Anda di halaman 1dari 107

BUKU PANDUAN

PENYUSUNAN KURIKULUM
BERBASIS OUTCOME BASED EDUCATION
MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA
(OBE-MBKM)
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA

TAHUN 2023

i
Panduan Penyusunan Kurikulum
Berbasis Outcome Based Education
Merdeka Belajar Kampus Merdeka
(OBE-MBKM)
Institut Seni Indonesia Surakarta
ISI Surakarta

Tim Penyusun
Pengarah

Ketua
Sekretaris
Anggota
Much. Sofwan Zarkasi, S.Sn., M.Sn.
Dr. Aton Rustandi Mulyana, S.Sn., M.Sn.
Dr. Ranang Agung Sugihartono, S.Pd., M.Sn.
Dr. Agung Purnomo, S.Sn., M.Sn.
Isa Ansari, M.Hum.
Sri Wastiwi, S.Sn., M.Sn.
Suroto Heru Santoso, S.Sn., M.M.
Iwan Sulistyo, S.E., M.M.
Esha Karwinarno, S.Sn., M.M.

Buku panduan ini bersifat dinamis yang dapat diperbaiki, diperbaharui, dan
dimutakhirkan sesuai dengan kebutuhan dan perubahan jaman. Masukan dari berbagai
kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku panduan ini

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala


kemudahan dan perkenan-Nya, tim penyusun Buku Panduan Penyusunan
Kurikulum Berbasis Outcome Based Education Merdeka Belajar Kampus
Merdeka (OBE-MBKM) Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, dapat
menyelesaikan Buku Panduan Penyusunan Kurikulum Berbasis Outcome
Based Education Merdeka Belajar Kampus Merdeka (OBE-MBKM) Institut
Seni Indonesia (ISI) Surakarta 2023. Penyusunan buku panduan ini
dimaksudkan untuk memberikan panduan dan wawasan dalam pengembangan
kurikulum program studi yang berbasis OBE-MBKM sesuai dengan kebijakan
Kemenristek Dikti. Dengan buku panduan ini, program studi diharapkan dapat
mengembangkan keprodiannya dengan optimal, efektif dan efisien dalam
meningkatkan mutu lulusan sesuai standarisasi pengguna lulusan.
Buku panduan ini disusun dan dipergunakan dalam setiap tahapan
implementasi kebijakan MBKM, meliputi tahapan perancangan, pelaksanaan,
penilaian, dan evaluasi. Panduan ini bersifat dinamis dan fleksibel yang
senantiasa dapat dikaji ulang, diperbaiki, dan dimutakhirkan sesuai dengan
perkembangan dinamika kebutuhan dan perkembangan zaman.
Oleh karena itu, saran dan masukan dari kalangan mitra bestari dan
pengguna lulusan sangat diharapkan dalam meningkatkan kualitas buku
panduan ini. Tentu saja, penyusunan panduan ini disesuaikan dengan standar
kompetensi lulusan yang dirumuskan oleh program studi mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan (keterampilan umum dan keterampilan khusus)
sebagai kriteria minimal tentang kualifikasi kemampuan lulusan. ini.

Surakarta, Maret 2023


Tim penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN i
TIM PENYUSUN ii
KATA PENGANTAR iii
SAMBUTAN REKTOR iv
SURAT KEPUTUSAN REKTOR TENTANG TIM PENYUSUSN PANDUAN v
SURAT KEPUTUSAN REKTOR TENTANG PENETAPAN BUKU PANDUAN vi
IDENTITAS TIM PENYUSUN DOKUMEN KURIKULUM vii
DAFTAR ISI viii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Landasan Hukum 2
C. Kurikulum dengan Pendekatan OBE 2
D. Langkah-Langkah Penyusunan Kurikulum 4
BAB II DOKUMEN KURIKULUM BERBASIS CAPAIAN 7
PEMBELAJARAN – OUTCOME BASED CURRICULUM (OBC)
A. Identitas Program Studi 7
B. Evaluasi Kurikulum dan Tracer Study 7
C. Landasan Perancangan dan Pengembangan Kurikulum 23
D. Rumusan Visi, Misi, Tujuan, Strategi, dan University Value 25
E. Profil Lulusan 35
F. Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) 37
G. Penetapan Bahan Kajian 44
H. Penetapan Mata Kuliah 46
I. Penetapan Bobot SKS 46
J. Struktur Kurikulum 48
K. Perumusan Capaian/Sub Capaian Pembelajaran Mata Kuliah 53
(CPMK /Sub-CPMK)
L. Rencana Pembelajaran Semester (RPS) 58
M. Rencana Implementasi Hak Belajar Maksimum 3 Semester di 60
Luar Program studi
BAB III PROSES PEMBELAJARAN BERBASIS CAPAIAN 65
PEMBELAJARAN (OUTCOME BASED LEARNING AND

iv
TEACHING)
A. Menentukan Bentuk Aktivitas Pembelajaran 65
B. Model Pembelajaran Student Center Learning (SCL) 66
C. Media Pembelajaran 69
BAB IV ASESMEN BERBASIS CAPAIAN PEMBELAJARAN 70
(OUTCOME-BASED ASSESSMENT)
A. Prinsip Asesmen 70
B. Teknik dan Instrumen Asesmen 71
C. Mekanisme Asesmen 72
D. Asesmen Pencapaian CPL 72
E. Prosedur Asesmen 73
F. Assesmen CPL 73
BAB V EVALUASI BERBASIS CAPAIAN PEMBELAJARAN 78
(OUTCOME BASED EVALUATION)
DAFTAR PUSTAKA 81
LAMPIRAN 82
Lampiran RPS 82
Lampiran RUBRIK 97

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum Pendidikan Tinggi merupakan amanah institusi yang harus


senantiasa diperbaharui sesuai dengan perkembangan kebutuhan dan Ilmu
Pengetahuan Teknologi dan Seni yang dituangkan dalam Capaian Pembelajaran.
Perguruan tinggi sebagai penghasil sumber daya manusia terdidik perlu
mengukur lulusannya, apakah lulusan yang dihasilkan memiliki „kemampuan‟
setara dengan „kemampuan‟ (capaian pembelajaran) yang telah dirumuskan.
Untuk meningkatkan link and match antara tamatan pendidikan tinggi dengan
dunia usaha dan dunia industri serta masa depan yang semakin cepat mengalami
perubahan, pada awal tahun 2020 kemarin Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan memberlakukan kebijakan baru di bidang pendidikan tinggi melalui
program “Merdeka Belajar–Kampus Merdeka (MBKM)”.
Tantangan yang dihadapi oleh perguruan tinggi dalam mengembangkan
kurikulum di era Industri 4.0 adalah menghasilkan lulusan yang memiliki
kemampuan literasi baru meliputi literasi data, literasi teknologi, dan literasi
manusia yang berakhlak mulia berdasarkan pemahaman keyakinan agama.
Selain itu, tantangan lainnya adalah bagaimana peran dan strategi dalam
menjembatani kesenjangan antara proses pendidikan di perguruan tinggi dengan
dunia kerja dan kebutuhan inovasi.
Salah satu pendekatan yang digunakan untuk mewadahi pendidikan abad
21 adalah pendidikan berbasis capaian atau Outcome-Based Education (OBE).
OBE adalah pendekatan yang menekankan pada keberlanjutan proses
pembelajaran secara inovatif, interaktif, dan efektif. Dalam penerapannya, OBE
berpengaruh pada keseluruhan proses pendidikan mulai dari rancangan
kurikulum, perumusan tujuan dan capaian pembelajaran, strategi pembelajaran
dan asesmen, serta lingkungan/ekosistem pendidikan.
Secara garis besar, kurikulum sebagai sebuah rancangan terdiri atas empat

1
unsur, yakni capaian pembelajaran lulusan, bahan kajian, strategi pembelajaran
dan asesmen. Untuk dapat menyusun kurikulum dengan baik, diperlukan suatu
pedoman yang mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNDikti)
dan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) sesuai dengan jenjang
pendidikan. Buku pedoman ini menjelaskan langkah penyusunan kurikulum
berbasis capaian pembelajaran, sehingga dapat menjadi acuan bagi program studi
dalam mengevaluasi

B. Landasan Hukum

Perguruan Tinggi memiliki hak dalam mengembangkan kurikulum lembaga


pendidikannya, yang berlandaskan pada Undang-Undang Dasar 1945, Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2012, Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 3 Tahun 2020, dan ketentuan lain yang berlaku.
Kurikulum yang dikembangkan perguruan tinggi, seharusnya mampu
menghasilkan insan Indonesia yang beradab, berilmu, profesional, dan
kompetitif di zamannya, serta berkontribusi terhadap kesejahteraan kehidupan
bangsa dan negara.

C. Kurikulum dengan Pendekatan OBE

Pendekatan OBE mengarahkan pada prinsip siklus kurikulum yang dapat


digambarkan secara sederhana. Pada siklus ini perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi kurikulum berfokus pada pencapaian Profil Lulusan (Program
Educational Objectives – PEO) dan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL).

2
Gambar 1. Kurikulum dengan Pendekatan OBE
Beragam model pendekatan atau paradigma OBE yang digunakan dalam
pengembangan dan pelaksanaan kurikulum, di antaranya yang paling sederhana
terdiri dari tiga tahapan yang saling berinteraksi, yang dapat dijelaskan secara
singkat sebagai berikut:

1. Outcome-Based Curriculum (OBC) yaitu pengembangan kurikulum yang


didasarkan pada profil lulusan (PEO) dan Capaian Pembelajaran Lulusan
(CPL). Berlandaskan CPL ini kemudian diturunkan bahan kajian (Body of
Knowledge), pembentukan mata kuliah beserta bobot sks, peta kurikulum,
desain pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk Rencana Pembelajaran
Semester (RPS) atau Rencana Pembelajaran Blok (RPB), pengembangan
bahan ajar, serta pengembangan instrumen penilaian dan evaluasi.
Pertanyaan penting pada OBC adalah bagaimana kurikulum dapat
dikembangkan untuk pencapaian profil lulusan (PEO) dan CPL?
2. Outcome-Based Learning and Teaching (OBLT) adalah pelaksanaan
kegiatan pembelajaran yang didefinisikan sebagai interaksi dalam kegiatan
belajar mengajar antara mahasiswa, dosen, sumber belajar dan
lingkungan belajar. Salah satu prinsip penting OBLT adalah ketepatan
pemilihan bentuk dan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh
dosen dan mahasiswa untuk mencapai CPL yang telah ditetapkan. Bentuk
pembelajaran yang dimaksud termasuk bentuk pembelajaran di luar program

3
studi atau kampus pada program Merdeka Belajar– Kampus Merdeka.
Pertanyaan penting pada OBLT adalah bagaimana bentuk dan metode
pembelajran yang dipilih mampu menfasilitasi proses pencapaian profil
lulusan (PEO) dan CPL?
3. Outcome-Based Assessment Assessment and Evaluation for Improvement
(OBAEI) merupakan pendekatan penilaian/asesmen dan evaluasi yang
dilakukan dalam rangka untuk memastikan ketercapaian CPL oleh peserta
didik. Data pencapaian CPL ini selanjutnya digunakan untuk peningkatan
kualitas pembelajaran yang berkelanjutan. Asesmen dilakukan baik dalam
proses pembelajaran dan pada akhir proses pembelajaran. Paradigma atau
pendekatan OBE sangat sesuai dengan SNDikti dan implementasinya dapat
membantu program studi (program studi) mempersiapkan diri untuk
menjalani akreditasi nasional maupun internasional, dengan dukungan
dokumen atau data-data yang sahih sebagai bukti.

D. Langkah-Langkah Penyusunan Kurikulum


Tahapan ini dimulai dari analisis kebutuhan (market signal) yang
menghasilkan profil lulusan, dan kajian-kajian yang dilakukan oleh program
studi sesuai dengan disiplin bidang ilmunya (scientific vision) yang
menghasilkan bahan kajian. Selanjutnya dari kedua hasil tersebut dirumuskan
CPL, mata kuliah beserta bobot sks-nya, dan penyusunan organisasi mata kuliah
dalam bentuk matriks organisasi mata kuliah dan peta kurikulum. Secara
skematik keseluruhan tahapan tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.

4
Gambar 2. Tahapan Penyusunan Dokumen Kurikulum

Kesesuaian Kurikulum OBE dengan Kurikulum MBKM


Tujuan MBKM adalah untuk meningkatkan kompetensi lulusan, baik softskills
maupun hardskills, agar lebih siap dan relevan dengan kebutuhan zaman,
menyiapkan lulusan sebagai pemimpin masa depan bangsa yang unggul dan
berkepribadian. Sementara OBE menjadi dasar tercapainya kualitas
pendidikan tinggi dengan prinsip-prinsipnya:
a. Pendidikan direncanakan sebelumnya (kurikulum, sistem pembelajaran,
asesmen) dikaitkan dengan tujuan program dan capaian lulusan
(pengetahuan, kemampuan, sikap/perilaku) yang ingin dicapai.
b. Pendekatannya tidak pada apa yang diajarkan tetapi apa yang dibekalkan
yaitu memastikan bahwa pengembangan SDM dilakukan.
c. Keberhasilan didasarkan pada indikator „kemampuan‟ yang dikuasai
mahasiswa, bukan penilaian struktural, yaitu menilai hasil kerja
mahasiswa hanya berdasarkan penguasaan pengetahuannya (kognisi) saja.
Kemudian framework OBE mengarahkan program studi untuk mencapai visi,
misi dan filosofi agar sesuai dengan kebutuhan pemangku kepentingan,
melalui beberapa aspek yaitu:
a. Menyiapkan profil lulusan agar sesuai dengan tujuan pendidikan dari
program studi.

5
b. Menyiapkan atribut lulusan sesuai dengan capaian pembelajaran lulusan.
c. Merumuskan capaian pembelajaran matakuliah.
d. Merumuskan sub-capaian pembelajaran matakuliah

Gambar 3. Framework OBE

6
BAB II
DOKUMEN KURIKULUM BERBASIS CAPAIAN PEMBELAJARAN
(OUTCOME BASED CURICULUM)

A. Identitas Program Studi


Identitas Program Studi meliputi nama Fakultas/Sekolah Pascasarjana,
Departemen, Program studi, Akreditasi, Jenjang Pendidikan, dan Gelar
Lulusan, dalam format di bawah ini dapat digunakan sebagai informasi
awal tentang Program Studi.
1 Nama Perguruan Tinggi
2 Fakultas/Sekolah
3 Departemen
4 Program Studi:
Nama Program Studi
Kode Program Studi
5 Jenjang/ Strata
6 Gelar Lulusan
7 Status Akreditasi:
a. Nasional
b. Internasional
8 Tanggal Berdiri
9 SK Penyelenggaraan
10 Alamat Program Studi
11 Kode Pos
12 Telepon
13 Web Program Studi dan
Fakultas/Sekolah
14 Alamat E-mail

Tabel 1. Identitas Program Studi

B. Evaluasi Kurikulum & Tracher Study


Pergeseran tujuan pendidikan nasional dari tujuan membentuk manusia yang
memiliki iman dan taqwa (IMTAQ) serta menguasai IPTEKS, berubah mengarah
kepada pendidikan sebagai komoditas karena lebih menekankan penguasaan
Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni (IPTEKS) yang bersifat pragmatis dan
materialis, secara tidak langsung merubah paradigma setiap Pendidikan Tinggi
Nasional, tidak terkecuali Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, yang juga

7
berusaha menghadirkan pengelolaan pendidikan yang biasa menghasilkan
lulusan yang setara secara mutu dan kulaifikasi keahlihannya. Atas dasar
prinsip kesetaraan mutu serta kesepahaman tentang kualifikasi dari berbagai
bidang pekerjaan dan profesi di era global, maka diperlukanlah sebuah parameter
kualifikasi secara internasional dari lulusan pendidikan di Indonesia. Selain
alasan tuntutan paradigma baru pendidikan global di atas, secara internal,
kualitas pendidikan di Indonesia sendiri, terutama pendidikan tinggi memiliki
disparitas yang sangat tinggi. Antara lulusan program studi satu dengan
yang lain tidak memiliki kesetaraan kualifikasi, bahkan pada lulusan dari
program studi yang sama.
Alasan lainnya, sulit dibedakan antara lulusan pendidikan jenis
akademik, dengan vokasi dan profesi. Standar kualifikasi pendidikan yang
tidak tersedia membuat akuntabilitas akademik lembaga pendidikan tinggi
semakin turun. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012
tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia mendorong dan mendukung
pengembangan standar kualifikasi lulusan pendidikan di Indonesia dalam
bentuk Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). KKNI menjadi
tonggak sejarah pendidikan tinggi Indonesia. agar menghasilkan sumber daya
manusia berkualitas dan mampu bersaing di tingkat global. Pasal 1 Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 menyatakan: Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia, yang selanjutnya disingkat KKNI, adalah
kerangka penjenjangan kualifiasi kompetensi yang dapat menyandingkan,
menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang
pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan
kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor.
Berdasarkan hal tersebut KKNI merupakan pernyataan kualitas Sumber
Daya Manusia (SDM) Indonesia yang penjenjangan kualifikasinya didasarkan
pada tingkat kemampuan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran
(learning outcomes). Perguruan tinggi sebagai penghasil SDM terdidik perlu
mengukur lulusannya, apakah lulusan yang dihasilkan memiliki „kemampuan‟
setara dengan „kemampuan‟ (capaian pembelajaran) yang telah dirumuskan
dalam jenjang kualifikasi KKNI. KKNI disusun untuk merespon ratifikasi yang

8
dilakukan Indonesia pada tanggal 16 Desember 1983 dan diperbaharui tanggal
30 Januari 2008 terhadap konvensi UNESCO tentang pengakuan pendidikan
diploma dan pendidikan tinggi (The International Convention on the
Recognition of Studies, Diplomas and Degrees in Higher Education in Asia
and the Pasific). Dalam hal ini dengan adanya KKNI maka negara-negara
lain dapat menggunakannya sebagai panduan untuk melakukan penilaian
kesetaraan capaian pembelajaran serta kualifikasi tenaga kerja baik yang
akan belajar atau bekerja di Indonesia maupun sebaliknya apabila akan
menerima pelajar atau tenaga kerja dari Indonesia. Sebagai kesepakatan
nasional, ditetapkan lulusan Program Sarjana/Sarjana Terapan misalnya paling
rendah harus memiliki “kemampuan” yang setara dengan “capaian
pembelajaran” yang dirumuskan pada jenjang 6 KKNI, Magister/Magister
Terapan setara jenjang 8, dan Doktor/Doktor Terapan setara jenjang 9.
Perubahan kurikulum pendidikan merupakan keniscayaan sepanjang tidak
bertentangan dengan filosofi pendidikan serta peraturan yang berlaku. Pada
tanun 2020 berdasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020, Tentang Standar Nasional Pendidikan,
yang terkait kebijakan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka, (MBKM), setiap
Perguruan Tinggi diharapkan merancangkan pada kurikulumnya untuk kegiatan
MBKM bagi mahasiswanya yang terdiri dari 9 program, yaitu Program 1)
Asistensi mengajar di satuan pendidikan, 2) Pertukaran pelaja, 3)
Magang/praktik kerja, 4) Penelitian/riset, 5) Proyek kemanusiaan, 6). Kegiatan
wirausaha 7) Studi/proyek independen, 8) Membangun desa/KKN tematik, dan
9) Bela Negara. Tantangan yang dihadapi oleh perguruan tinggi dalam
mengembangkan kurikulum di era Industri 4.0 adalah menghasilkan lulusan yang
memiliki kemampuan literasi baru meliputi literasi data, literasi teknologi, dan
literasi manusia yang berakhlak mulia berdasarkan pemahaman keyakinan
agama. Selain itu, tantangan lainnya adalah bagaimana peran dan strategi dalam
menjembatani kesenjangan antara proses pendidikan di perguruan tinggi dengan
dunia kerja dan kebutuhan inovasi.
Berdasaerkan dari perkembangan global yang ada, pendekatan yang
digunakan untuk mewadahi pendidikan abad 21 adalah pendidikan berbasis

9
capaian atau Outcome-Based Education (OBE), yang menekankan pada
keberlanjutan proses pembelajaran secara inovatif, interaktif, dan efektif. Dalam
penerapannya, OBE berpengaruh pada keseluruhan proses pendidikan mulai dari
rancangan kurikulum, perumusan tujuan dan capaian pembelajaran, strategi
pembelajaran dan asesmen, serta lingkungan/ekosistem pendidikan.
KBK KPT KPT KPT KPT
(2000/2002) (2012) (2014) (2016) (2020)

Kurikulum Inti Kurikulum Kurikulum Kurikulum Kurikulum


dan Institusional Pendidikan Pendidikan Pendidikan Pendidikan
(Kepmendikbud Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
Nomor: (UUPT Nomor: (UUPT Nomor: (UUPT Nomor: (UUPT
232/U/2000 dan 12/2012 dan 49/2014 dan 44/2015 dan Nomor:
045/U/2002) KKNI – Perpres KKNI – Perpres KKNI – 3/2020 dan
Nomor 8/2012) Nomor 8/2012) Perpres Nomor KKNI –
8/2012) Perpres
Nomor
8/2012)
 Mengutamakan  Mengutamaka  Mengutamak  Mengutamak  Mengutam
pencapaian n kesetaraan an kesetaraan an kesetaraan akan
kompetensi capaian capaian capaian kesetaraan
 Pola TCL pembelajaran pembelajaran pembelajaran capaian
(Teaching  Pola TCL  sikap dan  Terdiri dari pembelajar
Center (Teaching tatanilai, sikap , an
learning) Center kemampuan, Ketrampilan  Terdiri dari
 Tidak learning) pengetahuan, umum, sikap ,
ditetapkan  Terdiri dari tanggung penegetahuan Ketrampila
batasan sikap dan tata jawab dan dan n umum,
keilmuan yang nilai, hak ketrampilan penegetahu
harus dikuasai kemampuan  Dari Pola khusus.. an dan
 Penetapan kerja, TCL  Perumusan ketrampila
kompetensi pengembanga (Teaching capaian n khusus..
utama dari hasil n keilmuan, Center pembelajaran  Perumusan
kesepakatan kewenangan learning) ke minimal capaian
program studi dan SCL (Student tercantum pembelajar
sejeni anggungjawa Center pada SNPT an minimal
bnya. Learning) danHasil tercantum
 Perumusan  Terdiri dari kesepakatan pada SNPT
capaian sikap dan tata prodi dan Hasil
pembelajaran nilai, sejenis. kesepakata
minimal kemampuan  SCL (Student n prodi
tercantum kerja, Center sejenis.
pada SNPT pengembanga Learning)  SCL
danHasil n keilmuan, (Student
kesepakatan kewenangan Center
prodi sejenis. dan Learning)
tanggungjawa  Metode
bnya. case
 Perumusan method dan
capaian metode
pembelajaran team based
minimal project
tercantum  Adaptif

10
pada SNPT dengan
danHasil kegiatan
kesepakatan /Program
prodi sejenis. MBKM
Tabel 2 menjelaskan perbandingan Kurikulum Pendidikan Tinggi
di Indonesia dari waktu ke waktu.

