Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Serambi Ilmu, Edisi September 2017 Volume 29 Nomor 2 119

PENGELOLAAN RUANG KELAS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


PADA KELOMPOK B DI TAMAN KANAK-KANAK

Oleh
Israwati
Email : isra_paud60@yahoo.com

Abstrak
Ruangan kelas kelom B Anak Usia Dini adalah merupakan tempat berlangsungnya proses pembelajaran,
dan akan terlaksana dengan baik, apabila guru sebagai seoarang manajer mampu mengelola ruang kelas
secara baik pula. Penelitian ini berupaya mengungkapkan bagaimana pengelolaan ruang kelas kompok
B Taman Kanak-kanak FKIP Unsyiah Banda Aceh. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Untuk mengolah data menggunakan tahapan analisis data
kualitatif yaitu reduksi data, penyajian datadan penarikan kesimpulan/ verifikasi. Hasil penelitian
dikemukakan sebagai berikut. (1) Perencanaan (planning) ruang kelas masih kurang pada perencanaan
pemberian aroma terapi di kelas karena sekolah tidak merencanakan anggaran. (2) Pengorganisasian
(organizing) ruang kelas sudah terlaksana dengan baik karena tempat duduk peserta didik sudah
bervariasi, media ditempatkan di tempat yang mudah dilihat oleh peserta didik, dan guru sudah
merancang tanaman dan tumbuhan supaya menghasilkan oksigen yang cukup. (3) Pelaksanaan
(actuating) ruang kelas sudah terlaksana dengan baik karena guru sering mengubah formasi tempat
duduk sesuai dengan metode yang digunakan guru.(4) Pengawasan (controlling) ruang kelas masih
kurang. Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini adalah pengelolaan ruang kelas Kelompok B di
Taman Kanak-kanak FKIP Unsyiah Banda Aceh kurang baik.

Kata Kunci: Pengelolaan, Ruang Kelas, Anak Usia Dini

PENDAHULUAN yang diberikan akan sangat berpengaruh pada


Mencerdaskan kehidupan bangsa perkembangan diri anak selanjutnya.
merupakan salah satu amanat bangsa yang Menurut UU Nomor 20 tahun 2003
tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945. tentang sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3,
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 “Tujuan pendidikan nasional adalah
tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I, mengembangkan potensi peserta didik agar
Pasal 1, Ayat 14 menegaskan bahwa menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
Pendidikan Anak Usia Dini adalah “suatu kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dan menjadi warga negara yang demokratis
dilakukan melalui pemberian rangsangan serta bertanggung jawab”.
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan Dalam proses belajar mengajar di
perkembangan jasmani dan rohani agar anak kelas guru mempunyai andil yang besar dalam
memiliki kesiapan dalam memasuki menentukan keberhasilan proses pendidikan.
pendidikkan lebih lanjut”. Pada anak usia dini Guru menjadi ujung tombak pelaksanaan
terdapat beberapa perkembangan yang dapat pendidikan, di mana guru berhadapan langsung
dikembangkan salah satunya ialah dengan peserta didik sebagai subjek belajar,
Kemampuan bergerak dimana kemampuan ini oleh karena itu guru dituntut harus memiliki
sangat dibutuhkan bagi anak mulai dari anak keterampilan dalam mengajar dan
berusia 0-6 tahun dimana masa ini disebut menerapkannya dalam proses belajar
sebagai “The Golden Age” yaitu masa mengajar. Salah satu keterampilan yang harus
keemasan. Setiap rangsangan pembelajaran dimiliki seorang guru adalah keterampilan
mengelola kelas atau manajemen kelas,

Israwati* adalah Dosen Program Studi Pendidikan Guru Anak Usia Dini (PGAUD) FKIP Unsyiah
120
Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2017 Volume 29 Nomor 2

