Anda di halaman 1dari 164

Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

Laporan Akhir 1
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga Laporan Akhir pada kegiatan
penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi dapat diselesaikan tepat
pada waktunya. Pada Laporan Pendahuluan ini berisi mengenai latar
belakang pelaksanaan kegiatan dan evaluasi.

Harapan besar melalui pelaksanaan kegiatan penyusunan


Background Study Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Bidang Ekonomi ini dapat menjadi masukan bagi pelaksanaan
dan penyelenggaraan Pemerintah Daerah memberikan perlindungan
kepada setiap aktivitas masyarakat, untuk mendorong peran serta
masyarakat melalui organisasi masyarakat dapat menjadi perisai dalam
pembangunan daerah. Hal inilah yang menjadi semangat yang terdapat
dalam Background Study Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi.

Tim Penyusun

Laporan Akhir i
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................. ii

DAFTAR TABEL ........................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ....................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1

1.2 Maksud dan Tujuan ............................................................... 3

1.2.1 Maksud ......................................................................... 3

1.2.2 Tujuan .......................................................................... 3

1.3 Dasar Hukum ......................................................................... 4

1.4 Ruang Lingkup ....................................................................... 8

1.5 Kajian Teori ............................................................................ 9

1.5.1 Perencanaan Pembangunan Daerah .............................. 9

1.5.2 Evaluasi Perencanaan Pembangunan Daerah .............. 22

1.6 Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan........................................ 24

1.6.1 Pendekatan ................................................................. 24

1.6.2 Pengumpulan Data ...................................................... 24

1.6.3 Analisis Data ............................................................... 27

1.6.4 Kerangka Pikir ............................................................. 28

BAB II EVALUASI CAPAIAN RPJPD BIDANG EKONOMI ............... 30

2.1 Evaluasi berdasarkan Indikator Makro ................................. 30

2.2 Evaluasi berdasarkan Pencapaian RPJMD ............................ 40

2.2.1 Periodesasi RPJMD 2005 – 2010 .................................. 40

2.2.2 Periodesasi RPJMD 2010-2015 .................................... 42

2.2.3 Periodesasi RPJMD 2016-2021 .................................... 48

Laporan Akhir ii
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

2.2.4 Periodesasi RPJMD 2021-2026 .................................... 51

2.3 Evaluasi berdasarkan Indikator Kinerja ................................ 54

2.3.1 Evaluasi RPJMD Tahun 2005-2010 ............................. 54

2.3.2 Evaluasi RPJMD Tahun 2010-2015 ............................. 68

2.3.3 Evaluasi RPJMD Tahun 2016-2021 ............................. 90

2.3.4 Evaluasi RPJMD Tahun 2021-2026 ........................... 101

BAB III ISU STRATEGIS RPJPD BIDANG EKONOMI ................. 107

3.1 Telaah Dokumen Sektoral Pemerintah Pusat....................... 107

3.1.1 Megatren Dunia 2045 ................................................ 107

3.1.2 Indonesia Emas 2045 ................................................ 109

3.1.3 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan ........................ 110

3.1.4 Isu Pilar Pembangunan Ekonomi Yang Berkelanjutan 113

3.1.5 Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional 2015-


2035 ........................................................................ 116

3.1.6 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2025-


2045 ........................................................................ 122

3.1.7 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-


2024 ........................................................................ 128

3.2 Telaah Dokumen Sektoral Pemerintah Daerah .................... 135

3.2.1 RTRW Provinsi Jawa Tengah...................................... 135

3.2.2 RIPIP ......................................................................... 137

3.2.3 RPIK Kabupaten purbalingga ..................................... 139

3.3 Rumusan Isu Strategis Daerah ........................................... 142

BAB IV ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN POKOK................... 148

3.4 Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Periode I (2025-


2029) 148

3.5 Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Periode II (2030-


2034) 149

Laporan Akhir iii


Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

3.6 Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Periode III


(2035-2039) ........................................................................ 151

3.7 Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Periode IV (2040-


2045) 153

BAB V PENUTUP ..................................................................... 155

4.1 Kesimpulan ........................................................................ 155

1.2. Rekomendasi ..................................................................... 156

Laporan Akhir iv
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 3 Evaluasi Terhadap Indikator Kinerja RPJMD 2021-2026101


Tabel 2. 1 Indikator Makro Evaluasi Capaian RPJMD ...................... 30
Tabel 2. 2 Pertumbuhan Ekonomi di Karisidenan Banyumas ........... 31
Tabel 2. 3 Evaluasi Terhadap Pencapaian RPJMD 2005-2010 ......... 40
Tabel 2. 4 Evaluasi Terhadap Pencapaian RPJMD 2010-2015 .......... 43
Tabel 2. 5 Evaluasi Terhadap Pencapaian RPJMD 2016-2021 .......... 48
Tabel 2. 6 Evaluasi Terhadap Pencapaian RPJMD 2021-2026 ......... 51
Tabel 2. 7 Evaluasi Terhadap Indikator Kinerja RPJMD 2005-2010 . 54
Tabel 2. 8 Evaluasi Terhadap Indikator Kinerja RPJMD 2010-2015 . 68
Tabel 2. 9 Evaluasi Terhadap Indikator Kinerja RPJMD 2016-2021 . 90
.

Laporan Akhir v
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi di Barlingmascakep


Banyumas Tahun 2022.................................................................... 31
Gambar 2. 2 Perbandingan Indeks Gini di Karisidenan Banyumas
Tahun 2021 ..................................................................................... 32
Gambar 2. 3 Perbandingan Indeks Gini di Barlingmascakep Tahun
2017-2021 ....................................................................................... 34
Gambar 2. 2 PDRB Per Kapita Kabupaten Purbalingga .................... 35
Gambar 2. 5 PDRB Per Kapita Barlingmascakep Tahun 2021 .......... 36
Gambar 2. 6 Realisasi Investasi Kabupaten Purbalingga .................. 37
Gambar 2. 7 Kunjungan Wisata di Barlingmascakep Tahun 2021 .... 38
Gambar 3. 1 Bangun Industri Nasional (Source : RIPIN 2015) .......... 121
Gambar 3. 2 Isu Strategis Daerah Kabupaten Purbalingga 1 ............ 143
Gambar 3. 3 Isu Strategis Daerah Kabupaten Purbalingga 2 ............ 144
Gambar 3. 4 Isu Strategis Daerah Kabupaten Purbalingga 3 ............ 146
Gambar 3. 3 Isu Strategis Daerah Kabupaten Purbalingga 4 ............ 147

Laporan Akhir vi
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

1 BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional merupakan suatu tata
cara perencanaan pembangunan yang menghasilkan rencana
pembangunan yang berjenjang diantaranya perencanaan jangka panjang,
jangka menengah, hingga tahunan. SPPN mengatur segala aktivitas yang
dilakukan terkait dengan perencanaan yang dilakukan oleh unsur
penyelenggara negara hingga masyarakat baik di tingkat Pusat maupun
Daerah. SPPN yang aktivitasnya dilakukan di daerah dibagi menjadi 3
rencana pembangunan yaitu Rencana pembangunan jangka panjang
daerah (RPJPD) yaitu dokumen perencanaan daerah untuk periode 20
(dua puluh) tahun. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD), yaitu dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 (lima)
tahun. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) adalah dokumen
perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun atau disebut dengan
rencana pembangunan tahunan daerah. Dalam pelaksanaannya,
perencanaan pembangunan daerah harus menggunakan prinsip seperti
diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 8
Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah dan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 Tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata
Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah.
RPJPD merupakan rencana pembangunan jangka panjang 20
tahunan berbasis scenario planning. Dokumen rencana pembangunan
daerah akan memuat hal- hal yang penting dan menjadi prioritas sesuai

Laporan Akhir 1
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

kebutuhan masing-masing daerah salah satunya kondisi perekonomian


akan dibahas dalam dokumen perencanaan daerah. Dalam rencana
pembangunan juga akan memuat terkait dengan permasalahan dan isu
strategis di daerah. Berkaitan dengan bidang perekonomian isu strategis
dan permasalahan yang ada diantaranya berkaitan dengan tenaga kerja
dan lapangan pekerjaan, koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM), penanaman modal, statistik mengenai indikator mikro maupun
makro ekonomi dan lain sebagainya.
Kabupaten Purbalingga merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi
Jawa tengah yang telah memiliki RPJPD, dituangkan dalam Peraturan
Daerah (PERDA) Kabupaten Purbalingga Nomor 1 Tahun 2009 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Purbalingga
Tahun 2005 – 2025. Dokumen RPJPD yang akan berakhir pada tahun
2025 merupakan periode krusial bagi suatu daerah untuk menyusun
dokumen perencanaan kembali sebagai respon terhadap tuntutan kinerja
pembangunan yang ada. Sistem perencanaan pembangunan jangka
panjang merupakan upaya untuk menjaga konsistensi dan
kesinambungan Proses persiapan perencanaan RPJPD Kabupaten
Purbalingga meliputi penyiapan, penghimpunan, dan telaah-telaah
berbagai data sebagai sebuah sistem informasi yang dibutuhkan untuk
perencanaan pembangunan daerah. Tahap awal perencanaan RPJPD
dilakukan melalui penyusunan background study yang berisi hasil kajian
tentang kondisi daerah dan urusan daerah, isu strategis yang akan
menjadi landasan RPJPD berikutnya, serta indikator kinerja daerah yang
akan ditetapkan untuk pembangunan jangka panjang. Penyusunan
background study jangka panjang bidang ekonomi perlu dilakukan
sebagai landasan RPJPD Kabupaten Purbalingga berikutnya serta
indikator kinerja daerah yang akan ditetapkan arah pembangunan
daerah.
Evaluasi dalam penyusunan Background Study merupakan tahapan
yang sangat pening untuk dilakukan dalam rangka mengetahui capaian
pembangunan daerah sudah mencapai tujuan/sasaran yang diharapkan.
Dalam evaluasi terdapat informasi penting yang dapat digunakan oleh

Laporan Akhir 2
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

pemangku kebijakan dalam pengambilan keputusan atau kebijakan.


Pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah adalah suatu proses
pemantauan dan supervisi dalam penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan pembangunan serta menilai hasil realisasi kinerja dan
keuangan untuk memastikan tercapainya target secara ekonomis, efisien,
dan efektif. Surat Edaran Nomor 600.2.1/1570/SJ tentang Penyusunan
Evaluasi Terhadap Hasil Pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah Tahun 2005-2025 menjadi pedoman dalam penyusunan
Background Study Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Kabupaten Purbalingga Tahun 2025-2045.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka
Pemerintah Kabupaten Purbalingga perlu melakukan penyusunan
dokumen Background Study Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2025-2045 Bidang Ekonomi
sebagai bahan dalam penyusunan Dokumen Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Purbalingga Tahun 2025-
2045.

1.2 Maksud dan Tujuan


1.2.1 Maksud
Maksud dari kegiatan penelitian ini yaitu Penyusunan Background
Study Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten
Purbalingga Tahun 2025-2045 Bidang Ekonomi dimaksudkan sebagai
bahan dalam penyusunan Dokumen Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) 2025-2045 khususnya Bidang Ekonomi.

1.2.2 Tujuan
Adapun tujuan khusus dari penyusunan dokumen Background
Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang
Ekonomi sebagai berikut:
1. Mengevaluasi capaian kinerja pembangunan Bidang Ekonomi
Kabupaten Purbalingga.
2. Mengidentifikasi dan merumuskan isu-isu strategis yang
berkembang dalam Bidang Ekonomi.

Laporan Akhir 3
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

3. Merumuskan dan merekomendasikan arah kebijakan pembangunan


daerah Bidang Ekonomi.

1.3 Dasar Hukum


Dasar hukum penyusunan Background Study Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun
2025-2045 Bidang Ekonomi sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 13);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4421);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
5. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4868);
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);
7. Undang–Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang–Undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 5234) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Undang–Undang

Laporan Akhir 4
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang–


Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor
183, Tambahan Lembaran Negara Nomor 6398);
8. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);
9. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587),
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang -
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
11. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik Nomor 5601);
12. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1992 tentang Pembentukan
Kecamatan di wilayah Kabupaten-kabupaten Daerah Tingkat II
Purbalingga, Cilacap, Jepara, dan Kendal, serta Penataan Kecamatan
di Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang dalam Wilayah
Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun1992 Nomor 89);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah

Laporan Akhir 5
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 187,


Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6402);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2017 tentang Sinkronisasi
Proses Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 05,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6056);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar
Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6178);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6322);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2019 Tentang Laporan Dan
Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6323);
19. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2017
tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 36);
20. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 10);
21. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2020
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM
Nasional) Tahun 2020-2024 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2020 Nomor 10);
22. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2008 Nomor 3 Seri E Nomor 3, Tambahan Lembaran
Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9);

Laporan Akhir 6
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

23. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 16 Tahun 2019


tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2010
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun
2009-2029 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019
Nomor 16, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah
Nomor 121);
24. Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Nomor 01 Tahun 2009
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten
Purbalingga Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten
Purbalingga Tahun 2009 Nomor 01);
25. Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Nomor 12 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten
Purbalingga (Lembaran Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2016
Nomor 12, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Purbalingga
Nomor 30);
26. Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Nomor 10 Tahun 2020
tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga
Nomor 5 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Purbalingga Tahun 2011-2031.
27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 80
Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 120
Tahun 2018 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor
157);
28. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata
Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan
Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja

Laporan Akhir 7
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017


Nomor 1312);
29. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 98
Tahun 2018 tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1538);
30. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 70 Tahun 2019 tentang
Sistem Informasi Pemerintah Daerah;
31. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 90
Tahun 2019 tentang Klasifikasi, Kodefikasi, dan Nomenklatur
Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah;
32. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2020 tentang
Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2019
tentang Laporan dan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
33. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 600.2.1/1570/SJ tentang
Penyusunan Evaluasi terhadap Hasil Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025.

1.4 Ruang Lingkup


Ruang lingkup kegiatan Background Study Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi yaitu:
1. Menyusun instrumen evaluasi dan capaian kinerja pembangunan
bidang ekonomi Kabupaten Purbalingga yang mempodemani Surat
Edaran Nomor 600.2.1/1570/SJ tentang Penyusunan Evaluasi
Terhadap Hasil Pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah Tahun 2005-2025
2. Merumuskan capaian kinerja hasil pembangunan daerah bidang
ekonomi Kabupaten Purbalingga hingga dengan tahun evaluasi 2022.
3. Menganalisis capaian kinerja hasil pembangunan daerah bidang
ekonomi Kabupaten Purbalingga dengan pendekatan time-series,
capaian dan gap analisis.
4. Menelaah dokumen sektoral terkait baik di pusat dan daerah yang
relevan dalam perumusan isu strategis daerah.

Laporan Akhir 8
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

5. Merumuskan arah kebijakan pembangunan daerah jangka Panjang


bidang ekonomi Kabupaten Purbalingga.
6. Merumuskan sasaran pokok pembangunan daerah jangka Panjang
Bidang ekonomi Kabupaten Purbalingga.

1.5 Kajian Teori


1.5.1 Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan berasal dari kata rencana,yang artinya rancangan
atau rangka sesuatu yang akan dikerjakan. Dari pengertian sederhana
tersebut dapat diuraikan beberapa komponen penting, yakni tujuan (apa
yang ingin dicapai), kegiatan (tindakan-tindakan untuk merealisasikan
tujuan) dan waktu (kapan bilamana kegiatan tersebut hendak dilakukan).
Apapun yang direncanakan tentu saja merupakan tindakan-tindakan
dimasa depan (untuk masa depan). Dengan demikian suatu perencanaan
bisa dipahami sebagai respon (reaksi) terhadap masa depan.
Perencanaan merupakan suatu proses yang kontinu yang meliputi
dua asapek, yaitu formulasi perencanaan dan pelaksanaannya.
Perencanaan dapat digunakan untuk mengontrol dan mengevaluasi
jalannya kegiatan, karena sifat rencana itu adalah sebagai pedoman
pelaksanaan kegiatan.
Perencanaan dapat dilakukan dalam berbagai bidang, namun tidak
semua rencana merupakan perencanaan pembangunan terkait dengan
kebijaksanaan pembangunan maka pemerintah berperan sebagai
pendorong pembangunan, ini terkait dengan defenisi perencanaan yang
merupakan upaya institusi publik untuk membuat arah kebijakan
pembangunan yang harus dilakukan disebuah wilayah baik di negara
maupun daerah dengan didasarkan keunggulan dan kelemahan yang di
miliki oleh wilayah tersebut.
Fungsi perencanaan itu merupakan sebagai usaha persiapan yang
sistematik tentang berbagai kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam
rangka mencapa tujuan. Perencanaan ialah perumusan tujuan prosedur,
metode dan jadwal pelaksanaannya, didalamnya termasuk ramalan
tentang kondisi dimasa akan datang dan perkiraan akibat dari

Laporan Akhir 9
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

perencanaan terhadap kondisi tersebut. Rencana pembangunan


hendaknya dapat pula menimbulkan solidaritas nasional dan solidaritas
sosial, keterlibatan dalam memikul beban dan tanggung jawab.
Pembangunan merupakan sebuah proses menuju tercapainya
tujuan negara. Banyak faktor yang terlibat dalam pembangunan tersebut,
saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Pembangunan tidak dapat
berjalan secara spontan begitu saja, tetapi melalui suatu proses yang
disebut dengan perencanaan pembangunan, namun pemerintahlah yang
paling banyak berperan terutama dalam proses perencanaan.
Pembangunan adalah proses perubahan yang terus menerus untuk
menuju keadaan yang lebih baik berdasarkan norma-norma tertentu.
Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang
bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan bisa
saja diartikan berbeda oleh satu orang dengan orang lain, daerah yang
satu dengan daerah lainnya, Negara satu dengan Negara lain.
Pada hakikatnya, pengertian pembangunan secara umum adalah
proses perubahan yang terus menerus untuk menuju keadaan yang baik
berdasarkan norma-norma tertentu. Mengenai pengertian pembangunan
para ahli memberikan defenisi yang bermacam-macam yaitu:
1. Siagian (2005:4) bahwa pembangunan adalah sebagai usaha atau
rangkaian usaha pertumbuhan yang berencana yang dilakukan
secara sadar oleh bangsa, Negara dan pemerintah maju modrenisasi
dalam rangka pembinaan bangsa.
2. Todaro 1998 (Dalam Listi Yaningsih 2014) mengatakan
pembangunan adalah proses multimensi yang mencakup
perubahan- 21 perubahan penting dalam struktur social, sikap-
sikap rakyat dan lembaga-lembaga nasional, dan juga akselerasi
pertumbuhan ekonomi, pengurangan kesenjangan (inequality)
pemberantasan kemiskinan absolut.
3. Afifudin (2012:42) Pembangunan adalah perubahan dalam arti
mewujudkan suatu kondisi kehidupan bernegara dan
bermasyarakat yang lebih baik dari kondisi sekarang. Dimana
kondisi yang lebih baik harus dilihat dari dalam cakupan dari

Laporan Akhir 10
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

keseluruhan kehidupan bernegara dan bermasyarakat, oleh


karenanya tidak hanya baik dalam arti penting dalam taraf
kehidupan, akan tetapi juga dalam segi-segi kehidupan lainnya,
karena dapat dipastikan bahwa suatu segi kehidupan mampu saling
berkaitan erat dengan segi-segi lainnya.

Bedasarkan defenisi diatas, dapat disimpulkan bahwa


pembangunan itu merupakan suatu proses kegiatan usaha yang secara
sadar dilakukan oleh masyarakat, dan pada prinsipnya menuju kepada
arah yang lebih baik. Pembangunan suatu bangsa tidak hanya dilakukan
dan dibedakan kepada sekelompok orang saja melainkan juga harus
melibatkan rakyat banyak yang juga akan menjadi subjek dan sekaligus
objek dari pembangunan itu sendiri. Pembangunan merupakan semacam
arah perjalanan yang sedang ditempuh manusia pada saat tertentu,
sehingga sejauh mungkin harus meikut sertakan masyarakat untuk
menentukan pilihan-pilihannya yang mendasar.
Perencanaan pembangunan daerah merupakan kegiatan yang tidak
mudah kerena akan berhadapan dengan berbagai permasalahan yang
sangat kompleks dan kompreherensif meliputi berbagai aspek sosial
masyarakat dari suatu keadaan yang ada dalam wilayah terkait. Maka
untuk menjaga pelaksanaan kegiatan agar sesuai dengan perencanaan
yang telah ditentukan sebelumnya, sehingga efisiensi dan efektifitas dapat
dicapai sangat dibutuhkan sekali pelaksanaan monitoring dan evaluasi
terhadap pelaksanaan pembangunan daerah. Monitoring dan evaluasi
merupakan fungsi menejemen 28 yang saling terkait. Monitoring dalam
prekteknya diidentikkan dengan pengawasan, pengendalian, atau
pemantauaan terhadap aktivitas atau kegiatan yang sedang berjalan,
sedangkan evaluasi sering diartikan sebagai penilaiaan terhadap suatu
hasil aktivitas yang dilakukan setelah kegiatan berjalan.
Perencanaan pembangunan daerah merupakan fungsi yang sangat
penting dan strategis, karena dengan perencanaan kita bisa melihat
daerah akan dibawa kemana, dengan tetap mempertimbangkan potensi
dan sumber daya yang dimiliki. Perencanaan yang baik adalah

Laporan Akhir 11
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

perencanaan yang dilakukan dengan tetap mendasarkan pada data dan


informasi yang akurat, valid dan akuntabel.
Perencanaan pembangunan mencangkup beberapa hal diantaranya:
1. Penentuan pilihan secara sadar mengenai tujuan-tujuan konkrit
yang hendak dicapai dalam jangka waktu tertentu atas dasar nilai
yang dimiliki oleh masyarakat yang bersangkutan.
2. Pilihan diantara cara-cara alternaif yang efisien dan rasional guna
mencapai tujuan-tujuan tersebut.

Kendala dalam proses perencanaan pembangunan daerah secara


umum dapat dibagi menjadi 3 (tiga) macam menurut Riyadi dan Deddy
(2005: 349) yaitu:
1. Keadaan politis merupakan kendala yang disebabkan oleh adanya
kepentingan-kepentingan yang mendompleng pada substansi
perencanaan pembangunan.
2. Kondisi Sosial Ekonomi, biasanya mencerminkan kemampuan
finansial daerah karena kemampuan financial memiliki peran
penting untuk dapat merumuskan perencanaan yang baik.
3. Budaya atau Kultur yang dianut oleh masyarakat. Apabila kultur
ini tidak diberdayakan dan diarahkan kearah yang positif secara
optimal akan sangat mempengaruhi hasil-hasil perencanaan,
bahkan bisa sampai tahap implementasinya.

Dokumen perencanaan pembangunan daerah di Kabupaten


Purbalingga terdiri dari:
1. RPJMD Kabupaten Purbalingga Tahun 2011-2015
Berdasarkan analisis kondisi dan lingkungan strategis yang ada
pada saat ini dan akan dihadapi pada lima tahun yang akan datang,
disusun Prioritas Pembangunan Kabupaten Purbalingga Tahun 2011-
2015 sebagai berikut:
• Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Daerah yang Baik
(Reformasi Birokrasi), dengan fokus pada :

Laporan Akhir 12
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

• Peningkatan profesionalisme aparatur melalui penyempurnaan


manajemen kepegawaian, meliputi sistem karir, recruitment,
pendidikan, penempatan, promosi, dan mutasi PNS.
• Penguatan kelembagaan pemerintah daerah agar berfungsi
efektif dan efisien melalui penetapan dan penerapan sistem
indikator kinerja utama bagi setiap satuan kerja perangkat
daerah (SKPD).
• Pembangunan Pendidikan, dengan fokus pada :
• Terjaminnya akses seluruh masyarakat terhadap pelayanan
pendidikan dasar yang berkualitas dan peningkatan akses
masyarakat, terutama keluarga miskin, terhadap layanan
pendidikan menengah yang berkualitas (pendidikan dasar gratis
bagi keluarga miskin).
• Penerapan metodologi pendidikan tidak lagi berupa pengajaran
demi kelulusan ujian (teaching to the test), namun pendidikan
menyeluruh yang memperhatikan kemampuan interaksi sosial
dan interpersonal, pendidikan watak dan budi pekerti, serta
kecintaan terhadap budaya nasional dan semangat
nasionalisme dengan memasukkan muatan lokal berupa
pendidikan seni dan budaya daerah serta pendidikan budi
pekerti.
• Pengembangan pendidikan vokasi (formal) dan pendidikan
keterampilan (nonformal) yang bertujuan untuk mewujudkan
keselarasan antara ketersediaan tenaga terdidik dengan
kemampuan menciptakan lapangan kerja atau kewirausahaan,
serta untuk menjawab tantangan kebutuhan tenaga kerja.
• Pengembangan sekolah kejuruan dan pengayaan kurikulum
dengan muatan pendidikan ketrampilan dan kewirausahaan
pada sekolah umum.
• Pengembangan pendidikan keterampilan nonformal.
• Pembangunan Kesehatan dan Keluarga Berencana, dengan fokus
pada Peningkatan akses dan kualitas layanan kesehatan dengan

Laporan Akhir 13
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

tujuan agar seluruh masyarakat dapat memperoleh pelayanan


kesehatan yang berkualitas, terjangkau dan merata melalui :
• Revitalisasi Program Jaminan Pelayanan Kesehatan
Masyarakat (JPKM);
• Revitalisasi posyandu/posdaya; penyediaan prasarana, sarana,
dan tenaga kesehatan secara memadai di seluruh wilayah;
• Meningkatkan status RSUD dari tipe C menjadi tipe B;
• Pengendalian laju pertumbuhan penduduk;
• Peningkatan jangkauan pelayanan KB bagi keluarga miskin;
• Revitalisasi peran kader KB.
• Pembangunan Perdesaan dan Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Masyarakat, dengan fokus pada:
• Pemantapan otonomi desa melalui penguatan otonomi kultural
dan struktural masyarakat perdesaan, serta desentralisasi
pembangunan desa dan desentralisasi pengelolaan anggaran
desa yang mencerminkan semangat keadilan.
• Pemenuhan kebutuhan pangan dan papan, terutama bagi
keluarga miskin.
• Pemantapan pemenuhan kebutuhan pangan bagi keluarga
miskin; pemantapan ketahanan pangan berbasis potensi lokal;
penuntasan pemenuhan rumah layak huni bagi keluarga
miskin; fasilitasi penyediaan rumah sehat sederhana bagi
masyarakat berpenghasilan rendah.
• Pemenuhan akses masyarakat terhadap air bersih dan sanitasi
yang layak
• Pembangunan Pertanian Dalam Arti Luas, dengan fokus pada:
• Peningkatan ketahanan pangan dan revitalisasi pertanian
untuk mewujudkan kemandirian pangan, peningkatan daya
saing produk pertanian, peningkatan pendapatan petani, serta
kelestarian lingkungan dan sumber daya alam.
• Penyediaan benih/bibit varietas unggul yang teruji.
• Pengembangan pertanian organik.

Laporan Akhir 14
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

• Pengembangan komoditas unggul sesuai potensi agroekologis.


• Optimalisasi pendayagunaan potensi sumber daya alam lokal
bagi usaha pertanian.
• Peningkatan kapasitas dan kualitas infrastruktur pertanian.
• Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan
Koperasi, dengan fokus pada:
• Fasilitasi permodalan bagi Usaha Mikro dan Kecil.
• Pengembangan dan peningkatan produktivitas Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah (UMKM).
• Peningkatan daya saing industri kecil dan industri kreatif.
• Peningkatan peran dan fungsi koperasi dan lembaga keuangan
masyarakat sebagai penggerak ekonomi rakyat.
• Pengembangan Usaha Perdagangan, dengan fokus pada
pemantapan usaha perdagangan sebagai katalisator perekonomian
daerah melalui revitalisasi pasar tradisional dan pengaturan pasar
modern.
• Pengembangan Investasi dan Pembangunan Ketenagakerjaan,
dengan fokus pada:
• Pengembangan dan penguatan industri padat karya dengan
memanfaatkan potensi sumber daya lokal yang memiliki nilai
tambah tinggi dan ramah lingkungan untuk memperluas
kesempatan kerja dan meningkatkan pendapatan per kapita
masyarakat.
• Penciptaan lingkungan bisnis (business environment) yang
semakin kondusif untuk meningkatkan kegiatan usaha dan
investasi dengan menitikberatkan pada perbaikan kepastian
hukum, penyederhanaan prosedur perijinan, dan perbaikan
sistem informasi.
• Peningkatan keterampilan dan peningkatan akses tenaga kerja
terhadap lapangan kerja, perlindungan tenaga kerja, dan
peningkatan hubungan industrial.
• Pembangunan Pariwisata dan Seni Budaya, dengan fokus pada:

Laporan Akhir 15
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

• Pengembangan dan peningkatan kapasitas serta kualitas


obyek pariwisata.
• Pengembangan dan pembinaan seni budaya daerah guna
meningkatkan apresiasi masyarakat dan pelestarian seni
budaya daerah.
• Pengenalan dan peningkatan apresiasi siswa terhadap seni
budaya daerah dengan memasukkan pendidikan seni dan
budaya daerah sebagai muatan lokal dan kegiatan ekstra
kurikuler pada pendidikan formal.
• Pembangunan Kepemudaan dan Keolahragaan, dengan fokus
pada :
• Peningkatan fasilitas kegiatan kepemudaan dan keolahragaan
untuk semakin menanamkan semangat kepeloporan dan
nasionalisme di kalangan generasi muda.
• Peningkatan pembinaan mental, kesehatan jasmani, dan
peningkatan prestasi olahraga.
• Pembangunan Infrastruktur, dengan fokus pada:
• Peningkatan aksesibilitas seluruh wilayah, terutama wilayah-
wilayah tertinggal, dalam rangka mendorong keserasian
pertumbuhan antarwilayah dan menciptakan kawasan pusat
pertumbuhan baru melalui pembangunan jalan tembus
antarwilayah dan percepatan pengembangan wilayah-wilayah
cepat tumbuh.
• Peningkatan kapasitas dan kualitas prasarana irigasi untuk
menunjang peningkatan produksi pertanian.
• Pembangunan Lingkungan Hidup, dengan fokus pada:
• Rehabilitasi lahan kritis dan terlantar serta pengembalian
fungsi kawasan lindung.
• Pelestarian sumber daya genetik (kekayaan plasma nutfah).
• Peningkatan pencegahan, pengendalian, dan penanggulangan
pencemaran serta kerusakan lingkungan.