Berdasarkan perubahan dan pengembangan kurikulum tersebut, setiap


Program studi yang akan melakukan pengembangan penyusunan kurikulum
ketika merancang kembali capaian pembelajaran program studinya, perlu
melakukan evaluasi yang baik berdasarkan Tracher study yang dilakukan, baik
kepada masyarakat, stake holder, mahasiswa dan alumni. Beberapa hal terkait
evaluasi dan tracher sangat berguna dalam pengembangan kurikulum :
1. Menentukan Visi dan Misi Universitas/Institusi PT
Visi adalah gambaran tentang masa depan organisasi yang diyakini akan
terjadi menurut pandangan pemangku kepentingan internal dan eksternal. Di
dalam dokumen BAN-PT, Visi adalah rumusan tentang keadaan dan peranan
yang ingin dicapai di masa depan. Visi mengandung perspektif masa depan yang
merupakan pernyataan tentang keadaan dan peranan yang akan dicapai oleh
suatu perguruan tinggi atau program studi. Misi adalah upaya organisasi sesuai
fungsi dan tugasnya yang harus dilaksanakan untuk mewujudkan visi organisasi.
Visi, misi, dan tujuan merupakan elemen penting dalam penyusunan kurikulum
perguruan tinggi seni. Hal tersebut dikarenakan membantu penentuan arah dan
fokus kurikulum, memastikan relevansi kurikulum, mengukur keberhasilan
kurikulum, dan mendorong pengembangan diri mahasiswa. Kurikulum yang
disusun berdasarkan visi, misi, dan tujuan yang jelas dan relevan akan membantu
mahasiswa mencapai tujuan mereka dan menjadi seniman yang sukses di masa
depan. Berikut adalah beberapa alasan mengapa visi, misi, dan tujuan penting
dalam penyusunan kurikulum perguruan tinggi seni:
a) Menentukan arah dan fokus kurikulum: Visi, misi, dan tujuan membantu
penentuan arah dan fokus kurikulum perguruan tinggi seni. Visi dan misi
menentukan tujuan jangka panjang perguruan tinggi, adapun tujuan
menentukan tujuan jangka pendek kurikulum. Dengan menetapkan arah dan

11
fokus ini, perguruan tinggi seni dapat mengembangkan kurikulum yang
konsisten dengan tujuan mereka.
b) Memastikan relevansi kurikulum: Visi, misi, dan tujuan membantu
memastikan relevansi kurikulum dengan tujuan institusi dan kebutuhan siswa.
Visi, misi, dan tujuan membantu perguruan tinggi seni untuk memperkirakan
apa yang diinginkan oleh siswa dan masyarakat dalam bidang seni. Dengan
menetapkan tujuan yang jelas dan relevan, perguruan tinggi seni dapat
mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan
masyarakat.
c) Mengukur keberhasilan kurikulum: Visi, misi, dan tujuan membantu
perguruan tinggi seni untuk mengukur keberhasilan kurikulum. Tujuan jangka
pendek dapat digunakan untuk mengevaluasi apakah tujuan jangka panjang
tercapai atau tidak. Visi, misi, dan tujuan juga dapat digunakan untuk
mengukur keberhasilan kurikulum dalam mencapai tujuan institusi.
d) Mendorong pengembangan diri: Visi, misi, dan tujuan membantu siswa untuk
mengembangkan diri. Tujuan kurikulum dapat membantu mahasiswa untuk
memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk menjadi
seorang seniman yang sukses. Visi dan misi juga dapat memberikan panduan
dan motivasi untuk siswa dalam memperoleh kemampuan seni yang
diperlukan.
Visi merupakan jawaban atas keinginan dan cita-cita besar berdasarkan pada
rencana setelah lima tahun, sepuluh tahun atau bahkan 25 tahun yang akan
datang dari waktu sekarang. Ciri-ciri Visi yang baik adalah sebagai berikut: a)
Jelas dan mudah dimengerti, b) Apa yang diharapkan, c) Realistik dan dapat
dicapai, d) Memberi arah, e) Menumbuhkan motivasi, dan f) Menstimulasi
inisiatif dan penyesuaian pada perubahan. Adapun dalam rangka melihat dan
memahami Visi Universitas dalam pemeriksaan terhadap pernyataan visi sebuah
universitas/Institusi Pendidikan tinggi dapat dilakukan dengan menggunakan
pertanyaan yang ada di tabel dan menjawabnya dengan Ya atau Tidak.

12
Formulir 1. Formulir Pernyataan Visi
NO PERTANYAAN TERHADAP VISI JAWABAN
ATAS
PERTANYAAN
YA TIDAK
1 Apakah pernyataan Visi jelas dan mudah dipahami

2 Apakah pernyataan Visi tersirat sesuatu yang


diharapkan

3 Apakah pernyataan Visi realistik dan dapat dicapai

4 Apakah pernyataan Visi memberi arah

5 Apakah pernyataan Visi menumbuhkan motivasi

6 Apakah pernyataan Visi menstimulasi inisiatif dan


penyesuaian pada perubahan

7 Apakah pernyataan Visi mengindikasikan inspiratif

8 Apakah pernyataan Visi tersirat sifat ambisius

9 Apakah pernyataan Visi mempunyai sifat kreatif

10 Apakah pernyataan Visi mempunyai sifat deskriptif

Formulir pertanyaan di atas, apabila banyak jawaban adalah “Tidak”, maka visi
perlu dilakukan revisi ulang. Misi Universitas merupakan dasar bagi lembaga
untuk mengidentifikasi prioritas programnya, merencanakan masa depannya dan
mengevaluasi upayanya. Hal ini memberikan dasar untuk mengevaluasi institusi
terhadap standar misi. Misi Universitas perlu menunjukkan beberapa aspek
berikut ini:
a). Beberapa karakter sebagai ciri khas,
b). Memenuhi kebutuhan masyarakat
c). Mengidentifikasi mahasiswa
d). Mencerminkan tradisi institusi dan strategi meraih visinya untuk masa depan

2. Menentukan Visi, Misi Fakultas


Dalam menentukan visi, misi fakultas dengan prinsip yang sama dengan yang
telah disebutkan diatas, bahwa visi, misi fakultas merupakan bagian/turunan dari
Visi, Misi Universitas/Institusi. Maka dalam proses pemeriksaan di dalam Visi,

13
Misi Universitas/Institusi, pemeriksaan terhadap Visi, Misi Fakultas dilakukan
dengan cara berikut ini:
Formulir 2. Formulir Pemeriksaan Pernyataan Visi Fakultas
NO PERTANYAAN TERHADAP VISI JAWABAN
ATAS
PERTANYAAN
YA TIDAK
1 Apakah pernyataan Visi sebagai turunan dari
pernyataan Visi Universitas/Institusi

2 Apakah pernyataan Visi jelas dan mudah dipahami

3 Apakah pernyataan Visi tersirat sesuatu yang


diharapkan

4 Apakah pernyataan Visi realistic dan dapat dicapai

5 Apakah pernyataan Visi memberi arah

6 Apakah pernyataan Visi menumbuhkan motivasi

7 Apakah pernyataan Visi menstimulasi inisiatif dan


penyesuaian pada perubahan

8 Apakah pernyataan Visi mengindikasikan inspiratif

9 Apakah pernyataan Visi tersirat sifat ambisius

10 Apakah pernyataan Visi mempunyai sifat kreatif

11 Apakah pernyataan Visi mempunyai sifat deskriptif

3. Menentukan Visi, Misi Program Studi


Dalam menentukan visi, misi program studi dengan prinsip yang sama dengan
yang telah disebutkan di atas, bahwa visi, misi program studi
merupakanbagian/turunan dari visi, misi fakultas. Sama dengan pemeriksaan di
dalam visi, misi fakultas, pemeriksaan terhadap visi, misi program studi
dilakukan dengan cara berikut ini:
Formulir 3. Formulir Pemeriksaan Pernyataan Visi Program Studi
NO PERTANYAAN TERHADAP VISI JAWABAN ATAS
PERTANYAAN
YA TIDAK
1 Apakah pernyataan Visi sebagai turunan dari
pernyataan Visi Fakultas

2 Apakah pernyataan Visi jelas dan mudah


dipahami

14
3 Apakah pernyataan Visi tersirat sesuatu yang
diharapkan

4 Apakah pernyataan Visi realistic dan dapat


dicapai

5 Apakah pernyataan Visi memberi arah

6 Apakah pernyataan Visi menumbuhkan motivasi

7 Apakah pernyataan Visi menstimulasi inisiatif


dan
penyesuaian pada perubahan

8 Apakah pernyataan Visi mengindikasikan


inspiratif

9 Apakah pernyataan Visi tersirat sifat ambisius

10 Apakah pernyataan Visi mempunyai sifat kreatif

11 Apakah pernyataan Visi mempunyai sifat


deskriptif

Kemudian Tracher study juga digunakan dalam rangka merancang Capaian


Pembelajaran (CP) Program Study. Terdapat 7 (tujuh) langkah dalam merancang
CP sebuah program studi, dalam rangka membentuk kemampuan mahasiswa
setelah mereka belajar memenuhi sejumlah sks di dalam kurikulum program
studi.
1. Meninjau dan Merumuskan apa yang dibutuhkan Masyarakat.
Institusi maupun Program studi, sering melakukan kegiatan dengan
masyarakat, diantaranya adalah saat kegiatan pengabdian kepada masyarakat,
pelaksanaan kerja praktek, kuliah kerja nyata, aktivitas dengan pengguna lulusan,
diskusi dengan program studi sejenis, pelaskanaan seminar dan/atau conference
dan yang lain. Kegiatan tersebut memberikan masukan atau bisa saja dilakukan
evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan. Sebagai contoh di dalam aplikasi riil
atas kemampuan soft-skill mahasiswa, atas kesesuaian pengetahuan mahasiswa
saat dicoba untuk diaplikasikan, atau kesesuaian keilmuan dosen dalam
pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat, atas kesesuaian pengembangan
keilmuan dosen dalam aplikasi riil di masyarakat dan/atau di industri. Apa yang
disebutkan di atas merupakan informasi yang sangat berguna dalam tahapan

15
dalam tinjauan dan perumusan masukan dari masyarakat. Tahapan ini dapat
dilakukan melalui tahapan seperti pada diagram alir gambar 4 di bawah ini.

Gambar 4. Bagan Perumusan Kebutuhan Masyarakat

Masukan dari masyarakat ada yang bersifat sangat berharga dan harus segera
ditindak lanjuti, atau bisa juga memerlukan waktu di dalam memutuskan untuk
dapat dilakukan. Beberapa hasil dapat dituangkan dalam bentuk format berikut
ini. Formulir di bawah ini merupakan salah satu contoh bagaimana melakukan
pendataan dan kemudian mengevaluasi beberapa masukan dari masyarakat.
Setiap masukan dituliskan, dan kemudian diberi faktor bobot tentang sifat
kepentingan dengan peningkatan kemampuan lulusan. Faktor bobot diberi nilai
skala 1 sampai dengan 5, mulai sangat tidak penting-sangat penting. Untuk
jawaban yang menghasilkan 1 atau 2, tidak akan dijadikan sebagai masukan,
sedangkan untuk tingkatan 4 atau 5 akan dijadikan masukan. Bila faktor bobot
terhadap masukan tersebut bernilai 3 maka memerlukan waktu untuk
memutuskan diterima atau tidak. Untuk masukan seperti ini maka sebaiknya di
arsip terlebih dahulu, kemudian untuk dibahas pada waktu yang lain. Adapun
setiap kegiatan ada semacam penanggung jawab terhadap isian yang ada di

16
dalam formulir tersebut, dan dituliskan seperti tabel 3 di bawah ini.

NO KEGIATAN PENANGGUNG JAWAB


1 Mendata masukan dari masyarakat Ketua Program Studi
2 Menentukan factor bobot pada Koordinator Rumpun Mata kuliah
setiap masukan (RMK)
3 Memutuskan untuk menerima/tidak Pimpinan Fakultas
setiap masukan

Tabel 3. Penanggung jawab isian kegiatan

NO MASUKAN FAKTOR BOBOT DITERIMA KETERANG


MASYARAKAT AN
1 2 3 4 5 YA TIDAK

1 x x

2 x x x

3 x x x

dst

5 = sangat penting, 4 = penting, 3 = cukup penting, 2 tidak penting, 1 = sangat tidak penting

Tabel 4. Formulir Masukan Kebutuhan Masyarakat

2. Meninjau dan Merumuskan apa saja yang diperlukan oleh Mahasiswa dan
Alumni
Beberapa aktivitas yang dilakukan bersama mahasiswa dan alumni dapat
digunakan sebagai masukan di dalam program maupun proses pembelajaran.
Masukan mahasiswa dapat dilihat dari hasil survei Indeks Pengajaran Dosen
(IPD) maupun saat open talk yang dilakukan di awal semester ganjil. Masukan
dari alumni terutama yang baru lulus dalam masa 1-3 tahun, dapat diperoleh
melalui survei yang dilakukan oleh Tim Tracer Study Institut Seni Indonesia
Surakarta, maupun dilakukan secara mandiri oleh Program Studi. Batasan waktu
bagi lulusan yang digunakan adalah 1-3 tahun, sebagai refleksi dari hasil
kurikulum secara langsung. Hasil tinjauan terhadap masukan mahasiswa dan

17
alumni ini dapat dilakukan melalui tahapan seperti pada diagram alir gambar 5
bawah ini.

Gambar 5. Bagan Perumusan Kebutuhan Mahasiswa dan Alumni

NO KEGIATAN PENANGGUNG JAWAB


1 Mendata masukan dari mahasiswa dan Ketua Program Studi
lulusan. Masukan saat open talk, survei,
hasil laporan team tracer dan lain
sebagainya,
2 Menentukan factor bobot pada setiap Koordinator Rumpun Mata
masukan kuliah (RMK)
3 Memutuskan untuk menerima/tidak Pimpinan Fakultas
setiap masukan dan melakukan tindak
lanjut

Tabel 5. Penanggung Jawab Isian Kegiatan

NO MASUKAN FAKTOR BOBOT DITERIMA KETERANG


MAHASISWA AN
1 2 3 4 5 YA TIDAK

1 x x

2 x x x

dst

Tabel 6. Formulir Masukan Kebutuhan Mahasiswa

18
NO MASUKAN FAKTOR BOBOT DITERIMA KETERANG
ALUMNI AN
1 2 3 4 5 YA TIDAK

1 x x

2 x x x

3 x x x

dst

5 = sangat penting, 4 = penting, 3 = cukup penting, 2 tidak penting, 1 = sangat tidak penting

Tabel 7. Formulir Masukan Kebutuhan Alumni

3. Meninjau dan Merumuskan apa saja yang dibutuhkan oleh Pengguna


Lulusan

Beberapa aktivitas dengan pengguna lulusan dapat digunakan sebagai


masukan dan tindak lanjut dalam program maupun proses pembelajaran.
Masukan pengguna lulusan dapat dilihat dari hasil survei dengan instrumen
pertanyaan seperti yang ada pada dokumen IIIA BAN-PT dan/atau ditambahkan
instrumen yang lain. Masukan dari pengguna lulusan diutamakan yang bukan
alumni dari ISI Surakarta. Masukan juga dapat ditambahkan dari hasil survei
yang dilakukan secara mandiri oleh Program Studi. Berikut ini adalah instrumen
dari BAN-PT.

NO JENIS SANGAT BAIK BAIK CUKUP KURANG


KEMAMPUAN =4 =3 =2 =3
1 Integritas (Etika &
Moral)
2 Keahlian
Berdasarkan
Bidang Ilmu
(Profesionalisme)
3 Kemampuan
Bahasa Inggris
4 Kemampuan
Menggunakan
Teknologi
Informasi
5 Kemampuan

19
Bekomunikasi
6 Kerjasama Tim
7 Kemampuan
Pengembangan
Diri
Rata-Rata
Tabel 8. Instrumen Survei Program Studi
Apabila hasil survei pada tabel di atas menghasilkan nilai rata-rata < 3, rencana
tindak lanjut perlu dilakukan. Tabel di bawah ini adalah salah satu contoh rencana
tindak lanjut dari hasil analisis instrumen BAN-PT yang ditunjukkan pada tabel di
atas.

NO JENIS EVALUASI RENCANA WAKTU


KEMAMPUAN BILA NILAI TINDAK PELAKSANA
<3 LANJUT BILA AN TINDAK
NILAI < 3 LANJUT
1 Integritas (Etika Proses RPS Semester
& Moral) pembelajaran Depan
2 Keahlian kurikulum Silabus Kurikulum
Berdasarkan berikutnya
Bidang Ilmu
(Profesionalisme
)
3 Bahasa Inggris kurikulum Silabus Kurikulum
berikutnya
4 Penggunakan kurikulum Silabus Kurikulum
Teknologi berikutnya
Informasi
5 komunikasi Proses RPS & Dosen Semester
pembelajaran Depan
6 Kerjasama Tim Model RPS & Dosen Semester
pembelajaran Depan
7 Pengembangan Proses RPS & Dosen Semester
Diri pembelajaran Depan
Tabel 9. Rencana Tindak Lanjut

4. Meninjau dan Merumuskan University Volue ke dalam Kurikulum


Kurikulum merupakan nyawa dari pembelajaran, maka Jika suatu universitas
ingin dipercaya oleh masyarakat luas, maka harus memiliki values yang
membedakan universitas satu dengan universitas lainnya. Nilai-nilai yang
terkandung dalam University Value menjadi acuan pengembangan kurikulum
program Studi dengan berorientasi kepada kurikulum OBE-MBKM.

20
5. Kebutuhan Pemerintah dan/atau Badan Akreditasi
Menterjemahkan apa saja yang dibutuhkan oleh Pemerintah dan/atau Badan
Akreditas. Tahap ke 5 ini adalah memenuhi regulasi dan kebijakan pemerintah
maupun badan akreditasi nasional. Hal ini disebabkan regulasi tersebut sifatnya
adalah mengikat untuk seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Regulasi yang
perlu diperhatikan apabila perguruan tinggi akan mengusulkan program atau
implementasi program yang terkait dengan pendidikan tinggi. Peraturan tersebut
perlu dijadikan rujukan pada saat pengambilan keputusan dalam mengelola
perguruan tinggi. Adapun regulasi tersebut dinyatakan dalam tabel berikut ini.

NO NAMA REGULASI PERIHAL


1 UU No. 20/1997 Penerimaan Negara Bukan Pajak
2 UU No. 1/2004 Perbendaharaan Negara
3 PP No. 23/2005 Badan layanan Umum
4 UU No. 12 / 2012 Sistem Pendidikan Tinggi
5 UU No 20/2013 Sistem Pendidikan Nasional
6 PP No. 4/2014 Pengelolaan Perguruan Tinggi
7 Per. Presiden No. 8/2012 Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
(KKNI)
8 Permendikbud No. 73/2013 Penerapan KKNI di Perguruan tinggi
9 Permenristekdikti No. 44/2015 Standar Nasional Pendidikan Tinggi
10 Permenristekdikti No. 50/2015 Pembukaan dan Penutupan program studi
11 Permenristekdikti No. 32/2016 Akreditasi Pendidikan Tinggi
12 Permenristekdikti No. 62/2016 Sistem Penjaminan Mutu Internal
13 Permendikbud Nomor 3 Tahun STANDAR Nasional Pendidikan Tinggi
2020,
Tabel 10. Regulasi & Kebijakan Pemerintah

6. Meninjau dan Merumuskan apa yang diperlukan oleh Fakultas


Tinjauan atas hasil capaian fakultas tentang pelaksanaan pendidikan, penelitian,
dan pengabdian kepada masyarakat, dan kerjasama dengan instansi/universitas
lain. Hasil tinjauan dapat dinyatakan dalam bentuk analisis SWOT. Aktivitas
tindak lanjut terhadap analisis SWOT, didasarkan pada prinsip yang sama
dengan yang telah diuraikan pada point 5, berlaku untuk Departemen. Selain
prinsip tersebut juga harus memperhatikan beberapa kriteria di dalam

21
pelaksanaan OBE. Beberapa komponen yang harus ditinjau dalam implementasi
OBE adalah tinjauan atas komponen berikut ini.

NO KRITERIA/STANDAR NASIONAL DALAM PENGELOLAAN


FAKULTAS
1 Strategi pencapaian Visi, Misi
2 Prinsip tata kelola: Efisiensi, Kepemimpinan, dan Internal Quality
Assurance
3 Sistem penerimaan mahasiswa dan jaminan mutu lulusan
4 Pengembangan kualitas dosen dan tenaga kependidikan serta
pengendalian kualitas SDM
5 Penjaminan mutu terhadap implementasi OBE dan suasana akademik
6 Pengelolaan keuangan dan fasilitas pendukung dalam implementasi OBE
7 Pengembangan keilmuan (melalui penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat) dan pengembangan kerjasama
Tabel 11. Komponen Tinjauan Implementasi OBE

7. Meninjau dan Merumuskan apa yang diinginkan oleh Universitas/Institusi


Tinjauan atas hasil capaian Institusi tentang pelaksanaan pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, serta kerjasama dengan
instansi/universitas lain serta efisiensi organisasi. Hasil tinjauan dapat dinyatakan
dalam bentuk analisis SWOT. Aktivitas tindak lanjut terhadap analisis SWOT,
dapat diuraikan dalam dokumen Rencana Strategis (RENSTRA)
universitas/Institusi, dan/atau Rencana Operasional (RENOP). Penyusunan
RENSTRA dan/atau RENOP didasarkan pada prinsip yang sama dengan yang
telah diuraikan pada point 5, dengan memperhatikan efisiensi organisasi yang
menyertakan unit-unit pendukung. Struktur organisasi berikut ini menunjukkan
pola pengelolaan di ISI Surakarta, yang tetap harus diawasi dan dievaluasi untuk
setiap program pada level unit kerja: Fakultas, Program Studi, dan Dosen.
NO KRITERIA/STANDAR NASIONAL DALAM PENGELOLAAN
FAKULTAS
1 Strategi pencapaian Visi, Misi
2 Prinsip tata kelola: Efisiensi, Kepemimpinan, dan Internal Quality

22
Assurance
3 Kebijakan Sistem penerimaan mahasiswa dan Kebijakan jaminan dan
pengembangan mutu lulusan
4 Kebijakan Pengembangan dan Monev SDM
5 Kebijakan Penjaminan mutu terhadap implementasi Kurikulum OBE dan
kebijakan suasana akademik
6 Kebijakan Pengelolaan keuangan dan fasilitas pendukung dalam implementasi
OBE
7 Kebijakan Pengembangan keilmuan dan pengembangan kerjasama
Tabel 12. Standarisasi Pengelolaan Perguruan Tinggi

C. Landasan Perancangan dan Pengembangan Kurikulum


1. Landasan filosofis:
Bagaimana pengetahuan dikaji dan dipelajari agar mahasiswa memahami hakikat
hidup dan memiliki kemampuan untuk meningkatkan kualitas hidupnya secara
individu maupun di masyarakat.
2. Landasan Sosiologis:
Dengan kurikulum peserta didik diharapkan mampu memiliki kelincahan budaya
(culture agility) yang minimal memiliki tiga kompetensi, berupa:
a . Cultural M inimization; yaitu kemampuan kontrol diri dan menyesuaikan
dengan standar, dalam kondisi bekerja pada tataran internasional
b . C ultural Adaptation; yaitu adaptasi budaya
c . Cultural integration; yaitu intergrasi budaya
3. Landasan psikologis:
Pengembangan kurikulum mampu mendorong secara terus- menerus
keingintahuan dan dapat memotivasi belajar sepanjang hayat. Kurikulum
memfasilitasi mahasiswa belajar agar mampu menyadari peran dan fungsinya
dalam lingkungannya; kurikulum yang membuat mahasiswa berpikir kritis, dan
berpikir tingkat dan melakukan penalaran tingkat tinggi (higher order thinking),
memiliki akhlak mulia, mampu berkolaborasi dan toleran.
4. Landasan Historis:
Kurikulum yang mampu memfasilitasi peserta didik belajar sesuai zamannya,
yaitu:
a. Mampu mewariskan dan mentransformasikan nilai budaya dan sejarah

23
bangsa sebagai spirit belajar era kekinian;
b. Mempersiapkan peserta didik untuk ke depan hidup lebih baik;
c. Mampu berperan aktif serta membaca tanda-tanda perkembangan zaman.
5. Landasan Yuridis:
a. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan
Nasional
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586);
c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5336);
d. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012, Tentang
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI);
e. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
73 Tahun 2013, Tentang Penerapan KKNI Bidang Perguruan Tinggi;
f. Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
81 tahun 2014, tentang Ijazah, Sertifikat Kompetensi, dan Sertifikat Profesi
Pendidikan Tinggi.
g. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik
Indonesia Nomor 62 Tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan Tinggi;
h. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 59
tahun 2018, tentang Ijazah, Sertifikat Kompetensi, Sertifikat Profesi, Gelar
dan Tata Cara Penulisan Gelar di Perguruan Tinggi;
i. Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi No. 123
Tahun 2019 tentang Magang dan Pengakuan Satuan Kredit Semester
Magang Industri untuk Program Sarjana dan Sarjana Terapan.
j. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
3 Tahun 2020, Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi;

24
k. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
5 Tahun 2020, Tentang Akreditasi Program Studi dan Perguruan Tinggi;
l. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 7 Tahun 2020 tentang
Pendirian Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, dan Pendirian,
Perubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta;
m. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 22 tahun 2020, tentang
Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
n. Buku Panduan Penyusunan KPT di Era Industri 4.0 untuk Mendukung
Merdeka Belajar Kampus Merdeka, Ditjen Belmawa, Dikti-Kemendikbud,
2020.
o. KepDirjen-dikti-nomo-84_e_kpt_2020-Tentang-Pedoman-Pelaksanaan-
Mata-Kuliah-Wajib-pada-Kurikulum-Pendidikan-Tinggi
p. Buku Panduan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka, Ditjen Belmawa,
Dikti-Kemendikbud, 2020
q. SK rektor NOMOR 612/IT6.1/AK/2022 Tentang Penetapan buku Panduan
Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) ISI Surakarta
r. Peraturan Rektor No 5 Tahun 2020 tentang Peraturan Akademik ISI Ska
s. Kep Rektor no 640 thn 2020 Tentang Tata Nilai dan Budaya ISI Surakarta
t. SK Rektor ISI Surakarta No 20.A/IT6.1/KR.00.00/2023, Tentang
Penyempurnaa Kurikulum Tahun 2018 sebagai Kurikulum OBE

D. Rumusan Visi, Misi, Tujuan, Strategi, dan University Values


Bagian ini menyajikan rumusan visi, misi, tujuan dan strategi serta nilai-
nilai dasar universitas (University values) yang dimiliki oleh universitas atau
Institusi. Visi dan misi Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, juga harus
diturunkan menjadi visi dan misi Fakultas/Sekolah Pascasarjana dan Program
Studi.

