengan penyakit periodontal dan kejadian kehilangan gigi pada pasien.
Laporan Kasus: Pasien berusia 67 tahun datang mengeluhkan rasa tidak nyaman pada giginya
saat mengunyah. Keluhan berlokasi di gigi rahang atas sebelah kanan. Pasien memiliki Riwayat
diabetes dan hipertensi, Pemeriksaan laboratorium GDS=47 mg/dl Pemeriksaan HbA1C Pasien
7,99 dengan nilai rujukan <normal dan kolesterol total Pasien 234,8 mg/dL (tinggi/>normal)
dengan nilai rujukan pasien 6.4 diabetes. Pemeriksaan objektif terdapat luksasi derajat 1 pada gigi
15,13,12,11,41,42,43,44,45,23,22,21,31 dan radix gigi 14
Pembahasan: Pasien dengan hipertensi dan diabetes memiliki manifestasi kehilangan gigi.
Hubungan antara kehilangan gigi dan hipertensi adalah akibat disfungsi endotel, yang merupakan
langkah awal dalam perkembangan hipertensi, yang menyebabkan perubahan pada periodonsium.
Sedangkan pasien dengan diabetes hubungannya yaitu peningkatan pro-inflammatory cytokines di
dalam cairan sulkus gingiva dan jaringan gingiva yang dapat mengakibatkan kegoyangan gigi.
Kesimpulan: Kondisi sistemik seseorang dapat memperngaruhi kesehatan gigi dan mulut.
Penyakit diabetes mellitus dan hipertensi memiliki hubungan dengan rongga mulut khsuusnya
jaringan periodontal. Salah satu manifestasi paling umum dari penyakit tersebut di rongga mulut
adalah adanya kehilangan gigi. Kontrol kondisi sistemik adalah kunci utama untuk perawatan
pasien dengan hipertensi dan diabetes mellitus.
Kata Kunci: Kehilangan Gigi, Diabetes Mellitus,Hipertensi
Similaritas : 10%
ABSTRACT
Background The prevalence of hypertension and diabetes mellitus (DM) is in the high category
in Indonesia. This disease has manifestations in the oral cavity and is often associated with
periodontal disease and the incidence of tooth loss in patients
Case Report: A 67 year old patient came complaining of discomfort in his teeth when biting. The
complaint is located in the right upper jaw teeth. The patient has a history of diabetes and
hypertension, the GDS laboratory examination = 47 mg/dl. The patient's HbA1C examination is
7.99 with a reference value of <normal and the patient's total cholesterol is 234.8 mg/dL
(high/>normal) with a reference value for diabetes patients of 6.4. The aim of the examination is
that there is grade 1 luxation on teeth 15,13,12,11,41,42,43,44,45,23,22,21,31 and the root of tooth
14
Case Management: Patients with hypertension and diabetes have manifestations of tooth loss.
The association between tooth loss and hypertension is a result of endothelial dysfunction, which
is the initial step in the development of hypertension, leading to changes in the periodontium.
Meanwhile, in patients with diabetes, the relationship is an increase in pro-inflammatory cytokines
in the gingival crevicular fluid and gingival tissue which can cause tooth mobility.
Keywords: Tooth Loss, Diabetes Mellitus, Hypertension
Similarity : 10 %
PENDAHULUAN pecah. lidah, lichen planus oral (OLP),
Di indonesia penyakit tidak menular
stomatitis aphthous berulang, peningkatan
memiliki prevalensi yang tinggi, penyakit ini
kecenderungan infeksi, dan penyembuhan
termasuk hipertensi dan diabetes mellitus
luka yang terganggu3.
(DM). Hipertensi dapat menyebabkan
Hipertensi atau tekanan darah tinggi
penyakit kardiovaskular, stroke, infark
adalah ketika tekanan darah sistolik 140
miokard, gagal jantung kongestif, dan
mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90
penyakit ginjal kronis. Demikian pula, DM
mmHg, atau siapa pun yang menerima resep