Laporan Akhir 16
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

• Optimalisasi pemeliharaan dan pengelolaan mata air, daerah


tangkapan air, dan daerah aliran sungai.
2. RPJMD Kabupaten Purbalingga Tahun 2016-2020
Berdasarkan data dan kondisi sosial, ekonomi, politik, dan budaya,
serta sesuai dengan hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan pada
RPJMD Kabupaten Purbalingga Tahun 2016-2020 masih terdapat
permasalahan strategis yang dipandang perlu mendapatkan perhatian
dalam upaya pembangunan Kabupaten Purbalingga, antara lain meliputi :
penyelengaraan pemerintahan yang belum sepenuhnya efektif; masih
adanya pengangguran dan kemiskinan; belum baiknya kualitas hidup
masyarakat; pertumbuhan ekonomi yang seret; kondisi infrastruktur
wilayah yang masih belum memadai; dan makin tinginya tingkat
kerusakan lingkungan; serta sumberdaya keuangan yang masih terbatas.
Mengacu pada situasi dan kondisi tersebut diatas, maka
penyusunan Kebijakan Pembangunan Purbalingga dikelompokkan
kedalam Prioritas Pembangunan sebagai berkut :
a. Penciptaan landasan yang kokoh untuk pelaksanaan
pembangunan, melalui :
1. Pewujudan tata kelola pemerintahan yang baik / good
governance.
2. Mendorong terciptanya kehidupan yang religius, serta
mewujudkan rasa aman dan tentram dalam masyarakat.
3. Pemenuhan kecukupan kebutuhan pokok manusia.
b. Penegakkan dan Pelaksanaan Empat Pilar Pembangunan, yaitu:
1. Pembangunan Kualitas Manusia.
2. Pembangunan Perdesaan.
3. Pembangunan Ekonomi Kerakyatan.
4. Penyediaan Infrastruktur yang Memadai.
c. Pengarusutamaan Pembangunan Berkelanjutan.
d. Dukungan Sektor Lain Secara Sinergis.

3. RPJMD Kabupaten Purbalingga Tahun 2021-2026

Laporan Akhir 17
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

Berpedoman pada dokumen perencanaan nasional dan Provinsi


Jawa Tengah, serta Rancangan Teknokratis RPJMD Kabupaten
Purbalingga Tahun 2021-2026, maka prioritas pembangunan Pemerintah
Kabupaten Purbalingga pada Tahun 2021-2026 dilaksanakan dengan
tema tahunan sebagaimana berikut:
1. Tahun Pertama (Tahun 2022) Temanya : “Peningkatan
Perekonomian dan Kesejahteraan Masyarakat Berbasis
Pengembangan Sumber Daya Lokal Serta Didukung Peningkatan
Kualitas Infrastruktur Dasar Yang Memadai’.
2. Tahun Kedua (Tahun 2023) Temanya : “Pemantapan Kesejahteraan
Masyarakat dan Pelayanan Publik Berbasis Inovasi Daerah dan
Sumber Daya Lokal”.
3. Tahun Ketiga (Tahun 2024) Temanya : “Peningkatan Daya Saing
Daerah Melalui Peningkatan SDM dan Peningkatan Nilai Tambah
Sumberdaya Lokal”.
4. Tahun Keempat (Tahun 2025) Temanya : “Pemantapan Daya Saing
Daerah Menuju Kemandirian Ditopang oleh Peningkatan Nilai
Tambah Sumberdaya Lokal”.
5. Tahun Kelima (Tahun 2026) Temanya : “Mewujudkan Kemandirian
Masyarakat yang Ditopang oleh Kualitas SDM dan Peningkatan
Nilai Tambah Sumberdaya Lokal”.
Tema tersebut tentunya dengan menitikberatkan pada beberapa
prioritas sebagai berikut:
2. Percepatan Pemulihan Ekonomi Daerah, dengan fokus pada:
a. Pemberian stimulus kepada pelaku usaha mikro - kecil secara
tepat sasaran, berupa:
• Fasilitasi proses produksi;
• Fasilitasi permodalan usaha;
• Pengembangan branding produk Usaha Mikro Kecil
Purbalingga;
• Pelatihan kewirausahaan;
• Pengembangan sentra IKM.
b. Menciptakan Perluasan Lapangan Kerja, antara lain melalui:

Laporan Akhir 18
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

• Program Kartu Pra Kerja Purbalingga;


• Mendorong Percepatan Realisasi Investasi;
• Sinergitas Pelatihan Ketrampilan Produktif.
c. Pemulihan Aktivitas Wisata dan Ekonomi Kreatif, antara lain
melalui:
• Pengembangan Sinergitas Pelaku Wisata dan Pendukung
Wisata;
• Mendorong Penyelenggaraan Event Nasional dan
Internasional;
• Peningakatan Kapasitas Pelaku Wisata dan Ekonomi Kreatif;
• Revitalisasi Tourism Information Center (TIC);
• Penguatan dan Pengembangan Desa Wisata.
d. Mengembangkan Komoditas Sektor Primer yang memiliki nilai
strategis, antara lain melalui:
• Asuransi Pertanian;
• Revitalisasi Sarana dan Prasarana Pertanian;
• Pengembangan Komoditas Pertanian Unggulan dan Bernilai
Tambah Tinggi;
• Pengembangan Klaster Ikan Hias.
e. Peningkatan Kualitas Pasar Rakyat;
• Rehabilitasi Pasar Pemda;
• Rehabilitasi Pasar Desa;
• Sertifikasi Pasar Rakyat.
3. Pemenuhan kebutuhan Pokok Masyarakat, dengan fokus pada:
a. Meningkatkan ketercukupan kebutuhan pokok masyarakat,
antara lain melalui:
• Peningkatan Akses Pangan utamanya bagi kelompok rentan;
• Peningkatkan Akses Air Bersih;
• Penyediaan Rumah Layak Huni;
• Peningkatan Akses Sanitasi Masyarakat.
e. Peningkatan Layanan Kesejahteraan Sosial bagi Pemerlu
Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS), antara lain melalui:

Laporan Akhir 19
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

• Santunan Kematian Bagi Keluarga Kurang Mampu;


• Revitalisasi Rumah Singgah;
• Peningkatan akurasi sasaran perlindungan sosial;
• Fasilitasi dan Bantuan kepada PPKS.
2. Peningkatan Pelayanan Publik, dengan fokus pada:
a. Penyelengggaraan pemerintahan berbasis kinerja melalui
pengembangan regulasi dan sistem penunjang kinerja.
b. Peningkatan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan,
antara lain melalui:
• Meningkatkan akses masyarakat terhadap penyelenggaraan
pemerintahan;
• Membangun lingkungan budaya birokrasi yang bersih dan
melayani.
c. Peningkatan Inovasi pelayanan publik, antara lain melalui:
• Digitalisasi Pelayanan Publik dalam Sistem Teknologi
Informasi yang Terintegrasi;
• Pembangunan Mall Pelayanan Publik;
• Satu OPD satu Inovasi Pelayanan Publik.
d. Mewujudkan keamanan, ketentraman dan ketertiban umum,
melalui:
• Memfasilitasi komunikasi antar dan intern umat beragama;
• Penguatan aparat Trantibum;
• Mendorong ketentraman dan ketertiban umum berbasis
masyarakat;
• Peningkatan ketahanan bencana;
• Fasilitasi Kegiatan Sosial dan Keagamaan.
3. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia, dengan fokus pada:
a. Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan,
utamanya melalui:
• Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan;
• Peningkatan image layanan kesehatan pemerintah;
• Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan;

Laporan Akhir 20
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

• Penguatan tenaga Kesehatan (peningkatan kapasitas SDM


kesehatan);
• Sinergitas Pembiayaan kesehatan murah dan terjangkau.
b. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan Pendidikan,
utamanya melalui:
• Penyediaan Sarana dan Prasarana Pendidikan yang
memadaisesuaiStandar Nasional Pendidikan;
• Layanan Anak Tidak Sekolah (ATS);
• Peningkatan kualitas dan kuantitas serta pemerataan
distribusi dan komposisi tenaga pendidikan;
• Peningkatan kualitas LayananPendidikan Anak Usia Dini
(PAUD);
• Peingkatan kualitas layanan Pendidikan Non-
Formal/Kesetaraan;
• Peningkatan Manajemen Sekolah;
• Pengembangan Kerjasama denganPerguruan Tinggi.
c. Peningkatan cakupan pelayanan KB
d. Peningkatan Perlindungan Perempuan dan Anak, utamanya
melalui:
• Pencegahan dan penanganan kasus kekerasan terhadap
perempuan dan anak;
• Pembentukan Desa Ramah Anak;
• Revitalisasi Forum Lintas Perempuan.
e. Pengembangan Kegiatan Kepemudaan dan Olah Raga,
utamanya melalui:
• Fasilitasi pemuda bertalenta tinggi dan berprestasi;
• Fasilitasi berkembangnya olahraga prestasi.
4. Penguatan Desa, dengan fokus pada:
a. Optimalisasi Potensi Desa melalui Pengembangan Desa Tematik;
b. Peningkatan Peran Serta Masyarakat melalui Penguatan Peran
lembaga kemasyarakatan dalam Pembangunan Daerah;

Laporan Akhir 21
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

c. Peningkatan tertib administrasi tatakelola pemerintahan desa


melalui:
• Digitalisasi Desa;
• Pembinaan dan Pengawasan Administrasi Desa.
d. Peningkatan sarana dan prasarana desa
5. Pemeliharaan dan Peningkatan Infrastruktur Berkelanjutan,
dengan fokus pada:
a. Memperkuat infrastruktur jalan untuk mendukung
pengembangan ekonomi, pelayanan dasar dan kawasan khusus;
b. Memperkuat infrastruktur perhubungan untuk mendukung
kelancaran arus barang dan orang;
c. Peningkatan Infrastruktur dan Manajemen Pengelolaan
Sampah;
d. Pembangunan Ruang Terbuka Hijau.

1.5.2 Evaluasi Perencanaan Pembangunan Daerah


Pada dasarnya evaluasi merupakan suatu pemeriksaan terhadap
pelaksanaan suatu program yang telah dilakukan yang akan digunakan
untuk mengendalikan pelaksanaan program agar jauh lebih baik. Dengan
demikian evaluasi lebih bersifat melihat kedepan,dan mengarahkan pada
upaya peningkatan kesempatan demi keberhasilan program.
Evaluasi perencanaan merupakan penilaian yang sistematis pada
aspek lingkungan, sosial, skonomi, fiskal dan implikasi infrastruktur
pada guna lahan dan rencana pengembangan. Evaluasi perencanaan
terdapat beberapa tipe diantaranya:
1. Preadoption Evalution
Evaluasi perencanaan merupakan alat untuk merancang dan
membuat keputusan yang dapat digunakan untuk membandingkan
alternatif desain dan menyarankan peningkatan.
2. Postadoption Monitoring dan Evaluasi
Setelah rencana guna lahan diadopsi kemudian dilakukan
implementasi untuk melihat bagaimana perencanaan dapat berjalan
pada prakteknya. Monitoring dan evaluasi merupakan proses untuk

Laporan Akhir 22
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

mengumpulkan informasi dari hasil dari implementasi rencana guna


lahan dan program manajemen pengembangan.

Pelaksanaan evaluasi kebijakan digunakan beberapa kriteria umum


bagi evaluator. Kriteria tersebut dapat dijadikan sebuah pedoman dalam
menentukan apakah kebijakan tersebut berhasil atau gagal menjelaskan
bahwa terdapat beberapa kriteria-kriteria umum dalam evaluasi
kebijakan yaitu;

1. Efektifitas, dimana efektifitas berkenaan dengan suatu alternatif


dalam mencapai sesuatu yang diharapkan atau hendak dicapai
dengan adanya kebijakan tersebut. Sehingga dapat melihat apakah
hasil dari kebijakan tersebut telah dicapai.
2. Efisiensi, dimana efisiensi berkenaan dengan suatu usaha dalam
meningkatkan tingkat efektifitas tertentu. Sehingga dapat dilihat
seberapa besar usaha yang diperlukan untuk mencapai hasil yang
diinginkan.
3. Kecukupan, dimana hal ini berkenaan dengan seberapa jauh dari
suatu tingkat efektifitas dalam memenuhi kebutuhan, nilai atau
kesempatan yang menumbuhkan sebuah masalah. Hal ini melihat
seberapa jauh pencapaian hasil yang diinginkan dalam memecahkan
masalah tersebut.
4. Pemerataan atau kesamaan, dimana hal ini berkaitan dengan
hubungan rasionalitas legal dan sosial yang menunjuk pada
distribusi akibat dan usaha antara kelompok yang berbeda dalam
masyarakat.
5. Responsivitas, dimana hal ini berkenaan sejauh mana kebijakan
tersebut dalam memuaskan kebutuhan, prefensi atau nilai kelompok
masyarakat tertentu. Responsivitas sangat penting karena hal ini
berkaitan dengan analisis yang dapat memuaskan semua kriteria
lainnya seperti efektifitas, efisiensi, kecukupan dan kesamaan apabila
masih gagal jika belum menanggapi kebutuhan aktual dari kelompok
yang semestinya diuntungkan dari kebijakan tersebut.

Laporan Akhir 23
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

6. Ketepatan, hal ini berkenaan dengan ketepatan secara dengan yang


berkaitan dengan rasionalitas substanstif karena pertanyaan tentang
ketepatan dari kebijakan tidak berkenaan dengan satuan kriteria
individu melakukan dua atau bahkan lebih. Hal ini dilakukan guna
melihal hasil yang diingikan apakah benarbenar berguna atau
bernilai.

1.6 Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan


1.6.1 Pendekatan
Penyusunan Kajian Background Study Pembangunan Jangka
Panjang Bidang Ekonomi Tahun 2023 menggunakan pendekatan
deskriptif exploratory research dengan deskriptif kualitatif dan kuantitatif
yang bertujuan untuk ntuk mengeksplorasi atau memotret situasi sosial
yang akan diteliti secara menyeluruh, luas dan mendalam. Deskriptif
merupakan suatu rumusan suatu masalah yang memandu penelitian
untuk mengeksplorasi atau memotret situasi sosial secara menyeluruh,
luas dan mendalam. Pendekatan kualitatif merupakan prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Metode deskriptif
kualitatif pada penyusunan kajian ini lebih menekankan pada bidang
ekonomi, sedangkan pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang di
dalam usulan penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisis
data dan kesimpulan data sampai dengan penulisannya mempergunakan
aspek pengukuran, perhitungan, rumus dan kepastian data numerik
untuk melakukan perhitungan target setiap indikator.

1.6.2 Pengumpulan Data


Secara keseluruhan dalam pelaksanaan pekerjaan Kajian
Background Study Pembangunan Jangka Panjang Bidang Ekonomi
Tahun 2023 agar dapat dilaksanakan secara sistematis dan praktis,
sehingga tercapai sasaran efisiensi biaya, mutu dan waktu kerja. Maksud
pendekatan teknis disini diantaranya adalah membuat pendekatan
rencana pelaksanaan pekerjaan, analisis kebutuhan personil dan jumlah

Laporan Akhir 24
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

man-month tenaga ahli serta analisis kebutuhan peralatan berikut


fasilitas- fasilitas lainnya.
Upaya antisipasi perubahan yang sangat cepat terhadap data maka
perlu dilakukan pendekatan empiris dengan dengan berbagai tahapan.
Studi dokumen adalah jenis pengumpulan data yang meneliti berbagai
macam dokumen yang berguna untuk bahan analisis. Dokumen yang
dapat digunakan dalam pengumpulan data dibedakan menjadi dua,
yakni:
a. Data primer
Data primer adalah data dan informasi yang diperoleh secara
langsung. Data primer dikumpulkan melalui beberapa cara, seperti
observasi, tes fisik, kuesioner, survai, dan jenis wawancara pribadi
lainnya. Cara yang biasanya dilakukan untuk mendapatkan data primer
adalah dengan observasi lapangan, diskusi terfokus, wawancara serta
penyebaran kuesioner. Ini merupakan cara paling efektif dalam
menemukan suatu permasalahan yang ada dalam lokasi penelitian.
Dalam penyusunan Kajian Background Study Pembangunan Jangka
Panjang Bidang Ekonomi Tahun 2023 menggunakan tools yang berupa
form yang telah disediakan. Berikut merupakan gambaran tabel data
primer dalam kajian ini.
Formulir 1
Indikator Kinerja Makro (Per Bidang)
Capaian Capaian
Kinerja Awal Pada
Indikator
No Periode Tahun Pertumbuhan(%) Ket
Makro
Perencanaan Berjalan
(2005) (2022)
1
2
3
4

Laporan Akhir 25
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

Formulir 2
Periode Perencanaan : RPJMD 2005-2010
Arah Kebijakan :
(Bidang IPW)

Uraian Pencapaian :

\
Formulir 3
Data Capaian Pada Target Capaian Realisasi
Capaian
Periodisasi / Visi Tujuan/ Awal Tahun pada Akhir Tahun Akhir
Indikator Kinerja Ket
/ Misi Sasaran Perencanaan Perencanaan Periode
RPJMD
(2004) (2010) (2010)

Periodisasi:
2005-2010
Visi:

Misi terkait
bidang:
Misi 1.

Tujuan 1:

Sasaran 1.1.

Sasaran 1.2.

Sasaran 1.3.

Tujuan 2:
Sasaran 2.1.

Sasaran 2.2.

Sasaran 2.3.

b. Data sekunder
Data sekunder adalah dokumen yang ditulis berdasarkan oleh
laporan atau dokumen. Data sekunder menjadi penting keberadaanya
guna mendukung data dan informasi primer yang telah berhasil
terhimpun. Dalam pelaksanaan Kajian Background Study
Pembangunan Jangka Panjang Bidang Ekonomi Tahun 2023
diperlukan analisa terkait capaian kinerja pembangunan Bidang Ekonomi
serta perumusan rekomendasi kebijakan Bidang Ekonomi, sehingga
diperlukan dokumen sekunder dari tahun-tahun sebelumnya yang dapat
diperoleh dari pihak penggunan jasa atau pemberi kerja.

Laporan Akhir 26
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

1.6.3 Analisis Data


Kegiatan penelitian maupun kajian merupakan sesuatu yang tidak
asing lagi pada zaman ini, baik itu penelitian kuantitatif maupun
penelitian kualitatif. Kegiatan penelitian pun pasti melalui proses analisis
data yang menggunakan teknik analisis data, salah satu yang sering
digunakan dalam penelitian kualitatif adalah teknik analisis data
deskriptif. Teknik analisis data deskriptif kualitatif adalah teknik analisis
data yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau memberikan gambaran
terhadap fenomena atau kejadian yang sedang diteliti baik berupa
perilaku, persepsi, tindakan, motivasi, atau lainnya.
Teknik analisis data deskriptif tidak hanya dilaksanakan pada
penelitian kualitatif saja, akan tetapi dapat diterapkan juga pada
penelitian kuantitatif. Perbedaan dari keduanya adalah jika pada
penelitian kualitatif lebih menggambarkan fenomena atau kejadian yang
diteliti, sedangkan pada penelitian kuantitatif analisis deskriptif
dilakukan untuk mengetahui gambaran keseluruhan data seperti nilai
rata-rata, nilai tengah dan lainnya tanpa menarik kesimpulan secara
umum.

Secara general/kerangka umum, teknik analisis dalam kajian ini


meliputi upaya-upaya untuk :
1. Merumuskan Masalah
Rumusan masalah merupakan tulisan singkat yang berisi
pertanyaan spesifik terkait topik atau tema yang diangkat oleh
peneliti. Jawaban dari rumusan masalah ini yang akan menjadi
hasil penelitian. Rumusan masalah terbagi menjadi tiga jenis yaitu
deskriptif (menanyakan suatu hal), komparatif (membandingkan
dua hal atau lebih) dan asosiatif (menanyakan hubungan antara
dua hal). Rumusan masalah perlu dibuat dengan baik dan benar.
Terdapat beberapa cara membuat rumusan masalah yang baik,
yaitu dapat dilihat pada gambar berikut.
2. Teknik Analisis Data

Laporan Akhir 27
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

Data merupakan salah satu komponen penting dalam penelitian.


Data berisi informasi terkait sesuatu hal yang berkaitan dengan
penelitian. Dalam memilih data penelitian perlu diketahui terlebih
dahulu jenis data apa yang digunakan apakah data kualitatif atau
data kuantitatif. Sesuai dengan jenis datanya, data kualitatif
digunakan pada penelitian kualitatif. Dan data kuantitatif
digunakan pada penelitian kuantitatif. Data pada penelitian akan
membantu dalam menjawab rumusan masalah yang telah dibuat
sebelumnya.
3. Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian haruslah data yang
berkualitas. Data yang baik atau berkualitas ini dapat diperoleh
dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang sesuai,
apakah dengan cara wawancara, menyebarkan kuesioner, studi
dokumen, studi pustaka dan lain-lain. Selain itu pada
pengumpulan data pun dapat dilaksanakan dengan mengambil
data sendiri secara langsung atau mengambil data melalui pihak
yang telah mengumpulkannya sebelumnya baik lembaga swasta
maupun lembaga pemerintahan.
1.6.4 Kerangka Pikir
Berikut merupakan kerangka pikir dari penyusunan Kajian
Backgorund Study Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Bidang Ekonomi.

Laporan Akhir 28
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

Gambar 1. 1 Kerangka Pikir Penyusunan Background Study


Pembangunan Jangka Panjang Bidang Ekonomi Tahun 202

Laporan Akhir 29
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

2 BAB II
EVALUASI CAPAIAN RPJPD BIDANG EKONOMI

2.1 Evaluasi berdasarkan Indikator Makro


Indikator makro merupakan salah satu aspek evaluasi terhadap
capaian RPJPD Bidang Ekonomi Kabupaten Purbalingga. Evaluasi
terhadap indikator makro dilakukan berdasarkan formulir yang sudah
disediakan kemudian dilakukan analisis terhadap capaian kinerja.

Tabel 2. 1 Indikator Makro Evaluasi Capaian RPJMD

Indikator Kinerja Makro (Per Bidang)


Capaian Kinerja Awal
Indikator Periode Perencanaan Capaian Pada Tahun Berjalan (2022)
No (%)
Makro (2005)
Target Realisasi Target Realisasi
Pertumbuhan
1 NA 4,18 4 - 4,5 5,41 29%
Ekonomi
2 Indeks Gini NA 0,2723 0,32 NA -
Indeks
3 NA 0,46 0,57 NA -
Williamson
PDRB Per
4 NA 3.325.494 26.218.796 28.820.823 767%
Kapita
Realisasi
5 NA 95.009.996.000 813.000.000.000 1.499.000.000.000 1478%
Investasi
Kunjungan 387.310 1.068.495
6 NA NA 646%
Wisata (2004) (2021)
Indeks
7 Ketahanan NA NA 84,2 79,25 -
Pangan

• Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator makro untuk
melihat kinerja perekonomian secara riil di suatu wilayah. Pertumbuhan
ekonomi menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang
bertumbuh oleh suatu daerah. Adapun Pertumbuhan ekonomi di
karesidenan Purbalingga sebagai berikut:

Laporan Akhir 30
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

Tabel 2. 2 Pertumbuhan Ekonomi di Karisidenan Banyumas

No Kabupaten/Kota Pertumbuhan Ekonomi


1 Jawa Tengah 5,31
2 Kabupaten Cilacap 5,13
3 Kabupaten Banyumas 5,86
4 Kabupaten Purbalingga 5,41
5 Kabupaten Banjarnegara 5,29
6 Kabupaten Kebumen 5,79

5,86
5,79

5,41
5,29

5,13

Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten


Cilacap Banyumas Purbalingga Banjarnegara Kebumen

Gambar 2. 1 Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi di


Barlingmascakep Banyumas Tahun 2022
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Purbalingga pada tahun 2022
mencapai 5,41% lebih tinggi dibandingkan tahun 2021 yang mencapai
3,19%. Pertumbujhan ekonomi di Kabupaten Banyumas paling tinggi
diantara semua daerah di Karisidenan Banyumas mencapai 5,86 pada
tahun 2022, sedangkan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Purbalingga
lebih tinggi dibandingkan dengan nilai pertuumbuhan ekonomi di Jawa
Tengah. Hal tersebut menunjukkan bahwa sektor-sektor ekonomi di
Kabupaten Purbalingga mulai bangkit seiring dengan adanya percepatan
ekonomi daerah.

Laporan Akhir 31
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

• Indeks Gini
Untuk melihat ketimpangan pendapatan penduduk, salah satu
indikator yang sering dipakai adalah Gini Rasio. Ide dasar perhitungan
Gini Rasio sebenarnya berasal dari upaya pengukuran luas suatu kurva
(yang kemudian dinamakan Kurva Lorenz) yang menggambarkan
distribusi pendapatan untuk seluruh kelompok pengeluaran.
Tabel 2. 3 Nilai Indeks Gini di Karisidenan Banyumas

Indeks Gini
No Kabupaten/Kota
2021
1 Jawa Tengah 0,368
2 Kabupaten Cilacap 0,32
3 Kabupaten Purbalingga* 0,19
4 Kabupaten Banjarnegara 0,36
* Untuk nilai indeks gini Kabupaten Purbalingga menggunakan nilai Indeks Gini tahun
2020.

0,368 0,36
0,32

0,19

Jawa Tengah Kabupaten Cilacap Kabupaten Kabupaten


Purbalingga* Banjarnegara

Gambar 2. 2 Perbandingan Indeks Gini di Karisidenan Banyumas


Tahun 2021

Pada tahun 2005, Gini Rasio Kabupaten Purbalingga tercatat


0,2723, sedangkan nilai gini rasio pada tahun 2020 tercatat
sebesar 0,1957 jauh lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2005.
Nilai indek gini Kabupaten Purbalingga dibandingkan Kabupaten lain
jauh lebih rendah, hal ini berarti distribusi pendapatan penduduk

Laporan Akhir 32
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

Kabupaten Purbalingga pada tahun lebih merata dibanding kabupaten


lain seperti Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Banjarnegara atau dapat
dikatakan ketimpangan pendapatannya Kabupaten Purbalingga lebih
rendah.

• Indeks Williamson
Ketimpangan pembangunan antarwilayah dapat diukur dengan
Indeks Williamson menggunakan PDRB per kapita sebagai data dasar.
Alasannya jelas karena yang diperbandingkan adalah tingkat
pembangunan antarwilayah dan bukan tingkat distribusi pendapatan
antar kelompok masyarakat. Indeks Williamson merupakan hubungan
antara disparitas regional dengan tingkat ekonomi dengan menggunakan
data ekonomi yang sudah maju dan berkembang. Dasar perhitungan
Indeks Williamson adalah pendaparan regional per kapita dan jumlah
penduduk masing-masing daerah.
Indeks Williamson di Kabupaten Purbalingga pada tahun 2005
mencapai 0,46, sedangkan pada tahun 2022 target yang ditetapkan
untuk indeks Williamson mencapai 0,57, maka berdasarkan
ketentuan indeks ketimpangan Williamson, pada tahun 2022
di Kabupaten Purbalingga terjadi ketimpangan distribusi yang tinggi yaitu
terjadinya pertumbuhan ekonomi antara daerah yang tidak merata.
Ketimpangan ini terjadi karena masing-masing kabupaten/kota memiliki
sumber daya alam dan infrastruktur yang berbeda-beda dimana hal
tersebut menghasilkan pendapatan yang besar bagi daerah yang
memilikinya.
Tabel 2. 4 Nilai Indeks Williamson Wilayah Barlingmascakep

No Tahun Indeks Williamson

1 2017 0,398
2 2018 0,384
3 2019 0,370
4 2020 0,294
5 2021 0,424

Laporan Akhir 33
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

0,424
0,398
0,384
0,37

0,294

2017 2018 2019 2020 2021

Gambar 2. 3 Perbandingan Indeks Gini di Barlingmascakep Tahun


2017-2021

Ketimpangan wilayah pembangunan Barlingmascakep berada pada


posisi ketimpangan rendah dengan nilai Indeks Williamson berkisar 0,294
– 0,442. Semua Kabupaten di wilayah Barlingmascakep merupakan
penopang pangan di Jawa Tengah. Wilayah Barlingmascakep juga
mempunyai ketahanan dalam menghadapi pandemi karena wilayahnya
berbasis pertanian.

• PDRB Per Kapita


Salah satu indikator tingkat kemakmuran penduduk di suatu
daerah/wilayah dapat dilihat dari nilai PDRB per kapita, yang merupakan
hasil bagi antara nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan
ekonomi dengan jumlah penduduk. PDRB per kapita menunjukkan nilai
PDRB per satu orang penduduk per tahun. Oleh karena itu, besar
kecilnya jumlah penduduk akan mempengaruhi nilai PDRB per kapita,
sedangkan besar kecilnya nilai PDRB sangat tergantung pada potensi
sumber daya alam dan faktor-faktor produksi yang terdapat di daerah
tersebut. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku (ADHB)
menunjukkan nilai PDRB per kepala atau per satu orang penduduk.

Laporan Akhir 34
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

28.820.823
26.810.318,00

26.189.688,00
25.129.842,00
25.162.054

2018 2019 2020 2021 2022

Gambar 2. 4 PDRB Per Kapita Kabupaten Purbalingga

PDRB per kapita adalah pendapatan rata-rata penduduk yang


didapat dari hasil bagi antara PDRB dengan populasi di suatu wilayah
pada tahun tertentu. Semakin tinggi pendapatan per kapita, maka
wilayah tersebut semakin makmur. PDRB Per Kapita Kabupaten
Purbalingga pada tahun 2022 mencapai Rp 28.820.823 apabila
dibandingkan dengan pendapatan per kapita pada awal perencanaan
(tahun 2005) pendapatan per kapita di Kabupaten Purbalingga mengalami
kenaikan sebesar 767%. PDRB Per Kapita di
Tabel 2. 5 PDRB Perkapita di Barlingmascakep Tahun 2021

No Kabupaten/Kota PDRB Per kapita (Juta)


1 Jawa Tengah 38,67
2 Kabupaten Cilacap 56,15
3 Kabupaten Banyumas 31,81
4 Kabupaten Purbalingga 26,19
5 Kabupaten Banjarnegara 22,23
6 Kabupaten Kebumen 21,71

Laporan Akhir 35
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

56,15

38,67

31,81
26,19
22,23 21,71

Jawa Tengah Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten


Cilacap Banyumas Purbalingga Banjarnegara Kebumen

Gambar 2. 5 PDRB Per Kapita Barlingmascakep Tahun 2021

Pendapatan per kapita Kabutan Purbalingga pada tahun 2021


mengalami kenaikan. Pemanfaatan Dana Pemulihan Ekonomi Nasional
dalam pembangunan infrastruktur pariwisata menjadi salah satu upaya
dalam meningkatkan Pertumbuhan ekonomi dan pendapatan
masyarakat. PDRB per Kapita Purbalingga Tahun 2021 sebesar 26,19
Juta Rupiah dan merupakan Kabupaten terendah ketiga di sekitar
Barlingamscakeb dan jika dibandingkan dengan Jawa Tengah masih
dibawah PDRB per Kapita Jawa Tengah yang sebesar 38,67 Juta Rupiah.
Hal ini menunjukkan bahwa penduduk Purbalingga rata-rata
berpendapatan 26,19 Juta Rupiah setahun dan masih merupakan
Kabupaten dengan perkembangan perekonomian yang masih
menjanjikan.

• Realisasi Investasi
Penanaman modal dan perizinan terpadu dapat dilihat dari realisasi
investasi di Kabupaten Purbalingga selama lima tahun terakhir
menunjukkan trend yang yang meningkat dari tahun 2017 sampai
dengan tahun 2021.

Laporan Akhir 36
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

1.212.756.440.000
758.271.424.000
679.695.974.000
617.870.000.000
483.271.457.226

2017 2018 2019 2020 2021

Gambar 2. 6 Realisasi Investasi Kabupaten Purbalingga


Sedangkan pertumbuhan jumlah perusahaan dan nilai investasinya
di Kabupaten Purbalingga selama lima tahun terakhir menunjukkan data
dimana jumlah PMDN semakin meningkat begitu pula pertumbuhan nilai
investasinya, namun PMA semakin menurun begitu pula dengan
pertumbuhan nilai investasinya. Salah satu hal yang meyebabkan
investasi yang masuk ke Kabupaten Purbalingga masih belum optimal
dikarenakan kurangnya minat investor khususnya dalam berinvestasi
dalam bidang industri.

