ODC
Seorang laki-laki berusia 61 tahun datang ke dokter gigi mengeluhkan bau mulut. Keluhan dirasakan
sejak 1 tahun terakhir dan belum diperiksakan ke dokter gigi. Diketahui pasien seorang penderita
gagal ginjal kronik dan rutin melakukan hemodialisis 2x seminggu semenjak 6 bulan yang lalu.
Selama ini pasien rutin ke dokter gigi untuk membersihkan karang gigi dan melakukan cek rutin
rongga mulut, namun semenjak rutin hemodialisis pasien belum pernah kontrol ke dokter gigi.
Pasien melaporkan saat ini rutin mengkonsumsi nifedipine dan aspilet. Pemeriksaan tekanan darah
145/85 mmHg. Pemeriksaan intra oral menunjukkan OHI buruk, dan general gingivitis. Gigi 46 karies
profunda dan sudah tidak restoratif. Pada sisi bukal gigi 46 terdapat pustulat dengan perkusi (+) sakit
dan palpasi (+) sakit.
LEARNING OBEJCTIVE:
LO 1 : Bagaimana interpretasi dan analisa hasil pemeriksaan subyektif dan obyektif, analisa sign
and symptom
Subyektif :
CC :
mengeluhkan bau mulut
PI :
keluhan dirasakan 1th terakhir dan blm pernah diperiksakan ke drg,
ditambahkan pertanyaan keluhan mengganggu aktivitas,
apakah terdapat rasa sakit
PDH :
pasien rutin ke drg untuk membersihkan karang gigi dan cek rutin rongga mulut,
namun semenjak pasien hemodialisis blm pernah control ke drg
PMH :
pasien menderita gagal ginjal kronik,
rutin hemodialisis 2x seminggu semenjak 6 bln yang lalu,
rutin konsumsi nifedipine dan aspilet,
ditanyakan informasi Riwayat rawat inap,
ditanyakan alergi obat, konsumsi obat ditanyakan dosis dan frekuensi,
ditanyakan apakah ada riwayat penyakit pinggang terus-terusan, apakah sering mual
muntah
ditanyakan riwayat dispnea
FH :
ditanyakan riwayat dari keluarga inti ibu/ayah kandung, saudara kandung, bisa ditanyakan
riwayat kakek dan nenek
SH :
ditanyakan aktivitas akan berkaitam dengan hipertensi, dan kesadarannya ke drg,
konsumsi buah dan sayur,
konsumsi air putih seberapa rutin atau tidak,
ditanyakan terkait konsumsi makanan asin, daging merah
riwayat pola makan (berkaitan dengan nafsu makan yang buruk berpengaruh ke BB
Objektif :
Gigi 46 : terdapat pustulat pada sisi bukal, terlihat adanya karies profunda dan tidak
restoratif
Perkusi : +
Palpasi : +
OHI : buruk
General gingivitis mengenai >30%
Sign :
Warna gingiva kemerahan, interdental membulat, unstipling, tidak terdapat attachment
loss
Disertai sedikit/ banyak plak
Symptom :
Bau mulut
Perdarahan spontan ataupun saat menyikat gigi
LO 2 : Apa kemungkinan hipotesis (diagnosis, dd, etiologi, prognosis) dan bagaimana assessment kasus
Gigi 46
Diagnosis:
Nekrosis pulpa disertai abses periapical karena sudah sampai profunda dan pustulat + dari
sisi bukal dan kemungkinan dari giginya
Nekrosis pulpa dikatakan nekrosis karena sudah ada pus dan sudah terjadi abses
Gingiva
Diagnosis :
General gingivitis et causa plak Pasien dulu rajin scaling kemudian OHI menjadi buruk
buruk karena kena PGK dan sudah rutin hemodialisis
Diagnosis banding :
Etiologi :
Primer
Plak
Sekunder
Sistemik
- Hipertensi
- Gagal ginjal kronik
Konsumsi obat
- Nifedipine
- aspilet
Prognosis :
Meragukan karena sudah memiliki kondisi sistemik dan perawatan hemodialisis yang
harus dilakukan seumur hidup. Untuk melakukan hemodialisis darah harus encer sehingga
pasien harus mengonsumsi obat aspilet
PGK yang rutin hemodialisis kadar kalsium fosfat terganggu sehingga kalkulus mudah terbentuk
mudah gingivitis
PGK yang rutin hemodialisis mengalami hipervolemi kronis meningkatkan osmotic pada gingiva
tekanan osmotic tinggi akan meningkatkan inflamasi di periodontal gingivitis makin mudah
terjadi akan menyebabkan halitosis
PGK gejala utama uremia ammonia yang diubah efek ammonia yang berlebih menimbulkan
bau mulut/ halitosis
PGK dan konsumsi obat sekresi kelenjar saliva berkurang keluhan xerostomia kurangnya self
cleansing menyebabkan plak dan debris lebih masif
Obat nefidipine konsumsi jangka Panjang dapat menyebabkan GE efek farmakologi menghambat
ion kalsium pada fibroblast dan kolagen menghambat sekresi saliva self cleansing buruk
LO 4 : Apa learning issue lain yang bisa didiskusikan untuk menambah kedalaman analisis kasus ini
(minimal 3)
Pemeriksaan apa saja untuk kondisi sistemik pasien ?