Adapun Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi ISI Surakarta adalah:
1. Visi

25
Visi ISI Surakarta adalah Menjadi perguruan tinggi seni berbasis kearifan budaya
nusantara yang berkelas dunia dalam sistem tata kelola yang akuntabel dan
transparan.
[visi program studi merupakan aspirasi Program Studi di masa depan, apa yang
ingin dicapai dalam jangka waktu panjang. Penjelasan visi ini harus jelas dan
singkat, terutama berkaitan dengan visi keilmuan yang harus selaras dengan visi
ISI SURAKARTA. Visi ini hendaknya dinyatakan sampai pada level tertentu,
yaitu nasional dan internasional]

2. Misi
Misi ISI Surakarta, yaitu melaksanakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat dalam rangka pelestarian dan pengembangan seni dan ilmu
seni berbasis budaya nusantara yang unggul dan bermanfaat bagi masyarakat
[Uraikan tugas yang harus diemban Program Studi dalam mencapai visi,
kaitkan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi]

3. Tujuan
Institut Seni Indonesia Surakarta (ISI Surakarta) merupakan sebuah perguruan
tinggi seni yang berada di Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia. Tujuan dari ISI
Surakarta antara lain:
a) menyiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat yang mempunyai
kemampuan akademik dan/atau profesional di bidang seni agar dapat
berperan dalam melestarikan, mengembangkan, menerapkan dan/atau
memperkaya khazanah seni dan ilmu seni serta budaya nusantara sebagai
akar budaya bangsa.
b) memajukan seni dan ilmu seni untuk menunjang tumbuh kembangnya seni
dan budaya nusantara sebagai akar budaya bangsa melalui pengkajian,
aktivitas seni yang kreatif dan inovatif, publikasi karya ilmiah dan karya seni
demi kejayaan bangsa.
c) mengembangkan dan menyebarluaskan seni dan ilmu seni serta budaya
nusantara untuk meningkatkan ketahanan budaya bangsa.

26
d) meningkatkan kualitas tata kelola yang baik (good governance), sehingga
mampu mengantisipasi perubahan; dan
e) meningkatkan jaringan kerja sama yang produktif dan berkelanjutan dengan
lembaga pemerintah dan swasta di tingkat daerah, nasional, dan
internasional.
Dalam mencapai tujuan tersebut, ISI Surakarta memiliki program-program
akademik yang beragam di berbagai disiplin seni, seperti seni rupa, musik, tari,
teater, dan lain sebagainya. ISI Surakarta juga aktif dalam kegiatan penelitian
dan pengabdian masyarakat untuk mengembangkan seni dan budaya di
masyarakat. Rekontruksi secara periodik dan terukur merupakan upaya mencapai
tujuan tersebut.
Tujuan ini merupakan pencapaian ukuran keberhasilan kinerja program Studi.
Jelaskan tujuan Program Studi dalam menghasilkan lulusan dengan kualifikasi
yang diinginkan berdasarkan visi dan misi Program Studi].

4. Sasaran dan Strategi


Sasaran Strategis ISI Surakarta dalam mencapai Visi, Misi dan tujuan adalah :
Sasaran :
a. Meningkatnya Kulaitas Lulusan
Strategi yang dilakukan adalah :
1) Peningkatan jumlah lulusan yang bekerja dalam 1 tahun
2) Peningkatan jumlah lulusan yang memiliki pengalaman 1 semester di luar
kampus
3) Peningkatan jumlah mahasiswa berwirausaha
4) Peningkatan jumlah mahasiswa bersertifikasi kompetensi
5) Peningkatan jumlah KI mahasiswa
b. Meningkatnya kualitas kurikulum dan pembelajaran serta relevansinya
Strategi yang dilakukan adalah :
1) Peningkatan jumlah mahasiswa ikut kegiatan adaptif 4.0 (Merdeka
Belajar)
2) Peningkatan jumlah mahasiswa ikut RPL
3) Peningkatan jumlah publikasi ilmiah mahasiswa

27
4) Peningkatan jumlah prodi mengembangkan kurikulum bersama
mitra/DUDI
5) Peningkatan jumlah prodi difasilitasi akreditasi internasional
6) Peningkatan jumlah prodi difasilitasi akreditasi unggul
7) Peningkatan jumlah mata kuliah berbasis case study/problem solving
(Merdeka Belajar)
c. Meningkatnya kualitas dosen Pendidikan tinggi
Strategi yang dilakukan adalah :
1) Penyediaan dosen berkualitas melalui:
- Peningkatan jumlah dosen S3 meningkat pendidikan
- Peningkatan jumlah dosen ikut magang/ pelatihan/bekerja di DI
- Peningkatan keterlibatan praktisi sebagai dosen
- Peningkatan jumlah jumlah mengikuti pertukaran dosen
- Peningkatan jumlah dosen bersertifikat kompetensi/profesi
- Peningkatan jumlah dosen dan meningkat karier
- Peningkatan jumlah dosen ikut World Class Professor
2) Penyelenggaraan penelitian yang berkualitas dan relevan melalui:
- Peningkatan jumlah penelitian
- Peningkatan jumlah keluaran penelitian yang mendapat rekognisi atau
diterapkan oleh masyarakat (artikel jurnal nasional/internasional, buku
akademik)
- Peningkatan jumlah sitasi di jurnal internasional
- Peningkatan jumlah penelitian dibiayai mitra
- Peningkatan Nilai Kinerja Penelitian
- Peningkatan Indeks Kepuasan Layanan Penelitian
3) Penyelenggaraan pengabdian kepada masyarakat yang berkualitas dan
relevan melalui :
- Peningkatan jumlah dosen pengabdian masyarakat
- Peningkatan jumlah prototipe di PT
- Peningkatan jumlah KI
- Peningkatan jumlah paten

28
- Peningkatan jumlah PPM dibiayai mitra
- Peningkatan Nilai Kinerja PPM
4) Penyelenggaraan inovasi yang berkualitas dan relevan melalui:
- Peningkatan jumlah keluaran penelitian/PPM yang mendapat rekognisi
atau diterapkan oleh masyarakat (artikel jurnal nasional/internasional,
buku akademik)
- Peningkatan Nilai Kinerja Inovasi
d. Meningkatnya kualitas tata kelola; dan Strategi yang dilakukan adalah :
1) Peningkatan Predikat SAKIP
2) Peningkatan jumlah unit kerja menerapkan ZI-WBK/WBM
3) Peningkatan Nilai Kinerja Anggaran
4) Peningkatan Persentase Rencana Kerja Tahunan yang sesuai dengan
target Renstra
5) Peningkatan Persentase laporan kinerja yang dikumpulkan tepat waktu
6) Peningkatan Nilai Reformasi Birokrasi
7) Peningkatan Indeks Kearsipan
8) Peningkatan Indeks Kehumasan
9) Peningkatan Indeks implementasi NSPK Manajemen ASN Peningkatan
Indeks Kepuasan Layanan Sarana Prasarana
Peningkatan indeks kepuasan masyarakat terhadap layanan akademik dan
kemahasiswaan
10) Peningkatan Indeks Kepuasan Layanan Sarana Prasarana Peningkatan
indeks kepuasan masyarakat terhadap keuangan, sarana prasarana, dan
kepegawaian
11) Peningkatan Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap layanan publik

e. Meningkatnya kualitas kerjasama dan kelembagaan


Strategi yang dilakukan adalah :
1) Penyelenggaraan Kerjasama yang berkualitas dan relevan melalui:
- Peningkatan jumlah kerjasama Program studi baru
- Peningkatan jumlah kerjasama pengembangan kurikulum prod

29
- Peningkatan jumlah kerjasama dosen bekerja sebagai praktisi di dunia
industry
- Peningkatan jumlah kerjasama pertukaran mahasiswa DN
- Peningkatan jumlah Kerjasama pertukaran mahasiswa LN
- Peningkatan jumlah kerjasama pertukaran dosen/visiting lecturer DN
- Peningkatan jumlah kerjasama pertukaran dosen/visiting lecturer LN
- Peningkatan jumlah Kerjasama magang mahasiswa/dosen/tendik
2) peningkatan kualitas kelembagaan melalui:
- Peningkatan Akreditasi perguruan tinggi
- Peningkatan jumlah Prodi terakreditasi unggul
- Peningkatan jumlah Prodi terakreditasi internasional
- Peningkatan Pemeringkatan DIKTI
- Peningkatan Pemeringkatan Webometrics
- Pendirian Pusat Kreativitas, Kewirausahaan, dan Karier yang efektif dan
efisien untuk mendukung pencapaian target Institusi
- Peningkatan jumlah program studi baru
- Peningkatan jumlah pusat studi yang efektif untuk mendukung
pencapaian target institusi

5. University Value
Tata nilai ISI Surakarta mengimplementasikan beberapa nilai dalam
penyusunan kurikulum yaitu; Kepancasilaan, Kenusantaraan, dan Artistik. Untuk
Mewujudkan Visi Menjadi Perguruan Tinggi Seni Berbasis Kearifan Budaya
Nusantara Yang Berkelas Dunia dalam Sistem Tata Kelola Yang Akuntabel dan
Transparan, ISI Surakarta Menjalankan Misi Melaksanakan Pendidikan,
Penelitian, dan Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam Rangka Pelestarian dan
Pengembangan Seni Dan Ilmu Seni Berbasis Budaya Nusantara Yang Unggul
dan Bermanfaat Bagi Masyarakat.
a. Nilai Kepancasilaan merupakan salah satu nilai yang sangat penting
dalam kurikulum Pendidikan Tinggi. Nilai ini mengajarkan tentang pentingnya
memperhatikan dan menghargai nilai-nilai keberagaman, kepercayaan,

30
spiritualitas dan hidup bersama sebagai landasan moral dan etika bagi manusia
dalam hidup berbangsa dan bernegara. Dalam kurikulum Pendidikan Tinggi,
nilai Kepancasilaan dapat diintegrasikan ke dalam berbagai mata kuliah,
terutama pada mata kuliah agama dan Pancasila, Kewarganegaraan dan Bahasa
Indonesia. Selain itu, nilai kepancasilaan juga dapat diintegrasikan dalam
berbagai kegiatan ekstrakurikuler seperti kegiatan keorganisasian, keagamaan,
pengabdian masyarakat, atau kegiatan sosial lainnya.
Pengajaran nilai Kepancasilaan dapat membantu mahasiswa untuk
memahami arti pentingnya menjalin hubungan yang baik dengan Tuhan dan
sesama manusia, serta memahami nilai-nilai agama, hidup bersama dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat membantu
mahasiswa untuk menjadi individu yang bertanggung jawab, toleran, dan
memiliki rasa empati yang tinggi terhadap sesama. Selain itu, nilai
Kepancasilaan juga dapat membantu mahasiswa untuk mengembangkan sikap
rendah hati, disiplin, dan tanggung jawab, serta menghargai perbedaan dan
toleransi dalam berkehidupan bernegara dan berbangsa. Dengan demikian, nilai
Kepancasilaan dapat membantu mahasiswa untuk membangun karakter yang
kuat dan memegang teguh nilai-nilai moral dan etika yang baik.
b. Nilai Kenusantaraan merupakan nilai yang sangat penting dalam
penyusunan kurikulum perguruan tinggi seni. Hal ini karena nilai Kenusantaraan
merupakan konsep yang mengandung arti tentang semangat kebangsaan,
keberagaman, dan kerukunan antar-etnis di Indonesia. Dalam kurikulum
perguruan tinggi seni, nilai Kenusantaraan dapat diintegrasikan ke dalam
berbagai mata kuliah seperti seni tradisional, seni modern, seni kontemporer.
Selain itu, nilai Kenusantaraan juga dapat diintegrasikan dalam berbagai kegiatan
ekstrakurikuler seperti kegiatan seni budaya, pentas seni, atau festival seni dan
budaya.
Pengajaran nilai Kenusantaraan dapat membantu mahasiswa untuk
memahami arti pentingnya menjalin hubungan yang baik dengan sesama
manusia, serta menghargai perbedaan dan toleransi terhadap budaya dan etnis
yang berbeda. Hal ini dapat membantu mahasiswa untuk menjadi individu yang
bertanggung jawab, toleran, dan memiliki rasa empati yang tinggi terhadap

31
sesama. Selain itu, nilai Kenusantaraan juga dapat membantu mahasiswa untuk
mengembangkan sikap rendah hati, disiplin, dan tanggung jawab dalam berkarya
seni. Dalam konteks seni, nilai Kenusantaraan dapat diwujudkan dalam bentuk
pemanfaatan bahan-bahan lokal dan tradisional, serta memperkenalkan seni
tradisional Indonesia kepada masyarakat luas. Dalam implementasinya, nilai
Kenusantaraan dapat disampaikan melalui berbagai metode pembelajaran seperti
diskusi, workshop, pengalaman praktis, atau kegiatan kreatif lainnya. Penting
juga bagi perguruan tinggi seni untuk memberikan ruang yang cukup bagi
mahasiswa untuk mengembangkan kreativitas dan imajinasi mereka, serta
memperkenalkan seni dan budaya Indonesia kepada masyarakat luas.
c. Nilai ARTISTIK (Artikulatif, inovatif, Inspiratif, Kreatif). Nilai artititik
ini secara umum juga tetap didasari oleh nilai KePancasilaan dan Kenusantaraan.
Artistik adalah akronim Tata Nilai Budaya Kerja ISI Surakarta. Definisi
Operasional Budaya Kerja Artistik diterjemahkan sebagai berikut ini.
1) ARTIKULATIF adalah Kemampuan untuk menyuarakan, menyampaikan
kebenaran dengan jelas, meletakkan fungsi secara tepat yang berpengaruh
terhadap penyelesaian pekerjaan, pengambilan kebijakan atau pengambilan
keputusan. Artikulatif juga dimankai sebagai kemampuan untuk melakukan
inisiatif dengan segera dapat melihat masalah yang muncul dan mencari
solusi atas permasalahan tersebut. Solusinya dirumuskan secara
komprehensif dengan memperhatikan seluruh bagian sehingga masalahnya
dapat diselesaikan secara menyeluruh. Artikulatif merupakan perwujudan
dari pribadi yang berintegritas, berkaitan dengan bagaimana individu
membangun dan mempertahankan identitas dirinya (proses pengendalian
internal); dan berkaitan dengan bagaimana individu melakukan perbuatan
yang bermoral (proses partisipasi eksternal). Secara garis besar Artikulatif
artinya memiliki kemampuan sebagai dinamisator dan fasilitator bagi
pertumbuhan kinerja Institut Seni Indonesia Surakarta.
2) INOVATIF adalah kesediaan untuk senantiasa berpartisipasi dalam setiap
kegiatan dengan memiliki pembaharuan untuk mencapai tuntutan
pengembangan pekerjaan yang lebih baik. Memiliki pola pikir, cara
pandang, dan pendekatan yang terbuka dan konstruktif serta mampu

32
menghasilkan kebaruan untuk terobosan dan solusi dalam pemecahan
masalah. Selalu proaktif melakukan penyempurnaan dan perbaikan berkala
dan berkelanjutan. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
dalam bekerja secara efektif dan efisien untuk melayani kebutuhan
stakeholder. Memberikan dukungan kepada rekan kerja demi pencapaian
tujuan Institut Seni Indonesia Surakarta.
3) INSPIRATIF adalah kemampuan untuk mendeskripsikan maksud, ide, dan
gagasan dengan dilandasi rasa ketulusan, kesetiaan, tanggung jawab dan
komitmen yang tinggi terhadap kemajuan organisasi untuk mencapai tujuan
yang diinginkan. Inspiratif juga dimaknai kemampuan untuk menciptakan
Ide-ide kreatif yang dapat muncul baik dari dalam diri sendiri maupun
stimulus dari luar yang dilakukan tanpa pamrih (iklas, ketulusan dan
dilakukan dengan penuh dedikasi. Hal ini bisa berasan dari pengalaman,
permasalahan, dan pengembangan. Inspiratif adalah individu yang kredibel,
kompeten, dan kapabel untuk mengilhami, menggerakkan, membangkitkan
atau mengobarkan semangat untuk melakukan hal yang positif dan produktif
demi tercapainya tujuan Institut Seni Indonesia Surakarta.
4) KREATIF. Dalam rumusannya kata kreatif sebagai sifat dari sebuah proses
kreasi memuat makna kreatif, inovatif, dan aktif. Kreatif adalah sebuah
upaya menciptakan sebuah karya yang dimaksudkan untuk menyelesaikan
persoalan-persoalan dalam lingkungan pekerjaan baik sebagai sebuah
tawaran solusi atas masalah atau usulan untuk pengembangan institusi dalam
upaya mencapai tujuan, atau istilah lain mewujudkan visi dan misi Institut.
Dalam praktiknya, kreatif adalah sikap mental, dan spirit yang dimiliki oleh
setiap warga ISI Surakarta, baik Pejabat Struktural, Senat, Dosen,
Mahasiswa, dan Tenaga Kependidikan baik secara pribadi, kolektif, maupun
sektoral bidang/bagian sesuai dengan kapasitas, tugas, dan tanggung
jawabnya berupaya sekuat tenaga menyampaikan tawaran-tawaran solusi
yang inovatif. Sifat aktif yang melekat dalam konteks Kreatif dimaksudkan
bahwa setiap pegawai dan civitas akademika ISI Surakarta mempunyai
semangat bekerja dan berusaha serta secara terus-menerus berbuat baik di
lingkungan kerja maupun di lingkungan masyarakat. Selain itu, warga ISI

33
Surakarta juga harus berani tampil, maju membawa nama dan bendera ISI
Surakarta di manapun mereka berada. Sifat inovatif yang terikat dalam
konteks kreatif adalah bahwa setiap pegawai dan civitas akademika ISI
Surakarta harus memiliki inisiatif untuk menyelesaikan tugas dan tanggung
jawabnya maupun usaha untuk membantu menyelesaikan tugas kolega,
atasan, pimpinan atau bawahan dengan batas-batas yang diijinkan peraturan
dan sepengetahuan pihak-pihak yang mendapatkan bantuan guna
mewujudkan pencapaian tujuan Institusi. Kemudian, dalam konteks kreatif
ini ada etos kerja dan daya juang yang tangguh dalam menjalankan tugas
dan tanggung jawab yang diemban sebagai warga ISI Surakarta.
NO TATA DEFINISI ASPEK
NILAI KONSEP
SIKAP PENGETAHUAN KETRAMPILAN
(AFEKTIF) (KOGNITIF) (PSIKOMOTORIK)

1 Nilai Keteguhan1. Memiliki nilai 1. Memiliki 1. Mampu


Kepancasil Sikap spiritual sebagai pengetahuan dan mengaplikasikan nilai-
aan landasan pemahaman nilai nilai Pancasila ke
untuk
moralitas dalam kepancasilaan, yang dalam kreativitas seni
mengaplika hidup bersama menjunjung tinggi yang professional
sikan 2. Menerima nilai Ketuhanan, 2. Bertanggung jawab
pentingnya keberagama kemanuasiaan, dan mandiri dalam
memperhati n dalam persatuan, kegiatan
kan dan hidup musyawarah dan berkesenian.
menghargai bersama keadilan.
3. Mengaplika 2. Memiliki
nilai-nilai
sikan sikap pengetahuan
keberagama toleransi dan
n, dalam hidup pemahaman
kepercayaa berbangsa sebagai warga
n, dan negara yang
spiritualitas bernegara akademis
dan hidup
bersama
sebagai
landasan
moral dan
etika bagi
manusia
dalam
hidup
berbangsa
dan
bernegara.

2 Nilai Keteguhan1. Memiliki sikap1. Memiliki 1. Mampu


Kenusanta sikap dalam rendah hati, pengetahuan dan mengimplementasikan

34
raan semangat disiplin, dan pemahaman arti nilai Kenusantaraan
menjaga tanggung jawab pentingnya menjalin dalam kegiatan seni,
dan dalam berkarya hubungan yang baik yang dapat disampaikan
seni. dengan sesama melalui berbagai metode
menghidup
2. Memiliki sikap manusia, serta pengkajian dan
kan menghargai penciptaan seni serta
cinta budaya
kebangsaan sendiri dan perbedaan dan mengembangkan
, memperkenalka toleransi terhadap kreativitas dan imajinasi
keberagama n seni tradisional budaya dan etnis mereka, serta
n, dan Indonesia yang berbeda. Hal ini memperkenalkan seni
kerukunan kepada dapat membantu dan budaya Indonesia
masyarakat luas mahasiswa untuk kepada masyarakat luas.
antar-etnis
melalui seni. menjadi individu
di yang bertanggung
Indonesia jawab, toleran, dan
memiliki rasa empati
yang tinggi terhadap
sesama.
3 Nilai Keteguhan1. Memiliki sikap1. Memiliki 1. Memiliki kemampuan
ARTISTI sikap dalam tulus, jujur dan Pengetahuan dan mengaplikasikan ide,
K menyuaraka jelas, yang pemahaman yang gagasan seni yang
mendukung jelas akan referensi artikulatif, inovatif,
(Artikulati n kebenaran
aktifitas kreatif. keilmuan teori dan inspiratif, kreatif dalam
f, Inovatif, dengan jelas2. Memiliki sikap praktek dengan kajian ilmiah maupun
Inspiratrif, (artikulatif), bertanggung metodologi yang karya seni.
Kreatif) dan jawab dalam tepat, yang
senantiasa setiap aktivitas mendukung
berpartisipati kesenian yang aktivitas yang
f dalam dilakukan artikulatif, inovatif,
inspiratif dan
pembaharua
kreatif.
n yang
solutif
(inovatif),
aktif
menciptakan
Ide-ide
kreatif yang
dapat
menjadi
stimulus
bagi orang
lain
(Inspiratif),
dan aktif
menghasilka
n ide-ide
baru yang
penting
untuk dunia
keilmuan
(kreatif).

