Anda di halaman 1dari 61

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/325181477

(Assisted Natural Regeneration/ANR) Penerapan Regenerasi Alami dengan


Bantuan Manusia untuk Merestorasi Jasa Ekosistem Hutan di Asia Tenggara

Book · May 2014

CITATIONS READS

0 1,696

3 authors, including:

Paul Burgers Ai Farida


CO2 Operate BV
21 PUBLICATIONS 249 CITATIONS
25 PUBLICATIONS 1,229 CITATIONS
SEE PROFILE
SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Ai Farida on 04 November 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Lapangan Regenerasi Alami dengan Bantuan Manual Manusia

(Assisted Natural Regeneration/ANR)

Penerapan Regenerasi Alami dengan Bantuan Manusia untuk Merestorasi Jasa


Ekosistem Hutan di Asia Tenggara
I
Manual Lapangan Regenerasi Alami dengan Bantuan Manusia

(Assisted Natural Regeneration/ANR)


Penerapan Regenerasi Alami dengan Bantuan Manusia untuk Merestorasi Jasa Ekosistem
Hutan di Asia Tenggara

Organisasi Pangan dan Pertanian (Food & Agriculture Organisation/FAO)

PBB Program TCP/RS/3307

Restoring forest via Assisted Natural Regeneration (ANR):


How to do it field operations manual.

Bagong PAGASA Foundation, INC., the Philippines.

Diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dan disesuaikan dengan kondisi Indonesia.

2014

Kontributor: Paul Burgers (CO2 Operate BV),

Bubung Angkawijaya (CO2 Operate BV)

Farida (STKIP PGRI Sumatera Barat),

Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Barat

Diterjemahkan oleh: Antie Nugrahani

II
III
Kata Pengantar

Direktur CO2 Operate BV, Belanda


Rehabilitasi hutan adalah sebuah kebijakan penting di Indonesia. Pemerintah
menetapkan target yang tinggi untuk rehabilitasi hutan dan restorasi lahan kritis.
Rehabilitasi hutan akan meningkatkan penyimpanan karbon, meningkatkan
kuliatas tanah dan air, mengembalikan biodiversitas dan dapat memberikan
tambahan pendapatan bagi masyarakat di sekitar hutan.

CO2Operate Bv Belanda beserta partnernya STKIP PGRI Sumatera Barat, Bagong


Pagasa Foundation Filipina dan Dinas Kehutanan Propinsi Sumatera Barat telah
melakukan uji coba lapangan dengan menggunakan sebuah pendekatan silvikultur
yang bernama Assisted Natural Regeneration / regenerasi alami dengan bantuan
manusia (ANR). Pendekatan aplikasi ANR ini berdasarkan prinsip suksesi ekologi
dari hutan sekunder, menggunakan proses alami dan peningkatan regenerasi
alami dari jenis tanaman lokal. Karena ANR bergantung pada proses alami, maka
akan efektif untuk restorasi dan pengayaan keanekaragaman hayati dan proses
ekologi. Pada wilayah di Sumatera Barat, beberapa variasi dari teknik ANR ini telah
dikembangkan seperti kombinasi antara regenerasi jenis tanaman lokal dengan
penambahan jenis tanaman dengan tanaman yang bernilai ekonomis. Hal ini
diharapkan akan meningkat pendapatan petani dan sekaligus meningkatkan
ketahanan pangan.

Aplikasi ANR di Sumatera Barat diterapkan pada lahan kritis yang berupa areal
perkebunan yang didominasi oleh alang – alang. Keunggulan dari teknik ANR
antara lain adalah mudah dipahami oleh petani, penggunakan jenis tanaman
bernilai ekonomis dan biaya pengerjaan yang relatif murah. Buku panduan ini
diharapkan dapat meningkatkan pemahaman akan konsep ANR dan contoh
penerapannya di Sumatera Barat. Hal ini diharapkan dapat menjadi sebuah
transfer teknologi alternatif yang efektif untuk rehabilitasi lahan dan hutan.

Untuk itu kami sangat berbahagia dapat menerbitkan dan menyebarluaskan hasil
kompilasi, kerjasama dan pengalaman dengan masyarakat petani di Sumatera
Barat. Publikasi ini merupakan salah satu bentuk usaha yang dilakukan dalam
memperkenalkan alternatif bentuk rehabilitasi dan restorasi hutan yang lebih
efektif, menguntungkan bagi masyarakat lokal serta dapat meningkatkan kerja
sama dengan berbagai lembaga di Sumatera Barat.

Direktur CO2 Operate BV, Belanda

Paul Burgers, PhD.

IV
V
KATA SAMBUTAN

KEPALA DINAS KEHUTANAN, PROVINSI SUMATERA BARAT

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Esa, atas segala limpahan
rahmat, karunia dan petunjuk-NYA, Buku Manual Lapangan Regenerasi Alami
Dengan Bantuan Manusia (Assisted Natural Regeneration/ANR) yang disusun oleh
Organisasi Pangan dan Pertanian (Food & Agriculture Organisation/FAO) PBB ini
dapat dirampungkan dengan baik.
Kami memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas terbitnya buku ini. Buku ini
memuat berbagai informasi yang urgen tentang Pembelajaran dan Penerapan
Regenerasi Alami dengan Bantuan untuk Merestorasi Jasa Ekosistem Hutan di
Asia Tenggara.

Provinsi Sumatera Barat mempunyai kawasan hutan + 2, 4 juta hektar atau + 55


% dari luas daratannya, mempunyai lahan kritis baik yang berada di dalam
maupun di luar kawasan hutan seluas 372.386 hektar, yang terdiri dari sangat
kritis 38.947 hektar dan kritis 333.439 hektar.

Upaya memperbaiki lahan kritis tersebut dilakukan dengan kegiatan rehabilitasi


hutan dan lahan melalui penanaman dengan jenis pohon yang bisa saja dengan
jenis yang berbeda sebelum kawasan atau hutan tersebut menjadi kritis dan pada
umumnya dengan tegakan sejenis, sehingga merubah “performance” hutan
tersebut apabila dibandingkan dengan sebelum terjadi kerusakan terhadap hutan
tersebut (tegakan campuran setelah dilakukan rehabilitasi hutan dan lahan
menjadi tegakan sejenis).

Melalui sistem Assisted Natural Regeneration/ANR yang diterapkan oleh FAO ini
dan telah diuji coba di berapa negara (Filipina, Kamboja dan Indonesia), termasuk
di Provinsi Sumatera Barat maka saya melihat sistem ANR ini adalah salah satu
sistem yang baik untuk diterapkan di Sumatera Barat, karena sistem ini
melibatkan peran serta masyarakat khususnya pemilik lahan apabila terjadi di luar
kawasan hutan.

ANR mengandalkan pemeliharaan terhadap anakan yang tumbuh secara


alami/Natural Regeneration dan untuk mempercepat pertumbuhan dan
mengurangi persaingan dengan alang-alang atau semak belukar maka dibutuhkan
bantuan masyarakat untuk memeliharanya sehingga nantinya akan tercipta
tegakan hutan yang jenisnya berasal dari wilayah tersebut (insitu) tentu juga akan
tercipta jenis tegakan sesuai dengan jenis tegakan yang ada sebelumnya melalui
peran serta masyarakat.

VI
VII
Atas terbitnya Buku Buku Manual Lapangan Regenerasi Alami Dengan Bantuan
ini, saya menyambut baik dan semoga kiranya sistem ini dapat menjadi salah satu
cara dalam upaya rehabilitasi hutan dan lahan di Provinsi Sumatera Barat.

Padang, 25 Nopember 2014

KEPALA DINAS KEHUTANAN

PROVINSI SUMATERA BARAT

Ir. HENDRI OCTAVIA,MSi


NIP. 19581029 198703 1 003

VIII
IX
Kata Pengantar

Ketua STKIP PGRI Sumatera Barat

Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT atas berkah dan limpahan rahmatnya, Buku Manual
Lapangan Regenerasi Alami dengan Bantuan Manusia ini dapat diselesaikan oleh tim kerjasama
dari CO2 Operate BV Belanda, STKIP PGRI Sumbar dan Dinas Kehutanan Propinsi Sumbar.

Hutan merupakan salah bentuk sumberdaya alam Indonesia yang memiliki fungsi ekonomis dan
ekologis dan harus dijaga kelestariannya. Kelestarian hutan akan menjaga dan menghindarkan
manusia dari berbagai dampak negatif kerusakan hutan, perubahan iklim dan bencana alam.
Rehabilitasi hutan dan restorasi lahan kritis menjadi salah satu prioritas penanganan masalah
lingkungan yang menjadi isu hangat saat ini. Semua pihak harus terlibat dalam berperan aktif
untuk menjaga kelestarian hutan dan mengurangi luasan lahan kritis.