GFR (Glomerular Filtration Rate ) Tes darah untuk mengetahui kemampuan ginjal dalam
menyaring zat sisa metabolisme. Hasil akhirnya untuk mengetahui stadium penyakit
ginjalnya. 5 stadium,
1. Normal
2. Mild decrease (89-60 ml/menit/1,73 m2)
3. 59-30 ml//menit/1,73 m2
3a (59-45 ml//menit/1,73 m2
3b (44-30 ml//menit/1,73 m2
4. (29-15 ml//menit/1,73 m2
5. < 15 ml//menit/1,73 m2
Pemeriksaan hemoglobin 9sel darah merah )
- Pria : 14-18 gr/dl
- Perempuan : 12-16
Pemeriksaan albumin dari fungsi organ ginjal nilai normalnya (3,4 -5,4 dl)
Pemeriksaan urea darah nilai normalnya (5-25 mg/dl)
Serum untuk diagnosis disfungsi ginjal (10:1) nilai normalnya (0,5-1,5 mg/dl)
Klirens creatinine untuk memeriksa urin selama 24 jam nilai normalnya (85-135/menit)
Manifestasi oral dari kondisi sitemik ?
Halitosis
Xerostomia
Gingivitis
Disgeusia fungsi pengecapan
Kalkulus dan karies gigi ada diet konsumsi protein sehingga lebih banyak makan
kariogenik
Renal osteo distrofi gangguan demineralisasi tulang
Etiologi PGK
DM diikuti hipertensi diikuti glomerulonephritis
Ada yang mengatakan idiopatik
Ada yang berdasarkan anatomi ginjal
- Penyakit vascular melibatkan pembuluh dsar besar dan kecil
- Kelainan pada glomerulus Ada primer (nefritis dan fokal segmental gromeluro
sclerosis) dan sekunder (nefropati diabetic dan lupus nefritis)
- Akibat bawaan ginjal polikistik dibawa dari janin
- Nefripati obstruktif batu ginjal bilateral dan hyperplasia prostat
Faktor lain :
Infeksi parasite enterobiasis dapat menyebabkan infeksi diginjal dan menyebabkan
nefropati
Infeksi saluran kemih yang berulang
Nefritis intercitialis
Kista bawaan
Neoplasma
LO 5 : Bagaimana problem solving untuk kasus tersebut (rencana perawatan dan prosedur
perawatan yang tepat pada kasus tersebut)
Rencana perawatan :
1. KIE
- Komunikasi : Menjelaskan kondisi pasien, etiologic
- Informasi :
- Edukasi :
2. Rujuk ke dokter spesialis penyakit dalam ke sub spesialis ginjal dan hipertensi
3. Scaling
4. Medikasi untuk abses dikonsultasikan ke dokter penyakit dalam
5. Ekstraksi gigi 46 larutan anastesi ditanyakan ke dokter spesialis penyakit dalam
6. Control dan evaluasi