• Kunjungan Wisata
Potensi pariwisata di Kabupaten Purbalingga cukup banyak dan
beragam jenisnya, umumnya mudah dijangkau karena didukung sarana
dan prasarana yang memadai. Namun demikian, masih terdapat
beberapa obyek wisata yang belum tergarap secara optimal dan
membutuhkan investasi untuk pengembangannya. Daerah wisata di
Kabupaten Purbalingga terdiri dari wisata alam (Gua Lawa, Pendakian
Gunung Slamet), wisata budaya (MTL Jend. Soedirman, Petilasan Ardi
Lawet), wisata buatan (Owabong, Sanggaluri Park, Kolam Renang Tirto
Asri Walik, TWP Purbasari Pancuran Mas, Buper Munjulluhur, Taman
Usman Janatin Purbalingga, Kolam Renang Ciblon Bobotsari, Kutabawa
Flower Garden, Rainbow Garden Kutabawa, Kampung Warna Bobotsari,

Laporan Akhir 37
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

Rest Area RM Siregol, Wisata Edukasi Kampung Marketer, Kampung


Duku Kembaran Wetan, Rest Area Berkah Mulia/Cheng Hoo) dan desa
wisata/rintisan desa wisata sebanyak 28 desa. Disamping itu juga
terdapat beberapa obyek wisata unggulan yaitu 5 (lima) obyek wisata
unggulan yaitu Owabong, Gua Lawa, Sanggaluri Park, Pancuran Mas
Purbayasa dan Desa Wisata Serang. Adapun jumlah kujungan wisata di
wilayah Barlingmascakep sebaagai berikut:
Tabel 2. 6 Kunjungan Wisata Barlingmascakep Tahun 2021

No Kabupaten/Kota Kunjungan Wisata


1 Kabupaten Cilacap 742.396
2 Kabupaten Banyumas 1.498.236
3 Kabupaten Purbalingga 1.068.495
4 Kabupaten Banjarnegara 1.167.841
5 Kabupaten Kebumen 582.337

1.498.236

1.167.841
1.068.495

742.396
582.337

Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten


Cilacap Banyumas Purbalingga Banjarnegara Kebumen

Gambar 2. 7 Kunjungan Wisata di Barlingmascakep Tahun 2021

Jumlah wisatawan di Kabupaten Purbalingga tertinggi kedua setelah


Kabupaten Banyumas. Pada tahun 2021 jumlah kunjungan wisatawan
juga masih menurun drastis dikarenakan masih dilakukan pemberlakuan
protokol kesehatan diantaranya pembatasan jumlah pengunjung dan
pembelian tiket wisata secara online. Pembangunan kepariwisataan
diarahkan pada peningkatan pariwisata untuk menjadi sektor andalan
yang mampu menggalakkan kegiatan ekonomi. Keberhasilan dalam

Laporan Akhir 38
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

bidang pariwisata dicerminkan dengan semakin meningkatnya jumlah


pengunjung obyek wisata.

• Indeks Ketahanan Pangan


Ketahanan Pangan merupakan suatu kondisi terpenuhinya pangan
bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari
tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman,
beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan
agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat,
aktif, dan produktif secara berkelanjutan. Pembangunan ketahanan
pangan dan gizi dilakukan secara sistemik dengan melibatkan lintas
sektor. Pendekatan ini diarahkan untuk mewujudkan ketersediaan
pangan yang memadai melalui produksi pangan domestik dan
perdagangan; tercapainya stabilitas ketersediaan dan akses pangan
secara makro-meso dan mikro, tercukupinya kualitas (keragaman dan
keamanan pangan) dan kuantitas konsumsi pangan yang didukung oleh
perbaikan infrastruktur. Untuk mewujudkan kondisi tersebut, diperlukan
dukungan kebijakan ekonomi makro yang mampu mewujudkan stabilitas
ekonomi menjamin stabitas pasokan dan harga pangan. Adapun nilai IKP
di Wilayah Barlingmascakep sebagai berikut:

Tabel 2. 7 Indeks Ketahanan Pangan Wilayah Barlingmascakep Tahun


2021

No Kabupaten/Kota IKP
1 Kabupaten Cilacap 84,23
2 Kabupaten Banyumas 79,97
3 Kabupaten Purbalingga 79,33
4 Kabupaten Banjarnegara 78,99
5 Kabupaten Kebumen 78,56
Sumber: Indeks Ketahanan Pangan 2021, Kementrian Pertanian

Nilai indeks ketahanan pangan di Kabupaten Purbalingga berada di


angka 79 dan termasuk dalam kelompok IKP 6 yang berarti Kabupaten
Purbalingga termasuk dalam Kabupaten yang memiliki ketahanan pangan

Laporan Akhir 39
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

paling baik. Semua wilayah Barlingmascakep memiliki ketahanan pangan


yang bagus dan termasuk dalam kelompok IKP 6.

2.2 Evaluasi berdasarkan Pencapaian RPJMD


Evaluasi terhadap dokumen RPJPD selain menggunakan Indikator
Makro bidang ekonomi juga berdasarkan pencapaian RPJMD yang
tertuang pada arah kebijakan dan capaiannya pada masing – masing
periodesasi RPJMD Kabupaten Purbalingga.
2.2.1 Periodesasi RPJMD 2005 – 2010
Visi Pembangunan Kabupaten Purbalingga Tahun 2010-2015 yang
akan diwujudkan melalui pelaksanaan misi yang telah ditetapkan,
keberhasilannya ditentukan oleh tingkat pencapaian tujuan-tujuan dan
sasaran-sasaran pembangunan yang telah ditetapkan. Dalam rangka
mewujudkan tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran pembangunan yang
mencakup seluruh aspek kehidupan masyarakat akan ditempuh melalui
beberapa kebijakan dan program pembangunan. Pada RPJMD periodesasi
2005-2010 Evaluasi terhadap pencapainnya sebagai berikut:nya sebagai
berikut:
Tabel 2. 8 Evaluasi Terhadap Pencapaian RPJMD 2005-2010

riode Perencanaan : RPJMD 2005-2010


Arah Kebijakan : Arah Kebijakan RPJMD Tahun 2005-
(Bidang Ekonomi)) 2010 pada bidang ekonomi guna
mewujudkan ekonomi masyarakat
Purbalingga yang semakin meningkat dan
berkeadilan diantaranya:
1. Penumbuhan potensi dan peningkatan
produktivitas UMKM berbasis potensi
lokal dan berorientasi pasar.
2. Pemantapan peran dan fungsi koperasi
dan lembaga keuangan masyarakat
sebagai lokomotif ekonomi rakyat.
3. Pemantapan peran industri sebagai
pendorong pertumbuhan ekonomi

Laporan Akhir 40
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

riode Perencanaan : RPJMD 2005-2010


daerah.
4. Pemantapan citra Purbalingga sebagai
daerah tujuan utama investasi dengan
semakin memantapkan lingkungan
bisnis.
5. Menjaga stabilitas harga dan distribusi
barang kebutuhan pokok dan barang
strategis lainnya serta memantapkan
usaha perdagangan sebagai katalisator
perekonomian daerah.
6. Pemantapan kapasitas dan kualitas
obyek-obyek wisata untuk
memantapkan Purbalingga sebagai
daerah tujuan wisata utama regional.
7. Peningkatan keterampilan dan kualitas
tenaga kerja dan mewujudkan
kemandirian tenaga kerja serta
hubungan industrial yang harmonis.
8. Pemantapan Purbalingga sebagai pusat
agribisnis di kawasan regional.
9. Pemantapan ketahanan pangan yang
aman, terjangkau, berkualitas serta
halal.
10. Pemantapan kapasitas clan kualitas
Iembaga-lembaga keuangan guna
menjamin akses modal bagi kegiatan
usaha seluruh masyarakat.
Uraian Pencapaian : ➢ Meningkatkan pertumbuhan perekonomian
rakyat dengan mendorong secara sungguh-
sungguh simpul-simpul ekonomi rakyat
utamanya pertanian, kerajinan, industri,
perdagangan dan jasa, lembaga keuangan,

Laporan Akhir 41
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

riode Perencanaan : RPJMD 2005-2010


serta pariwisata yang didukung dengan
infrastruktur yang memadai, adapaun
capaian indikator yang digunakan sebagai
berikut:
- Kontribusi sektor pertanian terhadap
PDRB: 32,71
- Persentase Usaha Mikro dan Kecil
terhadap UKM: 86,17
- Ekspor Bersih Perdagangan: 150.500.
897.587
- Pertumbuhan industri: 3,18
- Persentase UMKM yang mendapatkan
bantuan dana bergulir: 100
- Persentase koperasi aktif : 92,09
- Kunjungan wisata: 1.431.649
- Prosentase pekerja yang ditempatkan:
70,91
- Ketersediaan pangan utama (beras):
139.925
- Produktivitas Padi atau bahan pangan
utama lokal lainnya per hektar: 5,63
- Luas Irigasi kabupaten Baik: 82,81
➢ Untuk meningkatkan sumber-sumber
pendanaan dan ketepatan alokasi investasi
pembangunan melalui penciptaan iklim yang
kondusif untuk pengembangan usaha dan
penciptaan lapangan kerja adapun capaian
indikator yang digunakan yaitu tersusunnya
juknis sisdur perijinan dengan capian 100%.

2.2.2 Periodesasi RPJMD 2010-2015


Untuk mewujudkan visi pembangunan jangka menengah daerah
Kabupaten Purbalingga yang dilaksanakan melalui misi dan agar lebih
terarah, maka dirumuskan arah kebijakan kurun waktu 5 (lima) tahun

Laporan Akhir 42
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

mendatang menurut misi berdasarkan pendekatan urusan/bidang


ekonomi sebagai berikut :

Tabel 2. 9 Evaluasi Terhadap Pencapaian RPJMD 2010-2015

Periode
: RPJMD 2010-2015
Perencanaan
Arah Kebijakan : Arah Kebijakan untuk Mencapai
(Bidang Ekonomi) Tujuan Misi ke-4 (Meningkatkan
Pertumbuhan Ekonomi Purbalingga yang
Semakin Berkualitas dan Berkeadilan
melalui Pendayagunaan Seluruh Potensi
Daerah) diantaranya:
1. Konservasi, rehabilitasi dan
peningkatan kualitas pengelolaan
sumberdaya hutan dalam rangka
mempertahankan fungsi ekologis hutan
dan meningkatkan manfaat ekonomi
hutan bagi masyarakat.
2. Peningkatan upaya ketercukupan dan
penganekaragaman konsumsi pangan
yang aman dan terjangkau bagi seluruh
lapisan masyarakat melalui Program
Peningkatan Ketahanan Pangan.
3. Pengembangan agribisnis dengan fokus
pada revitalisasi kelembagaan,
peningkatan kualitas sumber daya
manusia, dan pengembangan inovasi,
serta penyerapan teknologi agar mampu
meningkatkan kuantitas, kualitas, dan
daya saing produk pertanian.
4. Peningkatan keterampilan dan
peningkatan akses tenaga kerja

Laporan Akhir 43
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

Periode
: RPJMD 2010-2015
Perencanaan
terhadap lapangan kerja, perlindungan
tenaga kerja, dan peningkatan
hubungan industrial.
5. Peningkatan daya saing komparatif dan
kompetitif UMKM serta akses pasar
melalui peningkatan produktivitas dan
kualitas produk.
6. Pengembangan dan peningkatan
kapasitas lembaga-lembaga keuangan
bank dan non-bank terutama lembaga
keuangan masyarakat (LKM).
7. Peningkatan peran dan fungsi koperasi
dan lembaga keuangan masyarakat
sebagai penggerak ekonomi rakyat.
8. Penciptaan lingkungan bisnis (business
environment) yang semakin kondusif.
9. Menjaga stabilitas harga dan kelancaran
distribusi barang kebutuhan pokok dan
barang strategis lainnya, serta
meningkatkan perlindungan konsumen
melalui Program Perlindungan
Konsumen dan Pengamanan
Perdagangan.
10. Peningkatan peran usaha perdagangan
sebagai katalisator perekonomian
daerah.
11. Peningkatan peran industri sebagai
pendorong pertumbuhan ekonomi
daerah melalui penguatan industri kecil
menengah dan industri padat karya.
12. Peningkatan kapasitas, kualitas, dan

Laporan Akhir 44
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

Periode
: RPJMD 2010-2015
Perencanaan
promosi obyek-obyek wisata
Arah kebijakan yang
diimplementasikan pada RPJMD periode ini
adalah Peningkatan kapasitas dan kualitas
prasarana transportasi guna mewujudkan
keserasian pertumbuhan antar wilayah dan
pemerataan pembangunan sosial ekonomi
di seluruh wilayah melalui Program
Pembangunan, Peningkatan, Rehabilitasi,
dan Pemeliharaan Jalan dan Jembatan.
Uraian Pencapaian : Untuk mewujudkan Purbalingga yang
Aman, Damai, Tertib, dan Demokratis
Berlandaskan Hukum dan Hak Asasi
Manusiadapat diukur melalui indikator
capaian sebagai berikut:
➢ Meningkatnya kesadaran sosial
masyarakat, serta meningkatnya
pemahaman dan penghargaan
masyarakat terhadap hak asasi manusia
(HAM) dengan kasus traffcking
sebanyak 0 pada tahun 2010.
➢ Meningkatnya kesetaraan gender dan
perlindungan ana yaitu presentase
tenaga kerja di bawah umur dengan
realisasi 0.
➢ Terwujudnya ketahanan dan
kemandirian pangan yang mampu
dipertahankan pada tingkat aman dan
dalam kualitas gizi yang memadai, serta
tersedianya instrumen jaminan pangan
sampai ke tingkat rumah tangga dengan

Laporan Akhir 45
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

Periode
: RPJMD 2010-2015
Perencanaan
indikator:
- Angka Inflasi : 5,14
- Ketersediaan pangan utama: 142.934
- Daya beli masyarakat : 520.633
- Persentase uji laboratorium pada
makanan yang beredar : 160
- Angka pola pangan harapan : 85,2
➢ Semakin meningkat dan meratanya
pendapatan per kapita riil masyarakat
serta menurunnya angka pengangguran
dan kemiskinan, capaian indikator yang
digunakan sebagai berikut:
- Pendapatan per kapita : 8,4 Juta
- Indeks Gini : 0,3
- Indeks Williamson : 0,49
- Angka pengangguran : 4,84
➢ Terbangunnya struktur perekonomian
yang kokoh berlandaskan keunggulan
komparatif dan keunggulan kompetitif
Kabupaten Purbalingga dengan sektor
pertanian dan sektor pariwisata sebagai
basis aktivitas ekonomi yang dikelola
secara efisien guna menghasilkan
produk berkualitas dengan nilai tambah
dan daya saing tinggi; terus
meningkatnya peran sektor industri dan
jasa dengan menghasilkan produk yang
lebih berkualitas serta memiliki nilai
tambah dan berdaya saing tinggi,
capaian indikator yang digunakan
sebagai berikut:

Laporan Akhir 46
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

Periode
: RPJMD 2010-2015
Perencanaan
- Nilai tukar petani : 99,95
- Persentase penggunaan pupuk dan
obat kimia di sektor pertanian : -11
- Angka kunjungan wisata : 1.834.808
- Nilai tambah sektor-sektor
pendukung sektor wisata (PDRB
sektor perdagangan, hotel dan
restauran; PDRB sektor
pengangkutan dan telekomunikasi;
PDRB sektor pertanian; serta PDRB
sektor industri) : 8.610.131
- Proporsi sektor industri dan jasa
dalam PDRB : 0,09
- Jumlah industri kecil dan rumah
tangga : 42758
➢ Meningkatnya investasi swasta, baik
dalam negeri maupun asing, yang
mampu menyerap tenaga kerja,
mendorong aktivitas ekonomi lokal, dan
ramah lingkungan, guna menyediakan
lapangan kerja dengan tingkat upah
memadai dan menanggulangi
kemiskinan, capaian indikator yang
digunakan sebagai berikut:
- Jumlah PMA : 23
- Nilai investasi PMA : 14.923.200.000
- Upah Minimum Kabupaten :
1.101.600
- Angka pengangguran : 4,84
➢ Tersedianya infrastruktur yang
memadai dan saling terintegrasi dengan

Laporan Akhir 47
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

Periode
: RPJMD 2010-2015
Perencanaan
indikator capaian sebesar 36

2.2.3 Periodesasi RPJMD 2016-2021


Dalam rangka mewujudkan tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran
pembangunan yang mencakup seluruh aspek kehidupan masyarakat
akan ditempuh melalui beberapa kebijakan dan program pembangunan.
Pada RPJMD periodesasi 2016-2021 Evaluasi terhadap pencapainnya
sebagai berikut:
Tabel 2. 10 Evaluasi Terhadap Pencapaian RPJMD 2016-2021

Periode RPJMD 2016-2021


Perencanaan :
Arah Kebijakan : - Arah kebijakan RPJMD Kabupaten
Purbalingga Tahun 2010-2015 pada
bidang ekonomi guna mengupayakan
kecukupan kebutuhan pokok
manusia utamanya pangan dan
papan secara layak diantaranya
Pemenuhan Kebutuhan Pangan
Utama Masyarakat dan Peningkatan
rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni
serta Fasilitasi Pembangunan
Perumahan Swadaya.
- Arah kebijakan yang ditetapkan
untuk mempercepat pertumbuhan
dan pemerataan ekonomi rakyat,
dengan mendorong simpul-simpul
perekonomian utamanya industri
pengolahan dan manufaktur,
perdagangan, jasa, pariwisata,
industri kreatif dengan tetap
berorientasi pada kemitraan dan

Laporan Akhir 48
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

Periode RPJMD 2016-2021


Perencanaan :
pengembangan potensi lokal serta
didukung dengan penciptaan iklim
kondusif untuk pengembangan
usaha, investasi dan peciptaan
lapangan kerja diantaranya:
- Peningkatan Promosi dan Kepastian
serta Kemudahan Perijinan.
- Pengembangan pariwisata berbasis
potensi sumberdaya lokal.
- Peningkatan keunggulan kompetitif
industri kecil dan menengah.
- Peningkatkan dan perluasan
penempatan serta perlindungan bagi
tenaga kerja.
- Peningkatan klasifikasi usaha mikro
serta peningkatan pembinaan,
pengembangan dan pengawasan
koperasi.
- Optimalisasi produksi dan
produktivitas pertanian.
- Pengembangan hortikultura / buah -
buahan untuk substitusi impor.
- Peningkatan produksi dan nilai
tambah hasil perikanan.
- Peningkatan pemenuhan sarpras
distribusi barang.
- Peningkatan Fasilitasi Terhadap
Usaha Ekspor.
- Peningkatan pengawasan terhadap
peredaran barang konsumsi
masyarakat.

Laporan Akhir 49
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

Periode RPJMD 2016-2021


Perencanaan :
- Peningkatan upaya penyiapan calon
transmigran.
Uraian Pencapaian : ➢ Untuk meningkatkan ketahanan pangan,
indikator yang digunakan dan
capaiannya sebagai berikut:
- Skor Pola Pangan Harapan : 86,8
- Ketersediaan Pangan Utama : 93,5
➢ Untuk meningkatkan ketahanan pangan,
indikator yang digunakan meningkatnya
kesejahteraan dan pemerataan ekonomi
masyarakat dan capaiannya sebagai
berikut:
- Pertambahan nilai investasi baru:
758.271
- Lama waktu perijinan investasi: 3,5
- Jumlah kunjungan wisata: 1.387.912
- Nilai PDRB Sektor Industri: 6,9
- Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT):
6,1
- Rasio tenaga kerja sesuai UMK: 98,16
- Persentase koperasi sehat: 76,04
- Jumlah usaha mikro
bersertifikat/berijin: 1800
- Nilai PDRB Sektor Pertanian: 6,8
- Produksi Padi: 189.122,97
- Produksi Jagung: 173,50
- Produksi Daging: 465,4
- Nilai PDRB Sub Sektor Perikanan:
341,38
- Produksi Ikan Konsumsi: 6.376,96
- Jumlah pasar ber-SNI: 0

Laporan Akhir 50
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

Periode RPJMD 2016-2021


Perencanaan :
- Persentase calon transmigran dilatih:
100

2.2.4 Periodesasi RPJMD 2021-2026


Tabel 2. 11 Evaluasi Terhadap Pencapaian RPJMD 2021-2026

Periode
Perencanaan : RPJMD 2021-2026
Arah Kebijakan : Arah kebijakan yang digunakan untuk
mengupayakan kecukupan kebutuhan
pokok masyarakat utamanya pangan dan
papan secara layak yaitu:
1. Peningkatan ketersediaan, distribusi,
dan konsumsi pangan masyarakat.
2. Mempercepat penanganan kawasan
kumuh perkotaan dan mencegah
tumbuh dan berkembangnya
permukiman kumuh baru.
3. Meningkatkan pembangunan SPAL
skala komunal dan IPLT skala
kawasan serta meningkatkan peran
masyarakat, dunia usaha, dan desa
dalam penyelenggaraan sanitasi.
4. Verifikasi dan validasi data serta
pemberian pelayanan PPKS secara
tepat sasaran.
Arah kebijakan pada RPJMD
Kabupaten Purbalingga untuk mempercepat
pertumbuhan dan pemerataan ekonomi
masyarakat dengan mendorong simpul-
simpul perekonomian utamanya dalam

Laporan Akhir 51
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

Periode
Perencanaan : RPJMD 2021-2026
industri pengolahan dan manufaktur,
pertanian, perdagangan, jasa, pariwisata,
UMKM dan ekonomi kreatif dengan tetap
berorientasi pada kemitraan dan
pengembangan potensi lokal serta didukung
dengan penciptaan iklim kondusif untuk
pengembangan usaha, investasi dan
peciptaan lapangan kerja yaitu:
1. Mengembangkan klaster industri,
kemitraan dan pemanfaatan
teknologi.
2. Meningkatkan sistem dan jaringan
distribusi barang, pengembangan
pasar dalam dan luar negeri, serta
perlindungan konsumen dan
Revitalisasi pasar rakyat.
3. Mengembangkan daya tarik wisata
dan ekonomi kreatif serta
meningkatkan promosi pariwisata.
4. Meningkatkan Kapasitas dan
Keterampilan Calon Tenaga Kerja
untuk memenuhi Kebutuhan
Pasar/Wirausaha mandiri.
5. Meningkatkan kapasitas koperasi
dan usaha kecil mikro.
6. Menciptakan iklim usaha yang
kondusif untuk menarik investasi.

Laporan Akhir 52
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

Periode
Perencanaan : RPJMD 2021-2026
Uraian Pencapaian : ➢ Untuk mengupayakan kecukupan
kebutuhan pokok masyarakat utamanya
pangan dan papan secara layak,
indikator yang digunakan serta capaian
pada tahun 2022 untuk Indeks
Ketahanan Pangan dengan capaian
79,25.
➢ Mempercepat pertumbuhan dan
pemerataan ekonomi masyarakat dengan
mendorong simpul-simpul perekonomian
utamanya dalam industri pengolahan
dan manufaktur, pertanian,
perdagangan, jasa, pariwisata, UMKM
dan ekonomi kreatif dengan tetap
berorientasi pada kemitraan dan
pengembangan potensi lokal serta
didukung dengan penciptaan iklim
kondusif untuk pengembangan usaha,
investasi dan peciptaan lapangan kerja,
Adapun indikator dan capaian kinerja
yang digunakan sebagai berikut:
- Pertumbuhan Ekonomi: 5,41
- Nilai PDRB Per Kapita: 28.260.000
- Tingkat Pengangguran Terbuka: 5,23

Laporan Akhir 53
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

2.3 Evaluasi berdasarkan Indikator Kinerja


Evaluasi Capaian RPJPD Bidang Ekonomi juga dilakukan dengan menanalisis capaian Indikator Kinerja
yang ada pada sasaran dan tujuan penyusunan Misi RPJMD sesuai dengan sektor yang dianalisis. Angka
ketercapaian masing–masing indikator kemudian di analisis menggunakan formulir yang telah disediakan.
Berikut merupakan isian dari formulir Evaluasi Capaian RPJPD Bidang Ekonomi berdasarkan indikator kinerja
sasaran dan tujuan misi RPJMD.
2.3.1 Evaluasi RPJMD Tahun 2005-2010
Evaluasi capaian RPJMD Kabupaten Purbalingga Tahun 2005-2010 pada bidang ekonomi didasarkan pada
tujuan dan misi RPJMD Kabupaten Purbalingga yang termasuk dalam bidang ekonomi sebagai berikut:

Tabel 2. 12 Evaluasi Terhadap Indikator Kinerja RPJMD 2005-2010


Data
Target
Capaian
Capaian
pada Realisasi Capaian
pada Akhir
Periodesasi/Visi Awal Akhir Kinerja Keterangan
Tujuan/Sasaran Indikator Tahun
/Misi Tahun Periode RPJMD (Urusan, Rumpun, OPD)
Perencanaa
Perencan (2010) (2010)
n
aan
(2010)
(2004)
1 2 3 4 5 6 7 URUSAN RUMPUN OPD
Misi 4: Tujuan 1:
Meningkatkan Meningkatkan
pertumbuhan daya beli
perekonomian masyarakat

Laporan Akhir 54
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

Data
Target
Capaian
Capaian
pada Realisasi Capaian
pada Akhir
Periodesasi/Visi Awal Akhir Kinerja Keterangan
Tujuan/Sasaran Indikator Tahun
/Misi Tahun Periode RPJMD (Urusan, Rumpun, OPD)
Perencanaa
Perencan (2010) (2010)
n
aan
(2010)
(2004)
1 2 3 4 5 6 7 URUSAN RUMPUN OPD
rakyat dengan dan ketahanan
mendorong ekonomi
secara masyarakat
sungguh- Sasaran 1.1: Kontribusi 35,57 35 32,71 93,46 Pertanian Ekonomi Dinpertan
sungguh Meningkatnya sektor
simpul-simpul produksi dan pertanian
ekonomi rakyat produktivitas terhadap
utamanya serta PDRB
pertanian, berkembangny
kerajinan, a usaha
industri, pertanian
perdagangan
dan jasa,
lembaga
keuangan,
serta Sasaran 1.2: Persentas NA 85 86,17 100,00 Koperasi, Ekonomi DinkopUKM
pariwisata yang Meningkatnya e Usaha Usaha
didukung produksi dan Mikro dan Kecil, dan
dengan produktivitas Kecil Menengah
infrastruktur serta terhadap

Laporan Akhir 55
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

Data
Target
Capaian
Capaian
pada Realisasi Capaian
pada Akhir
Periodesasi/Visi Awal Akhir Kinerja Keterangan
Tujuan/Sasaran Indikator Tahun
/Misi Tahun Periode RPJMD (Urusan, Rumpun, OPD)
Perencanaa
Perencan (2010) (2010)
n
aan
(2010)
(2004)
1 2 3 4 5 6 7 URUSAN RUMPUN OPD
yang memadai berkembangny UKM
a usaha mikro,
kecil dan
menengah
Sasaran 1.3: Ekspor NA 100.000. 150.500. 100,00 Koperasi, Ekonomi DinkopUKM
Terwujudnya Bersih 000.000 897.587 Usaha
peningkatan Perdagang Kecil, dan
jangkauan an Menengah
pemasaran
produk lokal
Sasaran 1.4: Pertumbu 1,35 3 3,18 100,00 Perdagang Ekonomi Dinperindag
Terinventarisa han -an
sinya jenis dan industri
jumlah
perusahaan
serta
meningkatnya
pemahaman
terhadap
kewajiban

Laporan Akhir 56
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

Data
Target
Capaian
Capaian
pada Realisasi Capaian
pada Akhir
Periodesasi/Visi Awal Akhir Kinerja Keterangan
Tujuan/Sasaran Indikator Tahun
/Misi Tahun Periode RPJMD (Urusan, Rumpun, OPD)
Perencanaa
Perencan (2010) (2010)
n
aan
(2010)
(2004)
1 2 3 4 5 6 7 URUSAN RUMPUN OPD
produsen dan
hak-hak
konsumen

Sasaran 1.5: Persentas 100 100 100 100,00 Koperasi, Ekonomi DinkopUKM
Tercukupinya e UMKM Usaha
kebutuhan yang Kecil, dan
permodalan mendapat Menengah
bagi usaha- kan
usaha bantuan
ekonomi dana
rakyat bergulir
Sasaran 1.6: Persentas 75 90 92,09 100,00 Koperasi, Ekonomi DinkopUKM
Berkembangny e koperasi Usaha
a dan aktif Kecil, dan
terwujudnya Menengah
lembaga-
lembaga
keuangan yang
sehat

Laporan Akhir 57
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

Data
Target
Capaian
Capaian
pada Realisasi Capaian
pada Akhir
Periodesasi/Visi Awal Akhir Kinerja Keterangan
Tujuan/Sasaran Indikator Tahun
/Misi Tahun Periode RPJMD (Urusan, Rumpun, OPD)
Perencanaa
Perencan (2010) (2010)
n
aan
(2010)
(2004)
1 2 3 4 5 6 7 URUSAN RUMPUN OPD
Sasaran 1.7: Kunjunga 387.310 1.500.000 1.431.649 95,44 Pariwisata Ekonomi Dinporapar
Meningkatnya n wisata
kunjungan
wisata
Sasaran 1.8: Prosentas 34,63 65 70,91 100,00 Tenaga Ekonomi Dinaker
Terwujudnya e pekerja kerja
peningkatan yang
produktivitas ditempatk
dan an
perlindungan
tenaga kerja
Tujuan 2:
Mewujudkan
ketahanan
pangan daerah
Sasaran 2.1: Ketersedia 127.271 140.000 139.925 99,95 Pangan Ekonomi DKPP
Terwujudnya an pangan
peningkatan utama
ketersediaan (beras)
bahan pangan

Laporan Akhir 58
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

Data
Target
Capaian
Capaian
pada Realisasi Capaian
pada Akhir
Periodesasi/Visi Awal Akhir Kinerja Keterangan
Tujuan/Sasaran Indikator Tahun
/Misi Tahun Periode RPJMD (Urusan, Rumpun, OPD)
Perencanaa
Perencan (2010) (2010)
n
aan
(2010)
(2004)
1 2 3 4 5 6 7 URUSAN RUMPUN OPD
di seluruh
wilayah
dengan harga
yang layak
Sasaran 2.2: Produktivi 5,34 5,5 5,63 100,00 Pangan Ekonomi DKPP
Terwujudnya tas Padi
diversifikasi atau
pangan pada bahan
masyarakat pangan
utama
lokal
lainnya
per hektar
Tujuan 4:
Pemanfaatan
dan
pelestarian
potensi
sumberdaya
air

Laporan Akhir 59
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

Data
Target
Capaian
Capaian
pada Realisasi Capaian
pada Akhir
Periodesasi/Visi Awal Akhir Kinerja Keterangan
Tujuan/Sasaran Indikator Tahun
/Misi Tahun Periode RPJMD (Urusan, Rumpun, OPD)
Perencanaa
Perencan (2010) (2010)
n
aan
(2010)
(2004)
1 2 3 4 5 6 7 URUSAN RUMPUN OPD
Sasaran 4.1: Luas 82,81 85 82,81 97,42 Pertanian Ekonomi Dinpertan
Terwujudnya Irigasi
peningkatan kabupaten
luasan lahan Baik
pertanian
beririgasi
teknis dan
tersedianya
kecukupan air
bagi usaha
pertanian
Misi 6: Tujuan 1:
Meningkatkan Meningkatkan
sumber- efisiensi dan
sumber efektivitas
pendanaan dan pendayagunaa
ketepatan n sumber daya
alokasi pembangunan
investasi Tujuan 2:
pembangunan Meningkatkan

