Tuberkulosis Paru
Pembimbing:
dr. Taufiq Hidayat, Sp. P
DEFINITION
DEFINITION
Epidemiologi
Etiologi
Pneumonia
Klasifikasi
Berdasarkan predileksi
infeksi
Gambaran Pneumonia
Lobaris
Gambaran
Bronkopneumonia
Patogenesis
Patologi
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pada inspeksi dapat terlihat bagian
yang sakit tertinggal waktu bernapas
Pada palpasi fremitus dapat
mengeras
Pada perkusi redup
Pada auskultasi terdengar suara
napas bronkovesikuler sampai
bronkial yang mungkin disertai ronki
basah halus, yang kemudian menjadi
ronki basah kasar pada stadium
resolusi.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Penatalaksanaan
1. Pemberian Antibiotik
Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia
(PSSP)
Penisilin resisten Streptococcus
pneumoniae (PRSP)
Methicillin resistent Staphylococcus aureus
(MRSA)
Hemophilus influenzae
Legionella
Mycoplasma pneumoniae
Chlamydia pneumoniae
2. Terapi Suportif
Terapi O2
Humidifikasi dengan nebulizer untuk
pengenceran dahak yang kental
Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak
Pengaturan cairan
Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis
berat perlu di berikan
Obat inotropic seperti dobutamin dan
dopamine bila terdapat komplikasi
gangguan sirkulasi
Terapi sulih
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi :
Efusi pleura.
Empiema.
Abses Paru.
Pneumotoraks.
Gagal napas.
Sepsis
Prognosis
Pada umumnya prognosis adalah
baik
Tergantung dari :
faktor penderita
bakteri penyebab
penggunaan antibiotik yang
tepat serta adekuat.
Perawatan yang baik dan intensif
Defenisi
37
Epidemiologi
Di Indonesia
maupun di
dunia, TB
masih tetap
menjadi
problem
kesehatan
dunia yang
utama
Gambar : Mycobacterium
Tuberculosis
Patogenesis
41
Klasifikasi TB
Klasifikasi TB
Gejala Klinis
Gejala
sistemik/umum:
Batuk-batuk selama
lebih dari 3 minggu
Demam tidak terlalu
tinggi
Biasanya dirasakan
malam hari
Keringat malam.
Penurunan nafsu
makan dan berat badan
Perasaan tidak enak
(malaise), lemah
Gejala Khusus :
Tergantung organ
tubuh yang terkena
Kalau ada cairan di
rongga pleura
Mengenai otak di
sebut meningitis TB
Diagnosis Tuberkulosis
Penatalaksanaan
49
Dosis OAT
Streptomisin:15mg/kgBB atau
BB >60kg : 1000mg
BB 40 - 60 kg : 750 mg
BB < 40 kg : sesuai BB
Kombinasi dosis tetap
Rekomendasi WHO 1999 :
Obat 3-4 tablet sehari selama fase intensif
Fase lanjutan dapat menggunakan
kombinasi dosis 2 obat antituberkulosis
sesuai dengan pedoman pengobatan.
Pencegahan
Vaksin BCG
Vaksin DNA hsp65
Laporan Kasus
Identitas Pasien
Nama
: Tn. J
Umur
: 57 tahun
No. MR : 346583
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan
: Wiraswasta
Agama : Islam
Alamat : Alang laweh, Kota Padang
Tanggal dirawat
: 20 juli 2016
Ruangan : Kelas IA
Anamnesa
Keluhan Utama
Sesak napas sejak 1 hari sebelum masuk
Rumah Sakit.