STKIP PGRI Sumatera Barat sebagai sebuah lembaga pendidikan tinggi selalu berkeinginan
untuk melibatkan diri dalam berbagai bentuk kegiatan peningkatan kapasitas di bidang
pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat khususnya di wilayah Sumatera
Barat. Kerjasama yang dibangun dengan CO2 operate BV Belanda, Bagong Pagasa Foundation
Filipina dan Dinas Kehutanan Propinsi Sumatera Barat merupakan salah satu bentuk ikutsertaan
STKIP PGRI Sumbar dalam bidang penyelamatan lingkungan. Keikutsertaan civitas akademika
STKIP PGRI Sumbar diharapkan dapat meningkatkan proses penyebaran informasi dan
peningkatan bentuk kegiatan akademis terkait penelitian dan pengabdian pada masyarakat di
bidang rehabilitasi hutan dan lahan.

Buku ini memuat informasi dan pengalaman lapangan dalam bidang rehabilitasi hutan dan
restorasi lahan kritis di Sumatera barat dengan penerapan aplikasi ANR (Assisted Natural
Regeneration). Semoga pengalaman yang dituliskan dalam buku ini dapat menjadi acuan di
lapangan dan diterapkan di lebih banyak tempat di Indonesia.

Ketua STKIP PGRI Sumbar,

Dr. Zusmelia, M.Si

X
XI
Daftar Isi

Kata Pengantar IV

Kata sambutan VI

Restorasi Hutan 1

Apakah ANR Itu? 1

Aktivitas Dasar ANR 5

Persiapan Sosial 5

Pencegahan Kebakaran-Membuat sekat bakar 7

Pencegahan Kebakaran-Merawat sekat bakar 11

Pemilihan dan Pembebasan Tumbuhan Alami 13

Perawatan dan Perlindungan 17

Menghambat Pertumbuhan Rumput 17

Menggunakan Papan Penekan 18

Chromolaena Odorata 22

ANR di Lokasi dengan Paku-Pakuan 25

ANR di Hutan yang Terdegradasi 26

ANR di Hutan Ngarai ("Gulley" Forest) 29

ANR dalam Pembangunan Wanatani dan Perkebunan 31

Ketika anakan alami tidak cukup untuk ANR 34

Pengayaan Tanaman Sebagai Bagian dari ANR 37

Penyemaian Langsung 37

XII
Penanaman dengan Setek 39

Pengayaan Tanaman dengan Bibit di Pot 40

Kesimpulan 41

Daftar Gambar

Gambar 1. Bibit yang tumbuh secara alami dan tersembunyi di bawah

rerumputan 2

Gambar 2. Regenerasi pohon di ladang rumput 3

Gambar 3. Hasil setelah 4-5 tahun penerapan ANR untuk "mempercepat"

reforestasi 5

Gambar 4. Staf dari bagian kehutanan, CO2 Operate Bv dan Bagong Pagasa

Foundation tengah berdiskusi tentang pr dan kontra ANR dengan

penduduk desa 6

Gambar 5. Pertemuan dengan warga desa di lokasi program 7

Gambar 6. Sekat bakar di sepanjang kontur di lahan berumput 8

Gambar 7. Menggunakan cangkul untuk membuat sekat bakar 9

Gambar 8. Sekat bakar membentang hingga puncak bukit 10

Gambar 9. Jahe yang ditanam di penghalang api menghasilkan bahan pangan

dan uang dalam waktu singkat 11

Gambar 10. Anakan pohon yang memerlukan cincin pembatas 13

Gambar 11. Cincin pembatas yang sudah dipasang dengan baik 14

XIII
Gambar 12. Menandai anakan pohon 15

Gambar 13. Papan penekan yang siap digunakan 18

Gambar 14. Mengangkat papan penekan 19

Gambar 15. Menginjak papan dan menekan rumput 21

Gambar 16. Meratakan rumput dan anakan pohon 21

Gambar 17. Menggunakan papan penekan untuk meratakan rumput yang tinggi 22

Gambar 18. (kiri): Chromolaenea odorata tumbuh sesudah pemijakan

alang - alang dilakukan. (kanan) Dalam waktu 4 - 6 bulan,

Chromolaenea odorata dapat bersaing dengan pertumbuhan paku

dan alang - alang yang telah dipijak sebanyak satu kali 23

Gambar 19. Beberapa alang alang yang tumbuh kembali 24

Gambar 20. Walaupun ANR efisien diterapkan di area yang dipenuhi paku

ransam (a), paku galah (b) yang tinggi sulit disingkirkan

dengan metoda ANR 25

Gambar 21. Setelah dilakukan penekanan, tanah diletakkan di atas paku galah

untuk mencegahnya berdiri lagi 26

Gambar 22. Lokasi yang didominasi oleh semak belukar, sulur-suluran, dan

pepohonan perintis muda 27

Gambar 23. Regenerasi merupakan cara yang tepat untuk mengalihkan fungsi

menjadi hutan produksi 28

Gambar 24. Hutan ngarai 29

Gambar 25. Para pekerja tengah membersihkan area ekoton 30

XIV
Gambar 26. Bambu rambat telah sepenuhnya menutupi pepohonan muda 31

Gambar 27. Anakan kayu manis ditemukan tumbuh di lokasi ANR setelah

rumput disingkirkan 32

Gambar 28. Anakan yang tumbuh secara alami bertambah tinggi setelah 2

tahun ANR, menghasilkan kondisi yang baik (dalam kasus ini)

untuk perkembangan pohon cengkih di antara pepohonan

yang tinggi 33

Gambar 29. Gliricidia yang tumbuh dan berakar dengan baik dalam waktu 4 bulan 34

Gambar 30. Alang-alang yang telah ditekan menghasilkan lapisan tebal yang

menjaga kelembapan dan kesejukan tanah 35

Gambar 31. Alang-alang yang telah ditekan menghasilkan lapisan tebal humus,

meningkatkan kadar karbon tanah 36

Gambar 32. Tempudau (Dipterocarpus grandiflorus) yang telah bertunas

diperkenalkan di area ANR sebagai pengayaan melalui

penyemaian langsung 37

Gambar 33. Melindungi pohon karet muda yang ditanam di lokasi ANR dari

gangguan babi hutan, menggunakan bambu 39

XV
XVI
XVII
Restorasi Hutan

Di seluruh dunia, jutaan hektare hutan telah dialihfungsikan menjadi ladang,

padang rumput, perkotaan, atau terdegradasi akibat pengelolaan lahan yang

buruk dan penebangan secara sembarangan. Sebagian kehilangan hutan tidak

bisa dihindari. Populasi kian meningkat, begitu pula permintaan untuk membuka

kawasan hutan. Tetapi situasi ini dapat dan harus diperbaiki. Masalah-masalah

yang disebabkan oleh pemanasan global dan perubahan iklim semakin

menekankan pentingnya restorasi hutan untuk membantu mengurangi banjir,

tanah longsor, erosi tanah, dan kerusakan lingkungan lainnya.

Regenerasi alami dengan bantuan manusia (Assisted Natural Regeneration,

selanjutnya disebut ANR) secara dramatis mempercepat restorasi hutan,

terutama di padang rumput gundul dan area-area hutan yang terdegradasi. ANR

mudah diajarkan, serta gampang dipelajari dan diterapkan. Biaya yang

dibutuhkan kurang lebih lima puluh persen (50%) lebih murah daripada metoda

reforestasi konvensional (conventional reforestation/CR) yang digunakan untuk

mengembangkan hutan tanaman.

Apakah ANR itu?

Untuk memahami ANR, perhatikanlah apa yang terjadi di lahan-lahan

terdegradasi dan gundul yang tidak dibakar atau mendapatkan gangguan dalam

bentuk apa pun. Setelah 10-20 tahun, lahan-lahan tersebut akan ditumbuhi oleh

pepohonan dan berbagai macam tumbuhan lainnya (seperti "hutan yang telah

terestorasi"). Pepohonan atau tumbuhan tersebut tumbuh dari benih yang

Manual Lapangan Regenerasi Alami dengan Bantuan Manusia /ANR


1
disebarkan oleh burung, binatang, angin, dan lain-lain. Singkatnya, benih-benih

yang disebarkan oleh alam.

Gambar 1. Bibit yang tumbuh secara alami dan tersembunyi


di bawah rerumputan.