Tabel 13. University Value ISI Surakarta dalam kurikulum

35
E. Perumusan Profil Lulusan
Profil lulusan (graduate profiles) adalah penciri atau peran yang dapat dilakukan
oleh lulusan di masyarakat dan/atau di bidang keahlian/bidang kerja tertentu
setelah menyelesaikan studinya. Profil lulusan yang juga dikenal dengan istilah
Program Educational Objectives (PEO)/Educational Objectives (EO)/Profil
Profesional Mandiri (PPM) dan/atau yang sejenis dengan itu biasanya dapat
dicapai atau dapat terlihat setelah lulusan 3-5 tahun berkiprah di dunia kerja.
Penetapan profil lulusan ini mempertimbangkan:
1. Masukan pemangku kepentingan internal (mahasiswa dan dosen) dan eksternal
(alumni, pengguna lulusan, asosiasi/ perhimpunan/ konsorsium/kolegium
program studi);
2. Analisis kebutuhan pasar;
3. Visi keilmuan program studi;
4. Potensi sumber daya lokal dan nasional serta budaya. Penting diingat bahwa
profil merupakan peran dan fungsi lulusan bukan jabatan ataupun jenis
pekerjaan. Namun dengan mengidentifikasi jenis pekerjaan dan jabatan
dapat membantu menentukan profil lulusan. Jumlah profil lulusan biasanya
berkisar antara 3-5 pernyataan.

Contoh Profil Lulusan Program Studi


1. Contoh profil lulusan Prodi desain Interior
a. Memperlihatkan profesionalisme dan aktif dalam perkembangan kajian dan
perancangan interior baik secara nasional maupun internasional
b. Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik secara lisan maupun tulisan
dalam menjelaskan persoalan desain interior dan mampu merekomendasikan
solusi kepada pemangku kepentingan
c. Mampu bekerjasama dalam berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan
keahliannya dalam bidang perancangan dan kajian interior
2. Jalur Karir/ Profesi lulusan Prodi Desain Interior
a. Desainer Interior yang mampu merancang interior berdasarkan konsep
lingkungan dan budaya tradisi Nusantara secara profesional, etis, dan estetis
b. Desainer Mebel yang mampu merancang mebel interior berdasarkan konsep

36
lingkungan dan budaya tradisi Nusantara sebagai lengkapan interior secara
profesional, etis, dan estetis.
c. Wirausaha Desain, yang memiliki kemampuan enterpreneurship dalam bidang
desain interior secara, etis, estetis, dan profesional.
Profil lulusan yang telah ditetapkan tersebut selanjutnya ditinjau kembali secara
berkala melalui survei terhadap pemangku kepentingan yang terdiri dari
pengguna lulusan, alumni, dosen dan mahasiswa. Hasil dari survei tersebut
kemudian dianalisis dan dievaluasi untuk perbaikan profil lulusan selanjutnya.
Peninjauan kembali profil lulusan yang dilakukan secara berkala ini bertujuan
untuk menjamin perbaikan yang berkelanjutan. Namun, perlu dipastikan bahwa
profil lulusan tersebut harus tetap konsisten dengan visi dan misi program studi
serta kebutuhan pemangku kepentingan. Gambar 6 menunjukan siklus peninjauan
kembali terhadap profil lulusan.

Gambar 6. Siklus Peninjauan Profil Lulusan

F. Perumusan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL)


Berdasarkan profil lulusan yang telah ditetapkan, dirumuskan CPL yang
terdiri dari sikap, keterampilan umum, pengetahuan dan ketrampilan khusus yang
harus dikuasai oleh mahasiswa pada saat lulus. Perumusan CPL juga berdasarkan
hasil evaluasi kurikulum program studi melalui pengukuran ketercapaian CPL

37
kurikulum yang sedang berjalan, tracer study, masukan pengguna lulusan,
alumni, perhimpunan/asosiasi/konsorsium bidang ilmu dan ahli di bidangnya.
Pada CPL juga dapat ditambahkan kemampuan- kemampuan yang
mencerminkan keunikan masing-masing perguruan tinggi sesuai dengan visi-
misi, atau keunikan daerah di mana perguruan tinggi itu berada.
CPL yang dirumuskan harus jelas, dapat diamati, diukur dan dicapai
dalam proses pembelajaran, serta didemonstrasikan dan dinilai pencapaiannya.
Perumusan CPL yang baik dapat dipandu dengan jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan diagnostik sebagai berikut:
1. Apakah CPL yang dirumuskan telah berdasarkan SNDikti, khususnya
bagian sikap dan keterampilan umum, dan sudah berdasarkan level KKNI,
khususnya bagian pengetahuan dan keterampilan khusus?
2. Apakah CPL dirumuskan berdasarkan profil lulusan?
3. Apakah CPL dapat dicapai dan diukur dalam pembelajaran mahasiswa?
4. Apakah CPL dapat diterjemahkan ke dalam „kemampuan nyata‟ lulusan
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dapat diukur dan
dicapai dalam mata kuliah?
CPL dirumuskan dengan mengacu pada jenjang kualifikasi KKNI dan
SNDikti serta asosiasi program studi sejenis dan/atau lembaga akreditasi terkait.
CPL terdiri dari unsur sikap, pengetahuan, keterampilan umum, dan keterampilan
khusus. Unsur sikap dan keterampilan umum mengacu pada SNDikti sesuai
jenjang KKNInya sebagai standar minimal, yang memungkinkan ditambah oleh
program studi untuk memberi ciri lulusan perguruan tingginya. Unsur
keterampilan khusus dan pengetahuan dirumuskan dengan mengacu pada
deskriptor KKNI sesuai dengan jenjang pendidikannya terkait wewenang dan
tanggung jawabnya serta kompetensi spesifik lulusan yang disepakati oleh
asosiasi program studi sejenis.
Rumusan CPL disarankan untuk memuat kemampuan yang diperlukan dalam era
industri 4.0 di antaranya kemampuan tentang:
a) literasi data, kemampuan pemahaman untuk membaca, menganalisis,
menggunakan data dan informasi (big data) di dunia digital;

38
b) literasi teknologi, kemampuan memahami cara kerja mesin, aplikasi
teknologi (coding, artificial intelligence, dan engineering principle);
c) literasi manusia, kemampuan pemahaman tentang humanities, komunikasi
dan desain;
d) keterampilan abad 21 yang menumbuhkan HOTS (high order thinking
skills), meliputi communication, collaboration, critical thinking, creative
thinking, computational logic, compassion dan civic responsibility.
e) pemahaman era industri 4.0 dan perkembangannya
f) pemahaman ilmu untuk diamalkan bagi kemaslahatan bersama secara lokal,
nasional, dan global.
g) capaian pembelajaran dan kompetensi tambahan yang dapat dicapai di luar
prodi melalui program MBKM.]

Rumusan CPL harus merujuk pada jenjang kualifikasi KKNI, khusus nya pada
unsur Pengetahuan dan Keterampilan Khusus. Sedangkan pada unsur Sikap dan
Keterampilan Umum diambil dari lampiran PERMENDIKBUD No. 3 Tahun
2020]

a). Sikap
Unsur Sikap: Merupakan perilaku benar dan berbudaya sebagai hasil
internalisasi nilai dan norma yang tercermin dalam kehidupan spiritual dan
sosial melalui proses pembelajaran, pengalaman kerja mahasiswa, ,
penelitiandan/atau pengabdian pada masyarakat yang terkait pembelajaran.
Pada bagian ini secara substansi mengacu PERMENDIKBUD No. 3 Tahun
2020, tetapi masih diperkenankan untuk menambah, sesuai karakter Institusi
1). S1 :…..
2). S2 :……
3). S3 :.…dst

b). Keterampilan Umum


Unsur Ketrampilan Umum (KU), merupakan kemampuan kerja umum yang
wajib dimiliki oleh setiap lulusan dalam rangka menjamin kesetaraan

39
kemampuan lulusan sesuai tingkat program dan jenis perguruan tinggi. Pada
bagian ini secara substansi menacu pada PERMENDIKBUD No. 3 Tahun
2020, sesuai jenjang, bila perlu bisa ditambah sesuai dengan kebutuhan dan
kekhasan program studi]
1). KU 1……..
2). KU 2..……
3). KU 3……dst

c). Pengetahuan
Unsur Pengetahuan (P), merupakan penguasaan konsep, teori, metode, dan/atau
falsafah bidang ilmu tertentu secara sistematis yang diperoleh melalui penalaran
dalam proses pembelajaran, pengalaman kerja mahasiswa, penelitian dan/atau
pengabdian pada masyarakat yang terkait pembelajaran.
Pada bagian ini mengacu pada pada KKNI dan sesuai dengan kesepakatan
kelompok keilmuan masing-masing, mempertimbangkan keputusan asosiasi
program studi. Setiap pengetahuan yang ingin dicapai harus dikaitkan dengan
profil lulusan yang sudah ditetapkan]
1). P 1……
2). P 2……
3). P 3…….dst

d). Keterampilan Khusus


Unsur Ketrampilan Khusus (KK), merupakan kemampuan kerja khusus, yang
wajib dimiliki oleh setiap lulusan sesuai dengan bidang keilmuan program studi.
Bagian ini merupakan ciri khas program studi, disesuaikan dengan
kesepakatan kelompok keilmuan masing-masing dan dikaitkan dengan profil
lulusan yang sudah ditetapkan]
1). KK 1……
2). KK 2……
3). KK 3……dst
Setiap butir dari rumusan CPL paling tidak mengandung
kemampuan yang harus dimiliki dan bahan kajian yang harus dipelajari

40
oleh mahasiswa. Untuk itu, dalam perumusan CPL perlu dilakukan analisis
kebutuhan untuk mengetahui kemampuan apa yang diperlukan oleh pemangku
kepentingan. Selanjutnya, program studi perlu melakukan analisis terhadap
perkembangan disiplin bidang ilmu di program studi tersebut untuk
menentukan bahan kajian (Body of Knowledge) yang akan dipelajari oleh
mahasiswa. Setiap butir CPL mengandung 1) kemampuan (sikap, ketrampilan
umum, pengetahuan dan keterampilan khusus) dengan penggunaan kata kerja
yang tepat, 2) bahan kajian, 3) konteksnya bila diperlukan. Berikut adalah
beberapa contoh CPL yang mengandung ketiga komponen tersebut di atas.
1. Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam
konteks pengembangan atau implementasi (kemampuan) ilmu pengetahuan
dan atau teknologi (bahan kajian) sesuai dengan bidang keahliannya
(konteks).
2. Mampu menyusun (kemampuan) rancangan interior rumah tinggal (bahan
kajian) yang lengkap, berdasarkan studi lapangan, dan laboratorium
(konteks).
Untuk kedalaman dan keluasan penyusunan CPL (unsur pengetahuan dan
keterampilan khusus) dapat merujuk kepada deskriptor KKNI
sebagaimana terlihat pada Tabel 14 dibawah ini.

Sarjana Magister/ Spesialis Doktor/ Sub-spesialis


(KKNI 6) (KKNI 8) (KKNI 9)

Mampu mengaplikasikan Mampu mengembangkan Mampu mengembangkan


bidang keahliannya dan pengetahuan, teknologi, pengetahuan, teknologi,
memanfaatkan ilmu dan/atau seni di dalam dan/atau seni baru di dalam
pengetahuan, teknologi, bidang keilmuannya bidang keilmuannya
dan/atau seni pada bidangnya atau praktek profesionalnya atau praktek profesionalnya
dalam penyelesaian masalah melalui riset, hingga melalui riset, hingga
serta mampu beradaptasi menghasilkan karya menghasilkan karya kreatif,
terhadap situasi yang inovatif dan teruji. original, dan teruji.
dihadapi.

41
Menguasai Mampu Mampu
konsep teoritis bidang memecahkan permasalahan memecahkan permasalahan
pengetahuan tertentu secara ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan, teknologi,
umum dan konsep teoritis teknologi, dan/atau seni di dan/ atau seni di dalam
bagian khusus dalam bidang dalam bidang keilmuannya bidang keilmuannya melalui
pengetahuan tersebut secara melalui pendekatan inter pendekatan inter, multi, dan
mendalam, serta mampu atau multidisipliner. transdisipliner.
memformulasikan
penyelesaian masalah
prosedural.

Mampu Mampu Mampu


mengambil keputusan yang mengelola riset dan mengelola, memimpin, dan
tepat berdasarkan pengembangan yang mengembangkan riset dan
analisis informasi dan data, bermanfaat bagi pengembangan yang
dan mampu memberikan masyarakat dan keilmuan, bermanfaat bagi
petunjuk dalam memilih serta mampu mendapat kemaslahatan umat manusia,
berbagai alternatif solusi pengakuan nasional dan serta mampu mendapat
secara mandiri dan internasional. pengakuan nasional dan
kelompok. internasional.
Bertanggung jawab pada
pekerjaan sendiri dan dapat
diberi tanggung jawab atas
pencapaian hasil kerja
organisasi.

Tabel 14.Sumber: Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia. 2010

Rumusan CPL program studi diuraikan bersama perumusan Indikator Kinerja


(IK) yang diperlukan untuk mengukur ketercapaian CPL melalui proses asesmen.
Jumlah IK untuk setiap CPL sebaiknya 3-5 pernyataan saja.
Kode CPL Capaian Pembelajaran Lulusan Indikator Kinerja (IK)
(CPL)

CPL-1 Contoh: 1. Mampu memformulasikan


masalah pengkajian seni
Mampu mengidentifikasi, merumuskan menggunakan model atau
dan menyelesaikan permasalahan kajian pendekatan yang sesuai.
dan penciptaan seni yang kompleks
dengan menerapkan prinsip- prinsip 2. Mampu menyelesaikan
pendekatan yang sesuai
permasalahan teknik dalam
penciptaan seni
menggunakan metode atau
teknik yang sesuai.

42
CPL-2 Contoh:
1. Mampu
Kemampuan berkomunikasi yang baik mempresentasikan
secara lisan maupun tulisan dalam ide/gagasan pengkajian atau
menjelaskan persoalan desain interior dan penciptaan seni di depan
mampu merekomendasikan solusi kepada audiens dan memberikan
pemangku kepentingan
umpan balik.

2. Mampu menulis laporan


sesuai dengan kaidah
penulisan ilmiah.

dst....
Tabel 15 Rumusan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL)
dan Indikator Kinerja (IK)

Catatan:
1. Setiap CPL yang dirumuskan bisa sinkron dengan beberapa rumusan Sikap
dan Keterampilan Umum pada SNDikti sekaligus atau dengan Sikap,
Pengetahuan, Keterampilan Umum dan/atau Keterampilan Khusus secara
bersamaan. Dengan demikian, walaupun uraian CPL kelompok sikap dan tata
nilai serta keterampilan umum yang harus diadopsi dari SNDikti berdasarkan
jenjang KKNI berjumlah puluhan, CPL program studi bisa lebih sedikit.
Jumlah yang diajurkan untuk CPL program studi maksimal 10 CPL
2. Jika program studi ingin mengajukan akreditasi internasional, maka rumusan
CPL perlu dipetakan terhadap standar CPL pada badan akreditasi yang dituju.
Kesesuaian CPL dengan profil lulusan harus dipastikan sehingga CPL yang
telah dirumuskan terbukti mendukung pembentukan atau pencapaian profil
lulusan yang telah ditetapkan. Hal ini dapat ditampilkan dalam suatu pemetaan
CPL dan profil lulusan, seperti pada Tabel 16.

Kode CPL Kode Profil Lulusan


Capaian Pembelajaran Lulusan P1 P2 P3
CPL-1 Kemampuan bertanggung jawab secara V V
profesional dan etis dalam pengkajian dan
penciptaan seni, mempertimbangkan dampak
solusi yang bermanfaat bagi lingkungan masyarakat

43
CPL-2 Kemampuan untuk mengidentifikasi, V
merumuskan dan menyelesaikan permasalahan V
pengkajian dan penciptaan seni yang kompleks
dengan menerapkan prinsip- prinsip estetis,
sosiologis dan antropologis

dst....

Tabel 16 Pemetaan CPL dengan Profil Lulusan

Catatan:
P1. Memperlihatkan profesionalisme dan aktif dalam perkembangan kajian
dan perancangan interior baik secara nasional maupun internasional
P2. Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik secara lisan maupun
tulisan dalam menjelaskan persoalan desain interior dan mampu
merekomendasikan solusi kepada pemangku kepentingan
P3. Mampu bekerjasama dalam berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan
keahliannya dalam bidang perancangan dan kajian interior

G. Penetapan Bahan Kajian


Bahan kajian adalah komponen/materi yang harus dipelajari/ diajarkan
untuk mencapai capaian pembelajaran yang direncanakan. Bahan kajian dapat
berupa satu atau lebih cabang ilmu beserta ranting ilmunya, atau sekelompok
pengetahuan yang telah terintegrasi dalam suatu pengetahuan baru yang sudah
disepakati oleh forum program studi sejenis sebagai ciri bidang ilmu program
studi tersebut. Penetapan bahan kajian adalah berdasarkan CPL dan/atau
menggunakan Body of Knowledge suatu program studi sebagai bahan kajian inti.
Bahan kajian lainnya dapat ditambahkan menjadi bahan kajian pendukung
program studi seperti bahan kajian ilmu matematika dan sains dasar serta
pengetahuan umum. Bahan kajian inti dan pendukung kemudian digunakan
untuk pembentukan mata kuliah baru, dan evaluasi serta rekonstruksi terhadap
mata kuliah lama atau sedang berjalan. Bahan kajian selanjutnya diuraikan
menjadi lebih rinci menjadi materi pembelajaran.
Kedalaman tingkat penguasaan bahan kajian perlu merujuk kepada level
KKNI dari program studi. Taksonomi Bloom dapat digunakan untuk

44
memperkirakan kedalaman relatif penguasaan bahan kajian untuk unsur CPL
tertentu. Misalkan, bahan kajian X dipelajari sedalam mahasiswa dapat
mengaplikasikan pengetahuannya untuk menyelesaikan masalah tertentu.
Penguasaan bahan kajian sampai tahap mengaplikasikan akan setara dengan
“menerapkan” pada aspek kognitif taksonomi Bloom, seperti terlihat pada
Gambar 4. Jika dibuat bobot relatif (sebagai alat bantu), mengingat = C1,
memahami = C2, dan menerapkan = C3, menganalisis = C4, mengevaluasi = 5,
dan mencipta = C6.

Gambar 7. Revisi Taksnomi Bloom oleh Anderson dan Krathwohl

Bidang ilmu atau bahan kajian yang dikembangkan di program studi untuk
membantu mahasiswa mencapai CPL dapat dideskripsikan dalam sebuah tabel
seperti pada Tabel 17 di bawah ini.

No. Bahan Kajian Deskripsi relevansi (BK) dengan bidang Mata


(BK) Kuliah

1. Teori Desain Ilmu dasar desain in terior untuk memahami unsur-


unsur desain, prinsip-prinsip desain dalam sebuah
perancangan desain interior

dst
Tabel 17. Bahan Kajian (BK)
Untuk memastikan setiap bahan kajian mendukung tercapainya Capaian

45
Pembelajaran Lulusan (CPL), perlu dibuatkan pemetaan antara bahan kajian
dengan CPL dengan format sebagaimana Tabel 18 berikut.
Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL)
No Bahan Kajian (BK) CPL-1 CPL-2 CPL-3 dst...
1 Bahan kajian 1 V
2 Bahan kajian 2
3 Bahan kajian 3 V V
4 Bahan kajian n V
dst
Tabel 18 Pemetaan Bahan Kajian dengan CPL
H. Penetapan Mata kuliah
Mata kuliah/Blok/Siklus/Stase adalah wadah dari bahan kajian. Atau
dengan kata lain, mata kuliah/blok/siklus/stase adalah konsekuensi adanya bahan
kajian yang harus dipelajari oleh mahasiswa dan/ atau harus disampaikan oleh
seorang dosen. Mata kuliah/blok/siklus/stase selanjutnya menjadi unsur penting
yang menjadi satuan terkecil transaksi belajar (satuan kredit, atau modul)
mahasiswa yang dilayani oleh institusi pendidikan untuk diukur ketercapaiannya.
Penetapan mata kuliah untuk kurikulum yang sedang berjalan dilakukan
dengan mengevaluasi bahan kajian saat ini, pemetaan tiap-tiap mata kuliah
terhadap bahan kajian inti dan pendukung dan CPL yang telah ditetapkan oleh
program studi sebelumnya. Konsekuensi dari evaluasi ini adalah beberapa mata
kuliah tetap ada, beberapa mata kuliah dilakukan penggabungan (merger)
dan/atau mata kuliah tertentu dihapus dari kurikulum. Hasil evaluasi mata kuliah
terhadap bahan kajian program studi dapat menggunakan format sebagaimana
pada Tabel 19 di bawah ini.
NO BAHAN KAJIAN MATAKU
INTI DAN MK MK MK MK MK
PENDUKUNG 1 2 3 4 n
PRODI
1 Bahan Kajian 1 V
2 Bahan Kajian 2 V V
3 Bahan Kajian 3 V
DST n
Tabel 19 Pemetaan Mata Kuliah terhadap Bahan Kajian

46
I. Penentuan Bobot SKS
Besarnya bobot sks suatu mata kuliah adalah waktu yang dibutuhkan oleh
mahasiswa untuk dapat memiliki kemampuan yang dirumuskan dalam capaian
pembelajaran sebuah mata kuliah (Permendikbud no 3 tahun 2020). Besarnya
bobot sks setiap mata kuliah ditentukan berdasarkan:
1. Tingkat kemampuan yang harus dicapai (CPL yang dibebankan pada
mata kuliah) yang direpresentasikan dalam Capaian Pembelajaran mata
kuliah (CPMK);
2. Kedalaman dan keluasan materi pembelajaran yang dapat disetarakan dengan
waktu kegiatan belajar yang diperlukan untuk mencapai setiap butir CPL
yang dibebankan pada mata kuliah;
3. Bentuk dan metode pembelajaran yang dipilih.

Penentuan besar sks mata kuliah berpedoman pada Peraturan Menteri


Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi seperti terlihat pada Tabel 20 di bawah ini.

Tabel 20 Bobot sks


Berkaitan dengan mata kuliah dalam penyempurnaan dan pengembangan
kurikulum ISI Surakarta, jenis matakuliah diklasifikasi ke dalam matakuliah wajib

47
kurikulum (MKWK), mata kuliah wajib institusi, matakuliah wajib fakultas, dan
matakuliah program studi untuk mempermudah penyusunan dan bentuk
kurikulum yang komprehensif.
Mata kuliah Wajib Kurikulum (MKWK) adalah merupakan kelompok
mata kuliah yang dibentuk untuk menyiapkan karakter mahasiswa di perguruan
tinggi cetak generasi unggul. Sehingga mahasiswa bisa mengembangkan potensi
diri melalui pembelajaran yang fleksibel dan disesuaikan dengan keadaan zaman.
MKWK berdasarkan SK Dirjen Dikti No. 84 Tahun 2020 tentang MKWK terdiri
dari 4 matakuliah yang semua berbobot 2 sks, yaitu :
1. MK Pancasila (2 SKS)
2. MK. Agama (2 SKS)
3. MK. Kewarganegaraan (2 SKS)
4. MK. Bahasa Indonesia (2 SKS)
Mata kuliah Institusi adalah mata kuliah penciri Institusi dan yang wajib
tercantum dalam kurikulum setiap program studi di Institut Seni Indonesia
Surakarta. Mata kuliah fakultas adalah mata kuliah yang menjadi penciri fakultas
dan wajib tercantum dalam kurilkulum program studi.
Mata kuliah wajib Institusi ISI Surakarta berdasarkan Peraturan Rektor no
5 tahun 2020, mencakup 7 matakuliah, yang berbobot 3 sks tiap matakuliahnya,
kecuali matakuliah Tugas Akhir sesuai jenjang pendidikannya. yaitu;
1. Wawasan Budaya Nusantara; (3 sks)
2. Sejarah Seni Nusantara (3 sks)
3. Estetika Nusantara; (3 sks)
4. Bahasa Inggris; (3 sks)
5. Kewirausahaan; (3 sks)
6. Kuliah Kerja Nyata; (3 sks)
7. Tugas Akhir (Sarjana/Sarjana Terapan 6 sks), (Magister 8 sks),
(Doktoral 10 sks)
Untuk Program Sarjana, penempatan matakuliah Kewirausahaan, berada pada
semester V dan KKN pada semester VI.