Riwayat Penyakit Sekarang
Sesak napas mulai dirasakan pasien sejak
10 hari SMRS, sesak napas dirasakan hilang
timbul, semakin memberat sejak 1 hari
SMRS, memberat saat beraktivitas,
berkurang pada saat beristirahat, sesak
napas di rasakan pasien sama siang dan
malam, tidak dipengaruhi oleh cuaca,
makanan dan emosi.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
Kesadaran
Tekanan darah
Nadi
Pernafasan
Suhu
Tinggi Badan
Berat Badan
: sakit sedang
: compos mentis
cooperatif
: 110/80 mmHg
: 80 kali/menit
: 28 kali/menit
: 37,5 C
: 165 cm
: 50 kg
Leher
-JVP
: 5-2 cmH2O
-Pembesaran KGB : tidak ada
pembesaran KGB pada
submandibular, sepanjang m.
sternocleidomastoideus,
supraklavikula, infraklavikula sinistra
dan dextra,
Thorak
-Paru
Inspeksi : normothorak, simetris kiri dan
kanan pada saat statis dan dinamis, tidak
ada retraksi dinding dada saat bernafas,
tidak ada venektasi, tidak ada sikatrik.
Palpasi : Vocal fremitus sama kanan dan
kiri
Perkusi : sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi
: vesikuler, ronkhi +/+,
wheezing -/-
-Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba pada LMCS RIC
V sinistra
Perkusi :
Batas kiri
: RIC V linea midclavicularis
sinistra
Batas kanan : RIC IV linea sternalis dextra
Batas atas
: RIC II linea parasternalis
sinistra
Batas pinggang jantung RIC III linea
parasternalis sinistra
Auskultasi
: regular, bising (-) murmur (-)
Abdomen
-Inspeksi : perut tidak terlihat membuncit,
venektasi (-) sikatrik (-)
-Palpasi : tidak teraba massa, hepar dan
lien tidak teraba, nyeri tekan (-) nyeri
lepas (-) defans muscular (-)
-Perkusi : timpani
-Auskultasi
: bising usus (+) normal
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
-Hb
: 13,7 g/dL
-Leukosit
: 12012/uL
-Trombosit
:274.000/uL
-Creatinin
: 1,0 mg/dL
-Glukosa
: 87 mg/dL
-Urea
: 18 mg/dL
Rontgen toraks PA
Diagnosis
Diagnosis Kerja
:
Bronkopneumonia + TB Paru
relaps
Diagnosis Banding
bronkial, PPOK
: Asma
Terapi
Bed
rest
O2 2-4 L/i
RL 8 Jam/Kolf
Fosmicin 2x2 g iv
Esome 1x1 g iv
OBH 3x1
Glyceril Guaiacolat/ GG 3x100 mg
Follow Up
21 juli 2016
S/- Sesak napas (+)
- Batuk hilang timbul, kadang-kadang berdahak, dan
tidak berdarah.
- Nyeri dada (-)
- Demam (-)
- Badan terasa lemah dan letih.
- Tidur malam terganggu.
- Nyeri kepala seperti ditusuk-tusuk, tidak berputar.
- Tidak ada mual dan muntah
- nafsu makan menurun.
O/ KU : sedang
Kes : CMC ,
TD ; 110/80 mmHg
Nadi : 80 x/i
Nafas : 28 x/i
Suhu : 37.5 derajat c
Mata
Konjungtiva
: tidak anemis
Sklera
: tidak ikterik
Leher
JVP : 5-2 cmH2O
Pembesaran KGB
: tidak ada pembesaran
KGB
Paru
Inspeksi : normothorak, simetris kiri dan
kanan pada saat statis dan dinamis, tidak ada
retraksi dinding dada saat bernafas, tidak ada
venektasi, tidak ada sikatrik.
Palpasi : Vocal fremitus sama kanan dan
kiri .
Perkusi : sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi: vesikuler, ronkhi +/+, wheezing -/-
A/
Bronkopneumonia + TB Paru
Relaps
Combiflek
Fosmicin 2x2 g iv
Esome 1x1 g
OBH 3x1
GG 3x1
Rencana Pemeriksaan : Periksa BTA
Sewaktu
22 juli 2016
S/- Sesak napas (+)
- Batuk hilang timbul, kadang-kadang berdahak,
dan tidak berdarah.
- Nyeri Perut ketika batuk.
- Nyeri dada (-)
- Demam (-)
- Badan terasa lemah dan letih.
- Tidur malam terganggu.
- Nyeri kepala seperti ditusuk-tusuk, tidak
berputar.
- Tidak ada mual dan muntah
- nafsu makan menurun.
