1. Objek Model
2. Pedestal/Wadah
Benda-benda model yang akan digambar perlu ditata terlebih dahulu di depan si
penggambar. Jika diletakkan begitu saja di atas meja atau di lantai mungkin
bentuknya tidak akan menarik. Oleh sebab itu perlu alat bantu wadah ataupun pedestal
sebagai penampung dan penopang/pengganjal benda-benda model tersebut.
Wadah adalah benda penampung objek model misalnya keranjang buah, piring,
bakul, vas bunga dan lain-lain. Pedestal adalah bantalan/penyangga atau
penopang untuk menempatkan benda-benda model misalnya kotak- kotak yang dibuat
dari papan/triplek. Pedestal atau wadah bermanfaat untuk membuat penataan objek
model menjadi estetis, dalam hal ini wadah juga bisa sekaligus menjadi objek model
pendamping.
3. Background (latar belakang)
Background adalah latar belakang yang ditambahkan pada saat penataan objek
model. Biasanya latar belakang diambil kain yang lebar seperti baldu atau
tetron berwana polos. Background kain dibentuk berupa layar di belakang objek yang
akan digambar. Selain itu kain tersebut kadang-kadang digunakan sekaligus menjadi
alas objek sampai ke depan. Misalnya sekelompok benda yang ditata di atas meja,
maka kain sebagai background tadi digelar sebagai alas meja sampai ke bidang dinding
di belakang objek model.
4. Pencahayaan
BAB V
Suatu hal yang menarik tentang model (bagaikan raja) adalah dimana dia tidak
berperan apa-apa sebelum diangkat menjadi raja. Artinya selama benda tersebut
belum diambil sebagai model dalam menggambar bentuk, maka dia sama saja
dengan benda-benda lain yang tidak berpengaruh apa-apa terhadap si
penggambar. Benda-benda tersebut dapat diperlakukan sesuka hati untuk
mempersiapkannya menjadi benda model yang menarik. Misalnya sebuah apel
bisa dipotong sebagian, dikupas sebagian, dibelah dan sebagainya, sebelum
ditata sebagai model.
Langkah ketiga dalam menggambar bentuk yaitu mensket benda pada bidang
gambar. Kegiatan mensket menjadi kunci kesuksesan pada tahap proses berikutnya.
Pada tahap ini yang sangat dibutuhkan adalah ketepatan dalam penerapan komposisi,
proporsi, dan perspektif. Komposisi yang tidak seimbang pada saat mensket
mengakibatkan objek gambar tidak estetis. Oleh sebab itu untuk mencapai komposisi
yang baik, si penggambar dapat berpindah duduk sehingga pada saat mengamati objek
terlihat seimbang. Kemudian baru dimulai mensket dengan memperhatikan
perbandingan ukuran (proporsi) objek yang digambar, sesuai dengan model.
Hal-hal yang perlu diamati pada sebuah model meliputi unsur-unsur seni rupa
seperti garis, bidang, ruang, warna, tekstur, dan gelap-terang. Kemudian juga
mengamati prinsip komposisi seperti proporsi, keseimbangan, keselarasan,
dan penekanan. Pengamatan yang serius artinya melihat objek model secara
mendetil pada semua sisi, misalnya arah garis, tekstur, dan cahaya yang menimpa
objek serta bayangan yang jatuh ke lantai. Intensitas cahaya yang menghasilkan
gradasi membentuk plastisitas benda, akan lebih terlihat dengan cara
mengecilkan/menutup sebelah mata. Benda yang mengkilat akan memantulkan cahaya
ke mata kita. Pantulan itu mungkin akan terlihat berupa titik, garis atau bidang yang
berwarna putih. Bagian- bagian yang memantulkan cahaya ini harus diamati
secara cermat, karena sangat dipengaruhi oleh cahaya yang datang dari segala
penjuru. Oleh sebab itu untuk memudahkan pengamatan buatlah suatu sumber cahaya
yang dominan dari satu arah.
