Anda di halaman 1dari 12

BAB II

PROFIL KELURAHAN

2.1 KONDISI KELURAHAN

2.1.1. Sejarah Kelurahan

Sejarah Laju’ adalah kampung yang mula-mula didiami oleh penduduk. Pada
suatu ketika penduduk kampung tersebut terkena musibah penyakit (SAI = Bahasa
Bugis), maka masyarakat meninggalkan kampung tersebut atas dorongan pemimpinnya
yang bernama La Tappu Dg. Patekke. Oleh pemimpinnya memilih bukit yang berhutan
bambu yang disebut BULO dan disinilah menetap dan dinamai kampung BULOE.

Orang pertama yang memimpin kampung tersebut bernama Guliga. Karena


perkembangan penduduk dan kebijakan pemerintah Kampung BuloE menjadi lingkungan
dengan kepala lingkungan sekarang bernama Jelling. Kampung lain yang didiami oleh
penduduk Laju’ selain BuloE adalah SarasaE. Perkembangan pembangunan yang pesat
menyebabkan semakin luasnya perkampungan pada bukit-bukit disekitarnya.
Penambahan wilayah ini disebut Maddaung, sehingga kampung ini selanjutnya disebut
Lakadaung yang sekarang dikepalai oleh H. Songgo W. Sedangkan Laju’ dan Sarasae
kini menjadi lahan pertanian (sawah) Pada tahun 1967, Kampung BuloE dan Lakadaung
kemudian dilebur menjadi satu desa yang bernama Desa Lasitabba. Pemberian nama
tersebut berasal dari bahasa hasil kerajinan tangan penduduk dengan bahan dari bambu
(bulo) yang kemudian menghasilkan lembaran dinding yang bernama Tabba Desa
Lasitabba kemudian dilebur dengan kampung-kampung tetangganya yang ada di Wanua
Anabanua, yaitu Kampung Bolamallimpong, Alausalo, Jongkang, Lompopalia, dan
Cebbia. Peleburan kampung-kampung tersebut melahirkan Desa Anabanua yang pertama
kali dipimpin oleh H. Husaini.

Karena ada perubahan tata ruang ibu kota Kecamatan Maniangpajo pada tahun
1984, Desa Anabanua kemudian berubah status menjadi Kelurahan Anabanua. Pada
tahun 1992, dilakukan pemekaran kelurahan. Bolamallimpong dan Alausalo tetap
bergabung pada Kelurahan Anabanua, sedangkan Jongkang, Lompo Palia dan Cebbia
bergabung pada satu Kelurahan Persiapan serta BuloE dan Lakadaung juga bergabung
pada satu Kelurahan Persiapan. Berdasarkan Peraturan Mendagri No. 4 Tahun 1984,
Tanggal 3 Februari 1984 tentang Kelurahan Persiapan, Kelurahan Persiapan DualimpoE
yang kala itu dijabat oleh Drs. Andi Ismirar Sentosa mendapat amanah sebagai berikut:
1. Nama Kelurahan adalah DUALIMPOE, yang berarti kampung BuloE digabung
dengan Lakadaung menunjukkan bilangan 2 (dua). Kata LIMPOE berarti tempat
domisili.
2. Ibu kota Kelurahan baru tersebut berkedudukan di Lingkungan BuloE.
3. Para Kepala Lingkungan: Marewangeng di Lingkungan BuloE, dan Sudirman di
Lingkungan Lakadaung.

