id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian Profil
Kata profil berasal dari bahasa Italia, profilo dan profilare, yang berarti
gambaran garis besar. Budianto (2006) mendefinisikan profil adalah
gambaran atau ikhtisar yang memberikan fakta dan data yang ada tentang hal-
hal khusus. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007) mendefinisikan profil
sebagai pandangan dari samping atau ikhtisar yang memberikan fakta tentang
hal-hal khusus.
Berdasarkan definisi di atas profil dapat diartikan sebagai gambaran
secara garis besar yang diperoleh dari data dan fakta tentang hal-hal khusus
kemudian dilakukan penarikan makna dari data dan fakta tersebut.
2. Pemecahan Masalah
a. Masalah
commit to user
9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
seorang siswa dihadapkan pada masalah, maka pada akhirnya mereka bukan
hanya sekedar memecahkan masalah tetapi juga belajar sesuatu yang baru.
Dari belajar menemukan sesuatu yang baru itulah maka akan mendapatkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
No Jenis Kesulitan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
3. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran berasal dari kata belajar. Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2007) mendefinisikan belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan
unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan.
Kegiatan belajar erat kaitannya dengan pembelajaran. Pembelajaran
biasanya ditandai dengan adanya guru sebagai fasilitator dan murid sebagai
objeknya. Proses pembelajaran di SLB sama seperti di sekolah-sekolah
lainnya. Selalu terjadi interaksi antara guru dengan siswa. Menurut Sujana
(2000: 7), pembelajaran adalah mengatur dan mengorganisasi lingkungan
yang ada di sekitar pembelajaran sehingga dapat mendorong pembelajar
melakukan belajar.
Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi
unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang
saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.manusia terlibat dalam
sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru dan tenaga lainnya, misalnya tenaga
laboratorium.
Proses pembelajaran dilengkapi dengan adanya material (buku-buku,
papan tulis dan kapur, fotografi, slide dan film, audio dan video tape), fasilitas
dan perlengkapan (ruang kelas, perlengkapan audio visual dan komputer),
serta prosedur (jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar,
ujian, dan sebagainya). Sistem pembelajaran dapat dilaksanakan dengan cara
membaca buku, belajar di kelas atau di luar kelas (in door or out door class)
karena diwarnai oleh organisasi dan interaksi antara berbagai komponen yang
saling berkaitan untuk membelajarkan siswa.
Berdasarkan uraian dapat kita simpukan bahwa pembelajaran adalah
proses untuk membantu peserta didik menggali informasi dan pengetahuan
serta mengoptimalkan potensi yang dimiliki dengan memberi motivasi dan
memfasilitasi agar mendapatkan pengalaman dan pengetahuan yang lebih
baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
4. Matematika
mathema dalam bahasa Yunani
yang diartikan sebagai ilmu pengetahuan juga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
2). Konsep
Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk
menggolongkan atau mengklasifikasikan sekumpulan objek. Contoh :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
secara umum huruf dan tanda tersebut masih kosong dari arti. Dalam
matematika ditemui banyak simbol yang berupa huruf ataupun bukan
huruf. Rangkaian simbol-simbol dalam matematika dalam suatu model
matematika dapat membentuk suatu model matematika. Contoh : x + y = z
e. Memperhatikan semesta pembicaraan.
Karena simbol-simbol dalam matematika kosong dari arti maka
diperlukan lingkup pembicaraan atau semesta pembicaraan sehingga
symbol-simbol tersebut dapat digunakan. Benar atau salah serta ada
tidaknya penyelesaian ditentukan oleh semesta pembicaraan. Contoh :
Dalam semesta bilangan bulat , 4n = 7 tidak mempunyai penyelesaian.
f. Konsisten dalam sistemnya.
Di dalam matematika terdapat banyak sistem. Misalnya sistem
aljabar dan sistem geometri. Dalam masing-masing sistem terdapat
beberapa sistemyang lebih kecil. Di dalam sistem berlaku ketaatasasan
atau konsistensi. Suatu teorema ataupun definisi dalam sistem tersebut
harus menggunakan istilah atau konsep yang telah ditetapkan terlebih
dahulu. Konsistensi itu baik dalam makna maupun dalam hal nilai
kebenarannya.
5. Pengertian Tuna Grahita
Tunagrahita adalah kata lain dari retardasi mental (mental
retardation) (JP Chaplin, 1999). Arti harfiah dari perkataan tuna adalah
merugi, sedangkan grahita artinya pikiran. Sehingga definisi tuna grahita
adalah anak yang mengalami penyimpangan fungsi intelektual umum yang
nyata dibawah rata-rata bersamaan dengan kekurangan dalam perilaku adaptif
dan tampak pada masa perkembangannya.
Haliahan dan Kauffman dalam Olivier dan Williams (2005)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21
1. Taraf perbatasan atau lamban belajar (the borderline or the slow leaner IQ
70-85).
2. Tunagrahita mampu didik (educable mentally retarded IQ 50-70).
3. Tunagrahita mampu latih (trenable mentally retarded IQ 35 -55).
4. Tunagrahita mampu rawat (dependent or proundly retarded IQ dibawah
30).
Dari berbagai definisi tuna grahita di atas dapat disimpulkan siswa
tuna grahita adalah individu yang mengalami penyimpangan fungsi intelektual
umum yang nyata dibawah rata-rata bersamaan dengan kekurangan dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27
a. Physical Prompting
b. Gestural Prompting
c. Verbal Prompting
3. chaining e merangkaikan
tiap-tiap langkah dari task analisis secara runtut sampai tercapai perilaku
yang diharapkan.
4. Membentuk perbuatan atau shaping adalah metode dalam memberikan
pertolongan dengan cara memecah langkah ke dalam bagian-bagian yang
lebih kecil agar mudah dilakukan oleh anak.