Laporan Akhir 60
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

Data
Target
Capaian
Capaian
pada Realisasi Capaian
pada Akhir
Periodesasi/Visi Awal Akhir Kinerja Keterangan
Tujuan/Sasaran Indikator Tahun
/Misi Tahun Periode RPJMD (Urusan, Rumpun, OPD)
Perencanaa
Perencan (2010) (2010)
n
aan
(2010)
(2004)
1 2 3 4 5 6 7 URUSAN RUMPUN OPD
melalui kegiatan
penciptaan investasi
iklim yang dalam rangka
kondusif untuk memperluas
pengembangan kesempatan
usaha dan kerja dan
penciptaan kesempatan
lapangan kerja berusaha
Sasaran 2.1: Tersusun 100 100 100 100,00 Penanama Ekonomi DPMPTSP
Terwujudnya nya juknis n Modal
pelayanan sisdur
perijinan yang perijinan
mudah, cepat
dan murah
sesuai dengan
ketentuan
peraturan
perundang-
undangan
yang berlaku

Laporan Akhir 61
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

Data
Target
Capaian
Capaian
pada Realisasi Capaian
pada Akhir
Periodesasi/Visi Awal Akhir Kinerja Keterangan
Tujuan/Sasaran Indikator Tahun
/Misi Tahun Periode RPJMD (Urusan, Rumpun, OPD)
Perencanaa
Perencan (2010) (2010)
n
aan
(2010)
(2004)
1 2 3 4 5 6 7 URUSAN RUMPUN OPD
Rata-rata capaian kinerja (%) 98,86
Sangat
Predikat Kinerja
Tinggi
Rata-rata capaian kinerja RPJPD 90,03

Laporan Akhir 62
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekon

RPJMD Tahun 2005-2010 merupakan penjabaran dari tahapan


pembangunan periode pertama RPJPD Kabupaten Purbalingga Tahun
2005-02025. Visi Pembangunan Kabupaten Purbalingga Tahun 2005-
2010 adalah Purbalingga Yang Mandiri dan Berdaya Saing Menuju
Masyarakat Yang Sejahtera Dan Berakhlak Mulia. Evaluasi RPJMD
berikutnya adalah evaluasi capaian kinerja RPJMD 2005 – 2010. Seperti
evaluasi yang telah dilakukan pada periode – periode sebelumnya. Dalam
analisis evaluasi ini, indikator sasaran dan tujuan yang digunakan
sebagai instrumen evaluasi kinerja dibagi menjadi indikator yang belum
mampu mencapai target dan indikator yang mampu melampaui target.
Pada kategori indikator yang belum mampu menyamai target pada
masa awal perencanaan RPJMD 2005 – 2010 sebagai berikut:
1. Indikator yang digunakan untuk menilai keberhasil dalam
penbingkatan produksi dan produktivitas serta berkembangnya
usaha pertanian yaitu kontribusi pertanian terhadap PDRB.
Capaian untuk kontribusi pertanian terhadap PDRB pada awal
tahun perencanaan sebsesar 35,57 sedangkan pada akhir tahun
perencanaan realisasi untuk kontribusi sektor pertanian terhadap
PDRB tidak mencapai target yang telah ditentukan dengan
realisasi sebesar 32,71 dengan capaian kinerja terhadap RPJMD
sebesar 93,46. Semakin tumbuhnya bnyak perusahaan yang
beriinvesatasi dibidang industri menimbulkan peralihan tenaga
kerja dari sektor pertanian yang pindah ke sektor insudtri
merupakan faktor pendorong yang mempengaruhi berkembangnya
bidang pertanian di Kabupaten Purbalingga.
2. Kunjungan Wisata
Pada bidang pariwisata Indikator yang digunakan untuk mengukur
tingkat ketercapaian yaitu kunjungan wisata. Pada awal
perencanaan (2005) capaian dari indikator kunjungan wisata
sebesar 387.310 sedangkan realisasi pada akhir perencanaan
mencapai 1.431.649 jika dibandingkan dengan realisasi pada awal
capaian mengalami kenaikan namun realisasi yang ada tidak

Laporan Akhir 63
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekon

melampaui target yang ditetapkan sebesar 1.500.000. Minimnya


promosi wisata, sarana dan prasarana yg tidak mendukung serta
kurangnya tambahan wahana baru di obyek wisata merupakan
faktor yang berrpengaruh terhadap keberhasilan capaian pada
tahun 2010.
3. Luas Irigasi Kabupaten Naik
Selain untuk meningkatkan daya beli masyarakat, pemerintah
Kabupaten Purbalingga juga memanfaatkan dan melestariakan
potensi sumber daya air guna mewujudkan misi 4 kabupaten
Purbalingga yaitu meningkatkan pertumbuhan perekonomian
rakyat dengan mendorong secara sungguh-sungguh simpul-simpul
ekonomi rakyat utamanya pertanian, kerajinan, industri,
perdagangan dan jasa, lembaga keuangan, serta pariwisata yang
didukung dengan infrastruktur yang memadai. Terwujudnya
peningkatan luasan lahan pertanian beririgasi teknis dan
tersedianya kecukupan air bagi usaha pertanian merupakan
sasaran yang ingin direalisasikan. Indikator yang digunakan yaitu
luas irigasi Kabupaten Purbalingga, berdasarkan data yang ada
pada awal tahun perencanaan capaian indikator mencapai 82,81
sedangkan pada akhir tahun perencanaan capaian noindikator
mencapai 82,81 tidak mengalami peningkatan dari capaian awal
tahun perencanaan. Kurangnya kepedulian masyarakat petani
(P3A) thd pengelolaan/pemeliharaan jaringan irigasi merupakan
faktor yang menghambat ketercapaian peningkatan luasan lahan
pertanian beririgasi teknis dan tersedianya kecukupan air bagi
usaha pertanian.

Pada kategori indikator yang mampu menyamai target pada masa


awal perencanaan RPJMD 2005 – 2010 sebagai berikut:
1. Persentase Usaha Mikro dan Kecil terhadap UKM
Indikator yang digunakan untuk meningktakan produksi dan
produktivitas serta berkembangnya usaha mikro, kecil dan menegah
adalah indikator persentase usaha mikro dan kecil terhadap UKM.

Laporan Akhir 64
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekon

Realisasi capaian pada tahun 2010 mencapai 86,17 melampaui target


yang ditetapkan 85 dengan realisasi capaian 100. Faktor yang
menghambat capaian kinerja dari indikator persentase usaha mikro
dan kecil terhadap UKM yaitu Minimnya akses permodalan dan
rendahnya skill serta kurangnya pembinaan bagi UMKM sedangkan
faktor pendorong yang mempengaruhi yaitu Pemberian bantuan modal
dan pelatihan serta pendampingan bagi UMKM.
2. Ekspor Bersih Perdagangan
Terwujudnya peningkatan jangkauan pemasaran produk lokal
digunakan indikator ekspor bersih perdagangan. Target yang
ditetapkan pada akhir tahun perencanaan 2010 sebesar 100.000.
000.000 realisasi yang berhasil dicapai pada akhir tahun perencanaan
sebesar 150.500. 897.587, dengan capaian realisasi 100%. Faktor yang
mempengaruhi keberhasilan capaian indikator ekspor bersih
perdagangan yaitu jumlah dan kualitas produk yang dihasilkan untuk
diperdagangkan sedangkan terbatasnya jumlah dan rendahnya
kualitas produk yang dipersyaratkan untuk eksport merupakan faktor
yang menghambat capaian kinerja indikator.
3. Pertumbuhan Industri
Untuk mengukur capaian yang dapat dicapai dalam upaya
meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Purbalingga yaitu
pertumbuhan industri. Tahun 2010 merupakan tahun akhir
perencanaan untuk RPJMD Kabupaten Purbalingga Tahun 2005-2010
dengan target capaian sebesar 3,18 untuk realisasi sampe akhir
periode (2010) indikator pertumbuhan industri dapat melampaui
target yang ditetapkan mencapai 3,18. Keberhasilan tercapainya
indikator pertumbuhan industri dipengaruhi oleh masih banyak
perusahaan yang belum melaksanakan program perlindungan
konsumen.
4. Persentase UMKM
Persentase UMKM yang mendapatkan bantuan dana bergulir
merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur tercapainya
kebutuhan permodalan bagi usaha-usaha ekonomi rakyat.

Laporan Akhir 65
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekon

Berdasarkan data yang didapatkan indikator persentase UMKM yang


mendapatkan bantuan dana bergulir dari awal tahun perencanaan
hingga tahun akhir perencanaan selalu mencapai target yang
ditetapkan. Tersedianya dana yang memadai untuk pemberian
bantuan modal bagi UMKM merupakan faktor yang mendorong
tercapianya indikator persentase UMKM yang mendapatkan bantuan
dana bergulir sedangkan faktor yang menjadi penghambat
ketercapaian indikator indikator persentase UMKM yang mendapatkan
bantuan dana bergulir yaitu keterbatasan anggaran yg tersedia untuk
pemebrian bantuan modal bagi UMKM. Untuk mengukur ketercapaian
dari sasaran yang ditetapkan digunakan indikator persentase koperasi
yang aktif. Target yang ditetapkan pada akhir tahun capaian untuk
indikator persentase koperasi yang aktif sebesar 90 lebih tinggi
dibandingkan dengan capaian yang pada tahun 2005 seesar 75.
Realisasi pada akhir tahun perencanaan mencapai 92,09 melampaui
target yang telah ditetapkan dengan realisasi capaian 103,32.
Bertambahnya jumlah koperasi yg sehat dan aktif merupakan faktor
yang mendorong ketercapaian target sedangkan faktor yang
menghambat yaitu banyaknya koperasi yang tidak melakukan RAT.

5. Persentase Pekerja Yang ditempatkan


Persentase pekerja yang ditempatkan merupakan indikator yang
digunakan untuk mengukur ketercapaian dari peningkatan
produktivitas dan perlindungan tenaga kerja. Realisasi yang dicapai
pada tahun 2010 sebgai tahun akhir perencanaan mencapai 100
melampaui target yang telah ditetapkan sebesar 65. Jika dibandingkan
dengan realisasi pada tahun 2005 capaian terhadap indikator
persentase pekerja yang ditingkatkan mengalami peningkatan sebesar
105%. Adapun faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam capaian
terhadap indikator persentase pekerja yang ditingkatkan yaitu rasio
jumlah angkatan kerja dengan lapangan kerja/usaha mendekati ideal.
6. Tersusunnya Juknis Sisdur Perijinan

Laporan Akhir 66
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekon

Tersusunnya juknis sisdur perijinan merupakan indikator yang


digunakan dalam mengukur ketercapaian sasaran yang ada. Realisasi
yang dicapai indikator tersusunnya juknis sisdur perijinan selalu
melampaui target yang ditetapkan konsisten dari awal perencaan
hingga tahun akhir perencanaan. Belum terbitnya regulasi yang
mengatur terkait juknis, sisdur perizinan merupakan faktor yang
menghambat perkembangan penyusunan juknis sisdur perijinan
sehingga dibutuhkan support kebijakan dan terbitnya regulasi yang
mengatur terkait juknis, sisdur perizinan sebagai salah satu faktor
pendorong ketercapaian target.

Evaluasi capaian kinerja RPJMD Tahun 2005-2010 dilakukan


untuk mengetahui program kinerja dari perangkat daerah di Kabupaten
Purbalingga dapat dikatakan tercapai apabila sesuai dengan target yang
telah ditetapkan. Evaluasi capaian RPJMD dihadiri oleh seluruh
perangkat daerah di Kabupaten Purbalingga yang membidangi
perencanaan, pengendalian, dan evaluasi dokumen perencanaan yang
dilaksanakan secara bergantian sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan untuk melakulan verifikasi Data Capaian Kinerja. Hasil rata-
rata kinerja RPJMD Tahun 2005-2010 sebesar 99,81 termasuk dengan
katagori sangat tinggi. Rata-rata capaian RPJPD Kabupaten Purbalingga
sebesar 90,03 dengan kategori sangat tinggi.

Laporan Akhir 67
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

2.3.2 Evaluasi RPJMD Tahun 2010-2015


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Purbalingga Tahun 2010-2015
merupakan penjabaran dan pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten
Purbalingga Tahun 2005-2025 untuk tahap 5 (lima) tahun kedua. Oleh karena itu Visi dan Misi Pembangunan
Kabupaten Purbalingga Tahun 2010-2015 harus selaras dengan Visi dan Misi Pembangunan Jangka Panjang
Kabupaten Purbalingga Tahun 2005-2025.

Tabel 2. 13 Evaluasi Terhadap Indikator Kinerja RPJMD 2010-2015

Data
Capaian Target
Realisasi Capaian
pada Awal Capaian pada
Periodesasi/Visi/Mis Tujuan/ Akhir Kinerja Keterangan
Indikator Tahun Akhir Tahun
i Sasaran Periode RPJMD (Urusan, Rumpun, OPD)
Perencanaa Perencanaan
(2015) (2015)
n (2015)
(2009)

1 2 3 4 5 6 URUSAN RUMPUN OPD


Misi 4: Tujuan 1:
Meningkatkan Terwujudnya
Pertumbuhan ketahanan
Ekonomi dan

Laporan Akhir 68
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

Data
Capaian Target
Realisasi Capaian
pada Awal Capaian pada
Periodesasi/Visi/Mis Tujuan/ Akhir Kinerja Keterangan
Indikator Tahun Akhir Tahun
i Sasaran Periode RPJMD (Urusan, Rumpun, OPD)
Perencanaa Perencanaan
(2015) (2015)
n (2015)
(2009)

1 2 3 4 5 6 URUSAN RUMPUN OPD


Purbalingga kemandirian
yang Semakin pangan yang
Berkualitas dan mampu
Berkeadilan dipertahanka
melalui n pada
Pendayagunaan tingkat aman
Seluruh Potensi dan dalam
Daerah kualitas gizi
yang
memadai,
serta
tersedianya
instrumen
jaminan
pangan
sampai ke

Laporan Akhir 69
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

Data
Capaian Target
Realisasi Capaian
pada Awal Capaian pada
Periodesasi/Visi/Mis Tujuan/ Akhir Kinerja Keterangan
Indikator Tahun Akhir Tahun
i Sasaran Periode RPJMD (Urusan, Rumpun, OPD)
Perencanaa Perencanaan
(2015) (2015)
n (2015)
(2009)

1 2 3 4 5 6 URUSAN RUMPUN OPD


tingkat
rumah
tangga

Sasaran 1.1: Angka inflasi 8,5 <7 5,14 100 Ekonomi BPS
Stabilnya
angka inflasi
Sasaran 1.2: Ketersediaan 139.925 Diatas 142.934 100 Pangan Ekonomi DKPP
Meningkatny pangan angka
a indeks utama normatif
konsumsi (>92,87
non pangan kg/kap/thn
)
Sasaran 1.3: Daya beli 567.750 690.000 520.633 75,45 Pangan Ekonomi DKPP
Meningkatny masyarakat

Laporan Akhir 70
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

Data
Capaian Target
Realisasi Capaian
pada Awal Capaian pada
Periodesasi/Visi/Mis Tujuan/ Akhir Kinerja Keterangan
Indikator Tahun Akhir Tahun
i Sasaran Periode RPJMD (Urusan, Rumpun, OPD)
Perencanaa Perencanaan
(2015) (2015)
n (2015)
(2009)

1 2 3 4 5 6 URUSAN RUMPUN OPD


a daya beli
masyarakat
Sasaran 1.4: Persentase 87 Meningkat 160 100 Pangan Ekonomi DKPP
Meningkatny uji (10%)
a uji laboratorium
laboratorium pada
pada makanan
makanan yang beredar
yang beredar
Sasaran 1.5: Angka pola 85 86 85,2 99,65 Pangan Ekonomi DKPP
Meningkatny pangan
a angka pola harapan
pangan
harapan

Laporan Akhir 71
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

Data
Capaian Target
Realisasi Capaian
pada Awal Capaian pada
Periodesasi/Visi/Mis Tujuan/ Akhir Kinerja Keterangan
Indikator Tahun Akhir Tahun
i Sasaran Periode RPJMD (Urusan, Rumpun, OPD)
Perencanaa Perencanaan
(2015) (2015)
n (2015)
(2009)

1 2 3 4 5 6 URUSAN RUMPUN OPD


Tujuan 2:
Semakin
meningkat
dan
meratanya
pendapatan
per kapita riil
masyarakat
serta
menurunnya
angka
penganggura
n dan
kemiskinan
Sasaran 2.1: Pendapatan 5,8 juta 8,4 juta 15.946.67 100,00 Ekonomi BPS
Meningkatny per kapita 6

Laporan Akhir 72
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

Data
Capaian Target
Realisasi Capaian
pada Awal Capaian pada
Periodesasi/Visi/Mis Tujuan/ Akhir Kinerja Keterangan
Indikator Tahun Akhir Tahun
i Sasaran Periode RPJMD (Urusan, Rumpun, OPD)
Perencanaa Perencanaan
(2015) (2015)
n (2015)
(2009)

1 2 3 4 5 6 URUSAN RUMPUN OPD


a pendapatan
per kapita
Sasaran 2.2: Indek Gini 0,26 0,22 0,3 73,33 Ekonomi BPS
Menurunnya
kesenjangan
pendapatan
antar
individu
(indek Gini)

Laporan Akhir 73
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

Data
Capaian Target
Realisasi Capaian
pada Awal Capaian pada
Periodesasi/Visi/Mis Tujuan/ Akhir Kinerja Keterangan
Indikator Tahun Akhir Tahun
i Sasaran Periode RPJMD (Urusan, Rumpun, OPD)
Perencanaa Perencanaan
(2015) (2015)
n (2015)
(2009)

1 2 3 4 5 6 URUSAN RUMPUN OPD


Sasaran 2.3: Indek 0,49 0,3 0,49 61,22 Ekonomi BPS
Menurunnya Williamson
kesenjangan
ekonomi
antar wilayah
(indek
Williamson)

Sasaran 2.4: Angka 6,58 4,5 4,84 92,98 Tenaga Ekonomi Dinaker
Menurunnya penganggura kerja
angka n
penganggura

Laporan Akhir 74
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

Data
Capaian Target
Realisasi Capaian
pada Awal Capaian pada
Periodesasi/Visi/Mis Tujuan/ Akhir Kinerja Keterangan
Indikator Tahun Akhir Tahun
i Sasaran Periode RPJMD (Urusan, Rumpun, OPD)
Perencanaa Perencanaan
(2015) (2015)
n (2015)
(2009)

1 2 3 4 5 6 URUSAN RUMPUN OPD


n

Tujuan 3:
Terbangunny
a struktur
perekonomia
n yang kokoh
berlandaskan
keunggulan
komparatif
dan
keunggulan
kompetitif
Kabupaten

Laporan Akhir 75
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

Data
Capaian Target
Realisasi Capaian
pada Awal Capaian pada
Periodesasi/Visi/Mis Tujuan/ Akhir Kinerja Keterangan
Indikator Tahun Akhir Tahun
i Sasaran Periode RPJMD (Urusan, Rumpun, OPD)
Perencanaa Perencanaan
(2015) (2015)
n (2015)
(2009)

1 2 3 4 5 6 URUSAN RUMPUN OPD


Purbalingga
dengan
sektor
pertanian
dan sektor
pariwisata
sebagai basis
aktivitas
ekonomi
yang dikelola
secara efisien
guna
menghasilka
n produk
berkualitas
dengan nilai

Laporan Akhir 76
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

Data
Capaian Target
Realisasi Capaian
pada Awal Capaian pada
Periodesasi/Visi/Mis Tujuan/ Akhir Kinerja Keterangan
Indikator Tahun Akhir Tahun
i Sasaran Periode RPJMD (Urusan, Rumpun, OPD)
Perencanaa Perencanaan
(2015) (2015)
n (2015)
(2009)

1 2 3 4 5 6 URUSAN RUMPUN OPD


tambah dan
daya saing
tinggi; terus
meningkatny
a peran
sektor
industri dan
jasa dengan
menghasilka
n produk
yang lebih
berkualitas
serta
memiliki nilai
tambah dan
berdaya

Laporan Akhir 77
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

Data
Capaian Target
Realisasi Capaian
pada Awal Capaian pada
Periodesasi/Visi/Mis Tujuan/ Akhir Kinerja Keterangan
Indikator Tahun Akhir Tahun
i Sasaran Periode RPJMD (Urusan, Rumpun, OPD)
Perencanaa Perencanaan
(2015) (2015)
n (2015)
(2009)

1 2 3 4 5 6 URUSAN RUMPUN OPD


saing tinggi

Sasaran 3.1: Nilai tukar 101,59 105,69 99,95 94,57 Pertanian Ekonomi Dinpertan
Meningkatny petani
a
kesejahteraa
n petani yang
ditandai
dengan
meningkatny

Laporan Akhir 78
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

Data
Capaian Target
Realisasi Capaian
pada Awal Capaian pada
Periodesasi/Visi/Mis Tujuan/ Akhir Kinerja Keterangan
Indikator Tahun Akhir Tahun
i Sasaran Periode RPJMD (Urusan, Rumpun, OPD)
Perencanaa Perencanaan
(2015) (2015)
n (2015)
(2009)

1 2 3 4 5 6 URUSAN RUMPUN OPD


a nilai tukar
petani

Sasaran 3.2: Persentase 74,09 Menurun -11 -18,64 Pertanian Ekonomi Dinpertan
Menurunnya penggunaan (20%)
penggunaan pupuk dan
pupuk dan obat kimia di
obat kimia di sektor
sektor pertanian
pertanian
Sasaran 3.3: Angka 1.431.649 Meningkat 1.834.808 100 Pariwisata Ekonomi Dinporapar
Meningkatny kunjungan (20%)
a angka wisata
kunjungan
wisata

Laporan Akhir 79
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

Data
Capaian Target
Realisasi Capaian
pada Awal Capaian pada
Periodesasi/Visi/Mis Tujuan/ Akhir Kinerja Keterangan
Indikator Tahun Akhir Tahun
i Sasaran Periode RPJMD (Urusan, Rumpun, OPD)
Perencanaa Perencanaan
(2015) (2015)
n (2015)
(2009)

1 2 3 4 5 6 URUSAN RUMPUN OPD


Sasaran 3.4: Nilai tambah 103281,5 Meningkat 8.610.131 42 Pariwisata Ekonomi Dinporapar
Meningkatny sektor-sektor 1 juta (40%)
a nilai pendukung
tambah sektor wisata
sektor-sektor (PDRB sektor
pendukung perdagangan,
sektor wisata hotel dan
(PDRB sektor restauran;
perdagangan, PDRB sektor
hotel dan pengangkuta
restauran; n dan
PDRB sektor telekomunika
pengangkuta si; PDRB
n dan sektor
telekomunika pertanian;
si; PDRB serta PDRB

Laporan Akhir 80
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

Data
Capaian Target
Realisasi Capaian
pada Awal Capaian pada
Periodesasi/Visi/Mis Tujuan/ Akhir Kinerja Keterangan
Indikator Tahun Akhir Tahun
i Sasaran Periode RPJMD (Urusan, Rumpun, OPD)
Perencanaa Perencanaan
(2015) (2015)
n (2015)
(2009)

1 2 3 4 5 6 URUSAN RUMPUN OPD


sektor sektor
pertanian; industri)
serta PDRB
sektor
industri)

Sasaran 3.5: Proporsi 64 Meningkat 0,09 0,13 Perindustr Ekonomi Dinperinda


Meningkatny sektor (10%) ian g
a proporsi industri dan
sektor jasa dalam
industri dan PDRB
jasa dalam
PDRB

Laporan Akhir 81
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

Data
Capaian Target
Realisasi Capaian
pada Awal Capaian pada
Periodesasi/Visi/Mis Tujuan/ Akhir Kinerja Keterangan
Indikator Tahun Akhir Tahun
i Sasaran Periode RPJMD (Urusan, Rumpun, OPD)
Perencanaa Perencanaan
(2015) (2015)
n (2015)
(2009)

1 2 3 4 5 6 URUSAN RUMPUN OPD


Sasaran 3.6: Jumlah 35.868 Meningkat 42758 100 Perindustr Ekonomi Dinperinda
Meningkatny industri kecil ian g
a jumlah dan rumah
UMKM tangga

Tujuan 4:
Meningkatny
a investasi
swasta, baik
dalam negeri
maupun
asing, yang
mampu
menyerap
tenaga kerja,

Laporan Akhir 82
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

Data
Capaian Target
Realisasi Capaian
pada Awal Capaian pada
Periodesasi/Visi/Mis Tujuan/ Akhir Kinerja Keterangan
Indikator Tahun Akhir Tahun
i Sasaran Periode RPJMD (Urusan, Rumpun, OPD)
Perencanaa Perencanaan
(2015) (2015)
n (2015)
(2009)

1 2 3 4 5 6 URUSAN RUMPUN OPD


mendorong
aktivitas
ekonomi
lokal, dan
ramah
lingkungan,
guna
menyediakan
lapangan
kerja dengan
tingkat upah
memadai dan
menanggulan
gi
kemiskinan

Laporan Akhir 83
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

Data
Capaian Target
Realisasi Capaian
pada Awal Capaian pada
Periodesasi/Visi/Mis Tujuan/ Akhir Kinerja Keterangan
Indikator Tahun Akhir Tahun
i Sasaran Periode RPJMD (Urusan, Rumpun, OPD)
Perencanaa Perencanaan
(2015) (2015)
n (2015)
(2009)

1 2 3 4 5 6 URUSAN RUMPUN OPD


Sasaran 4.1: Jumlah PMA 17 Meningkat 23 100 Penanama Ekonomi DPMPTSP
Meningkatny n Modal
a jumlah
PMA dan
PMDN

Sasaran 4.2: Nilai 176.727.9 Meningkat 14.923.20 100 Penanama Ekonomi DPMPTSP
Meningkatny investasi 00.000 0.000 n Modal
a nilai PMA
investasi
PMA dan
PMDN
Sasaran 4.3: Upah 695.000 Meningkat 1.101.600 100 Tenaga Ekonomi Dinaker
Meningkatny Minimum (10%) kerja

Laporan Akhir 84
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

Data
Capaian Target
Realisasi Capaian
pada Awal Capaian pada
Periodesasi/Visi/Mis Tujuan/ Akhir Kinerja Keterangan
Indikator Tahun Akhir Tahun
i Sasaran Periode RPJMD (Urusan, Rumpun, OPD)
Perencanaa Perencanaan
(2015) (2015)
n (2015)
(2009)

1 2 3 4 5 6 URUSAN RUMPUN OPD


a Upah Kabupaten
Minimum
Kabupaten
Sasaran 4.4: Angka 6,58 4,5 4,84 92,98 Tenaga Ekonomi Dinaker
Menurunnya penganggura kerja
angka n
penganggura
n
Misi 5: Tujuan 1:
Meningkatkan Tersedianya
Kapasitas dan infrastruktur
Kualitas yang
Prasarana memadai dan
Wilayah, saling
Terutama untuk terintegrasi

Laporan Akhir 85
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

Data
Capaian Target
Realisasi Capaian
pada Awal Capaian pada
Periodesasi/Visi/Mis Tujuan/ Akhir Kinerja Keterangan
Indikator Tahun Akhir Tahun
i Sasaran Periode RPJMD (Urusan, Rumpun, OPD)
Perencanaa Perencanaan
(2015) (2015)
n (2015)
(2009)

1 2 3 4 5 6 URUSAN RUMPUN OPD


Mendorong Sasaran 1.6: Jumlah 34 35 36 100 Perdagang Ekonomi Dinperinda
Keserasian Jumlah pasar an g
Pertumbuhan pasar tradisional
Antarwilayah dan tradisional
Pemerataan
Pelayanan
Sosial
Rata-rata capaian kinerja (%)
81,71

Predikat Kinerja
Tinggi

Rata-rata capaian kinerja RPJPD


90,3

Laporan Akhir 86
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

Pembangunan ekonomi menduduki posisi yang sangat


strategis karena keberhasilan pembangunan ekonomi akan sangat
menentukan keberhasilan pembangunan di bidang-bidang lainnya.
Meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat sebagai hasil dari
pembangunan ekonomi akan meningkatkan daya beli yang pada
akhirnya akan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
mengakses berbagai sumber daya dalam rangka meningkatkan
kualitas kehidupan dan semakin meningkatkan aktifitasnya dalam
bidang ekonomi. Upaya meningkatkan pendapatan per kapita
masyarakat dilakukan dengan mendorong pertumbuhan ekonomi
daerah melalui peningkatan produksi dan nilai tambah pada
masing-masing sektor ekonomi. Namun demikian, pertumbuhan
ekonomi yang tinggi tidak serta merta meningkatkan pendapatan
per kapita riil seluruh masyarakat apabila tidak terdistribusi secara
merata.
Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum
dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Kenaikan harga
dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali
bila kenaikan itu meluas atau mengakibatkan kenaikan harga pada
barang lainnya. Kebalikan dari inflasi disebut deflasi. Untuk
mengukur capaian digunakan angka inflasi sebagai indikator untuk
mengukur keberhasilan sasaran yang ditetapkan. Pada awal tahun
perencanaan angka inflasi di Kabupaten Purbalingga sebesar 8,5,
realkisasi pada tahun 2015 sebagai tahun akhir perencanaan
sebesar 5,14 melampaui target yang telah ditetapkan. Adanya
pemantauan pasokan barang dan tingkat harga di pasaran,
melakukan operasi pasar pada waktu tertentu agar komoditas
pangan tetap stabil mendorong angka inflasi di Kabupaten
Purbalingga cenderung stabil. Daya beli masyarakat merupakan
indikator yang digunakan untuk mengukur daya beli masyarakat.
Ketercapaian indikator daya beli masyrakat pada tahun 2015
sebesar 75,45% hal tersebut berarti realisasi pada tahun 2015

Laporan Akhir 87
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

sebesar 520.633 tidak mencapai target yang ditentukan yaitu


690.000. naiknya angka kemiskinan merupakan faktor penghambat
ketercapaian dari indikator daya beli masyarakat di Kabupaten
Purbalingga.
Ketersediaan pangan utama merupakan indikator yang
digunakan untuk mengukur ketercapaian dari sasaran 1.2 yaitu
meningkatnya indeks konsumsi non-pangan. Meningkatnya
pendapatan masyarakat, Meningkatnya pengetahuan masyarakat
tentang pentingnya pangan merupakan faktor yang mendorong
ketercapaian kinerja indikator ketersediaan pangan utama,
sedangkan luas lahan pertanian semakin berkurang akibat alih
fungsi lahan pertanian menjadi non-pertanian (perumahan, industri,
fasilitas umum dll), jaringan irigasi teknis banyak mengalami
kerusakan sehingga irigasi mengalami kebocoran, terjadinya
serangan hama tanaman, terjadinya kemarau panjang sehingga
jadwal panen mundur merupakan faktor penghambat tercapainaya
indikator ketersediaan pangan utama. Realisasi pada tahun 2022
mencapai 142,934 melampaui target yang ditetapkan sebsar "Diatas
angka normatif (>92,87 kg/kap/thn).
Untuk mengukur keberhasilan dari peningkatan pola pangan
harapan digunakan angka pola pangan harapan sebagai indikator
pengukur sehingga didapatkan hasil pada tahun 2015 realisasi
capaian sebesar 85,2 tidak melampaui target yang telah ditetapkan
sebesar 86. Adapun faktor yang menghambat keberhasilan capaian
pada indikator angka pola pangan harapan yaitu kurangya
kesadaran masyarakat tentang pola pangan harapn dan dampak
Covid-19 konsumsi pola pangan menurun.
Untuk mengukur ketimpangan pendapatan di Kabupaten
Purbalingga digunakan indeks gini. Ketimpangan harus mendapat
perhatian karena ketimpangan wilayah yang ekstrim menyebabkan
inefisiensi ekonomi, alokasi aset yang tidak efisien dan menambah
jumlah kemiskinan, inefisiensi, melemahkan stabilitas sosial dan

Laporan Akhir 88
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

solidaritas dan memperkuat kekuatan politis golongan kaya


sehingga menimbulkan ketidakadilan bagi masyarakat.
RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program
kepala daerah yang memuat tujuan, sasaran, strategi, arah
kebijakan, pembangunan Daerah dan keuangan Daerah, serta
program Perangkat Daerah dan lintas Perangkat Daerah yang
disertai dengan kerangka pendanaan bersifat indikatif untuk jangka
waktu 5 (lima) tahun yang disusun dengan berpedoman pada
RPJPD dan RPJMN. Rata-rata capaian RPJMD Kabupaten
Purbalingga tahun 2010-2015 sebesar 81,71 termasuk pada tinggi
untuk nilai capaiannya. Rata-rata capaian kinerja RPJPD sesbear
90,03 dan tergolong sangat tinggi.