Pada tahun 1994, Kelurahan DualimpoE defenitif menjadi Kelurahan DualimpoE dan
Kepala Kelurahan bertuturt-turut sbb:

1. Andi Jamerro Andi Sabbu


2. Drs. Andi Tengkong
3. Andi Rasli Sarampa.
4. H. Abdul Rahman P, S.Sos.( Tahun 2005 - Tahun 2007 )
5. Ilyas Yakub.( Tahun 2008 – Tahun 2011 )
6. Eka Sapran, S.IP., M.Si ( Tahun 2012 – Tahun 2013 )
7. Andi Makkulawu, S.H. ( Tahun 2013 – Tahun 2015 )
8. Andi Salmani, S.E. ( Tahun 2015 )
9. Indirwan, S.Sos. ( Desember 2015 – 2017 )
10. Andi Randeng,SP ( Tahun 2017 – Januari 2020 )
11. Muhammad Jufri,S.E ( Januari 2020 sampai sekarang )

2.1.2. Demografi

Kelurahan DualimpoE dengan luas 22,11 km2 terletak diujung selatan Kecamatan
Maniangpajo yang berbatasan langsung dengan :

Sebelah Selatan : Kecamatan Tanasitolo

Sebelah Timur : Kecamatan Majauleng

Sebelah Barat : Kecamatan Belawa

Sebelah Utara : Kelurahan Anabanua.

Kelurahan Dualimpoe terdiri dari 2 Lingkungan diantaranya Lingkungan


Lakadaung dan Lingkungan Buloe dengan Jumlah Penduduk 2.801 Jiwa dari 856 KK
dengan perincian sebagai berikut :
No Jenis Kelamin Jumlah

1 Laki – Laki 1343

2 Perempuan 1458

3 Kepala Keluarga 856

Penduduknya lebih dominan berkerja dibidang pertanian (tanaman pangan,


perkebunan dan peternakan).

Di Kelurahan DualimpoE ada 2 (dua) agama besar yaitu :

- Islam yang dominan berdomisi di Lingkungan Lakadaung dan


- Hindu Tolotang yang lebih dominan berdomisi di Lingkungan BuloE.

Tempat peribadatan berjumlah 2 (dua) yaitu :

- Masjid Istiqamah BuloE dan


- Masjid Nurul Amin Lakadaung.

Selain itu, juga terdapat 5 (lima) sarana pendidikan formal yaitu :

- TK PGRI Maddennuang Lakadaung,


- PAUD Melati BuloE,
- SDN 54 DualimpoE,
- SDN 216 DualimpoE, dan
- SDN 272 DualimpoE.

A. Jumlah Penduduk menurut Golongan Umur

Data ini bermanfaat untuk mengetahui lau pertumbuhan penduduk dan


mengetahui jumlah angkatan kerja yang ada. Data penduduk menurut golongan umur di
Kelurahan Dualimpoe dapat dilihat pada Tabel berikut di bawah ini :

No Umur ( Tahun ) Jumlah ( Jiwa )

1. 0 Bln – 5 Tahun 199

2. 5 Tahun – 7 Tahun 167

3. 7 Tahun – 13 Tahun 242

4. 13 Tahun – 16 Tahun 185


5. 16 Tahun – 19 Tahun 188

6. 19 Tahun – 23 Tahun 209

7. 23 Tahun – 30 Tahun 243

8. 30 Tahun 40 Tahun 278

9. 40 Tahun – 56 Tahun 446

10. 56 Tahun – 65 Tahun 253

11. 65 Tahun – 75 Tahun 198

12. ˃ 75 Tahun 198

B. Jumlah Penduduk menurut Agama


Ditinjau dari segi agama dan kepercayaan masyarakat Kelurahan Dualimpoe mayoritas
beragama islam, dengan rincian data sebagai berikut :
- Islam :1.956 Orang
- Kristen :- Orang
- Katholik :- Orang
- Hindu :850 Orang
- Budha :- Orang
C. Jumlah Penduduk menurut Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan berpengaruh pada kualitas sumber daya manusia.Proses
Pembangunan Desa / Kelurahan akan berjalan dengan lancar apabila masyarakat
memiliki tingkat pendidikan yang cukup tinggi.Data Penduduk menurut Tingkat
pendidikannya dapat dilihat pada Tabel berikut :

No Tingkat Pendidikan Jumlah ( Orang )