meningkatkan risiko penyakit jantung
obat antihipertensi untuk tujuan
koroner, penyakit serebrovaskular, penyakit
mengendalikan hipertensi. Hipertensi secara
pembuluh darah perifer, retinopati, nefropati,
bersamaan merupakan faktor risiko
dan neuropati. Diabetes melitus dapat
independen untuk penyakit jantung koroner,
menyebabkan disfungsi pada berbagai sel
stroke, penyakit ginjal, penyakit arteri
dan jaringan yang berbeda, termasuk
perifer, dan gangguan kognitif vaskular4.
jaringan di rongga mulut seperti kelenjar
Tidak ada manifestasi oral hipertensi yang
1,2
ludah .
diakui tetapi obat antihipertensi sering dapat
Diabetes melitus adalah penyakit menyebabkan efek samping, seperti
metabolik yang ditandai dengan xerostomia, pertumbuhan berlebih gingiva,
hiperglikemia akibat defisiensi sekresi pembengkakan atau nyeri kelenjar ludah,
insulin atau resistensi terhadap kerja insulin reaksi obat lichenoid, eritema multiforme,
atau keduanya. Hiperglikemia kronis perubahan indera perasa, dan parastesia5.
menyebabkan berbagai komplikasi di Dalam penelitian sebelumnya,
berbagai bagian tubuh termasuk rongga terdapat hubungan antara gigi yang hilang
mulut, sehingga kontrol glukosa darah sangat dan dua penyakit kronis utama: diabetes
penting. Manifestasi oral dan komplikasi melitus dan hipertensi. Diabetes mellitus
terkait DM termasuk mulut kering adalah salah satu penyakit kronis yang paling
(xerostomia), kerusakan gigi (termasuk umum di seluruh dunia pada bentuk yang
karies akar), lesi periapikal, gingivitis, lebih lanjut menyebabkan komplikasi
penyakit periodontal, kandidiasis oral, mulut kesehatan yang serius. Diabetes mellitus
terbakar (terutama glossodynia), perubahan adalah salah satu penyakit sistemik yang
rasa, lidah geografis, dilapisi dan pecah-
terkait dengan masalah periodontal, terjadinya kerusakan khususnya pada
menyiratkan bahwa kehilangan gigi menjadi rongga mulut lebih lanjut7.
lebih mungkin karena kerusakan jaringan LAPORAN KASUS
pendukung gigi. Di beberapa negara, Pasien berusia 67 tahun datang
dilaporkan bahwa pasien dengan diabetes mengeluhkan rasa tidak nyaman pada giginya
mellitus memiliki lebih banyak gigi yang saat mengunyah. Keluhan berlokasi di gigi
hilang. Selain diabetes mellitus, dalam kasus rahang atas sebelah kanan. Rasa sakit terasa
tekanan darah tinggi (hipertensi), itu adalah saat mengunyah makanan yang keras.
salah satu faktor risiko utama untuk Keluhan dirasakan sejak sekitar 6 bulan lalu.
mengembangkan penyakit kardiovaskular, Skala rasa sakit berada di skala 5. Tidak
stroke, dan gagal ginjal. Meskipun hubungan terdapat faktor yang memperingan rasa sakit.
hipertensi dengan kehilangan gigi kurang Pasien belum pernah mengonsultasikan ke
terdokumentasi dengan baik, pada model dokter gigi terkait keluhannya. Pasien
hewan hipertensi, hal ini terlibat dalam menyikat gigi dua kali sehari saat mandi pagi
perkembangan periodontitis dan kerusakan dan malam sebelum tidur, dengan gerakan
tulang6,7. horizontal, durai 1-2 menit. Pasien terakhir ke
dokter gigi lebih dari 5 tahun yang lalu untuk
Pada studi menyatakan, kesehatan
mencabutkan gigi. Pasien memiliki
mulut yang buruk, termasuk adanya kasus
kebiasaan mengunyah satu sisi sebelah kiri
kehilangan gigi dan penyakit periodontal,
karena di sisi kanan terdapat gigi yang sakit
berhubungan dengan peningkatan
saat digunakan untuk mengunyah. Pasien
prevalensi hipertensi dan diabetes. Penyakit
memiliki riwayat penyakit hipertensi dan
periodontal, termasuk perdarahan gusi,