Proses penyebaran dan pertumbuhan ini dinamakan "regenerasi alam". Istilah

"dengan bantuan" dalam ANR bermakna membantu pepohonan muda yang

tumbuh secara alami agar berkembang lebih pesat. ANR dapat membantu

"mempercepat" prosesnya. Ini dilakukan dengan cara melindungi pepohonan

dan tumbuhan muda dari kerusakan akibat api, binatang piaraan yang

berkeliaran dan ulah manusia, dan mengurangi kompetisi dari rerumputan,

semak-semak, dan tanaman merambat yang menghambat pertumbuhan

pepohonan. Perilaku "penuh kasih sayang" yang biasa kita terapkan ke

pepohonan yang kita tanam diterapkan pada pepohonan yang tumbuh secara

Manual Lapangan Regenerasi Alami dengan Bantuan Manusia /ANR


2
alami. Restorasi hutan dapat terjadi dalam waktu yang relatif lebih singkat

daripada 10-20 tahun.

Gambar 2. Regenerasi pohon di ladang rumput.

Dengan curah hujan yang cukup dan perangkat yang tepat, penerapan ANR akan

menampakkan hasil dalam waktu kurang dari 3 tahun.

ANR telah dipraktikkan selama lebih dari empat dekade dalam berbagai kondisi,

untuk berbagai tujuan, dan dikenal dengan beberapa nama. Cina, misalnya,

menggunakan metoda ini untuk merestorasi hingga 30 juta hektare lahan

terdegradasi dan gundul menjadi hutan alami. Vietnam juga berhasil

mengembalikan vegetasi alami ke hampir 2 juta hektare hutan. Metoda ini juga

digunakan di India dan wilayah Sub-Sahara untuk memenuhi kembali suplai

Manual Lapangan Regenerasi Alami dengan Bantuan Manusia /ANR


3
kayu bakar dari ribuan hektare hutan.

Manual ini memaparkan prosedur yang diturunkan dari hampir dua puluh tahun

pengalaman FAO dalam menjalankan ANR di Filipina, Indonesia, Kamboja, dan

Laos. Di masing-masing negara tersebut, metoda ini diterapkan dengan tujuan

yang berbeda-beda dan secara meyakinkan menunjukkan efektifitas biaya ANR.

Penerapan ANR di Filipina bertujuan untuk merestorasi hutan di lahan-lahan

gundul milik negara. Melalui penerapan ANR, terjadilah perubahan penuh dari

rumput menjadi vegetasi hutan kayu yang beraneka ragam dalam kurun waktu

enam tahun. Indonesia menerapkan ANR di lahan-lahan wanatani milik pribadi

untuk menghasilkan kondisi pertumbuhan yang baik bagi jenis-jenis yang

memiliki nilai ekonomi tinggi semacam cengkih. Kamboja menerapkan metoda

ini di "hutan semak belukar" untuk memperbaiki kondisi pertumbuhan spesies-

spesies yang berharga. Bekas area perladangan berpindah di Laos sudah

sepenuhnya terestorasi menjadi hutan muda dalam setahun.

ANR mampu menghasilkan hutan dengan spesies beragam sebagaimana yang

ditunjukkan di Gambar 3. Ini meniru kondisi hutan alam, tempat berbagai

macam pohon dan tumbuhan dengan umur berbeda-beda tumbuh bersama-

sama. Ini berbeda dari perkebunan pohon yang dikembangkan di program-

program reforestasi konvensional (CR) yang biasanya hanya terdiri dari satu

atau beberapa spesies. Percampuran spesies dan usia dalam restorasi hutan ANR

menghindari dampak negatif dari monokultur, memberikan perlindungan

terhadap erosi tanah, dan memfasilitasi peresapan air hujan ke cadangan air

tanah.

Manual Lapangan Regenerasi Alami dengan Bantuan Manusia /ANR


4
Gambar 3. Hasil setelah 4-5 tahun penerapan ANR untuk "mempercepat" reforestasi.

Aktivitas Dasar ANR

Berikut ini adalah aktivitas dasar yang dilakukan untuk merestorasi hutan

dengan menggunakan metode ANR:

1. Persiapan sosial;

2. Pencegahan kebakaran;

3. Pemilihan dan pembebasan tumbuhan alami;

4. Perawatan dan perlindungan tumbuhan hasil regenerasi alami.

Persiapan Sosial

Masyarakat yang tinggal di dalam dan di dekat lahan kritis atau hutan yang

terdegradasi, mengandalkan area-area itu untuk memenuhi kebutuhan sehari-

hari mereka. Pengalaman FAO dalam menerapkan ANR di beberapa negara

Manual Lapangan Regenerasi Alami dengan Bantuan Manusia /ANR


5
ASEAN 1 menunjukkan bahwa sangat penting untuk melakukan sosialisasi tujuan

ANR terlebih dahulu kepada masyarakat dan menyelenggarakan diskusi formal

dan/atau informal secara teratur di tingkat desa.

Gambar 4. Staf dari bagian kehutanan, CO2 Operate BV dan Bagong Pagasa Foundation
tengah berdiskusi tentang pro dan kontra ANR dengan penduduk desa.

Jika ANR diterapkan sebagai bagian dari sebuah program, penting untuk

dicamkan bahwa penduduk setempat memahami dan menyambut baik

keuntungan yang akan mereka dapatkan dari program tersebut secara umum

dan ANR secara khusus.

1
Kamboja, Indonesia, Laos, Filipina, Thailand, Vietnam
Manual Lapangan Regenerasi Alami dengan Bantuan Manusia /ANR
6
Dukungan dari tokoh setempat hingga tingkat kota atau kabupaten dan dinas

kehutanan setempat juga penting untuk memastikan keberhasilan penerapan

ANR.

Jika ANR diterapkan secara individu oleh petani atau melalui organisasi

masyarakat atau kelompok kerja informal, cara kerjanya harus dijelaskan pada

kelompok masyarakat lainnya. Kerja sama dari mereka penting untuk mencegah

kebakaran, yang dapat menyulitkan penerapan ANR.

Gambar 5: Pertemuan dengan warga desa di lokasi program.


Jika ANR diterapkan secara individu oleh petani atau
melalui organisasi

Pencegahan Kebakaran - Membuat Sekat Bakar

Sekat bakar (kadang-kadang disebut "garis api") adalah sejumlah lahan yang

sudah dibebaskan dari semua material rentan api. Material terpenting untuk

Manual Lapangan Regenerasi Alami dengan Bantuan Manusia /ANR


7
dibuang adalah rumput semacam alang-alang (Imperata cylindrica) yang

mengering selama musim kemarau dan mudah terbakar. Gambar 6

menunjukkan fase pertama pembuatan Sekat bakar di lahan berumput.

Perhatikan bahwa (1) pepohonan tidak diusik, dan (2) potongan rumput

ditumpuk di sepanjang kontur.

Gambar 6. Sekat bakar di sepanjang kontur di lahan berumput.

Menumpuk rumput dengan cara ini membantu menurunkan kecepatan api dan

memaksa air hujan mengalir ke lereng sehingga erosi tanah dapat diminimalisir.

Rumput (dll.) dibuang dengan pembabatan menggunakan parang, diikuti oleh

pencangkulan (lihat Gambar 7).

Manual Lapangan Regenerasi Alami dengan Bantuan Manusia /ANR


8
Gambar 7. Menggunakan cangkul untuk membuat sekat bakar.

Di lereng dengan tingkat kecuraman sedang (30-50%) dan yang vegetasinya

hanya rumput, seseorang biasanya dapat membabat 100 meter persegi dalam 8

jam kerja. Pencangkulan paling efisien dilakukan di lereng dengan tingkat

kecuraman sedang dan tanah yang tidak mengandung banyak batuan. Dalam

kasus semacam itu, seseorang dapat menggali rumput yang sudah tumbuh lagi

hingga 150 meter persegi dalam 8 jam kerja.

Aktivitas-aktivitas tersebut harus diulang secara teratur untuk mencegah

rumput tumbuh kembali. Pilihan lain yang bisa diambil adalah penyemprotan

dengan herbisida sistemik: mis., bahan kimia berbasis glyphosate.

Gambar 8 menunjukkan penghalang api yang membentang hingga puncak bukit.

Sekat bakar ini terletak di perbatasan salah satu lokasi ANR. Area yang

dialokasikan untuk ANR terletak di kanan. Sekat bakar membantu melindungi

area tersebut dari api yang berasal dari kiri.