mengingat tugas seorang guru adalah mendidik penulis tertarik untuk melakukan penelitian
siswa dan menciptakan kondisi belajar yang yang berjudul“Pengelolaan Ruang Kelas
optimal sesuai tujuan pengajaran yang hendak Pendidikan Anak Usia dini pada Kelompok B
dicapai. Menurut Wiyani (2013:59) di TK FKIP Unsyiah Banda Aceh.”
“Pengelolaan kelas adalah ketrampilan guru Berdasarkan latar belakang di atas,
sebagai seorang leader sekaligus manajer maka yang menjadi rumusan masalah dalam
dalam menciptakan iklim kelas yang kondusif penelitian ini adalah sebagai berikut:(1)
untuk meraih keberhasilan kegiatan belajar- Bagaimanakah perencanaan (planning) Ruang
mengajar”. Berdasarkan pendapat diatas sudah Kelas Kelompok B di TK FKIP Unsyiah
jelas bahwa pengelolaan kelas itu sangat Banda Aceh, (2) Bagaimanakah
penting dalam mengoptimalkan proses pengorganisasian (organizing) Ruang Kelas
pembelajaran di kelas. Kelompok B di TK FKIP Unsyiah Banda
Menurut Wiyani (2013:59) “Sasaran Aceh, (3) Bagaimanakah pelaksanaan
manajemen kelas dapat diklasifikasikan (actuating) pengaturan Ruang Kelas Kelompok
kedalam dua macam yaitu pengelolaan ruang B di TK FKIP Unsyiah Banda Aceh, (4)
kelas dan pengelolaan peserta didik”. Disini Bagaimanakah pengawasan (controlling)
penulis ingin mengetahui lebih lanjut tentang Ruang Kelas Kelompok B di TK FKIP Unsyiah
pengelolaan ruang kelas. Menurut Banda Aceh.
Bermawi&Arifin (2012:105) “Ruang kelas Berdasarkan rumusan masalah di atas
merupakan tempat pembelajaran berlangsung”. yang menjadi tujuan dalam penelitian ini
Kelas yang kondusif dapat tercapai apabila adalah untuk mengetahui:(1) Perencanaan
seorang guru sebagai manajer dapat mengelola (planning) Ruang Kelas Kelompok B di TK
ruang kelas secara baik. Selanjutnya Mutohar FKIP Unsyiah Banda Aceh, (2)
(2013:33) menjelaskan bahwa: Guru sebagai Pengorganisasian (organizing) Ruang Kelas
sebagai seorang manajer harus membekali diri Kelompok B di TK FKIP Unsyiah Banda
dengan kemampuan konseptual berkaitan Aceh, (3) Pelaksanaan (actuating) pengaturan
dengan planning, organizing, actuating, dan Ruang Kelas Kelompok B di TK FKIP Unsyiah
controling serta kemampuan sosial yang Banda Aceh.(4)Pengawasan (controlling)
mengatur tentang hubungan manusiawi Ruang Kelas Kelompok B di TK FKIP Unsyiah
sehingga mampu menerapkan gaya Banda Aceh.
kepemimpinan yang tepat dalam berbagai Mutohar (2013:33) menyatakan
situasi dan kondisi, yang dapat mendukung bahwa “Seorang manajer harus membekali diri
dalam pelaksanaan program yang dijalankan. dengan kemampuan konseptual yang berkaitan
Berdasarkan hasil observasi penulis dengan planning, organizing, actuating, dan
pada TK FKIP Unsyiah Banda Aceh penulis controlling serta kemampuan sosial yang
melihat pengelolaan ruang kelas kelompok B mengatur tentang hubungan manusiawi
berbeda dari setiap kelas, misalnya pada sehingga mampu gaya kepemimpinan yang
tempat duduknya bervariasi, sebulan sekali tepat dalam berbagai situasi dan kondisi,
diadakan perubahan tempat duduk, dan saat kemampuan teknis yang dapat mendukung
proses pembelajaran guru menggunakan media dalam pelaksanaan program yang dijalankan”.
yang kurang mendukung proses pembelajaran, Pengelolaan dalam penelitian ini adalah proses
serta di lingkungan kelas tersebut juga terdapat perencanaan (planning), pengorganisasian
aneka tanaman hidup, kemudian media (organizing), pelaksanaan (actuating), dan
pendidikan juga tersedia seperti poster pengawasan (controlling) yang dilakukan oleh
pendidikan, gambar Presiden dan wakil seorang manajer. Pengelolaan yang penulis
Presiden, dan media yang ditempel di dinding. maksud dalam penelitian ini adalah
Namun ada juga kelas lain seperti kelas pengelolaan ruang kelas yang dilakukan oleh
Kelompok A, disini penulis melihat manajer kelas yaitu guru kelas.
pengelolaan ruang kelas kurang optimal, Bernawi&Arifin (2012:105)
karena sewaktu mengajar guru jarang sekali menyatakan bahwa, “Ruang kelas merupakan
menggunakan media untuk anak usia dini dan tempat pembelajaran berlansung. Di ruang
siswa dibiarkan hanya membayangkan apa kelas, pembelajaran dapat bersifat teori
yang dimaksud atau yang diceritakan oleh maupun praktik”. Ruang kelas yang dimaksud
guru. Berdasarkan latar belakang di atas penulis disini adalah yang berhubungan dengan