gula darah tinggi. Pasien memiliki riwayat
gingivitis, dan periodontitis, dapat
operasi kencing batu lebih dari 5 tahun yang
menyebabkan peradangan sistemik, reaksi
lalu. Pasien rutin mengonsumsi obat
imunologi, dan disfungsi endotel, yang
captopril, metformin, glimepiride,
berdampak signifikan pada tekanan darah
hydrochlorothiazide. Pasien diketahui
dan kontrol resistensi insulin. Maka dari itu
menderita gula darah tinggi dan hipertensi
kesehatan rongga mulut sering dikaitkan
sejak 9 tahun yang lalu. Pasien rutin kontrol
dengan faktor sistemik sehingga pasien
ke puskesmas setiap satu bulan sekali. Pasien
dengan faktor tersebut harus mencegah
rutin cek lab gula darah dan kolesterol satu makanan manis. Pasien terkadang
bulan sekali. mengonsumsi buah-buahan. Pasien rutin
mengikuti senam (frekuensi 3x seminggu).
Pasien dapat berjalan normal, dapat
berkomunikasi, dan kooperatif.
Tabel 1. Data medik Umum
Golongan darah -
Penyakit jantung Tidak ada
Diabetes Ada
Hemophilia Tidak ada
Hepatitis Tidak ada
Penyakit lainnya Tekanan darah tinggi
Alergi obat Tidak ada
Alergi makanan Tidak ada
Gambar 1. Hasil Pemeriksan Laboratorium Pemeriksaan dilakukan untuk melihat
Hasil pemeriksaan laboratorium kondisi Pasien. Hasil dari pemeriksaan
Glukosa sewaktu Pasien adalah 47 mg/dL indeks Masa Tubuh (IMT) Pasien didapatkan
dengan nilai rujukan 70-140 mg/dL, hasil 22,5 kg/m2 yang berarti dikategorikan
Pemeriksaan HbA1C Pasien 7,99 dengan berat badan pasien normal.
nilai rujukan <normal dan kolesterol total Tabel 2. Pemeriksaan vital Sign
Pasien 234,8 mg/dL (tinggi/>normal) dengan Tekanan darah 160/86 mmHg
nilai rujukan pasien 6.4 diabetes Nadi 86x/menit
Pasien merupakan ibu rumah tangga. Pernafasan 18x/menit
Pasien sering mengonsumsi sayuran Suhu 36,4 C
(frekuensi 4 hari/minggu). Pasien rutin Berat badan 56,2 kg
mengonsumsi air putih sekitar 8 gelas sehari. Tinggi badan 158 cm
Pasien sering mengonsumsi teh (frekuensi 4x
Pemeriksaan ekstraoral terdapat
seminggu). Orang tua pasien tidak dicurigai
adanya kelainan pada temporomandibular
memiliki riwayat penyakit dalam. Kakak
Pasien. Pada pemeriksaan intraoral jaringan
pasien memiliki riwayat penyakit gula darah lunak terdapat torus palatinus yaitu terdapat
tinggi. Pasien kadang mengonsumsi
lesi nodul, berjumlah multiple, berlokasi di periapical, gigi 28 terdapat kavitas di mesial
palatum durum, diameter kurang lebih 1 cm, servikal dengan kedalaman email dengan
berbatas jelas, konsistensi keras, sewarna sondasi, perkusi palpasi – diagnosis pulpa
dengan mukosa, asimptomatik. Kemudian vital disertai karies email dan gigi 25 tedapat
adannya crenated tongue yaitu lesi papilla kavitas di mesial dan distal dengan
pada kesua sisi internal lidah berbentuk kedalaman dentin, sondasi, perkusi, palpasi –
gelombang, mengikuti lengkukan gigi diagnosis pulpa vital disertai karies dentin.
sewarna dengan mukosa lidah. Terdapat
fissure tongue yaitu lesi berupa fisure,
terletak di dorsal lidah, berjumlah single,
bertepi irreguler, berbatas jelas,
asimptomatik. Kemudian terdapat varikositas
yaitu pelebaran pembuluh di ventral lidah.
Kemudian terdapat gingivitis marjinalis yaitu
terdapat peradangan dengan margin gingiva
berwarna kemerahan, interdental papilla
membulat, konsistensi lunak, tekstur
unstippling, mudah berdarah, berlokasi di
gingiva rahang bawah labial dan lingual. Gambar 2. Foto Klinis Rongga Mulut Pasien
Jumlah gigi yang tersisa adalah 19
dimana terdapat luksasi derajat 1 pada gigi Berdasarkan pemeriksaan yang telah