Manual Lapangan Regenerasi Alami dengan Bantuan Manusia /ANR


9
Gambar 8. Sekat bakar membentang hingga puncak bukit.

Seluruh perbatasan lokasi ANR sebaiknya dikelilingi oleh sekat bakar. Sekat

bakar sebaiknya juga dibuat di dalam lokasi. Disarankan untuk membagi lokasi

ANR menjadi sejumlah "blok" (atau "bagian") dan membuat sekat bakar di

sepanjang garis pembatas antar "blok". Ukuran blok bergantung pada keadaan

lahan, tipe vegetasi, dan akses untuk manajemen dan pengawasan. Empat

hektare (sekitar 200 x 200 meter) biasanya dianggap ukuran praktis untuk

sebuah blok. Tetapi tidak ada peraturan spesifik mengenai ukuran blok. Siapa

pun yang menerapkan aktivitas ANR harus memutuskan ukuran blok yang tepat

berdasarkan kondisi di lapangan. Sebagai contoh, ukuran blok bisa jadi hanya

satu (1) hektare di bagian yang curam, dan enam atau tujuh (6-7) hektare di area

yang relatif datar. Blok juga tidak perlu berbentuk sama. Batas blok dapat

mengikuti alur sungai atau gigir.

Saat menentukan ukuran blok, penting diingat bahwa api biasanya dengan cepat

menyebar ke atas bukit di daerah lereng. Oleh karena itu ukuran blok di lereng

Manual Lapangan Regenerasi Alami dengan Bantuan Manusia /ANR


10
sebaiknya lebih kecil, terutama jika terdapat material yang lebih rentan api. Jelas,

blok yang lebih kecil berarti lebih banyak sekat bakar. Jalan setapak yang

digunakan oleh pekerja untuk akses menuju bagian-bagian lain di sebuah area

program ANR juga dapat dijadikan sekat bakar sekaligus untuk mencegah

pertumbuhan kembali alang-alang dan rumput lainnya. Caranya yaitu

menyingkirkan material rentan api (mis., rumput) setidaknya satu meter ke

kedua sisi jalan setapak. Menurut pengamatan, praktik ini juga mempercepat

regenerasi alami pohon kayu.

Pengalaman menunjukkan bahwa penghalang api sebaiknya memiliki lebar

paling sedikit enam meter. Bagaimanapun,

lebih lebar selalu lebih baik. Yang terpenting

adalah menyingkirkan semua material

rentan api (terutama rumput) dari dalam

sekat bakar. Jumlah blok dan lebar sekat

bakar juga (tentunya) bergantung pada biaya

yang tersedia dan jumlah dana atau tenaga

sukarelawan yang ada. Semakin banyak


Gambar 9. Jahe yang ditanam di
sekat bakar menghasilkan bahan
pangan dan uang dalam waktu sekat bakar semakin baik. Memiliki banyak
singkat.
sekat bakar akan mengurangi risiko

masuknya api ke lokasi, dan memudahkan pemadaman api.

Pencegahan Kebakaran - Merawat sekat bakar

Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, penting adanya upaya untuk

Manual Lapangan Regenerasi Alami dengan Bantuan Manusia /ANR


11
mencegah atau menghentikan pertumbuhan kembali rerumputan yang rentan

api. Untuk alasan ini, tindakan pembersihan dan pencangkulan harus diulang

secara teratur.

Dalam sebagian besar kasus, sekat bakar sebaiknya dibersihkan ulang tidak

kurang dari tiga kali dalam setahun. Bagaimanapun, tidak diperlukan

pembersihan ulang sesering itu jika pertumbuhan kembali rumput dapat

dikendalikan dengan herbisida. Pembersihan ulang secara menyeluruh penting

dilakukan pada awal musim kemarau, ketika risiko kebakaran tinggi. Satu

strategi yang dapat membantu memastikan perawatan berkelanjutan, dan pada

waktu yang sama menghemat biaya, adalah mendorong penduduk setempat

untuk menanam tanaman pangan di jalur sekat bakar. Dengan cara ini,

masyarakat setempat akan memiliki motivasi kuat untuk mencegah kebakaran

memasuki area ANR. Hasil panenan dapat memenuhi kebutuhan pangan mereka

atau dijual untuk menambah penghasilan.

Tergantung pada kondisi tanah dan curah hujan, banyak tanaman dapat

ditumbuhkan dengan sukses di jalur sekat bakar. Beberapa jenis yang populer di

antaranya adalah talas (Colocasia esculenta), kacang polong (Cajanus cajan),

nanas (Ananas comosus), ubi (Ipomoea batatas), singkong (Manihot esculenta),

jahe (Zingiber officinale), dan pisang (Musa sp.). Tetapi ada banyak tanaman

lainnya yang juga bisa dipertimbangkan. Masyarakat sebaiknya ditanya

mengenai apa yang ingin mereka tanam di sekat bakar. Pilihan mereka, asalkan

praktis untuk diterapkan dan sesuai dengan kondisi setempat, harus dihormati

dan dituruti.

Manual Lapangan Regenerasi Alami dengan Bantuan Manusia /ANR


12
Pemilihan dan Pembebasan Tumbuhan Alami

Setelah penghalang api selesai dibuat di perbatasan dan di antara blok, langkah

selanjutnya dalam ANR adalah mencari bibit pohon yang telah bertunas secara

alami dan tumbuh di lokasi. Rimbawan biasa menyebut bibit-bibit ini sebagai

anakan pohon. Secara umum, 800 anakan yang terdistribusi dengan baik per

hektare cukup untuk merestorasi hutan. Untuk melaksanakan langkah ini, kita

dapat berjalan menyisir area ANR dan mencari anakan yang tumbuh di antara

rerumputan atau semak-semak. Anakan yang besar akan mudah terlihat. Setiap

kali menemukan anakan, kita bisa mencari di bawah rumput atau semak-semak

di dekatnya untuk mencari anakan lainnya yang tumbuh di sekitar tempat itu.

Kemudian kita dapat membuat cincin pembatas (ring weed) di sekitarnya untuk

menyingkirkan saingan.

Gambar 10. Memasang cincin pembatas.

Cabut secara manual semua tumbuhan saingan, misalnya rumput dan sulur,

dalam radius sekurangnya satu setengah meter dari anakan. Secara manual, gali

Manual Lapangan Regenerasi Alami dengan Bantuan Manusia /ANR


13
tumbuhan saingan sehingga akarnya terpapar udara dan sinar matahari. Tanah

di sekitar anakan sebaiknya digemburkan. Cara ini akan mengungkap bibit dan

akar spesies yang tidak dikehendaki dan memudahkan air hujan menembus

tanah.Patut diingat bahwa beberapa jenis semak-semak di lokasi ANR

bermanfaat jika tumbuh dalam jarak satu atau beberapa meter dari anakan.

Misalnya, kacang polong (Cajanus cajan) dapat langsung ditanam untuk menjadi

tameng dan pelindung dari angin. Semak-semak liar sekalipun, misalnya

Chromalaena odorata, dapat membantu. Tetapi semak-semak yang terlalu dekat

dengan anakan sebaiknya disingkirkan untuk mencegah persaingan.

Pembersihan cincin pembatas harus

dilakukan sesering mungkin hingga

anakan cukup tinggi untuk

mengalahkan vegetasi saingannya.

Dalam sebagian besar kasus,

pemasangan cincin pembatas dapat

dilakukan setidaknya empat (4) kali

pada tahun pertama, dan tiga (3) kali,

masing-masing pada tahun kedua dan

ketiga. Jika cincin pembatas dipasang

dengan benar, anakan biasanya akan

Gambar 11. Cincin pembatas yang sudah tumbuh lebih tinggi daripada
dipasang dengan baik
rerumputan dan semak-semak di

sekitarnya dalam waktu 3 tahun.

Manual Lapangan Regenerasi Alami dengan Bantuan Manusia /ANR


14
Tetapi frekuensi dan jumlah tahun pemasangan cincin pembatas tergantung

pada kecepatan pertumbuhan anakan. Jika tonggak tersedia, anakan kecil dapat

ditandai. Ini akan memudahkan pencarian selama masa pemeliharaan cincin

pembatas. Jangan pindahkan tonggak dari bakal-bakal pohon di dalam area.

Gambar 12. Menandai anakan pohon.

Bakal-bakal pohon ini akan tumbuh menjadi bagian dari hutan yang terestorasi.

Pilihlah tonggak bambu jika ada. Kita juga bisa menggunakan batang kering

gelagah (Saccharum spontaneum), eulalia (Mischanthus sinensis), dan tebu-

tebuan serupa. Tetapi pastikan hanya menggunakan batang kering karena

batang segar kerap bertunas dan menjadi pesaing bagi anakan. Tonggak bersifat

hanya sementara. Oleh karena itu bahannya tidak harus kayu atau material lain

yang kuat.