1. Belum Masuk TK 187

2. Sedang TK 153

3. Tidak Pernah Sekolah 134

4. SD 226

5. Tamat SD 1.150
6. Tidak Tamat SD 63

7. Sedang SLTP 168

8. Tamat SLTP 192

9. Sedang SLTA 166

10. Tamat SLTA 186

11. Tamat D1 15

12. Sedang S1 57

13. Tamat S1 105

14. Sedang S2 1

15. Tamat S2 3

D. Jumlah Penduduk menurut Mata Pencaharian


Mata pencaharian penduudk di Kelurahan Dualimpoe Kecamatan Maniangpajo
Kabupaten Wajo sebagian besar masih berada di Sektor Pertanian. Hal ini menunjukkan
bahwa sektor pertanian memegang peranan penting dalam bidang ekonomi masyarakat.
Data menurut mata pencaharian penduduk dapat dilihat pada Tabel berikut ini :

Buruh Lain -
Tani Dagang PNS/TNI/Polri Swasta
Tani Lain

975 49 390 15 357 1.020

2.1.3 Keadaan Sosial


Banyaknya kegiatan Organisasi Masyarakat di Kelurahan Dualimpoe
Kec.Maniangpajo Kab.Wajo seperti Remaja Mesjid, Karang Taruna, Majelis Taklim,
PKK,Kader Posyandu merupakan aset Kelurahan yang bermanfaat untuk menjadi media
penyampaian informasi dalam setiap proses pembangunan Kelurahan pada Masyarakat.

KESEJAHTERAAN WARGA

No Uraian Jumlah

1. Jumlah Kepala Keluarga 856

2. Jumlah Penduduk Miskin 251

3. Jumlah Penduduk Sedang 570

4. Jumlah Penduduk kaya 35

PENGANGGURAN

No Uraian Keterangan

1. Jumlah penduduk usia 15 s/d 55 yang belum bekerja 350

2. Jumlah angkatan kerja usia 15 s/d 55 Tahun 350

2.1.4 Keadaan Ekonomi


Mayoritas mata pencaharian penduduk Kelurahan Dualimpoe bergerak di Bidang
Pertanian. Permasalahan yang sering muncul berkaitan dengan mata pencaharian
penduduk adalah tersedianya lapangan pekerjaan yang kurang memadai dengan
perkembangan penduduk sebagaimana tertuang dalam perencanaan pembangunan Daerah
Kabupaten Wajo. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam pembangunan Kelurahan adalah
melakukan usaha perluasan kesempatan kerja dengan melakukan penguatan usaha kecil
pemberian kredit sebagai modal untuk pengembangan usaha khususnya di bidang
perdagangan.
Kekayaan Sumber Daya Alam yang ada di Kelurahan Dualimpoe
Kec.Maniangpajo Kab.Wajo amat sangat mendukung baik dari segi pengembangan
ekonomi maupun sosial budaya.Selain itu letak geografis Kelurahan yang cukup strategis
dan merupakan jalur transportasi.

2.1.5. Prasarana dan Sarana Desa


Pembangunan masyarakat kelurahan diharapkan bersumber pada diri sendiri
( kemandirian ) dan perkembangan pembangunan harus berdampak pada perubahan
sosial, ekonomi dan budaya yang seimbang agar dapat meningkatkan kualitas hidup
masyarakat kelurahan menajdi lebih baik.
1. Prasarana Kesehatan
- Posyandu : 2 ( Plamboyan dan.................)
- Kader Lansia :2
- Posbindu : - Unit
- Polindes : 1 Unit
- Bidan Desa : 1 Orang
2. Prasarana Pendidikan
- PAUD : 1 Unit
- Taman Kanak – kanak: 1 Unit
- SD : 3 Unit
- SLTP :-
- SLTA :-
- TPA : 2 Unit
3. Prasarana Umum Lainnya
- Tempat Ibadah : 2 Unit
- Lapangan Olahraga :-
- Gedung serba Guna :-
Pengelolaan sarana dan Prasarana merupakan tahap keberlanjutan dimulai dengan
proses penyiapan masyarakat agar mampu melanjutkan pengelolaan program
pembangunan secara mandiri. Proses penyiapan ini membutuhkan keterlibatan
masyarakat,agar masyarakat mampu menghasilkan keputusan pembangunan yang
rasional dan adil serta semakin sadar akan hak dan kewajibannya dalam
pembangunan, mampu memenuhi kebutuhannya sendiri, dan mengelola berbagai
potensi sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraannya.
Hal yang perlu diperhatikan untuk mencapai kesuksesan dalam tahapan ini
adalah :
a. Swadaya masyarakat merupakan faktor utama pengerak proses
pembangunan.

