Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Administrasi Negara ISSN 2085-1804 Vol. 16 No.

1 Januari – Juni 2019

INTERVENSI POLITIK DALAM MUTASI PEJABAT BIROKRASI PEMERINTAH


KOTA BIMA

Tauhid1, Gufran2
Program Studi Ilmu Administrasi Negara1
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Mbojo Bima
Program Studi Ilmu Hukum2
Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Muhammadiyah Bima
Email : tauhid_mbojo1969@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mendskripsikan dan menggambarkan tentang Intervensi
Politik Dalam Mutasi Pejabat Birokrasi Pemerintah Kota Bima. Pendekatan dalam
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, Informan dalam penelitian ini terdiri dari
: pejabat eselon II, III, dan IV masing-masing 5 orang yang akan dijadikan
informan. Tehnik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam,
observasi dan dokumentasi dengan tehnik analisis data dengan menggunakan
deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intervensi politik dalam
mutasi pejabat birokrasi Pemerintah Kota Bima masih didominasi dari faktor 1).
Tarik ulur kepentingan politik , 2) Politik Transaksional, 3) Politik Asal Bapak
Senang 4) Kewenangan Kekuasaan, (5) Faktor Dukungan stakeholder politik serta
6) Kepentingan Primodialisme bagi kalangan Pejabat tertinggi dalam birokrasi,
walaupun mekanisme pelaksanaan mutasi tetap dilaksanakan sesuai dengan
aturan normatif, sehingga kesannya tidak melanggar hukum atau aturan-aturan
normatif sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2014 dan
Peraturan Menteri PAN RB Nomor : 13 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pengisian
Jabatan Pimpinan Tinggi Secara Terbuka Di Lingkungan Instansi Pemerintah
serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2018 Tentang Pedoman Evaluasi
Reformasi Birokrasi Instansi Pemerintah.

Keywords : Intervensi Politik dan Mutasi Pejabat birokrasi

LATAR BELAKANG Pemerintah Daerah (SKPD dimana


Mutasi ataupun rotasi pejabat dia bekerja. Oleh karena itu para
struktural di lingkup Pemerintah pengambil kebijakan dalam hal ini
Daerah menjadi momok tersendiri Walikota Bima melakukan
bagi para pegawai atau para pejabat prombakan terhadap para pejabat
yang sedang berkuasa. Bagi pejabat lingkup Pemerintah Kota Bima,
yang sudah nyaman dengan jabatan sebagai salah satu kewenangan yang
mulai merasa terganggu dan dimiliki sebagai seseorang yang
khawatir takut jabatannya akan memiliki kekuasaan. Dalam
digantikan oleh orang lain, begitupun menjalankan kekuasaan tidak
para Aparatur sipil Negara terlepas dari membangun hubungan
mengharap-harap untuk menduduki dengan relasi politik supaya
jabatan struktural di Satuan Kerja kekuasaan dapat berjalan dengan
36
Jurnal Administrasi Negara ISSN 2085-1804 Vol. 16 No. 1 Januari – Juni 2019