Jika lokasi yang dikehendaki belum dibakar atau diusik selama lebih dari

setahun, biasanya terdapat ratusan (terkadang ribuan) anakan pohon di setiap

Manual Lapangan Regenerasi Alami dengan Bantuan Manusia /ANR


15
hektare lahan berumput. Maka keputusan yang diambil mengenai apa dan

berapa bakal pohon yang dipilih untuk dipasangi cincin pembatas dan tonggak

akan bergantung pada hal-hal sebagai berikut:

I. Tujuan yang dikehendaki. Jika tujuan yang dikehendaki adalah

perlindungan, pilih sebanyak mungkin anakan pohon dengan target

minimum sekitar 800 per hektare. Sasarannya adalah menjadikan area

tersebut serimbun mungkin. bagaimanapun, jika beberapa bagian lokasi

tidak memiliki anakan pohon, pengayaan perlu dilakukan, sebagaimana

yang akan dibahas pada halaman 33 di Manual ini. ("Pengayaan").

Jika lokasi yang dimaksud hendak direhabilitasi untuk produksi kayu,

pilhlah anakan dari spesies final yang dikehendaki. Sebagai tambahan,

pertimbangkan pengaturan jarak. Normalnya, penanaman pohon kayu

adalah sekitar 625 pohon per hektare (masing-masing terpisah 4 x 4

meter) atau kurang, tergantung pada spesies yang digunakan. Tetapi jika

hanya ada sangat sedikit atau terlalu banyak anakan dari spesies final

yang dikehendaki, pengayaan atau pengurangan anakan mungkin

diperlukan.

II. Anggaran dan waktu. Mencari dan menandai anakan pohon merupakan

kegiatan yang melelahkan dan memakan waktu. Maka yang terbaik

adalah merencanakan jangka waktu untuk menyelesaikan langkah ini.

Seorang manajer program, atau siapa pun yang bertanggung jawab,

semestinya mengetahui kapasitas para pekerja lapangannya. Normalnya,

di lereng dengan tingkat kecuraman sedang, seorang pekerja biasanya

Manual Lapangan Regenerasi Alami dengan Bantuan Manusia /ANR


16
dapat mencari dan menandai 400-500 titik per hektare dalam delapan

jam kerja, tidak termasuk waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan

tonggak penanda.

Perawatan dan Perlindungan

Pembersihan ulang sekat bakar dan cincin pembatas anakan sebagaimana yang

dibahas di atas merupakan persyaratan mendasar perawatan dan perlindungan

yang efektif. Di area tempat api menjadi ancaman serius, mengorganisir

penduduk setempat untuk melakukan penjagaan selama 24 jam dari ancaman

kebakaran terbukti efektif selama musim kemarau. Menanam tanaman pangan di

penghalang api juga berkontribusi signifikan dalam memberikan perlindungan.

Menghambat Pertumbuhan Rumput

Padang rumput adalah target berprioritas tinggi untuk restorasi hutan. Di

padang rumput, ANR dapat memainkan peran besar dengan membantu

mencegah erosi tanah dan degradasi lingkungan lainnya, yang terjadi sebagai

akibat kebakaran tahunan. Penerapan ANR di padang rumput mencakup semua

Aktivitas Dasar yang telah dipaparkan di Halaman 11 2. Sebagai tambahan,

terdapat satu aktivitas khusus yang relevan dilakukan di padang rumput.

Aktivitas tersebut adalah penekanan rumput.

2(1) Membuat dan merawat penghalang api; (2) Mencari anakan yang tumbuh secara alami di
area itu; (3) Memasang cincin pembatas pada anakan untuk mengurangi persaingan dalam
mendapatkan air dan nutrisi tanah; (4) Merawat dan melindungi anakan.
Manual Lapangan Regenerasi Alami dengan Bantuan Manusia /ANR
17
Menggunakan Papan Penekan

Sesudah anakan pohon yang dikehendaki ditandai dan dipasangi cincin

pembatas, untuk mengurangi persaingan dan risiko kebakaran di masa

mendatang penting untuk mencegah pertumbuhan rumput semacam alang-alang

(Imperata cylindrica) dan gelagah (Saccharum spontaneum). Sayangnya, ini kerap

dilakukan dengan membabat rumput menggunakan parang atau mesin

pemotong rumput.

Gambar 13. Papan penekan yang siap digunakan.

Dalam banyak kasus, memotong rumput justru merangsang pertumbuhannya,

sehingga malah bertentangan dengan tujuan penghambatan pertumbuhan

rumput. Metoda yang jauh lebih ekonomis dan efektif adalah "penekanan". Ini

berarti menekan rumput serata mungkin dengan tanah. Penekanan secara

signifikan menurunkan pertumbuhan dan kesegaran rumput. Ini juga membantu

dalam menangkal kebakaran karena api tidak bisa merambat dengan cepat di

Manual Lapangan Regenerasi Alami dengan Bantuan Manusia /ANR


18
rumput yang sudah diratakan.

Penekanan dilakukan menggunakan papan kayu dengan tebal sekitar 3 cm, lebar

20 cm, dan panjang 1 m. Ikat tali di masing-masing ujung papan dan kalungkan

sisanya di bahu. Tali yang digunakan harus cukup panjang untuk memastikan

papan menempel rata ke tanah saat kita berdiri tegak. Panjang tali dapat diatur

dengan menyesuaikan simpul dengan tinggi badan kita. Angkat papan

menggunakan tali sambil melangkah maju. Timpakan papan ke rumput dan

tekan dengan menginjaknya. Langkah ini mirip menyetrika baju dan memiliki

efek yang hampir sama pada rumput.

Gambar 14. Mengangkat papan penekan.

Waktu yang tepat untuk melakukan penekanan adalah ketika bilah daun dan

batangnya lunak, biasanya sekitar sebulan setelah dan sebelum musim hujan.

Jika dilakukan dengan benar, efek menguntungkan penekanan dapat bertahan

hingga tiga atau empat bulan. Cara mudah untuk menguji apakah sebuah area

Manual Lapangan Regenerasi Alami dengan Bantuan Manusia /ANR


19
siap untuk langkah ini adalah dengan menekan sebagian kecil (kurang lebih 2

meter persegi) lahan dengan cara menginjak-injak rumputnya. Jika derak

terdengar dan terasa, berarti batang rumput yang sejajar dengan permukaan

tanah dan berada di atasnya telah patah dan rumput akan tetap ambruk selama

lebih dari dua hari. Ini berarti area tersebut siap menjalani penekanan.

Seorang pekerja dengan langkah teratur biasanya dapat menyelesaikan

penekanan satu hektare lahan dalam enam hari atau 48 jam kerja. Sebagaimana

yang telah disebutkan, membabat rumput dengan perangkat tajam

membutuhkan 12 orang per hari untuk mencakup satu hektare lahan.

Penekanan, oleh karena itu, merupakan cara yang jauh lebih murah untuk

mengendalikan pertumbuhan rumput.

Lebih jauh lagi, seperti yang telah disebutkan, pemotongan biasanya merangsang

pertumbuhan rumput. Penekanan menurunkan tingkat persaingan rumput.

Terlebih lagi, cara ini memudahkan sulur untuk merambat dan menyelimuti

rumput yang telah diratakan. Rumput yang telah diratakan juga berfungsi

sebagai humus yang mengurangi penguapan kelembapan dari tanah.

Dengan cara ini papan menjangkau rumput yang tinggi, bukan membelahnya.

Lakukan ini beberapa kali, kemudian kembalikan papan ke posisi horizontal dan

tekan lagi. Teknik penekanan sebagaimana yang dipaparkan di atas biasanya

perlu dimodifikasi jika rumput atau semak-semak yang harus ditekan memiliki

ketinggian lebih dari 1,5 meter. Sulit untuk meletakkan papan secara horizontal

di atas rumput tinggi seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 15 dan 16. Oleh

karena itu, alih-alih meletakkan papan secara horizontal, kita dapat

Manual Lapangan Regenerasi Alami dengan Bantuan Manusia /ANR


20
memberdirikan papan di salah satu ujungnya dan menginjaknya untuk menekan

rumput di bawahnya.

Gambar 15. Menginjak papan dan menekan rumput.

Variasi penekanan lainnya juga direkomendasikan untuk lereng yang curam

Alih-alih mengendalikan papan menggunakan tali yang terkalung di bahu,

sebaiknya kita menggunakan papan yang lebih pendek dengan pegangan di

masing-masing ujungnya.