O/ KU : sedang
Kes : CMC ,
TD ; 110/80 mmHg
Nadi : 70 x/i
Nafas : 27 x/i
Suhu : 37.5 derajat C
Mata
Konjungtiva
: tidak anemis
Sklera
: tidak ikterik
Leher
JVP
: 5-2 cmH2O
Pembesaran KGB : tidak ada pembesaran KGB
Paru
Inspeksi
: normothorak, simetris kiri
dan kanan pada saat statis dan dinamis,
tidak ada retraksi dinding dada saat
bernafas, tidak ada venektasi, tidak ada
sikatrik.
Palpasi
: Vocal fremitus sama
kanan dan kiri.
Perkusi
: sonor di kedua lapangan
paru
Auskultasi
: vesikuler, ronkhi +/+,
wheezing -/-
23 juli 2016
S/- Sesak napas sudah mulai berkurang.
- Batuk hilang timbul, kadang-kadang
berdahak, dan tidak berdarah.
- Nyeri Perut ketika batuk.
- Nyeri dada (-)
- Demam (-)
- Badan terasa lemah dan letih.
- Tidur malam terganggu.
- Nyeri kepala (-)
- Tidak ada mual dan muntah
- nafsu makan sudah mulai membaik
O/ KU : sedang
Kes : CMC ,
TD ; 110/80 mmHg
Nadi : 78 x/i
Nafas : 24 x/i
Suhu : 37 derajat C
Kepala
Mata
Konjungtiva
: tidak anemis
Sklera
: tidak ikterik
Leher
JVP
: 5-2 cmH2O
Pembesaran KGB : tidak ada pembesaran KGB
Thorak
Paru
Inspeksi : normothorak, simetris kiri dan
kanan pada saat statis dan dinamis,
tidak ada retraksi dinding dada saat
bernafas, tidak ada venektasi, tidak ada
sikatrik.
Palpasi : Vocal fremitus sama kanan
dan kiri.
Perkusi : sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi: vesikuler, ronkhi +/+,
wheezing -/-
25 juli 2016
S/- Sesak napas (-)
- Batuk hilang timbul, kadang-kadang
berdahak, dan tidak berdarah.
- Nyeri Perut ketika batuk.
- Nyeri dada (-)
- Demam (-)
- Tidur malamtidak terganggu.
- Nyeri kepala (-)
- Tidak ada mual dan muntah
- nafsu makan sudah mulai membaik
O/ KU : sedang
Kes : CMC ,
TD ; 110/80 mmHg
Nadi : 82 x/i
Nafas : 23 x/i
Suhu : 36,8 derajat C
Mata
Konjungtiva
: tidak anemis
Sklera
: tidak ikterik
Leher
JVP
: 5-2 cmH2O
Pembesaran KGB : tidak ada pembesaran KGB
Paru
Inspeksi : normothorak, simetris kiri dan
kanan pada saat statis dan dinamis, tidak
ada retraksi dinding dada saat bernafas,
tidak ada venektasi, tidak ada sikatrik.
Palpasi : Vocal fremitus sam kanan dan
kiri.
Perkusi : sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi
: vesikuler, ronkhi -/-,
wheezing -/-
Analisis Kasus
Tn. J , 57 tahun datang ke RAM Bukittinggi
dengan keluhan Sesak napas sejak 1 hari sebelum
masuk Rumah Sakit. Sesak napas mulai dirasakan
pasien sejak 10 hari SMRS, sesak napas dirasakan
hilang timbul, semakin memberat sejak 1 hari SMRS,
memberat saat beraktivitas, berkurang pada saat
beristirahat, sesak napas di rasakan pasien sama
siang dan malam, tidak dipengaruhi oleh cuaca,
makanan dan emosi, batuk sejak 10 hari SMRS, batuk
berdahak dengan jumlah sedikit, dengan warna putih
kekuningan, disertai dengan nyeri perut, batuk tidak di
pengaruhi oleh cuaca, batuk tidak berdarah dan tidak
disertai dengan nyeri dada, demam sejak 3 hari SMRS
TERIMAKASIH