15,13,12,11,41,42,43,44,45,23,22,21,31 dan dilakukan, maka dari itu rencana perawatan

32, teradapat karies mesial servikal pada gigi yang akan dilakukan yaitu melakukan

28, karies mesial distal pada gigi 25 dan komunikasi serta memberikan informasi dan

terdapat atrisi pada gigi 33. Untuk relasi edukasi terkait kondisi yang dialami Pasien,

molar kanan dan kiri tidak dapat ditentukan penyebab, manifestasi pada rongga mulut

karena telah hilangnya gigi molar dan relasi Pasien serta alternatif perawatan apa yang

caninus kanan dan kiri kelas 1 angle. bisa dilakukan.

Pemeriksaan objektif pada gigi 14 Pasien akan direncanakan untuk

dengan terdapat sisa akar gigi dengan palpasi melakukan rujukan terkait penyakit diabetes

+, perkusi + diagnosis : Radix disertai lesi terkait rencana perawatan yang akan
dilakukan seperti rencaana pencabutan. kondisi yang sama yaitu mempunyai
Apabila dokter rujukan setuju dan kondisi diabetes.
pasien dalam batas aman maka dilakukan
Gula darah puasa normal menurut World
ekstraksi gigi yang mengalami luksasi dan
Health Organization (WHO) menyatakan
sisa akar. Apabila luka bekas pencabutan
prevalensi glukosa darah sewaktu (GDS)
telah sembuh, selanjutnya dilakukan
adalah 2 jam setelah makan berkisar antara
perawatan gigi tiruan Sebagian lepasan untuk
80-180 mg/dl. Kondisi yang ideal yaitu 80-
rahang atas dan rahang bawah. Kemudian
144 mg/dl. Glukosa darah sewaktu (GDS)
dilakukan kontrol dan evaluasi. Kondisi oral
pada kondisi cukup 145-179 mg/dl2.
dan sistemik pasien harus selalu dipastikan
Oral glucose Tolerance test (OGTT)
aman selama perawatan dilakukan.
juga dikenal sebagai tes toleransi glukosa
DISKUSI oral, mengukur respons tubuh Anda terhadap
gula (glukosa). OGTT dapat digunakan untuk
Pasien kompromis medis
menyaring diabetes tipe 2. Jika sedang diuji
memerlukan pengobatan terkait penyakitnya.
untuk diabetes tipe 2, dua jam setelah
Pasien dengan kedaan seperti ini perlu untuk
meminum larutan glukosa:
dilakukan kunjungan lebih sering oleh dokter
gigi setiap tahunnya. Dalam menentukan - Tingkat glukosa darah normal lebih
rencana perawatan gigi maka harus rendah dari 140 mg/dL (7,8 mmol/L).
mempertimbangkan kemanan dan - Tingkat glukosa darah antara 140 dan
keefektivitas status medis pasien12. 199 mg/dL (7,8 dan 11 mmol/L)
Pada laporan kasus ini terdapat Pasien dianggap gangguan toleransi glukosa,
kompromis medis dengan penyakit Diabetes atau pradiabetes. Jika Pasien
Melitus tipe 2. Berdasarkan anamnesa yang menderita pradiabetes, akan berisiko
telah dilakukan kondisi diabetes Pasien terkena diabetes tipe 2. Pasien juga
termasuk kategori terkontrol. Prevalensi berisiko terkena penyakit jantung,
tinggi terjadi pada Pasien diabetes tipe 2 yang bahkan jika Pasien tidak menderita
disebabkan oleh faktor keturunan dan diabetes.
lingkungan yang mana dari anamnesa yang - Tingkat glukosa darah 200 mg/dL
telah dilakukan Pasien mengaku bahwa ayah (11,1 mmol/L) atau lebih tinggi dapat
Pasien dan juga kakak dari Pasien mengalami mengindikasikan diabetes. Jika hasil
tes toleransi glukosa Pasien Manifestasi rongga mulut pada Pasien
menunjukkan diabetes tipe 2, dokter DM seperti karies, gingivitis, periodontitis,
mungkin akan mengulangi tes oral trush, xerostomia, oral candidiasis,
tersebut di hari lain atau stomatitis aptosa berulang, dan gangguan
menggunakan tes darah lain untuk sensorik. Manifestasi yang paling sering
memastikan diagnosisnya. Berbagai terjadi adalah periodontitis yang ditandai
faktor dapat mempengaruhi dengan adanya kondisi inflamasi di sekitar