Israwati* adalah Dosen Program Studi Pendidikan Guru Anak Usia Dini (PGAUD) FKIP Unsyiah
Israwati, Pengelolaan Ruang Kelas Pendidikan Anak Usia Dini 121

(1) tempat duduk peserta didik, (2) media ruang kelas. Dokumentasi digunakan untuk
pendidikan anak usia dini, (3) tanaman dan melihat data inventaris kelas yang
tumbuhan, dan (4) pemberian aromaterapi di berhubungan dengan perencanaan
kelas. (planning)dan pengawasan (controlling) ruang
kelas.
Hasil pengumpulan data dengan
METODE PENELITIAN observasi dan wawancara akan dianalisis
Pendekatan yang digunakan dalam dengan tiga tahap analisis data kualitatif seperti
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. dijelaskan oleh Miles dan Huberman
Menurut Arikunto (2010:3) “Penelitian (dalamSugiyono, 2013:337) bahwa “Aktivitas
kualitatif adalah sebuah proses inkuiri yang dalam analisa data kualitatif dilakukan secara
menyelidiki masalah-masalah sosial dan interaktif dan berlangsung secara terus-
kemanusian dengan tradisi metodologi yang menerus sampai tuntas”. Aktivitas dalam
berbeda dan penelitian yang memaparkan dan analisis data yaitu data reduction, data
menggambarkan sesuatu hal, seperti keadaan, display, dan conclusion drawing/verification
kondisi, situasi, peristiwa, dan kegiatan seperti
apa adanya”.
Jenis penelitian ini adalah penelitian HASIL PENELITIAN DAN
deskriptif, yaitu penelitian yang memberikan PEMBAHASAN
gambaran tentang fenomena-fenomena yang Dalam bab ini diuraikan tentang hasil
terjadi saat ini. Menurut Arikunto (2010:3) yang diperoleh dari penelitian yang
“Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilaksanakan di Ruang Kelas Kelompok B di
memaparkan atau menggambarkan sesuatu hal, TK FKIP Unsyiah Banda Aceh, yaitu
seperti keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, dan mengenai pengelolaan ruang kelas yang
kegiatan seperti apa adanya”. berkaitan dengan:
Pembahasan hasil penelitian 1. Perencanaan (planning) ruang kelas
menggunakan teknik penyajian deskriptif Perencanaan disini mencangkup
dengan memaparkan gambaran serta perencanaan tempat duduk peserta didik,
penjelasan secara sistematis mengenai data- perencanaan media pendidikan, perencanaan
data yang diperoleh dari penelitian, sifat-sifat tanaman dan tumbuh-tumbuhan, dan
serta hubungan antar fenomena yang diselidiki perencanaan pemberian aromaterapi. Pertama,
berdasarkan rumusan masalah dalam perencanaan tempat duduk peserta didik, dalam
penelitian. menentukan tempat duduk peserta didik sudah
Penelitian ini dilaksanakan di Ruang mempertimbangkan kesehatan peserta didik,
Kelas Kelompok B di TK FKIP Unsyiah dan ukuran tubuh peserta didik. Wiyani
Banda Aceh. Sekolah ini dipilih sebagai tempat (2013:15) mendefinisikan “Tempat duduk
penelitian oleh penulis karena sekolah tersebut peserta didik kuat, stabil, dan mudah
belum pernah dilakukan penelitian tentang dipindahkan oleh peserta didik. Ukuran sesuai
pengelolaan ruang kelas. dengan kelompok peserta didik dan
Subjek dalam penelitian ini adalah mendukung postur tubuh yang baik, minimun
kepala sekolah dan 11 guru kelas yang dibedakan untuk kelas 1-3 dan 4-6”. Dalam
mengajar di kelas Ruang Kelas Kelompok B di menentukan formasi tempat duduk peserta
TK FKIP Unsyiah Banda Aceh didik, guru menyesuaikan dengan materi,
Teknik pengumpulan data yang metode dan pendekatan yang digunakan dalam
digunakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran, kemudian tingkat fokus siswa,
wawancara, observasi dan dokumentasi. pandangan, dan keluhan siswa. Tujuan dari
Wawancara dilakukan untuk mengetahui perencanaan tempat duduk tersebut supaya
perencanaan (planning), pengorganisasian siswa lebih fokus dan semangat dalam belajar.
(organizing), pelaksanaan (actuating) dan Namun dalam menentukan formasi tempat
pengawasan (controlling) ruang kelas. duduk tersebut guru jarang melibatkan
Observasi dilakukan untuk memperkuat hasil pendapat ahli.
wawancara yang berhubungan dengan Kedua, perencanaan media
pengorganisasian (organizing), pelaksanaan pendidikan, media pendidikan di sediakan
(actuating) dan pengawasan (controlling) oleh sekolah yang dibeli berdasarkan dana