Laporan Akhir 89
Penyusunan Background
Penyusunan Study Rencana
Background Pembangunan
Study Rencana Jangja Panjang
Pembangunan Daerah (RPJPD)
Jangja Panjang Bidang Ekonomi
Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

2.3.3 Evaluasi RPJMD Tahun 2016-2021


Evaluasi terhadap dokumen RPJPD selain menggunakan Indikator Makro bidang ekonomi juga
berdassarkan pencapaian RPJMD Tahun 2016-2021 sebagai berikut:

Tabel 2. 14 Evaluasi Terhadap Indikator Kinerja RPJMD 2016-2021


Penyesu
Target
Data aian
Capaian
Capaian Realisasi Capaian
pada Akhir
Periodesasi/Visi/ pada Awal Akhir Kinerja Keterangan
Tujuan/Sasaran Indikator Tahun
Misi Tahun Periode RPJMD (Urusan, Rumpun, OPD)
Perencanaa
Perencanaan (2020) (2020)
n
(2015)
(2020)
1 2 3 4 5 6 8 URUSAN RUMPUN OPD
Misi 3: Tujuan 1 :
Mengupayakan Meningkatnya
Kecukupan ketahanan pangan
Kebutuhan Pokok Sasaran 1.1: Skor Pola 84,33 96,98 86,8 89,50 Pangan Ekonomi DKPP
Manusia Meningkatnya Status Pangan
Utamanya Pangan Masyarakat Harapan
Pangan dan
Papan Secara
Layak
Ketersediaan 162,6 173 93,5 54,05 Pangan Ekonomi DKPP
Pangan
Utama

Misi 5: Tujuan 1:
Mempercepat Meningkatnya
pertumbuhan Kesejahteraan Dan

Laporan Akhir 90
Penyusunan Background
Penyusunan Study Rencana
Background Pembangunan
Study Rencana Jangja Panjang
Pembangunan Daerah (RPJPD)
Jangja Panjang Bidang Ekonomi
Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

Penyesu
Target
Data aian
Capaian
Capaian Realisasi Capaian
pada Akhir
Periodesasi/Visi/ pada Awal Akhir Kinerja Keterangan
Tujuan/Sasaran Indikator Tahun
Misi Tahun Periode RPJMD (Urusan, Rumpun, OPD)
Perencanaa
Perencanaan (2020) (2020)
n
(2015)
(2020)
1 2 3 4 5 6 8 URUSAN RUMPUN OPD
dan pemerataan Pemerataan Ekonomi
ekonomi rakyat, Masyarakat
dengan
mendorong Sasaran 1.1: Pertambahan 100 Penanaman Ekonomi DPMP
simpul-simpul Meningkatnya nilai 230.000 690.000 758.271 Modal TSP
perekonomian Investasi dan investasi
utamanya Kegiatan Ekonomi baru
industri Masyarakat Lama waktu 6 4,6 3,5 100 Penanaman Ekonomi DPMP
pengolahan dan perijinan Modal TSP
manufaktur, investasi
perdagangan, Sasaran 1.2: Jumlah 48,02 Pariwisata Ekonomi Dinpo
jasa, pariwisata, Meningkatnya Daya kunjungan 1.579.000 2.890.000 1.387.912 rapar
industri kreatif Saing Pariwisata wisata
dengan tetap
beroriantasi pada
kemitraan dan
pengembangan
potensi lokal
serta didukung
dengan
penciptaan iklim
kondusif untuk
pengembangan Sasaran 1.3: Nilai PDRB 3,9 5,4 6,9 100 Perindustri Ekonomi Dinpe
usaha, investasi Meningkatnya Sektor an rindag
Kemandirian dan Industri

Laporan Akhir 91
Penyusunan Background
Penyusunan Study Rencana
Background Pembangunan
Study Rencana Jangja Panjang
Pembangunan Daerah (RPJPD)
Jangja Panjang Bidang Ekonomi
Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

Penyesu
Target
Data aian
Capaian
Capaian Realisasi Capaian
pada Akhir
Periodesasi/Visi/ pada Awal Akhir Kinerja Keterangan
Tujuan/Sasaran Indikator Tahun
Misi Tahun Periode RPJMD (Urusan, Rumpun, OPD)
Perencanaa
Perencanaan (2020) (2020)
n
(2015)
(2020)
1 2 3 4 5 6 8 URUSAN RUMPUN OPD
dan peciptaan Daya Saing Industri
lapangan kerja
Sasaran 1.4: Tingkat 5,13 <4 6,1 65,57 Tenaga Ekonomi Dinak
Memperluas Penganggura Kerja er
Kesempatan Kerja n Terbuka
yang Layak dan (TPT)
Terlindungi Jaminan Rasio tenaga 79 93 98,16 100 Tenaga Ekonomi Dinak
Sosial kerja sesuai Kerja er
UMK
Sasaran 1.5: Persentase 59 73 76,04 100 Koperasi, Ekonomi Dinko
Meningkatkan koperasi Usaha pUKM
Kemandirian dan sehat Kecil, dan
Daya Saing Koperasi Menengah
Usaha Kecil dan Jumlah 268 1013 1800 100 Koperasi, Ekonomi Dinko
Mikro (KUKM) usaha mikro Usaha pUKM
bersertifikat/ Kecil, dan
berijin Menengah
Sasaran 1.6: Nilai PDRB 4,9 6,6 6,8 100 Pertanian Ekonomi Dinpe
Meningkatnya Sektor rtan
Kemandirian dan Pertanian

Laporan Akhir 92
Penyusunan Background
Penyusunan Study Rencana
Background Pembangunan
Study Rencana Jangja Panjang
Pembangunan Daerah (RPJPD)
Jangja Panjang Bidang Ekonomi
Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

Penyesu
Target
Data aian
Capaian
Capaian Realisasi Capaian
pada Akhir
Periodesasi/Visi/ pada Awal Akhir Kinerja Keterangan
Tujuan/Sasaran Indikator Tahun
Misi Tahun Periode RPJMD (Urusan, Rumpun, OPD)
Perencanaa
Perencanaan (2020) (2020)
n
(2015)
(2020)
1 2 3 4 5 6 8 URUSAN RUMPUN OPD
Daya Saing Sektor Produksi 249.691,00 262.429,00 189.122,97 72,07 Pertanian Ekonomi Dinpe
Pertanian Padi rtan

Produksi 39.339,00 41.346,00 68.271,42 100 Pertanian Ekonomi Dinpe


Jagung rtan

Produksi 221 232 173,50 74,79 Pertanian Ekonomi Dinpe


Kedelai rtan

Laporan Akhir 93
Penyusunan Background
Penyusunan Study Rencana
Background Pembangunan
Study Rencana Jangja Panjang
Pembangunan Daerah (RPJPD)
Jangja Panjang Bidang Ekonomi
Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

Penyesu
Target
Data aian
Capaian
Capaian Realisasi Capaian
pada Akhir
Periodesasi/Visi/ pada Awal Akhir Kinerja Keterangan
Tujuan/Sasaran Indikator Tahun
Misi Tahun Periode RPJMD (Urusan, Rumpun, OPD)
Perencanaa
Perencanaan (2020) (2020)
n
(2015)
(2020)
1 2 3 4 5 6 8 URUSAN RUMPUN OPD
Produksi 429 451 465,4 100 Pertanian Ekonomi Dinpe
Daging rtan

Sasaran 1.7: Nilai PDRB 347 341,38 98,37 Kelautan Ekonomi DKPP
Meningkatnya Sub Sektor dan
Kemandirian dan Perikanan perikanan
Daya Saing Sub
Sektor Perikanan

Produksi 4.873,00 5.223,00 6.376,96 100 Kelautan Ekonomi DKPP


Ikan dan
Konsumsi perikanan

Laporan Akhir 94
Penyusunan Background
Penyusunan Study Rencana
Background Pembangunan
Study Rencana Jangja Panjang
Pembangunan Daerah (RPJPD)
Jangja Panjang Bidang Ekonomi
Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

Penyesu
Target
Data aian
Capaian
Capaian Realisasi Capaian
pada Akhir
Periodesasi/Visi/ pada Awal Akhir Kinerja Keterangan
Tujuan/Sasaran Indikator Tahun
Misi Tahun Periode RPJMD (Urusan, Rumpun, OPD)
Perencanaa
Perencanaan (2020) (2020)
n
(2015)
(2020)
1 2 3 4 5 6 8 URUSAN RUMPUN OPD
Sasaran 1.8: Jumlah 0 3 0 0 Perdaganga Ekonomi Dinpe
Terpenuhinya pasar ber- n rindag
Kebutuhan Pokok SNI
Masyarakat Secara
Aman, Merata dan
TerjangkauMeningkat
nya Kesejahteraan
Sosial Masyarakat
Sasaran 1.9: Persentase 100 100 100 100 Tenaga Ekonomi Dinak
Meningkatnya calon Kerja er
Pelayanan transmigran
Transmigrasi dilatih
Rata-rata capaian kinerja (%) 87,65
Tinggi
Predikat Kinerja

Rata-rata capaian kinerja RPJPD 90,03

Laporan Akhir 95
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekon

Visi RPJMD Kabupaten Purbalingga Tahun 2016-2021 merupakan


Visi Kepala Daerah Kabupaten Purbalingga terpilih yang disampaikan
pada saat Pemilihan Kepala Daerah. Pedoman utama penyusunan visi
Kepala Daerah adalah kesesuaian dengan sasaran pokok dan arah
kebijakan pembangunan Tahap III dan IV RPJPD Kabupaten Purbalingga.
Visi Kepala Daerah Kabupaten Purbalingga tahun 2016-2021 adalah
“PURBALINGGA YANG MANDIRI DAN BERDAYA SAING MENUJU
MASYARAKAT SEJAHTERA YANG BERAKHLAK MULIA”. Dalam rangka
mewujudkan Visi tersebut, telah pula disusun Misi yaitu rumusan umum
mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan, dalam rangka
mengimplementasikan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam
mewujudkan Visi yang telah ditetapkan.
Kategori indikator yang belum mampu mencapai target yang telah
ditetapkan pada awal masa perencanaan adalah sebagai berikut:
1. Skor Pola Pangan Harapan
Pada masa awal perencanaan target yang ditetapkan untuk indikator
ini adalah sebesar 86,8 dan pada akhir masa periode RPJMD angka
realisasinya adalah sebesar. Tidak tercapainya angka target ini
disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat tentang pola
pangan harapan dan dampak Covid-19 konsumsi pola pangan
menurun. Namun disamping itu pemerintah telah mengupayakan cara
untuk mendorong tercapainya target diakhir masa RPJMD walaupun
belum sepenuhnya maksimal yakni naiknya angka pendapatan
masyarakat meninbulkan meningkatnya agka konsumsi.
2. Ketersediaan Pangan Utama
Angka target yang diharapkan dari indikator ini adalah sebesar 173
dan kemudian pada akhir masa periode RPJMD ini belum berhasil
mencapai target yang telah ditentukan yaitu sebesar 93,5. Hal ini
terjadi akibat oleh beberapa faktor diantaranya berkurangnya lahan
pertanian, gagal panen, mahalnya harga pangan. Namun Pemerintah
Daerah Kabupaten Purbalingga terus melakukan penguatan program

Laporan Akhir 96
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekon

bansos pemerintah serta naiknya pendapatan masyarakat mendorong


peningkatan capaian kinerja indikator.
3. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Indikator TPT juga belum mampu mencapai target yang telah
ditetapkan dimana angka target yang diharapkan pada akhir masa
periode RPJMD adalah sebesar <4 sedangkan angka realisasinya
hanya mencapai 6,1. Faktor yang menjadi penghambat tercapainya
target pada indikator ini adalah Banyaknya PHK diberbagai sektor
akibat Pandemi Covid-19.
4. Produksi Padi
Indikator produksi padi juga belum mampu mencapai target yang telah
ditetapkan dimana angka target yang diharapkan pada akhir masa
periode RPJMD adalah sebesar 262.429,00 sedangkan angka
realisasinya hanya mencapai 189.122,97. Faktor yang menjadi
penghambat tercapainya target pada indikator ini adalah
Meningkatnya kerusakan lingkungan dan perubahan iklim global yang
mengakibatkan adanya serangan hama peyakit, timbulnya bencana
alam banjir di musim penghujan dan kekeringan di musim kemarau.
5. Lama waktu perijinan investasi
Peningkatan jumlah nilai investasi akan dipengaruhi oleh proses
perizinan yang ada. indikator ini mampu melampaui target yang
ditargetkan pada awal masa perencanaan. Dari angka target 4,8
indikator ini dapat terlampaui diakhir masa periode dengan angka 3,8.
Kurangnya koordinasi pelayanan perijinan menjadi faktor penghambat
tidak tercapainya indikator lama waktu perijinan investasi.

Kategori yang selanjutnya adalah indikator yang mampu melampaui


angka target yang telah ditetapkan. Indikator – indikator tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Pertambahan Nilai Investasi Baru
Pemerintah Kabupaten Purbalingga berhasil meningkatkan nilai
investasi dengan cukup baik sehingga indikator Pertambahan nilai
investasi mampu melampaui target yang telah ditentukan. Pada masa

Laporan Akhir 97
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekon

awal perencanaan, indikator ini ditargetkan untuk mencapai angka


690.000 dan hal itu dapat dilampaui diakhir masa periodesasi dengan
angka 758.271. Belum maksimalnya promosi PM menjadi faktor
penghambat kinerja.
2. Nilai PDRB Sektor Industri
Indikator nilai PDRB Sektor oindustri merupakan indikator yang
digunakan untuk meningkatkan kemandirian dan daya saing industri.
Pemerintah Daerah Kabupaten Purbalingga berhasil untuk
meningkatkan nilai PDRB Sektor industri di wilayah Kabupaten
Purbalingga. Hal itu dijabarkan pada angka realisasi RPJMD 2016 –
2021 dimana angka realisasinya mencapau 5,4 dari angka yang
ditargetkan 6,9.
3. Rasio tenaga kerja sesuai UMK
Pemerintah Kabupaten Purbalingga berhasil dalam pengendalianrasio
tenaga kerja sesuai UMK dengan cukup baik sehingga indikator
Pertambahan nilai investasi mampu melampaui target yang telah
ditentukan. Pada masa awal perencanaan, indikator ini ditargetkan
untuk mencapai angka 93 dan hal itu dapat dilampaui diakhir masa
periodesasi dengan angka 98,16. Sistem kontrak kerja yang kurang
melindungi tenaga kerja menjadi faktor penghambat kinerja.
4. Persentase koperasi sehat
Realisasi untuk indikator persentase koperasi sehat di Kabupaten
Purbalingga dapat melampaui target yang ditentukan sebesar 76,04.
Hal itu berarti Pemerintah Kabupaten Purbalingga berhasil dalam
mewujudkan jumlah koperasi yang sehat.
5. Jumlah usaha mikro bersertifikat/berijin
IUMK adalah tanda legalitas kepada seseorang atau pelaku
usaha/kegiatan tertentu dalam bentuk izin usaha mikro dan kecil
dalam bentuk satu lembar. Perizinan untuk usaha mikro dengan
tujuan untuk memberikan kepastian hukum dan sarana
pemberdayaan bagi Pelaku Usaha Mikro dan Kecil (PUMK) itu sendiri
dalam mengembangkan usaha. Pada masa awal perencanaan,
indikator ini ditargetkan untuk mencapai angka 1013dan hal itu

Laporan Akhir 98
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekon

dapat dilampaui diakhir masa periodesasi dengan angka 1800.


Kurangnya kesadaran pelaku usaha terkait perijinan usaha
merupakan faktor penghambat keberhasilan pemerintah kabupaten
Purbalingga dalam meningkatkan jumlah usaha mikro yang memiliki
ijin.
6. Nilai PDRB Sektor Pertanian
Pada indikator Nilai PDRB Sektor Pertanian, pangan merupakan
kebutuhan pokok sehingga harus tetap dipenuhi menjadi faktor
pendorong keberhasilan indikator untuk melampaui target yang telah
ditetapkan. Pada awal masa perencanaan, indikator ini direncanakan
untuk mendapatkan angka 6,6 dan pada akhir masa periodesasi
RPJMD angka realisasinya adalah sebesar 6,8. Namun yang perlu
mendapat perhatian lebih adalah semakin tumbuhnya banyak
perusahaan yang berinvesatasi dibidang industri menimbulkan
peralihan tenaga kerja dari sektor pertanian yang pindah ke sektor
industri.
7. Produksi Jagung
Indikator produksi jagung juga mampu mencapai target yang telah
ditetapkan dimana angka target yang diharapkan pada akhir masa
periode RPJMD adalah sebesar 41.346,00 sedangkan angka
realisasinya hanya mencapai 68.271,42. Faktor yang menjadi
pendorong tercapainya target pada indikator ini adalah produksi
jagung merupakan program perluasan areal tanam baru jagung.
8. Produksi Daging
Indikator produksi daging juga mampu mencapai target yang telah
ditetapkan dimana angka target yang diharapkan pada akhir masa
periode RPJMD adalah sebesar 451 sedangkan angka realisasinya
hanya mencapai 465,4. Faktor yang menjadi pendorong tercapainya
target pada indikator ini adalah kenaikan pemotongan yang signifikan
pada hari raya qurban dan hari raya lainnya juga adanya kenaikan
konsumsi masyarakat untuk pemenuhan protein yang berasal dari
daging ayam potong/broiler dan kecenderungan harga daging yang
relatif stabil dan terjangkau masyarakat.

Laporan Akhir 99
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekon

9. Nilai PDRB Sektor Perikanan


Pada indikator Nilai PDRB Sektor Perikanan, naiknya angka
konsumsiikan masyarkat yang menaikan jumlah permintaan bahan
baku dari peikanan menjadi faktor pendorong keberhasilan indikator
untuk melampaui target yang telah ditetapkan. Pada awal masa
perencanaan, indikator ini direncanakan untuk mendapatkan angka
347 dan pada akhir masa periodesasi RPJMD angka realisasinya
adalah sebesar 341,38 Namun yang perlu mendapat perhatian lebih
adalah semakin tumbuhnya bnyak perusahaan yang berinvesatasi
dibidang industri menimbulkan peralihan tenaga kerja dari sektor
pertanian yang pindah ke sektor industri.

Secara umum capaian kinerja RPJMD Kabupaten Purbalingga


periode 2015-2021 jika dibandingkan dengan target menunjukkan kinerja
yang sangat baik dengan capaian rata-rata kinerja sebanyak 88% dan
termasuk dalam predikat tinggi. Efektifitas kinerja program PRJMD
Kabupaten Purbalingga tahun 2015-2021 menunjukan efektifitas yang
tinggi ditandai dengan ketercapaian kinerja program sebesar 100% sesuai
renja. Daya dukung efektifitas program adanya koordinasi yang baik
antara pimpinan dan pelaksana, juga adanya budaya kerja Pemerintah
Daerah Kabupateen Purbalingga yang baik sehingga kinerja RPJMD
Tahun 2025-2021 dapat diselesaikan dengan sangat baik.

Laporan Akhir 100


Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

2.3.4 Evaluasi RPJMD Tahun 2021-2026


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Purbalingga Tahun 2021-2026
merupakan penjabaran dan pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten
Purbalingga Tahun 2021-2026 untuk tahap 5 (lima) tahun kedua. Oleh karena itu Visi dan Misi Pembangunan
Kabupaten Purbalingga Tahun 2021-2026 harus selaras dengan Visi dan Misi Pembangunan Jangka Panjang
Kabupaten Purbalingga Tahun 2021-2026.

Tabel 1. 1 Evaluasi Terhadap Indikator Kinerja RPJMD 2021-2026


Target
Data
Capaian
Capaian Realisasi Capaian
pada Akhir
Periodesasi/Visi pada Awal Akhir Kinerja Keterangan
Tujuan/Sasaran Indikator Tahun
/Misi Tahun Periode RPJMD (Urusan, Rumpun, OPD)
Perencanaa
Perencanaan (2022) (2022)
n
(2020)
(2026)
1 2 3 4 5 6 7 URUSAN RUMPUN OPD
PERIODESASI: 2021-2026
Visi: PURBALINGGA YANG MANDIRI DAN BERDAYA SAING MENUJU MASYARAKAT YANG SEJAHTERA DAN BERAKHLAK MULIA

Laporan Akhir 101


Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

Target
Data
Capaian
Capaian Realisasi Capaian
pada Akhir
Periodesasi/Visi pada Awal Akhir Kinerja Keterangan
Tujuan/Sasaran Indikator Tahun
/Misi Tahun Periode RPJMD (Urusan, Rumpun, OPD)
Perencanaa
Perencanaan (2022) (2022)
n
(2020)
(2026)
Misi 3: Sasaran 1.1 : Indeks 80,15 84,3 79,25 94,01 Pangan Ekonomi DKPP
Meningkatnya Ketahanan
ketercukupan Pangan
kebutuhan pokok
masyarakat

Misi 5: Tujuan 1: Pertumbuhan -1,23 6-7 5,41 90,17 Ekonomi BPS


Mempercepat Meningkatnya Ekonomi
pertumbuhan daya saing
dan pemerataan ekonomi daerah
ekonomi
masyarakat

Laporan Akhir 102


Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

Target
Data
Capaian
Capaian Realisasi Capaian
pada Akhir
Periodesasi/Visi pada Awal Akhir Kinerja Keterangan
Tujuan/Sasaran Indikator Tahun
/Misi Tahun Periode RPJMD (Urusan, Rumpun, OPD)
Perencanaa
Perencanaan (2022) (2022)
n
(2020)
(2026)
dengan Sasaran 1.1 : Nilai PDRB Per 89,77 Ekonomi BPS
mendorong Meningkatnya nilai Kapita 25.118.000 31.480.622 28.260.00
simpul-simpul tambah 0
perekonomian perekonomian
utamanya dalam daerah
industri Sasaran 1.2 : Tingkat 6,1 <5 5,23 93,69 Tenaga Ekonomi Dinaker
pengolahan dan Meningkatnya Pengangguran Kerja
manufaktur, kesempatan kerja Terbuka
pertanian, dan berusaha
perdagangan,
jasa, pariwisata,
UMKM dan
ekonomi kreatif
dengan tetap
berorientasi pada
kemitraan dan

Laporan Akhir 103


Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi

Target
Data
Capaian
Capaian Realisasi Capaian
pada Akhir
Periodesasi/Visi pada Awal Akhir Kinerja Keterangan
Tujuan/Sasaran Indikator Tahun
/Misi Tahun Periode RPJMD (Urusan, Rumpun, OPD)
Perencanaa
Perencanaan (2022) (2022)
n
(2020)
(2026)
pengembangan
potensi lokal
serta didukung
dengan
penciptaan iklim
kondusif untuk
pengembangan
usaha, investasi
dan peciptaan
lapangan kerja

Rata-Rata Capaian Kinerja (%) 91,91

Sangat
Predikat Kinerja
Tinggi

Rata-rata capaian kinerja RPJPD 90,03

Laporan Akhir 104


Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

Evaluasi RPJMD berikutnya adalah evaluasi capaian kinerja


RPJMD 2021 – 2026. Seperti evaluasi yang telah dilakukan pada
periode – periode sebelumnya. Dalam analisis evalusi ini, indikator
sasaran dan tujuan yang digunakan sebagai instrumen evaluasi kinerja
dibagi menjadi indikator yang belum mampu mencapai target dan
indikator yang mampu melampaui target.
Pada kategori indikator yang belum mampu menyamai target pada
masa awal perencanaan RPJMD 2021 – 2026 adalah sebagai berikut.
1. Indeks Ketahanan Pangan
Indikator Indeks Ketahanan Pangan pada awal masa perencanaan
ditargetkan untuk dapat mencapai angka 84,3. Dan pada tahun
berjalan 2022, angka realisasinya masih berada di angka 79,25.
Dimana yang menjadi faktor penghambat dari tercapainya target
pada indikator ini adalah Nilai IKP itu tidak hanya urusan pangan
tapi melibatkan urusan lain, ada 9 indikator, contohnya; lama
sekolah, angka kemiskinan, stunting, angka harapan hidup, akses
air bersih, akses listrik, rasio Nakes disamping urusan pangan itu
sendiri. Namun Pemerintah Daerah Kabupaten Purbalingga terus
melakukan koordinasi, kolaborasi dan sinergi dengan OPD terkait
dengan baik untuk terus meningkatkan capaian indeks ketahanan
pangan.
2. Pertumbuhan Ekonomi
Pada awal periodesasi, telah ditetapkan target capaian untuk
indikator Pertumbuhan Ekonomidi Kabupaten Purbalingga yaitu
sebesar 6 - 7. Seiring dengan periode berjalan, pada tahun eksisting
2022 angka relaisasi capaian untuk indikator ini adalah sebesar
5,41. Hal ini terjadi akibat Rendahnya investasi dan daya beli
masyarakat terhadap produk barang dan jasa, sehingga
mengakibatkan roda perekonomian tidak bergerak secara
signifikan. Namun Pemerintah Daerah Kabupaten Purbalingga terus
melakukan usaha untuk memulihkan kegiatan perekonomian
terutama Industri, Perdagangan, UMKM dan Pariwisata Pasca
Pandemi Covid-19-19.

Laporan Akhir 105


Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang Ekonomi
Penyusunan Background Study Rencana Pembangunan Jangja Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

3. Nilai PDRB Per Kapita


Nilai PDRB Per Kapitaditargetkan untuk dapat mecapai angka
31.480.622 dan dalam masa perode RPJMD berjalan berdasarkan
data yang didapatkan di tahun eksisting 2022 angka realisasi
capaiannya masih berada di 28.260.000. Berkurangya pendapatan
masyarakat dan Bertambhanya jumlah penduduk menyebabkan
belum dapat tercapainya target indikator ini. Namun pemerintah
terus berbenah dengan pemberian bantuan stimulan diberbagai
sektor (Permodalan, Pertanian, UMKM).
4. Tingkat Pengangguran Terbuka
Indikator TPT juga belum mampu mencapai target yang telah
ditetapkan dimana angka target yang diharapkan pada akhir masa
periode RPJMD adalah sebesar <5 sedangkan angka realisasinya
hanya mencapai 5,23. Faktor yang menjadi penghambat
tercapainya target pada indikator ini adalah kurangnya pelatihan
kerja khusus sesuai kebutuhan lapangan kerja. Untuk mengurangi
jumlah TPT di Kabupaten Purbalingga, pemerintah terus melakukan
berbagai usaha melalui pembukaan lapangan kerja diberbagai
sektor perekonomian.

Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai


keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan
visi dan misi instansi Pemerintah. Oleh karena itu pengukuran kinerja
perlu didukung dengan ketersediaan data kinerja. Rata-rata capaian
kinerja RPJMD Kabupaten Purbalingga Tahun 2021-2026
menunjukkan hasil yang sangat baik dengan nilai sebessar 91,91%.
Namun demikian disisi lain masih terdapat indikator kinerja program
yang ditetapkan akan dicapai pada tahun ini, tetapi realisasinya belum
dapat dicapai.

Laporan Akhir 106


Penyusunan
Penyusunan Background Study Rencana Background
Pembangunan StudyPanjang
Jangja Rencana Pembangunan
Daerah Jangja Ekonomi
(RPJPD) Bidang Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

3 BAB III
ISU STRATEGIS RPJPD BIDANG EKONOMI

Pemerintah Kabupaten Purbalingga mengacu pada dokumen


perencanaan sebagai upaya pembangunan ekonomi baik di skala
nasional maupun internasional. Pada bab ini fokus bahasan akan
diarahkan terhadap isu strategis pada bidang ekonomi di Kabupaten
Purbalingga.

3.1 Telaah Dokumen Sektoral Pemerintah Pusat


Penyusunan dokumen perencanaan memperhatikan keterkaitan
antar dokumen. Kebijakan pemerintah pusat menjadi rujukan dalam
penyusunan dokumen perencanaan, keterkaitan antar dokumen di
Pemerintah Pusat sebagai berikut:
3.1.1 Megatren Dunia 2045
Pada tahun 2045, perekonomian dunia diperkirakan tidak lagi
bergantung padapergerakan ekonomi Amerika Serikat (AS). Namun
diperkirakan pusat ekonomi akan bergerak ke Asia, seperti China,
India, Korea Selatan, dan Jepang. Hal ini karena kawasanAsia
terbantu oleh bonus/dividen demografi. Ketercapaian megatren dunia
2045 akan ditandai oleh oleh beberapa faktor penentu antara lain
demografi dunia, urbanisasi global, perdagangan internasional,
keuangan global, kelas pendapatan menengah, persaingan
sumberdaya alam, perubahan iklim, kemajuan teknologi, perubahan
geopolitik, dan perubahan geoekonomi. Megatrend menggambarkan
kondisi kedepan dari demografi, perdagangan, keuangan, pelaku
usaha, sumber daya, perubahan iklim, teknologi, geopolitik dan
geoekonomi, baik nasional, regional maupun global. ndonesia juga
sedang mempersiapkannya. Sesuai dengan UU Rencana Jangka
Panjang Nasional (PJPN), Pemerintah mempersiapkan dokumen
rencana jangka panjang atau visi Indonesia.