keakuratan tes OGTT, termasuk jaringan ikat gigi. Apabila kondisi ini
penyakit, tingkat aktivitas, dan obat- dibiarkan dan tidak ditangani maka akan
obatan tertentu11. dapat menyebabkan mobilitas pada gigi dan
Pemeriksaan lain yang bisa dilakukan berakhir pada kehilangan gigi. Oleh karena
adalah pemeriksaan darah untuk HbA1C itu pengobatan periodontitis selain
menentukan apakah diabetes pada Pasien menurunkan kadar glukosa darah, dapat
tersebut terkontrol atau tidak. Pada Pasien mencegah gigi tanggal3.
diabetes biasanya HbA1C ≥ 6,5%. Apabila Tindakan pencegahan yang dapat
kadar gula darah puasa mencapai 240 md/dl dilakukan pada Pasien DM yang mempunyai
ini tandanya diabetes tidak terkontrol5. manifestasi oral seperti mengontrol kadar
Menurut kementrian kesehatan glukosa darah pasien, pemeliharaan
republik Indonesia gejala dari kadar glukosa Kesehatan gigi dan mulut yang baik,
darah yang ringan-sedang akan terlihat pada penilaian dan manajemen pasien memerlukan
Pasien dengan kadar glukosa darah 160-3— peran aktif dokter gigi dalam mendiagnosa
mg/dl. Gejala yang akan muncul pada tingkat kondisi pasien sebelum dilakukannya
ini adalah wajah pucat, tremor, lapar, pusing, perawatan dental. Pasien dalam pengobatan
lemah, detak jantung cepat, penglihatan diabetes atau dalam penggunaan obat
kabur dan kebingungan10. Kondisi yang diabetes harus mengonsumsi obat tersebut
dialami pada saat gejala dengan kategori terlebih dahulu sebelum melakukan
parah diketahui kadar glukosa darah Pasien perawatan ke dokter gigi. Pasien dengan
diatas 300 mg/dl yaitu dehidrasi, kelelahan, diabetes harus mengunjungi dokter gigi
sulit konsentrasi, mudah mengalami iritasi, minimal 3 bulan sekali.
gugup, kehilangan berat badan, kelelahan, Penjelasan kemungkinan terjadinya
serta kesemutan dalam mulut. penurunan tulang dan kegoyahan gigi pada
pasien dengan kadar glukosa darah tinggi Jika gula darah terkontrol ketat, pasien
adalah reduksi suplai darah pada jaringan dapat mengalami hipoglikemik selama
lunak dan keras gigi. Sirkulasi yang tidak prosedur operasi. Kadar glukosa darah
baik menyebabkan darah statis pada jaringan puasa <100 mg/dl dan glukosa darah
periodontal disekitar gigi. Jumlah oksigen acak <144 mg/dl Perawatan dibawah
yang rendah dalam darah menyebabkan anestesi local atau sedasi harus diatur
stimulasi berlebih osteoklas sehingga setidaknya dengan waktu makan. Pasien
menyebabkan gigi mengalami kegoyahan.13 makan dan meminum obat seperti
Pasien diabetes yang mengkonsumsi 2 atau biasanya
lebih minuman manis per hari mengalami - Pertimbangan antibiotic pasca
pencabutan 6 gigi atau lebih.14 Ketika pasien pencabutan karena adanya luka dan
diabetes datang ke klinik gigi untuk kemungkinan infeksi sekunder
mencabutkan gigi dan diketahui menderita Kadar glukosa darah maksimum untuk
diabetes maka prinsip perawatan yang harus pencabutan adalah 180 mg/dl (10
dilakukan adalah sebagai berikut: Tentukan mmol/l) untuk GDP dan 200 mg/dl (11
apakah pasien terkontrol dalam diet saja, mmol/l) untuk gula darah acak
tablet atau suntikan insulin, pasien diabetes - Kadar glukosa darah 234 mg/dl (13
terkontrol dan akan dilakukan pencabutan mmol/l) adalah batas tertinggi pada
tidak memerlukan antibiotic profilaksis, pencabutan emergensi dengan syarat
namun pada pasien tidak terkontrol penggunaan larutan anestesi tanpa
membutuhkan antbiotik profilaksis13. adrenalin dan diberikan amoxicillin 500
Hipoglikemia harus dihindari karena dapat mg elama 5 hari setelah pencabutan.
menyebabkan kerusakan otak. Dokter gigi
harus dapat melakukan manajemen pasien Kesimpulan