Israwati* adalah Dosen Program Studi Pendidikan Guru Anak Usia Dini (PGAUD) FKIP Unsyiah
Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2017 Volume 29 Nomor 2 122

operasional sekolah (BOS), media pendidikan pendidikan. Untuk penempatan media


yang disediakan sekolah sesuai dengan pendidikan ditempatkan di tempat yang mudah
kebutuhan kelas namun guru di tuntut harus di lihat oleh peserta didik, dan mudah diambil
mampu mengembangkan media yang telah apabila diperlukan. Seperti papan tulis di
diberikan, media yang digunakan dalam tempatkan di depan kelas, media berupa
proses belajar mengajar disesuaikan dengan pajangan kelas di tempelkan di dinding kelas.
materi yang dipelajari. Media berupa alat peraga diletakkan di rak
Ketiga, perencanaan tanaman dan pajangan dan di lemari kelas. Disini dapat
tumbuhan, penanaman tanaman dan tumbuhan dilihat bahwa pengorganisasian terhadap media
dilingkungan kelas sudah direncanakan pendidikan di kelas sudah berjalan dengan baik
dengan baik, karena tanaman dan tumbuhan sesuai dengan pendapat Wiyani (2013;56)
ada di tanam di sekitar kelas dengan tujuan yaitu “ Media pendidikan ditempatkan pada
supaya oksigen yang masuk kedalam kelas posisi yang memungkinkan seluruh peserta
cukup dan mampu meningkatkan kinerja otak didik melihat dengan jelas”.
serta peserta didik mampu mangikuti dan Ketiga, pengaturan tanaman dan
mencerna pelajaran yang diberikan dengan tumbuhan, guru sudah merancang dan menata
baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Wiyani supaya tanaman dan tumbuhan dapat
(2013:151) “Di sekeling kelas hendaknya menghasilkan oksigen yang cukup untuk kelas,
ditanam tanaman dan tumbuhan agar peserta Wiyani (2013:140) mengemukakan
didik mendapat pasokan oksigen yang bahwa“Tanaman dan tumbuhan mampu
melimpah dari alam”. menyediakan oksigen yang dapat menjadikan
Keempat pemberian aromaterapi di otak berkembang”.
setiap kelas tidak ada direncanakan, namun Keempat, pemberian aromaterapi di
apabila guru bersedia menyediakan pemberian ruang kelas masih belum terlaksana dengan
aromaterapi diperbolehkan, yang baik karena tidak semua kelas memberikan
merencanakan pemberian aromaterapi di kelas aromaterapi di kelas, dikarenakan tidak
hanya dilakukan 2 kelas Ruang Kelas disediakan anggaran untuk pemberian
Kelompok B di TK FKIP Unsyiah Banda aromaterapi di setiap kelas. Namun ada dua
Aceh dikarenakan tidak adanya dana untuk kelas yang melakukan pemberian aromaterapi
pemberian aroma terapi di kelas. seperti wewangian bunga yaitu Ruang Kelas
Kelompok B di TK FKIP Unsyiah Banda Aceh
2. Pengorganisasian (organizing) ruang
kelas 3. Pelaksanaan (actuating)
Pengorganisasian merupakan tahap Pelaksanaan merupakan tahap ketiga
kedua dalam proses pengelolaan ruang kelas. dalam pengelolaan ruang kelas, pelaksanaan
Allen (dalam Mutohar, 2013:46) merupakan usaha yang dilakukan supaya
mengemukakan bahwa pengorganisasian perencanaan dan pengorganisasian terlaksana.
sebagai proses penentuan dan pengelompokkan Pertama pelaksanaan pengaturan tempat duduk
pekerjaan yang akan dikerjakan. Pertama, peserta didik, pengalokasian formasi tempat
tempat duduk peserta didik, formasi tempat duduk peserta didik sudah bervariasi,
duduk peserta didik sudah bervariasi, formasi dilaksanakan sesuai dengan metode yang
tempat duduk yang digunakan adalah formasi digunakan. Namun kurang maksimal dalam
tradisional, formasi kelas bentuk U, formasi pelaksanaannya karena kondisi ruang kelas
meja pertemuan dan formasi lingkaran. Wiyani yang kurang lebar dan jumlah peserta didik
(2013:131) mengemukakan bahwa yang melebihi kapasitas maksimun ruang
“Pengaturan tempat duduk peserta didik sangat kelas, selain itu karena faktor guru yang
mempengaruhi keberhasilan peserta didik. terkadang kurang proaktif untuk melakukan
Pengaturan tempat duduk harus bervariatif”. pengaturan tempat duduk karena dianggap
Kedua, pengaturan media pendidikan, repot dan menyita waktu kemudian membuat
media pendidikan yang tersedia adalah papan siswa ribut.
tulis, buku pelajaran, media gambar yang Kedua, pelaksanaan pengaturan media
diambil dalam buku tema, gambar burung pendidikan, guru sering menggunakan media
garuda, gambar presiden dan wakil presiden, dalam proses belajar mengajar, pola
media berupa tanaman hidup, poster-poster penggunaan media tersebut melibatkan siswa,