Laporan Akhir 107


Penyusunan
Penyusunan Background Study Rencana Background
Pembangunan StudyPanjang
Jangja Rencana Pembangunan
Daerah Jangja Ekonomi
(RPJPD) Bidang Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

Megatrend urbanisasi, Pada 2045, PBB memperkirakan sekitar


69,1 persen penduduk dunia akan tinggal di perkotaan dibanding
pada tahun 2010 yanghanya sebesar 49,9% dengan 95 persen
pertambahannya terjadi di emerging economies. Konsekuensinya,
peranan perkotaan dalam pembangunan semakin penting, sebagai
ruang bagi berkembangnya eksternalitas positif dari aglomerasi
industri dan tenaga kerja terlatih. Akibat urbanisasi yang cepat, pada
tahun 2045 penduduk kota akan mencapai 72%, dan sebagian besar
pertumbuhan penduduk kota itu akan terjadi di Asia dan Afrika.
Pertumbuhan penduduk kota akan menuntut terciptanya investasi
yang besar untuk menciptakan infrastruktur.
Megatren perdagangan Internasional, Kawasan Asia Pasifik
diyakini tetap mampu menjadi poros perdagangan dan investasi
dunia. Namun dengan adanya Trump effects diperkirakan akan
mendorong keseimbangan baru, termasuk dalam konsep peningkatan
global production network. Antisipasi industri nasional terhadap
dampak dari perubahan inidapat diupayakan melalui penguatan kerja
sama internasional serta perdagangan dan investasi dalam kawasan.
Dalam pasar tenaga kerja yang terus tumbuh dan berkembang,
terutama dinegara yang ekonominya baru berkembang, permintaan
dan penawaran tenaga kerja seringkali tidak seimbang. Kekuatan
ekonomi di negara barat akan diimbangi oleh kekuatan ekonomi
secara global. Hal ini mengakibatkan munculnya persaingan baru
sebagai dampa kdari masalah geografis dan sumber daya alam,
sehingga mendorong munculnya profil pelaku ekonomi yang berbeda
dengan profil pelaku ekonomi sebelumnya.
Megatrend kemunculan kelas menengah di emerging market
economies (EMEs) dikawasan Asia dan Amerika Latin. Secara
ekonomi, kelas menengah akan menjadi penggerak pertumbuhan
ekonomi karena meningkatnya pendapatan per kapita akan
mendorong pengeluaran serta meningkatkan tabungan dan investasi.

Laporan Akhir 108


Penyusunan
Penyusunan Background Study Rencana Background
Pembangunan StudyPanjang
Jangja Rencana Pembangunan
Daerah Jangja Ekonomi
(RPJPD) Bidang Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

Khusus Indonesia, penduduk yang tergolong consuming class pada


2015 adalah sebanyak 45 juta, dan akan terus meningkatsehingga
pada 2045 mencapai 258 juta orang atau 80 persen dari penduduk
Indonesia. Untuk itu, kemampuan menguasai pasar domestik sangat
penting, dengan melihat industri apa yang diperlukan untuk 258 juta
consuming class Indonesia.

3.1.2 Indonesia Emas 2045


Untuk mencapai Indonesia Emas 2045, Indonesia harus
mengubah pendekatan pembangunannya. Langkah reformasi saja
tidak cukup, tetapi harus dengan transformasi menyeluruh di
berbagai bidang pembangunan. Visi Indonesia Emas ini dijabarkan ke
dalam 8 (delapan) misi/agenda pembangunan dan 17 (tujuh belas)
arah (tujuan) pembangunan. Selanjutnya, 17 arah (tujuan)
pembangunan ini diukur dengan 45 indikator utama keberhasilan
pembangunan. Misi yang berkaitan dengan bidang ekonomi adalah
transformasi ekonomi yang menjadi bagian dari Transformasi
Indonesia. Transformasi Ekonomi terdiri dari:
• Peningkatan anggaran IPTEKIN dan menuju komersialisasi oleh
Industri.
• Industrialisasi: hilirisasi komoditas unggulan hingga produk
akhir dan industri padat karya terampil, padat teknologi dan
inovasi, serta berorientasi ekspor.
• Sumber pertumbuhan ekonomi baru: ekonomi biru,
bioekonomi, dan ekonomi kreatif berbasis kekayaan intelektual.
• Percepatan transisi energi didukung jaringan listrik terintegrasi,
serta transportasi hijau.
• Superplatform untuk percepatan transformasi digital dan
produksi talenta digital.
• Integrasi konektivitas dengan kawasan pertumbuhan ekonomi
• Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Laporan Akhir 109


Penyusunan
Penyusunan Background Study Rencana Background
Pembangunan StudyPanjang
Jangja Rencana Pembangunan
Daerah Jangja Ekonomi
(RPJPD) Bidang Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

3.1.3 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan


Tujuan pembangunan berkelanjutan/SDGIS terdiri dari 17
indikator, pilar ekonomi dalam SDG’s yaitu bertujuan menjaga
peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara
berkesinambungan. Secara umum terdapat 5 tujuan pilar ekonomi
pada pembangunan berkelanjutan, yaitu:
a. Energi Bersih dan Terjangkau
• Mayoritas daerah yang belum teraliri listrik berlokasi di daerah
terpencil yang di luar jangkauan PLN. Sedangkan daerah
terpencil tersebut perlu meningkatkan aktivitas ekonominya
sehingga permintaan listrik pun terus bertambah.
• Ketimpangan akses listrik di daerah masih merupakan
tantangan pembangunan seperti Nusa Tenggara Timur yang
akses terhadap listriknya hanya 61,9% sementara elektrifikasi
di banyak provinsi sudah di atas 85%.
• Bauran energi primer di Indonesia masih didominasi oleh
energi fosil dan batu bara yang berkontribusi sebesar 38% dan
30% dari total energi primer tahun 20161. Penggunaan energi
terbarukan terus meningkat namun belum mencapai potensi
penuhnya dan tertinggal dibandingkan sumber energi
tradisional lain seperti batu bara dan fosil.
• Pasokan utama dari energi terbarukan di Indonesia datang dari
tenaga air, lalu biomas, panas bumi, dan biodiesel. Sumber
energi ini belum dikembangkan secara optimal karena
menghadapi banyak kendala seperti biaya investasi awal yang
tinggi, lokasi geografis, dan rendahnya efisiensi.
• Indonesia telah menunjukkan penurunan intensitas energi
primer yang signifikan dari 5,31 juta Joule/$ terhadap PDB
menjadi 3,53 juta Joule/$ terhadap PDB tahun 2015, setara
dengan 1,36% penurunan setiap tahun1. Dibandingkan dengan

Laporan Akhir 110


Penyusunan
Penyusunan Background Study Rencana Background
Pembangunan StudyPanjang
Jangja Rencana Pembangunan
Daerah Jangja Ekonomi
(RPJPD) Bidang Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

kawasan Asia Timur dan Pasifik, intensitas energi primer di


Indonesia sudah lebih rendah dari rata-rata kawasan.
b. Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi
• UMKM memiliki peranan penting dalam penciptaan penciptaan
lapangan kerja nilai tambah bagi perekonomian Indonesia. Pada
tahun 2017, sektor UMKM berkontribusi sebesar 60% terhadap
PDB Indonesia dan sebesar 97,02% terhadap total jumlah pekerja
di Indonesia. Tantangan yang dihadapi UMKM diantaranya:
• Pelaku usaha mikro dan kecil umumnya belum memiliki
pembukuan yang baik dan jelas sehingga menyulitkan pihak
bank untuk mengetahui informasi mengenai usaha mereka
secara lengkap.
• Pelaku usaha mikro dan kecil masih memiliki keterbatasan
sumber daya manusia yang mampu mengelola usaha dengan
baik.
• Kurangnya kesesuaian (terjadinya mismatch) antara dana yang
tersedia yang dapat diakses oleh UKM.
• Kurangnya akses ke sumber dana yang formal, baik
disebabkan oleh ketiadaan bank di pelosok maupun tidak
tersedianya informasi yang memadai.
• Biaya transaksi yang tinggi, yang disebabkan oleh prosedur
kredit yang cukup rumit sehingga menyita banyak waktu
sementara jumlah kredit yang dikucurkan kecil.
• Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup
tinggi
• Akses ke bahan mentah sulit
• Kurangnya informasi mengenai pasar ekspor yang dapat
dimanfaatkan.
• Pengangguran usia muda di Indonesia masih lebih tinggi
dibandingkan negara-negara di ASEAN1, dan berada di atas rata-
rata dunia pada tahun 2017. Data terkini menunjukkan adanya

Laporan Akhir 111


Penyusunan
Penyusunan Background Study Rencana Background
Pembangunan StudyPanjang
Jangja Rencana Pembangunan
Daerah Jangja Ekonomi
(RPJPD) Bidang Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

pengangguran angkatan muda (15-24 tahun) sebesar 19,7% di


tahun 2018 (BPS).
• Adanya mismatch antara lulusan dan pekerjaan yang tersedia.
c. Industri,Inovasi dan Infrastruktur
• Proporsi sektor non-migas telah berkurang secara perlahan dari
18,2% ke 17,63% pada tahun 2018. Angka tersebut diestimasi
terus menurun dan Indonesia akan mengalami sebuah
deindustrialisasi prematur jika tidak ada intervensi.
• Turunnya produktivitas pekerja di tengah rendahnya upah,
biaya logistik yang tidak efisien hingga 24% terhadap PDB
(dibandingkan Thailand yang hanya 16%), serta rumitnya
prosedur regulasi.
• Sebagian besar tenaga kerja Indonesia merupakan tenaga kerja
tidak terdidik di mana banyak dari mereka yang hanya
menyelesaikan pendidikan SD (26%), diikuti dengan pendidikan
SMP (18%) dan SMA (17%).1 Maka tidak heran jika masalah
skill mismatch masih menjadi hambatan terbesar bagi isu
ketenagakerjaan dan pertumbuhan sektor manufaktur.
• Rendahnya anggaran riset serta pengelolaan dana riset yang
belum optimal dan efisien.
• Disparitas pembangunan antara kawasan timur dan barat
Indonesia memengaruhi rendahnya angka penduduk yang
terlayani mobile broadband. Di Maluku dan Papua misalnya,
sebanyak 55% desa belum terjangkau sinyal telepon seluler,
dan hanya 60% dari penduduk yang menguasai penggunaan
telepon seluler (SUSENAS, 2014).
d. Berkurangnya Kesenjangan
• Koefisien Gini, indeks Gini menunjukkan tren yang menurun
dan target rasio Gini sebesar 0,363 tahun 2030 sangat
mungkin untuk dicapai dengan kebijakan pelengkap,
khususnya dalam mengatasi ketimpangan perkotaan.

Laporan Akhir 112


Penyusunan
Penyusunan Background Study Rencana Background
Pembangunan StudyPanjang
Jangja Rencana Pembangunan
Daerah Jangja Ekonomi
(RPJPD) Bidang Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

e. Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan


• Rasio penerimaan pajak terhadap PDB Indonesia masih relatif
sangat rendah dibandingkan dengan negara tetangganya di
Asia Tenggara. Pada tahun 2016, rasio penerimaan pajak
terhadap PDB di Indonesia hanya 10,3%, menempatkan
Indonesia di posisi kedua terbawah dari kesepuluh negara Asia
Tenggara (ASEAN) dan hanya unggul dari Myanmar.
• Tingginya rasio penerimaan pajak akan meningkatkan
kapasitas negara dalam membiayai program pembangunan.
Dibutuhkan upaya yang besar untuk mencapai rasio
penerimaan pajak hingga 14,2% pada tahun 2030.

3.1.4 Isu Pilar Pembangunan Ekonomi Yang Berkelanjutan


Indonesia menjadi negara maju dan salah satu ekonomi
terbesar di dunia dengan digerakkan oleh investasi dan perdagangan;
industri, pariwisata dan jasa; serta didukung oleh infrastruktur yang
andal dan ketahanan pangan, energi, dan air yang kuat. Komitmen
terhadap lingkungan hidup terus dijaga bagi keberlanjutan
pembangunan.
• Investasi dan Perdagangan Luar Negeri
Iklim investasi Indonesia ditingkatkan menjadi salah satu yang
terbaik di kawasan Asia dan dunia. Rasio FDI Inflows terhadap
PDB diperkirakan meningkat menjadi 4,5 persen pada tahun
2045. Rata-rata pertumbuhan investasi diperkirakan 6,4 persen
per tahun dan peranan investasi terhadap PDB meningkat
menjadi 38,1 persen pada tahun 2045. Pada periode 5 tahun
terakhir, Indonesia mulai beralih menjadi net investor. Indonesia
tetap menjalankan kebijakan perdagangan luar negeri yang
terbuka dan adil. Dengan meningkatkan daya saing ekspor serta
inovasi dan teknologi, Indonesia diperkirakan menjadi negara
pengekspor terbesar ke-10 dunia pada tahun 2045 dengan pangsa
sebesar 2,0 persen dari ekspor barang dan jasa dunia, meningkat

Laporan Akhir 113


Penyusunan
Penyusunan Background Study Rencana Background
Pembangunan StudyPanjang
Jangja Rencana Pembangunan
Daerah Jangja Ekonomi
(RPJPD) Bidang Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

dari urutan ke-29 dunia dengan pangsa pasar sebesar 0,9 persen
pada tahun 2015.

• Industri dan Ekonomi Kreatif


Industri sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi. Modernisasi
industri difokuskan pada industri pengolahan sumber daya alam
(SDA) berbasis kawasan dan sentra industri dengan integrasi
rantai pasok dan rantai nilai dari hulu ke hilir, yang didukung oleh
inovasi, sumber daya manusia (SDM) berkualitas, dan kemitraan
antara industri besar, sedang, dan kecil. Industri didorong menjadi
bagian rantai nilai global (GVC) dengan prioritas pada industri
makanan dan minuman, tekstil dan pakaian jadi, otomotif,
elektronik, serta kimia dan farmasi. Penguatan struktur ekonomi
kreatif dan digital di Indonesia hingga tahun 2045 difokuskan
pada: (a) peningkatan daya saing SDM dan usaha kreatif/digital;
(b) penguatan ekosistem; dan (c) pengembangan transformasi
digital yang terintegrasi untuk mendorong produktivitas dan
efisiensi ekonomi.
• Pariwisata
Indonesia menjadi salah satu destinasi unggulan pariwisata Asia
dan dunia. Keragaman Indonesia yang mencakup lebih dari 17
ribu pulau, lebih dari 300 suku bangsa, lebih dari 700 bahasa,
beberapa situs warisan dunia, serta keanekaragaman hayati
terbesar ke-3, merupakan potensi besar bagi pengembangan
pariwisata termasuk wisata bahari. Pariwisata menjadi
penyumbang devisa terbesar di Indonesia dan penggerak
pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Kontribusi
pariwisata didukung peningkatan jumlah wisatawan mancanegara
hingga mencapai 73,6 juta pada tahun 2045. Destinasi pariwisata
dikembangkan dengan keragaman dan keunggulan layanan
terbaik di kawasan ASEAN, Asia, dan dunia secara bertahap,

Laporan Akhir 114


Penyusunan
Penyusunan Background Study Rencana Background
Pembangunan StudyPanjang
Jangja Rencana Pembangunan
Daerah Jangja Ekonomi
(RPJPD) Bidang Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

sehingga peringkat daya saing pariwisata Indonesia meningkat


menjadi 10 besar dunia.
• Ketahanan Pangan dan Kesejahteraan Petani
Ketahanan pangan ditingkatkan untuk mewujudkan sistem
ketahanan pangan mandiri dan berkelanjutan, menjaga
swasembada karbohidrat dan protein, meningkatkan nilai tambah
komoditas pertanian, serta meningkatkan kesejahteraan petani.
Kesejahteraan petani meningkat dengan produktivitas petani naik
menjadi 3,9 kali lipat pada tahun 2045 dibandingkan tahun 2015.
petani sebagai pengusaha atau pekerja profesi. Strategi
pemantapan ketahanan pangan terdiri dari pengembangan pusat
pendidikan dan teknologi pertanian (30 pusat riset basis tropika
dan 10 pusat riset basis dasar), integrasi kebijakan hulu sampai
hilir serta keterkaitan sektor pertanian dengan industri dan jasa,
peningkatan produktivitas, pengendalian konversi lahan pertanian,
dan pengembangan pertanian, peningkatan kualitas petani dan
sdm pertanian, peningkatan investasi dan infrastruktur penunjang
pertanian dan penguatan kelembagaan dan kewirausahaan petani.
• Ketahanan Energi
Ketahanan energi ditingkatkan dengan Energi Baru dan
Terbarukan (EBT). Peran EBT ditingkatkan menjadi 30 persen
pada tahun 2045. Pembangkit tenaga listrik ditingkatkan menjadi
lebih dari 430 GW, rasio elektrifikasi 100 persen sejak tahun 2020,
dan pasokan energi per kapita menjadi 7 ribu kWh pada tahun
2045. Pengembangan infrastruktur ketenagalistrikan menerapkan
konsep kepulauan agar pemenuhan listrik per kapita lebih efektif.
Pemenuhan kebutuhan energi memperhatikan dampak terhadap
lingkungan hidup. Pemanfaatan energi nuklir dimungkinkan
apabila sumber energi lain tidak memenuhi.

Laporan Akhir 115


Penyusunan
Penyusunan Background Study Rencana Background
Pembangunan StudyPanjang
Jangja Rencana Pembangunan
Daerah Jangja Ekonomi
(RPJPD) Bidang Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

• Komitmen Lingkungan Hidup dan Pembangunan Rendah


Karbon
Komitmen indonesia terhadap lingkungan hidup terus dijaga.
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) meningkat menjadi lebih
dari 80 didukung oleh penerapan Pembangunan Rendah Karbon.
Penurunan emisi dilanjutkan sebesar 34 - 41 persen dari skenario
dasar pada tahun 2045 melalui pengembangan EBT, perlindungan
hutan dan lahan gambut, peningkatan produktivitas lahan, dan
penanganan limbah terpadu.

3.1.5 Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional 2015-2035


Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian
telah meletakkan industri sebagai salah satu pilar ekonomi dan
memberikan peran yang cukup besar kepada pemerintah untuk
mendorong kemajuan industri nasional secara terencana. Peran
tersebut diperlukan dalam mengarahkan perekonomian nasional
untuk tumbuh lebih cepat dan mengejar ketertinggalan dari negara
lain yang lebih dahulu maju. Dokumen RIPIN disusun dengan
memperhatikan beberapa aspek yang memiliki karakteristik dan
relevansi yang cukup kuat dengan pembangunan industri nasional,
diantaranya:
• Peningkatan jumlah, perubahan komposisi, dan peningkatan
kesejahteraan penduduk
Besarnya jumlah penduduk merupakan pasar potensial bagi
industri barang konsumsi dan industri pendukungnya, termasuk
industri komponen. Selain itu, komposisi struktur demografi
penduduk berusia produktif yang lebih besar merupakan
peluang bagi peningkatan produktivitas industri nasional.
Peningkatan potensi pasar dan produktivitas ini akan
berpengaruh pada peningkatan kesejahteraan melalui
peningkatan pendapatan per kapita.
• Kearifan Lokal yang Tumbuh di Masyarakat

Laporan Akhir 116


Penyusunan
Penyusunan Background Study Rencana Background
Pembangunan StudyPanjang
Jangja Rencana Pembangunan
Daerah Jangja Ekonomi
(RPJPD) Bidang Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

Perwujudan warisan budaya yang berbasis kearifan lokal


diharapkan dapat memperkuat dan memperkukuh ketahanan
nasional serta mewujudkan pemerataan pembangunan industri
ke seluruh wilayah Indonesia dengan memperhatikan kenyataan
keberagaman penyebaran dan pemerataan pembangunan
industri ke seluruh wilayah Indonesia berdasarkan
pendayagunaan potensi sumber daya wilayah serta
memperhatikan nilai keseimbangan, keserasian, dan keselarasan
antara kepentingan individu, masyarakat dan kepentingan
bangsa dan negara.
• Perkembangan Teknologi
Perkembangan teknologi di masa depan akan difokuskan pada
nanotechnology, biotechnology, information technology dan
cognitive science, dengan fokus aplikasi pada bidang energi,
pangan, kesehatan, dan lingkungan. Perkembangan tersebut
akan berpengaruh pada perkembangan sektor industri nasional
sehingga perlu disiapkan sistem serta strategi alih teknologi dan
inovasi teknologi yang sesuai, diantaranya peningkatan
pembiayaan penelitian dan pengembangan (R&D), termasuk
sinergi antara pemerintah, pengusaha dan akademisi.
• Globalisasi Proses Produksi
Globalisasi berdampak pada pelibatan industri nasional dalam
rantai pasok global dimana penciptaan nilai tambah melalui
proses produksi tersebar di banyak negara. Perdagangan
komponen diprediksi akan semakin mendominasi struktur
perdagangan antar negara. Keterlibatan industri nasional dalam
rantai pasok global juga berpotensi pada kerentanan terhadap
gejolak perekonomian dunia. Oleh karena itu, kebijakan
kemandirian dan ketahanan industri nasional menjadi sangat
penting di masa depan.
• Kelangkaan Energi

Laporan Akhir 117


Penyusunan
Penyusunan Background Study Rencana Background
Pembangunan StudyPanjang
Jangja Rencana Pembangunan
Daerah Jangja Ekonomi
(RPJPD) Bidang Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

Kelangkaan energi telah mulai dirasakan dan untuk menjamin


keberlangsungan pembangunan industri diperlukan kebijakan
penghematan dan diversifikasi energi serta perhatian yang lebih
besar terhadap pengembangan sumber energi terbarukan dan
energi nuklir yang murah dan aman.
• Kelangkaan Bahan Baku Tidak Terbarukan
Kelangkaan minyak bumi sebagai bahan baku industri
petrokimia telah mengakibatkan industri tersebut tidak dapat
beroperasi lagi atau beroperasi dengan biaya yang tinggi sehingga
tidak kompetitif. Kondisi ini harus diantisipasi lebih jauh oleh
industri hulu lainnya seperti industri berbasis mineral, dengan
cara memperkuat R&D agar bisa menggunakan bahan baku yang
lain, termasuk menggunakan proses recovery.
• Peningkatan Kepedulian Terhadap Lingkungan Hidup
Untuk menjamin keberlanjutan sektor industri di masa depan,
pembangunan industri hijau (green industry) perlu lebih
diprioritaskan, antara lain melalui regulasi eco product,
pemakaian energi terbarukan dan ramah lingkungan, serta
bahan-bahan berbahaya.
• Peningkatan Kebutuhan Pangan
Kebutuhan pangan akan meningkat sejalan dengan peningkatan
jumlah penduduk, serta daya beli dan tingkat pendidikan
konsumen. Kebutuhan ini tidak hanya dari sisi kuantitas, tetapi
juga dari sisi kualitas, penyajian yang menarik, cepat dan
praktis, serta standar higienisme yang lebih tinggi dan harga
yang kompetitif dan terjangkau. Kebutuhan akan produk pangan
yang sehat, aman, dan halal juga semakin tinggi.
• Paradigma Manufaktur
Perubahan paradigma manufaktur mengakibatkan perubahan
sistem manufaktur dari mass production menjadi mass
customization, dimana perhatian pertama diberikan pada

Laporan Akhir 118


Penyusunan
Penyusunan Background Study Rencana Background
Pembangunan StudyPanjang
Jangja Rencana Pembangunan
Daerah Jangja Ekonomi
(RPJPD) Bidang Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

perancangan untuk menghasilkan kualitas produk sesuai dengan


kebutuhan pelanggan, dilanjutkan dengan pertimbangan pasar
untuk menetapkan harga, dan aspek investasi untuk menetapkan
biaya produksi. Dengan demikian, perhatian diberikan pada
tahap perencanaan agar dapat memenuhi market acceptability.
• Alih Daya Produksi dan Kolaborasi
Proses alih daya (outsourcing) merupakan suatu alternatif yang
berkembang, bahkan banyak industri di negara maju yang
melaksanakan seluruh proses produksinya di negara
berkembang, atau dikenal sebagai relokasi industri, artinya
outsourcing tidak hanya pada seluruh proses tetapi juga
termasuk penggunaan sumberdaya manusia (people outsourcing).
• Ketersediaan Tenaga Kerja Kompeten
Pasar bebas tenaga kerja akan diberlakukan di regional ASEAN
pada akhir tahun 2015 dengan terbentuknya Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA). Untuk itu, pembangunan tenaga kerja
industri kompeten menjadi kebutuhan mendesak yang dilakukan
melalui pendidikan vokasi, pendidikan dan pelatihan,
pemagangan, serta didukung dengan pemberlakukan Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).

Penyusunan RIPIN 2015-2035 dimaksudkan untuk mempertegas


keseriusan pemerintah dalam mewujudkan tujuan penyelenggaraan
perindustrian, Sasaran Pembangunan Industri Nasional adalah
sebagai berikut:

• meningkatnya pertumbuhan industri yang diharapkan dapat


mencapai pertumbuhan (dua) digit pada tahun 2035 sehingga
kontribusiindustri dalam Produk Domestik Bruto (PDB)
mencapai 30% (tiga puluh persen);
• meningkatnya penguasaan pasar dalam dan luar negeri dengan
mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan baku,

Laporan Akhir 119


Penyusunan
Penyusunan Background Study Rencana Background
Pembangunan StudyPanjang
Jangja Rencana Pembangunan
Daerah Jangja Ekonomi
(RPJPD) Bidang Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

bahan penolong, dan barang modal, serta meningkatkan ekspor


produk industri;
• tercapainya percepatan penyebaran dan pemerataan industri ke
seluruh wilayah Indonesia;
• meningkatnya kontribusi industri kecil terhadap pertumbuhan
industri nasional;
• meningkatnya pengembangan inovasi dan penguasaan
teknologi;
• meningkatnya penyerapan tenaga kerja yang kompeten di
sektor industri; dan
• menguatnya struktur industri dengan tumbuhnya industri hulu
dan industri antara yang berbasis sumber daya alam.

Bangun industri nasional berisikan industri andalan masa


depan, industri pendukung, dan industri hulu, dimana ketiga
kelompok industri tersebut memerlukan modal dasar berupa sumber
daya alam, sumber daya manusia, serta teknologi, inovasi, dan
kreativitas. Pembangunan industri di masa depan tersebut juga
memerlukan prasyarat berupa ketersediaan infrastruktur dan
pembiayaan yang memadai, serta didukung oleh kebijakan dan
regulasi yang efektif. Adapun bangun industri nasional ditetapkan
berdasarkan industri prioritas sebagai berikut:

Laporan Akhir 120


Penyusunan
Penyusunan Background Study Rencana Background
Pembangunan StudyPanjang
Jangja Rencana Pembangunan
Daerah Jangja Ekonomi
(RPJPD) Bidang Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

Gambar 3. 1 Bangun Industri Nasional (Source : RIPIN 2015)

IKM memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional.


Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah unit usaha yang berjumlah 3,4
juta unit pada tahun 2013 dan merupakan lebih dari 90 persen dari
unit usaha industri nasional. Peran tersebut juga tercermin dari
penyerapan tenaga kerja IKM yang menyerap lebih dari 9,7 juta orang
pada tahun 2013 dan merupakan 65,4 persen dari total penyerapan
tenaga kerja sektor industri non migas. Disamping itu, IKM juga
memiliki ragam produk yang sangat banyak, mampu mengisi wilayah
pasar yang luas, dan menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat
luas serta memiliki ketahanan terhadap berbagai krisis yang terjadi.
Dengan karakteristik tersebut, maka tumbuh dan berkembangnya
IKM akan memberikan andil yang sangat besar dalam mewujudkan
ekonomi nasional yang tangguh, dan maju yang berciri kerakyatan.
Industri kecil ditetapkan berdasarkan jumlah tenaga kerja dan nilai
investasi, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
Industri menengah ditetapkan berdasarkan jumlah tenaga kerja
dan/atau nilai investasi. Besaran jumlah tenaga kerja dan nilai

Laporan Akhir 121


Penyusunan
Penyusunan Background Study Rencana Background
Pembangunan StudyPanjang
Jangja Rencana Pembangunan
Daerah Jangja Ekonomi
(RPJPD) Bidang Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

investasi untuk industri kecil dan industri menengah ditetapkan oleh


menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
industri. Dalam rangka meningkatkan pengamanan terhadap
pengusaha industri kecil dan industri menengah dalam negeri
ditetapkan bahwa industri kecil hanya dapat dimiliki oleh warga
negara Indonesia, dan industri menengah tertentu dicadangkan
untuk dimiliki oleh warga negara Indonesia.

Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah diharapkan melakukan


pembangunan dan pemberdayaan industri kecil dan industri
menengah untuk mewujudkan industri kecil dan industri menengah
yang berdaya saing, berperan signifikan dalam penguatan struktur
industri nasional, ikut berperan dalam pengentasan kemiskinan dan
perluasan kesempatan kerja, serta menghasilkan barang dan/atau
jasa Industri untuk diekspor. Dalam upaya meningkatkan
pembangunan dan pemberdayaan industri kecil dan industri
menengah, Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah perlu
melakukan perumusan kebijakan, penguatan kapasitas kelembagaan,
dan pemberian fasilitas. Dalam rangka merumuskan kebijakan,
ditetapkan prioritas pengembangan industri kecil dan industri
menengah dengan mengacu paling sedikit kepada sumber daya
Industri daerah, penguatan dan pendalaman struktur industri
nasional,serta perkembangan ekonomi nasional dan global.