lancar. Hubungan relasi politik Berkaitan dengan mutasi PNS


tercermin dari seberapa besar diatur dalam Pasal 73 Undang-
intervensi mereka dalam hal proses Undang Nomor 5 Tahun 2014
pengambilan kebijakan politik tentang Aparatur Sipil Negara (“UU
terutama yang menyangkut ASN”), bahwa :
pelaksanaan mutasi dan rotasi (1) Setiap PNS dapat dimutasi tugas
pejabat struktural, sehingga dan/atau lokasi dalam 1 (satu)
keterlibatan politik dalam proses Instansi Pusat, antar-Instansi
pengambilan kebijakan yang Pusat, 1 (satu) Instansi Daerah,
dilakukan oleh Pejabat Publik. antar-Instansi Daerah, antar-
Jabatan-jabatan dalam birokrasi Instansi Pusat dan Instansi
pemerintah Kota Bima terdiri dari Daerah, dan ke perwakilan
jabatan politik (non-karier) dan Negara Indonesia di luar negeri.
jabatan karier. Jabatan Politik dalam (2) Mutasi PNS dalam satu Instansi
administrasi publik merupakan Pusat atau Instansi Daerah
pejabat publik hasil dari sebuah dilakukan oleh Pejabat Pembina
pemilu atau pemilukada. Sedangkan Kepegawaian.
jabatan karir adalah para birokrat (3) Mutasi PNS antar kabupaten/kota
yang secara normatif melaksanakan dalam satu provinsi ditetapkan
kebijakan pembuat kebijakan oleh oleh gubernur setelah
pejabat publik yang berasal dari memperoleh pertimbangan kepala
politisi (jabatan politik). Jabatan karir Badan Kepegawaian Negara
merupakan jabatan yang dimiliki oleh (BKN).
seorang PNS, biasanya dalam (4) Mutasi PNS antar kabupaten/kota
birokrasi Pemerintah Daerah, jabatan antarprovinsi, dan antar provinsi
karir tertinggi dipegang oleh ditetapkan oleh menteri yang
Sekretaris Daerah. Sedangkan jabatan menyelenggarakan urusan
politis, merupakan jabatan yang pemerintahan dalam negeri
dihasilkan oleh proses politik, misal, setelah memperoleh
Walikota/Bupati, Wakil pertimbangan kepala BKN.
Walikota/Wakil Bupati, Gubernur, (5) Mutasi PNS
wakil Gubernur, Presiden/ Wakil provinsi/kabupaten/kota ke
Presiden, beserta para menterinya. Instansi Pusat atau sebaliknya,
Implikasinya adalah, politisi-politisi ditetapkan oleh kepala BKN.
yang memperoleh kekuasaan politik (6) Mutasi PNS antar-Instansi Pusat
melalui pemilihan umum menempati ditetapkan oleh kepala BKN.
jabatan politik sebagai pimpinan (7) Mutasi PNS dilakukan dengan
pemerintahan, sedangkan jabatan di memperhatikan prinsip larangan
bawahnya seperti jabatan Sekretaris konflik kepentingan.
Jenderal, Dirjen, Inspektorat Jenderal, (8) Pembiayaan sebagai dampak
Sekretaris Daerah Provinsi/Kota/ dilakukannya mutasi PNS
Kabupaten, Kepala Biro, Kepala dibebankan pada anggaran
Bidang dan Kepala Seksi dan pendapatan dan belanja negara
seterusnya dijabat oleh pegawai- untuk Instansi Pusat dan
pegawai profesioanal (birokrat anggaran pendapatan dan
karier). belanja daerah untuk Instansi
Daerah.
37
Jurnal Administrasi Negara ISSN 2085-1804 Vol. 16 No. 1 Januari – Juni 2019

Menurut Peraturan Badan mendapatkan pengalaman baru;


Kepegawaian Negara Republik cakrawala pandangan yang lebih luas;
Indonesia Nomor 5 Tahun 2019 tidak terjadinya kebosanan atau
Tentang Tata Cara Pelaksanaan kejenuhan; perolehan pengetahuan
Mutasi Pasal 1 ayat (2) bahwa Mutasi dan keterampilan baru; perolehan
adalah perpindahan tugas dan/atau perspektif baru mengenai kehidupan
lokasi dalam 1 (satu) Instansi pusat, organisasional; persiapan untuk
antar-Instansi pusat, 1 (satu) Instansi menghadapi tugas baru, misalnya
Daerah, antar-Instansi Daerah, antar- karena promosi; dan motivasi dan
Instansi Pusat dan Instansi Daerah, kepuasan kerja yang lebih tinggi
dan ke perwakilan Negara Indonesia berkat tantangan dan situasi baru
di luar negeri serta atas permintaan yang dihadapi (Sondang P. Siagian,
sendiri. 2001 : 172).
Kemudian dalam pasal 2 ayat Oleh karena itu mutasi Pejabat
(5) menegaskan bahwa Mutasi Struktural yang dilakukan oleh
dilakukan atas dasar kesesuaian walikota Bima menimbulkan masalah
antara kompetensi PNS dengan terhadap para Aparatur Sipil Negara
persyaratan jabatan, klasifikasi yang dimutasi. Dicopot dari
jabatan dan pola karier, dengan Jabatannya tanpa ada kesalahan yang
memperhatikan kebutuhan prinsip yang dilanggara oleh para
organisasi. Dalam ayat (6) pejabat struktural, sehingga mereka
menegaskan bahwa Mutasi PNS mengadu ke Komisi Aparatur Sipil
dilakukan dengan memperhatikan Negra (KASN), sehingga disikapi
prinsip larangan konflik kepentingan. dengan keluarnya Surat Komisi ASN
Berdasarkan ketentuan meminta kepada Walikota Bima
menurut Peraturan perundang- untuk mengembalikan jabatan
undangan diatas melarang mutasi strutural terhadap para ASN yang di
berdasarkan kepentingan tertentu non job kan dari jabatannya tanpa
dan mengutamakan sesuai dengan melalui proses yang jelas. Mutasi dan
tingkat kebutuhan organisasi. Terkait Rotasi Pejabat struktural lingkup
dengan itu Pemerintah Kota Bima Pemerintah Kota Bima di sinyalir
dalam hal ini Walikota Bima pasca adanya intervensi politik yang tinggi
pelantikan sebagai Walikota Bima serta adanya transaksional (mahar
tanggal 26 September 2018, telah jabatan). Berdasarkan
melakukan mutasi Pejabat Struktural Berkaitan dengan
Lingkup Pemerintah Kota Bima permasalahan tersebut, duatas maka
sebanyak 3 kali, yaitu pada tahun peneliti, mengangkat judul riset ini
2019 bulan Mei sebanyak 58 orang, adalah Intervensi Politik Dalam
Bulan September 215 orang dan Mutasi Pejabat Birokrasi Pemerintah
Bulan Desember 2019 sebanyak 235 Kota Bima.
orang.
Memang setiap mutasi, selalu METODE PENELITIAN
melahirkan rasa “senang” dan “tidak Penelitian ini akan
senang” di antara pegawai yang dilaksanakan dengan menggunakan
dimutasikan, akan tetapi mutasi metode deskriptif kualitatif, dengan
mengandung makna yang esensial. tipe penelitian survei, dimana peneliti
Manfaat alih tugas atau mutasi yakni mendeskripsikan dan menemukan
38
Jurnal Administrasi Negara ISSN 2085-1804 Vol. 16 No. 1 Januari – Juni 2019