Memulai kegiatan mensket adalah membentuk garis singgung luar objek (lay
out). Tujuan garis lay out adalah agar objek gambar nantinya tidak terlalu
kepinggir, berat sebelah, terlalu kecil maupun terlalu besar. Artinya akan ada
bagian bidang gambar yang kosong mengelilingi objek gambar, jika diberi bingkai
tidak akan menutupi objek gambar. Selanjutnya membuat pola-pola garis
besar objek tersebut. Kemudian mulai mensket satu-persatu objek dalam pola- pola
garis besar tadi. Membuat lay out dan pola-pola garis besar objek gambar sangat
penting artinya supaya tercipta proporsi yang wajar sesuai model yang ditiru. Kegiatan
ini bisa saja ditinggalkan kalau mahasiswa sudah terampil mensket tanpa
menentukan lay out dan garis pola objek. Mungkin bagi mahasiswa yang sudah
mahir mensket tidak diperlukan lagi garis-garis bantu tersebut. Contoh lay out dan
pola-pola garis besar objek dapat dilihat pada gambar berikut :
Setelah ditetapkan lay out pada bidang kertas, lalu dibuat pola-pola garis
besar objek yang akan digambar. Pola tersebut dapat dikembangkan lagi lebih
banyak supaya setiap bagian dari objek tersebut mendapat posisi yang
benar.Tindakan selanjutnya adalah membuat sketsa setiap bagian objek di dalam
pola-pola yang telah tersedia tadi. Lakukan sketsa dengan lengkap sebelum diarsir.
Kemudian barulah diarsir dengan ketepatan gelap terang sesuai model yang ditiru.
5. Finishing gambar
Sketsa adalah gambar rancangan dari sebuah model, yang nantinya akan
dilanjutkan dengan mengarsir untuk menghasilkan bentuk yang sesungguhnya. Sketsa
berupa garis-garis halus yang mewakili kontur setiap objek model.
3. Presentasi Sketsa
BAB VII
Arsiran adalah garis-garis pendek berjejer yang diterapkan pada suatu bidang
sehingga menimbulkan kesan gelap-terang. Semakin rapat garis-garis pendek
berjejer yang diterapkan pada suatu bidang akan memberi kesan semakin
gelap. Sebaliknya semakin jarang garis-garis pendek berjejer digoreskan pada suatu
bidang akan memberi kesan semakin terang.
Arah garis dalam mengarsir objek gambar juga sangat mendukung penampilan
gambar supaya menarik. Ada beberapa arah arsiran gambar yang biasa digunakan
antara lain : arah horizontal, vertikal, miring, dan bersilang. Orang-orang kreatif
mungkin bisa mengarsir dengan arah garis lain seperti melingkar, zig-zag, dll.
Kemudian penekanan pensil yang bervariasi antara ditekan keras, sedang, dan
lembut akan menghasilkan tebal-tipisnya goresan yang bervariasi pula. Hal ini juga
sangat bagus untuk mendapatkan kesan cahaya yang plastisitas atau gelap terang
benda terlihat wajar sesuai objek model.
Bentuk seutuhnya dari objek model akan tampil setelah diarsir dengan gelap
terang yang sesuai kenyataan pada objek tersebut. Bentuk seutuhnya dapat
dikatakan sebagai foto copy dari objek yang ditiru. Oleh sebab itu syarat utama
bentuk utuh adalah kemiripan yang sempurna (representatif) terhadap objek yang
ditiru.
Mengarsir berarti membuat suatu kesan gelap- terang pada suatu bidang
dengan garis-garis pendek berjejeran. Bidang yang dimaksudkan dalam
menggambar bentuk adalah sisi suatu benda. Misalnya gambar sebuah botol, maka sisi
luar botol tersebut akan diasir sehingga terlihat gelap-terang yang plastis
melengkung, sesuai sisi botol tersebut.