Israwati* adalah Dosen Program Studi Pendidikan Guru Anak Usia Dini (PGAUD) FKIP Unsyiah
Israwati, Pengelolaan Ruang Kelas Pendidikan Anak Usia Dini

123

dalam menggunakan media guru memancing Ketiga, pengawasan tanaman dan


rasa ingin tahu siswa dengan memperlihatkan tumbuhan, pengawasan tanaman dan tumbuhan
media, kemudian tanya jawab tentang media sudah terlaksana dengan baik karena semua
tersebut, selanjutnya guru memberikan warga sekolah terlibat dalam pengawasan
penguatan terhadap apa yang disampaikan tanaman dan tumbuhan. jika ada siswa yang
siswa. merusak tanaman tersebut maka siswa itu akan
Ketiga pelaksanaan pengaturan ditegur. Pengawasan tanaman dan tumbuhan
tanaman dan tumbuhan, dalam pelaksanaan dipimpin oleh kepala sekolah selaku manajer
pengaturan semua warga sekolah menjaga dan sekolah.
merawat tanaman dan tumbuhan dengan baik. Keempat, pengawasan pemberian
Kemudian awal tahun ajaran baru atau mau aromaterapi, pemberian aromaterapi di Ruang
melaksanakan ujian diadakan gotong royong Kelas Kelompok B di TK FKIP Unsyiah
bersama, kemudian diadakan kegiatan lomba Banda Aceh sudah terlaksana dengan baik,
kebersihan lingkungan kelas. karena di kelas ada aromaterapi berupa
wewangian yang kondisinya masih bagus,
4. Pengawasan (controlling) ruang kelas apabila sudah habis wewangian tersebut
Pengawasan merupakan tahap akhir diganti, saat jam istirahat siswa dilarang
dalam proses pengelolaan ruang kelas supaya bermain di kelas.
hasilnya efektif dan efesien. Mutohar
(2013:51) mengemukakan bahwa
“Pengawasan adalah proses pemantauan, SIMPULAN
penilaian, dan pelaporan rencana atas Berdasarkan hasil penelitian tentang
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan untuk pengelolaan Ruang Kelas Kelompok B di TK
tindak koreptif guna untuk penyempurnaan FKIP Unsyiah Banda Aceh tahun ajaran
lebih lanjut dalam meningkatkan mutu sesuai 2016/2017, dapat disimpulkan bahwa:
tujuan yang diinginkan”. Pertama, 1. Perencanaan (planning) ruang kelas
pengawasan tempat duduk peserta didik sudah kurang terlaksana dengan baik yaitu pada
terlaksana dengan baik karena guru dan kepala perencanaan pemberiaan aromaterapi,
sekolah selalu melakukan pemantauan karena sekolah tidak melakukan
terhadap tempat duduk peserta didik, jika ada perencanaan dan persediaan anggaran
tempat duduk peserta didik yang rusak maka untuk pemberian aromaterapi di ruang
guru kelas akan melaporkan kepada kepala kelas. Sedangkan perencanaan terhadap
sekolah. Pelaporan tersebut dicatat dibuku tempat duduk, media pendidikan serta
inventaris kelas, yang dibuat oleh masing- perencanaan tanaman dan tumbuhan
masing guru kelas. sudah terlaksana dengan baik sesuai
Kedua, pengawasan media pendidikan, dengan teori.
pengawasan media pendidikan masih kurang 2. Pengorganisasian (organizing) ruang
karena sebagian media pendidikan yang kelas sudah terlaksana dengan baik,
dipajang banyak yang sudah rusak, seperti karena formasi tempat duduk peserta
gambar yang ditempel di dinding. Namun didik disetiap ruang kelas sudah
untuk Kelas Kelompok B di TK FKIP Unsyiah bervariasi, sudah tersedia berbagai
Banda Aceh pengawasan media yang ditempel macam media pendidikan yang
di dinding kelas sudah terlaksana dengan baik ditempatkan di tempat yang mudah dilihat
karena media yang dipajang tidak ada yang oleh peserta didik dan guru sudah
rusak dan diberi plastik , hal ini sesuai dengan merancang pengaturan tanaman dan
pendapat Wiyani (2013:139) “Gambar atau tumbuhan supaya dapat menghasilkan
poster hendaknya diberi bingkai dan plastik oksigen yang cukup.
agar awet”. Kemudian apabila ada siswa yang 3. Pelaksanaan (actuating) dalam
merusak media dan alat pengajaran siswa pengaturan ruang kelas sudah terlaksana
tersebut akan ditegur dan diberi hukuman. dengan baik, karena guru sering
Kemudian media yang rusak dan media yang mengubah formasi tempat duduk anak
sudah habis pakai dicatat dan dilaporkan usia dini saat proses belajar mengajar
kepada kepala sekolah, berupa buku inventaris yang disesuaikan dengan metode dan
kelas. model yang digunakan, guru sering