suatu fenomena yang memiliki interaktif (Miles dan Huberman,


karakter unik dalam intervensi 1992) yang terdiri dari tiga
politik dalam mutasi pejabat komponen analisis, yaitu reduksi
birokrasi Pada Pemerintah Kota data, penyajian data dan penarikan
Bima. Penelitian ini bersifat teoritikal kesimpulan.
yang akan dilaksanakan dalam dua
tahap sebagai strategi implementasi HASIL DAN PEMBAHASAN
riset di lapangan. Tahap pertama Intervensi politik birokrasi
peneliti melaksanakan kegiatan field dalam mutasi pejabat struktural pada
research melalui pendekatan Pemerintah Kota Bima, dipengaruhi
phenomenography dalam ranah oleh faktor, yaitu: 1). Tarik ulur
kualitatif. Di sini, peneliti langsung ke kepentingan politik , 2) Politik
sasaran yakni Pemerintah Kota Bima Transaksional, 3) Politik Asal Bapak
dengan informan yang dipilih secara Senang 4) Kewenangan Kekuasaan,
purposive dengan jumlah antara 41 (5) Faktor Dukungan stakeholder
informan. Pada tahap awal ini data politik serta 6) Kepentingan
lapangan diperlukan dalam rangka Primodialisme bagi kalangan Pejabat
untuk mengetahui relasi politik tertinggi dalam birokrasi.
birokrasi. Teknik pengmpulan data Tarik ulur kepentingan politik
yang dipilih adalah melalui Salah satu penyebab terjadinya
wawancara mendalam (indepth intervensi politik dalam mutasi,
interview), focus group discussion rotasi maupun demosi pengangkatan
(FGD) dan studi dokumenter. Tahap Aparatur Sipil Negara untuk
Kedua, berdasarkan hasil field menduduki jabatan struktural
research tersebut akan dibuat lingkup Pemerintah Kota Bima adalah
intervensi politik dalam mutasi adanya tarik ulur kepentingan politik
pejabat birokrasi. Sumber data yang antara Pejabat Publik dalam hal ini
akan digunakan dalam penelitian Walikota/Wakil Walikota Bima,
kualitatif ini yaitu: (1). Informan yang unsur-unsur dari anggota DPRD Kota
dipilih secara purposive pada subyek Bima ataupun dari kalangan
penelitian yang dianggap menguasai pimpinan partai politik serta Tim
permasalahan yang diteliti adalah Pemenangan Pemilukada Kota Bima
pejabat eselon II, III, dan IV masing- tahun 2018 terhadap para Aparatur
masing 5 orang yang akan dijadikan Sipil Negara (ASN). Siapa Mereka?.
informan. Sedangkan informan Kadang para Aparatur Sipil Negara
dengan sistem metode snow ball (ASN) terlibat langsung dalam politik
antara lain anggota DPRD Kota Bima praktis, karena yang didukung itu
5 orang, kalangan akademisi 2 orang, menang dalam Pemilihan Umum
dan pegawai 3 orang. Total seluruh Kepala Daerah, jelas yang
informan adalah 15 orang sebagai bersangkutan di usung untuk
informan. (2). Dokumen, berupa diangkat untuk menduduki pejabat
bahan-bahan tertulis antara lain struktural lingkup Pemerintah Kota
peraturan, laporan, arsip dan lain Bima apakah eselno II, eselon III dan
sebagainya yang sangat berkaitan eselon IV. Pengangkatan mereka
dengan penelitian ini. Teknik analisis kadang tidak sesuai dengan
data yang digunakan dalam Kompentensi, cakap, profesional dan
penelitian ini adalah analisis model
39
Jurnal Administrasi Negara ISSN 2085-1804 Vol. 16 No. 1 Januari – Juni 2019