48
Mata kuliah fakultas :
1. Mata kuliah Seni Pertunjukan Indonesia (3 SKS) (Fakultas Seni Pertunjukan)
2. Matakuliah Matra Nusantara (3 SKS) (Fakultas Seni Rupa dan Desain)

J. Struktur Kurikulum
1. Model Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum suatu program studi disusun setelah ditetapkan mata
kuliah berdasarkan bahan kajian. Secara teoritis terdapat dua macam pendekatan
struktur kurikulum, yaitu model serial dan model paralel. Pendekatan model
serial adalah pendekatan yang menyusun mata kuliah berdasarkan logika atau
struktur keilmuannya. Pada pendekatan serial ini, mata kuliah disusun dari yang
paling dasar sampai di semester akhir yang merupakan mata kuliah lanjutan.
Setiap mata kuliah saling berhubungan yang ditunjukkan dengan adanya mata
kuliah prasyarat. Permasalahan yang sering muncul adalah jaminan
kesinambungan hubungan antar mata kuliah antar semester untuk mencapai suatu
kompetensi tertentu. Kelemahan inilah yang menyebabkan lulusan dengan model
struktur serial ini kurang memiliki kompetensi yang terintegrasi. Sisi lain dari
adanya mata kuliah prasyarat sering menjadi penyebab melambatnya kelulusan
mahasiswa karena bila salah satu mata kuliah prasyarat tersebut gagal dia harus
mengulang di tahun berikutnya.
Pendekatan struktur kurikulum model paralel menyajikan mata kuliah pada
setiap semester sesuai dengan tujuan kompetensinya. Model blok adalah struktur
kurikulum paralel berdasarkan ketercapaian kompetensi di setiap blok, sehingga
sering disebut sebagai model modular, karena terdiri dari beberapa modul/blok.
Akan tetapi, struktur kurikulum paralel tidak hanya dilaksanakan dengan model
blok, bisa juga dalam bentuk semesteran yaitu dengan mengelompokkan
beberapa mata kuliah berdasarkan kompetensi yang sejenis pada suatu semester
yang sama. Setiap semester akan mengarah pada pencapaian kompetensi yang
serupa dan tuntas pada semester tersebut, tanpa harus menjadi syarat bagi mata
kuliah di semester berikutnya.
Kombinasi sistem serial dan sistem paralel dapat dilakukan, yaitu
kelompok bidang ilmu (dengan perincian bahan kajiannya) disusun secara paralel,

49
kemudian rumusan kompetensi dan urutan strategi pembelajarannya disusun
secara bertahap menurut semesternya. Dalam bentuk itu sebuah ilmu (bahan
kajian) dipelajari pada saat yang diperlukan sesuai dengan tingkat kemampuan
yang diharapkan mengarah kepada pencapaian kompetensi lulusan. Alternatif
penyusunan kurikulum ini tidak meninggalkan konsep penggunaan logika
keilmuan program studi sebagai dasar penyusunan kurikulumnya. Akan tetapi,
penyusunan kurikulum lebih menekankan pada pemikiran bahwa keilmuan
bukan dijadikan sebagai suatu tujuan pendidikan, melainkan sebagai sarana
dan media untuk mencapai kompetensi lulusan. Misalnya, Teknik seni rupa
etnik di bidang teknik tidak selalu diletakkan pada semester 1 dan semester 2
dengan alasan secara logis sebagai dasar keteknikan, tetapi memungkinkan bahan
kajian teknik senirupa etnik tersebut disebar ke beberapa semester sesuai dengan
keperluannya. Hal itu dapat dilakukan berdasarkan alasan efektivitas dan efisiensi
pencapaian suatu kompetensi apabila suatu bahan ajar dipelajari pada saat yang
tepat dan dalam konteks yang tepat pula.
Dengan demikian, struktur kurikulum dapat disusun dengan lebih
bervariasi. Akan tetapi yang terpenting bukan kebenaran strukturnya, tetapi
kurikulum harus dilihat sebagai program untuk mencapai kompetensi lulusan
yang harus dilaksanakan. Oleh karena itu, perubahan suatu kurikulum perlu
diikuti dengan perubahan perilaku dan pola pikir dari peserta serta pelaku
pembelajaran, agar capaian pembelajaran yang ditetapkan dapat benar-benar
terwujud.
Tahapan penyusunan struktur kurikulum dalam bentuk organisasi matriks
mata kuliah per semester perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Tahapan pembelajaran mata kuliah yang direncanakan dalam usaha


memenuhi capaian pembelajaran lulusan;

b. Ketepatan letak mata kuliah yang disesuaikan dengan keruntutan


tingkat kemampuan dan integrasi antar mata kuliah baik secara vertikal
maupun horizontal;

c. Beban belajar mahasiswa secara normal antara 8–10 jam per hari per minggu
yang setara dengan beban 18-20 sks per semester.

d. Proses penyusunannya melibatkan seluruh dosen program studi dan

50
selanjutnya ditetapkan oleh program studi.

e. Untuk Program Sarjana/Sarjana Terapan Jumlah SKS : Minimal 144 SKS


1). Matakuliah Wajib:
a). Matakuliah Wajib Kurikulum (8 SKS)
b). Matakuliah Wajib Institusi (25 SKS)
c). Matakuliah Wajib Fakultas (3 SKS)
d). Matakuliah Wajib Prodi (80 SKS)
2). Matakuliah Pilihan :
a). Matakuliah Pilihan (28 SKS)

f. Untuk Program Magister/ Magister Terapan Jumlah SKS : Minimal 40 SKS

g. Untuk Program Doktoral/Doktoral Terapan Jumlah SKS : Minimal 42 SKS


Organisasi mata kuliah dalam struktur kurikulum perlu dilakukan secara
cermat dan sistematik untuk memastikan tahapan belajar mahasiswa telah sesuai,
menjamin pembelajaran terselenggara secara efisien dan efektif untuk mencapai
CPL Program studi. Kurikulum disusun secara logis dan runtut dengan tingkat
kedalaman yang meningkat dari tahun ke tahun (basic, intermediate, dan
advanced), sebagaimana diperlihatkan oleh Tabel 21dibawah ini.
Semester Jumlah Jumlah Nama Mata Kelompok Mata Kuliah/
sks Mata Kuliah/Blok/ Blok/Siklus/Stase
Wajib Pilihan MKWK
Kuliah/ Siklus/Stase
VIII Blok/
VII Siklus/

VI Stase

V
IV
III
II
I

Tabel 21 Matriks Organisasi Mata Kuliah/Blok/Siklus/Stase Program Studi

51
Gambar 8 Contoh Peta Kurikulum
Catatan:
Panah solid: mata kuliah prasyarat – kuliah prasyarat harus diambil terlebih
dahulu

STRUKTUR KURIKULUM
SARJANA DAN SARJANA TERAPAN ISI SURAKARTA

SEMESTER

I II III IV V VI VII VII

BEBAN 20 20 20 20 20 20 18 6

KUMULATIF 40 60 80 108 128 138 144

STRUKTUR

Sikap 3 3 3 3 3 3

Ketrampilan
3 3 3 3 2 2 4
Umum

Pengetahuan 10 7 5 5 8 8 6 6

4 7 9 9 7 7 8
Ketrampilan

52
Khusus

MBKM MBKM MBKM

KKN KKP

Tabel 22 Struktur Kurikulum Sarjana/Sarjana Terapan

STRUKTUR KURIKULUM
MAGISTER ISI SURAKARTA
SEMESTER

I II III IV

BEBAN 12 12 8 8

KUMULATIF 24 32 40

STRUKTUR

Sikap

Ketrampilan Umum

Pengetahuan 4 4 4 8

Ketrampilan Khusus 8 8 4

Tabel 23 Struktur Kurikulum Magister

STRUKTUR KURIKULUM
DOKTORAL ISI SURAKARTA

SEMESTER

I II III IV

BEBAN 9 12 9 12

KUMULATIF 21 30 42

STRUKTUR

53
Sikap

Ketrampilan Umum

Pengetahuan 3 3 12

Ketrampilan Khusus 6 9 9

Tabel 24 Struktur Kurikulum Doktoral

K. Perumusan Capaian/Sub Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK /Sub-


CPMK)
Karena CPL yang dibebankan pada mata kuliah masih bersifat umum
terhadap mata kuliah, maka CPL perlu diturunkan menjadi Capaian
Pembelajaran mata kuliah (CPMK). CPMK dapat diturunkan lagi menjadi
beberapa sub capaian pembelajaran mata kuliah (Sub-CPMK). Sub-CPMK
adalah kemampuan akhir yang direncanakan pada tiap tahap pembelajaran untuk
memenuhi CPL. CPMK maupun Sub-CPMK bersifat dapat diamati, diukur,
dan dinilai, lebih spesifik terhadap mata kuliah, serta dapat didemonstrasikan
oleh mahasiswa pada tiap tahapan belajar dan secara kumulatif menggambarkan
pencapaian CPL yang dibebankan pada mata kuliah. Penjabaran CPL yang
dibebankan pada mata kuliah menjadi CPMK, lalu dijabarkan kembali menjadi
Sub-CPMK harus bersifat selaras (constructive alignment).

Gambar 9 CPL, CPMK dan Sub CPMK

54
Saat menyusun CPMK dan Sub-CPMK yang perlu diperhatikan adalah
pemilihan dan penggunaan kata kerja tindakan (action verb), karena hal tersebut
berkaitan dengan level kualifikasi lulusan, dan pengukuran ketercapaian CPL.
Kata kerja tindakan dalam merumuskan CPMK dan Sub-CPMK dapat
menggunakan kata kerja kemampuan (capability verb) yang disampaikan oleh
Robert M. Gagne (1992) yakni terdiri dari, keterampilan intelektual (intelectual
skills); strategi kognitif (cognitive strategies); informasi verbal (verbal
information); keterampilan motorik (motoric skills); dan sikap (attitudes).
Rumusan CPMK/Sub-CPMK harus mengandung unsur-unsur kemampuan
dan materi pembelajaran yang dipilih dan ditetapkan tingkat kedalaman dan
keluasannya sesuai dengan CPL yang dibebankan pada mata kuliah tersebut.
Rumusan CPMK/Sub- CPMK harus bersifat spesifik dan dapat diukur, serta
didemonstrasikan pada akhir proses pembelajaran.
Rumusan CPMK/Sub-CPMK yang baik memiliki sifat:
• Specific – rumusan harus jelas, menggunakan istilah yang spesifik
menggambarkan kemampuan: sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
diinginkan, menggunakan kata kerja tindakan nyata (concrete verbs);
• Measurable – rumusan harus mempunyai target hasil belajar mahasiswa
yang dapat diukur, sehingga dapat ditentukan kapan hal tersebut dapat dicapai
oleh mahasiswa;
• Achievable – rumusan menyatakan kemampuan yang dapat dicapai oleh
mahasiswa;
• Realistic – rumusan menyatakan kemampuan yang realistis untuk dapat
dicapai oleh mahasiswa;
• Time-bound – rumusan menyatakan kemampuan yang dapat dicapai oleh
mahasiswa dalam waktu cukup dan wajar sesuai bobot sksnya.

CPMK/Sub-CPMK yang telah dirumuskan selanjutnya akan digunakan


sebagai dasar untuk menentukan indikator, kriteria, membuat instrumen
penilaian, memilih bentuk dan metode pembelajaran, serta mengembangkan
materi pembelajaran. Item- item tersebut selanjutnya disusun dalam sebuah

55
Rencana Pembelajaran Semester (RPS) untuk mata kuliah terkait. Sebelum RPS
disusun perlu dibuat analisis pembelajaran. Analisis pembelajaran merupakan
susunan CPMK/Sub-CPMK yang sistematis dan logis, dan menggambarkan
tahapan-tahapan pencapaian kemampuan akhir mahasiswa yang berkontribusi
terhadap pencapaian CPL yang dibebankan pada mata kuliah.
Perumusan Sub CPMK perlu memperhatikan peta kompetensi/analisis
pembelajaran sebuah MK. CPMK dapat dicapai melalui modul yang
dilaksanakan secara hirarki dan/atau clustering dan/atau prosedur. Peta
kompetensi ini yang akan membantu dosen dalam merancang aktivitas
pembelajaran, apakah harus dilakukan melalui tutorial/diskusi, group discussion,
project base, dan yang lain.

Gambar 10 Contoh perumusan Sub CPMK MK Nirmana Dwimatra


secara Hirarki

56
Gambar 11 Contoh perumusan Sub CPMK Matakuliah secara Procedure

Gambar 12 Contoh perumusan Sub CPMK Matakuliah secara Clustering

57
Gambar 13 CPL ke CPMK ke Sub CPMK

L. Rencana Pembelajaran Semester (RPS)


RPS disusun dari hasil rancangan pembelajaran, dituliskan lengkap untuk semua
mata kuliah pada Program Studi, dan perangkat pembelajaran yang menyertainya
(Rencana Tugas, Instrumen Asesmen dalam bentuk Rubrik dan atau Portofolio,
Bahan Ajar, dll.). Format RPS terlampir.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


INSTITUT SENI INDONESIA (ISI) SURAKARTA
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
/ JURUSAN SENI RUPA MURNI /
PROGRAMI STUDI SARJANA SENI MURNI
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

Matakuliah Kode Rumpu Bobot Semester Tgl Penyusunan Tgl Direvisi


n MK (SKS)

Dosen pengembang RPS Koordinator Ka Prodi


Rumpun MK

Ttd Ttd Ttd

58
Capaian CPL-PRODI yang dibebankan pada MK
Pembelajara
n (CP) CPL1 (S-1)

CPL2 (Sn..)

CPL..KU..

CPL..P..

CPL..KK...

Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK)

CPMK 1

CPMK 2

Kemampuan Akhir Tiap Tahapan Belajar Sub-CP-MK

Sub-CPMK-1

Sub-CPMK-2

Diskripsi
Singkat MK

Basis Keaktifan mahasiswa di kelas ...%


Penilaian

Studi Kasus / Proyek Mahasiswa 50%

Tugas Mandiri / kelompok %

Kuis ...%

Ujian Tengah Semester ..%

59
Ujian akhir semester ...%

Bahan 1.
Kajian :
Materi
pembelajara
n

Pustaka Utama

1.
Pendukung

1.
Media Perangkat Lunak : Perangkat keras :
Pembelajara
n

Team
Teaching

Mata Kuliah
Syarat

Penilaian Waktu Referensi


Metode Pembelajaran
Sub-CP MK
Min (Sebagai Materi Pengala Indik Krit Bas Bob
ggu kemampuan Pembel man ator eria is ot
Daring
Ke akhir yang ajaran Luring Belajar & Pen Pe-
(onli
diharapkan) (offline) Tek ilai nilai
ne)
nik an -an
(%)
1 x 3 sks x
170 mnt
TM (3 x 50
mnt)
PT( 3 x 60
mnt)
BM (3 x 60
mnt)

M. Rencana Implementasi Hak Belajar Maksimum 3 Semester di Luar Program


studi
Merdeka (MBKM) didukung oleh keberagaman bentuk pembelajaran, dan
pada pasal 18 SNDikti terinformasikan adanya hak bagi mahasiswa untuk

60
menempuh studi maksimal 3 (tiga) semester atau setara 60 sks di luar program
studinya.
1. Menentukan Bentuk Kegiatan Pembelajaran di Luar Program Studi
Sebelum menyusun kurikulum MBKM, Program Studi terlebih dahulu
harus menentukan bentuk-bentuk kegiatan pembelajaran di luar program
studinya. Penentuan bentuk-bentuk kegiatan pembelajaran ini disesuaikan
dengan kondisi, kemampuan, dan kesiapan program studi untuk
menyediakan pilihan bentuk-bentuk kegiatan pembelajaran di luar program
studi yang dapat dipilih oleh mahasiswa, contohnya mengenai adanya mitra
(Perguruan tinggi lain, Perusahaan, Institusi, Instansi/Lembaga, Sekolah, dan
Desa) dan jejaring (MoU, MoA, SPK atau sejenisnya) yang mendukung
pelaksanaan proses pembelajaran. Hak Belajar MBKM mahasiswa
maksimum 3 semester pada semester 5,6 dan 7.

a. Model Implementasi MBKM (contoh)

Kegiatan Pembelajaran Mahasiswa Jenjang Sarjana / Sarjana Terapan, 144 sks


No Smt-1 Smt-2 Smt-3 Smt-4 Smt-5 Smt-6 Smt-7 Smt-8
20 sks 20 sks 20 sks 20 sks 20 sks 20 sks 18 sks 6 sks
1 MKWK MKWK MKWK MKWK MKWK MK- MK- MK
MK- MK- MK- MK- MK- Prodi dan Prodi dan Tugas
Prodi di Prodi di Prodi di Prodi di Prodi dan atau MK atau MK Akhir
dlm dlm dlm dlm atau MK MBKM MBKM
Prodi Prodi Prodi Prodi MBKM diluar PT Diluar
dalam PT PT pada
industri
2

.
Tabel 25 contoh implementasi MBKM

b. Mata Kuliah (MK) yang WAJIB ditempuh di dalam Program Studi


N Kode Nama Bobot Keterangan
o MK Matakulah sks

1
2

Total ≥84
Tabel 26 matakuliah wajibbobot
yang harus ditempuh di Program Studi
sks

61
c. Pembelajaran Mata Kuliah (MK) di luar Program Studi

N Mene Bobot Keterangan


o mpuh sks
1 Di luarMK 20 MK yg diambil memiliki total bobot sks yg sama,
PRODI di memiliki kesesuaian CPL dan Kompetensi
dalam PT
tambahan yang dibutuhkan.

2 Di PRODI yg 20 MK yg diambil memiliki total bobot sks yg sama,


sama atau disarankan melalui MK yg disepakati oleh
Prodi Berbeda asosiasi/himpunan PRODI sejenis.
di luar PT

3 Non PT / 20 MK yg diambil memiliki total bobot sks yg sama,


Induistri memiliki kesesuaian CPL dan Kompetensi

tambahan yang dibutuhkan

Tabel 27 pembelajarn di luar Program Studi

Pada tahap ini program studi dapat memilih satu atau lebih bentuk-bentuk
kegiatan pembelajaran di luar program studinya sebagai berikut:

Gambar 14 Bentuk-bentuk Kegiatan Pembelajaran di Luar Program Studi

62
Berdasarkan SK Rektor Nomor 612/IT6.1/AK/2022 Tentang Penetapan
Panduan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Institut Seni Indonesia
Surakarta, disampaiakan bahwa Program MBKM terdiri dari :
1) Asistensi mengajar di satuan pendidikan,
2) Pertukaran pelaja,
3) Magang/praktik kerja,
4) Penelitian/riset,
5) Proyek kemanusiaan,
6). Kegiatan wirausaha
7) Studi/proyek independen,
8) Membangun desa/KKN tematik,
9) Bela Negara.

2. Modifikasi Struktur Kurikulum Pendidikan Tinggi (KPT) ke Kurikulum


MBKM
Kurikulum MBKM dapat disusun dengan merevisi total struktur kurikulum
yang sudah ada atau dapat juga dimodifikasi atau menyempurnakan dari
kurikulum sebelumnya melalui memberikan pilihan kepada mahasiswa dengan
berbagai bentuk kegiatan pembelajaran yang sudah ada penyetaraan matakuliah
dan atau sks. Titik penekanannya adalah tidak ada tambahan sks bagi
mahasiswa.

3. Penyetaraan SKS
Kurikulum MBKM memungkinkan penyetaraan mata kuliah dan atau
penyetaraan sks, karena kemungkinan yang dapat terjadi adalah bentuk-bentuk
kegiatan pembelajaran di luar program studi yang ditawarkan untuk dipilih
adalah kegiatan yang tidak ada matakuliahnya. Untuk bentuk-bentuk kegiatan
pembelajaran di luar program studi yang merupakan penyetaraan mata kuliah,
maka bobot sks-nya sesuai dengan sks mata kuliah yang bersangkutan. Tetapi
untuk bentuk-bentuk kegiatan yang hanya dapat disetarakan dengan sks, maka
sks tersebut akan direkognisi sebagai sks dengan bobot berdasarkan keluasan

63
dan kedalamannya menurut taksonomi Bloom (kognisi, afeksi dan psikomotor).

Daftar Mata Capaian Pembelajaran


No Kuliah SKS Mata Kuliah/CP Mata Kuliah
SKS SKS
Semester* MBKM** Konversi***

*
Mata Kuliah yang sedang ditempuh di semester berjalan
**
Mata Kuliah atau Capaian Pembelajaran yang diikuti dalam Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka
***
Mata Kuliah yang direncanakan untuk menjadi hasil konversi MBKM (hasil diskusi dengan Pendamping Akademik)

Tabel 28 Form materi konversi program MBKM

Konversi Mata Kuliah


No Daftar Mata Kuliah SKS Tdk Keterangan
Disetujui
Disetujui

Tabel 29 Form persetujuan konversi MK program MBKM

64
BAB III
PROSES PEMBELAJARAN BERBASIS CAPAIAN PEMBELAJARAN
(OUTCOME-BASED TEACHING AND LEARNING/OBTL)

A. Menentukan Bentuk Aktivitas Pembelajaran

Pembelajaran terjadi apabila ada interaksi antara aktivitas mahasiswa, dosen,


media dan sumber belajar yang tersedia. Dosen yang baik atau berkompeten
apabila berusaha memotivasi mahasiswa dengan menanggapi berbagai
pertanyaan dan merangsang timbulnya diskusi/debat. Hal ini tergantung pada
pengalaman dan keahlian dosen. Seorang dosen yang berkompeten dapat
melakukan refleksi dan tindakan secara langsung tentang keberlangsungan
diskusi dan kemahiran di dalam mengenali hasil belajar yang mungkin muncul.
Hasil belajar yang tidak terencana atau 'momen belajar' ini sangat penting dalam
proses pendidikan dan dapat mendorong pembelajaran yang mendalam pada
mahasiswa. Dosen juga bisa mendapatkan keuntungan yang sangat besar dari
pengalaman saat di kelas atau tempat aktivitas belajar yang lain. Bentuk aktivitas
pembelajaran perlu dikaitkan dengan CP untuk ranah yang mana, meskipun
ketiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik secara terintegrasi merupakan apa
yang terlihat dan terukur saat dilakukan asesmen. Beberapa ilustrasi dari aktivitas
pembelajaran di bawah ini dapat membantu dosen dalam memilih aktivitas
pembelajaran, dan model asesmen yang dipilih.