3.1.6 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2025-2045


Indonesia membutuhkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan
berkelanjutan, namun tantangan yang dihadapi adalah tingkat
produktivitas yang masih rendah di tengah persaingan global semakin
meningkat. Rata-rata produktivitas yang tercermin dari Total Factor
Productivity (TFP) Indonesia selama tahun 2005-2019 tumbuh negatif
sebesar 0,66. Capaian tersebut relatif tertinggal dibandingkan Korea
Selatan yang mampu mencapai 1,61 ketika masih berada pada posisi
menuju negara maju periode tahun 1971-1995 dan juga China

Laporan Akhir 122


Penyusunan
Penyusunan Background Study Rencana Background
Pembangunan StudyPanjang
Jangja Rencana Pembangunan
Daerah Jangja Ekonomi
(RPJPD) Bidang Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

sebesar 1,60 selama kurun waktu 2005-2019. Kondisi produktivitas


yang rendah tersebut di antaranya disebabkan oleh kualitas SDM
yang jauh tertinggal terlebih pada perempuan, produktivitas sektor
ekonomi yang rendah, kapasitas ilmu pengetahuan dan teknologi
serta inovasi yang tertinggal, dan kelembagaan seperti sistem insentif,
regulasi, dan kepastian hukum yang masih lemah. Produktivitas yang
rendah juga kemudian menyebabkan pertumbuhan ekonomi
Indonesia cenderung terus melambat. Selama tahun 2005-2010,
ekonomi Indonesia mampu tumbuh rata-rata 5,7 persen. Selanjutnya,
pertumbuhan ekonomi melambat menjadi rata-rata 4,7 persen selama
tahun 2010-2015. Berikutnya, kapasitas ekonomi untuk tumbuh
lebih tinggi semakin tertekan, tercermin dari pertumbuhan yang
hanya mencapai rata-rata 4,0 persen selama tahun 2015- 2022.
Rendahnya pertumbuhan tersebut juga disebabkan terjadinya
pandemi Covid-19-19 pada tahun 2020.
Untuk meningkatkan produktivitas ekonomi, dibutuhkan
peningkatan kapasitas ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi.
Kapasitas ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (iptekin) untuk
mencapai Visi Indonesia Emas 2045 sangat penting untuk
meningkatkan daya saing bangsa dengan meningkatkan efisiensi dan
menciptakan produk-produk berkualitas dan berteknologi tinggi.
Namun, peningkatan kapasitas ilmu pengetahuan, teknologi, dan
inovasi masih menghadapi tantangan di antaranya masih lemahnya
komitmen pemerintah terutama dari segi anggaran yang hanya
mencapai 0,28 persen dari PDB, jauh tertinggal dibandingkan Korea
Selatan (4,81), Thailand (1,31), dan Malaysia (1,04) pada tahun 2020.
Selanjutnya, kuantitas dan kualitas SDM peneliti belum memadai,
tercermin dari jumlah peneliti riset dan inovasi per satu juta
penduduk yang hanya mencapai 388, jauh lebih rendah dibandingkan
Thailand (1790), Singapura (7287), dan Korea Selatan (8408) pada
tahun 2019. Berikutnya, ekosistem riset dan inovasi masih lemah,

Laporan Akhir 123


Penyusunan
Penyusunan Background Study Rencana Background
Pembangunan StudyPanjang
Jangja Rencana Pembangunan
Daerah Jangja Ekonomi
(RPJPD) Bidang Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

hasil riset tidak aplikatif karena masih lemahnya kerjasama lembaga


riset dan industri, serta masih terbatasnya kerjasama lembaga riset
domestik dan internasional. Kondisi ini juga terlihat dari jumlah
paten yang diajukan Indonesia hanya sebanyak 1445, jauh tertinggal
dari Malaysia (1863), Singapura (9766), dan Korea Selatan (267,527)
pada tahun 2021. Sementara dari sisi H-Indeks, Indonesia baru
mencapai 284, relatif tertinggal dibandingkan Malaysia (415),
Singapura (697), dan Korea Selatan (810). Selain itu, beberapa
persoalan lain juga masih harus diatasi Indonesia seperti belum
berkembangnya kesadaran ilmiah (scientific temper).
Dari sisi produksi, upaya untuk mencapai pertumbuhan
ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan dihadapkan pada tantangan
deindustrialisasi dini dan produktivitas sektor pertanian yang masih
rendah. Beberapa penyebab kontribusi manufaktur terhadap PDB
terus menurun di antaranya akibat terjadinya pelemahan sektor
manufaktur (dutch diseases), rendahnya produktivitas faktor-faktor
produksi, terbatasnya kemampuan adopsi teknologi serta
pemanfaatan hasil riset dan inovasi, keterbatasan dukungan
ekosistem industri di luar Jawa, dan terjadinya ekonomi biaya tinggi
akibat biaya logistik dan tingkat suku bunga. Di sisi lain,
produktivitas sektor pertanian yang rendah disebabkan oleh
lambatnya regenerasi petani dan nelayan, kurangnya tingkat
keterampilan petani dan nelayan, terbatasnya adopsi teknologi dan
akses keuangan, belum adanya standar proses, masih lemahnya
kelembagaan ekonomi petani dan nelayan yang berbadan hukum,
serta semakin berkurangnya daya dukung lahan pertanian. Berbagai
faktor tersebut kemudian menyebabkan kontribusi sektor manufaktur
terhadap PDB terus mengalami penurunan dari semula mencapai
27,41 persen pada tahun 2005 menjadi hanya 18,34 persen pada
tahun 2022. Sementara itu, produktivitas sektor pertanian terus

Laporan Akhir 124


Penyusunan
Penyusunan Background Study Rencana Background
Pembangunan StudyPanjang
Jangja Rencana Pembangunan
Daerah Jangja Ekonomi
(RPJPD) Bidang Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

melambat dari Rp41,5 juta per pekerja pada tahun 2010 menjadi
hanya Rp22,9 juta per pekerja pada tahun 2022.
Kinerja pariwisata meningkat tetapi masih di bawah potensi yang
dimilikinya, sedangkan pemanfaatan potensi ekonomi kreatif yang
besar masih perlu dikembangkan. Adapun kinerja pariwisata masih
berada di bawah potensinya disebabkan terutama oleh masih
terbatasnya atraksi, aksesibilitas, dan amenitas, serta kapasitas
pengelolaan dan penerapan pariwisata berkelanjutan cenderung
masih rendah. Di samping itu, terjadi perubahan preferensi pasar dan
disrupsi terkait dengan teknologi dan digitalisasi serta kebencanaan.
Sementara itu, pemanfaatan potensi ekonomi kreatif belum optimal
dikarenakan kurangnya dukungan dan kebijakan yang memadai serta
transformasi digital yang belum merata. Selanjutnya, inovasi dan
pengembangan produk masih rendah, ekosistem untuk mendukung
komersialisasinya belum terbentuk, dan akses ke pasar internasional
juga masih terbatas.
UMKM dan koperasi berkontribusi tinggi pada penyerapan
tenaga kerja, namun kontribusinya terhadap perekonomian relatif
rendah. Proporsi UMKM mencapai 99,99 persen dari total pelaku
usaha dan mampu menyerap tenaga kerja mencapai 96,92 persen
pada tahun 2019. Kontribusi UMKM terhadap PDB mencapai 60,51
persen pada tahun 2019, sementara proporsi volume usaha koperasi
terhadap PDB sebesar 1,07 persen pada tahun 2019. Beberapa
tantangan yang harus dihadapi UMKM dan koperasi di antaranya
adalah sebagian besar UMKM memiliki pekerja berkeahlian rendah
(lowskilled workers) dan juga banyak bergerak di sektor bernilai
tambah rendah; rendahnya penggunaan teknologi, inovasi, dan
investasi untuk pengembangan usaha, rendahnya kapasitas
pengelolaan, rendahnya partisipasi UMKM dalam rantai nilai
produksi, dan rendahnya jumlah koperasi yang bergerak di sektor riil.

Laporan Akhir 125


Penyusunan
Penyusunan Background Study Rencana Background
Pembangunan StudyPanjang
Jangja Rencana Pembangunan
Daerah Jangja Ekonomi
(RPJPD) Bidang Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

Ekonomi hijau penting diterapkan agar pertumbuhan ekonomi


yang tinggi tercapai sekaligus menjaga keberlanjutan daya dukung
dan daya tampung lingkungan hidup. Untuk menerapkan ekonomi
hijau secara menyeluruh, Indonesia harus mengatasi beberapa
hambatan seperti penggunaan energi fosil yang masih tinggi tercermin
dari porsinya untuk produksi listrik sebesar 87,1 persen (2021) dan
emisi GRK 1.317 GtCO2eq (2021) berasal dari pembangkit listrik dan
transportasi. Selain itu, pengelolaan limbah industri cenderung masih
lemah, tercermin dari limbah B3 yang mencapai 60 juta ton
sepanjang tahun 2022. Regulasi serta sistem insentif dan disinsentif
untuk ekonomi hijau juga masih lemah. Tantangan lainnya adalah
pemanfaatan sumber daya alam cenderung merusak ekosistem
seperti pertambangan eksploitatif, meningkatnya penggunaan lahan
untuk pertanian dan perkebunan yang meningkatkan degradasi
hutan dan deforestasi, serta masih tingginya pencemaran air
permukaan dan meningkatnya kelangkaan air
Transformasi Ekonomi bertujuan untuk membawa Indonesia
keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah dan menjadi
negara berpendapatan tinggi. Untuk itu, ekonomi Indonesia harus
tumbuh dengan rata-rata 6,0-7,0 persen dalam 20 tahun ke depan,
dimana pertumbuhan ekonomi tinggi ini dilakukan secara inklusif
dan berkelanjutan. Saat ini produktivitas Indonesia yang salah
satunya tercermin dari Total Factor Productivity (TFP) berada pada
posisi terendah di antara negara peers. Melalui peningkatan
produktivitas, diharapkan ekonomi dapat tumbuh ratarata sebesar
6,0 – 7,0 persen per tahun, sehingga dapat keluar dari MIT sebelum
tahun 2045 dan menjadi PDB terbesar ke-5 di dunia dengan PDB
Nominal USD 9,8 Triliun dan GNI per Kapita USD 30.300, rata-rata
pertumbuhan investasi 6,8 persen, middle income class mencapai 80
persen, ICOR 4,6, dan kontribusi PDB industri manufaktur sebesar

Laporan Akhir 126


Penyusunan
Penyusunan Background Study Rencana Background
Pembangunan StudyPanjang
Jangja Rencana Pembangunan
Daerah Jangja Ekonomi
(RPJPD) Bidang Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

28 persen dengan kontribusi tenaga kerja industri manufaktur


sebesar 25,2 persen.
Untuk mencapai sasaran besar tersebut, diperlukan beberapa
arah kebijakan yang transformatif diantaranya:
Iptek, Inivasi, dan Produktivitas Ekonomi
1. Peningkatan anggaran iptekin termasuk pembentukan dana
abadi riset dan kualitas pemanfaatannya secara signifikan
menuju komersialisasi oleh industri.
2. Industrialisasi meliputi hilirisasi komoditas unggulan hingga
produk akhir dan industri padat karya terampil, padat
teknologi dan inovasi, serta berorientasi ekspor.
3. Penguatan masyarakat berkarakter ilmiah (scientific temper).
4. Pengembangan ekonomi biru dan bio ekonomi sebagai sumber
pertumbuhan ekonomi baru.
5. Peningkatan pariwisata berkelanjutan serta ekonomi kreatif
berbasis kekayaan intelektual dan berorientasi ekspor.
6. Peningkatan produktivitas UMKM dan Koperasi.
7. Pengembangan BUMN berdaya saing dan berkelas dunia.
8. Peningkatan tenaga kerja produktif dan berkelas dunia.
Penerapan Ekonomi Hijau
1. Percepatan transisi energi menuju pemanfaatan energi baru dan
terbarukan.
2. Pengembangan smart grid termasuk jaringan interkoneksi
dalam dan antar pulau serta sistem terisolasi (isolated grid).
3. Pengembangan teknologi sistem penyimpanan energi
(battery/energy storage system).
4. Pengembangan transportasi ramah lingkungan.
5. Penerapan ekonomi sirkular.
6. Perkuatan implementasi sistem insentif dan disinsentif fiskal
ataupun non-fiskal untuk mendorong produk-produk hijau.

Laporan Akhir 127


Penyusunan
Penyusunan Background Study Rencana Background
Pembangunan StudyPanjang
Jangja Rencana Pembangunan
Daerah Jangja Ekonomi
(RPJPD) Bidang Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

7. Pengembangan green financing dan penerapan carbon pricing


untuk mendukung investasi hijau.
8. Penerapan prinsip ekonomi hijau di setiap sektor.

Integrasi Ekonomi Domestik dan Global


1. Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan baru terutama di
luar Jawa.
2. Penguatan rantai nilai domestik dan global.
3. Integrasi konektivitas domestik dan terhubung secara global.
4. Pengembangan Smart logistic.

Transformasi Digital
1. Pengembangan Super Platform Digital.
2. Pencapaian 100 persen akses digital berkualitas di seluruh
Indonesia.
3. Literasi digital.
4. Digitalisasi di berbagai bidang.
5. Pengembangan talenta digital.
6. Pengembangan Research and development (R&D) digital.

Perkotaan sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi


1. Penuntasan IKN dan superhub ekonomi.
2. Pembangunan perkotaan dengan referensi konsep IKN.
3. Pengembangan kelembagaan pengelolaan metropolitan (lintas
batas administratif)

3.1.7 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-


2024
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2020-2024 merupakan tahapan penting dari Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 karena akan
mempengaruhi pencapaian target pembangunan dalam RPJPN. Pada

Laporan Akhir 128


Penyusunan
Penyusunan Background Study Rencana Background
Pembangunan StudyPanjang
Jangja Rencana Pembangunan
Daerah Jangja Ekonomi
(RPJPD) Bidang Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

saat itu, pendapatan per kapita Indonesia diperkirakan sudah masuk


ke dalam kelompok negara-negara berpenghasilan menengah atas
(upper-middle income countries) yang memiliki infrastruktur, kualitas
sumber daya manusia, layanan publik, serta kesejahteraan rakyat
yang lebih baik. Sesuai arahan RPJPN 2005-2025, sasaran
pembangunan jangka menengah 2020-2024 adalah mewujudkan
masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui
percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan
terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan
keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh
sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing.
Melakukan transformasi ekonomi dari ketergantungan SDA
menjadi daya saing manufaktur dan jasa modern yang mempunyai
nilai tambah tinggi bagi kemakmuran bangsa demi keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan arahan utama sebagai
strategi dalam pelaksanaan misi Nawacita dan pencapaian sasaran
Visi Indonesia 2045. Transformasi ekonomi dilakukan dengan
industrialisasi beb=rbasis SDA dan rantai produksi global,
Pengembangan Destinasi Unggulan, melalui: perbaikan aksesibilitas,
atraksi, dan amenitas di Destinasi Pariwisata Prioritas dan Penguatan
Ekonomi Kreatif dan Ekonomi Digital, pada sektor: kuliner, fashion,
kriya, aplikasi dan konten digital, games, film, dan musik.
Risiko ketidakpastian masih akan mewarnai perkembangan
perekonomian dunia. Pertumbuhan ekonomi dan perdagangan dunia
diperkirakan akan cenderung stagnan dengan tren melambat,
masing-masing diproyeksikan sebesar 3,5 dan 3,7 persen per tahun
sepanjang tahun 2020-2024. Harga komoditas internasional ekspor
utama Indonesia, antara lain batubara dan minyak kelapa sawit,
diperkirakan juga relatif rendah. Selain itu, risiko ketidakpastian
lainnya yang perlu diantisipasi antara lain perang dagang,
perlambatan ekonomi China, dan risiko geopolitik di Timur Tengah.

Laporan Akhir 129


Penyusunan
Penyusunan Background Study Rencana Background
Pembangunan StudyPanjang
Jangja Rencana Pembangunan
Daerah Jangja Ekonomi
(RPJPD) Bidang Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

Stagnannya pertumbuhan ekonomi utamanya disebabkan oleh


tingkat produktivitas yang rendah karena transformasi struktural
belum berjalan dengan baik. Hasil diagnosis terhadap pertumbuhan
ekonomi (Growth Diagnostics) menemukan bahwa faktor yang
menjadi kendala utama yang mengikat (the most binding constraint)
pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah regulasi yang tidak
mendukung penciptaan dan pengembangan bisnis, bahkan cenderung
membatasi, serta kualitas institusi yang rendah. Selain itu, kualitas
SDM menjadi kendala mengikat bagi pertumbuhan ekonomi jangka
menengah-panjang. Apabila tidak segera diatasi, kualitas SDM yang
rendah akan menghalangi Indonesia untuk bersaing di era digital dan
sulit beralih ke manufaktur dengan kandungan teknologi yang
semakin meningkat. Kendala lain yang masih harus diatasi adalah
rendahnya penerimaan perpajakan dan kualitas belanja, serta
infrastruktur yang masih harus ditingkatkan, terutama terkait
konektivitas.
Tidak berkembangnya industri pengolahan berdampak pada
kinerja perdagangan internasional Indonesia. Hingga saat ini, ekspor
Indonesia masih didominasi oleh ekspor komoditas, tidak berbeda
dengan kondisi 40 tahun yang lalu. Rasio ekspor terhadap PDB terus
menurun dari 41,0 persen (2000) menjadi 21,0 persen (2018).
Akibatnya, Indonesia masih mengalami defisit transaksi berjalan
hingga mendekati 3,0 persen PDB. Sementara beberapa peer
countries sudah mencatatkan surplus. Peningkatan defisit transaksi
berjalan menjadi penghambat bagi akselerasi pertumbuhan ekonomi
di tengah perlambatan ekonomi dunia.
Saat ini dunia telah memasuki era revolusi industri 4.0. Revolusi
tersebut memberikan tantangan dan peluang bagi perkembangan
perekonomian ke depan. Di satu sisi, digitalisasi, otomatisasi, dan
penggunaan kecerdasan buatan dalam aktivitas ekonomi akan
meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam produksi modern,

Laporan Akhir 130


Penyusunan
Penyusunan Background Study Rencana Background
Pembangunan StudyPanjang
Jangja Rencana Pembangunan
Daerah Jangja Ekonomi
(RPJPD) Bidang Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

serta memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi konsumen.


Teknologi digital juga membantu proses pembangunan di berbagai
bidang di antaranya pendidikan melalui pembelajaran jarak jauh
(distance learning), pemerintahan melalui e-government, inklusi
keuangan melalui financial technology (fin-tech), dan pengembangan
UMKM seiring berkembangnya e-commerce. Namun di sisi lain,
perkembangan revolusi industri 4.0 berpotensi menyebabkan
hilangnya pekerjaan di dunia. Diperkirakan 60 persen jabatan
pekerjaan di dunia akan tergantikan oleh otomatisasi. Di Indonesia,
diperkirakan 51,8 persen potensi pekerjaan yang akan hilang. Di
samping itu, tumbuhnya berbagai aktivitas bisnis dan jual beli
berbasis online belum dibarengi oleh optimalisasi penerimaan negara
dan pengawasan kepatuhan pajak atas transaksi tersebut
Dalam rangka mencapai sasaran pembangunan jangka
menengah, pertumbuhan ekonomi diharapkan meningkat rata-rata
5,7-6,0 persen per tahun, melalui peningkatan produktivitas,
investasi yang berkelanjutan, perbaikan pasar tenaga kerja, dan
peningkatan kualitas SDM. Dengan target pertumbuhan ekonomi
tersebut, Gross National Income (GNI) per kapita (Atlas Method)
diharapkan meningkat menjadi USD5.810-6.000 per kapita pada
tahun 2024. Selain menjaga pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga
tetap menjadi prioritas. Sasaran inflasi tahun 2020-2024 dijaga stabil
dengan tren menurun, menjadi sekitar 2,7 persen pada tahun 2024.
Pencapaian sasaran tersebut diupayakan melalui penyelesaian
permasalahan struktural, pengelolaan ekspektasi, dan penguatan
koordinasi.
Arah kebijakan dalam rangka pengelolaan sumber daya ekonomi
pada tahun 2020-2024 mencakup:
• Pemenuhan kebutuhan energi dengan mengutamakan
peningkatan energi baru terbarukan (EBT)

Laporan Akhir 131


Penyusunan
Penyusunan Background Study Rencana Background
Pembangunan StudyPanjang
Jangja Rencana Pembangunan
Daerah Jangja Ekonomi
(RPJPD) Bidang Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

Penyediaan energi bagi industri dan kelistrikan akan dipenuhi


melalui pengembangan potensi energi terbarukan di Kawasan
Industri melalui integrasi dengan sektor lain. Pola penyediaan
energi terintegrasi difokuskan pada Kawasan Industri di
Sumatera bagian utara, Sumatera bagian selatan, Jawa,
Kalimantan bagian utara, Sulawesi bagian utara dan selatan,
Maluku Utara dan Papua Barat. Peningkatan penyediaan
listrik juga diupayakan dengan dimulainya pembangunan
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Kalimantan.
• Peningkatan kuantitas/ketahanan air untuk mendukung
pertumbuhan ekonomi yang dilaksanakan dengan strategi: (1)
memantapkan kawasan hutan berfungsi lindung; (2)
mengelola hutan berkelanjutan; (3) menyediakan air untuk
pertanian dan perikanan darat; (4) menyediakan air baku
untuk kawasan prioritas; (5) memelihara, memulihkan, dan
konservasi sumber daya air dan ekosistemnya termasuk
revitalisasi danau dan infrastruktur hijau; serta (6)
mengembangkan waduk multiguna.
• Peningkatan ketersediaan, akses dan kualitas konsumsi
pangan yang dilaksanakan dengan strategi: (1) meningkatkan
kualitas konsumsi, keamanan, fortifikasi dan biofortifikasi
pangan; (2) meningkatkan ketersediaan pangan hasil
pertanian, perikanan dan pangan hasil laut terutama melalui
peningkatan produktivitas dan teknik produksi secara
berkelanjutan untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga
kebutuhan pokok; (3) meningkatkan produktivitas,
kesejahteraan sumber daya manusia (SDM) pertanian,
perikanan serta kepastian pasar; (4) menjaga keberlanjutan
produktivitas sumber daya pertanian yang adaptif terhadap
perubahan iklim, sistem pertanian presisi, pengelolaan lahan

Laporan Akhir 132


Penyusunan
Penyusunan Background Study Rencana Background
Pembangunan StudyPanjang
Jangja Rencana Pembangunan
Daerah Jangja Ekonomi
(RPJPD) Bidang Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

dan air irigasi; serta (5) meningkatkan tata kelola sistem


pangan nasional.

Arah kebijakan dalam rangka peningkatan nilai tambah ekonomi


pada tahun 2020-2024 mencakup:
• Penguatan kewirausahaan, usaha mikro, kecil dan menengah
(UMKM) dan koperasi yang dilaksanakan dengan strategi: (1)
meningkatkan kemitraan usaha antara usaha mikro kecil dan
usaha menengah besar; (2) meningkatkan kapasitas usaha
dan akses pembiayaan bagi wirausaha; (3) meningkatkan
kapasitas, jangkauan, dan inovasi koperasi; (4) meningkatkan
penciptaan peluang usaha dan start-up; serta (5)
meningkatkan nilai tambah usaha sosial.
• Peningkatan nilai tambah, lapangan kerja, dan investasi di
sektor riil, dan industrialisasi yang dilaksanakan dengan
strategi: (1) meningkatkan industrialisasi berbasis pengolahan
komoditas pertanian, kehutanan, perikanan, dan non agro
yang terintegrasi hulu-hilir; (2) meningkatkan industrialisasi
melalui pengembangan smelter dan kawasan industri
terutama di luar Jawa; (3) meningkatkan daya saing destinasi
dan industri pariwisata yang didukung penguatan rantai
pasok dan ekosistem pariwisata; (4) meningkatkan nilai
tambah dan daya saing produk dan usaha kreatif dan digital;
(5) memperbaiki iklim usaha dan meningkatkan investasi,
termasuk reformasi ketenagakerjaan; serta (6)
mengembangkan industri halal.
• Peningkatan ekspor bernilai tambah tinggi dan penguatan
Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dilaksanakan dengan
strategi (1) meningkatkan diversifikasi, nilai tambah, dan daya
saing produk ekspor dan jasa; (2) meningkatkan akses dan
pendalaman pasar ekspor; (3) mengelola impor; (4)
meningkatkan kandungan dan penggunaan produk dalam

Laporan Akhir 133


Penyusunan
Penyusunan Background Study Rencana Background
Pembangunan StudyPanjang
Jangja Rencana Pembangunan
Daerah Jangja Ekonomi
(RPJPD) Bidang Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

negeri termasuk melalui pengadaan pemerintah yang efektif;


(5) meningkatkan partisipasi dalam jaringan produksi global;
(6) meningkatkan citra dan diversifikasi pemasaran
pariwisata, serta produk kreatif dan digital; serta (7)
meningkatkan efektivitas Preferential Trade Agreement
(PTA)/Free Trade Agreement (FTA)/Comprehensive Economic
Partnership Agreement (CEPA) dan diplomasi ekonomi.
• Penguatan pilar pertumbuhan dan daya saing ekonomi yang
dilaksanakan dengan strategi: (1) meningkatkan pendalaman
sektor keuangan; (2) mengoptimalkan pemanfaatan teknologi
digital dan industri 4.0; (3) meningkatkan sistem logistik dan
stabilitas harga; (4) meningkatkan penerapan praktik
berkelanjutan pada industri pengolahan dan pariwisata; (5)
reformasi fiskal; serta (6) meningkatkan ketersediaan dan
kualitas data dan informasi perkembangan ekonomi, terutama
pangan dan pertanian, pariwisata, ekonomi kreatif, dan
ekonomi digital.
d. Rencana Kerja Pemerintah
RKP Tahun 2023 mengusung tema “Peningkatan Produktivitas
untuk Transformasi Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan”.
Penetapan tema mempertimbangkan arahan Presiden, hasil evaluasi
pembangunan tahun 2021, evaluasi kebijakan tahun 2022, hasil
forum konsultasi publik dan kerangka ekonomi makro. Selain itu,
penetapan tema tersebut juga mempertimbangkan isu strategis dan
dinamika pandemi COVID-19-19, serta konsistensi dengan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020–
2024. Pemerintah menetapkan 7 Prioritas Nasional (PN) dalam RKP
2023, yakni memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan
berkualitas dan berkeadilan, mengembangkan wilayah untuk
mengurangi kesenjangan dan menjamin pemerataan, meningkatkan
sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing, revolusi mental

Laporan Akhir 134


Penyusunan
Penyusunan Background Study Rencana Background
Pembangunan StudyPanjang
Jangja Rencana Pembangunan
Daerah Jangja Ekonomi
(RPJPD) Bidang Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

dan pembangunan kebudayaan, memperkuat infrastruktur untuk


mendukung pengembangan ekonomi dan pelayanan dasar,
membangun lingkungan hidup: meningkatkan ketahanan bencana,
dan perubahan iklim, serta memperkuat stabilitas polhukhankam
dan transformasi pelayanan publik.
Kebijakan pembangunan pada PN Memperkuat Ketahanan
Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas dan Berkeadilan
diarahkan untuk mendorong peningkatan produktivitas untuk
transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Pelaksanaannya difokuskan pada sektor pertanian; industri
pengolahan; pariwisata; Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM);
serta didukung penguatan reformasi fiskal; penguatan sistem
keuangan; peningkatan kualitas investasi; peningkatan ekspor dan
partisipasi dalam rantai produksi global; perbaikan sistem logistik;
percepatan transisi menuju Energi Baru dan Terbarukan (EBT);
pemanfaatan digitalisasi; dan ekonomi hijau. Pada tahun 2023,
sasaran yang akan diwujudkan dalam rangka memperkuat ketahanan
ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadilan.

3.2 Telaah Dokumen Sektoral Pemerintah Daerah


Telaah antar dokumen sektoral pemerintah daerah terdiri dari
kewenangan di bawah Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten Purbalingga sebagai berikut:
3.2.1 RTRW Provinsi Jawa Tengah
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah yang
selanjutnya disingkat RTRWP Jawa Tengah adalah arahan kebijakan
dan strategi pemanfaatan ruang wilayah daerah yang menjadi
pedoman bagi penataan ruang wilayah Daerah yang merupakan dasar
dalam penyusunan program pembangunan. Berdasarkan Peraturan
Daerah Provinsi Nomor 6 Tahun 2010, RTRW Provinsi Jawa Tengah
menjadi pedoman untuk :

Laporan Akhir 135


Penyusunan
Penyusunan Background Study Rencana Background
Pembangunan StudyPanjang
Jangja Rencana Pembangunan
Daerah Jangja Ekonomi
(RPJPD) Bidang Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

1. Pembangunan dan rujukan bagi penyusunan Rencana


Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menegah Daerah;
2. Perumusan kebijaksanaan pokok pemanfaatan ruang di wilayah
Provinsi;
3. Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan
perkembangan wilayah Provinsi serta keserasian antar sektor;
4. Pengarahan lokasi investasi yang dilaksanakan Pemerintah
Daerah dan/atau masyarakat;
5. Pengawasan terhadap perizinan lokasi pembangunan;
6. Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota;
7. Rujukan bagi penyusunan rencana penanggulangan bencana;
dan
8. Penyusunan rencana perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup
Pengembangan kawasan strategis yang diatur dalam RTRW
Provinsi Jawa Tengah diprioritaskan terhadap pengembangannya
atau penanganannya serta memerlukan dukungan penataan ruang
segera dalam kurun waktu yang direncanakan. Kawasan strategis
tersebut mencakup kawasan untuk pertahanan dan keamanan,
kawasan pengembangan perekonomian, kawasan pemanfataan
sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi, kawasan pelestarian
dan peningkatan social budaya, kawasan pelestarian dan peningkatan
fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, kawasan yang ditetapkan
sebagai warisan dunia, kawasan tertinggal. Kebijakan pengembangan
kawasan strategis provinsi meliputi:
• Pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan
hidup untuk mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan
ekosistem, melestarikan keanekaragaman hayati,
mempertahankan dan meningkatkan fungsi perlindungan

Laporan Akhir 136


Penyusunan
Penyusunan Background Study Rencana Background
Pembangunan StudyPanjang
Jangja Rencana Pembangunan
Daerah Jangja Ekonomi
(RPJPD) Bidang Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

kawasan, melestarikan keunikan bentang alam, dan melestarikan


warisan budaya daerah;
• Pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam
pengembangan perekonomian daerah yang produktif, efisien, dan
mampu bersaing;
• Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan
negara;
• Pengembangan sarana dan infrastruktur pendukung pada
kawasan strategis provinsi;
• Pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi secara
optimal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

3.2.2 RIPIP
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang perindustrian
terah meletakkan industri sebagai salah satu pilar ekonomi dan
memberikan peran yang cukup besar kepada pemerintah dan
pemerintah daerah untuk mendorong kemajuan industri nasional
secara terencana. peran tersebut diperlukan dalam mengarahkan
perekonomian nasional untuk tumbuh lebih cepat dan mengejar
ketertinggalan dari negara lain yang lebih dahulu maju.
Pembangunan sektor industri di Provinsi Jawa Tengah mengacu
pada Visi Pembangunan industri nasional sebagaimana tertuang
dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional Tahun 2015-
2035 yaitu “Indonesia Menjadi Negara Industri Tangguh” dan Visi
Pembangunan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 yaitu “Menuju
Jawa Tengah Sejahtera dan Berdikari” Mboten Korupsi, Mboten
Ngapusi. Dengan memperhatikan visi misi pembangunan Provinsi
Jawa Tengah dan visi misi dan strategi pembangunan industri
nasional, maka visi pembangunan industri Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2017 – 2037 adalah “Terwujudnya Industri Jawa Tengah yang
Berdaya Saing dan Berkesinambungan”. Penyusunan RPIP 2Ol7 -
2037 mengacu pada Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional

Laporan Akhir 137


Penyusunan
Penyusunan Background Study Rencana Background
Pembangunan StudyPanjang
Jangja Rencana Pembangunan
Daerah Jangja Ekonomi
(RPJPD) Bidang Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

(RIPIN) dan Kebijakan Industri Nasional (KIN). RPIP 2Ol7 - 2037


disusun dengan memperhatikan :
• Potensi sumber daya industri Daerah;
• Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan/ atau Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten/ Kota;
• keserasian dan keseimbangan dengan kebijakan pembangunan
Industri di kabupaten/ kota; dan
• kegiatan sosial ekonomi dan daya dukung lingkungan di Jawa
Tengah.
Provinsi Jawa Tengah menetapkan sasaran pembangunan
sektor industri Jawa Tengah yang diharapkan dapat tercapai adalah
sebagai berikut :
• Tercapainya pertumbuhan industri sebesar 2 (dua) digit
sehingga kontribusi industri dalam Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) mencapai 40% (empat puluh persen);
• Terjadi peningkatan pangsa pasar dalam dan luar negeri
dengan mengurangi ketergantungan terhadap impor serta
meningkatkan ekspor;
• Peningkatan kontribusi industri kecil terhadap pertumbuhan
industri Provinsi Jawa Tengah dan Nasional;
• Tercapainya percepatan penyebaran dan pemerataan industri
ke seluruh wilayah Provinsi Jawa Tengah;
• Penguatan struktur industri dengan tumbuhnya industri hulu
dan industri antara berbasis sumber daya alam;
• Terjadi peningkatan inovasi dan penguasaan teknologi; dan
• Peningkatan penyerapan tenaga kerja yang kompeten di sektor
industri.
Untuk mencapai sasaran pembangunan industri Provinsi Jawa
Tengah dilakukan berbagai program yang meliputi pembangunan
sumber daya industri; pembangunan sarana dan prasarana
industri; pengembangan perwilayahan industri; pemberdayaan

Laporan Akhir 138


Penyusunan
Penyusunan Background Study Rencana Background
Pembangunan StudyPanjang
Jangja Rencana Pembangunan
Daerah Jangja Ekonomi
(RPJPD) Bidang Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

IKM. Program-program tersebut dilakukan melalui strategi sebagai


berikut:
• penguatan pasokan bahan baku industri yang berkualitas
dan berkelanjutan;
• menumbuh-kembangkan industri pengolahan sumberdaya
unggulan dengan struktur industri yang kuat dan berdaya
saing;
• mengembangkan kompetensi industri daerah pada tiap-tiap
komoditas basis industri unggulan;
• meningkatkan dukungan penguatan SDM, kelembagaan
pelaku usaha dan konektivitas yang kuat pada struktur
industri antar satuan unit usaha;
• memperbaiki iklim usaha industri yang kondusif dan
bertanggung-jawab;
• meningkatkan kerjasama antar institusi terkait antara lain
pusat, daerah, lembaga penelitian, dan sebagainya;
• meningkatkan pembangunan infrastruktur dan fasilitas
penting untuk tumbuh dan berkembangnya industri
termasuk aksesibilitas pada sumber-sumber bahan baku
dan pemasaran;
• mengembangkan Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri;
• mengembangkan Kawasan Peruntukan Industri;
• membangun Kawasan Industri sesuai perencanaan; dan
• membangun Sentra Industri Kecil dan Industri Menengah.