memiliki keahlian sesuai dengan disebut dengan spoil system atau


kualifikasi ilmu yang dimiliki. sistem pertemanan yang
Dalam mutasi pejabat struktural berdasarkan balas budi baik kepada
lingkup pemerintah (birokrasi), partai politik maupun pemilik modal.
kadang dapat dilihat dari dua (yang dikutip dalam M Akhyar HSB,
motivasi umum untuk melakukan http://davidefendi.staff.umy.ac.id/fil
politisasi birokrasi. Yang pertama es/2013/04/proposal-penelitian-
adalah patronase, di mana janji birokrasi.pdf).
politik dibuat dan diisi sebagai Penempatan Aparatur Sipil
penghargaan kepada sekutu politik Negara untuk menduduki jabatan
atau dalam pertukaran untuk struktural lingkup Pemerintah Kota
bantuan. Janji patronase sering Bima sangat disinyalir adanya politik
“merusak”, didistribusikan oleh transaksional atau jual beli jabatan
pemenang kepada mereka yang dengan harga tertentu. Hal itu
membantu dalam kampanye. Yang sebagaimana diberitakan dalam
kedua adalah kebijakan berorientasi. media online Media Suara NTB.com
Politisi, eksekutif biasanya, bisa Kabupaten.Bima, 2 September 2019
mempolitisasi agen dalam rangka artinya sejumlah pejabat harus
memperoleh kontrol yang lebih membayar sekian atau sejumlah uang
besar, staf dengan personil yang untuk menduduki Jabatan tertentu.
mereka pilih dan siapa yang dapat Walaupun pada akhirnya dibantah
mereka abaikan. Dengan cara ini, sendiri oleh Walikota Bima, H.
politisasi adalah sarana yang Muhammad Lutfi SE, menegaskan
mengarahkan kebijakan eksekutif. tidak ada uang mahar ataupun tarif
(yang dikutip dalam Rosi Nur dalam pergantian atau proses mutasi
Hidayati, Jurnal Politik Muda, Vol 2 dan rotasi pejabat ruang lingkup
No.1, Januari-Maret 2012, hal 186- Pemerintah Kota Bima beberapa
193). waktu yang lalu. Proses rotasi dan
Kendati demikian dapat mutasi murni karena kebutuhan
disimpulkan bahwa intervensi politik organisasi dengan
dalam mutasi pejabat struktural mempertimbangkan kelayakan dan
sangat kental dengan kepentingan berdasarkan penilaian tim Badan
politik atau tarik ulur kepentingan Pertimbangan Jabatan dan
politik dari pejabat politik yang Kepangkatan (Baperjakat). “Rotasi
berkuasan dengan kepentingan dan mutasi yang dilakukan bertujuan
politik pihak-pihak tertentu diluar untuk mempercepat pencapaian visi-
kekuasaan. misi yang didukung oleh ASN yang
Politik Transaksional. profesional. Tidak ada uang mahar
Like or dislike, dengan ataupun tarif, (Dikutip dalam
menempatkan siapa saja yang dekat https://www.suarantb.com/kabupat
dengan pimpinan kekuatan politik en.bima/2019/09/275765/Walikota.
atau pemilik modal akan Bima.Bantah.Isu.Mahar.Penempatan.
diprioritaskan meskipun mereka Pejabat/).
tidak memiliki spesifikasi dan Kebijakan Rotasi dan Mutasi
kualifikasi yang di perlukan dalam menjadi momok bagi Aparatur Sipil
jabatan birokrasi tersebut (dilema Negara (bahkan kontroversial)
loyalitas dan kompetensi). Hal ini mutasi Lingkup Pemerintah Kota
40
Jurnal Administrasi Negara ISSN 2085-1804 Vol. 16 No. 1 Januari – Juni 2019