NO Teacher Centered Laearning Student Centered Learning (SCL)


(TCL)
1 Transfer pengetahuan dari dosen Mahasiswa aktif mengembangkan
kepada Mahasiswa pengetahuan & keterampilan yang
dipelajari

2 Mahasiswa menerima Mahasiswa secara aktif terlibat


pengetahuan secara pasif dalam mengelola pengetahuan

3 Lebih menekankan pada Tidak terfokus hanya pada


penguasaan materi penguasaan materi, tetapi juga
mengembangkan sikap belajar (life long
learning)

4 Media tunggal Multimedia

65
5 Fungsi dosen pemberi informasi Fungsi dosen sebagai motivator,
utama & evaluator fasilitator, & evaluator

Tabel 30 Komparasi TCL & SCL

B. Model Pembelajaran SCL


Pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa atau Student Centered Learning
(SCL) dipercaya dapat secara efektif memfasilitasi pencapaian capaian
pembelajaran oleh mahasiswa, yang mencakup (1) Sikap dan tata nilai, (2)
Keterampilan umum, (3) Pengetahuan dan, (4) Keterampilan khusus sesuai
dengan level KKNI. SCL sekurang-kurangnya memiliki lima prinsip yang harus
dijalankan [1], yaitu:

1. Pembelajaran aktif dan kolaboratif melibatkan teman sejawat, serta


kekuatan/kekuasaan pembelajaran berada pada mahasiswa;
2. Dosen sebagai fasilitator dan kontributor;
3. Menumbuhkan pemikiran kritis sebagai alat untuk mengembangkan
pengetahuan;
4. Memberikan tanggung jawab pembelajaran kepada mahasiswa untuk
menemukan kekuatan dan kelemahannya, serta mengarahkan
konstruksi pengetahuannya.
5. Asesmen yang memotivasi pembelajaran.

Di dalam proses pembelajaran SCL, dosen memiliki peran yang penting dalam
pelaksanaannya, yaitu:
1. Bertindak sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran;
2. Memahami capaian pembelajaran mata kuliah yang perlu dikuasai
mahasiswa di akhir pembelajaran;
3. Merancang strategi dan lingkungan pembelajaran yang dapat menyediakan
beragam pengalaman belajar yang diperlukan mahasiswa dalam rangka
mencapai kompetensi yang dituntut mata kuliah;
4. Membantu mahasiswa mengakses informasi, menata dan
memprosesnya untuk dimanfaatkan dalam memecahkan permasalahan
hidup sehari-hari.

66
5. Mengidentifikasi dan menentukan pola penilaian hasil belajar mahasiswa
yang relevan dengan capaian pembelajaran yang akan diukur.

Sementara itu, peran yang harus dilakukan mahasiswa dalam pembelajaran SCL
adalah:
1. Memahami capaian pembelajaran mata kuliah yang dipaparkan
dosen.
2. Menguasai strategi pembelajaran yang ditawarkan dosen.
3. Menyepakati rencana pembelajaran untuk mata kuliah yang diikutinya.
Beberapa model pembelajaran SCL yang dapat diadopsi dan dipilih untuk
pelaksanaan pembelajaran pada mata kuliah meliputi: Diskusi Kelompok,
Simulasi, Studi Kasus, Pembelajaran Kolaboratif, Pembelajaran Kooperatif,
Pembelajaran Berbasis Proyek, Pembelajaran Berbasis Masalah, atau metode
pembelajaran lain, yang dapat secara efektif memfasilitasi pemenuhan capaian
pembelajaran lulusan.
1) Diskusi Kelompok

YANG DILAKUKAN MAHASISWA YANG DILAKUKAN DOSEN

1. Membentuk kelompok (5-10) mahasiswa 1. Membuat rancangan bahan diskusi


2. Memilih bahan diskusi dan aturan diskusi
3. Mempresentasikan paper 2. Menjadi moderator dan sekaligus
danmendiskusikan di kelas. mengulas pada setiap akhir sesi
diskusi mahasiswa

2) Simulasi
YANG DILAKUKAN MAHASISWA YANG DILAKUKAN DOSEN

1. Mempelajari dan menjalankan 1. Merancang situasi/kegiatan yang


suatu peran yang ditugaskan. mirip sesungguhnya, bisa berupa;
2. Mempraktikkan/mencoba bermain peran, model, komputer, dll.
berbagai model yang telah 2. Membahas kinerja mahasiswa
disiapkan (komputer, prototipe
dll).

3) Discovery Learning
YANG DILAKUKAN MAHASISWA YANG DILAKUKAN DOSEN

Mencari, mengumpulkan, dan 1. Menyediakan data/metode untuk


menyusun informasi yang ada menelusuri pengetahuan yang
akan dipelajari mahasiswa.

67
untuk mendeskripsikan suatu 2. Memeriksa dan memberi ulasan
pengetahuan terhadap hasil belajar mahasiswa

4) Self Directed Learning


YANG DILAKUKAN MAHASISWA YANG DILAKUKAN DOSEN

1. Merencanakan kegiatan belajar, 1. Sebagai fasilitator.


melaksanakan, dan menilai 2. Memberikan arahan, bimbingan &
pengalaman belajarnya sendiri. umpan balik kemajuan belajar
2. Inisiatif belajar dari mahasiswa mahasiswa
sendiri

5) Pembelajaran Kooperatif
YANG DILAKUKAN MAHASISWA YANG DILAKUKAN DOSEN

Membahas & menyimpulkan 1. Merancang dan


masalah/tugas yang diberikan memonitor proses
dosen secara berkelompok belajar mahasiswa.
2. Menyiapkan
kasus/masalah untuk
diselesaikan
mahasiswa secara
berkelompok

6) Pembelajaran Kolaburatif
YANG DILAKUKAN MAHASISWA YANG DILAKUKAN DOSEN

1. Membuat rancangan proses dan 1. Merancang tugas yang bersifat


bentuk penilaian berdasarkan open-ended.
konsensus kelompok sendiri. 2. Sebagai fasilitator dan motivator
2. Bekerjasama dengan anggota
kelompoknya dalam mengerjakan
tugas

7) Contextual Instruction
YANG DILAKUKAN MAHASISWA YANG DILAKUKAN DOSEN

1. Melakukan studi lapangan/terjun di 1. Menyusun tugas untuk studi


dunia nyata untuk mempelajari mahasiswa terjun di lapangan.
kesesuaian teori. 2. Menjelaskan bahan kajian yang
2. Membahas konsep/teori yang bersifat teori & mengaitkannya
berkaitan dengan situasi nyata. dengan situasi nyata atau kerja
profesional

8) Pembelajaran Berbasis Proyek

68
YANG DILAKUKAN MAHASISWA YANG DILAKUKAN DOSEN

1. Mengerjakan tugas (berupa proyek) 1. Melakukan proses pembimbingan


yang telah dirancang secara sistimatis. dan asesmen.
2. Menunjukan kinerja dan 2. Sebagai fasilitator dan motivator
mempertanggung jawabkan hasil
kerjanya di forum

9) Pembelajaran berbasis Masalah

YANG DILAKUKAN MAHASISWA YANG DILAKUKAN DOSEN

1. Belajar dengan menggali/mencari 1. Merancang tugas belajar dengan


informasi (inquiry), serta berbagai alternatif metode
memanfaatkan informasi tsb untuk penyelesaian masalah.
memecahkan masalah faktual 2. Sebagai fasilitator dan motivator
yang sedang dihadapi.
2. Menganalisis strategi pemecahan
masalah

Kemendikbud Ristek menjadikan proses pembelajaran yang adaptif,


kolaboratif dan partisipatif di dalam kelas sebagai bagian dari indikator kinerja
utama bagi penilaian reputasi perguruan tinggi. Dua diantara sejumlah model
pembelajaran yang diusung, yaitu pembelajaran berbasis kasus (Case-based
Method, CBM) dan pembelajaran berbasis proyek (Project-based Learning,
PjBL) diharapkan mampu menyediakan proses pembelajaran yang memberikan
pengalaman bermakna dan menumbuhkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
(higher order thinking skills- HOTS) bagi mahasiswa.

C. Media Pembelajaran
Menjelasakan media pembelajaran yang digunakan, yang harus selaras
dengan metode pembelajaran yang telah diterangkan sebelumnya. Student
Centred Learning (SCL) yang merupakan salah satu dari pembelajaran active
learning akan lebih dominan dilakukan untuk menggali peran aktif mahasiswa di
dalam proses pembelajaran, baik secara daring maupun luring. Sebagaimana
strategi pembelajaran, pemanfaatan media sebagai alat bantu dalam pembelajaran
sangat menentukan keberhasilan pencapaian learning outcome atau capaian
pembelajaran. Beberapa media yang sering digunakan dalam Program Studi di
fakultas seni rupa diantaranya:
1. Media cetak

69
2. Media elektronik / e-book
3. Model, Boneka
4. Model Hypermedia Complex, E-learning

Namun perlu diingat bahwa apapun pendekatan dan strategi pembelajaran yang
dipilih akan sangat tergantung dari kebutuhan untuk mencapai capaian
pembelajaran yang telah dirumuskan. Keefektifan pemilihan learning/teaching
strategy harus diukur dan dievaluasi secara berkala melalui proses asesmen agar
diperoleh strategi terbaik untuk pemenuhan capaian pembelajaran yang harus
dikuasai oleh mahasiswa di akhir studinya.

70
BAB IV
ASESMEN BERBASIS CAPAIAN PEMBELAJARAN
(OUTCOME-BASED ASSESSMENT/OBA)

Asesmen didefinisikan sebagai suatu proses mengidentifikasi,


mengumpulkan, dan menyiapkan data yang diperlukan untuk evaluasi. Asesmen
proses dan hasil belajar mahasiswa mencakup prinsip asesmen; teknik dan
instrumen asesmen; mekanisme dan prosedur asesmen; pelaksanaan asesmen;
pelaporan asesmen; dan kelulusan mahasiswa.
A. Jenis Asesmen:
1. Asesmen formatif
Asesmen formatif adalah proses mengumpulkan data mengenai sejauh
mana kemajuan mahasiswa dalam menguasai capaian pembelajaran yang
ditargetkan. Dengan data yang diperoleh akan diinterpretasikan dengan teliti
supaya dosen dapat memutuskan kegiatan pembelajaran yang efektif bagi
mahasiswa agar dapat menguasai materi/kompetensi secara optimal. Tujuan
asesmen formatif adalah untuk mengevaluasi proses pemahaman mahasiswa
terhadap pelajaran, kebutuhan pembelajaran, dan kemajuan akademik selama
proses pembelajaran.
Penilaian formatif membantu dosen memantau pembelajaran mahasiswa
dan memberikan umpan balik secara berkala dan berkelanjutan. Bagi program
studi, asesmen formatif berfungsi memberikan informasi mengenai tantangan apa
saja yang dihadapi mahasiswa dalam proses pembelajaran sehingga dukungan
yang memadai dapat diberikan. Sedangkan bagi mahasiswa, asesmen formatif
berfungsi untuk membantu mereka dalam mengidentifikasi kekuatan dan aspek
yang perlu dikembangkan.

2. Asesmen sumatif
Pengertian asesmen sumatif adalah penilaian atas kemampuan
mahasiswa yang dilakukan pada setiap akhir satu satuan waktu. Penilaian sumatif
mencakup lebih dari satu pokok bahasan yang dimaksudkan untuk mengetahui
sejauh mana mahasiswa telah dapat berpindah dari suatu unit pembelajaran ke

71
unit pembelajaran berikutnya. Evaluasi sumatif sering dilakukan dalam bentuk tes
pada akhir suatu periode pengajaran tertentu, yang meliputi beberapa atau semua
unit pelajaran yang diajarkan dalam satu semester.
Penilaian sumatif di program studi biasanya dilaksanakan setelah
sekumpulan materi pembelajaran selesai diberikan. Penilaian sumatif akan
menghasilkan nilai atau angka yang kemudian digunakan sebagai keputusan pada
kinerja mahasiswa. Hasil penilaian sumatif digunakan untuk menentukan
klasifikasi penghargaan pada akhir semester yang biasa dituliskan dalam
Kartu Hasil Studi (KHS). Penilaian ini dirancang untuk merekam pencapaian
keseluruhan mahasiswa secara sistematis.
Penilaian sumatif tidak terlalu memberikan dampak secara langsung pada
pembelajaran, meskipun seringkali mempengaruhi keputusan yang mungkin
memiliki konsekuensi bagi mahasiswa dalam belajar. Tujuan asesmen sumatif
adalah sebagai alat untuk mengukur kemampuan dan pemahaman mahasiswa dan
sebagai sarana memberikan umpan balik kepada mahasiswa. Evaluasi sumatif
juga memiliki fungsi untuk memberikan umpan balik kepada dosen sebagai
ukuran keberhasilan pembelajaran, akuntabilitas dan serta sebagai sarana untuk
pemantauan kinerja dosen.

B. Prinsip Asesmen
Prinsip asesmen sesuai dengan SNDikti secara garis besar adalah sebag berikut:
1. Edukatif merupakan asesmen yang memotivasi mahasiswa agar mampu
memperbaiki perencanaan dan cara belajar; serta meraih capaian
pembelajaran lulusan.
2. Otentik merupakan asesmen yang berorientasi pada prose belajar
yang berkesinambungan dan hasil belajar yang mencerminkan
kemampuan mahasiswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.
3. Objektif merupakan asesmen yang didasarkan pada standar yang disepakati
antara dosen dan mahasiswa serta bebas dari pengaruh subjektivitas
penilai dan yang dinilai.
4. Akuntabel merupakan asesmen yang dilaksanakan sesuai dengan
prosedur dan kriteria yang jelas, disepakati pada awal kuliah,dan

72
dipahami oleh mahasiswa.
5. Transparan merupakan asesmen yang prosedur dan hasil
asesmennya dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan.

C. Teknik dan Instrumen Asesmen


Hasil akhir asesmen merupakan integrasi antara berbagai teknik dan
instrumen asesmen yang digunakan. Teknik asesmen CPL dapat berupa
observasi partisipasi atau unjuk kerja, tes tertulis, tes lisan dan angket. Instrumen
yang digunakan untuk asesmen dapat berupa rubrik, portofolio dan karya desain.
Asesmen seyogyanya harus mampu menjangkau indikator-indikator penting
terkait dengan kejujuran, disiplin, komunikasi, ketegasan (decisiveness) dan
percaya diri (confidence) yang harus dimiliki oleh mahasiswa.
Rubrik merupakan panduan atau pedoman asesmen yang menggambarkan
kriteria yang diinginkan dalam menilai atau memberi tingkatan dari hasil kinerja
belajar mahasiswa. Rubrik terdiri dari dimensi atau aspek yang dinilai dan kriteria
kemampuan hasil belajar mahasiswa ataupun indikator capaian belajar
mahasiswa. Tujuan asesmen menggunakan rubrik adalah memperjelas dimensi
atau aspek dan tingkatan asesmen dari capaian pembelajaran mahasiswa. Selain
itu rubrik diharapkan dapat menjadi pendorong atau motivator bagi mahasiswa
untuk mencapai capaian pembelajarannya.
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan
pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan capaian
pembelajaran mahasiswa dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat
berupa karya mahasiswa dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik atau
karya mahasiswa yang menunjukkan perkembangan kemampuannya untuk
mencapai capaian pembelajaran.

D. Mekanisme Asesmen
Mekanisme penilaian terkait dengan tahapan penilaian, teknik penilaian,
instrumen penilaian, kriteria penilaian, indikator penilaian dan bobot penilaian
dilakukan dengan alur sesuai pada Gambar 15.

73
Gambar 15 Mekanisme Asesmen

E. Prosedur Asesmen
Prosedur asesmen mencakup tahap:
1. Perencanaan (tentang bentuk, waktu pelaksanaan dan teknik asesmen yang
dituangkan dalam Rencana Pembelajaran Semester (RPS))
2. Pelaksanaan asesmen (bentuk asesmen dapat berupa: tes (UTS/UAS,
Quiz, dll dan non tes (tugas, praktikum, presentasi, praktek lapangan, dll).
Pelaksanan asesmen dapat dilakukan oleh:
a. dosen pengampu atau tim dosen pengampu;
b. dosen pengampu atau tim dosen pengampu dengan mengikutsertakan
mahasiswa;
c. dosen pengampu atau tim dosen pengampu dengan mengikutsertakan
pemangku kepentingan yang relevan.
3. Mengolah data asesmen.
4. Pemberian umpan balik (feedback).

F. Asesmen Pencapaian CPL


Asesmen pencapaian CPL juga perlu dilakukan selain asesmen pencapaian
CPMK/ Sub-CPMK untuk setiap mata kuliah. Pada proses asesmen CPL
dilakukan penetapan mata kuliah yang diases. Mata kuliah ini dipilih dari mata
kuliah- mata kuliah yang berkaitan dengan CPL tersebut. Penentuan

74
kriteria/indikator dari sebuah Capaian Pembelajaran memudahkan dalam
melakukan asesmen. Indikator menunjukkan tindakan konkret yang seharusnya
ditampilkan dan dimiliki mahasiswa sebagai hasil partisipasi dalam aktivitas
pembelajaran. Indikator kinerja terdiri dari setidaknya dua elemen utama; yaitu
kata kerja dan isi tindakan (rujukan). Perilaku yang diharapkan harus ditentukan
berdasarkan nama, dengan menggunakan kata kerja tindakan yang dapat diamati
seperti; menunjukkan, menafsirkan, membedakan, menentukan, dll. Indikator
bahwa CP berhasil dicapai, ditunjukkan dari beberapa prinsip berikut ini.
No Sifat dari INDIKATOR
1 Terukur Dapat direkam dan dianalisis secara
kualitatif dan kuantatif
2 Tepat Ditetapkan dengan cara yang sama oleh
semua orang
3 Konsisten Tidak berubah dari waktu ke waktu; selalu
mengukur hal yang sama
4 Peka Berubah secara proporsional sebagai
respon terhadap perubahan kondisiyang
diukur
5 Obyektif Kondusif untuk data yang tidak memihak
dan pengumpulan, pengelolaan,dan
analisis data bersifat independen
6 Praktis dan Berguna Data yang diukur akan berguna untuk
manajemen pengambilan keputusan
7 Terpilah Dapat dipilah menurut jenis kelamin, usia,
lokasi, atau dimensi relevanlainnya
Tabel 31 contoh sifat indicator

Contoh indikator kemampuan sesuai dengan taksonomi Bloom adalah sebagai


berikut:

NO TINGKAT INDIKATOR
KEMAMPUAN
KOKNITIF
SESUAI BLOOM

1 Remembering (C1) Mahasiswa mengetahui kode etik


profesional

2 Understanding (C2) Mahasiswa bisa menggambarkan proses


pemecahan masalah

75
3 Applying (C3) Mahasiswa memecahkan masalah
penelitian / penciptaan seni melalui
penerapan metode ilmiah / metode
penciptaan seni

4 Analyzing (C4) Mahasiswa memilah, mengurai, merinci

5 Evaluating (C5) Mereview, menilai,mengevaluasi

6 Creating (C6) Mencipta , mendesain, merancang

Tabel 32 Tingkat indicator sesuai Bloom

Pemeriksaan terhadap indikator dari setiap CP dapat dilakukan oleh


penanggung jawab Rumpun Matakuliah (RMK). Berikut ini formulir
pemeriksaan untuk mengidentifikasi kesesuaian antara CP yang di desain dengan
indikatornya.

Formulir 7. Pemeriksaan Rumusan Indikator pada setiap Sub. CPMK

N PERTANYAAN TERHADAP INDIKATOR JAWABAN


O SETIAP SUB. CPMK ATAS
PERTANYAA
N
YA TIDAK
1 Apakah indikator dapat diukur dan/atau diamati?

2 Apakah pernyataan indikator mempunyai sifat


terukur, tepat, sensitif, obyektif?

3 Apakah dapat ditentukan instrumen untuk


mengukur dan/atau mengamatikeberhasilan
indikator tersebut?

4 Apakah indikator menunjukkan ketepatan cara


mengumpulkan data/informasi kemampuan?

Untuk membantu pelaksanaan asesmen, dapat digunakan matriks asesmen


pencapaian CPL. Matriks tersebut mencakup indikator kinerja pemenuhan setiap
butir Capaian Pembelajaran Lulusan, metode asesmen/pengukuran yang
digunakan, serta kriteria yang digunakan untuk menyatakan keterpenuhannya.

76
Tabel 33 dan Tabel 34 berikut adalah contoh untuk mengorganisir informasi
yang diperlukan dalam proses asesmen CPL.

Capaian
Pembelajar Indikator Kinerja (IK) Bentuk Asesmen Instrumen Asesmen
an (CP)
(CPL-1) (IK-1) (IK-1): Quiz Grading/Check List
(IK-2) (IK-n) (IK -2): UTS Grading/Check List
(CPL-2) (IK-1) -n): Kerja
(IK -1): tim
Laporan Rubrik Analitik
(IK-2) (IK-n) Proyek Rubrik Analitik
(IK -2): Presentasi (IK Rubrik Holistik
-n) Produk
Akhir/Luaran Proyek
dst ...
. . .
. Tabel
. 33 Matriks Asesmen. Pencapaian CPL

. .
Capaian Sub Target Jadwal Asesmen Capaian Pembelajaran
Pembelajar Capaian Kinerja Lulusan
Semester 1 Semester i
an Pembelajar (Contoh)
Lulusan an/ Indikator
(CPL) Kinerja (IK) MK-1 MK-2 MK-n MK-1 MK-2 MK-n

(CPL-1) (IK -1) 60% dari


mahasiswa V V
memperoleh
skor 3 atau
lebih dari skala
1-4

(IK -2) 65% dari


mahasiswa
memperoleh V V
skor 65 atau
lebih untuk
skala 0-100

(IK -m)

77
(CPL-2) (IK-1)
(IK-2)
(IK -n)
dst ....
. .
Tabel 34 Matriks Rencana Asesmen. Pencapaian CPL
. . .
.
Data .
asesmen harus .
didokumentasikan oleh program studi secara baik sebagai
. kurikulum berbasis capaian pembelajaran.
bukti pelaksanaan . Data asesmen ini
menjadi dasar dalam pelaksanaan evaluasi untuk proses perbaikan proses
pembelajaran yang berkelanjutan.

BAB 5
EVALUASI BERBASIS CAPAIAN PEMBELAJARAN (OUTCOME-
BASED EVALUATION FOR IMPROVEMENT/OBEI)

Evaluasi didefinisikan sebagai suatu proses untuk menginterpretasikan


data yang diperoleh melalui proses asesmen untuk menentukan seberapa baik
ketercapaian CPL oleh mahasiswa. Sumber data dalam melakukan evaluasi juga
didapat dari monitoring evaluasi yang dilakukan oleh Gugus Kendali Mutu
(GKM), hasil Audit Mutu Internal (AMI), dan survei kepuasan
stakeholders. Evaluasi menghasilkan keputusan dan tindakan mengenai
perbaikan yang perlu dilakukan oleh program studi.
Dosen sangat berperan dalam mengumpulkan data asesmen. Evaluasi hasil

78
asesmen ini dapat dilakukan oleh dosen atau komite dosen tergantung
kesepakatan di program studi. Dosen atau komite dosen (team teaching)
mengevaluasi ketercapaian CPL menggunakan mekanisme dan sumber data
asesmen. Data hasil asesmen oleh dosen untuk satu CPL yang terdiri dari 3-5
indikator kinerja (IK) dapat bersumber dari berbagai data pada mata kuliah
penentu misalnya dari 3 indikator kinerja (IK) dapat diperoleh dari hasil
evaluasi Tugas Akhirt (capstone project), hasil evaluasi UTS, dan dari hasil
evaluasi UAS. Maka ketiga data ini harus disatukan atau diagregasi
(dikumpulkan) untuk mendapatkan ketercapaian CPL.
Data hasil asesmen untuk masing-masing indikator kinerja yang diperoleh
oleh dosen dapat bersumber dari beberapa aliran data, yang dapat dijelaskan pada
Gambar 8 di bawah ini.