diabetes dengan baik, rekomendasi standar Kondisi sistemik seseorang dapat


perawatan dapat merujuk pada American memperngaruhi kesehatan gigi dan

Diabetes Association.15 mulut. Penyakit diabetes mellitus dan

Manajemen perawatan diabetes: hipertensi memiliki hubungan dengan

- Resiko hipoglikemia rongga mulut khsuusnya jaringan

- Periksa kadar glukosa menggunakan periodontal. Salah satu manifestasi

strip glukosa darah sebelum tindakan. paling umum dari penyakit tersebut di
rongga mulut adalah adanya kehilangan 3. Rohani B. Oral manifestations in patients
gigi. Sangat diperlukan pengetahuan with diabetes mellitus. World J Diabetes.
mendalam dari dokter gigi dalam 2019 Sep 15;10(9):485-489.
menangani pasien dengan kondisi medis 4. Souza, Ana & Pereira, Maria & Meira,
tertentu seperti diabetes mellitu agar Gabriela. (2021). Dental management in
dapat menetapkan rencana perawatan hypertensive patients. International
yang baik dan benar. Meningkatkan Journal of Advanced Engineering
kesadaran dan edukasi bagi pasien Research and Science. 8. 324-332.
diabetes terhadap kondisi mulutnya perlu 10.22161/ijaers.82.40.
dilakukan agar kualitas hidup pasien 5. Kumar P, Mastan K, Chowdhary R,
menjadi lebih baik. Kontrol kondisi Shanmugam K. Oral manifestations in
sistemik adalah kunci utama untuk hypertensive patients: A clinical study. J
perawatan pasien dengan hipertensi dan Oral Maxillofac Pathol. 2012
diabetes mellitus. May;16(2):215-21.
6. Delgado-Pérez, V. J., De La Rosa-
DAFTAR PUSTAKA
Santillana, R., Márquez-Corona, M. L.,
1. Oktaviyani, P., Sari, M. H. N., Frisilia,
Ávila-Burgos, L., Islas-Granillo, H.,
M., Munazar, M., Satria, A., &
Minaya-Sánchez, M., ... & Maupomé, G.
Maretalinia, M. (2022). Prevalence and
(2017). Diabetes or hypertension as risk
Risk Factors of Hypertension and
indicators for missing teeth experience:
Diabetes Mellitus among the Indonesian
An exploratory study in a sample of
Elderly. Makara Journal of Health
Mexican adults. Nigerian Journal of
Research, 26(1), 2.
Clinical Practice, 20(10),
2. Kapil U, Khandelwal R, Ramakrishnan
7. De Medeiros V anderlei JM, Messora
L, Khenduja P, Gupta A, Pandey RM,
MR, Fernandes PG, Novaes AB Jr.,
Upadhyay AD, Belwal RS. Prevalence
Palioto DB, de Moraes Grisi MF, et al.
of hypertension, diabetes, and associated
Arterial hypertension perpetuates
risk factors among geriatric population
alveolar bone loss. Clin Exp Hypertens
living in a high-altitude region of rural
2013;35:1-5.
Uttarakhand, India. J Family Med Prim
8. Bernardi, L., Souza, B. C. D., Sonda, N.
Care. 2018 Nov- Dec;7(6):1527-1536
C., Visioli, F., Rados, P. V., & Lamers,
M. L. (2018). Effects of diabetes and Diabetes Mellitus: Coprediction and
hypertension on oral mucosa and TGFβ1 Time Trajectories. Hypertension. 2018.
salivary levels. Brazilian Dental Journal, 14. Mariano, I. M. G., da Silveira, A. L. C.,
29, 309-315. & Fernandes, P . G. (2022). Relationship
9. Tsimihodimos, V., Gonzalez- between diabetes, hypertension and
Villalpando, C., Meigs, J. B., & periodontal diseases: a systematic review
Ferrannini, E. (2018). Hypertension and of major clinical findings. MedNEXT
diabetes mellitus: coprediction and time Journal of Medical and Health Sciences,
trajectories. Hypertension, 71(3), 422- 3(S6).
428.
10. Ahmadinia AR, Rahebi D, Mohammadi
M, Ghelichi-Ghojogh M, Jafari A,
Esmaielzadeh F, Rajabi A. Association
between type 2 diabetes (T2D) and tooth
loss: a systematic review and meta-
analysis. BMC Endocr Disord. 2022 Apr
13;22(1):100.
11. Jimenez M, Hu FB, Marino M, Li Y,
Joshipura KJ. Type 2 diabetes mellitus
and 20 year incidence of periodontitis
and tooth loss. Diabetes Res Clin Pract
2012;98:494- 500.
12. Xu, K., Yu, W., Li, Y., Li, Y., Wan, Q.,
Chen, L., ... & Niu, L. (2022).
Association between tooth loss and
hypertension: A systematic review and
meta-analysis. Journal of Dentistry,
104178.
13. Tsimihodimos, Vasilis & Gonzalez-
Villalpando, Clicerio & Meigs, James &
Ferrannini, Ele. Hypertension and

Anda mungkin juga menyukai