Bima belakangan ini, menjadi heboh Sipil Negara maupun Para Pejabat
karena diadukan ke KASN. Sehingga Struktural (Pejabat Administrasi)
Walikota Bima Muhammad Lutfi, SE demi meraih jabatan ataupun
harus datang ke Komisi Aparatur Sipil memempertahankan jabatan, dalam
Negara untuk meminta klarifikasi hal ini sah-sah saja. Walaupun dalam
terkait adanya pengaduan terkait konteks kinerja seorang pemimpin
denganMutasi dan Rotasi Pejabat harus memiliki integritas dan
Lingkup Pemkot Bima, pada professional. serta memiliki keahlian
kesempatan itu Walikota Bima (softskill) tertentu sesuai dengan
mengaklui jika mendemosi dan kemampuan yang dimiliki,
menonjobkan Pejabat ASN Pemkot kemampuan dalam aspek manajerial,
Bima dengan tidak berpedoman pada administratif dan tehnik.
PP 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Namun dalam kepentingan
Pegawai. (dikutip dari Tauhid, politik kekuasaan sudah sewajarnya
SE.,M.AP dalam Prosiding Seminar kadang berbagai macam cara dan
Nasional Tanggal 23 Januari 2020). upaya dalam rangka meraih jabatan
Dengan demikian bahwa dalam yang lebih tinggi atau dan paling
mutasi dan rotasi serta demosi tidak mempertahankan jabatan yang
Pejabat Struktural Lingkup sudah ada, dengan menggunakan
Pemerintah Kota Bima, masih pendekatan Asal Bapak Senang yang
disinyalir adanya politik dilakukan oleh para Aparatur Sipil
transaksional walaupun belum bisa Negara.
dibuktikan tapi isu yang mencuat ke Hak Prerogatif Kekuasaan
masyarakat selalu mewarnai Pasal 130 ayat (1) Undang-
perbincangan masyarakat ketika Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang
momen mutasi, rotasi maupun telah dirubah dengan Undang-
demosi terhadap para Aparatur Sipil Undang Nomor 9 Tahun 2015
Negara untuk ditempatkan pada menyebutkan bahwa pengangkatan,
jabatan struktural tertentu ataupun pemindahan dan pemberhentian
penurunan jabatan. dari dan dalam jabatan eselon II
Politik Asal Bapak Senang. pada pemerintah daerah provinsi
Dalam konteks birokrasi masih ditetapkan oleh Gubernur. Adapun
menempatkan kepemimpinan Asal dalam ayat (2) menyebutkan bahwa
Bapak Senang dalam struktur pengangkatan, pemindahan, dan
tingkatan dalam organisasi. Pejabat pemberhentian dari dan dalam
birokrasi dihadapan para atasannya jabatan eselon II pada pemerintah
kadang memberikan rasa pujian, daerah kabupaten/kota ditetapkan
mengagung-agungkan kinerja, oleh Bupati/Walikota setelah
pemberian sesuatu yang membuat berkonsultasi kepada Gubernur.
bapak itu senang. Dan prilaku pejabat Jadi jelas Pejabat Publik dalam hal ini
yang seperti itu bukan dalam konteks Walikota Bima memiliki kewenangan
yang normatif melainkan dalam hal- kekuasaan atas mutasi, rotasi dan
hal diluar hal-hal yang normal. Ini demosi terhadap para Aparatur Sipil
berbicara mengenai kepentingan, Negara baik yang sedang menjabat
apalagi yang menyangkut mengenai maupun sebagai staf yang
jabatan tertetu. Dan biasanya apapun berkeinginan untuk meraih jabatan
yang dilakukan oleh para Aparatur karir.
41
Jurnal Administrasi Negara ISSN 2085-1804 Vol. 16 No. 1 Januari – Juni 2019