Gambar 16. Meratakan rumput dan anakan pohon

Alasan utama penggunaan papan tekan pendek di lereng curam adalah untuk

Manual Lapangan Regenerasi Alami dengan Bantuan Manusia /ANR


21
kemantapan pijakan dan keseimbangan. Selain itu, untuk memudahkan kendali

papan, pegangan juga berfungsi kurang lebih sebagai "tongkat" untuk mencegah

insiden terpeleset atau jatuh. Persiapan ini penting, terutama selama musim

hujan ketika lereng licin.

Gambar 17. Menggunakan papan penekan untuk meratakan rumput


yang tinggi.

Chromolaena odorata
Pada salah satu lokasi pelatihan ANR ditemukan pertumbuhan yang cepat dari

chromolaena odorata. Petani merasa sangat gembira dan terkejut karena mereka

tidak pernah melihat jenis tanaman ini tumbuh pada saat alang – alang masih

tinggi. Namun setelah pemijakan alang – alang dilakukan chromolaena odorata

mulai tumbuh dimana – mana. Jenis tanaman ini tumbuh lebih cepat dari alang –

alang dan paku dan dapat bersaing dengan kedua jenis tanaman tersebut.

Manual Lapangan Regenerasi Alami dengan Bantuan Manusia /ANR


22
Petani paham bahwa jenis chromolaena odorata bagus sebagai pupuk hijau yang

menyuburkan tanah, sehingga mereka mulai merawat chromolaena odorata

pada lahannya.

Gambar 18. (kiri): Chromolaenea odorata tumbuh sesudah pemijakan alang - alang
dilakukan.
(kanan) Dalam waktu 4 - 6 bulan, Chromolaenea odorata dapat bersaing dengan
pertumbuhan paku dan alang - alang yang telah dipijak sebanyak satu kali.

Manual Lapangan Regenerasi Alami dengan Bantuan Manusia /ANR


23
Gambar19. Beberapa alang aLang yang tumbuh kembali

1 bulan setelah pemijakan alang – alang, hanya beberapa alang – alang yang tumbuh
kembali.

Setelah 2 -4 bulan setelah pemijakan, sekitar 50% alang – alang tumbuh kembali.
Maka pemijakan perlu dilakukan

Setelah 7 – 11 bulan setelah pemijakan, terjadi perubahan jenis vegetasi dari alang-
alang kepada jenis tanaman yang lebih mudah untuk dikendalikan

Manual Lapangan Regenerasi Alami dengan Bantuan Manusia /ANR


24
ANR di Lokasi dengan Paku-Pakuan

Paku-pakuan berjenis kecil ini dapat ditekan dengan cukup mudah, dan mati

setelahnya. Kendati begitu, paku-pakuan kering rentan api sehingga pembuatan

penghalang api menjadi langkah penting.

Penggunaan papan penekan di lokasi dengan banyak paku galah ternyata sangat

sulit. Paku galah biasanya akan berdiri lagi satu minggu setelah ditekan, atau

tunas barunya tumbuh dengan cepat. Para petani telah mencoba menimbunnya

dengan tanah Gambar 19). Walaupun langkah ini sepertinya berhasil, kombinasi

antara penekanan dan penimbunan bukanlah kegiatan yang hemat biaya, tenaga,

dan waktu.

Gambar 20. Walaupun ANR efisien diterapkan di area yang dipenuhi paku ransam (a),
paku galah (b) yang tinggi sulit disingkirkan dengan moteda ANR.

Mereka menganggap hal ini tidak bisa dijadikan solusi dalam skala yang lebih

besar. ANR di lahan semacam ini sejauh ini kurang disukai.

Manual Lapangan Regenerasi Alami dengan Bantuan Manusia /ANR


25
Gambar 21. Setelah dilakukan penekanan, tanah diletakkan di atas
paku galah untuk mencegahnya berdiri lagi.

ANR di Hutan yang Terdegradasi

Di hutan yang terdegradasi, spesies kayu-kayuan dalam bentuk semak-semak

dan pohon kecil (bukan rumput) sudah menjadi vegetasi dominan. Jika tujuan

yang dicanangkan di jenis area ini adalah membuat hutan lindung (mis., untuk

DAS), satu-satunya intervensi ANR yang diperlukan adalah pembuatan

penghalang api dan bentuk perlindungan lainnya terhadap api, hewan liar, dll.

Manual Lapangan Regenerasi Alami dengan Bantuan Manusia /ANR


26
Gambar 22. Lokasi yang didominasi oleh semak belukar, sulur-suluran,
dan pepohonan perintis muda.

Pemasangan cincin pembatas dan penekanan dapat dilakukan secara selektif jika

anakan pohon telah tertutup oleh spesies semak-semak dan sulur-suluran.

Kendati begitu patut diingat bahwa beberapa area yang sudah didominasi oleh

pohon muda dan semak-semak mungkin cocok untuk diubah menjadi hutan

produksi dengan spesies yang tumbuh secara alami. Ini khususnya dapat

diterapkan jika terdapat banyak anakan dan tunas pohon yang secara komersial

berharga mahal.

Manual Lapangan Regenerasi Alami dengan Bantuan Manusia /ANR


27
Gambar 23. Regenerasi merupakan cara yang tepat untuk mengalihkan fungsi
menjadi hutan produksi.

Oleh karena itu, jika tujuan restorasi hutan dalam kondisi ini adalah

pengembangan hutan produksi, langkah-langkah sebagai berikut harus diambil:

a) memilih pohon anakan dan pohon dewasa, b) menyingkirkan vegetasi pesaing

semacam sulur-suluran dan bambu rambat untuk memicu pertumbuhan, c)

melindungi area dari kerusakan akibat api, binatang liar, dll., dan d) di area yang

didominasi oleh semak-semak, sulur-suluran, dan pohon perintis muda (mis.,

lihat Gambar 21) perlahan-lahan kurangi anakan hingga mencapai jumlah pohon

per hektare yang dikehendaki. Kendati begitu, dalam beberapa kasus, tidak ada

cukup anakan pohon untuk menciptakan hutan produksi. Maka pengayaan perlu

dilakukan. Pemupukan spesies yang disukai dapat dilakukan untuk

mempercepat pertumbuhan.

Manual Lapangan Regenerasi Alami dengan Bantuan Manusia /ANR


28
ANR di Hutan "Ngarai" (Gulley Forest)

Gambar 24: Hutan ngarai (gully forest)

Karena suplai air yang bagus dan relatif aman dari api, hutan sekunder muda

kerap didapati tumbuh subur di sepanjang sungai atau ngarai, bahkan di lahan

gundul yang luas. Hutan seperti ini biasanya disebut "hutan ngarai".

Biasanya terdapat banyak spesies pohon dewasa dari jenis berbeda-beda di

hutan ngarai. Pepohonan ini menghasilkan benih yang disebarkan oleh angin dan

binatang ke lahan-lahan berumput dan bersemak di sekitarnya. Selarik semak

belukar dan rerumputan biasanya memisahkan hutan ngarai dengan lahan

berumput di dekatnya. Ini adalah area transisi yang secara teknis berfungsi

sebagai "ekoton". Jika tidak diusik oleh api, vegetasi di ekoton ini bisa dipastikan

akan merambah lahan berumput selama bertahun-tahun dan menjadikannya

Manual Lapangan Regenerasi Alami dengan Bantuan Manusia /ANR


29
hutan sekunder. Proses ini dinamakan "invasi" dan tujuan menerapkan ANR di

sini adalah untuk mempercepat alurnya.

Gambar 25. Para pekerja tengah membersihkan area ekoton.

ANR dijalankan di ekoton dengan cara menyingkirkan semua rumput di

sepanjang larik yang berujung di tepi ekoton. Ini mirip dengan membuat

penghalang api, namun kita harus memastikan bahwa semua pohon tetap utuh.

Jika dana tersedia, pohon-pohon itu sebaiknya dipupuk.

Sulur-suluran dan tumbuhan merambat yang menyesaki pepohonan di hutan

ngarai juga perlu dipotong. Jika tidak, sulur-suluran akhirnya akan membunuh

pohon-pohon itu.

Terlebih lagi, beberapa jenis tumbuhan seperti bambu rambat baik dari jenis

Dinochloa alata maupun D. sublaevigata rentan api. Terdapat sekitar 20 spesies

berbeda dalam genus Dinochloa. Sebagian besarnya mati secara periodik ketika

bambu menghasilkan bunga. Sulur-sulur mati dapat menangkap api dan

Manual Lapangan Regenerasi Alami dengan Bantuan Manusia /ANR


30
membakar pepohonan. Hampir mustahil untuk menghentikan api yang menjalari

bambu rambat. Gambar 24 menunjukkan bagaimana bambu dapat menutupi

pepohonan. Setelah bambu rambat dibabat, sebaiknya semua potongannya

disingkirkan dari area dan dibakar. Bahkan potongan sangat kecil dari spesies

Dinochloa dapat bertunas dengan cepat jika bersentuhan dengan tanah.