5. Menirukan atau imitation adalah metode membimbing anak dalam
menirukan angkah-langkah dari tugas yang diberikan dengan cara
meniru/mencontoh yang telah dilakukan oleh guru.
6. Belajar mendiskriminasikan tanpa kesalahan atau erroless discrimination
learning atau metode yang menekankan keterampilan mendiskriminasikan
satu langkah dengan langkah yang lain tanpa kesalahan.
7. Mengurangi pertolongan/bantuan atau fading adalah metode untuk
mengurangi atau memudarkan bantuan dalam mengajar anak dalam
melakukan perbuatan dari tugas-tugas yang diberikan.
Berdasarkan keterangan tersebut maka pendekatan fungsional dapat
didefinisikan sebagai suatu pendekatan pembelajaran yang dilakukan
langsung oleh guru kepada murid dalam lingkungan dan suasana
pembelajaran dengan memperhatikan perkembangan faktor fisik dan psikis
dari masing-masing individu kemudian diarahkan sesuai dengan kemampuan
masing-masing individu.
8. Pendekatan formal yang divariasi dengan Pendekatan Fungsional
Pendekatan formal yang divariasi dengan pendekatan fungsonal
merupakan gabungan dari dua pendekatan dimana pendekatan formal merupakan
pendekatan utama yang digunakan sedangkan pendekatan fungsional merupakan
variasinya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
siswa agar siswa dapat mengenali dan memberikan gambaran tentang unsur
tersebut sesuai dengan pengetahuan, kemampuan dan bahasa mereka sendiri
dengan memperhatikan perkembangan faktor fisik dan psikis dari masing-
masing siswa kemudian diarahkan sesuai dengan kemampuan masing-masing
individu dibantu oleh guru.
Tabel 2.3 Perbedaan pendekatan formal dengan pendekatan fungsional
No Sumber Pendekatan Pendekatan Pendekatan formal
Perbedaan Fungsional` Formal divariasi dengan
pendekatan fungsional
1. Berdasar strategi Dikenal dengan Dikenal Dikenal sebagai
Diagnostiknya. pendekatan dengan pendekatan formal yang
terstruktur. pendekatan divariasi pendekatan
Objek. fungsional.
2. Berdasar Dekomposisi Dekomposisi Dekomposisi
dekomposisi permasalahan permasalahan permasalahan dilakukan
permasalahan. dilakukan dilakukan berdasarkan objek-objek
berdasarkan berdasarkan yang ada dalam sistem
fungsi atau objek-objek mulai dari konteks sampai
proses secara yang ada proses-proses yang paling
hirarki, mulai dalam sistem. kecil.
dari konteks
sampai proses-
proses yang
paling kecil.
3. Berdasar teknik Lebih detail Lebih mudah Lebih mudah dan
pembelajarannya digunakan dalam digunakan mendetail dalam proses
proses dalam proses pembelajaran.
pembelajaran. pembelajaran.
4. Rasa kerja sama. Menekankan Tidak Bisa diaplikasikan dalam
pada kinerja menekankan team maupun individu.
team. pada kinerja
team.
5. Langkah yang Guru tidak Dimulai Guru tidak memberi
dilakukan guru. membantu dengan definisinya tetapi dengan
mendefinisikan memberikan bantuan alat peraga guru
tetapi memulai definisi lalu memimbing anak-anak
dari memberikan contohnya. menemukan definisinya
contoh. dan menyempurnakannya.
6. Minat. Siswa responsif. Siswa pasif Siswa lebih responsif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
B. Kerangka Konseptual
Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang mendasari ilmu-ilmu yang
lain seperti ilmu pengetahuan alam, fisika, kimia dan sebagainya. Dalam
pembelajaran matematika sering kali ditemui permasalahan yang berkaitan
dengan matematika atau yang sering disebut masalah matematika. Geometri
merupakan salah satu cabang matematika yang dipelajari di sekolah dasar bahkan
di Sekolah Luar Biasa.
Pembelajaran Geometri kelas VI Sekolah Luar Biasa C dianggap sulit oleh
siswa tuna grahita. Kesulitan tersebut meliputi kesulitan dalam mengenal bangun
ruang, mengenali bagian-bagian dari bangun ruang tersebut dan kesulitan
menggambar bangun ruang . Hal ini tidak menutup kemungkinan siswa masih
mengalami kesulitan yang lain dalam pembelajaran geometri. Sebelum
melakukan kegiatan pembelajaran maka dilakukan pendekatan terlebih dahulu
kepada siswa- siswa tuna grahita kemudian peneliti mengembangkan dan mecari
solusi pemecahan masalah yang dialami anak- anak tuna grahita tersebut. Untuk
mengetahui tentang kesulitan siswa tersebut dilakukan suatu pembelajaran
matematika. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan pendekatan formal.
Pendekatan formal adalah pendekatan yang dipergunakan untuk mengukur
kemampuan individu serta kepribadiannya dengan lebih objektif membuka suatu
perkembangan kearah psikometri. Pendekatan tersebut dimaksudkan untuk
membantu menyampaikan informasi tentang hal yang dipelajari menyangkut
geometri, khususnya mengelompokkan bangun ruang dan memberikan contoh
bangun-bangun ruang tersebut berdasarkan lingkungan sekitar.
Penggunaan pendekatan formal yang ada di SLB C dalam mengembangkan
kemampuan anak tuna grahita belum cukup optimal dan memadahi apabila
digunakan dalam pembelajaran matematika pokok bahasan geometri, oleh sebab
itu peneliti mencoba memberi variasi dalam menggunakan pendekatan
pembelajaran matematika yakni dengan menggunakan pendekatan pembelajaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
commit to user