Walikota Bima sesuai dengan suka (like or dislike). (yang dikutip


hak prerogatif yang dimiliki telah dalam https://media.neliti.
melakukan mutasi, rotasi dan demosi com/media/ publi-cations/9464-ID-
terhadap para pejabat eselon II, III evaluasi-dampak-kebijakan- utasi-
dan IV maupun para Aparatur Sipil pegawai-negeri-sipil-dalam-
Negara yang belum memiliki jabatan lingkugan- dinas-pen.pdf).
karir sebelumnya di angkat menjadi Berkaitan dengan mutasi
pejabat pada Satuan Kerja Perangkat pejabat karir untuk menduduki
Daerah, pejabat yang do rotasi serta jabatan struktural kadang
penurunan jabatan sebagai pegawai dipengaruhi oleh faktor dukungan
biasa, sesuai dengan kewenangan stakeholder politik (para elit politik)
kekuasaan yang dimiliki oleh yang memanfaatkan jabatan birokrasi
Walikota Bima, selaku pembina untuk kepentingan politik. Mutasi
pegawai lingkup Pemerintah Kota Pejabat Struktural di Pemerintahan
Bima. Kota Bima secara politik kadang
Faktor Dukungan stakeholder dipengaruhi oleh kepentingan politik
politik para elit politik, yang coba
Menurut Hasibuan memanfaatkan kesempatan kepada
(2000:101) mengandung 3 (tiga) orang-orang yang diminta kepada
dasar/landasan pelaksanaan mutasi Walikota Bima untuk diakomodir
karyawan, yaitu:a)Merit system untuk menduduki jabatan struktural.
adalah mutasi karyawan didasarkan Walaupun diakui kewenangan
atas landasan yang bersifat ilmiah, sepenuhnya ada pada Walikota Bima.
obyektif dan hasil prestasi kerja. Para politisir mencoba
Merit system atau carrier system ini memanfaatkan kesempatan kepada
merupakan dasar mutasi yang baik, Walikota Bima terpilih atas
karena: (a) Output dan produktivitas kesuksesan mereka dalam
kerja meningkat; (b) semangat kerja mengusung dan mendukungnya
meningkat; (c) Jumlah kesalahan ketika proses Pemilihan Kepala
yang diperbuat menurun; (d) Daerah beberapa waktu yang lalu.
Absensi dan disiplin karyawan Jadi sudah sewajarnya para elit
semakin baik; dan (e) Jumlah politik meminta kepada Walikota
kecelakaan akan menurun.b) Bima sebagai balas jasa politik atas
Seniority system adalah mutasi persetujuannya mengakomodir para
yang didasarkan atas landasan Aparatur Sipil Negara untuk diangkat
masa kerja, usia dan pengalaman menjadi pejabat struktural lingkup
kerja dari karyawan yang Pemerintah Kota Bima, apakah eselon
bersangkutan. Sistem mutasi ini tidak II, III maupun IV. Walaupun hal ini
obyektif, karena kecakapan orang secara aturan salah namun karena
yang dimutasikan berdasarkan kepentingan politik sah-sah saja demi
senioritas belum tentu mampu meraih kepentingan yang lebih besar
memangku jabatan baru.c) Spoil kedepan.
system adalah mutasi yang Politisasi birokrasi dapat
didasarkan atas landasan dipahami sebagai fenomena, ketika
kekeluargaan. Sistem mutasi seperti pelaku politik mencoba untuk
ini kurang baik karena didasarkan melakukan kontrol atas birokrasi.
atas pertimbangan suka atau tidak Bentuk kedua dari politisasi adalah
42
Jurnal Administrasi Negara ISSN 2085-1804 Vol. 16 No. 1 Januari – Juni 2019