Arsiran horizontal adalah arsiran yang sejajar dengan garis tanah. Jika objek
yang diarsir berupa benda kubistis maka arsiran tersebut berjejer lurus pada sisi luar
kotak yang sejajar dengan tanah. Jika objek bersifat silendris seperti botol maka
arsiran akan berjejer melengkung pada sisi luar botol sejajar dengan tanah.
Arsiran vertikal adalah arah arsiran yang tegak lurus terhadap tanah. Penerapan
arsiran vertikal bararti berlawanan dengan arsiran horizontal. Kesan arsiran vertikal
seperti pagar-pagar yang berdiri rapat lengket pada suatu bidang rata atau pun
melengkug. Arah garis vertikal biasanya dapat mendukung bentuk terkesan lebih
tinggi atau memberi kesan lebih langsing. Hal ini juga perlu diperhatikan ketika
memberi arsiran pada objek gambar, supaya bentuk objek nampak lebih
menarik.
Arsiran miring adalah arah garis arsiran dengan kemiringan 45 – 65 derajat dari
garis tanah. Jika yang diarsir berupa kotak maka arsiran terlihat membentuk garis-
garis diagonal pada sisi luar kotak tersebut. Jika objek yang diarsir berupa benda
silendris seperti botol maka arsinya terlihat seperti ulir pada sekrup atau baut.
Secara umum arsiran silang terlihat lebih hidup atau agresif pada objek. Hal
ini sudah terbukti banyaknya para illustrator majalah, komik, dan cerita
bergambar lainnya menggunakan arsiran silang. Jarak garis-garis arsiran silang
yang teratur membentuk kesan seperti jaring yang menyelimuti suatu objek. Jadi arsiran
tersebut memberi kesan yang kuat terhadap objek yang ditampilkan.
Untuk mendapatkan kesan rata pada suatu bidang lebih mudah kalau
menggunakan arsiran horizontal atau vertikal. Sedangkan untuk mendapatkan kesan
plastis dari objek yang melengkung lebih mudah menggunakan arsiran horizontal yang
melengkung.
BAB VIII
Hampir semua objek yang kita jadikan model dalam menggambar memiliki
warna. Hal ini merupakan anugrah alam yang memberikan kesenangan kepada kita
dalam memandangnya. Warna akan terlihat jika adanya cahaya, artinya jika tidak ada
cahaya maka semua benda tidak akan terlihat sehingga tidak tahu warnanya.
Warna yang sudah tersedia di alam disebut sebagai warna alami bersumber
dari cahaya mata hari dan bintang. Cahaya bintang mungkin tidak sampai ke bumi
sehingga tidak cukup bagi kita untuk melihat warna suatu objek. Warna matahari
memang sangat terang sehingga warna-warni objek jelas kelihatan.
2. Teori Warna
Warna primer yang terlihat pada prisma kaca adalah Merah, Biru, dan
Kuning. Warna sekunder adalah warna irisan antara dua warna primer, yaitu Ungu
(violet), Hijau, dan Orange. Sedangkan warna tersier adalah irisan antara dua
warna sekunder dan atau campuran warna sekunder dengan warna primer.
Manusia menciptakan media warna berupa pensil warna, pulpen warna, spidol,
crayon, cat air, cat minyak, gincu, wantex, dll. Hal ini bertujuan memberi
kemudahan kepada orang untuk menggunakan sesuai keperluannya. Dengan
demikian media warna dapat diproduksi banyak, bisa diawetkan, dan dapat
dipergunakan kapan saja diperlukan. Dalam menggambar bentuk, manusia hanya
bertugas menyusun warna-warna pada objek gambar berdasarkan penglihatannya
terhadap objek model.