Gambar 26. Bambu rambat telah sepenuhnya menutupi pepohonan muda.

ANR dalam Pembangunan Wanatani dan Perkebunan

ANR saat ini diterapkan sebagai bagian dari pengembangan wanatani di Pulau

Sumatra, Indonesia. Dalam pelatihan lapangan ANR untuk petani, para petani

beranggapan bahwa ANR untuk restorasi hutan di lahan pertanian desa yang

terdegradasi, yang seluruhnya sudah tertutup oleh alang-alang, tidak cukup

memotivasi masyarakat untuk terlibat dalam kegiatan ANR. Karena sebagian

Manual Lapangan Regenerasi Alami dengan Bantuan Manusia /ANR


31
besar komunitas pertanian di Indonesia terhubung dengan baik ke pasar dan

telah bergerak ke tipe agrikultur yang lebih komersial, menurut para petani

teknik ANR dapat menjadi alternatif selain praktik umum mencabuti rumput

alang-alang untuk membersihkan lahan, terutama jika dikombinasikan dengan

pengembangan wanatani yang bernilai ekonomi.

Gambar 27. Anakan kayu manis ditemukan tumbuh di lokasi ANR setelah
rumput disingkirkan.

Hal ini dijadikan pertimbangan terutama setelah para petani menemukan

anakan kayu manis dan bibit lainnya yang bernilai ekonomi di sela-sela rumput

alang-alang selama sesi pelatihan lapangan ANR (biasanya bibit-bibit tersebut

disebarkan oleh burung dan babi hutan).

ANR kini dianggap sebagai langkah pertama yang penting dan cukup mudah

untuk merahibilitasi padang rumput alang-alang melalui wanatani. Patut diingat,

bagaimanapun, bahwa petani hanya memilih jenis tanaman yang bermanfaat,

yang dinilai dapat menunjang pertumbuhan pohon wanatani. Pemilihan

Manual Lapangan Regenerasi Alami dengan Bantuan Manusia /ANR


32
didasarkan pada nilai ekonomi pohon, misalnya kayu manis yang ditemukan di

padang rumput alang-alang.

Gambar 28. Anakan yang tumbuh secara alami bertambah tinggi setelah
2 tahun ANR, menghasilkan kondisi yang baik
(dalam kasus ini)untuk perkembangan pohon cengkih
di antara pepohonan yang tinggi.

Untuk anakan yang ditemukan dari hutan di sekitar area, para petani

mengusulkan pohon yang sudah diketahui dapat tumbuh dengan cepat,

memberikan naungan yang baik, dapat menghasilkan kayu atau mencegah erosi

tanah.

Jika padang rumput alang-alang rawan kebakaran, jumlah anakan yang masih

ada di sela-sela alang-alang mungkin terlalu sedikit untuk menghasilkan iklim

mikro yang sesuai untuk jenis tumbuhan wanatani.

Manual Lapangan Regenerasi Alami dengan Bantuan Manusia /ANR


33
Ketika anakan alami tidak cukup untuk ANR
Kayu hujan: digunakan sebagai pohon naungan

Pada beberapa kondisi,


jumlah anakan alami tidak
cukup banyak ditemukan
diantara alang – alang.
Kondisi ini ditemukan pada
salah satu lokasi
percontohan ANR. Petani
paham bahwa naungan
dari pohon tidak hanya
penting untuk mengurangi

Gambar 29. Gliricidia yang tumbuh dan berakar persaingan dengan alang –
dengan baik dalam waktu 4 bulan. alang, namun pohon
naungan juga penting bagi naungan pada penanaman pohon bernilai ekonomis seperti
cengkeh dan jenis pohon buah – buahan. Sewaktu pelatihan ANR, hal ini didiskusi
dengan petani peserta pelatihan dan mereka mengungkapkan bahwa pohon gliricidia
(kayu hujan) dapat digunakan sebagai pohon naungan. Secara lokal kayu gliricidia ini
disebut kayu hujan karenakalau ada hujan maka pohon ini bisa segera tumbuh. Jenis
pohon ini banyak ditemukan di lapangan dan juga mudah untuk
perkembangbiakannya dengan memotong bagian batang dari pohon induk. Petani
kemudian melakukan penanaman kayu hujan ini di lahan yang beralang – alang. Tidak
diperlukan waktu yang panjang untuk pertumbuhan akar pohon ini. Kayu hujan
mampu menjadi naungan selama 1 – 2 tahun untuk pohon – pohon yang ditanam di
sekitarnya.

Dalam hal ini, pengayaan jenis yang "bermanfaat" dilakukan untuk

meningkatkan jumlah pohon agar menghasilkan perpaduan tepat antara

naungan dan sinar matahari untuk menunjang pertumbuhan pepohonan

wanatani. Benih atau bibit dikumpulkan dari hutan-hutan terdekat dan

Manual Lapangan Regenerasi Alami dengan Bantuan Manusia /ANR


34
dikembangkan di pembibitan yang terletak di dekat lokasi ANR (box 1). Pohon-

pohon wanatani siap ditanam setelah berusia 2 tahun, setelah tinggi pepohonan

teregenarasi mencapai 2-4 meter.

ANR menciptakan kondisi yang sesuai untuk menumbuhkan tanaman lainnya.

Merestorasi hutan dengan ANR membantu melindungi tanah dari bahaya erosi,

menambah kesuburan, dan menurunkan suhu tanah sehingga memicu simbiosis

mutualisme mikoriza. Ini menunjukkan bahwa ANR dapat menjadi langkah

pertama dalam proses restorasi yang selaras dengan faktor ekonomi dan sosial,

sekaligus lingkungan hidup. menciptakan kondisi yang sesuai bagi pertumbuhan

pohon-pohon wanatani.

Gambar 30. Alang-alang yang telah ditekan menghasilkan lapisan tebal yang
ANR menjaga kelembapan dan kesejukan tanah.

Selain kondisi iklim mikro yang baik, ANR juga terbukti dapat memperbaiki

kualitas tanah. Kesuburan tanah meningkat seiring dengan peningkatan

signifikan kadar karbon. Selain itu, sisa-sisa alang-alang yang membusuk

Manual Lapangan Regenerasi Alami dengan Bantuan Manusia /ANR


35
menghasilkan lapisan tebal humus, yang memperbaiki struktur tanah. Pohon-

pohon, bersama lapisan tebal rumput alang-alang yang ditekan mencegah erosi

tanah.

Lapisan yang sama juga menjaga suhu tanah agar tetap rendah, karena radiasi

sinar matahari tidak menjangkau permukaan tanah. Pada waktu yang lain,

lapisan ini juga berfungsi sebagai pelindung dari penguapan. Kombinasi ini

menjadikan tanah tetap lembap hingga lama, bahkan lebih dari 4 minggu.

Gambar 31. Alang-alang yang telah ditekan menghasilkan lapisan tebal humus,
meningkatkan kadar karbon tanah.

Perpaduan dari pohon-pohon yang mengalami regenerasi alami dan jenis-jenis

wanatani yang sengaja ditanam menunjukkan bahwa ANR juga bisa menjadi

langkah awal penting dalam proses restorasi yang memiliki tujuan ekonomi,

sosial, begitu pula lingkungan. Jika ANR diterapkan sebagai langkah pertama

pengembangan wanatani atau perkebunan, angka keberhasilan akan meningkat.

Manual Lapangan Regenerasi Alami dengan Bantuan Manusia /ANR


36
Pengayaan Tanaman Sebagai Bagian dari ANR

Sebagaimana yang telah disebutkan, sebagian area target restorasi hutan

mungkin tidak memiliki cukup banyak anakan pohon untuk mendirikan kembali

hutan dengan vegetasi yang didominasi pepohonan dalam beberapa tahun. Jika

situasi semacam ini ditemui, langkah logis yang dapat diambil adalah

mempraktikkan pengayaan.

Penyemaian Langsung

Ketika merestorasi hutan lindung

menggunakan metoda ANR di ladang

rumput dan gundul, pilihan pengayaan

pertama yang patut dipertimbangkan dalam

kebanyakan kasus adalah penyemaian

langsung. Ini karena penyemaian langsung

(yang dilakukan dengan baik) merupakan

tindakan yang berbiaya relatif rendah.