apabila kontrol ini dimanfaatkan, selaku yang memiliki hak prerogatif


yaitu, ketika birokrasi berperilaku yang tinggi. Hal ini sebagaimana
dengan cara yang responsif terhadap berdasarkan hasil wawancara dengan
politisi. Hadirnya partai politik dalam salah seorang informan, bahwa :
suatu sistem pemerintahan akan Pelaksanaan mutasi, rotasi bahkan
berpengaruh terhadap tatanan terjadinya demosi terhadap pegawai
birokrasi pemerintah (Thoha, sangat dipengaruhi oleh peran dari
2004:151). Jabatan-jabatan dalam keluarga pejabat yang tinggi yang
suatu birokrasi pemerintah pusat mengatur proses pelaksanaan mutasi,
maupun daerah di Indonesia terdiri rotasi bahkan demosi di Lingkup
dari jabatan politik (non-karier) dan Pemerintahan Kota Bima. (Hasil
jabatan birokrasi (karier). wawancara, Tanggal, 2 Januari 2020).
Implikasinya adalah, politisi-politisi Lebih lnjut dikatakan oleh salah
yang memperoleh kekuasaan politik seorang informan dari Pejabat
melalui pemilihan umum menempati Birokrasi yang dicopot dari
jabatan politik sebagai pimpinan jabatannya, mengatakan bahwa:
kelembagaan instansi pemerintah, Mutasi, rotasi dan demosi terhadap
sedangkan jabatan di bawahnya pejabat dan pegawai Lingkup
seperti jabatan Sekjen, Dirjen dan Pemerintah Kota Bima, karena
Irjen sampai ke level daerah Sekda, adanya politik primodial yang kental,
Kepala Dinas/Badan/Kantor, Kepala disamping adanya balas jasa politik
Biro/Bidang/Seksi dan UPT dijabat serta politik transaksional yang
oleh pegawai-pegawai profesioanal menyebabkan terjadinya suasana
(birokrat karier). Oleh karena itu, gaduh pada saat terjadi mutasi
perlu dibedakan natar jabatan pejabat struktural beberapa waktu
politikdan jabatan birokrasi. (yang yang lalu. Seharusnya mutasi pejabat
dikutip dalam Wayu Eko Yudiatmaja, itu dalam rangka untuk memberikan
Jurnal Administrasi Negara (JUAN) penyegaran dengan suasana ayng
2013). baru, mengisi kekosongan jabatan
Kepentingan Primodialisme bagi yang ada, serta mengisi jabatan
kalangan Pejabat tertinggi dalam berdasarkan komptensi dan
birokrasi kualifikasi pendidikan sesuai dengan
Salah satu faktor yang keahlian yang dimiliki. (Hasil
menyebabkan intervensi politik wawancara tanggal, 5 Januari 2020).
dalam mutasi pejabat birokrasi Berdasarkan hasil penelitian
Pemerintah Daerah melalui faktor tersebut menunjukkan bahwa
prinodialisme atau adanya ikatan pelaksanaan mutasi dan rotasi
kekerabatan yang kuat antara Pejabat pegawai sangat kental masih
Publik Lingkup Pemerintah Daerah dipengaruh oleh faktor primodial,
dengan masyarakat, keluarga bahkan balas jasa politik serta adanya politik
istri dan anak pejabat yang transaksional. Oleh karena itu kondisi
bersangkutan yang memainkan peran ini memang sangat bertentangan
yang tinggi yang dapat dengan aturan perundangan-
mempengaruhi kebijakan mutasi, undangan yang berlaku. Seandainya
rotasi maupun demosi oleh payung hukum atau aturan normatif
pengambil kebijakan dalam hal ini Undang-Undang No.5 Tahun 2014
bisa Gubernur/Walikota/Bupati tentang Aparatur Sipil Negara yang
43
Jurnal Administrasi Negara ISSN 2085-1804 Vol. 16 No. 1 Januari – Juni 2019

menjadi landasan, maka pasti akan Berdasarkan hasil dan


terjadi mekanisme rekrutmen lebih pembahasan penelitian menunjukkan
terbuka dan menginginkan sistem bahwa intervensi politik dalam
merit, dengan dibutuhkan para mutasi pejabat birokrasi Pemerintah
pejabat yang memiliki komptensi dan Kota Bima masih didominasi dari
keahlian yang dimiliki dalam faktor 1). Tarik ulur kepentingan
mengendalikan dan mengelola politik , 2) Politik Transaksional, 3)
Organisasi Perangkat Daerah dengan Politik Asal Bapak Senang 4)
profesional, terbuk, efisien dan cepat Kewenangan Kekuasaan, (5) Faktor
dalam memberkan pelayanan kepada Dukungan stakeholder politik serta
masyarakat. Sesungguhnya bila 6) Kepentingan Primodialisme bagi
dicermati dengan seksama kalangan Pejabat tertinggi dalam
sesungguhnya payung hukum lama birokrasi, walaupun mekanisme
dengan yang baru yang dipakai pelaksanaan mutasi tetap
sebagai dasar promosi jabatan, maka dilaksanakan sesuai dengan aturan
akan lahir para pejabat yang memiliki normatif, sehingga kesannya tidak
kualifikasi yang baik yakni akan melanggar hukum atau aturan-aturan
menghasilkan pekerjaan yang normatif sebagaimana diatur dalam
diharapkan. Kondisi ini tentu Undang-Undang Nomor 14 Tahun
tidak menimbulkan permasalahan 2014 dan Peraturan Menteri PAN RB
dalam rekrutmen untuk Nomor : 13 Tahun 2014 tentang Tata
penempatan pejabat pemerintah Cara Pengisian Jabatan Pimpinan
dalam birokrasi (termasuk di Tinggi Secara Terbuka Di Lingkungan
daerah) yakni the wrong man in the Instansi Pemerintah serta Peraturan
place. Padahal hakekat dari sebuah Menteri Pendayagunaan Aparatur
birokrasi pemerintahan selalu Negara Dan Reformasi Birokrasi
mengedepankan adanya the right Republik Indonesia Nomor 30 Tahun
man in the right place (tepat orang, 2018 Tentang Pedoman Evaluasi
tepat tempat). (Yang dikutip dalam Reformasi Birokrasi Instansi
repository.ung.ac.id.fenomena- Pemerintah
Representa-tive-Bureau.)
KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan, 1994, Manajemen Sumber Lembaga Administrasi Negara, 2003,
Daya Manusia, CV Haji Kajian tentang Netralitas
Masagung, Jakarta Birokrasi, LAN, Jakarta
Ikhwani Ratna, 2012; Reformasi Miftah Thoha, 2004, Birokrasi dan
Birokrasi Terhadap Penataan Politik di Indonesia, Raja
Pola Hubungan Jabatan Politik Grafindo Persada, Jakarta.
Dan Karir Dalam Birokrasi di Nelson Bastian Nope, 2015; Mutasi
Lingkungan Pemerintah Provinsi Pejabat Fungsional Ke Dalam
Riau, Jurnal Sosial Budaya Vol. 9 Jabatan Struktural Di Era
No. 1 Januari-Juli 2012 Otonomi Daerah, Jurnal Yustisia.
Vol. 4 No. 2 Mei – Agustus 2015
Rosi Nur Hidayati, Mutasi Aparatur
Pemerintah dan Kepentingan