Gambar 16 Contoh Agregasi data hasil asesmen untuk CPL 1

Dalam agregasi data perlu diperhatikan, apakah data memiliki skala


pengukuran yang sama?. Karena aliran data asesmen oleh dosen dapat berbeda
jenisnya, misalnya dari ujian, pekerjaan rumah, presentasi, dan lain-lain. Dosen
memiliki variasi dalam penilaian dan dalam mendokumentasikan hasil
penilaian. Oleh karena itu, untuk memudahkan dalam proses evaluasi hasil data
asesmen oleh dosen perlu disepakati skala pengukuran yang digunakan. Data
hasil asesmen untuk suatu CPL dapat dibuatkan dalam sebuah table untuk
memudahkan agregasi atau interpretasi data asesmen.
CPL 1: Mahasiswa mampu menunjukkan kemampuan berkarya grafis dan

79
berkomunikasi secara efektif (MK Seni grafis cetak tinggi)
Sumber Data Indikator Jumlah Jumlah Komentar
Kinerja mahasiswa mahasiswa
yg tidak yg
memenuhi memenuhi
kriteria kriteria
ketercapaian ketercapaian
CPL CPL
Tugas sket 1 0 60 Soal terlalu
gambar karya mudah ?
grafis cetak
reduksi
Tugas cetak 2 20 40 Apakah
grafis Teknik metode
puzzle pembelajaran
sudah tepat ?
Tugas presentasi 3 13 47
karya grafis cetak
reduksi
Jumlah 33 (18.3%) 147 (81.7%) 180 (100%)

Tabel 35contoh Hasil agregasi persentasi ketercapaian CPL (Satu Mata Kuliah)

80
CPL Deskripsi IK Kode Nama Jumlah Jumlah Capaian Capaian Target Keterangan
MK MK Mhs Mhs MK IK IK
diases mencapai
target
1 Mampu 1. Identifikasi MK 1 127 74 58% 52% 60%
mengidentifikasi, permasalahan
merumuskan dan kajian seni &
penciptaan seni
menyelesaikan
murni Mk 2 113 50 44%
permasalahan
kajian dan
penciptaan seni
murni yang
kompleks
dengan
menerapkan
prinsip- prinsip
pendekatan yang
sesuai

2. Formulasi MK 1 128 84 66% 68% 60%


masalah
Mk 2 100 87 87%
menggunakan
model yang Mk 3 60 25 42%
tepat
3. Mampu MK 1 128 50 39% 54% 60%
menyelesaikan
Mk 2 101 73 72%
permasalahan
teknik dalam
penciptaan seni
murni
menggunakan
metode atau
teknik yang
sesuai.
Capaian CPL 1 757 443 59%

Tabel 36 contoh Hasil Agregasi presentasi ketercapaian CPL (beberapa


Matakuliah)

Selanjutnya, untuk memudahkan evaluasi dari ketercapaian seluruh CPL dari


suatu program studi, maka dapat dibuatkan tabel yang menggambarkan hasil
agregasi data untuk masing-masing CPL. Dari tabel tersebut, dapat diperoleh
secara menyeluruh data hasil asesmen untuk seluruh CPL, sehingga dapat
dievaluasi CPL yang mana yang sudah mencapai target dan yang belum
mencapai target. Berikut contoh hasil data asesmen ketercapaian CPL, seperti
Tabel di bawah ini.

81
CPL Persentase Catatan
Ketercapaian
CPL - 1 85 % Tingkat ketercapaian sudah baik,
tapi perlu mengecek ketercapaian
masing-masing IK nya
berdasarkan target masing-
masing
CPL - 2 65 % Tingkat ketercapaian sudah baik,
tapi perlu mengecek ketercapaian
masing-masing IK nya
berdasarkan target masing-
masing
CPL - 3 70 % Tingkat ketercapaian sudah baik,
tapi perlu mengecek ketercapaian
masing-masing IK nya
berdasarkan target masing-
masing

CPL - 4 60 % Tingkat ketercapaian belum baik


sehingga perlu mengecek
ketercapaian IK nya dan
melakukan tindakan perbaikan

CPL - 5 55 % Tingkat ketercapaian belum baik


sehingga perlu mengecek
ketercapaian IK nya dan
melakukan tindakan perbaikan

.......dst

Tabel 37 Data keseluruhan hasil asesmen ketercapaian CPL Program studi

A. Evaluasi untuk Perbaikan (improvement)


Berdasarkan hasil evaluasi ketercapaian CPL yang tahapanya sudah
dijelaskan pada sub-bab di atas, langkah selanjutnya perlu disusun rencana
perubahan jika diperlukan sesuai dengan data hasil evaluasi yang telah diperoleh.
Untuk implementasi perubahan dari hasil evaluasi dapat dilakukan perubahan di
level asesmen, metode pembelajaran, CPL atau bahkan dapat dilakukan di tingkat
program studi. Sehingga diharapkan proses perubahan yang terjadi pada program
studi dapat dilakukan secara berkelanjutan, seperti dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.

82
Gambar 17 Evaluasi untuk perubahan membentuk aliran tertutup

83
DAFTAR PUSTAKA

1. Anderson, L. W., Krathwohl, D. R., & Bloom, B. S. 2001.


Ataxonomy for learning, teaching, and assessing : a revision of Bloom‟s
taxonomy of educational objectives. (Complete ed.). New York: Longman.
2. Buku Panduan Penyusunan KPT di Era Industri 4.0 untuk Mendukung
Merdeka Belajar Kampus Merdeka, Ditjen Belmawa, Dikti-Kemendikbud,
2020.
3. Buku Panduan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) ISI
Surakarta 2022
4. Gagne, R., Briggs, L., and Wager, W. (1992). Principles of
Instructional Design (4th Ed). Fort Worth, TX: HBJ College Publisher.
5. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia. 2010. Kajian tentang Implikasi
dan Strategi Implementasi KKNI. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia.
6. KepDirjen-dikti-nomo-84_e_kpt_2020-Tentang-Pedoman-Pelaksanaan-Mata-
Kuliah-Wajib-pada-Kurikulum-Pendidikan-Tinggi
7. Kep Rektor no 640 thn 2020 Tentang Tata Nilai dan Budaya ISI Surakarta
8. Kumar, Kaushik. 2023. _Engineering Pedagogy Towards Outcome-
BasedEducation_.New York: CRC Press
9. Peraturan Rektor No 5 Tahun 2020 tentang Peraturan Akademik ISI Ska
10. Rao, N.J. 2019. "Outcame-Based Education: an Out Line" in Higher
Education for the Future
11. Spady, William G. 1994. Outcome-Based Education: Critical Issues and
Answer. Arlington: American Association of School Administrators
12. SK Rektor ISI Surakarta No 20.A/IT6.1/KR.00.00/2023, Tentang
Penyempurnaa Kurikulum Tahun 2018 sebagai Kurikulum OBE
13. Wilson, Ann. 1994. Pavlov's Children: A Study of Performance-Outcome-
Based Education. St Clair: JW Publishing.

84
LAMPIRAN
1. Format Rencana Pembelajaran Semester (RPS)
RPS disusun dari hasil rancangan pembelajaran, dituliskan lengkap untuk semua mata kuliah pada Program Studi, dan perangkat
pembelajaran yang menyertainya (Rencana Tugas, Instrumen Asesmen dalam bentuk Rubrik dan atau Portofolio, Bahan Ajar, dll.).
Format RPS terlampir.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


INSTITUT SENI INDONESIA (ISI) SURAKARTA
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
/ JURUSAN SENI RUPA MURNI /
PROGRAMI STUDI SARJANA SENI MURNI
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

Matakuliah Kode Rumpun Bobot (SKS) Semester Tgl Penyusunan Tgl Direvisi
MK

Pengetahuan Seni Rupa SR1492102 TEORI 3 1 19 Maret 2022

Otorisasi/Pengesahan Dosen pengembang RPS Koordinat Ka Prodi


or
Rumpun
MK

Ttd Ttd Ttd

85
Capaian CPL-PRODI yang dibebankan pada MK
Pembelajaran (CP)
CPL1 (S-1) Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religious

CPL2 (S-9) menunjukkan sikap bertanggung jawab atas pekerjaan di Bidang keahliannya secara mandiri

CPL3 (KU- Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam konteks pengembangan atau implementasi
1) ilmu pengetahuan dan/atau teknologi sesuai dengan bidang keahliannya;

CPL4 (KU- Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu dan Terstruktur


3)

CPL6 (KU- Mampu berkomunikasi secara efektif


11)

CPL7 (P-1) Menguasai teori dasar dan konsep seni rupa sehingga mampu menerapkan dan menganalisis karya seni rupa murni

CPL8 (P-3) Menguasai ilmu pengetahuan bahan-bahan dan alat-alat yang tepat dalam berkarya seni rupa murni

CPL9 (P-4) Menguasai ilmu teknik-teknik pembuatan karya seni rupa murni

CPL10 (P- Menguasai ilmu sejarah seni rupa dan perkembangan seni rupa sehingga mampu menganalisis berbagai karya seni
5) rupa murni

CPL11 (P- Menguasai konsep seni rupa pra-modern, seni rupa modern dan seni rupa kontemporer dalam mendasari penciptaan
6) seni dan pengkajian seni rupa

CPL12 Mampu merumuskan proses kerja penciptaan seni rupa murni


(KK-4)

86
CPL14 Berkepribadian kreatif, berkemampuan mandiri, berjiwa professional, berbasis pada nilai-nilai budaya Indonesia
(KK-21)

Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK)

CPM Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan pengetahuan seni rupa (definisi
K1 seni, dan hubungan seni dengan keindahan, fungsi, fisik dan formalitas seni rupa, unsur seni rupa, prinsip tata susun
dalam seni rupa, ruang lingkup dalam seni murni, seni lukis, grafis, patung, alat, teknik, bahan dalam seni rupa.(S1,
S9, KU1, KU3, KU11, P1,P3, P4, KK4, KK21)

CPM Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu terampil dalam mempresentasikan pengetahuan
K2 seni rupa terkait dengan corak dan gaya visual dalam seni rupa, dan sifat-sifat seni rupa kaitan dan pengaruhnya
terhadap perkembangan sosial budaya, khususnya perkembangan seni rupa modern dan kontemporer di Indonesia.
.(S1, S9, KU1, KU3, KU11, P1,P3, P4,P5, P6, KK4, KK21)

Kemampuan Akhir Tiap Tahapan Belajar Sub-CP-MK

Sub- Mahasiswa mampu memahami terminologi dan ruang lingkup mata kuliah Pengetahuan Studi Seni Rupa dan
CPM menjelaskan definisi seni dan hubungannya dengan keindahan
K-1

Sub- Mahasiswa mampu menjelaskan ruang lingkup seni rupa: Fungsi, Fisik dan formalitasnya
CPM
K-2

Sub- Mahasiswa mampu menjelaskan ruang lingkup seni rupa murni (fine Art)
CPM
K-3

87
Sub- Mahasiswa mampu menjelaskan corak dan gaya dalam karya seni, meliputi: aliran-aliran dalam seni lukis modern dan
CPM perkembangannya
K-4

Sub- UTS Mahasiswa (Presentasi)


CPM
K-5

Sub- Mahasiswa mampu menjelaskan Proses Penciptaan Seni


CPM
K-6

Sub- Mahasiswa mampu menjelaskan tentang apresiasi seni.


CPM
K-7

Sub- UAS Mahasiswa mampu menjawab beberapa soal essay yang diberikan dosen melalui soal ujian.
CPM
K-8

Diskripsi Singkat Matakuliah ini adalah matakuliah teori, materi yang dipelajari adalah berhubungan dengan teori pengetahuan tentang definisi seni,
MK dan hubungan seni dengan keindahan, fungsi, fisik dan formalitas seni rupa, unsur seni rupa, prinsip tata susun dalam seni rupa,
ruang lingkup dalam seni murni, seni lukis, grafis, patung, alat, teknik, bahan dalam seni rupa, corak dan gaya visual dalam seni
rupa, dan sifat-sifat seni rupa kaitan dan pengaruhnya terhadap perkembangan sosial budaya, khususnya perkembangan seni rupa
modern dan kontemporer di Indonesia.

88
Basis Penilaian Keaktifan mahasiswa di kelas 5 %

Studi Kasus 50%

Tugas Mandiri 5 %

Kuis 10 %

Ujian Tengah Semester 10%

Ujian akhir semester 20 %

Bahan Kajian : 2. Pengetahuan teori seni


Materi 3. Pengetahuan dasar-dasar seni rupa : pengertian unsur rupa, prinsip & asas komposisi
4. Pengetahuan tentang alat bahan : tentang teknik dalam seni murni (lukis, grafis , patung)
pembelajaran 5. Pengetahuan tentang corak dan gaya dalam seni rupa
6. Pengetahuan tentang proses penciptaan karya
Pustaka Utama

2. Humar Sahman, 1993,”Mengenali Dunia Seni Rupa”, IKIP Semarang Press


3. Soegeng TM (ed); 1987 Pengantar Apresiasi Seni Rupa, Surakarta: ASKI.
4. Soedarso SP; 1990 Sejarah Perkembangan Seni Rupa Modern, Yogyakarta: STSRI.
5. Soedarso SP; 1974 Pengertian Seni. Terjemahan buku The Meaning of Art, Yogyakarta: STSRI.

Pendukung

2. Bernart,Myers; 1959 Modern Art in The Making, New York: Mac Graw-hill Book Company.
3. Bernet Kempres; 1959 AJ. Ancient Indonesian Art, Cambridge Massachushetts: Harvard University Press.
4. Claire Holt; 1973 Art in Indonesia: Continuties and Change, New York Ithaca: Cornell University Press.
5. Collingwood, R.G; 1974 The Principal of Art, New York: Oxford University Press.

89
6. Feldman, Edmund Burke; 1967 Art as Image and Idea, New Jersey: Prentice Hall INC, Englewood Cliffs.
7. Jim Supangkat (editor); 1979. Gerakan Seni Rupa Indonesia, dalam Kumpulan Karangan, Jakarta: Penerbit, PT. Gramedia.
8. Janson, H.W; 1986 History of Art, New York: Harry N. Abrams Inc.
9. Kusnadi; 1976/1977. Sejarah Seni Rupa Indonesia, Jakarta: Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah, Pusat Penelitian
Sejarah dan Budaya Depdikbud.
10. Pohribny, Arsen; 1979 Abstract Painting, New York: E.P. Dutton.
11. Pepper, Stephen C; tth. Principles of Art Appreciation, New York: Brece and Company P157-235.
12. Read, Herbert; 1959 The Meaning of Art, New York: Penguin Book.
13. Read, Herbert; 1964 A Concise History of Modern Painting, New York: Frederick A. Praeger.
14. Read, Herbert; 1967 Art and Alienation, New York: Horizon Press.
Perangkat Lunak : Perangkat keras :
Media
Pembelajaran Power Point, LMS Laptop, proyektor

Team Teaching .M. Sofwan Zarkasi, S.Sn., M.Sn., dan Yulianto S.Sn., M.Sn.

Mata Kuliah Syarat

Penilaian Waktu Referensi


Metode Pembelajaran
Sub-CP MK
Materi
Minggu (Sebagai kemampuan Pengalaman Indikator Kriteri Basis Bobot
Pembelajara
Ke akhir y Belajar a& Penilaia Pe-
n Luring Daring
ang diharapkan) Teknik n nilai-
(offline) (online)
an
(%)
1 Mahasiswa - Kontrak Case Method https://daring.i Memahami Dapat menjawab Parisipatif Case 5% 1 x 3 sks x 170 Humar Sahman,
mampu Perkuliahan Diskusi si- definisi Seni secara verbal : Tes Lisan Method mnt 1993,”Mengenali Dunia Seni
memahami - Terminologi Kelompok, terkait ska.ac.id/cours (psikologi, metafisik, definisi Seni TM (3 x 50 mnt) Rupa”, IKIP Semarang Press
terminologi dan dan ruang definisi Seni e/view.php?id ekspresi, sosial, (psikologi, PT( 3 x 60 mnt) - Soegeng TM (ed); 1987
ruang lingkup lingkup mata (psikologi, =27 formalistik) Jenis dan metafisik, BM (3 x 60 mnt) Pengantar Apresiasi Seni
mata kuliah kuliah metafisik, Cabang-cabang seni, ekspresi, sosial, Rupa, Surakarta: ASKI.
Pengetahuan pengetahuan ekspresi, sosial, (seni visual, seni formalistik) - Soedarso SP; 1990 Sejarah
Studi Seni Rupa seni rupa formalistik) Jenis suara, multi media) Jenis dan Perkembangan Seni Rupa

90
dan menjelaskan - Definisi seni dan Cabang- -memahami hubungan Cabang-cabang Modern, Yogyakarta: STSRI.
definisi seni dan (psikologi, cabang seni, (seni seni dengan keindahan seni, (seni visual, - Soedarso SP; 1974 Pengertian
hubungannya metafisik, visual, seni suara, (Estetika dan seni suara, multi Seni. Terjemahan buku The
dengan keindahan ekspresi, multi media) Artistika) media) Meaning of Art, Yogyakarta:
sosial, -Estetika -memahami STSRI.
formalistik) -Artistika hubungan seni
Jenis dan Contoh karya dengan
Cabang- karya seni keindahan
cabang seni, (Estetika dan
(seni visual, Evaluasi materi Artistika)
seni suara, dan Tanya Jawab
multi media)
-Estetika
-Artistika

2 Mahasiswa Seni dilihat Case Method https://daring.i Memahami : Dapat menjawab Case 5% 1 x 3 sks x 170 - Humar Sahman,
mampu dari : - Fungsi Diskusi si- , Seni dilihat dari : - secara verbal : Partisipatif Method mnt 1993,”Mengenali Dunia Seni
menjelaskan (Fine art dan Kelompok, tema ska.ac.id/cours Fungsi (Fine art dan Seni dilihat dari : Tes Lisan Terdiri dari : Rupa”, IKIP Semarang Press
ruang lingkup aplied art) Seni dilihat dari : - e/view.php?id aplied art) - Fungsi (Fine TM (1 x 3 x 50 - Soegeng TM (ed); 1987
seni rupa: Fungsi, - Fisik Fungsi (Fine art =27 - Fisik (Dwimatra & art dan aplied mnt) Pengantar Apresiasi Seni
Fisik dan (Dwimatra & dan aplied art) Trimatra) art) PT( 1 x 3 x 60 Rupa, Surakarta: ASKI.
formalitasnya Trimatra) - Fisik (Dwimatra - Fisik mnt) - Soedarso SP; 1990 Sejarah
(S1,S2, KU1, P1, - & Trimatra) (Dwimatra & BM (1 x 3 x 60 Perkembangan Seni Rupa
P5, KK19) Trimatra) mnt) Modern, Yogyakarta: STSRI.
Evaluasi materi - Soedarso SP; 1974 Pengertian
dan Tanya Jawab Seni. Terjemahan buku The
Meaning of Art, Yogyakarta:
STSRI.

3 Seni dilihat Case Method https://daring.i Memahami : Dapat menjawab Case 5% 1 x 3 sks x 170 - Humar Sahman,
dari : Diskusi si- , Seni dilihat dari : - secara verbal : Partisipatif Method mnt 1993,”Mengenali Dunia Seni
- Kelompok, tema ska.ac.id/cours Formalitasnya Seni dilihat dari : Tes Lisan Terdiri dari : Rupa”, IKIP Semarang Press
Formalitasny Seni dilihat dari : - e/view.php?id (figuratif & non - Formalitasnya TM (1 x 3 x 50 - Soegeng TM (ed); 1987
a (figuratif & Formalitasnya =27 figuratif) (figuratif & non mnt) Pengantar Apresiasi Seni
non figuratif) (figuratif & non - Faktor visual figuratif) PT( 1 x 3 x 60 Rupa, Surakarta: ASKI.
- Faktor figuratif) :Unsur-unsur - Faktor visual mnt) - Soedarso SP; 1990 Sejarah
visual :Unsur- - Faktor visual rupa(garios, bidang, :Unsur-unsur BM (1 x 3 x 60 Perkembangan Seni Rupa
unsur :Unsur-unsur warna, titik, tekstur). rupa(garios, mnt) Modern, Yogyakarta: STSRI.
rupa(garios, rupa(garios, bidang, warna, - Soedarso SP; 1974 Pengertian
bidang, bidang, warna, titik, tekstur). Seni. Terjemahan buku The
warna, titik, titik, tekstur). Meaning of Art, Yogyakarta:

91
tekstur). STSRI.
- Evaluasi materi -
dan Tanya Jawab
-
4 Seni dilihat Case Method https://daring.i Memahami : Dapat menjawab Case 5% 1 x 3 sks x 170 - Humar Sahman,
dari : Diskusi si- , Seni dilihat dari : - secara verbal : Partisipatif Method mnt 1993,”Mengenali Dunia Seni
Komposisi / Kelompok, tema ska.ac.id/cours Komposisi / Tata Seni dilihat dari : Tes Lisan Terdiri dari : Rupa”, IKIP Semarang Press
Tata Susun Seni dilihat dari : - e/view.php?id Susun (prinsip dalam - Komposisi / TM (1 x 3 x 50 - Soegeng TM (ed); 1987
(prinsip Komposisi / Tata =27 komposisi) Tata Susun mnt) Pengantar Apresiasi Seni
dalam Susun (prinsip (unity, balancing, (prinsip dalam PT( 1 x 3 x 60 Rupa, Surakarta: ASKI.
komposisi) dalam komposisi) harmoni, ritme dll) komposisi) mnt) - Soedarso SP; 1990 Sejarah
(unity, (unity, balancing, - subjek matter, (unity, BM (1 x 3 x 60 Perkembangan Seni Rupa
balancing, harmoni, ritme conten balancing, mnt) Modern, Yogyakarta: STSRI.
harmoni, dll) - Perubahan bentuk harmoni, ritme - Soedarso SP; 1974 Pengertian
ritme dll) - subjek matter, (stilasi, distorsi, dll) Seni. Terjemahan buku The
- subjek conten Transformasi, - subjek matter, Meaning of Art, Yogyakarta:
matter, - Perubahan Disformasi conten STSRI.
conten bentuk (stilasi, - Perubahan
- Perubahan distorsi, bentuk (stilasi,
bentuk Transformasi, distorsi,
(stilasi, Disformasi Transformasi,
distorsi, Disformasi
Transformasi, Evaluasi materi
Disformasi dan Tanya Jawab
-
5 Mahasiswa Seni Murni : - Case Method https://daring.i Memahami : Dapat menjawab Case 5% 1 x 3 sks x 170 - Humar Sahman,
mampu Seni lukis Diskusi si- , - Seni lukis (Definisi, secara verbal : - Partisipatif Method mnt 1993,”Mengenali Dunia Seni
menjelaskan (Definisi, Kelompok, tema - ska.ac.id/cours alat, bahan, teknik dan Seni lukis Tes Lisan Terdiri dari : Rupa”, IKIP Semarang Press
ruang lingkup alat, bahan, Seni lukis e/view.php?id media, contoh karya) (Definisi, alat, TM (1 x 3 x 50 - Soegeng TM (ed); 1987
seni rupa murni teknik dan (Definisi, alat, =27 bahan, teknik mnt) Pengantar Apresiasi Seni
(fine Art) (S1, S2, media, contoh bahan, teknik dan dan media, PT( 1 x 3 x 60 Rupa, Surakarta: ASKI.
KU2, KU8, P4, karya) media, contoh contoh karya) mnt) - Soedarso SP; 1990 Sejarah
P5, KK4) karya) BM (1 x 3 x 60 Perkembangan Seni Rupa
mnt) Modern, Yogyakarta: STSRI.
Evaluasi materi - Soedarso SP; 1974 Pengertian
dan Tanya Jawab Seni. Terjemahan buku The
Meaning of Art, Yogyakarta:
STSRI.