b. Perencanaan secara partisipatif, terbuka dan demokratis sudah menjadi


kebiasaan bagi masyarakat mampu membangun kemitraan dengan berbagai
pihak untuk menggalang berbagai sumber daya dalam rangka melaksanakan
proses pembangunan.
c. Kapasitas Pemerintahan Daerah meningkat sehingga lebih tanggap dalam
upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, antara lain dengan
menyediakan dana dan pendampingan.
d. Keberadaan Fasilitator / Konsultan atas permintaan dari masyarakat atau
pemerintah daerah sesuai keahlian yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam
merencanakan kegiatan pembangunan agar masyarakat mampu membangun
kemitraan dengan berbagai pihak untuk menggalang berbagai sumber daya
dalam rangka melaksanakan proses pembangunan.

2.2. Kondisi Pemerintahan Desa


2.2.1 Pembagian Wilayah Desa
Luas Wilayah Kelurahan Dualimpoe dengan Luas wilayah 22,11 Km2 .Kelurahan
Dualimpoe terdiri dari dua Lingkungan yaitu Lingkungan Buloe dan Lingkungan
Lakadaung. Pemerintahan Kelurahan Dualimpoe terdiri dari :
- Lurah
- Sekretaris Lurah
- Kepala Seksi Pemerintahan
- Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat
- Kepala Lingkungan
- Tenaga Honorer.
PETA KELURAHAN DUALIMPOE
STRUKTUR ORGANISASI
KELURAHAN DUALIMPOE

NURJANNAH

JUMRIANTI
BAB III
MASALAH DAN POTENSI

3.1 MASALAH DAN POTENSI

NO MASALAH POTENSI

Jalan / Lorong di Wilayah Pemukiman Tenaga Masyarakat untuk gotong


1.
penduduk yang mengalami kerusakan royong

Beberapa Perumahan Masyarakat yang PKK


tergolong tidaklayak
2. Kader – Kader di Desa

PosKesehatan Desa

Lahan / Pekarangan rumah penduduk yang Pekarangan rumah


3. tidak termanfaatkan dengan baik
Kelompok Wanita Tani

Minimnya sarana prasarana dan teknologi Lahan persawahan


4. tepat guna untuk kegiatan pengembangan
Kelompok Tani
dan pengolahan pasca panen

3.2 MASALAH DAN POTENSI DARI KALENDER MUSIM


NO MASALAH POTENSI

Sering terjadi banjir di Persawahan - Saluran Air


1.
Masyarakat - Swadaya Masyarakat

Pada Musim pancaroba banyak masyarakat - Bidan Desa


2. terkena penyakit - Kader Posyandu
- Posyandu
Pada Saat musim hujan banyak masyarakat - Bidan Desa
terkena penyakit diare - Pos Kesehatan Desa
3. - Kader PKK
- Posyandu
- Kader Posyandu
3.3 MASALAH DAN POTENSI DARI KELEMBAGAAN KELURAHAN

KARANG
PKK
TARUNA
RT

PKK
RW

SEKOLAH

Masyarakat

KELOMPOK
LPMK TANI

Pemerintah
PAMSIMAS
Kelurahan
POSKESDES

Anda mungkin juga menyukai