44
Jurnal Administrasi Negara ISSN 2085-1804 Vol. 16 No. 1 Januari – Juni 2019

Politik : Studi Kasus Kabupaten Peraturan Menteri Pendayagunaan


Gresik Dua Tahun Aparatur Negara Dan Reformasi
Kepemimpinan Sambari-Qosim, Birokrasi Republik Indonesia
Jurnal Politik Muda, Vol 2 No.1, Nomor 30 Tahun 2018 Tentang
Januari-Maret 2012, hal 186- Perubahan Atas Peraturan
193 Menteri Pendayagunaan
Wayu Eko Yudiatmaja, 2015; Aparatur Negara Dan Reformasi
Politisasi Birokrasi: Pola Birokrasi Nomor 14 Tahun
Hubungan Politik dan Birokrasi 2014 Tentang Pedoman
di Indonesia, Vol 3 No 1 (2015): Evaluasi Reformasi Birokrasi
Jurnal Ilmu Administrasi Negara Instansi Pemerintah
Program Studi Ilmu Perda Nomor : 5 Tahun 2016 Tentang
Administrasi Negara Fakultas Organisasi Perangkat Daerah
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Kota Bima
Universitas Maritim Raja Haji Repository.ung.ac.id.fenomena-
Representa-tive-Bureau.Sastro
Undang-Undang Nomor 43 Tahun M Wantu, Dr,SH,M.Si, dkk,
2014; Fenomena
1999 tentang Perubahan Atas Representative Bureaucracy
Undang-Undang Dalam Rekrutmen Pejabat
Birokrasi Pemerintahan
Undang-undang Nomor 5 Tahun Sebagai Pilar Memperkuat
2014 tentang Aparatur Sipil Integrasi Nasional di Provinsi
gorontalo, Uversitas Negeri
Negara, Lembaran Negara Gorontalo.
Republik Indonesia Tahun 2014 https://media.neliti.com/media/publ
Nomor 6, Tambahan Lembaran ications/115157-ID-pelaksanaan-
kewenangan-kepala-daerah-dal.pdf
Negara Republik Indonesia
http://davidefendi.staff.umy.ac.id/fil
Tahun 2014 Nomor 5494. es/2013/04/proposal-penelitian-
Undang-Undang Republik Indonesia birokrasi.pdf
Nomor 23 Tahun 2014 tentang https://www.suarantb.com/kabupat
Pemerintahan Daerah, LNRI en.bima/2019/09/275765/Walikota.
Bima.Bantah.Isu.Mahar.Penempatan.
Tahun 2014 Nomor 244 dan Pejabat
TLNRI No 5587 https://www.baraknews.com/berita_
Peraturan Pemerintah Nomor 13 indonesia-tengah/walikota-
bima-tegaskan-tidak-ada-
Tahun 2002 tentang mahar-saat-mutasi-dan-
Pengangkatan Pegawai Negeri recruitmen-honor
https://news.detik.com/berita/d-
Sipil Dalam Jabatan Struktural, 3916775/ intervensi-politik-dalam-
Lembaran Negara Republik manajemen-ja-batan-pns-masih-
Indonesia Tahun 2002 tinggi
Nomor 33, Tambahan
Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2002 Nomor
4194.

45

Anda mungkin juga menyukai