92
6 Seni Case Method https://daring.i Memahami :- Seni Dapat menjawab Case 5% 1 x 3 sks x 170 - Humar Sahman,
Murni : Diskusi si- Grafis (Definisi, alat, secara verbal : - Partisipatif Method mnt 1993,”Mengenali Dunia Seni
- Seni Grafis Kelompok, tema - ska.ac.id/cours bahan, teknik dan Seni Grafis Tes Lisan Terdiri dari : Rupa”, IKIP Semarang Press
(Definisi, Seni Geafis e/view.php?id media, contoh karya) (Definisi, alat, TM (1 x 3 x 50 - Soegeng TM (ed); 1987
macam seni (Definisi, alat, =27 bahan, teknik mnt) Pengantar Apresiasi Seni
grafis, alat, bahan, teknik dan dan media, PT( 1 x 3 x 60 Rupa, Surakarta: ASKI.
bahan, teknik media, contoh contoh karya) mnt) - Soedarso SP; 1990 Sejarah
dan media, karya) BM (1 x 3 x 60 Perkembangan Seni Rupa
contoh karya) Evaluasi materi mnt) Modern, Yogyakarta: STSRI.
dan Tanya Jawab - Soedarso SP; 1974 Pengertian
Seni. Terjemahan buku The
Meaning of Art, Yogyakarta:
STSRI.

7 Seni Case Method https://daring.i Memahami :- Seni Dapat menjawab Case 5% 1 x 3 sks x 170 - Humar Sahman,
Murni : Diskusi si- Patung (Definisi, alat, secara verbal : - Partisipatif Method mnt 1993,”Mengenali Dunia Seni
- Kelompok, tema - ska.ac.id/cours bahan, teknik dan Seni Patung Tes Lisan Terdiri dari : Rupa”, IKIP Semarang Press
- Seni Patung Seni Patung e/view.php?id media, contoh karya) (Definisi, alat, TM (1 x 3 x 50 - Soegeng TM (ed); 1987
(Definisi, (Definisi, alat, =27 bahan, teknik mnt) Pengantar Apresiasi Seni
alat, bahan, bahan, teknik dan dan media, PT( 1 x 3 x 60 Rupa, Surakarta: ASKI.
teknik dan media, contoh contoh karya) mnt) - Soedarso SP; 1990 Sejarah
media, contoh karya) BM (1 x 3 x 60 Perkembangan Seni Rupa
karya) mnt) Modern, Yogyakarta: STSRI.
Evaluasi materi - Soedarso SP; 1974 Pengertian
dan Tanya Jawab Seni. Terjemahan buku The
Meaning of Art, Yogyakarta:
STSRI.

8 UTS Mahasiswa UTS 1. Presentasi https://daring.i Mempresentasikan Ketrampilan dan Case 10% 1 x 3 sks x 170 - Humar Sahman,
(Ujian pemahaman si- secara verbal kemempuan Partisipatif Method mnt 1993,”Mengenali Dunia Seni
Tengah terhadap ska.ac.id/cours menjelaskan presentasi Terdiri dari : Rupa”, IKIP Semarang Press
Semeste salah satu e/view.php?id materi presentasi TM (1 x 3 x 170 - Soegeng TM (ed); 1987
r) karya seni =27 dan ketepatan mnt) Pengantar Apresiasi Seni
Presenta rupa seniman informasi Rupa, Surakarta: ASKI.
si professional, - Soedarso SP; 1990 Sejarah
terkait jenis, Perkembangan Seni Rupa
bentuk, corak Modern, Yogyakarta: STSRI.
dan gayanya. - Soedarso SP; 1974 Pengertian
Seni. Terjemahan buku The
Meaning of Art, Yogyakarta:
STSRI.

93
9 Mahasiswa Aliran-aliran Case Method https://daring.i Memahami Aliran- Dapat menjawab Case 5% 1 x 3 sks x 170 - Humar Sahman,
mampu dalam seni Diskusi si- aliran dalam seni rupa secara verbal : - Partisipatif Method mnt 1993,”Mengenali Dunia Seni
menjelaskan rupa modern: Kelompok, tema - ska.ac.id/cours modern: realisme, Aliran-aliran Tes Lisan Terdiri dari : Rupa”, IKIP Semarang Press
corak dan gaya realisme, Aliran-aliran e/view.php?id Natruralisme, dalam seni rupa TM (1 x 3 x 50 Soegeng TM (ed); 1987
dalam karya seni, Natruralisme, dalam seni rupa =27 Ekspresionisme, modern: mnt) Pengantar Apresiasi Seni
meliputi: aliran- Ekspresionis modern: realisme, impresionisme, realisme, PT( 1 x 3 x 60 Rupa, Surakarta: ASKI.
aliran dalam seni me, Natruralisme, abstrak, kubisme Natruralisme, mnt) Soedarso SP; 1990 Sejarah
lukis modern dan impresionism Ekspresionisme, Ekspresionisme, BM (1 x 3 x 60 Perkembangan Seni Rupa
perkembangannya e, abstrak, impresionisme, impresionisme, mnt) Modern, Yogyakarta: STSRI.
(S1,S2, KU5, P3, kubisme abstrak, kubisme abstrak, kubisme Soedarso SP; 1974 Pengertian
P6, KK19, KK21) Evaluasi materi Seni. Terjemahan buku The
dan Tanya Jawab Meaning of Art, Yogyakarta:
STSRI.

10 Aliran-aliran Case Method https://daring.i Memahami Aliran- Dapat menjawab Case 5% 1 x 3 sks x 170 Humar Sahman,
dalam seni Diskusi si- aliran dalam seni rupa secara verbal : - Partisipatif Method mnt 1993,”Mengenali Dunia Seni
rupa modern: Kelompok, tema - ska.ac.id/cours modern: Surealisme, Aliran-aliran Tes Lisan Terdiri dari : Rupa”, IKIP Semarang Press
Surealisme, Aliran-aliran e/view.php?id Futurisme, dadaisme, dalam seni rupa TM (1 x 3 x 50 Soegeng TM (ed); 1987
Futurisme, dalam seni rupa =27 pop art, Post modern: mnt) Pengantar Apresiasi Seni
dadaisme, modern: moderisme Surealisme, PT( 1 x 3 x 60 Rupa, Surakarta: ASKI.
pop art, Post Surealisme, Futurisme, mnt) Soedarso SP; 1990 Sejarah
moderisme Futurisme, dadaisme, pop BM (1 x 3 x 60 Perkembangan Seni Rupa
dadaisme, pop art, art, Post mnt) Modern, Yogyakarta: STSRI.
Post moderisme moderisme Soedarso SP; 1974 Pengertian
Evaluasi materi Seni. Terjemahan buku The
dan Tanya Jawab Meaning of Art, Yogyakarta:
STSRI.

11 Mengenal Case Method https://daring.i Memahami tokoh Dapat menjawab Case 5% 1 x 3 sks x 170 Humar Sahman,
tokoh Diskusi si- senirupa dan karyanya secara verbal : - Partisipatif Method mnt 1993,”Mengenali Dunia Seni
senirupa dan Kelompok, tema - ska.ac.id/cours :- Tokoh Seni Rupa Tentang tokoh Tes Lisan Terdiri dari : Rupa”, IKIP Semarang Press
karyanya :- Mengenal tokoh e/view.php?id Luar Negeri (picasso, senirupa dan TM (1 x 3 x 50 Soegeng TM (ed); 1987
Tokoh Seni senirupa dan =27 leonardo da vinci, karyanya :- mnt) Pengantar Apresiasi Seni
Rupa Luar karyanya :- Tokoh Rembrant, Van Goch, Tokoh Seni PT( 1 x 3 x 60 Rupa, Surakarta: ASKI.
Negeri Seni Rupa Luar Michele Angelo, Rupa Luar mnt) Soedarso SP; 1990 Sejarah
(picasso, Negeri (picasso, Salvador Dali, Andy Negeri (picasso, BM (1 x 3 x 60 Perkembangan Seni Rupa
leonardo da leonardo da vinci, Warhol, Basquiat, leonardo da mnt) Modern, Yogyakarta: STSRI.
vinci, Rembrant, Van Keith Haring dll vinci, Rembrant, Soedarso SP; 1974 Pengertian
Rembrant, Goch, Michele Van Goch, Seni. Terjemahan buku The
Van Goch, Angelo, Salvador Michele Angelo, Meaning of Art, Yogyakarta:
Michele Dali, Andy Salvador Dali, STSRI.

94
Angelo, Warhol, Basquiat, Andy Warhol,
Salvador Keith Haring dll Basquiat, Keith
Dali, Andy Haring dll
Warhol, Evaluasi materi
Basquiat, dan Tanya Jawab
Keith Haring
dll

12 Mengenal Caase Method https://daring.i Memahami Dapat menjawab Case 5% 1 x 3 sks x 170 - Humar Sahman,
tokoh Diskusi si- tokoh senirupa dan secara verbal : - Partisipatif Method mnt 1993,”Mengenali Dunia Seni
senirupa dan Kelompok, tema - ska.ac.id/cours karyanya :- Tokoh Tentang tokoh Tes Lisan Terdiri dari : Rupa”, IKIP Semarang Press
karyanya :- Mengenal tokoh e/view.php?id Seni Rupa Dalam senirupa dan TM (1 x 3 x 50 - Soegeng TM (ed); 1987
Tokoh Seni senirupa dan =27 Negeri (Affandi, karyanya :- mnt) Pengantar Apresiasi Seni
Rupa Dalam karyanya :- Tokoh Sujojono, Basuki Tokoh Seni PT( 1 x 3 x 60 Rupa, Surakarta: ASKI.
Negeri Seni Rupa Dalam Abdullah, Agus Rupa Dalam mnt) - Soedarso SP; 1990 Sejarah
(Affandi, Negeri (Affandi, Suwage, Tisna Negeri (Affandi, BM (1 x 3 x 60 Perkembangan Seni Rupa
Sujojono, Sujojono, Basuki Sanjaya, I Gusti Sujojono, Basuki mnt) Modern, Yogyakarta: STSRI.
Basuki Abdullah, Agus Nengah Nurate, Hery Abdullah, Agus - Soedarso SP; 1974 Pengertian
Abdullah, Suwage, Tisna Dono, Edi Hara, Edi Suwage, Tisna Seni. Terjemahan buku The
Agus Sanjaya, I Gusti Prabandono dll Sanjaya, I Gusti Meaning of Art, Yogyakarta:
Suwage, Nengah Nurate, Nengah Nurate, STSRI.
Tisna Hery Dono, Edi Hery Dono, Edi
Sanjaya, I Hara, Edi Hara, Edi
Gusti Nengah Prabandono dll Prabandono dll
Nurate, Hery
Dono, Edi Evaluasi materi
Hara, Edi dan Tanya Jawab
Prabandono
dll
13 Mahasiswa Pencipta Case Method https://daring.i Memahami tentang Dapat menjawab Case 5% 1 x 3 sks x 170 - Humar Sahman,
mampu an karya Diskusi si- Penciptaan karya - secara verbal : - Partisipatif Method mnt 1993,”Mengenali Dunia Seni
menjelaskan - Obyek Kelompok, tema - ska.ac.id/cours Obyek tentang Tes Lisan Terdiri dari : Rupa”, IKIP Semarang Press
Proses Penciptaan - Penciptaan karya - e/view.php?id - Mendekati sumber Penciptaan karya TM (1 x 3 x 50 -
Seni (S1, S2, Mendek Obyek =27 inspirasi - Obyek mnt) Soegeng TM (ed); 1987
KU1, KU2, ati - Mendekati - Ide /Gagasan - Mendekati PT( 1 x 3 x 60 Pengantar Apresiasi Seni
KU11, P5, P6, sumber sumber inspirasi -Mengembangkan ide sumber inspirasi mnt) Rupa, Surakarta: ASKI.
KK4, KK19) inspirasi - Ide /Gagasan gagasan (berfikir alat - Ide /Gagasan BM (1 x 3 x 60 - Soedarso SP; 1990 Sejarah
- Ide -Mengembangkan bahan teknik, dan - mnt) Perkembangan Seni Rupa
/Gagasa ide gagasan perencangan awal Mengembangkan Modern, Yogyakarta: STSRI.
n (berfikir alat terkait visual) ide gagasan - Soedarso SP; 1974 Pengertian
- bahan teknik, dan Visualisasi ke media (berfikir alat Seni. Terjemahan buku The
Menge perencangan awal bahan teknik, Meaning of Art, Yogyakarta:

95
mbangk terkait visual) dan perencangan STSRI.
an ide Visualisasi ke awal terkait
gagasan media visual)
(berfikir Visualisasi ke
alat Evaluasi materi media
bahan dan Tanya Jawab
teknik,
dan
perenca
ngan
awal
terkait
visual)
Visualis
asi ke
media

14 Mahasiswa Apresias Case Method https://daring.i Memahami Tentang Dapat Case 5% 1 x 3 sks x 170 - Humar Sahman,
mampu i karya Diskusi si- Apresiasi karya seni menjelaskan Partisipatif Method mnt 1993,”Mengenali Dunia Seni
menjelaskan seni Kelompok, tema - ska.ac.id/cours rupa secara tertulis : - Tes tertulis Rupa”, IKIP Semarang Press
tentang apresiasi rupa Apresiasi karya e/view.php?id 1. proses pengamatan Tentang Terdiri dari : - Soegeng TM (ed); 1987
seni. (S1, S2, 1. seni rupa =27 karya seni seniman Apresiasi karya TM (1 x 3 x 50 Pengantar Apresiasi Seni
KU1, KU2, proses 1. proses (penugasan apresiasi seni rupa mnt) Rupa, Surakarta: ASKI.
KU11, P1, P5, pengam pengamatan karya karya salah satu 1. proses PT( 1 x 3 x 60 - Soedarso SP; 1990 Sejarah
P6, KK4, KK19) atan seni seniman seniman) pengamatan mnt) Perkembangan Seni Rupa
karya (penugasan karya seni BM (1 x 3 x 60 Modern, Yogyakarta: STSRI.
seni apresiasi karya seniman mnt) - Soedarso SP;
seniman salah satu (penugasan 1974 Pengertian Seni.
seniman) apresiasi karya Terjemahan buku The
salah satu Meaning of Art, Yogyakarta:
Evaluasi materi seniman) STSRI.
dan Tanya Jawab

15 Apresiasi karya Case Method https://daring.i Memahami Tentang Dapat Case 5% 1 x 3 sks x 170 - Humar Sahman,
seni rupa Diskusi si- Apresiasi karya seni menjelaskan Partisipatif Method mnt 1993,”Mengenali Dunia Seni
Kunjungan Kelompok, tema - ska.ac.id/cours rupa secara tertulis : - Tes tertulis Terdiri dari : Rupa”, IKIP Semarang Press
pameran/ Apresiasi karya e/view.php?id Apresiasi karya seni Tentang TM (1 x 3 x 50 - Soegeng TM (ed); 1987
museum seni rupa =27 rupa Apresiasi karya mnt) Pengantar Apresiasi Seni
1. kunjungan 1. kunjungan seni rupa PT( 1 x 3 x 60 Rupa, Surakarta: ASKI.
pameran/ pameran/ museum Apresiasi karya mnt) - Soedarso SP; 1990 Sejarah
museum (Kegiatan kunjungan seni rupa BM (1 x 3 x 60 Perkembangan Seni Rupa

96
(Kegiatan ke museum/lokasi 1. kunjungan mnt) Modern, Yogyakarta: STSRI.
kunjungan ke pameran karya seni pameran/ - Soedarso SP; 1974 Pengertian
museum/lokasi rupa) museum Seni. Terjemahan buku The
pameran karya (Kegiatan Meaning of Art, Yogyakarta:
seni rupa), kunjungan ke STSRI.
mahasiswa museum/lokasi -
membuat laporan pameran karya
kunjungan seni rupa)
- E
valuasi materi
dan Tanya
Jawab

16 UAS Mahasiswa UAS (Tes Case Method https://daring.i Menjawab soal Dapat menjawab Case 20% 1 x 3 sks x 170 - Humar Sahman,
mampu menjawab tertulis si- pilihan ganda dan secara tertulis Partisipatif Method mnt 1993,”Mengenali Dunia Seni
beberapa soal pilihan Tes tertulis ska.ac.id/cours menjawab essay) soal pilihan Tes Lisan Terdiri dari : Rupa”, IKIP Semarang Press
essay yang ganda dan pilihan ganda dan e/view.php?id ganda dan TM (1 x 3 x 50 - Soegeng TM (ed); 1987
diberikan dosen menjawab menjawab essay) =27 menjawab essay) mnt) Pengantar Apresiasi Seni
melalui soal ujian. essay) PT( 1 x 3 x 60 Rupa, Surakarta: ASKI.
mnt) - Soedarso SP; 1990 Sejarah
BM (1 x 3 x 60 Perkembangan Seni Rupa
mnt) Modern, Yogyakarta: STSRI.
- Soedarso SP; 1974 Pengertian
Seni. Terjemahan buku The
Meaning of Art, Yogyakarta:
STSRI.

97
RUBRIK

Lembar Tugas Mahasiswa

Program Studi : Seni Murni

Fakultas : Seni Rupa & Desain

Institut Seni Indonesia Surakarta


RENCANA TUGAS MAHASISWA
MATA KULIAH Pengetahuan Seni Rupa
KODE SR1493101 SKS 3 SEMESTER 1
DOSEN 1.
PENGAMPU 2.
BENTUK Tes tertulis menjawab Soal essay
TUGAS
JUDUL TUGAS Mahasiswa menjawab dan menjelaskan pertanyaan essay
SUB CPMK Mahasiswa mampu menjelaskan ruang lingkup seni rupa murni
(fine Art) (S1, S2, KU2, KU8, P4, P5, KK4)
DESKRIPSI Jawablah beberapa soal dibawah ini !
TUGAS 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan fine art, bedanya dengan
applied art apa !
2. Jelaskan seni dilihat dari segi formalistiknya !
3. Jelaskan beberapa teknik dalam seni grafis !
4. Jelaskan beberapa teknik dalam seni patung !
5. Jelaskan perbedaan seni mural dengan seni grafity !
METODE Tuliskan jawaban pada kertas folio yang telah disediakan
PENGERJAAN Kerjakan dengan jujur, tutup buku, tulis sesuai pemahaman
TUGAS
BENTUK DAN Berupa jawaban soal essay secara tertulis
FORMAT
LUARAN
INDIKATOR, 1. Kemampuan menjawab secara tertulis
KRITERIA DAN
BOBOT 2. Ketepatan jawaban secara tertulis
PENILAIAN
JADWAL Pertemuan kelas
PELAKSANAAN
LAIN-LAIN -
DAFTAR - Humar Sahman, 1993,”Mengenali Dunia Seni
RUJUKAN Rupa”, IKIP Semarang Press

98
Rubrik Penilaian Akhir Pembelajaran

1. Rubrik Penilaian Keaktifan (Case Method)


Indikator :
1. Kuantitas Respon Mahasiswa
2. Mengidentifikasi Masalah
3. Memberikan Penjelasan
4. Mengusulkan Solusi

Indikator BOBOT
5 4 3 2 1
Kuantitas ≥80% 80%>R≥60% 60%>R≥40% 40%>R≥20% <20%
Respon
Mahasiswa
Mengidentifik Masalah Masalah Masalah Masalah Tidak
asi Masalah disampaika disampaikan disampaikan disampaikan menyampai
n dengan sangat dengan baik dan dengan baik dan kan
dengan baik dan struktur struktur permasalah
kritis dan struktur kalimat kalimat yang kalimat yang an atau
sangat yang runtut bisa dimengerti mengikuti
baik dan runtut permasalah
struktur an
kalimat temannya
yang runtut
Memberikan Memberika Memberikan Memberikan Memberikan Mengik
Penjelasan n penjelasan penjelasan penjelasan uti
penjelasan dari dasar runtut pada tingkat dasar penjelas
runtut dari sampai lanjut dasar an
dasar temann
sampai ya
lanjut
Mengusulkan Memberika Memberikan Memberikan Memberikan Tidak
Solusi n usulan usulan usulan solusi usulan solusi member
solusi solusi yang yang logis yang kurang ikan
yang kritis logis dan tetapi kurang logis usulan
dan aplikatif aplikatif solusi
aplikatif

99
1. Rubrik Penilaian Portofolio (tugas proyek)
Indikator:

1. Kedisiplinan mengumpulkan tugas

2. Kuantitas pengerjaan

3. Hasil pekerjaan

4. Kemampuan analisis

Indikator Bobot

5 4 3 2 1

Kedisiplinan Tugas Tugas Tugas Tugas Tugas


Mengumpulkan dikumpulk dikumpulkan dikumpulk dikumpulkan dikumpulkan
Tugas an terlambat an terlambat 1 akhir
sebelum sampai 12 terlambat 1 bulan semester
batas jam minggu
waktu
Kuantitas ≥80% 80%>N≥60 60%>N≥4 40%>N≥20% <20%
Pengerjaan % 0%
Hasil Pekerjaan Langkah Langkah Langkah Langkah Hasil
penyelesaia penyelesaian penyelesai penyelesaian pekerjaan
n tugas an tugas tugas tidak tidak
tugas diuraikan diuraikan diuraikan dan sesuai
diuraikan dan singkat dan hasilnya sama dengan tugas
dengan hasilnya hasilnya dengan
lebih dari sama dengan sama teknik yang
satu teknik yang dengan diajarkan
alternatif, diajarkan. teknik
hasilnya yang
sesuai diajarkan
teknik
yang
diajarkan.
Kemampuan Memberikan Memberikan Memberikan Memberikan Tidak ada
analisis analisis analisis analisis logis analisis analisis
kritis, logis, yang logis, tanpa
diikuti diikuti dengan diberikan
dengan dasar-dasar dasar konsep
dasar-dasar konsep yang
konsep yang benar
benar

100
1. Rubrik Penilaian Presentasi
Nama :

NIM :

No AspekPenilaian KriteriaPenilaian SkorMaksimum Penilaian

1 Penyajian Persiapan 10
Urutan Materi 10
Penggunaan Alat 10
Bantu/Media Lain
2 Naskah Presentasi Kesesuaian dengan 30
Materi
Komposisi Slide
3 Pemaparan Kejelasan Presentasi 30
4 Sikap Penampilan 10
Total Nilai

2. Rubrik Penilaian UTS/UAS


Indikator Bobot
5 4 3 2 1
Menjelaskan Mampu Mampu Mampu Penjelasannya Penjelasannya
menjelaskan menjelaskan menjelaskan ada bagian ditemukan
konsep dengan konsep dengan konsep yang kurang salah konsep
benar, detail dan benar dan dengan benar secara
terstruktur detail benar konsep
Menerapkan Mampu Mampu Mampu Proses Alur langkah-
menerapkan menerapkan menerapkan langkah- langkah
langkah-langkah langkah- langkah- langkah ada kesalahan
mencipta karya langkah langkah ada bagian
dengan benar, mencipta mencipta yang kurang
detail karya karya benar secara
dan terstruktur dengan benar, dengan konsep
detail benar

Menganalisis Mampu Mampu Mampu Ada bagian Ditemukan


menganalisis menganalisis menganalisis analisis yang salah
Obyek karya Obyek karya Obyek karya kurang benar konsep dalam
dengan benar, dengan benar, dengan secara analisisnya
dijelaskan dijelaskan benar konsep
secara detail secara detail
dan terstruktur
Untuk merubah kegiatan assesmen Pembelajaran menggunakan RUMUS :

1. Bila menggunakan UTS


(2 x Nilai Harian) + (3 x Nilai UTS) + (5 x Nilai UAS) = NILAI
10
2. Bila Tanpa UTS

101
(4 x Nilai Harian) + (6 x Nilai UAS) = NILAI
10

Nilai
No. Skor Nilai
Angka Huruf
1. 100 4,00 A
2. 84 3,75 A-
3. 79 3,50 A/B
4. 74 3,25 B+
5. 69 3,00 B
6. 64 2,75 B-
7. 59 2,50 B/C
8. 54 2,25 C+
9. 49 2,00 C
10. 44 1,75 C-
11. 39 1,50 C/D
12. 34 1,25 D+
13. 29 1,00 D
14. 24 0,75 D-
15. 19 0,50 D/E
16. 14 0,25 E+
17. 9 0 E

102

Anda mungkin juga menyukai