Proses menggambar dengan teknik arsiran juga dapat menggunakan warna dari
media-media yang bisa menghasilkan garis, misalnya pensil warna, pulpen
warna, spidol, carkol, dan lain-lain. Paling umum orang mengarsir dengan pensil warna
karena variasi warnanya yang banyak serta lebih mudah didapat.
Pensil warna yang akan dijadikan media arsiran mempunyai sifat-sifat yang
berbeda, sehingga kita harus selektif menggunakannya supaya hasil yang dicapai akan
memuaskan. Pigmen pensil ada yang keras, sedang, dan lembut. Pensil dengan
pigmen keras biasanya warnanya kurang terang dan sulit dicampur dengan warna
lain. Pensil yang keras harus ditekan kuat selalu sehingga terjadi pemadatan
pada permukaan kertas gambar. Akibatnya pigmen cat yang digoreskan berikutnya
sulit melengket pada permukaan kertas yang licin karena pemadatan tadi.
Misalnya suatu bidang datar sudah kita warnai dengan satu warna polos, kemudian kita
ingin mencampur dengan satu warna lain lagi, ternyata pigmen warna yang baru tidak
menyatu dengan yang sudah ada.
BAB IX
2. Proporsi
Proporsi adalah perbandingan ukuran antara bagian yang satu dengan bagian
yang lain, oleh karena itu disebut juga prinsip perbandingan. Prinsip proporsi
berkenaan dengan pertimbangan besar- kecil, luas- sempit, panjang-pendek,
atau tinggi-rendahnya bagian satu dengan bagian lainnya.
Dalam seni rupa prinsip proporsi ini yang lebih penting adalah proporsi
pada objek karya itu sendiri. Perbandingan ukuran elemen-elemen yang membangun
suatu objek itulah yang paling utama. Misalnya gambar sebuah botol, akan dilihat
perbandingan antara tinggi dan lebar botol, panjang leher botol dibandingkan
dengan tinggi botol, lebarnya mulut botol dibandingkan dengan lebar alas botol, dan
sebagainya. Setelah itu akan dilihat lagi perbandingan antara suatu benda dengan
benda lain yang ada di sampingnya. Misalnya sebuah gelas diletakkan di
samping ceret, maka perbandingan ukuran besar-kecil, tinggi dan lebar antara kedua
benda tersebut dibandingkan.
Penilaian ketiga pada gambar bentuk adalah ketepatan bentuk objek gambar
sesuai model yang ditiru. Benda- benda yang kita temukan dalam kehidupan sehari-hari
sudah dikenal banyak oleh si pengamat, sehingga dapat ditebak dengan jelas
benda apa yang dilihatnya. Misalnya orang menyebutkan jenis botol : botol sirup,
botol limun, botol obat, dan sebagainya. Oleh sebab itu seorang penggambar harus
mengerti, atau memahami bentuk benda model secara cermat sehingga akan dapat
ditampilkan bentuk yang tepat. Secara umum bentuk yang tepat itu terlihat sangat
wajar dan mudah ditebak nama bendanya karena ditampilkan secara mendetil.
4. Perspektif
5. Gelap Terang
Penilaian kelima pada gambar bentuk adalah ketepatan gelap terang pada
objek gambar. Gelap terang yang tidak tepat sangat mempengaruhi ketepatan bentuk.
Oleh sebab itu pada saat penataan model perlu dibuat pencahayaan yang jelas dari
satu arah cahaya. Dengan demikian akan terlihat dengan jelas mana sisi yang
terang, agak terang, dan tidak terang, begitu juga terlihat jelas bayangan benda
tersebut.
Plastisitas adalah kelenturan bentuk suatu objek yang tercipta karena intensitas
cahaya. Jatuhnya cahaya yang menimpa kepada objek melengkung akan terlihat
gradasi cahaya dari sangat terang, terang, cukup terang, kurang, dan gelap. Perubahan
cahaya yang secara bertahap serta tidak menunjukkan batas-batas perubahannya
itulah yang disebut dengan plastisitas.
7. Finishing