Israwati* adalah Dosen Program Studi Pendidikan Guru Anak Usia Dini (PGAUD) FKIP Unsyiah
Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi September 2017 Volume 29 Nomor 2

124

menggunakan media dalam proses belajar Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru dan
mengajar, semua warga sekolah menjaga Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
dan merawat tanaman dan tumbuhan Jakarta: PT Rineka Cipta
supaya tidak rusak. FKIP Unsyiah. 2016. Pedoman Penulisan
4. Pengawasan (controlling) ruang kelas Skripsi. Banda Aceh: Fakultas Keguruan
yang dilakukan masih kurang, yaitu dan Ilmu Pendidikan.
pengawasan pada media pendidikan di Mutohar, Prim Masrokan. 2013. Manajemen
kelas Anak usia dini, karena di beberapa Mutu Sekolah. Jakarta: AR-Ruzz
kelas banyak media yang sudah rusak Media.
disebabkan oleh kurangnya pengawasan
dari guru. Pengawasan tempat duduk
peserta didik, pengawasan tanaman dan
tumbuhan serta pengawasan aromaterapi
sudah terlaksana dengan baik sesuai
dengan teori.

SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, maka
saran yang dapat disimpulkan oleh peneliti
adalah sebagai berikut:
1. Kepada kepala sekolah Taman Kanak-
kanak Banda Aceh sebagai pemimpin
dan manajer sekolah perlu kiranya
meningkatkan kegiatan yang dapat
dilakukan dalam pengadaan dan
pengawasan ruang kelas.
2. Diharapkan kepada guru Pendidikan anak
usia dini untuk dapat meningkatkan
pengelolaan ruang kelas sehingga proses
belajar mengajar yang berlangsung di
kelas lebih efektif dan efesien.
3. Hasil penelitian ini diharapkan
hendaknya dapat dijadikan sebagai salah
satu dari sekian banyak referensi untuk
penelitian lebih lanjut dalam penelitian
selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2003. Undang-Undang No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
. 2013. Prosedur
Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Bernawi & Arifin. 2012. Manajemen Sarana
dan Prasarana Sekolah. Jakarta: AR-
Ruzz Media

Israwati* adalah Dosen Program Studi Pendidikan Guru Anak Usia Dini (PGAUD) FKIP Unsyiah

Anda mungkin juga menyukai