3.2.3 RPIK Kabupaten purbalingga


Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses saat
pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumber daya yang ada
dan selanjutnya membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah
daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan
kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi

Laporan Akhir 139


Penyusunan
Penyusunan Background Study Rencana Background
Pembangunan StudyPanjang
Jangja Rencana Pembangunan
Daerah Jangja Ekonomi
(RPJPD) Bidang Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

(pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut. Sektor industri


merupakan sektor andalan yang diharapkan mampu mendorong
perekonomian baik di tingkat nasional maupun regional.
Pembangunan industri ke depan ditujukan agar sektor industri dapat
tumbuh lebih cepat sehingga dapat berperan lebih besar dalam
penciptaan nilai tambah yang berujung pada peran sektor industri
pada peningkatan pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga
kerja. Pembangunan industri ini perlu direncanakan agar lebih
terarah dan tepat sasaran.
Kabupaten Purbalingga memiliki komitmen untuk
pengembangan dan optimalisasi pemanfaatan kawasan peruntukan
industri dengan memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan hidup
meliputi:
a. Mengembangkan dan memberdayakan industri menengah dan
industri kecil;
b. Mengembangkan kawasan peruntukan industri yang berwawasan
lingkungan; dan
c. Menyediakan prasarana dan sarana pendukung kawasan
peruntukan industri.
Sektor industri pengolahan di Kabupaten Purbalingga selain
memiliki potensi yang besar juga merupakan sektor fundamental yang
menempati urutan pertama dalam memberikan kontribusi terhadap
perekonomian dengan nilai kontribusi sebesar 28,07% (BPS
Kabupaten Purbalingga, 2022). Dari sisi pertumbuhan, sektor industri
pengolahan selalu tumbuh positif dan sejak tiga tahun terakhir (2019
s/d 2021) berada pada angka rata-rata presentase 27,24%, 27,61 dan
28,07 %. Hal ini menjadi salah satu indikasi bahwa pengembangan
sektor industri di Kabupaten Purbalingga untuk tetap konsisten
meningkatkan perekonomian Kabupaten Purbalingga melalui sektor
industri.

Laporan Akhir 140


Penyusunan
Penyusunan Background Study Rencana Background
Pembangunan StudyPanjang
Jangja Rencana Pembangunan
Daerah Jangja Ekonomi
(RPJPD) Bidang Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

Berdasarkan uraian di atas, maka Kabupaten Purbalingga perlu


menyusun Rencana Pembangunan Industri Kabupaten Purbalingga
(RPIK) untuk periode 20 tahun mendatang. Selanjutnya diharapkan
bahwa RPIK tersebut dapat dituangkan lebih lanjut dalam regulasi
Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga tentang RPIK 2022-2042.
Untuk mencapai sasaran pembangunan industri Kabupaten
Purbalingga dilakukan berbagai program yang meliputi pembangunan
sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana industri,
pengembangan perwilayahan industri, pemberdayaan Industri Kecil
dan Menengah (IKM). Program-program tersebut dilakukan melalui
strategi sebagai berikut:

a. Penguatan rantai pasok bahan baku industri yang berkualitas


dan berkelanjutan;
b. Menumbuh-kembangkan industri pengolahan sumberdaya
unggulan dengan struktur industri yang kuat dan berdaya saing;
c. Mengembangkan kompetensi industri daerah pada tiap-tiap
komoditas basis industri unggulan;
d. Meningkatkan dukungan penguatan SDM, kelembagaan pelaku
usaha dan konektivitas yang kuat pada struktur industri antar
satuan unit usaha;
e. Mengembangkan iklim usaha industri yang kondusif dan
bertanggung-jawab;
f. Meningkatkan kerjasama antar institusi terkait antara lain
pusat, daerah, lembaga penelitian, dan sebagainya;
g. Meningkatkan pembangunan infrastruktur dan fasilitas penting
untuk tumbuh dan berkembangnya industri termasuk
aksesibilitas pada sumber-sumber bahan baku dan pemasaran;
h. Mengembangkan Kawasan Peruntukan Industri dan membangun
Sentra Industri Kecil dan Industri Menengah.
i. Mendorong industri yang ramah lingkungan dan industry hijau.

Laporan Akhir 141


Penyusunan
Penyusunan Background Study Rencana Background
Pembangunan StudyPanjang
Jangja Rencana Pembangunan
Daerah Jangja Ekonomi
(RPJPD) Bidang Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

3.3 Rumusan Isu Strategis Daerah


Rumusan isu strategis daerah di Kabupaten Purbalingga dapat
dilihat berdasarkan capaian dan fenomena yang terjadi di Kabupaten
Purbalingga. Berdasarkan telaah okumen sectoral terkait baik pusat,
daerah maka dapat dirumuskan isu strategis Background Study
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten
Purbalingga Tahun 2025-2045 Bidang Ekonomi sebagai berikut:
1. Tantangan Perwujudan perekonomian daerah yang mandiri dan
berdaya saing serta pemerataan kesejahteraan masyarakat
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator
ekonomi makro untuk menilai seberapa jauh keberhasilan
pembangunan di suatu wilayah selama periode tertentu. Indikator
ini dapat digunakan untuk menentukan arah kebijakan
pembangunan yang akan akan datang. Agar indikator ini
menunjukkan peningkatan kapasitas produksi secara riil,
pengukuran pertumbuhan ekonomi menggunakan PDRB atas
dasar harga konstan.
Kondisi perekonomian di Kabupaten Purbalingga sebul adanya
pandemic Covid-19-19 mengalami peningkatan ditandai dengan
trend yang positif dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 5%,
namun pandemic Covid-19-19 mengakibatkan penurunan kondisi
perkonomian di Kabupaten Purbalingga.Penguatan dan
pengembangan daya saing di bidang ekonomi menjadi tantangan
bagi Pemerintah Kabupaten Purbalingga sebagai dampak pandemi
Covid-19-19 sehingga perlu mendapatkan intervensi yang tepat
untuk mengembalikan kondisi perekonomian Kabupaten
Purbalingga seperti semula. Dampak pandemi Covid-19 bagi
perekonomian di Kabupaten Purbalingga diantaranya melemahnya
daya beli masyarakat, kemampuan usaha masyarakat serta
turunnya harga komoditas.

Laporan Akhir 142


Penyusunan
Penyusunan Background Study Rencana Background
Pembangunan StudyPanjang
Jangja Rencana Pembangunan
Daerah Jangja Ekonomi
(RPJPD) Bidang Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

Hal tersebut menjadi tantangan bagi Pemerintah Kabupaten


Purbalingga untuk melakukan penguatan dan pengembangan daya
saing di bidang ekonomi sehingga dapat mewujudkan Kabupaten
Purbalingga menjadi daerah yang memiliki perekonomian yang
mandiri dan berdaya saing serta kesejahteraan masyarat yang
merata.

Gambar 3. 2 Isu Strategis Daerah Kabupaten Purbalingga 1

2. Tantangan perwujudan daya dukung kemandirian ekonomi


sektoral berbasis potensi unggulan daerah
Dalam memajukan perekonomian suatu wilayah dibutuhkan
peningkatan terhadap produktivitas agar laju perekonomian tidak
mengalami stagnan. Untuk menguatkan kembali pertumbuhan
ekonomi di Kabupaten Purbalingga pasca pandemi Covid-19, perlu
dilakukan identifikasi terhadap sektor yang memberikan
kontribusi yang besar bagi PDRB Kabupaten Purbalingga.
Kontribusi lapangan usaha di Kabupaten Purbalingga mengalami
perubahan dimana kontribusi lapangan usaha industri pengolahan
mulai tahun 2019 memiliki kontribusi ekonomi terbesar yaitu
27,24 persen, menggeser peranan lapangan usaha Pertanian
dengan angka 26,22 %. Fakta ini menunjukkan secara perlahan

Laporan Akhir 143


Penyusunan
Penyusunan Background Study Rencana Background
Pembangunan StudyPanjang
Jangja Rencana Pembangunan
Daerah Jangja Ekonomi
(RPJPD) Bidang Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

Kabupaten Purbalingga telah berhasil melakukan pergeseran dan


transformasi ke sektor industri dan jasa yang secara ilmiah
memiliki tingkat produktivitas yang tinggi. Sebaliknya sektor
pertanian, tempat bergantung sebagian besar penduduk justru
mengalami Meskipun kontribusinya menurun, pertanian masih
menjadi tumpuan pertumbuhan ekonomi daerah. Oleh sebab itu
perlu dilakukan upaya upaya untuk menjaga agar nilai tambah
pertanian yang semakin menurun bias di tahan, atau dengan
mendorong sektor ekonomi lain tumbuh cepat, untuk tetap
mempertahankan atau meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Gambar 3. 3 Isu Strategis Daerah Kabupaten Purbalingga 2

3. Pengembangan potensi dan daya dukung sektor pariwisata Yang


atraktif dan kreatif
Pengembangan pariwisata merupakan proses yang
berkesinambungan untuk melakukan matching dan adjustment
yang terus menerus untuk mencapai misi yang telah ditentukan.
Proses pembangunan dan pengembangan objek wissata pada
dasarnya untuk meningkatkan unsur-unsur dari pariwisata
tersebut sepertiu aksebilitas, daya tarik, fasilitas pelayanan,
infrastruktur dan sebagainya.

Laporan Akhir 144


Penyusunan
Penyusunan Background Study Rencana Background
Pembangunan StudyPanjang
Jangja Rencana Pembangunan
Daerah Jangja Ekonomi
(RPJPD) Bidang Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

Kabupaten Purbalingga memiliki berbagai objek wisata dengan


angka kunjungan wisata yang terus meningkat hingga tahun 2019
namun angka kunjungan wisatawan di Kabupaten Purbalingga
mengalami penurunan yang cukup drastis pada tahun 2020 akibat
pandemi Covid-19. Penurunan jumlah wisatawan berbengaruh
terhadap menurunnya industri wisata seperti hotel, biro wisata.
Berbagai upaya untuk pembangunan sektor pariwisata harus terus
dilakukan terutama dengan pengembangan destinasi wisata dan
peningkatan prasarana sarana pendukung pariwisata, ini harus
diupayakan agar industri wisata lebih siap ketika mulai
munculnya tanda-tanda pemulihan ekonomi nasional dan global.
Tantangan yang dihadapi Kabupaten Purbalingga dalam
mengembangkan sektor pariwisata dengan mendorong potensi
wisata , diupayakan dengan tidak menghilangkan potensi lain yang
saat ini telah berkembang. Salah satunya adalah pertumbuhan
industri pengolahan di Kabupaten Kampar yang dapat menjadi
alternatif oendapatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi
daerah dengan memanfaatkan hasil perkebunan dan perikanan.
Integrasi kegiatan wisata dan munculnya produk-produk industri
olahan menjadi upaya yang perlu dilakukan secara bersamaan.

Laporan Akhir 145


Penyusunan
Penyusunan Background Study Rencana Background
Pembangunan StudyPanjang
Jangja Rencana Pembangunan
Daerah Jangja Ekonomi
(RPJPD) Bidang Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

Gambar 3. 4 Isu Strategis Daerah Kabupaten Purbalingga 3

4. Tantangan dalam memperkuat promosi dan kemudahan investasi


yang ramah dan responsif dalam menompang kemandirian daerah
Investasi pada dasarnya merupakan pengorbanan yang
dilakukan dimasa sekarang untuk mengharapkan imbalan yang
akan terjadi dimasa yang akan datang. Investasi menjadi penentu
perkembangan ekonomi wilayah, khususnya pertumbuhan
ekonomi. Investasi berperan penting dalam upaya pemulihan
ekonomi di Indonesia di tengah pandemi. Investasi dapat berperan
dalam menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan
pendapatan dan daya beli masyarakat, perputaran ekonomi yang
merata, serta dpat meningkatkan produk domestik bruto.
Investasi yang meningkat akan berdampak positif terhadap
penyerapan tenaga kerja dan mengurangi angka pengangguran.
Potensi besar Kabupaten Purbalingga, baik disektor primer
pertanian masih dihadapkan pada rendahnya minat investasi.
Prospek potensi bidang pariwisata dan industri juga terkendala
pengembangan investasi. Investasi Kabupaten Purbalingga
sebagian besar dari dalam negeri dan dalam skala kecil khususnya
UMKM.
Sehubungan dengan manfaat investasi yang diterima oleh
daerah, kepala daerah harus melakukan berbagai inovasi untuk
memberikan kemudahan akses investasi kepada calon investor
yang akan berinvestasi di daerahnya, yaitu berupa
penyederhanaan layanan perizinan sesuai kewenangan daerah,
serta penyediaan informasi terhadap potensi yang dimiliki daerah
yang dapat diakses dengan mudah. Pemerintah daerah juga harus
melakukan investasi yang masif kepada calon-calon investor untuk
meningkatkan nilai jual terhadap potensi yang dimiliki oleh
daerah.

Laporan Akhir 146


Penyusunan
Penyusunan Background Study Rencana Background
Pembangunan StudyPanjang
Jangja Rencana Pembangunan
Daerah Jangja Ekonomi
(RPJPD) Bidang Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

Gambar 3. 5 Isu Strategis Daerah Kabupaten Purbalingga 4

Laporan Akhir 147


Penyusunan
Penyusunan Background Study Rencana Background
Pembangunan StudyPanjang
Jangja Rencana Pembangunan
Daerah Jangja Ekonomi
(RPJPD) Bidang Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

BAB IV
ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN POKOK

Berangkat dari perumusan isu strategis pembangunan daerah,


maka Arah kebijakan dan sasaran pokok bidang ekonomi dalam
Background Studi RPJPD Kabupaten Purbalingga tahun 2025-2045
dimana Tahapan pembangunan jangka Panjang daerah Kabupaten
Purbalingga Tahun 2025-2045 dibagi kedalam 4 tahapan/ periode
pembangunan daerah yaitu Tahap Pertama: Tahun 2025-2029;
Tahap Kedua: Tahun 2030-2034; Tahap Ketiga: Tahun 2035-2039;
dan Tahap Keempat: Tahun 2040-2045 yang telah sejalan dan
mempedomani tahapan dalam rancangan awal RPJPN Tahun 2025-
2045. Yang selengkapnya dapat dilihat sebagai berikut:
3.4 Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Periode I
(2025-2029)
Arah Kebijakan Indikator Target Kinerja Ket
Pembangunan dan Sasaran Pembangunan
Pokok
Arah kebijakan pembangunan Jangka Panjang Bidang Pemerintahan
Periode I: 2025-2029:
1. Perwujudan perekonomian daerah yang mandiri dan berdaya saing
serta pemerataan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten
Purbalingga.
2. Perwujudan daya dukung kemandirian ekonomi sektoral berbasis
potensi unggulan daerah.
3. Peningkatan potensi dan daya dukung sektor pariwisata Purbalingga
yang atraktif dan kreatif.
4. Peningkatan promosi dan kemudahan investasi yang ramah dan
responsif dalam menompang kemandirian daerah.
Meningkatnya pertumbuhan Pertumbuhan
perekonomian daerah yang Ekonomi 5,66-6,4
berdaya saing.
Terjaganya Stabilitas Inflasi 1,75-1,33
ekonomi daerah yang

Laporan Akhir 148


Penyusunan
Penyusunan Background Study Rencana Background
Pembangunan StudyPanjang
Jangja Rencana Pembangunan
Daerah Jangja Ekonomi
(RPJPD) Bidang Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

Arah Kebijakan Indikator Target Kinerja Ket


Pembangunan dan Sasaran Pembangunan
Pokok
berkualitas, menyebar, dan
inklusif berbasis
potensi unggulan
Meningkatkan Kesejahteraan Pendapatan
Masyarakat yang Berkeadilan Perkapita 27.640.000 -
28.280.000

Meningkatkan pemerataan Indeks Gini


dan ketiadaan ketimpangan 0,360 – 0,374
wilayah
Meningkatnya kapasitas PDRB sektor
struktur ekonomi sectoral Industri
28,36-29,22
perindustrian yang kompetitf Pengolahan
dan berdaya saing
Meningkatnya produktivitas PDRB sektor
pertanian, perikanan dan pertanian
peternakan dan mewujudkan Kehutanan dan 26,10-25,57
pertanian lestari; Perikanan

Meningkatnya daya dukung PDRB sektor


perdagangan dan usaha kecil perdagangan
menengah sebagai penopang besar dan
kemandirian daerah eceran;Reparasi 12,70-13,02
mobil dan
sepeda motor

Meningkatnya daya Tarik % PAD sektor


pariwisata dalam mendukung Pariwisata 2,55-2,95
peningkatan pendapatan asli
daerah Purbalingga daerah
Meningkatnya daya tarik Pertumbuhan
Purbalingga sebagai tujuan Investasi
investasi yang menopang 26% - 28%
kemandirian daerah

3.5 Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Periode II


(2030-2034)
Arah Kebijakan Indikator Target Kinerja Ket
Pembangunan dan Sasaran Pembangunan
Pokok

Laporan Akhir 149


Penyusunan
Penyusunan Background Study Rencana Background
Pembangunan StudyPanjang
Jangja Rencana Pembangunan
Daerah Jangja Ekonomi
(RPJPD) Bidang Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

Arah Kebijakan Indikator Target Kinerja Ket


Pembangunan dan Sasaran Pembangunan
Pokok
Arah kebijakan pembangunan Jangka Panjang Bidang Pemerintahan
Periode III: 2035-2039:
1. Percepatan perekonomian daerah yang mandiri dan berdaya saing
serta pemerataan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten
Purbalingga.
2. Percepatan daya dukung kemandirian ekonomi sektoral berbasis
potensi unggulan daerah.
3. Percepatan potensi dan daya dukung sektor pariwisata Purbalingga
yang atraktif dan kreatif.
4. Percepatan promosi dan kemudahan investasi yang ramah dan
responsif dalam menompang kemandirian daerah.
Percepatan pertumbuhan Pertumbuhan
perekonomian daerah yang Ekonomi 6,77-7,51
berdaya saing.
Percepatan Stabilitas Inflasi
ekonomi daerah yang
berkualitas, menyebar, dan 0,91-0,49
inklusif berbasis
potensi unggulan
Percepatan Kesejahteraan Pendapatan
Masyarakat yang Berkeadilan Perkapita 28.600.000 -
28.920.000

Percepatan pemerataan dan Indeks Gini


ketiadaan ketimpangan 0,36 - 0,34
wilayah
Percepatan kapasitas PDRB sektor
struktur ekonomi sectoral Industri
29,50-30,36
perindustrian yang kompetitf Pengolahan
dan berdaya saing
Percepatan produktivitas PDRB sektor
pertanian, perikanan dan pertanian
peternakan dan mewujudkan Kehutanan dan 25,39-24,85
pertanian lestari; Perikanan

Percepatan daya dukung PDRB sektor


perdagangan dan usaha kecil perdagangan
menengah sebagai penopang besar dan 13,12-13,44
kemandirian daerah eceran;Reparasi
mobil dan

Laporan Akhir 150


Penyusunan
Penyusunan Background Study Rencana Background
Pembangunan StudyPanjang
Jangja Rencana Pembangunan
Daerah Jangja Ekonomi
(RPJPD) Bidang Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

Arah Kebijakan Indikator Target Kinerja Ket


Pembangunan dan Sasaran Pembangunan
Pokok
sepeda motor

Percepatan peningkatan daya % PAD sektor


Tarik pariwisata dalam Pariwisata
mendukung peningkatan 3,15-3,55
pendapatan asli daerah
Purbalingga daerah
Percepatan peningkatan daya Pertumbuhan
tarik Purbalingga sebagai Investasi
tujuan investasi yang 30%-32%
menopang kemandirian
daerah

3.6 Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Periode III


(2035-2039)
Arah Kebijakan Indikator Target Kinerja Ket
Pembangunan dan Sasaran Pembangunan
Pokok
Arah kebijakan pembangunan Jangka Panjang Bidang Pemerintahan
Periode III: 2035-2039:
1. Penguatan perekonomian daerah yang mandiri dan berdaya saing
serta pemerataan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten
Purbalingga.
2. Penguatan daya dukung kemandirian ekonomi sektoral berbasis
potensi unggulan daerah.
3. Penguatan potensi dan daya dukung sektor pariwisata Purbalingga
yang atraktif dan kreatif.
4. Penguatan promosi dan kemudahan investasi yang ramah dan
responsif dalam menompang kemandirian daerah.
Penguatan pertumbuhan Pertumbuhan
perekonomian daerah yang Ekonomi 7,88-8,62
berdaya saing.
Penguatan Stabilitas ekonomi Inflasi
daerah yang berkualitas, 0,07-(-0,35)
menyebar, dan inklusif
berbasis

Laporan Akhir 151


Penyusunan
Penyusunan Background Study Rencana Background
Pembangunan StudyPanjang
Jangja Rencana Pembangunan
Daerah Jangja Ekonomi
(RPJPD) Bidang Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

Arah Kebijakan Indikator Target Kinerja Ket


Pembangunan dan Sasaran Pembangunan
Pokok
potensi unggulan
Penguatan Kesejahteraan Pendapatan
Masyarakat yang Berkeadilan Perkapita 29.240.000 -
29.560.000

Penguatan pemerataan dan Indeks Gini


ketiadaan ketimpangan 0,33 - 0,31
wilayah
Penguatan kapasitas PDRB sektor
struktur ekonomi sectoral Industri
30,64-31,5
perindustrian yang kompetitf Pengolahan
dan berdaya saing
Penguatan produktivitas PDRB sektor
pertanian, perikanan dan pertanian
peternakan dan mewujudkan Kehutanan dan 24,67-24,13
pertanian lestari; Perikanan

Penguatan daya dukung PDRB sektor


perdagangan dan usaha kecil perdagangan
menengah sebagai penopang besar dan
kemandirian daerah eceran;Reparasi 13,54-13,86
mobil dan
sepeda motor

Penguatan peningkatan daya % PAD sektor


Tarik pariwisata dalam Pariwisata
mendukung peningkatan 3,75-4,15
pendapatan asli daerah
Purbalingga daerah
Penguatan peningkatan daya Pertumbuhan
tarik Purbalingga sebagai Investasi
tujuan investasi yang 34%-36%
menopang kemandirian
daerah

Laporan Akhir 152


Penyusunan
Penyusunan Background Study Rencana Background
Pembangunan StudyPanjang
Jangja Rencana Pembangunan
Daerah Jangja Ekonomi
(RPJPD) Bidang Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

3.7 Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Periode IV


(2040-2045)

Arah Kebijakan Indikator Target Kinerja Ket


Pembangunan dan Sasaran Pembangunan
Pokok
Arah kebijakan pembangunan Jangka Panjang Bidang Pemerintahan
Periode III: 2035-2039:
1. Tercapainya perekonomian daerah yang mandiri dan berdaya saing
serta pemerataan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten
Purbalingga.
2. Tercapainya daya dukung kemandirian ekonomi sektoral berbasis
potensi unggulan daerah.
3. Tercapainya potensi dan daya dukung sektor pariwisata Purbalingga
yang atraktif dan kreatif.
4. Tercapainya promosi dan kemudahan investasi yang ramah dan
responsif dalam menompang kemandirian daerah.
Tercapainya pertumbuhan Pertumbuhan
perekonomian daerah yang Ekonomi 8,99-9,73
berdaya saing.
Tercapainya Stabilitas Inflasi
ekonomi daerah yang
berkualitas, menyebar, dan 0,42
inklusif berbasis
potensi unggulan
Tercapainya Kesejahteraan Pendapatan
Masyarakat yang Berkeadilan Perkapita 29.880.000 -
30.200.000

Tercapainya pemerataan dan Indeks Gini


ketiadaan ketimpangan 0,30 - 0,29
wilayah
Tercapainya kapasitas PDRB sektor
struktur ekonomi sectoral Industri
31,7-32,64
perindustrian yang kompetitf Pengolahan
dan berdaya saing
Tercapainya produktivitas PDRB sektor
pertanian, perikanan dan pertanian
peternakan dan mewujudkan Kehutanan dan 23,95-23,42
pertanian lestari; Perikanan

Laporan Akhir 153


Penyusunan
Penyusunan Background Study Rencana Background
Pembangunan StudyPanjang
Jangja Rencana Pembangunan
Daerah Jangja Ekonomi
(RPJPD) Bidang Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

Arah Kebijakan Indikator Target Kinerja Ket


Pembangunan dan Sasaran Pembangunan
Pokok
Tercapainya daya dukung PDRB sektor
perdagangan dan usaha kecil perdagangan
menengah sebagai penopang besar dan
kemandirian daerah eceran;Reparasi 13,96-14,28
mobil dan
sepeda motor

Tercapainya peningkatan % PAD sektor


daya Tarik pariwisata dalam Pariwisata
mendukung peningkatan 4,35-4,75
pendapatan asli daerah
Purbalingga daerah
Tercapainya peningkatan Pertumbuhan
daya tarik Purbalingga Investasi
sebagai tujuan investasi 38%-40%
yang menopang kemandirian
daerah

Laporan Akhir 154


Penyusunan
Penyusunan Background Study Rencana Background
Pembangunan StudyPanjang
Jangja Rencana Pembangunan
Daerah Jangja Ekonomi
(RPJPD) Bidang Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

BAB V
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan secara komprehensif terhadap arah
pembangunan di sektor ekonomi Kabupaten Purbalingga, maka dapat
disimpulkan:
1. Hasil evaluasi terhadap RPJPD Kabupaten Purbalingga Tahun
2005-2025 terutama pada bidang ekonomi berdasarkan indikator
yang terdapat dalam dokumen Renstrada Kabupaten Purbalingga
Tahun 2005-2010; RPJMD Kabupaten Purbalingga Tahun 2010-
2015, RPJMD Kabupaten Purbalingga Tahun 2016-2021, dan
RPJMD Kabupaten Purbalingga Tahun 2021-2026 rata-rata hasil
capaian kinerja RPJPD sebesar 90,03% dan masuk dalam kategori
tinggi.
2. Isu Stretgis Pembangunan Kabupaten Purbalingga terdiri dari:
a. Tantangan perwujudan perekonomian daerah yang mandiri
dan berdaya saing serta pemerataan kesejahteraan
masyarakat Struktur ekonomi daerah yang belum mantap;
b. Tantangan perwujudan daya dukung kemandirian ekonomi
sektoral berbasis potensi unggulan daerah Belum
Optimalnya asset pemerintah daerah;
c. Pengembangan potensi dan daya dukung sektor pariwisata
yang atraktif dan kreatif;
d. Tantangan dalam memperkuat promosi dan kemudahan
investasi yang ramah dan responsif dalam menompang
kemandirian daerah. Faktor Penentu terkait isu strategis di
Kabupaten Purbalingga sebagai berikut:
3. Tahapan pembangunan jangka Panjang daerah Kabupaten
Purbalingga Tahun 2025-2045 dibagi kedalam 4 tahapan/ periode

Laporan Akhir 155


Penyusunan
Penyusunan Background Study Rencana Background
Pembangunan StudyPanjang
Jangja Rencana Pembangunan
Daerah Jangja Ekonomi
(RPJPD) Bidang Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

pembangunan daerah yaitu Tahap Pertama: Tahun 2025-2029;


Tahap Kedua: Tahun 2030-2034; Tahap Ketiga: Tahun 2035-2039;
dan Tahap Keempat: Tahun 2040-2045 yang telah sejalan dan
mempedomani tahapan dalam rancangan awal RPJPN Tahun
2025-2045.
4. Sasaran Kebijakan Pembangunan Kabupaten Purbalingga sebagai
berikut:
a. Meningkatnya pertumbuhan perekonomian daerah yang
berdaya saing.
b. Terjaganya Stabilitas ekonomi daerah yang berkualitas,
menyebar, dan inklusif berbasis potensi unggulan.
c. Meningkatkan Kesejahteraan masyarakat yang Berkeadilan.
d. Meningkatkan pemerataan dan ketiadaan ketimpangan
wilayah.
e. Meningkatnya kapasitas struktur ekonomi sectoral
perindustrian yang kompetitf dan berdaya saing.
f. Meningkatnya produktivitas pertanian, perikanan dan
peternakan dan mewujudkan pertanian lestari.
g. Meningkatnya daya dukung perdagangan dan usaha kecil
menengah sebagai penopang kemandirian daerah.
h. Meningkatnya daya Tarik pariwisata dalam mendukung
peningkatan pendapatan asli daaerah Purbalingga daerah.
i. Meningkatnya daya tarik Purbalingga sebagai tujuan
investasi yang menopang kemandirian daerah.
1.2. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan dan pembahasan secara komprehensif
diatas, maka dapat direkomendasikan sebagai berikut:
1. Kajian Background Study Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2025-2045
merupakan evaluasi teknokratik terhadap RPJPD Kabupaten
Purbalingga. Sehingga dokumen ini dapat dijadikan bahan

Laporan Akhir 156


Penyusunan
Penyusunan Background Study Rencana Background
Pembangunan StudyPanjang
Jangja Rencana Pembangunan
Daerah Jangja Ekonomi
(RPJPD) Bidang Panjang Daerah (RPJPD) Bidang E

pertimbangan dalam penyusunan evaluasi RPJPD Kabupaten


Purbalingga.
2. Hasil Kajian Background Study Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2025-2045
bidang ekonomi, sebagai salah satu upaya dalam
mengindentifikasi isu strategis dan permasalahan yang ada,
perlu ditindaklanjuti dan dipertimbangkan serta memberi
masukan dalam penyusunan Rancangan Awal Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Purbalingga
Tahun 2025-2045.
3. Indikator dan target yang sudah ditetapkan pada masing-
masing sasaran pokok pembanguanan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun 2025-
2045 Bidang Ekonomi perlu untuk ditindaklanjuti dan
dipertimbangkan agar target yang telah ditentukan dapat
dilaksanakan.

Laporan Akhir 157

Anda mungkin juga menyukai