Gambar 32. Tempudau Banyak spesies yang cocok untuk disemai


(Dipterocarpus grandiflorus) yang
telah bertunas diperkenalkan di area secara langsung. Benih yang dipilih
ANR sebagai pengayaan melalui
penyemaian langsung. sebaiknya dari spesies yang sesuai untuk

kondisi sulit, misalnya gamal (Gliricidia sepum) dan telugu (Melia dubia). Sebagai

tambahan, spesies seperti ketapang (Terminalia catappa) dan kacang bali

(Cajanus cajan) yang dapat menghasilkan bahan pangan selain fungsi menaungi

dan melindungi tanah juga patut dipertimbangkan. Kendati begitu, ada banyak

Manual Lapangan Regenerasi Alami dengan Bantuan Manusia /ANR


37
spesies lain yang dapat dipilih. Pilihan harus dijatuhkan pada spesies yang cocok

untuk area yang bersangkutan.

Ada beberapa faktor penting yang harus dipertimbangkan untuk keberhasilan

tindakan penyemaian langsung. Pertama, titik-titik penanaman sebaiknya

digemburkan terlebih dahulu. Titik yang dimaksud relatif kecil, kurang lebih

berdiameter 20 cm. Tujuan penggemburan adalah menambah peluang

perkecambahan dan awal pertumbuhan. Kedua, penting untuk menanam

setidaknya 200% lebih banyak daripada jumlah titik yang diperlukan untuk

mencapai kelebatan hutan yang dikehendaki. Dengan kata lain, menyediakan

cadangan semai untuk mengganti yang mati. Ketiga, manfaatkan sebaik mungkin

biji buah-buahan musiman yang kerap dibuang seperti mangga (Mangifera

indica) dan nangka (Artocarpus heterophylla). Dalam kondisi normal, biasanya

ada sangat banyak biji spesies tersebut saat musim berbuah tiba. Para guru

terkadang menugaskan siswa-siswanya untuk membawa biji buah-buahan ke

sekolah guna diserahkan ke sejumlah kelompok atau program yang terlibat

dalam penanaman pohon. Inisiatif semacam ini dapat menjadi bantuan yang

berharga.

Penyemaian langsung juga berperan dalam pengembangan perkebunan kayu

dan hasil pohon komersial lainnya. Penggemburan titik-titik penanaman dan

menanam lebih dari jumlah pohon yang dikehendaki (seperti yang disebutkan di

atas) penting untuk keberhasilan langkah ini. Satu-satunya perbedaan besar

adalah dalam pemilihan benih untuk ditanam. Spesies yang dipilih tergantung

pada hasil yang ingin diperoleh; mis., kayu, karet, damar, kulit kayu, dll.

Manual Lapangan Regenerasi Alami dengan Bantuan Manusia /ANR


38
Penanaman dengan Setek

Sebagian spesies yang cocok untuk pengayaan

dapat dengan sukses ditanam menggunakan

metoda setek. Dalam hal ini, waktu menjadi faktor

penting. Sebagai contoh, gamal (Gliricidia sepium)

normalnya ditanam dengan setek. Tetapi jika

ditanam di tengah musim hujan, potongannya

kerap membusuk. Penyetekan dengan spesies ini

sebaiknya dilakukan pada akhir musim hujan

ketika hari-hari panas mulai banyak atau pada

Gambar 33. Melindungi bulan pertama musim hujan ketika hari-hari panas
pohon karet muda yang
ditanam di lokasi ANR dari masih ada. Sebaliknya, tanaman murbei (Morus
gangguan babi hutan,
menggunakan bambu. alba), spesies lainnya yang kerap ditanam dengan

metoda setek, lebih kuat jika ditanam saat musim hujan. Spesies lainnya yang

kadang-kadang ditanam dengan metoda setek mencakup Pterocarpus indicus, P.

macrocarpa, dan banyak jenis Ficus spp.

Apa pun spesies yang ditanam dengan setek, penting untuk membalur bagian

setek dengan hormon akar (mis., ANAA) sebelum menanam. Tindakan ini dapat

secara signifikan meningkatkan peluang keberhasilan. Hal lain yang patut diingat

adalah persiapan titik-titik penanaman. Banyak upaya penanaman dengan setek

gagal karena batang yang disetek ditanam begitu saja ke tanah. Prosedur yang

tepat adalah menggali lubang, meletakkan setek di lubang dan memadatkan

tanah di sekelilingnya. Lubang untuk penanaman setek sebaiknya berkedalaman

Manual Lapangan Regenerasi Alami dengan Bantuan Manusia /ANR


39
sekitar 15 cm. Dengan perhitungan waktu yang tepat, rata-rata keberhasilan

setek biasanya sekitar 50%.

Pengayaan Tanaman dengan Bibit di Pot

Bibit di dalam pot yang tersedia secara cuma-cuma atau dengan harga sangat

murah juga dapat digunakan secara selektif dalam program ANR. Tetapi biaya

persiapan lahan, pengangkutan bibit, dan penanamannya biasanya mahal,

sehingga mengurangi nilai hemat ANR. Bagaimanapun, terdapat beberapa

kelebihan penggunaan bibit di dalam pot. Penanaman dilakukan yang secara

suka rela oleh kelompok masyarakat, petugas pemerintahan setempat, dan

sektor-sektor masyarakat lainnya akan memperkenalkan mereka pada ANR. Ini

akan memberi mereka pemahaman yang jelas mengenai proses regenerasi alami

dan mendorong mereka untuk mempraktikkannya sendiri.

Manual Lapangan Regenerasi Alami dengan Bantuan Manusia /ANR


40
Kesimpulan

ANR merupakan strategi praktis untuk diterapkan dalam restorasi hutan karena

tiga alasan utama. Pertama, ANR secara signifikan mengurangi biaya. Reforestasi

tradisional melibatkan: produksi bibit, persiapan lokasi, penanaman, perawatan,

dan perlindungan. Secara umum, ANR tidak memerlukan biaya untuk produksi

bibit, persiapan lokasi, dan penanaman. Oleh karena itu biayanya jauh lebih

rendah daripada reforestasi tradisional. Bagaimanapun, terdapat beberapa

kondisi yang memungkinkan penanaman dengan bibit atau setek dalam ANR,

sebagaimana yang dibahas di Manual ini. Alasan lain penerapan ANR adalah

untuk "mempercepat" restorasi hutan. ANR mengambil keuntungan dari bibit-

bibit liar yang sudah tumbuh di lokasi. Sistem perakaran bibit-bibit ini sudah

berada di tempatnya. Karenanya, pohon dapat tumbuh dengan cepat begitu

pesaing disingkirkan atau dikurangi. Alasan penting ketiga untuk menerapkan

ANR adalah meningkatkan keanekaragaman tanaman. Vegetasi yang mengalami

regenerasi alami hampir selalu terdiri dari campuran berbagai macam spesies.

Dengan kata lain ANR menghasilkan vegetasi yang lebih beraneka ragam dan

terdiri dari banyak lapisan daripada reforestasi tradisional. Keanekaragaman ini

membantu memastikan stabilitas lingkungan dan sangat diperlukan di area yang

digunakan untuk melindungi daerah aliran sungai dan habitat satwa liar.

Beberapa faktor penting untuk dipertimbangkan dalam memilih lokasi

penerapan ANR adalah sebagai berikut:

• Tingkat ketertarikan dan potensi partisipasi masyarakat dan pemerintah

setempat.

Manual Lapangan Regenerasi Alami dengan Bantuan Manusia /ANR


41
• Kesanggupan dan ketertarikan agen pelaksana dalam menyediakan

tenaga kerja untuk pengawasan dan dana untuk mendukung transportasi

yang diperlukan dalam melakukan pengawasan secara efektif.

• Jenis vegetasi yang sudah ada (mis., jika didominasi oleh alang-alang,

apakah ada anakan yang tersembunyi di bawah alang-alang?)

• Tujuan program (mis., Hutan lindung atau hutan produksi? Jika hutan

produksi, ANR dapat digunakan untuk menumbuhkan tanaman inang

bagi spesies komersial.)

ANR dapat diterapkan dalam berbagai macam kondisi dan untuk beragam

tujuan. Supaya berhasil, penting untuk mematuhi dan menghormati prinsip-

prinsip berikut:

• Cegah kerusakan akibat api, hewan liar, dan ulah manusia.

• Rawat anakan pohon yang telah disediakan oleh alam.

Manual Lapangan Regenerasi Alami dengan Bantuan Manusia /ANR


42
View publication stats

Anda mungkin juga menyukai